• Tidak ada hasil yang ditemukan

MUSIK GONDANG BATAK TOBA SEBAGAI MUSIK GEREJAWI DALAM PERWUJUDAN LITURGI IBADAH GEREJA HKBP.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MUSIK GONDANG BATAK TOBA SEBAGAI MUSIK GEREJAWI DALAM PERWUJUDAN LITURGI IBADAH GEREJA HKBP."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

MUSIK GONDANG BATAK TOBA SEBAGAI MUSIK

GEREJAWI DALAM PERWUJUDAN

LITURGI IBADAH GEREJA HKBP

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Seni

Jubelando O. Tambunan 1103465

SEKOLAH PASCASARJANA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

▸ Baca selengkapnya: liturgi ibadah natal anak sekolah minggu

(2)

MUSIK GONDANG BATAK TOBA

SEBAGAI MUSIK GEREJAWI DALAM

PERWUJUDAN LITURGI IBADAH

GEREJA HKBP

Oleh

JUBELANDO O. TAMBUNAN S.Pd UNIMED MEDAN, 2010

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pascasarjana UPI

© Jubelando O. Tambunan Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)
(4)

vi

Abstrak

Penelitian ini bertujuan memahami konsep gondang Batak Toba dalam liturgi gereja HKBP (Huria Kristen Batak Potestan), menganalisis musik gondang sebagai musik gerejawi dan memahami hubungan falsafah masyarakat Batak Toba dengan musik gondang Batak Toba dalam perwujudan liturgi gereja HKBP. Latar belakang penelitian ini adalah memperkenalkan musik tradisional Batak Toba sebagai musik gerejawi yang dapat digunakan dalam beribadah. HKBP merupakan salah satu gereja suku yang ada di Indonesia yang sebagian besar menggunakan alat musik barat, bukan musik tradisional sebagai pengiring ibadah. Peneliti memandang perlu untuk mengembangkan musik gerejawi ini dengan menganalisis musik tradisional sebagai musik pengiring ibadah. Sehingga peneliti mengambil judul “Musik Gondang Batak Toba Sebagai Musik Gerejawi Dalam Perwujudan Liturgi Gereja HKBP”. Subjek penelitian adalah pendeta, penatua, seniman Batak, dan jemaat gereja HKBP. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskripsi analisis dengan pendekatan kualitatif. Peneliti memasukkan unsur musik tradisonal dengan tidak menghilangkan musik pengiring yang selalu digunakan dalam peribadatan gereja HKBP. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bahwa musik tradisional harus dikembangkan secara khusus dalam liturgi gereja HKBP

(5)

vii

Abstract

The objectives of this research were to study the application of Batak Toba gondang music in HKBP (Huria Kristen Batak Potestan) liturgy, as one of the tribal Protestant churches in Indonesia, to analyze gondang as the ecclesiastical music, and to examine the connection between gondang to the philosophy of Batak Toba people in the realization of HKBP church liturgy. The background of the study was to introduce Batak Toba traditional music as the ecclesiastical music. Looking into the reality, mostly HKBP churches apply the western music to the liturgy rather than the traditional one. Related to the issue, the researcher concerned in developing the ecclesiastical music by analyzing the application of traditional music in liturgy. In line with this, the title of this study was “The Application of Batak Toba Gondang Music on the Realization of HKBP Church Liturgy.” This study involved the participants such as the clerks, the ruling elders, batakese artists and musicians, and HKBP Church. This study utilized the analytical description method with qualitative approach. The traditional music was applied to the liturgy without excluding the musical accompaniment that is commonly applied in the liturgy. This study was expected to be a reference in which could raise the people concerns to traditional music to be developed particularly in HKBP church liturgy.

(6)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……… i

HALAMAN PENGESAHAN………. ii

HALAMAN PERNYATAAN………. iii

KATA PENGANTAR………. iv

ABSTRAK……….. vi

DAFTAR ISI……….. viii

DAFTAR FOTO………. x

DAFTAR GAMBAR……….. xi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….. 1

B. Rumusan Masalah……… 4

C. Variabel dan Defenisi Istilah……… 5

D. Tujuan Penelitian……….. 5

E. Signifikan dan manfaat Penelitian……… 6

F. Asumsi Penelitian………. 6

G. Metode Penelitian……… 7

H. Lokasi Penelitian ………. 9

I. Sistematika Penulisan……… 9

BAB II. LANDASAN TEORETIS A. Suku Batak Toba 1. Letak Geografis Tanah Batak………. 11

