• Tidak ada hasil yang ditemukan

Full Text 7747 9398 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Full Text 7747 9398 1 PB"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Per bedaan H asil B elaj ar K emampuan G er ak D asar

M elempar dan K oor dinasi K elincahan melalui

Pembelaj ar an B ola T angan

J onni S iahaan

Universitas C enderawasih J ayapura

jonni.siahaan@ gmail.com

A bstr act: T his research aimed at fi nding out the impact of handball learning on the throwing movement ability and the agility coordination. T his pre experiment research was a one group pre-posttest design with 46 students as the sample of the study. T here were two variables in the present study. T he independent variabel was handball learning and the dependent variables were throwing ability dan the agility coordination. Two research instruments were used in the research: the back wall placement test and the edgren side step test to measure the agility coordination. T he research revealed that ( 1) there was a signifi cant diff erence in the ability of basic motor movement of throwing a handball before and after the learning process of handball throwing ( 0.000 < α 0.05). (2) T here was a signifi cant diff erence in the agility coordination eff ected the ability throwing before and after learning process of handball throwing ( 0.000 < α 0.05).

K eywor ds: learning, hand-ball, throwing, ability, agility, coordination

A bstr ak : Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran bola tangan terhadap hasil belajar berupa peningkatan keterampilan gerak melempar dan koordinasi kelincahan. Penelitian ini tergolong pra eksperimen dengan disain the one group pre-posttest design. V ariabel penelitian terdiri dari variabel bebas yakni pembelajaran bola tangan dan variabel terikat yakni keterampilan gerak melempar dan koordinasi kelincahan. B esar sampel penelitian sebesar 46 mahasiswa ( sampel total). Instrumen penelitian yang digunakan adalah the back wall placement test untuk mengukur kemampuan gerak dasar melempar bola tangan dan the edgren side step test untuk mengukur kemampuan koordinasi kelincahan. Hasil peneli tian adalah ; (1) Terdapat perbedaan signifi kan kemampuan gerak dasar melempar bola tangan sebelum dan sesudah pembelajaran bola tangan selama satu semester ( P.000 < α 0.05). (2) Terdapat perbedaan signifi kan kemampuan koordinasi kelincahan sebelum dan sesudah pembelajaran bola tangan selama satu semester ( P.000 < α 0.05).

K ata k unci : pembelajaran, bola tangan, melempar, kemampuan, kelincahan, koordinasi

183

Mahendra (2000:6) mengatakan “bola tangan adalah

permainan beregu di mana bola sebagai al atnya

yang di maink an dengan satu/kedua tangannya”.

B ol a tersebut di l empar/di tembak , di pantul k an,

di gel undungk an, dan l ai n- l ai n. Permai nan bol a

tangan l ebi h tepat di sebut sebagai permai nan

kombinasi permainan bola basket dan sepak bola,

karena teknik dasarnya menyerupai teknik dasar

permai nan bask et, seperti mel empar/mengoper

( throwi ng/ passi ng ) , mengg i ri ng ( dr i bbl i ng ) ,

mel empar/menembak ( shooti ng) dan l ai n- l ai n.

L apangan permainan lebih mirip lapangan sepak

bol a, y ang terdi ri atas gawang berj ari ng, serta

daerah yang dibatasi peraturan permainan termasuk

mekanisme permainannya.

B ola tangan dijadikan sebagai salah satu mata

k ul i ah pi l i han pada Program S tudi Pendi di k an

J asmani K esehatan dan R ek reasi F akul tas Il mu

K eol ahragaan ( F IK ) U ni v ersi tas C enderawasi h

( U NC E N) . S ebagai mata kul iah pi lihan, banyak

mahasi swa cal on guru pendi di kan j asmani dan

olahraga kesehatan tertarik mengambil mata kuliah

bola tangan ini. Permainan bola tangan termasuk

dalam olahraga bola besar yang diajarkan hampir

pada semua jenjang pendidikan di sekolah, sehingga

sangat tepat apabila calon guru pendidikan jasmani

dan ol ahrag a k esehatan menguasai berbag ai

k emampuan dasar gerak bol a tangan mel al ui

pembelajaran bola tangan di perkuliahan. Mahendra

(2)

kemampuan gerak dasar mel empar bol a tangan

diharapkan dapat memperkaya perbendaharaan gerak

anak didik dan meningkatkan kebugaran jasmani,

kesehatan mental, emosional dan sosialnya”.

Pembel aj aran bol a tangan di sek ol ah erat

kaitannya dengan tuj uan yang diharapkan dalam

pendi di k an j asmani dan ol ahraga k esehatan.

Sebagaimana dikemukakan Pushe dan Gerber (2005)

dalam pendidikan jasmani dan olahraga kesehatan

diperlukan fokus. A da 2 (dua) yang perlu mendapat

penekanan: ( 1) fokus pada fi si k, yaitu dilakukan

untuk pengembangan kemampuan atau keterampilan

gerak dan penampilan, dan (2) fokus pada potensi

pendidikan, yakni berimpli kasi pada keterkaitan

antara aktivitas fi sik dengan pengembangan

psiko-sosial anak didik. Pendidikan jasmani dan olahraga

kesehatan adalah pendidikan melalui fi sik dimana

tujuan pendidikan dicapai melalui aktivitas bermain

dengan melibatkan fi sik dan meningkatkan kesehatan

(B arrow dan McGee (1979) dikutip Siahaan (2008)).

K emudian K rotee dan B ucher ( 2007) menyatakan

pendidikan jasmani dan olahraga kesehatan tidak

hanya masalah aktivitas fi sik tetapi lebih penting

adal ah membuat manusi a bergerak , teri ntegrasi

dengan perkembangan intelektual dan berkontribusi

membangun kesehatan dan produktivitas masyarakat.

