• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji F Simultan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Uji F Simultan "

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH FINANCIAL KNOWLEDGE, LIFESTYLE, DAN INCOME DENGAN PERILAKU PENGELOLAAN KEUANGAN (STUDI KASUS PEGAWAI PNS DINAS

PANGAN PROVINSI SUMATERA BARAT)

SKRIPSI

OLEH:

KINTAN PRIHANDURI MASRI NIM: 11771201444

KONSENTRASI MANAJEMEN KEUANGAN PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU

2022/1443 H

(2)

PENGARUH FINANCIAL KNOWLEDGE, LIFESTYLE, DAN INCOME DENGAN PERILAKU PENGELOLAAN KEUANGAN (STUDI KASUS PEGAWAI PNS DINAS

PANGAN PROVINSI SUMATERA BARAT)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE) Pada Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Social

Universitas Islam Negeri Sultan Syarim Kasim Riau

OLEH:

KINTAN PRIHANDURI MASRI NIM: 11771201444

KONSENTRASI MANAJEMEN KEUANGAN PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU

2022/1443 H

(3)
(4)
(5)
(6)

i PENGARUH FINANCIAL KNOWLEDGE, LIFESTYLE, DAN INCOME

DENGAN PERILAKU PENGELOLAAN KEUANGAN (STUDI PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA DINAS

PANGAN SUMATERA BARAT)

Oleh :

KINTAN PRIHANDURI MASRI NIM. 11771201444

ABSTRAK

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Financial Knowledge, Life Style, dan Income dengan perilaku pengelolaan keuangan. Lokasi penelitian dilaksanakan di Kantor Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat, kantor ini beralamat di Jl. Raden Saleh No.4, Flamboyan Baru, Kec. Padang Baru, Kota Padang, Sumatera Barat. Populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh Pegawai PNS Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat, sampel penelitian ini adalah seluruh Pegawai PNS Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat yang berjumlah 79 Orang dengan metode sensus. Analisis data menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian yang telah dilaksanakan dengan menggunakan alat ukur kuisioner dan diolah menggunakan SPSS 22, maka menjelaskan bahwa Financial Knowledge, Life Style dan Income memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku pengelolaan keuangan pegawai pada Kantor Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat. Secara simultan Financial Knowledge, Life Style dan Income memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku pengelolaan keuangan pegawai.

Sedangkan nilai adjusted R Square sebesar 0,603 menjelaskan Financial Knowledge, Life Style dan Income dapat mempengaruhi perilaku pengelolaan keuangan pegawai pada Kantor Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat sebesar 60,3% sementara 39,7% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Kata Kunci : Financial Knowledge, Life Style, Income Dan Perilaku Pengelolaan Keuangan

(7)

ii KATA PENGANTAR

Assalāmu’alaikum Waraḥmatullāh Wabarakātuh.

Alḥamdulillāhillażi bini’matihi tatimmuṣṣāliḥāt (segala puji bagi Allāh dimana dengan nikmat-Nya kebaikan menjadi sempurna). Alḥamdulillāh, atas izin Allāh penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “PENGARUH FINANCIAL KNOWLEDGE, LIFESTYLE, DAN INCOME DENGAN PERILAKU PENGELOLAAN KEUANGAN (STUDI KASUS PEGAWAI PNS DINAS PANGAN PROVINSI SUMATERA BARAT)”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi persyaratan akademis dalam menyelesaikan program studi S1 Manajemen untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE) pada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Skripsi ini penulis persembahkan khusus kepada kedua orang tua yaitu Ayah Masri Luna M.pd dan Ibu Erita Ilyas, yang tak terhingga untuk segala yang telah diberikan dan do’a yang tidak berhenti kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin terselesaikan tanpa dukungan, bimbingan, bantuan, serta do’a dari berbagai pihak selama penyusunan skripsi. Pada kesempatan ini saya sebagai penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan terima kasih kepada:

(8)

iii 1. Bapak Prof. Dr. Khairunnas, M.Ag selaku Rektor Universitas Islam

Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

2. Ibu Dr. Mahyarni, SE, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

3. Bapak Dr. Kamaruddin, S. Sos. M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

4. Bapak Dr.Mahmuzar, M. Hum selaku Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UniversitasIslam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

5. Ibu Dr. Julina, SE, M.Si selaku Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UniversitasIslam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

6. Ibu Astuti Meflinda, SE, MM selaku Ketua Prodi dan Bapak Fakhrurrozi, SE, MM selaku Sekretaris Prodi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

7. Bapak Fakhrurrozi, SE, MM selaku Sekretaris Jurusan S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

8. Bapak Mukhlis SE, MM selaku Penasehat Akademik yang memberikan masukan dan saran selama masa perkuliahan

9. Bapak Yusrialis, SE, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan, bimbingan, perhatian

(9)

iv dan saran-saran kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini hingga selesai.

10. Bapak / Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan selama masa perkuliahan.

11. Seluruh pegawai tata usaha Fakultas Ekonomi dan Ilmu SosialUniversitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

12. Pimpinan dan seluruh karyawan Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat yang telah memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis untuk melakukan penelitian sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

13. Seluruh keluarga besar penulis dan orang terdekat penulis yaitu Awliya, Mila, Putri, Hanifa, dan Ladya terimakasih atas do’a dan dukungannya Akhir kata yang pantas penulis ucapkan terimakasih. Semoga Allah membalas nya dengan balasan pahala dan kebaikan. aamiin ya rabbal’alamin.

Wassalamu’alaikum Waraḥmatullah Wabarakatuh

Pekanbaru, Desember 2022 Penulis

Kintan Prihanduri Masri NIM. 11771201444

(10)

v DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Rumusan Masalah... 12

1.3. Tujuan penelitian ... 13

1.4. Manfaat Penelitian ... 14

1.5. Sistematika Penulisan ... 15

BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Landasan Teori... 17

2.2 Pandangan Islam... 43

2.3 Penelitian Terdahulu... 47

2.4 Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu... 54

2.5 Variabel Penelitian... 54

2.6 Konsep Operasional Variabel... 55

2.7 Kerangka Pemikiran... 57

2.8 Pengaruh Antar Variabel dan Hipotesis Penelitian... 58

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian... 62

3.2 Jenis Data... 62

3.3 Sumber Data... 63

3.4 Teknik Pengumpulan Data... 63

(11)

vi

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian... 64

3.6 Metode Analisis Data... 66

3.7 Uji Kualitas Instrument Penelitian... 66

3.8 Uji Asumsi Klasik ... 68

3.9 Analisis Regresi Linier Berganda... 71

3.10 Uji Hipotesis... 72

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat... 76

4.2 Tugas Seksi pada Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat... 77

4.3 Komunikasi Organisais Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat... 80

BAB V : HASIL PENELITIANDAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden ... 81

5.2 Deskripsi Variabel... 84

5.3 Uji Kualitas Data... 89

5.4 Uji Asumsi Klasik ... 92

5.5 Analisis Data Penelitian 5.5.1 Regresi Linier Berganda. ... 96

5.5.2 Uji Secara Parsial (Uji T ) ... 97

5.5.3 Uji Secara Simultan (Uji F) ... 99

5.5.4 Uji Koefisien Korelasi (R)... 100

5.5.5 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 102

5.6 Pembahasan... 103

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan... 108

6.2 Saran ... 109 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(12)

vii DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rekapitulasi Daftar Normatif PNS Dinas Pangan Tahun 2022... 7