2. Kebudayaan Suku Batak Toba……… 12

3. Falsafah Hidup Masyarakat Batak Toba………. 14

4. Ulos Batak Toba………. 19

(7)

ix

B. Gereja HKBP……….. 37

C. Musik Gerejawi……….. 53

BAB III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode………. 66

B. Lokasi dan Subjek Penelitian……….. 68

C. Populasi dan Sampel……….. 69

D. Instrumen Penelitian………. 70

E. Teknik Pengumpulan data………. 71

F. Teknik Analisis Data………. 72

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gondang Batak Toba dalam liturgi gereja HKBP………. 74

B. Analisis musik gondang Batak Toba sebagai ……… 93

musik gereja dalam perwujudan liturgi gereja HKBP C. Hubungan falsafah masyarakat Batak Toba dengan……… 126

musik gondang Batak Toba dalam perwujudan liturgi gereja HKBP BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……….. 133

B. Saran………. 134

DAFTAR PUSTAKA……….. 135

GLOSARIUM ……….. 138

(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai ciri keanekaragaman budaya yang berbeda tetapi tetap satu. Indonesia juga memiliki keanekaragaman agama yang diatur dalam Undang-Undang Dasar Indonesia. Beberapa agama yang diakui di Indonesia seperti Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Budha, Kong Hu Chu. Hal tersebut juga merupakan suatu kekayaan yang besar bagi gereja di Indonesia dalam memanfaatkan kekayaan budaya dengan memasukkan tradisi etnik khususnya musik dalam ibadah.

Musik merupakan salah satu cabang seni yang mempunyai fungsi melatih kepekaan dan keterampilan melalui media suara. Unsur-unsur musik menurut Jamalus (1998:7) terdiri dari unsur utama dan unsur ekpresi. Unsur utama terdiri dari irama, melodi, harmoni dan bentuk. Unsur ekspresi terdiri dari tempo, dinamik dan warna suara. Secara sederhana musik terdiri atas melodi dan pengiringnya. Dalam menyampaikan gagasan ataupun ide maka digunakan media suara ataupun media tulis yaitu perlambangan tertentu.

Manusia membutuhkan media untuk mengekspresikan diri. Ekspresi diri termanifestasi menjadi karya-karya seni dan kebudayaan. Seni adalah suatu unsur dari kebudayaan sebab dengan setiap karya seni tercermin nilai-nilai budaya yang memuat makna maupun pesan tertentu. Musik gereja memiliki peranan yang sangat besar dalam mendukung upacara ibadah. Musik gereja membuat suasana menjadi khidmat terutama membantu umat dalam berdoa karena melalui nyanyian, doa dapat diungkapkan secara lebih menarik. Musik dalam liturgi itu disebut dengan nyanyian liturgi.

(9)

2

jenis perkembangan liturgi yang sedang berlangsung di gereja tersebut. Melalui musik dalam sebuah liturgi, umat dapat merefleksi kehidupannya.

Perkembangan teknologi saat ini berpengaruh pada tatanan ibadah di gereja yang secara umum menggunakan instrumen musik Barat. Ritual ibadah yang dilakukan saat ini lazimnya menggunakan instrumen musik. Musik digunakan sebagai sarana bagi jemaat untuk dapat menikmati ibadah secara khusyuk. Hal yang terjadi saat ini, ritual ibadah sangat jarang menggunakan musik etnik sebagai musik dalam ibadah.

Musik sangat penting dalam ibadah gereja, sebab sebagian besar bagian dari ibadah memanfaatkan unsur musik baik vokal ataupun instrumen. Musik dalam gereja memiliki keterkaitan dengan gereja dalam pengembangan kehidupan spiritual, dengan demikian musik menjadi alat dalam mendidik umat yang bertujuan untuk mencerdaskan umat untuk berperilaku yang baik sesuai dengan ajaran gereja.

Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di pulau Sumatera yang memiliki luas daerah 70.787 km2 dengan ibukota Medan dengan jumlah penduduk 9.422.137 jiwa. Lebih dari dua pertiga wilayah Sumatera Utara merupakan pegunungan dan dataran tinggi, dan salah satunya adalah suku Batak yang mendiami Sumatera ini.

Dalam ilmu antropologi, kebudayaan dapat didefinisikan sebagai seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar. Kebudayaan itu bersifat semiotik dan kontekstual yang bermuatan dengan simbol yang bermakna mendalam bagi kelompok masyarakat yang bersangkutan, sehingga untuk memahaminya diperlukan penafsiran.