P ermai nan bol a tang an y ang di pel aj ari

mahasiswa di perkuliahan sebaiknya tidak hanya

sekedar aktivitas fi sik tetapi mampu meningkatkan

kemampuan gerak dasar bola tangan yang terintegrasi

dengan perkembangan intelektual, kesehatan, dan

produktivitas masyarakat. Untuk mewujudkannya

dalam pembelajaran bola tangan, sebagai panduan

dapat digunakan pendapat C oker (2004) menyatakan

bahwa dalam pembelajaran harus mengalami tiga

tahapan pertama tahap kogniti f yaitu memahami

secara teori tentang gerak dan dapat di wujudkan

dalam gerak. K edua, tahap asosiatif yaitu mampu

menampi l k an k emampuan gerak dan berusaha

menampi l k an gerak terbai k , dan k eti ga tahap

autonomous ( dapat menampilkan gerak yang baik).

K eberhasi l an peny el enggaraan pendi di k an

jasmani dan olahraga kesehatan di sekolah, salah

satunya dapat diukur mel al ui pembelajaran bola

tang an. M enurut G ag ne, B ri g g s dan W agner

di k uti p R osdi ani ( 2013) pembel aj aran adal ah

serang k ai an k egi atan y ang di ranc ang untuk

memungkinkan terjadinya proses belajar. D alam

proses belajar gerak, menurut Pushe dan G erber

(2005) , ada 4 (empat) target belajar yang diharapkan

dapat di wuj udk an mel al ui k eahl i an. Pertama

y ai tu memi l i k i pengetahuan, k emampuan atau

keterampilan gerak. K edua, kompetensi diri ( self

competence) yakni mengembangkan bakat dengan

memperhatikan kelemahan dan kelebihan individu.

K eti ga, kompetensi sosi al ( soci al competence)

yakni mengembangkan kemampuan individu dalam

kelompok atau kerjasama, dan keempat, kompetensi

dinamis (dynamic competence) yakni memanfaatkan

pengetahuan dan kemampuan gerak yang dimiliki

dalam kondisi tertentu.

Sanjaya (2007) menyatakan ada beberapa faktor

yang mempengaruhi proses pembelajaran, yakni

faktor guru, anak didik, sarana dan prasarana, alat

dan media belajar serta faktor lingkungan. D alam

pembelaj aran bol a tangan fak tor-faktor ini j uga

menjadi perhatian utama yang tentunya diharapkan

akan mempengaruhi hasil belajar. S inger ( 1975)

seperti yang dikutip Davis B, Bull R , R oscoe J , R oscoe

D ( 1997) menyatakan bahwa kemajuan hasil belajar

dapat dilihat dari perubahan penampilan/ kemampuan

gerak . Y usuf dan S ugandi ( 2011) meny atak an

kematangan perkembangan gerak sangat mendasar

bagi belajar gerak. Drowatzky, (1981) menyatakan

bel aj ar menghasi l k an perubahan peri l ak u yang

rel ati f permanen. S chmi dt ( 1991) meny atak an

belajar adalah hasil dari latihan/pengalaman, belajar

ti dak dapat diobserv asi secara l angsung, bel aj ar

di si mpul kan dari perubahan penampi l an gerak,

belajar sebuah proses yang melibatkan pusat syaraf,

bel aj ar menghasi l k an perubahan peri l ak u yang

relatif permanen. Davis (1997) menambahkan hasil

belajar yang optimal berdampak pada peningkatan

penampil an gerak, sebagaimana di gambarkan di

bawah ini.

G ambar 1. G r afi k peningk atan hasil belaj ar

( Davis B , B ull R , R oscoe J , R oscoe D . 1997: 283)

G ambar 1 ini dapat dijadikan sebagai acuan

dalam proses pembelajaran bola tangan di perkuliahan

karena secara perl ahan peserta di dik diharapkan

dapat menguasai berbagai gerak dasar bola tangan.

(3)

akan menarik apabila pemain mampu menguasai

berbagai kemampuan gerak dasarnya, antara lain

menahan ( stop) , menangk ap ( catch) , mel empar

(throw) memantulkan (bounce), memukulkan (strike)

bola dengan berbagai cara dengan satu/dua tangan

(hands), kepalan (fi st), jari-jari (arms), kepala (head),

tubuh (body), paha (thighs), lutut (knees), memegang

bola selama 3 (tiga) detik, mengoper bola (pass the

ball) , menahan bola dan menembak bola.

K emampuan gerak dasar yang dipelajari selama

perkul i ahan pembel aj aran bol a tangan menurut

Mahendra, ( 2000) dan Siahaan ( 2010) di antaranya

menangkap, melempar/mengoper, menggiring, dan

menembak bola. Masing-masing kemampuan gerak

dasar ini dapat diuraikan sebagai berikut: menangkap

bola dengan berbagai cara antara lain: menangkap

bol a seti nggi dada, menangk ap bol a seti nggi

-tingginya, menangkap bola dari samping kiri/kanan

badan, menangkap bola rendah/setinggi lutut dan

menangkap bola yang menggelundung. Melempar/

mengoper bola (throw/pass) dapat dilakukan dengan

berbagai cara antara l ai n: mel empar/mengoper

bola setinggi dada (chest throw/pass) , melempar/

mengoper bola dari atas kepala ( overhead throw/

pass) dan mengoper bola dari bawah (underhand

throw/pass) , mel empar/mengoper bol a dengan

satu tangan yang dilakukan seperti melempar bola

bassball ( javeline throw/pass or basebal l/throw/

pass) , melempar/mengoper bola dari samping kiri /

kanan badan (side throw/pass) melempar/mengoper

bola dengan cara membalikkan badan (reverse throw/

pass) , menggiring bola dan melempar/menembak

( throw /shooting) .