Tabel 1.2 Daftar Pendapatan PNS Dinas Pangan Tahun 2022... 8

Tabel 1.3 Pra Survey Perilaku Pengelolaan Keuangan... 9

Tabel 2.1 Dimensi Gaya Hidup AIO... 28

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu... 47

Tabel 2.3 Konsep Operasional Variabel... 56

Tabel 5.1 Jumlah Responden Berdasarkan Usia Responden... 81

Tabel 5.2 Jumlah Responden Berdasarkan Masa Kerja... 81

Tabel 5.3 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 82

Tabel 5.4 Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 82

Tabel 5.5 Jumlah Responden Berdasarkan Pendapatan ... 83

Tabel 5.6 Jumlah Responden Berdasarkan Pengeluaran... 83

Tabel 5.7 Rekapitulasi Tanggapan Mengenai Financial Knowledge... 84

Tabel 5.8 Rekapitulasi Tanggapan Mengenai Life Style... 85

Tabel 5.9 Rekapitulasi Tanggapan Mengenai Income... 86

Tabel 5.10Rekapitulasi Tanggapan Mengenai Perilaku Pengelolaan Keuangan... 88

Tabel 5.11 Uji Validitas Angket... 89

Tabel 5.12 Uji Reliabilitas... 91

Tabel 5.13 Uji Normalitas Data... 92

Tabel 5.14 Uji Multikolinieritas... 94

(13)

viii

Tabel 5.15 Uji Heteroskesdastisitas... 95

Tabel 5.16 Uji Autokorelasi ... 96

Tabel 5.17 Analisis Regresi Berganda... 96

Tabel 5.18 Uji Hipotesis Parsial... 98

Tabel 5.19 : Uji F Hitung ... 100

Table 5.20 Uji Korelasi ... 101

Tabel 5.20 Koefisien Determinasi... 102

(14)

ix DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran... 57 Gambar 5.1 Uji Normalitas P-Plot... 93 Gambar 5.2 Uji Heteroskesdastisitas... 95

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Literasi finansial beberapa tahun ini tengah ramai di bicarakan serta mendapatkan perhatian khusus dikarenakan keinginan dari sebuah negara supaya memiliki penduduk yang berkualitas serta memiliki kecerdasan secara finansial yang baik, sehingga dapat memberikan dampak yang baik bagi roda perekonomian negara tersebut. Literasi finansial adalah suatu kebutuhan mendasar bagi setiap orang supaya terhindar dari masalah keuangan. Kesulitan keuangan tidak hanya berasal dari rendahnya pendapatan namun, kesulitan keuangan juga bisa muncul akibat dari kesalahan dalam mengelola keuangan.

Fenomena yang terjadi dimana saat ini banyak orang yang mengalami masalah keuangan yang ditandai dengan beberapa fakta, antara lain pada hutang rumah tangga atau individu yang semakin meningkat, semakin kurangnya kegiatan menabung dan penganggaran dana untuk masa depan, semakin berkembangnya bisnis kosultasi kredit konsumen, dan ketergantungan akan kartu kredit meningkat. Individu yang memiliki kemampuan untuk membuat keputusan yang benar tentang keuangan tidak akan memiliki masalah keuangan di masa depan dan dapat menunjukkan perilaku keuangan yang sehat. Perencanaan keuangan menjadi salah satu perilaku keuangan yang dapat mengantisipasi munculnya masalah keuangan di masa yang akan datang.

(16)

2 Permasalahan keuangan yang terjadi lebih disebabkan karena ketidakmampuan mereka dalam memenuhi kebutuhan wajib mereka karena adanya kenaikan pengeluaran yang harus mereka keluarkan dan juga tidak adanya pengelolaan keuangan yang baik. Maka dari itu pengelolaan keuangan idealnya dilakukan sejak dini karena dapat meminimalisir kemungkinan tidak bertanggungjawaban seseorang terhadap keuangannya. Rendahnya kegiatan menabung, investasi ataupun perencanaan keuangan menjadi permasalahan yang sering muncul di masyarakat.

Terciptanya masyarakat yang berkualitas dan mempunyai kecerdasan finansial yang baik, masyarakat diharuskan tidak hanya paham akan materi tetapi juga harus bisa menguasai praktik agar dapat mengikuti perkembangan pasar keuangan. Hal ini bertujuan supaya pengambilan keputusan yang berkenaan dengan masalah pengelolaan keuangan tidak salah. Kemudian daripada itu pengelolaan keuangan yang baik dapat meningkatkan kesejahteraan hidup individu tersebut. Pendidikan keuangan merupakan proses panjang yang mendorong individu untuk membuat rencana keuangan di masa depan demi mencapai kesejahteraan sesuai dengan pola gaya hidup yang di jalani

Keuangan merupakan aspek penting yang selalu terkait dalam kehidupan manusia sehari-hari. Pengetahuan keuangan yang dimiliki oleh satu individu akan mampu membatunya dalam membetuk keputusan-keputusan untuk mengoptimalkan hasil dari setiap keputusan keuangan yang telah dipilih. Pengetahuan dalam konteks bahasan keuangan menjadi aspek yang sangat penting bagi suatu individu agar tidak terjadi kesalahan dalam membuat keputusan keuangan untuk masa mendatang.

(17)

3 Pengelolaan keuangan yang baik dapat membantu untuk mengatur skala prioritas hidup, sehingga dapat menciptakan kehidupan yang sejahtera. Untuk dapat mengelola keuangan pribadi dengan baik, seseorang harus memiliki pengetahuan keuangan dengan baik. Sikap yang baik terhadap uang dapat mempengaruhi kondisi keuangan dalam kehidupan sehari-hari. Kesalahan dalam manajemen keuangan bisa menciptakan efek jangka panjang. Selain itu tingkat pendapatan masyarakat berpengaruh terhadap minat mereka untuk menginvestasikan sebagai pendapatannya.

Pengelolaan keuangan (money management) pada umumnya merupakan suatu kegiatan pengelolaan dana dalam kehidupan sehari-hari yang dilakukan oleh seorang individu atau kelompok yang memiliki tujuan untuk memperoleh kesejahteraan keuangan. Dalam mencapai kesejahteraan tersebut, dibutuhkan pengelolaan keuangan yang baik sehingga uang bisa digunakan sesuai dengan kebutuhan dan tidak dihambur-hamburkan. Untuk bisa menerapkan proses pengelolaan keuangan yang baik, maka dibutuhkan tanggung jawab keuangan untuk melakukan proses pengelolaan uang dan aset lainnya dengan cara yang dianggap positif.

Perilaku keuangan (financial behavior) berhubungan dengan tanggung jawab keuangan seseorang terkait dengan cara pengelolaan keuangan. Pengelolaan keuangan merupakan cara mengelola uang yang diperoleh dan dinikmati untuk kehidupan saat ini sambil memperhatikan kehidupan di masa datang. Mengingat pentingnya pengetahuan dalam mengelola keuangan terutama pada masa era new normal, maka pada tahun 2020, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden No.

114 Tahun 2020 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) menggantikan

(18)

4 Peraturan Presiden No.82 Tahun 2016. Penerbitan perpres ini sebagai bentuk komitmen Pemerintah dalam melakukan percepatan inklusi keuangan di Indonesia.

Melalui Perpres 114 Tahun 2020, keuangan inklusif akan dicapai melalui (1) peningkatan akses layanan keuangan formal; (2) peningkatan literasi dan perlindungan konsumen; (3) perluasan jangkauan layanan keuangan digital; (4) penguatan akses permodalan dan dukungan pengembangan usaha untuk usaha mikro dan kecil; (5) peningkatan produk dan layanan keuangan digital; serta (6) penguatan integrasi kegiatan ekonomi dan keuangan inklusif, paling sedikit melalui layanan keuangan digital.

Pengetahuan keuangan merupakan suatu pemahaman dan konsep keuangan yang diperlukan untuk digunakan dalam pengelolaan keuangan dalam kehidupan sehari-hari sehingga merupakan komponen penting penentu perilaku keuangan dan pada akhirnya kesejahteraan keuangan. Organisation for Economic Co-operation and Development atau OECD mendefinisikan pengetahuan keuangan sebagai pengetahuan dan pemahaman atas konsep dan risiko keuangan, berikut keterampilan, motivasi, serta keyakinan untuk menerapkan pengetahuan dan pemahaman yang dimilikinya tersebut dalam rangka membuat keputusan keuangan yang efektif, meningkatkan kesejahteraan keuangan (financial well being) individu dan masyarakat, dan berpartisipasi dalam bidang ekonomi menurut Vayssettes, dalam Brilianti dan Lutfy,(2020).