(10)

kecil. Beberapa gereja suku di Indonesia misalnya Gereja Kristen Protestan Simalungun yang merupakan suku Batak Simalungun, Gereja Toraja merupakan suku Toraja, Gereja Kristen Jawa merupakan suku Jawa dan masih banyak lagi.

HKBP merupakan salah satu gereja suku yang ada di Indonesia dan merupakan suku Batak Toba. HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) adalah gereja Protestan terbesar di kalangan masyarakat Batak, bahkan juga di antara gereja-gereja Protestan yang ada di Indonesia dan menjadikannya pula sebagai organisasi terbesar ketiga setelah Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah. Gereja ini tumbuh dari misi RMG (Rheinische Mission-Gesselshaft) dari Jerman dan resmi berdiri pada 7 Oktober 1861.

Saat ini HKBP memiliki jemaat sekitar 4,5 juta anggota di seluruh Indonesia. HKBP merupakan gereja suku yang memiliki adat istiadat suku Batak Toba. Di daerah asal di Sumatera Utara menurut pengamatan sementara sangat jarang menggunakan instrumen Batak seperti taganing, suling, hesek, sarunai, ogung sebagai alat musik dalam ibadah. Sangat disayangkan alat tradisional pun

semakin lama semakin hilang karena kemajuan teknologi.

Pendidikan budaya memiliki maksud utama dalam mempersiapkan kaum muda untuk hidup dalam masyarakat dan bangsa. Sementara itu kemampuan seseorang untuk menanggapi budaya di sekitarnya tergantung pada kematangan pribadinya serta kemampuannya untuk menerima dan diterima oleh orang lain.

Adat Batak sama seperti semua seni budaya tradisional etnis lainnya dapat dimanfaatkan sebagai media pendidikan bagi proses ibadah dalam komunitas jemaat. Adat dan budaya tradisional Batak dengan berbagai macam ekspresinya akan dilihat sebagai bagian dalam nilai-nilai kristiani. Dengan demikian seni budaya tradisional Batak dapat dipakai dan menjadi makna dalam komunitas Kristen.

(11)

4

dan hubungan falsafah dalihan na tolu dalam kaitannya penggunaan musik tradisional batak dalam perwujudan liturgi gereja HKBP. Ansembel ini dapat menjadi musik pengiring dalam suatu ritual ibadah tanpa mengurangi kekhusyukan dalam beribadah. Sebagai gereja Batak perlu memperbaharui dan menemukan model musik pengiring yang sesuai dengan konteks, yang dapat mentransfer budayanya bagi proses pembelajaran. Dengan demikian topik dari penelitian ini adalah “Musik Gondang Batak Toba Sebagai Musik Gerejawi Dalam Perwujudan Liturgi Ibadah Gereja HKBP”.

B. Rumusan Masalah

Dalam menentukan rumusan masalah, peneliti berpedoman terhadap pendapat Maryaena (2005;14) yang mengatakan bahwa: ”Rumusan masalah merupakan jabaran detail fokus penelitian yang akan digarap”. Rumusan masalah menjadi semacam kontrak bagi peneliti karena penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban pertanyaan sebagaimana terpapar pada rumusan masalahnya.

Sugiyono (2008:209) mengatakan bahwa ”Rumusan masalah merupakan pemandu peneliti untuk mengekplorasi dan atau memotret situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh, luas dan mendalam.”

Lebih lanjut Sukmadinata (2008:300) mengatakan bahwa

Merumuskan masalah adalah menjelaskan variabel atau aspek-aspek yang secara teoritis berhubungan atau terkait dengan fokus masalah (karena yang dijelaskan variabel secara teoretis, maka sebaiknya mengacu pada suatu teori atau paduan beberapa teori).

Fokus dari penelitian ini adalah analisis musik gondang batak dalam tatanan liturgi gereja HKBP. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah musik gondang Batak Toba sebagai perwujudan liturgi ibadah di Gereja HKBP.

Berdasarkan fokus dan masalah penelitian tersebut, maka pertanyaan penelitian yang diajukan adalah:

(12)

2. Bagaimana analisis musik gondang Batak Toba sebagai musik gereja dalam perwujudan liturgi gereja HKBP?

3. Bagaimana hubungan falsafah masyarakat Batak Toba dengan musik gondang Batak Toba dalam perwujudan liturgi gereja HKBP?