M el empar/menembak bol a dapat di l akukan

dengan berbagai cara antara l ai n; mel empar/

menembak bola saat berdiri ( the standing throw/

shot) , mel empar/menembak bol a saat di udara

( the jump throw/shot) , melempar/menembak bola

seperti menyelam ( the dive throw/shot) , melempar/

menembak bola seperti menjatuhkan badan (the fall

throw/shot), melempar/menembak bola dari samping

ki ri /k anan badan ( si de throw/shot) , mel empar /

menembak bola sambil melayang diudara (the fl ying

throw/shot) dan melempar/menembak bola dengan

cara membalikkan badan ( the reverse shot) . A pabila

dikaji melalui penampilan gerak dasar bola tangan,

kemampuan gerak melempar dapat dijadikan sebagai

ci k al bak al pengembangan k emampuan gerak

dasar lainnya, misalnya mengoper atau menembak

bola adalah pengembangan dari gerak melempar.

Oleh karena itu tepatlah apabila gerak melempar

digunakan sebagai salah satu parameter mengukur

hasil pembelajaran bola tangan. Salah satu instrumen

yang valid dan reliabel dalam mengukur kemampuan

gerak mel empar bol a tangan adal ah back wal l

placement test (B arrow dan McG, 1979) .

Penguasaan k emampuan gerak dasar bol a

tangan akan dapat optimal apabila ditunjang dengan

kemampuan bi omotori k atau kondisi fisi k y ang

tinggi. Mahendra (2000) mengatakan kemampuan

biomotorik yang ti nggi sangat diperlukan dalam

melakukan gerak l okomotor, nonlokomotor dan

mani pul ati f. G erak lokomotor diarti kan sebagai

gerak berpindah tempat seperti jalan, lari dan lompat.

Gerak lokomotor sangat sering digunakan, misalnya

untuk mengej ar ( chasi ng) , menghindari kej aran

(fl eeing) dan lari berubah-ubah arah (dodging). Gerak

nonlokomotor adalah gerak yang tidak berpindah

tempat, mengandalkan ruas-ruas persendian tubuh

untuk membentuk posi si - posi si y ang berbeda

dengan tetap ti nggal di satu ti ti k . G erak non

lokomotor sering digunakan ketika melempar dan

menangkap bola. Gerakan seperti ini akan semakin

sempurna apabila di dukung k ondisi fi sik seperti

kelentukan yang tinggi, sehingga dapat melempar

dan menangk ap bol a k e berbagai arah dengan

tepat sasaran. Gerak manipulatif diartikan sebagai

kemampuan memanipulasi obyek tertentu dengan

anggota tubuh seperti tangan, kaki dan kepala. Gerak

manipulatif sering digunakan untuk mengembangkan

kemampuan gerak dasar bola tangan.

Mahendra (2000) menambahkan agar permainan

bola tangan menjadi menarik dibutuhkan biomotorik

yang prima seperti kelentukan (fl exibility) , kekuatan

(strength) , daya ledak ( power) , kecepatan (speed) ,

day a tahan ( endurance) , k el i ncahan ( agi l i ty) ,

koordi nasi dan kesei mbangan ( bal ance) . R otela

dan McC lenaghan ( 1993) menyatakan kelentukan

adalah batas rentang gerak maksimal yang mungkin

pada sebuah sendi atau rangkaian sendi. Mahendra

( 2000) menambahk an k el entuk an adal ah sal ah

satu komponen kondisi fi sik yang sangat penting

dalam permainan bola tangan. K elentukan disebut

juga suppleness and joint yang artinya adalah jarak

kemungkinan gerak dari suatu persendian/kelompok

sendi yang menunjang kecepatan gerak terutama

dalam lemparan, karena semakin luas persendian

lengan membangun sumber gerakan, semakin kuat

tenaga yang di hasil kan keti ka mel empar, sel ai n

menurunkan kemungkinan terjadi cedera sendi/otot

dan memperbaiki kesehatan tubuh.

B ompa dan H aff ( 2009) menyatakan secara

def i ni si k ek uatan adal ah k emampuan si stem

(4)

melawan beban dan kekuatan otot yang tinggi akan

berpengaruh kepada penampilan olahraga. Mahendra

( 2000) menyatakan kekuatan adalah sejumlah daya

yang dapat dihasilkan oleh suatu otot ketika otot itu

berkontraksi. Menurut K raemer dan F leck (1993)

mel al ui l ati han k ek uatan dapat meni ngk atk an

kesegaran j asmani , kesehatan tubuh, mencegah

cedera dan meni ngkatk an penampil an olahraga.

Pengembangan kekuatan dengan intensitas rendah

( low intensity exercise endurance = L IE E ) dapat di

gambarkan pada Gambar 1.

G ambar 1. Perubahan K ek uatan-W ak tu

Pengembangan K ek uatan D engan I ntensitas

L atihan yang R endah (H ak k inen dan M yllyla.

( 1990) dan H ak k inen et al (1989) seper ti yang

dik utip B ompa ( 2009: 288)

G ambar 2 menj el ask an bahwa k ek uatan

akan mengal ami pengembangan sei ring dengan

lamanya waktu berlatih atau belajar. Pemain bola

tangan membutuhkan pengembangan biomotorik

kekuatan pada bagian alat gerak tubuh, terutama

yang dominan untuk melakukan berbagai gerak

dasar, diantaranya gerak melempar. Gerak melempar

akan semakin sempurna bila biomotorik kekuatan

lengan dikombinasikan dengan kecepatan sehingga

menghasilkan lemparan sejauh mungkin dan tepat

sasaran. B ompa ( 2009) menggambarkan kombinasi

kekuatan dan kecepatan sebagai berikut.

G ambar 2. K ombinasi K ek uatan dan

K ecepatan

G ambar 3. K ur va per ubahan latihan

perpaduan k ek uatan

B ompa (1999) menyatakan bahwa komponen

biomotorik seperti kekuatan, kecepatan dan daya

tahan merupak an f ak tor y ang penti ng dal am

mensuk sesk an penampi l an ol ahraga termasuk

penampi lan olahraga bola tangan dan setidaknya

ada 2 ( dua) k omponen bi omotori k y ang harus

di k ombi nasi k an untuk menduk ung penampi l an

olahraga sebagaimana yang dikemukakan B ompa

( 1999:6) di bawah ini.