Selain faktor pengetahuan keuangan, faktor lainnya adalah gaya hidup yang dapat mempengaruhi pengelolaan keuangan. Menurut Gunawan dkk, dalam Dewi dan

(19)

5 Darma, (2021) menjelaskan gaya hidup pola hidup seseorang yang dinyatakan dalam kegiatan, minat, dan pendapatannya dalam membelanjakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu. Gaya hidup dapat dikatakan sebagai suatu pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktifitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya. Gaya hidup adalah salah satu indikator yang mempengaruhi perilaku seseorang. Seiring dengan perubahan gaya hidup yang dialami oleh masyarakat, memberikan pengaruh pada perilaku masyarakat. Secara umum gaya hidup seseorang dapat dilihat dari aktivitas rutin yang dia lakukan, apa yang mereka pikirkan terhadap segala hal disekitarnya dan seberapa jauh dia peduli dengan hal itu dan juga apa yang dia pikirkan tentang dirinya sendiri dan juga dunia luar.

Faktor berikutnya yang akan mempengaruhi pengelolaan keuangan adalah pendapatan. Menurut Hilgert & Hogarth dalam Sampoerno & Asandimitra (2021) menyebutkan income adalah total pendapatan yang didapat tiap individu dari hasil upah, laba perusahaan maupun return investasi sebelum dikenakan pajak. Komponen terbesarnya adalah dari hasil upah dan gaji. Pendapatan seseorang diukur dari semua sumber pendapatannya, selain hal yang disebutkan sebelumnya, banyak kategori lain seperti pendapatan dari sewa, dari bunga maupun dari dividen. Menurut Ida &

Dwinta dalam Sampoerno & Asandimitra (2021) menyatakan bahwa jika individu memiliki pendapatan yang tersedia akan ada kemungkinan yang besar untuk meningkatkan kesadaran untuk lebih baik dalam mengelolah keuangannya, mengingat individu yang memilik dana pendapatan yang tersedia tersebut mendapat

(20)

6 kesempatan untuk bertidak dengan lebih bertanggung jawab dalam pengalokasian dananya.

Menurut Brilianti & Lutfi, (2020) menjelaskan bahwa Financial Knowledge berpengaruh terhadap perilaku keuangan, sementara menurut Romauly & Lubis, (2022) juga menjelaskan bahwa Financial Knowledge berpengaruh terhadap perilaku pengelolaan keuangan. Sedangkan menurut Nisa & Haryono (2022) menjelaskan bahwa Financial Knowledge tidak berpengaruh terhadap perilaku pengelolaan keuangan.

Menurut Utami & Marpaung (2022) menjelaskan bahwa lifestyle tidak berpengaruh signifikan terhadap pengelolaan keuangan. Sementara menurut Nisa &

Haryono (2022) menjelaskan bahwa lifestyle berpengaruh signifikan terhadap pengelolaan keuangan, hasil yang sama juga dijelaskan menurut Azizah (2020) yang menjelaskan bahwa lifestyle memiliki hubungan terhadap perilaku pengelolaan keuangan.

Menurut Sampoerno & Asandimitra (2021) menjelaskan bahwa pendapatan (Income) tidak berpengaruh terhadap perilaku pengelolaan keuangan. Sementara menurut Gustika, (2020) menjelaskan Income berpengaruh signifikan terhadap pengelolaan keuangan, sedangkan menurut Dewi & Darma (2021) juga menjelaskan bahwa Income berpengaruh terhadap perilaku manajemen keuangan.

(21)

7 Penelitian ini dilaksanakan pada Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat adalah dinas yang bertugas membantu Gubernur menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Pangan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang ditugaskan kepada provinsi. Berikut adalah gambaran normative Pegawai Negeri Sipil Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat :

Ta bel 1.1

Rekapitulasi Daftar Normatif Pegawai Negeri Sipil Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2021

No Jabatan

Golongan IV

Golongan III

Golongan

II Golongan I To D C B A D C B A D C B A D C B A tal

1 STRUKTURAL 1 3 8 7 3 22

2 FUNGSIONAL 0

Umum 2 6 5 1

5 3 1 5 1 38

Analisis Ketahanan

Pangan (AKP) 2 1 6 2 11

Pengawasan Mutu Hasil

Pertanian (PMHP) 2 2 1 1 6

Analisis Pasar Hasil

Pertanian (APHP) 1 1

Calon Pranata Komputer 1 1

3 CPNS 0

Jumlah 79

Sumber : Dinas Pangan Sumatera B arat, 2022

Berdasarkan tabel diatas dimana total seluruh pegawai sipil pada Dinas Pangan Sumatera Barat berjumlah 79 orang pegawai dengan rincian pegawai pada jabatan Struktural berjumlah 22 orang, pada bagian fungsional umum berjumlah 38 orang,

(22)

8 analisis ketahanan pangan (AKP) 11 orang, bagian Pengawasan Mutu Hasil Pertanian (PMHP) berjumlah 6 orang dan masing – masing 1 pada analisis Pasar Hasil Pertanian (APHP) dan Calon Pranata Komputer.

Tabel 1.2 berikut adalah daftar pendapatan pegawai Negeri Sipil Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat berdasarkan golongan adalah sebagai berikut :

Tabel 1.2

Daftar Pendapatan Pendapatan Pegawai Negeri Sipil Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat Sesuai Golongan

Golongan Pendapatan Per-Bulan

I A – I D Rp 1.560.000 – Rp 1.851.800

II A – II D Rp 2.118.800 – Rp 2.399.200

III A – III D Rp 2.579.400 – Rp 2,920.800

IV A – IV D Rp 3.044.300 – Rp 3.593.100

Sumber : Dinas Pangan Sumatera Barat, 2022

Tabel dibawah ini adalah hasil pra survey terhadap 30 orang pegawai pada Dinas Pangan Sumater Barat mengenai perilaku pengelolaan keuangan adalah sebagai berikut

(23)

9 Tabel 1.3

Pra Survey Mengenai Perilaku Pengelolaan Keuangan pada pegawai pada Dinas Pangan Sumater Barat

No Pernyataan

Klasifikasi Jawaban

Jumlah STS TS CS S SS

1 2 3 4 5

1

Saya paham literasi keuangan yang digunakan untuk menjaga stabilitas keuangan

0 3 8 11 8 30

0,0 10,0 26,7 36,7 26,7 100

2 Saya mengeluarkan uang sesuai de ngan kebutuhan

0 4 7 13 6 30

0,0 13,3 23,3 43,3 20,0 100 3 Saya selalu menyisihkan uang untuk

ditabung

0 5 8 11 6 30

0,0 16,7 26,7 36,7 20,0 100 4 Saya sadar keuangan perlu

direncanakan dengan baik

0 3 6 14 7 30

0,0 10,0 20,0 46,7 23,3 100 5 Saya selalu menyediakan uang untuk

kepentingan darurat

0 4 8 12 6 30

0,0 13,3 26,7 40,0 20,0 100 6 Saya selalu membandingkan harga

sebelum melakukan pembelian

0 4 9 11 6 30

0,0 13,3 30,0 36,7 20,0 100 7 Saya selalu membuat dan menyusun

list pengeluaran bulanan

0 5 8 13 4 30

0,0 16,7 26,7 43,3 13,3 100 8 Pendapatan yang saya dapatkan

cukup untuk kebutuhan setiap bulan

0 3 7 14 6 30

0,0 10,0 23,3 46,7 20,0 100

9

Saya menggunakan perencanaan keuangan untuk mempertimbangkan biaya pengeluaran sehari hari

0 4 8 12 6 30

0,0 13,3 26,7 40,0 20,0 100

10

Saya memahami tujuan perencanaan keuangan untuk terlepas dari

kesulitan keuangan

0 3 9 14 4 30

0,0 10,0 30,0 46,7 13,3 100

11 Saya mengetahui manfaat dan cara melakukan pengelolaan keuangan

0 3 9 14 4 30

0,0 10,0 30,0 46,7 13,3 100

(24)