C. Variabel dan Defenisi Istilah

Istilah penting yang dirujuk dalam penelitian ini adalah:

1. Prier (1998:14) menyebutkan bahwa “Musik Gerejawi adalah musik yang berkembang di kalangan Kristen terutama dilihat dari penggunaannya dalam ibadah gereja”. Musik gerejawi dapat juga disebut sebagai ungkapan isi hati yang diungkapkan dalam bunyi-bunyian dalam bentuk lagu atau nyanyian.

2. Tinambunan (2009: 19) menyebutkan bahwa: “Liturgi Ibadah adalah susunan ibadah dalam ritual ibadah gereja”. Urutan ibadah berupa lagu, atau ayat firman yang dibawakan dalam ibadah gereja.

3. Hutajulu (2005:87) mengatakan bahwa “Gondang merupakan istilah Batak Toba yang bermakna jamak, meliputi upacara, ansambel musik, repertoar musik dan lagu atau komposisi”. gondang Batak Toba adalah seperangkat instrumen suku Batak yang selalu digunakan dalam upacara adat istiadat suku Batak. Ansambel gondang ini terbagi dalam dua yaitu gondang hasapi dan gondang sabangunan. Penggunaannya dalam gereja

masih ditentang oleh beberapa pendeta sehingga yang selalu digunakan adalah musik Barat dan bukan musik gondang yang seharusnya dapat digunakan sebagai musik pengiring dalam ibadah.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah:

(13)

6

2. Menemukan analisis musik gondang Batak Toba sebagai musik gereja dalam perwujudan liturgi gereja HKBP

3. Memahami hubungan falsafah masyarakat Batak Toba dengan musik gondang Batak Toba dalam perwujudan liturgi gereja HKBP

E. Signifikan dan Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi dalam pengembangan musik pengiring dalam hal ini musik gondang batak dalam tatanan liturgi ibadah gereja HKBP. Selain itu secara khusus hasil penelitian diharapkan dapat berguna terutama:

1. Peneliti

Menambah pengetahuan dan wawasan tentang musik gerejawi yang ada di gereja HKBP. Dalam hal ini bermanfaat dalam mengembangkan liturgi ibadah gereja HKBP sehingga menjadi masukan bahwa musik tradisional dapat dimasukkan dalam ibadah.

2. Gereja HKBP

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan tentang alat musik yang digunakan dalam ritual ibadah. Memberikan wawasan baru tentang musik tradisonal Batak seharusnya dapat dimainkan dalam ibadah yang pada dasarnya merupakan gereja suku Batak Toba. Dalam hal ini bermanfaat dalam mengembangkan liturgi ibadah sehingga nantinya akan lebih variatif.

3. Jemaat HKBP

(14)

F. Asumsi Penelitian

Dalam latar belakang dijelaskan bahwa HKBP merupakan salah satu gereja suku di Indonesia. Dalam kaitan penelitian ini, peneliti memiliki beberapa data tentang keberadaan dan kedudukan musik gerejawi dalam perwujudan liturgi gereja HKBP. HKBP sebagai gereja suku masih kebanyakan menggunakan musik barat sebagai pengiring lagu dan ibadah.

Peneliti dalam melakukan penelitian berasumsi tidak tertutup kemungkinan bahwa musik tradisional Batak Toba dapat masuk dalam tatanan ibadah liturgi. Peneliti akan mencari tahu musik pengiring dalam tata ibadah gereja HKBP serta memadukannya dengan musik tradisional dalam hal ini mengaransemen beberapa lagu dalam tatanan liturgi sehingga nantinya akan bermanfaat dan akan diaplikasikan dalam pelayanan mereka di gereja sehingga musik Batak Toba tetap berkembang dan liturgi ibadah lebih variatif.

G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Metode

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskripsi analisis dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dapat berupa kejadian, fenomena, atau gejala sosial yang dapat diambil sebagi pengalaman berharga bagi suatu pengembangan konsep dan teori.

Untuk mengungkapkan persoalan tentang liturgi ibadah gereja HKBP yang menjadi pokok permasalahan dari penelitian ini, diperlukan kerangka teori yang tentunya menuntut adanya prosedur-prosedur penelitian yang mempunyai spesifikasi yang berhubungan dengan objek penelitian yang dimaksud. Dengan demikian, penelitian ini menggunakan pendekatan antropologi dengan meminjam pula teori dari berbagai disiplin.

(15)

8

diperoleh. Kegiatan analisis dilakukan sebagai salah satu langkah dalam memahami masalah yang diteliti. Data yang dihimpun, disusun dan dijelaskan untuk kemudian dianalisa berdasarkan pemecahan masalah-masalah yang lebih aktual.