G ambar 2. K eter gantungan antara

K emampuan B iomotor ik

G ambar 2 mendeskripsikan bahwa kekuatan

( strength) , day a tahan ( endurance) , k ecepatan,

( speed) , koordinasi (coordination) dan kelentukan

( fl exibility) merupakan komponen biomotorik yang

saling tergantung satu sama lainnya. S elain itu, dapat

j uga di j el askan bahwa kombinasi kekuatan dan

daya tahan akan menghasilkan daya tahan kekuatan

otot, kombinasi daya tahan dengan kecepatan akan

menghasil k an daya tahan kecepatan, kombinasi

k ecepatan dan k oordi nasi ak an menghasi l k an

kelincahan dan kombinasi kekuatan maksimum dan

kecepatan maksimum akan menghasilkan daya ledak.

S el anj utnya, dapat di jel ask an bahwa komponen

(5)

kelincahan, yang merupakan kombinasi kecepatan,

koordinasi, kelentukan dan daya ledak (power) .

K i rk endal , G ruber dan J ohnson ( 1980)

meny atak an secara defi ni si kel i ncahan ( agi l i ty)

adalah kemampuan tubuh/sebagian tubuh merubah

arah deng an c epat. K el i nc ahan merupak an

biomotorik yang paling kompleks karena dipengaruhi

beberapa komponen biomotorik yakni kecepatan,

koordinasi, kelentukan dan daya ledak. A tmojo

( 2010) menambahkan bahwa keli ncahan adal ah

kemampuan tubuh untuk merubah arah dengan cepat

dan tepat posisi. K emampuan merubahan posisi ke

berbagai arah sangat diperlukan dalam penampilan

olahraga bola tangan.

Semua komponen biomotorik di atas diperlukan

dal am permai nan bol a tangan sehi ngga dal am

mempel aj ari berbagai macam kemampuan gerak

dasar bol a tangan sebai k ny a dapat mel i batk an

semua k omponen bi omotori k tersebut di atas.

Untuk mengukur hasil belajar berupa kemampuan

biomotorik mahasiswa idealnya mengukur semua

k omponen bi omotori k y ang di gunak an dal am

penampilan permainan bola tangan. A pabila tidak

memungk i nk an untuk menguk ur k esel uruhan

biomotorik tersebut, setidaknya memilih biomotorik

y ang l ebi h k ompl ek s y ang di harapk an dapat

mewakili keseluruhan biomotorik yang digunakan

dalam permainan bola tangan, salah satunya adalah

biomotorik kelincahan. Menurut K irkendall, Gruber

dan J honson ( 1980), kelincahan adalah kemampuan

tubuh atau sebagian tubuh merubah arah dengan

cepat tetapi dal am pel ak sanaanny a bi omotori k

kelincahan sulit dipisahkan dengan koordinasi. Salah

satu alat ukur yang valid dan reliabel yang dapat

digunakan untuk mengukur kemampuan koordinasi

kelincahan adalah edgren side step, edgren side step.

Oleh karenanya, sangatlah tepat apabila koordinasi

kelincahan digunakan sebagai salah satu parameter

untuk mengukur hasil belajar berupa kemampuan

biomotorik mahasiswa sekaligus mewakili komponen

bi omotori k l ainnya yang diharapkan mengalami

perubahan rel ati f permanen sebagai mana y ang

dikemukakan Magill (2003) menyatakan bahwa hasil

belajar atau pembelajaran adalah perubahan yang

relatif permanen pada seseorang dalam penampilan

suatu kemampuan/keterampi lan olahraga sebagai

hasil dari latihan dan pengalaman.

D alam perkuliahan pembelajaran bola tangan

y ang berl angsung dal am satu semester sangat

diharapkan terjadi perubahan yang relatif permanen

pada mahasiswa dal am penampi lan kemampuan

gerak dasar melempar dan peningkatan kemampuan

koordinasi kelincahan sebagai bagian yang tidak

terpisahkan dari peningkatan kemampuan biomotorik

lainnya. B erdasarkan uraian di atas, penelitian ini

bertujuan ( 1) menguji signifi kansi perbedaan hasil

belajar kemampuan gerak dasar melempar sebelum

dan sesudah pembelajaran bola tangan selama satu

semester dan (2) menguji signifi kansi perbedaan hasil

belajar kemampuan koordinasi kelincahan sebelum

dan sesudah mengikuti pembelajaran bola tangan

selama satu semester.

M E T O D E

P e nel i t i a n i n i me ng g unak a n d i s a i n

“the one group pre- posttest desi gn” . V ari abel

bebasny a adal ah pembel aj aran bol a tang an

sedangk an v ari abel teri k at adal ah k emampuan

g erak mel empar dan k oordi nasi k el i nc ahan.

Subyek penelitian ini adalah seluruh mahasiswa/i

Prodi Penj askesrek F akul tas Ilmu K eol ahragaan

Uncen dan populasi target adalah mahasiswa yang

mengontrak mata kuliah pembelajaran bola tangan di

semester genap tahun ajaran 2013/2014 mulai bulan

F ebruari s/d J uni 2014, dengan jumlah mahasiswa

sebanyak 46 orang.