10

No Pernyataan

Klasifikasi Jawaban

Jumlah STS TS CS S SS

1 2 3 4 5

baik dan bijak

12

Saya mengetahui manfaat dan cara menyusun rencana anggaran keuangan

0 3 9 14 4 30

0,0 10,0 30,0 46,7 13,3 100

13

Saya mengetahui jenis – jenis sumber pendapatan dan faktor yang mempengaruhi pengeluaran dan pemasukan

0 4 11 13 2 30

0,0 13,3 36,7 43,3 6,7 100

14 Saya memiliki usaha lainnya untuk menjaga kondisi keuangan

0 6 6 11 7 30

0,0 20,0 20,0 36,7 23,3 100

Jumlah 0 54 113 177 76 420

0,0 12,9 26,9 42,1 18,1 100 S umber Data Olahan 2022

Keterangan :

STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju

CS : Cukup Setuju S : Setuju

SS : Sangat Setuju

Pra survei yang di lakukan di Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat tentang Perilaku Pengelolan Keuangan, menemukan hasil bahwa sebesar 12,9 %, memberi tanggapan tidak setuju, 26,9 % memberi tanggapan cukup setuju, 42,1 % memberi tanggapan setuju dan 18,1% memberi tanggapan sangat setuju

.

Hasil ini menjelaskan bahwa adanya perencanaan keuangan merupakan hal yang sangat penting didalam

(25)

11 mengelola pendapatan yang diterima, seperti masih adanya pegawai yang belum memahami mengenai literasi keuangan yang mendukung pengelolaan keuangan diantaranya mengatur dan merancang anggaran pemasukan dan pengeluaran keuangan yang direncanakan dengan baik. Selain itu masih ada pegawai yang kurang mengetahui manfaat dan cara menyusun keuangan yang baik. Serta ada juga pegawai yang tidak memiliki pendapatan dari usaha lainnya dan hanya mengutamakan gaji untuk menjaga kondisi keuangan.

Berdasarkan hasil tersebut, Peneliti melihat adanya fenomena yang terjadi dimana pola gaya hidup hedonis di kalangan pegawai Negeri Sipil di Dinas Pangan Sumatera Barat. Hal ini terlihat dari kebiasaan nongkrong, membeli pakaian atau aksesoris dengan brand ternama dengan harga yang mahal untuk menunjang penampilan baik pada saat bekerja maupun pada saat bergaul dengan masyarakat serta keluarga. Tentunya dengan adanya perilaku gaya hidup yang mewah ini dapat berdampak buruk terhadap pengelolaan keuangan jika tidak diatur dengan sebaik mungkin sehingga dapat menimbulkan permasalahan keuangan.

Berdasarkan paparan latar belakang permasalahan yang telah dijelaskan maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH FINANCIAL KNOWLEDGE, LIFESTYLE, DAN INCOME TERHADAP PERILAKU PENGELOLAAN KEUANGAN (STUDI PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA DINAS PANGAN SUMATERA BARAT)”.

(26)

12 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis merumuskan masalah di dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh Financial Knowledge dengan Perilaku Pengelolaan Keuangan pada Pegawai PNS Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat?

2. Apakah ada pengaruh Life Style dengan Perilaku Pengelolaan Keuangan pada Pegawai PNS Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat?

3. Apakah ada pengaruh Income dengan Perilaku Pengelolaan Keuangan pada Pegawai PNS Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat?

4. Apakah ada pengaruh Financial Knowledge, Life Style, Dan Income dengan Perilaku Pengelolaan Keuangan pada Pegawai PNS Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pemaparan rumusan masalah di atas tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh Financial Knowledge dengan Perilaku Pengelolaan Keuangan pada Pegawai PNS Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat.

2. Untuk mengetahui pengaruh Life Style dengan Perilaku Pengelolaan Keuangan pada Pegawai PNS Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat.

(27)

13 3. Untuk mengetahui pengaruh Income dengan Perilaku Pengelolaan

Keuangan pada Pegawai PNS Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat.

4. Untuk mengetahui pengaruh Financial Knowledge, Life Style, Dan Income dengan Perilaku Pengelolaan Keuangan pada Pegawai PNS Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu mencakup tiga manfaat penelitian, yaitu manfaat teoritis, manfaat praktis dan manfaat akademis

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan peran dalam teori mengenai Perilaku Pengelolaan Keuangan, melihat bahwa Perilaku Pengelolaan Keuangan merupakan hal yang harus dilakukan guna menciptakan kehidupan masa depan yang lebih baik

2. Manfaat praktis

1. Bagi lembaga keuangan, penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan baru terhadap Perilaku Pengelolaan Keuangan, sehingga diharapkan mampu menyajikan layanan edukasi tentang pengelolaan keuangan yang lebih baik lagi

2. Bagi Penulis, agar penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis tentang pengetahuan keuangan, pendapatan,

(28)

14 dan gaya hidup sebagai faktor pengukuran perilaku pengelolaan keuangan

3. Bagi peneliti lainnya, penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi penelitian yang akan dating terutam dalam bidang manajemen keuangan

3. Manfaat akademis

Bagi Akademisi dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa lain yang akan melakukan penelitian dengan permasalahan yang sama serta dapatt memberikan ilmu pengetahuan terutama dibidang keuangan.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pemahaman terhadap isi tulisan, maka penulis memberikan gambaran secara garis besar masing-masing bab secara keseluruhan yang terbagi ke dalam 6 (enam) bab yang terdiri atas:

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi penjelasan mengenai latar belakang pemilihan judul, perumusan masalah serta tujuan dan manfaat penelitian.

(29)

15 BAB II : TELAAH PUSTAKA

Berisi penjelasan mengenai landasan teori yang mendasari penelitian, tinjauan umum mengenai variabel dalam penelitian, pengembangan kerangka pemikiran serta hipotesis penelitian.

BAB III: METODE PENELITIAN

Berisi penjelasan mengenai apa saja variabel yang digunakan dalam penelitian serta defenisi operasionalnya, apakah jenis dan sumber data yang digunakan, kemudian metode pengumpulan data dan metode analisis data seperti apa yang dilakukan.

BAB IV: GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Berisi penjelasan mengenai deskripsi objek penelitian, sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi dan wewenang dalam organisasi.

BAB V: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berisi penjelasan setelah diadakan penelitian. Hal tersebut mencakup gambar umum objek penelitian, hasil analisis data dan hasil analisis perhitungan statistik serta pembahasan.

(30)

16 BAB V: PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan analisis dan optimalisasi sistem berdasarkan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.

(31)

17 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Financial Knowledge (Pengetahuan Keuangan) 2.1.1.1 Pengertian Financial Knowledge

Pengetahuan Keuangan atau Financial knowledge adalah penguasaan seseorang atas berbagai hal tentang dunia keuangan.

Financial knowledge merupakan hal yang penting untuk mengetahui pengetahuan keuangan yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan jangka panjang. Kurangnya pengetahuan keuangan membuat seseorang menjadi kurang efektif dalam mengambil keputusan.

Terdapat berbagai sumber pengetahuan yang dapat diperoleh, termasuk pendidikan formal, seperti program sekolah tinggi atau kuliah, seminar dan kelas pelatihan di luar sekolah, serta sumber-sumber informal, seperti dari orang tua, teman, dan lingkungan pekerjaan (Ida

& Cinthia, 2010). Financial Knowledge adalah penguasaan seseorang atas berbagai hal tentang dunia keuangan. Financial Knowledge merupakan hal yang penting untuk mengetahui pengetahuan keuangan yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan jangka panjang. Kurangnya pengetahuan keuangan membuat seseorang

(32)

18 menjadi kurang efektif dalam mengambil keputusan. (Al-Kholilah &

Iramani, 2013).