Penelitian ini terfokus kepada musik gondang Batak sebagai musik gerejawi dalam perwujudan liturgi ibadah gereja HKBP. Dengan demikian dalam pelaksanaan penelitian ini, seluruh data yang dibutuhkan dikumpulkan melalui kerja lapangan yang meliputi: pengambilan data berupa wawancara dan pengambilan gambar. Data yang terkumpul kemudian diolah dan dianalisis untuk mendapatkan hasil yang dituangkan dalam bentuk tesis.

2. Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini seperti pada judul musik gondang Batak Toba sebagai perwujudan liturgi ibadah gereja HKBP, maka subjek penelitian terdiri dari Pendeta, Penatua, Seniman Batak, Jemaat gereja HKBP.

3. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Observasi

Dalam penelitian ini objek yang akan diobservasi adalah pelaksanaan musik gerejawi di HKBP dan bentuk tatanan liturgi ibadah yang dipakai di gereja HKBP.

2. Wawancara

Dari wawancara yang akan dilakukan akan diketahui makna theologis yang terkandung dalam liturgi ibadah gereja HKBP, mengetahui tatanan ibadah gereja HKBP, musik gereja yang ada di gereja HKBP dalam kaitan perkembangan buku ende sebagai nyanyian musik liturgi.

3. Studi Literatur

(16)

menelaah sejumlah buku yang berkaitan dengan musik gerejawi, liturgi gereja HKBP, tatanan ibadah gereja HKBP, musik tradisonal Batak Toba serta berbagai macam tentang pengetahuan musik dan buku-buku metodologi.

4. Studi Dokumentasi

Dari dokumentasi tersebut akan diketahui perwujudan musik gondang Batak Toba sebagai pengiring liturgi Ibadah di Gereja HKBP.

4. Teknik Analisis Data

Pada bagian ini dibahas beberapa metode untuk menarik dan memverifikasi suatu fenomena dalam konteks terbatas yang membentuk suatu kajian kasus dari sekelompok masyarakat. Sugiyono (2008:244) mengatakan bahwa Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri atau orang lain.

Setelah keseluruhan data selesai dikumpulkan dari lokasi penelitian, maka tahap akhir dari penelitian ini adalah menganalisis data-data untuk menemukan beberapa kesimpulan yang sekaligus digunakan untuk menemukan beberapa kesimpulan yang dapat menjawab seluruh pertanyaan dalam penelitian.

H. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian berada di Gereja HKBP Sintanauli Jalan D.I. Panjaitan No. 50 NH, Pematangsiantar, Sumatera Utara.

I. Sistematika Penulisan

(17)

10

Bab I. Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah

C. Variabel Dan Defenisi Istilah D. Tujuan Penelitian

E. Signifikan dan manfaat Penelitian F. Asumsi Penelitian

G. Metode Penelitian H. Lokasi Penelitian Bab II. Landasan Teoretis

A. Suku Batak Toba

1. Letak Geografis Tanah Batak 2. Kebudayaan Suku Batak Toba

3. Falsafah Hidup Masyarakat Batak Toba 4. Ulos Batak Toba

5. Musik Tradisional Batak Toba B. Gereja HKBP

C. Musik Gerejawi Bab III. Metode Penelitian

A. Metode

B. Populasi dan Sampel C. Instrumen Penelitian D. Teknik Pengumpulan data E. Teknik Analisis Data

Bab IV. Hasil penelitian dan pembahasan

A. Gondang Batak Toba dalam liturgi gereja HKBP (Huria Kristen Batak Protestan)

(18)

C. Hubungan falsafah masyarakat Batak Toba dengan musik gondang Batak Toba dalam perwujudan liturgi gereja HKBP

Bab V Kesimpulan dan Saran A.Kesimpulan

B.Saran

(19)

66

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode

Dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskripsi analisis dengan pendekatan kualitatif. Artinya data yang akan diperoleh bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut dari hasil wawancara, cacatan lapangan, dokumentasi pribadi, catatan, memo dan dokumen penting lainnya. Hal yang terpenting tersebut dapat berupa kejadian, fenomena, atau gejala sosial yang dapat diambil sebagai pengalaman berharga bagi suatu pengembangan konsep dan teori. Oleh karena itu penggunaan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini adalah dengan mencocokkan realitas empirik dengan teori yang berkaitan dengan metode deskripsi.

Metode kualitatif adalah metode penelitian yang dilakukan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah dimana peneliti merupakan instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih mementingkan makna daripada generalisasi. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Sukmadinata (2006:60) mengatakan bahwa

Penelitian kualitatif (Qualitative Research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.