Instrumen penel itian yang digunakan dalam

penel i ti an i ni ada 2 ( dua) y ak ni the back wal l

placement modifi cation test atau lebih dikenal dengan

tes melempar ke area gawang yang sudah tertera

skor-skor pada setiap bagian area gawang tersebut,

dan tes edgren side step atau lebih dikenal dengan

tes koordinasi kelincahan. Prosedur yang digunakan

dalam rangka pengumpulan data dari the back wall

placement modifi cation test subyek melempar bola ke

atas di area tembakan bebas setengah lingkaran, dan

sebelum bola tersebut menyentuh lantai, ditangkap

dan dilemparkan ke area gawang. S ubyek diberi

kebebasan menggunakan berbagai cara menangkap

dan melempar di area l emparan/tembakan bebas

setengah li ngkaran y ang radi usnya 6-9 meter di

depan area gawang. S etiap subyek diberi kesempatan

melakukan lemparan sebanyak 5 kali dan total skor

yang diperoleh dari hasil 5 kali lemparan masuk area

gawang yang menjadi total skor subyek. S kor-skor

yang tertera di area gawang terdapat rentangan 1-5

dengan tingkat kesulitan yang berbeda. S emakin

besar skornya, semakin besar tingkat kesulitannya

( B arrow dan McGee, 1979).

P rosedur y ang di g unak an dal am rang k a

pengumpul an data dari tes edg ren si de step.

Pertama-tama di buat terlebih dahulu alat tesnya

dengan menggambarkannya di lantai, berupa tiga

(6)

meter. S uby ek penel i ti an berdi ri tegak di gari s

tengah. S etelah mendengar aba-aba “go” subyek

melangkah ke samping kanan dengan berbagai cara

sampai kaki kanan menyentuh atau menyeberangi

garis batas kanan terluar dan kembali melangkah ke

samping kiri sampai menyentuh atau menyeberangi

garis batas kiri terluar dan kembali ke garis tengah.

Subyek melakukan gerakan melangkah ke kanan dan

ke kiri dan kembali ke garis tengah, berulang-ulang

selama 30 detik. S etiap melangkah dari garis tengah

ke garis kanan terluar dan melangkah ke garis kiri

terluar dan kembali ke garis tengah di hitung 1 (satu)

poin, dilakukan sebanyak 3 kali dan poin terbanyak

yang di gunakan sebagai skor subyek penel iti an

( K irkendal, G ruber dan J ohnson, 1980) . D ata-data

hasil penelitian dianalisis dengan statistik perbedaan

dua mean yakni paired samples t test (R iduwan dan

S unarto, 2012) dan S udi j ono, ( 2011) . H i potesi s

statistik yang diuji dengan statistik perbedaan dua

mean sebagai berikut:

Hipotesis statistik pertama adalah:

Ha = Nul : tidak ada perbedaan signifi kan hasil belajar

k emampuan gerak dasar mel empar

sebelum dan sesudah pembelajaran bola

tangan selama satu semester

Ha ≠ Nul : ada perbedaan signifi kan hasil belajar

k emampuan gerak dasar mel empar

sebelum dan sesudah pembelajaran bola

tangan selama satu semester

Hipotesis statistik kedua adalah:

Ha = Nul : tidak ada perbedaan signifi kan hasil belajar

k emampuan k oordi nasi k el i nc ahan

sebelum dan sesudah pembelajaran bola

tangan selama satu semester

Ha ≠Nul : ada perbedaan signifi kan hasi l belajar

k emampuan k oordi nasi k el i nc ahan

sebelum dan sesudah pembelajaran bola

tangan selama satu semester

H A S I L P E NE L I T I A N D A N

P E M B A H A S A N

K eseluruhan data penelitian di analisis dengan

statistik perbedaan dua mean ( paired samples t test)

yang secara detail dapat diuraikan di bawah ini.

H asil Penelitian

1. Perbedaan hasil belajar kemampuan gerak

dasar melempar sebelum dan sesudah pembelajaran

bola tangan selama satu semester.

A da perbedaan mean pada hasi l bel aj ar

kemampuan gerak dasar melempar sebelum (mean

14,15) dan sesudah ( mean 21,61) pembel aj aran

bol a tangan dalam satu semester. D ata mean ini

mendeskripsikan bahwa terjadi peningkatan hasil

belajar berupa kemampuan gerak dasar melempar

pada pembelajaran bola tangan dalam satu semester.

K emudian hasil analisis statistik perbedaan dua

mean (paired samples t test) ditemukan probabilitas

( p) .000 < α 0.05. F akta i ni menunj ukk an ada

perbedaan signifi kan hasil belajar kemampuan gerak

dasar melempar sebelum dan sesudah pembelajaran

bola tangan. Hasil statistik ini menjawab hipotesis

peneli ti an yang menyatakan ada perbedaan hasi l

belajar kemampuan gerak dasar melempar sebelum

dan sesudah pembelajaran bola tanga dapat diterima.

2. Perbedaan H asi l B el aj ar G erak D asar

Melempar Sebelum dan Sesudah Pembelajaran B ola

Tangan satu semester

A da perbedaan mean kemampuan koordinasi

kelincahan sebelum (mean 14,11) dan sesudah (mean

20,91) pada pembelajaran bola tangan selama satu

semester. F akta ini menunjukkan ada perbedaan hasil

belajar berupa kemampuan koordinasi kelincahan

mahasiswa a proses belajar bola tangan.

K emudian hasil analisis statistik perbedaan dua

mean (Paired Samples Test) ditemukan probabilitas

( p) .000 < α 0.05. A rti ny a terdapat perbedaan

si gni f i k an k emampuan k oordi nasi k el i ncahan

sebelum dan sesudah perkuliahan pembelajaran bola

tangan. Temuan ini menjawab hipotesis penelitian

yaitu terdapat poerbedaan kemampuan koordinasi

kelincahan dalam pembelajaran bola tangan.