Perkembangan saat ini mewajibkan masyarakat mengetahui pengetahuan keuangan yang nantinya digunakan dalam berbagai aspek kebutuhan kehidupan manusia, baik kebutuhan untuk sehari-hari maupun kebutuhan untuk jangka panjang. Pengetahuan keuangan dapat dipahami dengan baik melalui edukasi keuangan. Individu yang mempunyai pengetahuan keuangan akan cenderung memiliki perilaku keuangan yang baik seperti membayar kewajiban tepat waktu, menyisihkan dana untuk jagajaga, serta dapat mengelola pemasukan dan pengeluaran keuangan keluarga. Tanggung jawab menjadi sangat penting untuk pengelolaan keuangan dan harus dilakukan secara produktif.

2.1.1.2 Indikator Financial Knowledge

Chen dan Volpe dalam Herdjiono dan Damanik (2016), menyebutkan bahwa pengetahuan keuangan mencakup beberapa hal dalam keuangan sebagai berikut:

a. Pengetahuan Umum Keuangan Pribadi (Personal General Finance Knowledge)

Pengetahuan mengenai keuangan pribadi mencakup pemahaman terhadap beberapa hal-hal yang paling dasar dalam

(33)

19 sistem keuangan seperti peranan dan manfaat pengetahuan keuangan dalam kehidupan.

b. Tabungan dan Pinjaman (Saving and Browwing)

Tabungan (Saving) merupakan bagian dari pendapatan yang tidak dipergunakan untuk kegiatan konsumsi. Sedangkan pinjaman (Browwing) diartikan sebagai barang atau jasa yang menjadi kewajiban pihak yang satu untuk dibayarkan kepada pihak lain sesuai dengan perjanjian tertulis ataupun lisan, yang dinyatakan atau diaplikasikan serta wajib dibayar kembali dalam jangka waktu tertentu.

Ada kalanya seseorang yang mengalami kekurangan dana sehingga harus meminjam atau berhutang. Semakin tingginya kebutuhan dan tuntutan hidup mengakibatkan tidak semua pengeluaran dapat lagi dibiayai dengan pendapatan, seperti rumah dan kendaraan dan biaya pendidikan. Memanfaatkan pinjaman atau utang dapat menjadi pertimbangan untuk mengatasi hal tersebut. Dengan sumber pendanaan berupa pinjaman atau utang, individu dapat mengkonsumsi barang dan jasa pada saat ini, dan membayarnya di masa yang akan datang. Dalam kondisi tertentu kredit dan utang bisa menguntungkan misalnya, kredit atau utang ke bank yang digunakan untuk membangun rumah atau properti,

(34)

20 sebab harga properti dapat mengimbangi inflasi, atau pun pinjaman untuk membeli alat-alat produksi dan modal kerja lain yang produktif.

c. Asuransi (Insurance)

Asuransi (Insurance) adalah Perjanjian antara penanggung dan tertanggung, yang mewajibkan tertanggung membayar sejumlah premi untuk memberikan penggantian atas risiko kerugian, kerusakan, kematian, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan diderita karena suatu peristiwa yang tidak terduga.

Respon tiap individu berbeda-beda terhadap risiko, tergantung pengalaman masa lalu serta motivasi psikologis.

Kebanyakan individu cenderung menghindari situasi yang menimbulkan rasa tidak aman ataupun tidak berkecukupan. Oleh karena itu, penting untuk dapat menghadapi ketidakpastian dan atau risiko dimasa yang akan datang dengan cara yang logis dan terkendali salah satunya dengan pemanfaatan asuransi.

d. Investasi (Investment)

Investasi (Investment) adalah suatu aktivitas ekonomi yang menempatkan dana pada suatu kegiatan ekonomi (menghasilkan barang dan jasa) pada saat ini, dengan tujuan untuk mendapatkan

(35)

21 hasil (keuntungan) yang lebih besar di masa yang akan datang.

Beberapa penelitian sebelumnya menyatakan bahwa semakin banyak seseorang tersebut mengetahui dan memahami pengetahuan keuangan (Financial Knowledge) maka seseorang itu akan melakukan investasi lebih baik.

2.1.2 Life Style (Gaya Hidup)

2.1.2.1 Pengertian Life Style (Gaya Hidup)

Kata “gaya” dalam bahasa Indonesia merupakan padanan kata “style” dalam bahasa Inggris, yang berasal dari bahasa Yunani “stilus” yang artinya alat tulis atau tulisan tangan. Meyer Schapiro mendefinisikan gaya sebagai “bentuk yang konstan dan kadang unsur-unsur, kualitaskualitas, dan ekspresi yang konstan dari perseorangan maupun kelompok. Alvin Toffler mendefinisikan gaya (hidup), yaitu “alat yang dipakai oleh individu untuk menunjukan identitas mereka dengan subkultur- subkultur tertentu”. (Rinawati, 2007).

Gaya Hidup menurut (Somad, Rismi & Priansa, Donni Juni, 2014) adalah pola seseorang di dunia yang terungkap pada aktivitas, minat dan opininya. Secara umum gaya hidup dindividu dapat dilihat dari aktifitas rutin yang dia lakukan, apa yang dipikirkan terhadap segala hal disekitarnya dan seberapa jauh dia

(36)

22 peduli dengan hal itu dan juga apa yang dia pikirkan tentang dirinya sendiri dan juga dunia luar (Kotler & Amstrong 2011) seiring berjalannya waktu gaya hidup pada setiap individu dapat mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan setiap individu, hal ini dikarenakan setiap individu memiliki cara yang berbeda untuk mencapai tujuan hidupnya.

Gaya hidup mulai marak sejak 1990-an dan tampaknya sampai saat ini persoalan gaya hidup menjadi hal yang tidak bisa dianggap sepele. Tidak bisa dipungkiri, dengan adanya globalisasi industry media dari mancanegara dengan modal besar yang mulai marak masuk ke tanah air, tentunya membuat serbuan gaya hidup lewat industry iklan dan televise sampai ke ruang-ruang kita yang paling pribadi.

Menurut masyarakat modern, gaya hidup (life style) membantu mendefinisikan mengenai sikap, nilai-nilai, kekayaan, serta posisi sosial seseorang. Dalam masyarakat modern istilah ini mengkonotasikan individualisme, ekspresi diri serta kesadaran diri untuk bergaya serta tubuh, busana, cara bicara, hiburan saat waktu luang, pilihan makanan dan minuman, kendaraan, rumah, bahkan pilihan sumber informasi, dan seterusnya dipandang sebagai indikator dari individualistis selera, serta rasa gaya dari seseorang.

(37)

23 (Edi Susilo dan Hendariningrum, 2008). Gaya hidup suatu seseorang akan berbeda dengan seseorang lainnya bahkan dari masa ke masa gaya hidup suatu individu dan kelompok tertentu akan bergerak dinamis. (Gotro Sukma Adi, 2016)

Gaya hidup adalah konsep yang lebih baru dan lebih mudah terukur dibandingkan sikap. Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang yang diwujudkan dalam psikografinya, yaitu teknik untuk mengukur gaya hidup dan mengembangkan klasifikasi gaya hidup ini termasuk mengukur dimensi AIO. AIO terdiri dari Activity (pekerjaan, hobi, berbelanja, olah raga, kegiatan social), Interest (makanan, mode, keluarga, rekreasi), dan Opinion (mengenal diri mereka sendiri, isu social, bisnis, produk).

Gaya hidup menurut Donni Juni dan Priansa (2017) yang mengutip ahli psikologi bernama Alfred Adler menyatakan bahwa gaya hidup merupakan sekumpulan perilaku yang mempunyai arti bagi setiap individu maupun orang lain pada suatu saat di suatu tempat, termasuk di dalam hubungan sosial, konsumsi barang, entertaiment, dan cara berbusana. Gaya hidup adalah pola seseorang di dunia yang terungkap pada aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri konsumen

(38)

24 yang berinteraksi dengan lingkungannya (Priansa & Donni, 2017) .