Selanjutnya Miles (2005:1-2) menyatakan bahwa:

(20)

Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode penelitian ini akan mencari gambaran dari objek penelitian dengan pendekatan kualitatif dimana sumber dari deskriptif yang luas harus berlandaskan kokoh sehingga akan diketahui keadaan dari objek penelitian. Laporan berdasarkan metode kualitatif mencakup masalah deskriptif murni tentang program pengalaman orang di lingkungan penelitian. Tujuan deskriptif ini adalah membantu pembaca mengetahui apa yang terjadi di lingkungan di bawah pengamatan , seperti apa pandangan partisipan yang berada di latar penelitian, dan seperti apa peristiwa atau aktivitas yang terjadi di latar penelitian.

Dengan demikian dalam pelaksanaan penelitian ini, seluruh data yang dibutuhkan dikumpulkan melalui kerja lapangan yang meliputi pengambilan data berupa wawancara dan pengambilan gambar. Data yang terkumpul kemudian diolah dan dianalisis untuk mendapatkan hasil yang dituangkan dalam bentuk tesis.

Metode ini merupakan sebuah langkah konkrit untuk memperoleh informasi data dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam penelitian. Dalam hal ini peneliti sebagai subjek penelitian akan berusaha mendeskripsikan serta menganalisa data yang diperoleh. Kegiatan analisis dilakukan sebagai salah satu langkah dalam memahami masalah yang diteliti. Data yang dihimpun, disusun dan dijelaskan untuk kemudian dianalisa berdasarkan pemecahan masalah-masalah yang lebih aktual.

(21)

68

B. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian berada di Gereja HKBP Sintanauli terletak di Jalan D.I. Panjaitan No. 50 Naga Huta Pematangsiantar. Gereja ini pertama sekali melakukan ibadah pada tanggal 22 Oktober 1961 dan diresmikan menjadi gereja pada tanggal 12 November 1961 dengan hasil upaya dan sumbangan dari seluruh jemaat. HKBP Sintanauli ini terdiri dari nagahuta, aeknauli, bah silulu dan sampe nauli.

Peneliti memilih lokasi ini karena gereja ini merupakan salah satu gereja terbesar di HKBP. Jemaatnya juga beragan mulai orang tua, pemuda, remaja. Harapan ketika melihat penelitian ini, para jemaat memiliki keinginan untuk mengembangkan musik tradisional sebagai pengiring ibadah setiap hari minggunya.

2. Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini seperti pada judul musik gondang Batak Toba dalam pengembangan liturgi ibadah Gereja HKBP adalah Pendeta, Penatua, Seniman Batak, Jemaat gereja HKBP. Peneliti memilih subjek penelitian tersebut karena pendeta merupakan salah satu oknum yang penting dalam mengembangkan musik sebagai pengiring ibadah dalam kebaktian selain itu penatua juga mempunyai peranan penting dalam memikirkan ide pengembangan musik tradisional ini sebagai pengiring ibadah.

(22)

C. Populasi Dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Dalam proses pengukuran karakter dari suatu populasi, dapat saja peneliti menggunakan pengukuran pada seluruh elemen dari populasi. Dalam menentukan populasi penelitian, peneliti berpedoman kepada pendapat Arikunto (2006:130) mengatakan bahwa: “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka penelitian itu merupakan penelitian populasi.”

Selanjutnya Sugiyono (2008:215) mengatakan bahwa: “Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek/ objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Dalam bukunya, Sukmadinata juga (2008:251) menjelaskan bahwa: “Populasi yang secara ril dijadikan dasar dalam penentuan sampel, dan secara langsung menjadi lingkup sasarana keberlakuan kesimpulan”.

Berdasarkan pendapat tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan keseluruhan sifat atau keadaan seseorang, sesuatu benda atau sesuatu lembaga yang menjadi sasaran penelitian. Dengan demikan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota jemaat gereja HKBP Sintanauli yang beribadah sebanyak 257 orang.

2. Sampel Penelitan

(23)

70

Teknik pengambilan sampel dapat dibedakan dalam dua dimensi: probability versus non-probability dan single-stage versus multi stage. Dimensi

pertama, probability versus non-probability, mencerminkan tingkat kerandoman dari proses pemilihan sampel. Sedangkan dimensi kedua, menunjuk pada banyaknya tahap atau langkah dalam proses pengambilan sampel.

Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah beberapa lagu yang dipergunakan dalam tatanan gereja HKBP. Hal ini dikarenakan karena metode yang dipergunakan adalah deskripsi analisis dengan pendekatan kualitatif. Dalam hal ini sampel yang diambil untuk menguatkan data yang diperoleh dalam penelitian.

D. Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam. Meneliti dengan data yang sudah ada lebih tepat kalau dinamakan membuat laporan dari penelitian tersebut. Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik, Alat ukur yang digunakan dalam penelitian adalah instrumen penelitian.

Instrumen penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data studi literatur, wawancara, observasi dan studi dokumentasi.

Pertanyaan Penelitian:

1. Bagaimana konsep Gondang Batak Toba dalam liturgi gereja HKBP? 2. Bagaimana analisis musik gondang Batak Toba sebagai musik gereja

dalam perwujudan liturgi gereja HKBP?

3. Bagaimana hubungan falsafah masyarakat Batak Toba dengan musik gondang Batak Toba dalam perwujudan liturgi gereja HKBP?

(24)

E. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama untuk mendapatkan data. Data yang diperlukan berupa beberapa informasi musik gereja yang ada di gereja HKBP serta penerapannya dalam liturgi gereja HKBP. Pengumpulan data kualitatif dilakukan secara alamiah dengan menumpulkan data primer melalui observasi, wawancara, dokumentasi.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Observasi

Dalam penelitian ini objek yang akan diobservasi adalah pelaksanaan musik gerejawi di HKBP. Berkenaan dengan penelitian yang mengangkat masalah tentang musik gereja, peneliti di dalam pengumpulan datanya melakukan pengamatan terhadap berbagai hal diantaranya:

a. Pengamatan terhadap musik gereja yang ada di gereja HKBP dalam kaitan penggunaan instumen musik sebagai pengiring dalam tata ibadah gereja HKBP

b. Pengamatan terhadap gereja apakah telah memasukkan alat musik tradisional sebagai musik pengiring ibadah.

c. Pelaksaan liturgi ibadah gereja HKBP dalam kajiannya terhadap hubungan musik gereja terhadap tatanan ibadah gereja HKBP.

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Moleong (2006:186) menjelaskan bahwa: “Percakapan itu dilakukan antara pewancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan kepada yang diwawancarai (interviewee). Dalam wawancara biasa dilakukan secara individu ataupun

(25)

72

Dalam melakukan penelitian terdapat narasumber kunci dan pendukung. Dimana narasumber kunci akan memberikan data primer dan narasumber pendukung yang memberikan data sekunder dalam penelitian ini. Dari wawancara yang akan dilakukan akan diketahui perkembangan musik gerejawi di Gereja HKBP serta kaitannya dengan musik pengiring dalam liturgi ibadah Gereja HKBP.

3. Studi Literatur

Arikunto (2005:58) mengatakan bahwa :

Untuk dapat melakukan penelitian seperti yang seharusnya, peneliti dituntut untuk menguasai sekurang-kurangnya dua hal, yaitu bidang yang diteliti dan cara-cara melakukan penelitian dengan demikian tidak ada jalan lain kepada peneliti tersebut harus banyak membaca, mengkaji berbagai literatur.

Untuk mendukung akurasi keseluruhan data yang terkumpul dari lokasi penelitian, peneliti melakukan serangkaian studi kepustakaan yaitu dengan menelaah sejumlah buku yang berkaitan dengan musik gerejawi dan musik tradisonal Batak Toba serta berbagai macam tentang pengetahuan musik dan buku-buku metodologi.

4. Studi Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2008:240) mengatakan bahwa:

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Untuk melengkapi dari pengumpulan data agar lebih mengetahui tentang hal yang hendak diteliti tersebut maka dilakukan pendokumentasian.

(26)

F. Teknik Analisis Data

Dalam suatu penelitian sangat diperlukan analisis data yang berguna untuk memberikan jawaban terhadap permasalahan yang diteliti. Moleong (2006:248) menjelaskan bahwa :

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satu kesatuan yang dapat dikelola, mensistesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain

Pada bagian ini dibahas beberapa metode untuk menarik dan memverifikasi suatu fenomena dalam konteks terbatas yang membentuk suatu kajian kasus dari sekelompok masyarakat.Sugiyono (2008:244) mengatakan bahwa:

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri atau orang lain.

(27)

133

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. HKBP memiliki teologi yang sudah mandiri dalam pelaksanaan

ibadahnya. Urutan-urutan yang terkandung dalam tata ibadah memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya.