Pembahasan

1. Perbedaan hasil belajar kemampuan gerak dasar

melempar sebelum dan sesudah pada pembelajaran

bola tangan selama satu semester

B ola tangan adalah permainan beregu yang

menuntut penguasaan berbagai kemampuan gerak

dasar sebagai mana y ang di k emukak an S port

R ules ( 1974) , dimana agar dapat bermain bola

tangan dengan bai k , seseorang harus mampu

menguasai berbagai kemampuan gerak dasar

bola tangan antara lain: menahan, menangkap,

mel empar, memantul k an, memuk ul dengan

kepalan, jari-jari, tubuh, paha, lutut, memegang

bol a sel ama 3 deti k , mengoper, menembak

bol a saat duduk, saat berl utut, saat mel ay ang

di udara dan l ai n-lain. M ahendra, ( 2000) dan

S i ahaan, ( 2010) meny atak an ada beberapa

kemampuan gerak dasar yang harus di pelajari

selama perkuli ahan pembel ajaran bol a tangan

diantaranya: menangkap, mengoper, melempar,

(7)

sebagai upaya memadukan kemampuan gerak

mel empar dengan gerak meng oper bol a k e

berbagai arah dan menembak bola ke gawang,

baik menggunakan satu atau dua tangan. A khir

dari setiap tatap muka perkuliahan pembelajaran

bola tangan diberi kesempatan untuk menampilkan

berbagai kemampuan gerak dasar yang baru selesai

dipelajari untuk diaplikasikan dalam permainan

bola tangan. A dapun tujuan yang ingin dicapai dari

permainan bola tangan ini adalah untuk mengukur

sejauhmana materi aj ar yang sudah di pel aj ari

dapat diwujudkan dalam penampilan bola tangan.

K emampuan menguasai berbagai macam gerak

dasar dal am permainan bol a tangan dijadi kan

sebagai parameter hasil belajar pembelajaran bola

tangan. A da 14 kali pertemuan dilaksanakan dalam

satu semester untuk penguasaan berbagai macam

kemampuan gerak dasar bola tangan mulai dari

tahap kognitif, asosiatif dan otomatisasi. Dengan

dasar i ni l ah mak a proses pembel aj aran bol a

tangan selama perkuliahan berpengaruh terhadap

hasil belajar berupa kemampuan gerak dasar bola

tangan terutama kemampuan gerak melempar.

2. Perbedaan hasil belajar kemampuan koordinasi

kelincahan pada pembelajaran bola tangan selama

satu semester

H asi l anal i si s desk ri pti f menunj uk k an

ada perbedaan mean hasil belajar kemampuan

k oordi nasi k el i ncahan sebel um dan sesudah

pembelajaran bola tangan selama satu semester.

Penguasaan keterampilan gerak dasar bola

tangan ak an bi sa opti mal apabi l a di tunj ang

dengan kondisi fi sik yang prima. Mahendra (2000)

mengatakan kondisi fi sik yang prima diperlukan

saat melakukan gerak lokomotor, nonlokomotor

dan mani pul ati f . G erak l ok omotor di arti k an

sebagai gerak berpindah tempat seperti jalan, lari

dan lompat, yang dalam permainan bola tangan

sering digunakan untuk mengejar, menghindari

k ej aran dan l ari berubah- ubah arah. U ntuk

mewujudkan gerak lokomotor yang diaplikasikan

dal am permai nan bol a tang an, ag ar dapat

menampi lkannya dengan baik harus di dukung

dengan kemampuan biomotorik kekuatan dan

kecepatan otot tungkai yang tinggi. Secara khusus,

lari berubah-ubah arah harus dipadukan dengan

kemampuan biomotorik kelincahan yang tinggi.

G erak nonl ok omotor adal ah gerak y ang

tidak berpindah tempat, mengandalkan ruas-ruas

persendi an tubuh untuk membentuk posi si

-posisi yang berbeda dengan tetap tinggal di satu gerak dasar mengoper dan menembak bol a

sesungguhnya merupakan pengembangan dari

kemampuan gerak dasar melempar.

D al am pembel aj aran bol a tangan ada 3

( tiga) tahapan yang menjadi target belajar yakni

k ogni ti f , asosi ati f dan autonomous ( M agi l l ,

2003). Pada tahap kognitif ini difokuskan pertama

kepada peningkatan pengetahuan tentang sejarah,

ketentuan/peraturan permainan dan tujuan yang

di capai dari pembel aj aran bol a tangan y ang

di kai tkan dengan tuj uan pendidik an nasional .

K edua, pengetahuan tentang macam-macam gerak

dasar bola tangan. K etiga, pengetahuan tentang

parameter yang digunakan untuk mengukur hasil

belajar dari mata kuliah pembelajaran bola tangan.

K emudian pada tahap asosiatif ini difokuskan

kepada aplikasi pengetahuan tentang kemampuan

gerak dasar bola tangan dalam bentuk penampilan

gerak. Dalam proses transfer pengetahuan menjadi

bentuk gerak dipastikan akan banyak melakukan

kesalahan- kesalahan, tetapi di harusk an untuk

terus- menerus mel ak uk an upay a perbai k an

sampai pada tahap yang diinginkan. A khir dari

tahap asosiatif ini diharapkan mahasiswa mampu

mengi denti f i k asi k esal ahanny a dan mampu

memperbai k i k esal ahanny a sehi ngga secara

perl ahan- l ahan meni ngk at bai k pengetahuan

tentang g erak maupun penampi l an g erak .

S edangkan tahap autonomous difokuskan pada

penguasaan gerak dasar bol a tangan sampai

kepada tahap otomatisasi. A pabila ada kesalahan

dalam penampilan gerak sudah mampu secara

otomatis dikoreksi dan menampilkan gerak yang

sesungguhnya.

D al am pengembangan kesel uruhan gerak

dasar bol a tangan, gerak mel empar di j adi kan

sebagai faktor dominan yang harus dimatangkan

penampi l an gerak nya, yang di harapk an ak an

berdampak pada penguasaan berbagai macam

gerak dasar lainnya. Selama pembelajaran bola

tangan berl angsung, berbagai metode, gay a

mengajar dan media belajar termasuk sarana dan

prasarana belajar digunakan sebagai upaya untuk

meningkatkan kemampuan gerak dasar bola tangan

termasuk pemantapan penampilan gerak dasar

melempar yang diharapkan berdampak kepada

penguasaan gerak lainnya seperti mengoper dan

menembak bol a terutama menembak bol a ke

gawang sebagai upaya untuk memenangkan suatu

pertandingan bola tangan.