2.1.2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Life Style

Menurut Amstrong dalam gaya hidup yang mempengaruhi gaya hidup seseorang ada 2 faktor, yaitu:

a. Faktor Internal

Faktor internal yaitu, sikap, pengalaman dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif dan persepdi dengan penjelasan sebagai berikut :

1) Sikap

Sikap berarti sesuatu keadaan jiwa dan keadaan pikir yang dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu objek yang diorganisasi melalui pengalaman dan mempengaruhi secara langsung pada perilaku. Keadaan jiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan, kebudayaan, dan lingkungan sosialnya.

2) Pengalaman dan pengamatan

Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan sosial dalam tingkah laku, pengalaman dapat diperoleh dari semua tindakannya dimasa lalu dan dapat dipelajari, melalui belajar orang akan dapat memperoleh pengalaman. Hasil dari

(39)

25 pengalaman sosi0al akan dapat membentuk pandangan terhadap suatu objek.

3) Kepribadian

Kepribadian adalah konfigurasi karakteristik individu dan cara berperilaku yang menentukan perbedaan perilaku dari setiap individu.

4) Konsep diri

Konsep diri sudah menjadi pendekatan yang dikenal sangat luas untuk menggambarkan hubungan antara konsep diri konsumen dengan image merek. Konsep diri sebagai inti kepribadian akan menentukan perilaku individu dalam menghadapi permasalahan hidupnya, karena konsep diri merupakan frame of reference yang menjadi awal perilaku.

5) Motif

Perilaku individu muncul karena adanya motif kebutuhan untuk merasa aman dan kebutuhan terhadap prestise merupakan beberapa contoh tentang motif. Motif merupakan dorongan dalam diri manusia yang timbul dikarenakan adanya kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh manusia tersebut. Gaya hidup yang cenderung mengarah kepada gaya hidup hedonis maka motif seseorang tersebut terhadap kebutuhan akan prestise itu besar.

(40)

26 6) Persepsi

Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur, dan mengenterpretasikan informasi untuk membentuk suatu gambar yang berarti mengenai dunia.

b. Faktor eksternal

Adapun faktor eksternal yang mempengaruhi gaya hidup adalah sebagai berikut:

1) Kelompok referensi

Kelompok referensi adalah kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. Kelompok yang memberikan pengaruh langsung adalah kelompok dimana individu tersebut menjadi anggotanya dan saling berinteraksi, sedangkan kelompok yang memberikan pengaruh tidak langsung adalah kelompok dimana individu tidak menjadi anggota dalam kelompok tersebut. Pengaruh-pengaruh tersebut akan menghadapkan individu pada perilaku dan gaya hidup tertentu.

2) Keluarga

Keluarga adalah wadah yang sangat penting diantara individu dan grup, dan merupakan kelompok sosial yang

(41)

27 pertama. Keluarga memegang peranan terbesar dan terlama dalam pembentukan sikap dan perilaku individu.

3) Kelas sosial

Kelas sosial adalah kelompok ysng relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang, dan para anggota dalam setiap jenjang itu memiliki nilai, minat, dan tingkah laku yang sama.

Ada dua unsur pokok dalam sistem sosial pembagian kelas dalam masyarakat, yaitu kedudukan (status) dan peranan.

Kedudukan sosial ini dapat dicapai oleh seseorang dengan usaha yang sengaja maupun diperoleh karena kelahiran. Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan. Apabila individu melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka ua menjalankan suatu peranan.

4) Kebudayaan

Kebudayaan terdiri dari dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif, meliputi ciri- ciri pola pikir, merasakan dan bertindak. Kebudayaan yang meliputi pengethaun, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kebiasaankebiasaan yang diperoleh individu sebagai anggota masyarakat

(42)

28 2.1.2.3 Pengukuran Life Style

S. Sathis & DR. A Rajamohan (2012) menyatakan bahwa banyak pendekatan yang tersedia untuk mempelajari variabel psikografik.

Psikografik merupakan istilah yang sering digunakan bergantian dengan pengukuran AIO, atau pernyataan untuk menggambarkan aktivitas, minat, dan oponi konsumen. Terdapat tiga dimensi yang mengukur gaya hidup yaitu, activites, interest, dan Opinion. AIO terdiri dari Activity (pekerjaan, hobi, berbelanja, olah raga, kegiatan social), Interest (makanan, mode, keluarga, rekreasi), dan Opinion (mengenal diri mereka sendiri, isu social, bisnis, produk).

Tabel 2.1 Dimensi Gaya Hidup AIO

ACTIVITIES INTEREST OPINION

Bekerja Keluarga Diri sendiri

Hobi Rumah Isu-isu social

Kegiatan social Pekerjaan Politik

Liburan Kemasyarakatan Bisnis

Hiburan Rekereasi Ekonomi

Keanggotaan Klub Mode Pendidikan

Komunitas Makanan Produk

Belanja Media Masa depan

Olahraga Prestasi Budaya

Sumber: S. Sathis & DR. A Rajamohan (2012)

(43)

29 2.1.2.4 Indikator Life Style

Indikator Gaya Hidup adalah sebagai berikut (Priansa & Donni, 2017) :

a. Kegiatan

Pertanyaan mengenai aktivitas membahas mengenai apa saja yang dilakukan konsumen untuk memenuhi kegiatannya sehari – hari, apa yang dibeli konsumen dalam menunjang kegiatannya, dan bagaimana konsumen menghabiskan waktunya.

b. Minat

Pertanyaan mengenai minat membahas mengenai preferensi dan prioritas konsumen dalam merencanakan, menentukan dan memutuskan suatu pembelian untuk menunjang kebutuhan dan keinginannya.

c. Opini

Pertanyaan mengenai opini membahas tentang pandangan dan perasaan konsumen mengenai berbagai topik kejadian – kejadian yang berlangsung di lingkungan sekitar. Lingkungan tersebut dapat berada dalam lingkup lokal maupun internasional dan dapat berupa masalah – masalah ekonomi, sosial dan moral.

(44)

30 2.1.3 Income (Perndapatan)

2.1.3.1 Pengetian Income

Menurut Standar Akuntansi Keuangan No. 23, pendapatan sebagai salah satu elemen penentuan laba rugi suatu perusahaan belum mempunyai pengertian yang seragam. Hal ini disebabkan pendapatan biasanya dibahas dalam hubungannya dengan pengukuran dan waktu pengakuan pendapatan itu sendiri. Secara garis besar, konsep pendapatan dapat ditinjau dari dua segi, yaitu menurut ilmu ekonomi dan ilmu akuntansi.

Menurut Sukirno dalam Baiq Fitriarianti, 2019, Pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh seseorang atas prestasi kerjanya selama suatu periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan maupun tahunan. Pendapatan seseorang pada dasarnya tergantung dari pekerjaan di bidang jasa atau produksi, serta waktu kerja jam yang dicurahkan, tingkat pendapatan per jam yang diterima.

Personal income diukur berdasarkan pendapatan dari semua sumber.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pendapatan seseorang merupakan sesuatu yang diadakan, dibuat dan dijadikan oleh usaha yang dijalani oleh seseorang. Menurut Chen dan Volpe dalam Wijaya, Kardinal, dan Cholid, 2017), tingkat pemahaman terhadap masalah keuangan dipengaruhi oleh tingkat pendapatan.

(45)

31 Menurut Keynes dalam Wijaya, Kardinal, dan Cholid : 2017), Apabila pendapatan meningkat, maka konsumsi juga akan meningkat.

Hanya saja peningkatan konsumsi tersebut tidak sebesar peningkatan pendapatan. (Wijaya, Kardinal, dan Cholid, 2017).

Menurut Istrilista dalam Marpis, Cholid, & Juwita, 2017, pendapatan seseorang dapat didefinisikan sebagai banyaknya penerimaan yang dinilai dengan satuan mata uang yang dapat dihasilkan seseorang atau suatu bangsa dalam periode tertentu.

Menurut Sukirno, pendapatan adalah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi dalam jangka waktu tertentu, balas jasa waktu tersebut dapat berupa sewa, upah atau gaji, bunga ataupun laba.