D al am proses pembel aj aran bol a tangan

(8)

ti ti k . G erak l ok omotor i ni seri ng di gunak an

keti ka menangkap bol a, mel empar/mengoper

bol a k e berbagai arah. G erak menang k ap,

melempar/mengoper bola diperlukan kemampuan

biomotorik kelentukan yang tinggi. K elentukan

merupakan salah satu komponen biomotorik yang

mendukung terbentuknya kelincahan yang tinggi

( B ompa, 1999) .

G erak mani pul ati f di arti k an sebag ai

kemampuan memanipulasi obyek tertentu dengan

anggota tubuh seperti tangan, kaki dan kepala.

G erak mani pulatif ini sering digunakan ketika

menangkap, melempar, mengoper, menembak,

memukul, menendang, dan menggiring bola ke

berbagai arah. Untuk mewujudkan kemampuan

gerak dasar bol a tangan i ni sangat diperlukan

beberapa k omponen bi omotori k di antaranya

kekuatan, kecepatan, koordi nasi , kel entukan,

daya tahan dan keli ncahan. B i omotori k day a

tahan selalu dijadikan fundasi untuk peningkatan

kemampuan komponen biomotorik lainnya.

Salah satu parameter yang dapat digunakan

menguk ur hasi l bel aj ar berupa k emampuan

bi omotori k yang di gunakan dal am permainan

bol a tangan adal ah k oordi nasi k el i ncahan,

olehkarena cukup banyak komponen biomotorik

y ang terl i bat dal am peni l ai an k emampuan

koordinasi kelincahan. Barrow dan McGee, (1979)

menyatakan koordinasi keli ncahan merupakan

koordi nasi antara keli ncahan, daya tahan dan

kecepatan. S edangkan menurut B ompa, ( 1999)

koordi nasi kel i ncahan merupak an kombi nasi

biomotori k kecepatan, koordi nasi, kelentukan

dan daya ledak. B iomotorik daya ledak adalah

kombinasi kekuatan dan kecepatan. Dengan dasar

ini maka proses pembelajaran bola tangan dapat

meningkatkan kemampuan gerak dasar melempar

dan koordinasi kelincahan para mahasiswa F IK

Uncen.

H as i l b el aj ar b er up a peni ng k a t an

kemampuan gerak dasar melempar bola tangan

dapat menambah pengetahuan dan keterampilan

para guru pendi di k an j asmani dan ol ahraga

kesehatan dal am memahami hasil bel aj ar dan

menyelenggarakan proses pembelajaran dengan

baik terutama pada materi ajar teori dan praktek

olahraga di lapangan. S egala metode belajar dan

teknik pengelolaan kelas yang diimplementasikan

sel ama proses pembel aj aran bol a tang an

berlangsung di perkuliahan dapat memperkaya

kemampuan kognitif dan psikomotor para calon

guru pendidikan jasmani dan olahraga kesehatan

dal am memahami dan mengi mpl ementasi k an

metode belajar, pengelolaan proses pembelajaran

dan mengukur hasil belajar.

Hasil belajar berupa peningkatan kemampuan

k oordi nasi k el i ncahan y ang berguna dal am

menunj ang peni ng k atan k emampuan gerak

dasar bol a tangan sangat di harapk an dapat

menambah pengetahuan dan keterampilan para

guru pendidikan jasmani dan olahraga kesehatan

dalam memahami hasil belajar berupa kemampuan

kondisi fi si k atau kombinasi berbagai elemen

kondisi fi sik yang dapat menunjang kemampuan

dalam menguasai berbagai gerak dasar dalam

olahraga permainan.

Hasil penelitian ini memberi sumbangsih

dalam teori bahwa proses pembelajaran yang benar

akan memberi dampak pada peningkatan hasil

belajar kemampuan gerak dasar dan koordinasi

k el i ncahan dal am ol ahraga permai nan bol a

tangan. Teori ini berimplikasi kepada pengajaran

yang lainnya, bahwa proses pembelajaran yang

benar akan berdampak pada hasil belajar berupa

peni ngk atan peng etahuan dan psi k omotor.

T emuan berupa teori dari hasi l penel i ti an ini

sejalan dengan berbagai teori dalam pembelajaran

seperti y ang di k emuk ak an M ag i l l ( 2004) ,

perubahan k emampuan dal am menampi l k an

suatu keterampilan yang relatif permanen sebagai

dampak dari hasil pengalaman belajar atau proses

pembel aj aran yang berl angsung rel ati f l ama.

M enurut D av i s B , B ul l R , R oscoe J , R oscoe

D . ( 1997) bahwa melalui proses pembelajaran

akan terjadi perubahan penampilan yang relatif

permanen sebagai dampak dari pengal aman

belajar. Perubahan penampilan yang dimaksud

sebagai hasi l bel aj ar. H asi l bel aj ar berupa

peningkatan kemampuan kognitif dan psikomotor

sejalan dengan teori yang dikemukakan Melograno

( 1996: 2) , anak di di k membutuhk an domai n

kognitif, psikomotor dan afektif melalui aktivitas

fi sik yang dapat diimplementasikan dalam proses

pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga

kesehatan di sekolah.

S I M P U L A N

D i simpul kan bahwa, pertama, hasil bel ajar

kemampuan gerak dasar dapat meni ngkat secara

si g ni f i k an mel al ui proses pembel aj aran bol a

tangan selama satu semester. K edua, hasil belajar

kemampuan koordinasi kelincahan dapat meningkat

secara signifi kan melalui proses pembelajaran bola

(9)

Proses pembel ajaran yang benar dipasti kan

dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar anak

didik. Sehubungan dengan temuan teori ini, menjadi

masuk an berharga bagi cal on guru pendi di k an

j asmani dan ol ahrag a k esehatan k eti k a k el ak

mengajar di sekolah.