Pendapatan pribadi dapat diartikan sebagai semua jenis pendapatan, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan sesuatu kegiatan apapun, yang diterima oleh penduduk suatu negara. (Dewi, Cholid, & Juwita, 2017). Tinggi rendahnya pendapatan yang dihasilkan individu berpengaruh terhadap kecerdasan finansial keuangan. ( Prayogi & Haryono, 2017).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah seluruh hasil yang di terima seseorang baik berupa uang maupun barang dari hasil pekerjaan dibidang jasa atau produksi, yang di peroleh setiap bulanan atau mingguan atau harian sesuai dengan

(46)

32 kontrak kerja awal, pendapatan seseorang merupakan sesuatu yang diadakan, dibuat dan dijadikan oleh usaha yang dijalani oleh seseorang.

2.1.3.2 Penggolongan Income

Berdasarkan penggolongannya, Badan Pusat Statistik (BPS, 2014) membedakan pendapatan menjadi 4 golongan, yaitu:

a. Golongan pendapatan sangat tinggi, adalah jika pendapatan rata-rata lebih dari Rp. 3.500.000,00 per bulan.

b. Golongan pendapatan tinggi adalah jika pendapatan rata-rata antara Rp. 2.500.000,00 s/d Rp. 3.500.000,00 per bulan.

c. Golongan pendapatan sedang adalah jika pendapatan rata-rata antara Rp. 1.500.000,00 s/d Rp. 2.500.000,00 per bulan.

d. Golongan pendapatan rendah adalah jika pendapatan rata-rata Rp. 1.500.000,00 per bulan.

2.1.3.3 Faktor Yang mempengaruhi Income

Tinggi rendahnya pendapatan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :

a. Jenis pekerjaan atau jabatan, Semakin tinggi jabatan seseorang dalam pekerjaan maka pendapatannya juga semakin besar.

(47)

33 b. Pendidikan, Semakin tinggi pendidikan seseorang maka

mengakibatkan jabatan dalam pekerjaan semakin tinggi dan pendapatan yang diperoleh juga semakin besar.

c. Masa kerja, Masa kerja lama berpengaruh terhadap pendapatan, dimana masa kerja semakin lama pendapatan semakin besar.

d. Jumlah anggota keluarga Menurut Mulyanto Sumardi &

Hans Dievter Evers Jumlah anggota keluarga yang banyak mempengaruhi jumlah pendapatan karena jika setiap anggota keluarga bekerja maka pendapatan yang diperoleh semakin besar.

2.1.3.4 Indikator Pendapatan

Menurut Bramastuti dalam Pilar Satiti (2014), indikator pendapatan antaralain:

a. Pendapatan yang diterima per bulan

Pendapatan perbulan bisa menentukan apakah cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Jika pendapatan perbulan tidak bisamemnuhi kebutuhan rumah tangga, maka keluarga akan sulit untukmencapai kesejahteraan. Maka keluarga perlu mengatur pengeluaran agarkonsumsi tidak melebihi dari pemasukkan.

(48)

34 b. Pekerjaan

Pekerjaan merupakan salah satu indikator pendapatan yang sangat penting. Pendapatan seseorang bisa ditentukan lewat pekerjaan. Semakin mapan pekerjaan seseorang, maka akan semakin sejahtera keluarganyadikeranakan pendapatan yang cukup bahkan lebih. Jika pekerjaan tidak mapan, maka pendapatan akan berkurang juga apabila tidak bisa mengelola keuangan. Maka dari itu diperlukan perencanaan keuangan yang baik agar keluarga sejahtera.

c. Anggaran biaya sekolah

Pendapatan perlu dialokasikan untuk biaya sekolah agar anak bisa mengenyam pendidikan. Karena pendidikan juga perlu untuk masa depan anak dimasa yang akan datang. Jika pendidikan sudah baik, maka akanbisa mencari pekerjaan yang mapan sehingga bisa membantu menambahpendapatan keluarga.

d. Beban keluarga yang diterima

Beban keluarga yang diterima harus bisa di perhitungankan dengan baik, agar pengeluaran tidak melebihi pendapatan.

Dikarenakan keadaan ataupun kondisi tidak bisa dipastikan kita prlu memperhitungkan berapa beban keluarga yang harus ditanggung, dengan berbagai cara seperti menabung, berinvestasi ataupun cata lain. Dengan begitu jika keadaan tidak

(49)

35 memungkinkan, keluarga masih memiliiki cadangan untuk menutupi pendapatan yang kurang dimasa mendatang

2.1.4 Perilaku Pengelolaan Keuangan (Financial Management Behavior) 2.1.4.1 Pengertian Perilaku Pengelolaan Keuangan

Perilaku Pengelolaan Keuangan adalah kemampuan seseorang dalam mengatur (perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan) dana keuangan sehari-hari.

Munculnya perilaku pengelolaan keuangan merupakan dampak dari besarnya hasrat seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sesuai dengan tingkat pendapatan yang diperoleh (al-Kholilah & Iramani, 2013).

Perilaku terhadap penggunaan uang sering diartikan sebagai motivasi terhadap uang yang dimilikinya. Dapat dikatakan bahwa perilaku terhadap penggunaan uang berarti akan dipergunakan untuk apakah uang yang dimiliki. Lebih lanjut penggunaan uang yang dimiliki oleh setiap individu dipengaruhi oleh berbagai hal seperti jenis kelamin yang melekat, pengalaman hidup, gaya hidup, rencana jangka panjang dan kebutuhan yang harus dipenuhi baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Financial Management Behavior berhubungan dengan tanggung jawab keuangan sesesorang mengenai cara pengelolaan keuangan

(50)

36 mereka. Tanggung jawab keuangan adalah proses pengelolaan uang dan asset lainnya dengan cara yang dianggap produktif. Pengelolaan uang (manajemen uang) adalah proses menguasai menggunkaan asset keuangan. Dengan pengelolaan keuangan yang baik, maka tidak akan terjebak pada perilaku berkeinginan yang tidak terbatas (Al-Kholilah &

Iramani, 2013).

Kemudian Horne dan Wachowiez dalam Mien dan Thao, 2015, menyatakan tujuan Financial Management Behavior sebagai penentuan, akuisisi, alokasi dan pemanfaatan sumber daya keuangan, dengan keseluruhan tujuan yang dimiliki dalam pemikiran. Maka dari itu perilaku manajemen yang efektif akan meningkatkan kesejahteraan keuangan, dan sebaliknya kegagalan dalam mengelola keuangan pribadi dapat menyebabkan masalah yang serius untuk jangka panjang.

Financial Management Behavior adalah kemampuan seseorang dalam mengatur yaitu perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana keuangan sehari-hari.

Munculnya perilaku pengelolaan keuangan, merupakan dampak dari besarnya hasrat seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sesuai dengan tingkat pendapatan yang diperoleh. Kegiatan utama dalam pengelolaan perencanaan keuangan adalah proses penganggaran. Adapun tujuan anggaran adalah untuk memastikan bahwa seorang individu

(51)

37 mampu mengelola kewajiban keuangan secara tepat dan bijak dengan menggunakan pendapatan yang diterima dalam periode yang sama. (al- Kholilah & Iramani, 2013)

Financial Management Behavior merupakan kunci dari disiplin keuangan. Menurut Jodi Lynne Mcfarlane Parotta dalam Ida dan Dwinta, 2010, mengungkapkan bahwa perilaku pengelolaan keuangan pribadi dapat digambarkan sebagai proses pembelajaran dalam perencanaan, mengambil tindakan sesuai dengan perencanaan dan melakukan perbaikan pada implementasi perencanaan yang perlu ditangani. Salah satu upaya dalam membentuk karakter perilaku keuangan yang baik adalah dengan menumbuhkan perilaku perencanaan keuangan dan kontrol diri terhadap uang.

Dari beberapa definisi perilaku pengelolaan keuangan menurut beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa seseorang dengan perilaku manajemen keuangan yang baik akan lebih mampu membiasakan diri dalam menyusun perencanaan keuangan, melaksanakan perencanaan dengan mengendalikan diri sendiri, mengevaluasi tindakan perencanaan awal yang tidak sesuai dengan kondisi yang dimilikinya terjadi dan melakukan perbaikan masalah keuangan serta bertanggungjawab atas setiap perencanaan, pengelolaan dan pengendalian kekuangannya tersebut

(52)

38 2.1.4.2 Indikator Perilaku Pengelolaan Keuangan

Dew dan Xiao dalam Herdjiono dan Damanik, 2016, mengemukakan bahwa financial management behavior seseorang dapat dilihat dari empat indikator yaitu:

a. Konsumsi (Consumption)

Konsumsi adalah pengeluaran oleh rumah tangga atas berbagai barang dan jasa. Financial management behavior seseorang dapat dilihat dari bagaimana ia melakukan kegiatan konsumsinya seperti apa yang di beli seseorang dan mengapa ia membelinya (Ida

& Cinthia, 2010)

b. Manajemen Arus Kas (Cash-flow management)

Hilgert dan Hogarth, dalam Herdjiono dan Damanik, 2016, Arus kas merupakan indikator utama dari kesehatan keuangan yaitu ukuran kemampuan seseorang untuk membayar segala biaya yang dimilikinya, manajemen arus kas yang baik adalah tindakan penyeimbangan, masukan uang tunai dan pengeluaran. Cash flow management dapat diukur dari apakah seseorang membayar tagihan tepat waktu, memperhatikan catatan atau bukti pembayaran dan membuat anggaran keuangan dan perencanaan masa depan

(53)

39 c. Tabungan dan Investasi (Saving and Investment)

Henry dalam Herdjiono dan Damanik, 2016, Tabungan dapat didefinisikan sebagai bagian dari pendapatan yang tidak dikonsumsi dalam periode tertentu. Karena seseorang tidak tahu apa yang akan terjadi dimasa depan. Uang harus di simpan untuk membayar kejadian tak terduga. Investasi yaitu mengalokasikan atau menanamkan sumber daya saat ini dengan tujuan mendapatkan manfaat di masa mendatang.

d. Manajemen Utang (Credit Management)

Manajemen utang adalah kemampuan seseorang dalam memanfaatkan utang agar tidak membuat anda mengalami kebangkrutan atau dengan kata lain pemanfaatan utang untuk meningkatkan kesejahteraan (Herdjiono dan Damanik 2016).

2.1.4.3 Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pengelolaan keuangan Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manajemen keuangan sebagai berikut:

a. Sikap Keuangan (Financial Attitude)

Menurut Pankow sikap keuangan yaitu pendapat, pemikiran serta penilaian seseorang terhadap keuangann.

Sikap keuangan inilah yang akan menentukan kesuksesan dan kegagalan seseorang (Adetya Rachmasari,2018) .

(54)

40 Sikap keuangan adalah reaksi seseorang dalam menentukan pilihan menggunakan sumber daya keuangan yang ia miliki. Reaksi tersubut dapat berupa keinginan untuk menghabiskan atau pun keinginan untuk mengendalikan pengeluaran.

Sikap keuangan (Financial attitude) menunjukan bahwa pengirimann uang saku santri perbulan atau perminggu dan pendapatan orag tua mempengaruhi sikap seseorang terhadap literasi keuangan. Misalnya santri yang mendapatkan uang saku sedikit maka akan cenderung extra hati-hati dalam menggunakan uangnya, berbeda dengan santri yang mendapatkan uang saku banyak maka akan cnderung lebih boros.

b. Pengetahuan Keuangan

Kemampuan seseorang untuk mengelola keuangan menjadi salah satu faktor penting untuk mencapai sukses dalam hidup, sehingga pengetahuan akan pengelolaan kuangan yang baik dan benar menjadi penting bagi anggota masyarakat khususnya individu.

(55)

41 c. Kontrol Diri (Locus Of Control)

Buss mengartikan locus of control sebagai suatu konsep yang menunjuk pada keyakinan individu mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidupnya. Locus of control adalah bagaimana seseorang individu mengartikan sebab dari suatu peristiwa. Kontrol diri menggambarkan seberapa jauh seseorang memandang hubungan antara perbuatan yang dilakukannya (action) dengan akibat atau hasilnya (outcome)

Menurut Rotter membedakan orientasi locus of control menjadi dua, yaitu locus of control internal dan locus of control eksternal. Individu dengan locus of control internal cenderung menganggap bahwa ketrampilan (skill), kemampuan (ability), dan usaha (effort) lebih menentukan apa yang mereka peroleh dalam hidup mereka. Sedangkan yang memiliki locus of control eksternal cenderung menganggap bahwa hidup mereka terutama ditentukan oleh kekuatan dari diri luar

mereka, seperti nasib, takdir, keberuntungan da orang lain yang berkuasa.

Individu yang memiliki keyakinan bahwa nasib atau kejadian dalam kehidupannya berada dibawah kontrol dirinya, dikatakan

(56)

42 individu tersebut memiliki locus of control internal. Sementara individu yang memiliki keyakinan bahwa lingkunganlah yang mempunyai kontrol terhadap nasib atau kejadian yang terjadi dalam kehidupannya dikatakan individu tersebut memiliki locus of control eksternal.

Individu yang mempunyai locus of control external diidentifikasikan lebih banyak menyandarkan harapannya untuk bergantung pada orang lain dan lebih banyak memilih dan mencari situasi yang menguntungkan. Sementara itu individu yang memiliki locus of control internal diidentifikasikan lebih banyak menyandarkan harapannya pada diri sendiri dan diidentifikasikan.

(57)

43 2.2 Pandangan Islam Tentang Perilaku Pengelolaan Keuangan

Islam sebagai agama yang sempurna memberikan pedoman kepada semua umat manusia tentang cara mengelola keuangan. Dengan adanya manajemen keuangan (perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, serta pengendalian) dapat mendatangkan keselamatan baik di dunia maupun di akhirat

Tinjauan tentang pengelolaan keuangan secara tidak langsung dijelaskan dalam QS Al-Furqon ayat 67yaitu sebagai berikut:

Terjemahan:

“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah tengah antara yang demikian”.

Dalam tafsir ayat diatas dapat dijelaskan bahwa orang-orang yang apabila membelanjakan hartanya kepada anak-anak mereka (mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak pula kikir) dapat dibaca Yaqturuu dan Yuqtiruu, artinya tidak mempersempit perbelanjaanya (dan adalah) nafkah mereka (diantara yang demikian itu) di antara berlebih-lebihan dan kikir (mengambil jalan pertengahan) yakni tengah-tengah.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Jadi perbedaan bentuk fisik ransum tidak mempengaruhi rasio efisiensi protein (REP) suatu ransum, dimana dapat diketahui bahwa rasio efisiensi protein (REP) pada fase starter

Direktorat Sumber Daya Manusia dan Umum memiliki tugas pokok melaksanakan pembinaan dalam kegiatan merencanakan, menetapkan, mengendalikan, menganalisis, dan

Pada penelitian ini siswa kelas eksperimen yang diberi perlakuan yaitu pembelajaran dengan modul laju reaksi berbasis konstruktivisme lima fasa Needham lebih

7.2 Kondisi untuk penyimpanan yang aman, termasuk ketidakcocokan Bahan atau campuran tidak cocok. Pertimbangan untuk nasihat lain •

Pengguna internet dengan bebas dapat berselancar didunia maya tanpa batas, segala informasi bisa diakses dan segala bentuk informasi bisa disebarluaskan tanpa batas.,

Penelitian ini bertujuan untuk menguji analisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa Palembang terhadap berwirausaha, Jadi berdasarkan analisis data yang

Pasal 2 ayat 2 menyatakan bahwasannya tiap-tiap perkawinan harus dicatat menurut perundang-undangan yang berlaku. Dengan demikian, sahnya perkawinan menurut UUP adalah apabila

Peningkatan kualitas pelayanan sangat penting untuk kemajuan dan prospek usaha bagi kegiatan usaha dimasa yang akan datang, karena apabila kualitas pelayanan yang diterima