Hasil belajar berupa kemampuan gerak dasar

melempar dan koordinasi kelincahan dapat dijadikan

para guru pendidikan jasmani dan olahraga kesehatan

dal am meni l ai capai an hasi l bel aj ar pada mata

pelajaran pendidikan jasmani dan olahraga kesehatan

di sekolah.

D A F T A R R U J U K A N

A tmojo, M . B . 2013. Tes & P engukuran P endi dikan J asmani/Olahraga. S urakarta UNS Press. C etakan ke-6.

B arrow, H .M . dan R osemary, M . 1979. A P racti cal Approach To Measurement In P hysical E ducation. T hird E dition. Philadelphia. USA . L ea & F ebiger. B ompa, T .O.1999. P eriodezation Training for Sports.

US A . H uman K inetics.

B ompa, T.O & Gregory, H.G . 1999. Periodization Theory A nd Methodol ogy of Trai ni ng. U ni ted S tate. Human K inetics.

C oker, C .A . 2004. Motor L earni ng And C ontrol F or Practitioners. Mc G raw Hill C ompanies. D avis, B ., B ull, R ., R oscoe, J ., R oscoe, D . 1997. Physical

E ducation and T he Study Of Sport. US A ; Mosby International.

D rowatzky, J . N. 1981. Motor L earning. P rinciples And P ractices. S econd E dition. B urgess Publi shing C ompany. US A .

K irkendal , D .R ., G ruber, J .J . & J ohnson, R .E . 1980. Measurement A nd E val uati on F or P hysi cal E ducators. W m.C .B rown C ompany Publ i sher. D ubuque. Iowa

K rotee, M ., & B ucher, C . A . 2007. Management Of Physical E ducation And Sport. T hirteeth E dition. Mc Graw Hill. United State.

K raemer, W. I., & F leck. 1993. Strength Training F or Young Athletes. Human K inetics Publishers. USA . Morrow, J ., D isch, & Mood. 2000. Measurement And

E valuation In Human Performance. Secon E dition,

Human K inetics United S tate.

Melograno, V . 1996. D esigning T he Physical E ducation C urriculum. T hird E dition. Human K inetics, US A . Mahendra, A . 2000. Bola Tangan. Departemen Pendidikan

Nasional. D irektorat J enderal Pendidikan D asar dan Menengah. B agian Proyek Penataran G uru SL T P Setara D -III.

Magill, R . A .2003. Motor L earning And C ontrol. C oncepts A nd A pplication. Seven E dition. New Y ork: Mc Graw Hill C ompanies.

Pate, R ., & M cC l enaghan.1993. D asar-D asar Ilmiah K epelati han. S emarang: IK IP S emarang Press. C etakan Pertama.

Pushe, U., & Gerber, M. 2005. International C omparison Of Physical E ducation, C oncepts, Problems. New Y ork: Meyer and Meyer Sport.

R i duwan & S unarto, H . 2012. P engantar Stati sti ka. Pendidi kan, S osi al, E konomi, K omunikasi dan B isnis. B andung:Penerbit A lfabeta.

S udi j ono, A . 2011. P engantar Stati sti k P endi di kan. J akarta: C etakan ke-23 PT R aja G rafi ndo Persada. S chmidt, R .A . 1991. Motor L earning & Performance.

Human K inetics B ooks. C hampaign Illinois. Siahaan, J . 2008. Pengembangan K eterampilan Pukulan

Tenis Meja Mahasiswa Melalui Metode Belajar, Umpan Balik dan K elincahan. D isertasi. UNNE S Semarang.

S i ahaan, J . 2010. Bol a Tangan. B ahan A j ar U ntuk Perkuliahan. Program S tudi ( Prodi) Pendidikan J asmani K esehatan R ek reasi ( Penj ask esrek ) Universitas C enderawasih. ( UNC E N) Papua. S uk ardi . 2003. Metodol ogi P enel i ti an P endi di kan.

K ompetensi dan P raktinya. Y ogjakarta: Penerbit B umi A ksara.

Sports R ules. 1974. Rules Of T he Games. T he C omplete Illustrated E ncycl opedia Of A ll T he S ports Of T he World.

Sanjaya, W. 2007. Strategi P embelajaran. Berorientasi Standar P roses P endi di kan. E di si Pertama. C etakanke-3. J akarta: Penerbit K encana Prenada Media G roup.

Gambar

Gambar 1 ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam proses  pembelajaran  bola tangan di perkuliahan
Gambar 3. K urva perubahan latihan perpaduan kekuatan

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan tujuan disusunnya Renja DLHK DIY tahun 2021 adalah untuk mengevaluasi pelaksanaan Program/Kegiatan Tahun 2019 sebagai bahan penyusunan Renja DLHK DIY

Judul Tesis : HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DAN INTAKE ZAT GIZI DENGAN TINGGI BADAN ANAK BARU MASUK SEKOLAH (TBABS) PADA DAERAH ENDEMIS GAKY DI KECAMATAN PARBULUAN

[r]

tidak memenuhi persyaratan formal (memasukkan 1. mengurangkan atau menghapuskan sanksi surat keberatan tidak pada waktunya) meskipun administrasi berupa bunga, denda dan

Panitia Pengadaan Barang/Jasa Unit Direktorat Pembinaan Administrasi Peradilan Umum, Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI, akan

Program Studi : Desain Komunikasi Visual Fakultas : Fakultas Arsitektur dan Desain Universitas : Universitas Katolik Soegijapranata..

Ketika heater mulai memanaskan wadah, dan mencapai suhu yang ditentukan maka kontaktor termostat akan terbuka.. Ketika kontaktor termostat terbuka maka heater tidak

Banyak fakta menunjukkan bahwa terjadinya fenomena El- Niño Southern Oscillation (ENSO) dan Dipole Mode berdampak besar terhadap kondisi hujan di beberapa wilayah di