2. Nyanyian ibadah HKBP yang disebut dengan buku ende memiliki makna yang sangat dalam. Setiap bait dalam lagu memiliki keterkaitan antara bait satu dan seterusnya. Pemilihan kata dan not juga sangat diperhatikan sehingga jemaat diajak untuk dapat beribadah dengan baik. Pada dasarnya nyanyian dalam buku ende mengajak untuk bersekutu antara manusia dengan Tuhan serta manusia dengan sesamanya.

3. Terdapat perbedaan konsep dalam garapan musik gondang batak yang dimainkan dalam adat istiadat dan penggunaannya dalam ibadah. Perbedaan yang sangat menonjol adalah kedudukan pemusik dalam adat sangat tinggi tingkat sosialnya sementara dalam gereja kedudukannya sama dengan jemaat atau para pelayan yang lainnya. 4. Setelah dianalisis secara teks dan konteks, garapan musik antara

gondang batak yang dimainkan dala adat dan gereja cenderung sama.

Perbedaan yang sangat menonjol adalah gondang batak dalam adat selalu diikuti oleh tor-tor sedangkan dalam ibadah hanya duduk serta menyanyi.

(28)

peribadatan sehingga jemaat menikmati ibadah dengan menggunakan musik batak.

B. REKOMENDASI

Dari hasil penelitian ini beberapa rekomendasi yang disarankan adalah: 1. Musik liturgi di gereja HKBP semestinya dapat dikembangkan sesuai

dengan perkembangan zaman sehingga jemaat tidak pindah gereja tetapi tetap bertahan dengan peribadatan di gereja HKBP.

2. Pengembangan musik yang ada di gereja HKBP tidak hanya kepada musik-musik barat saja tetapi penggunaan musik tradisional juga sangat penting sebagai sarana pewarisan kebudayaan suku batak toba. 3. HKBP sudah seharusnya memikirkan cara pengembangan budaya

sehingga kebudayaan itu tidak terkikis atau hilang oleh ajaran Kristen tersebut.

(29)

135

DAFTAR PUSTAKA

Abineno, J.L.CH. (2010). Unsur-Unsur Liturgia Yang Dipakai Gereja-Gereja di Indonesia. Jakarta: Gunung Mulia

Alwasilah, Acaedar. (2011). Pokoknya Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta

Djohan. 2009. Psikologi Musik. Yogyakarta: Best Publisher

Gultom, Ibrahim. (2010) Agama Malim di Tanah Batak. Jakarta: Bumi Aksara HKBP. (2009). Buku Logu HKBP. Pematangsiantar: Percetakan HKBP

HKBP. (2009). Buku Ende HKBP. Pematangsiantar: Percetakan HKBP HKBP. (2010). Agenda HKBP. Pematangsiantar: Percetakan HKBP HKBP. (2013) Almanak HKBP. Pematangsiantar: Percetakan HKBP

Hutajulu, Rithaony dkk.(2005). Gondang Batak Buku 1. Bandung: P4ST UPI. Hutauruk, J.R. (2011). Lahir, Berakar dan Berumbuh di Dalam Kristus, Sejarah

150 Tahun Huria Kristen Batak Protestas. Tarutung: Kantor Pusat HKBP

Djuharie, O Setiawan. (2001). Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, Disertasi. Bandung: Yrama Widya

Kasmahidayat, Yuliawan. (2010). Agama dalam Transformasi Budaya Nusantara. Bandung: Bintang Warli Artika

Kaplan. (2002). Teori Budaya. Yogyakarya: Pustaka Pelajar Offset

(30)

Mudzakir, Arief. (2006). Rangkuman Pengetahuan Umum Lengkap. Semarang: Aneka Ilmu

Moleong, Lexy. (2006). Metode Penelitian Kualitatif edisi revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya

Locher. (1995). Tata Gereja Gereja Protestan di Indonesia. Jakarta: BPK Gunung Mulia

Lumbantobing, Darwin. (2010). Teologi di Pasar Bebas. Pematangsiantar:L-SAPA.

Panjaitan, Huntal. (2005). Anak Cucunya Akan Perkasa Di Bumi. Bogor: RUPA Panjaitan, Mangontang. (2010). Menjawab Pengutusan Allah. Pematangsiantar:

L-SAPA STT-HKBP

Prier, Karl-Edmund. (1998). Musik Gereja Zaman Sekarang Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi

Prier, Karl-Edmund. (2004). Ilmu Bnetuk Musik. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi

Prier, Karl-Edmund. (1991). Sejarah Musik Jilid 1. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi

Prier, Karl-Edmund. (1993). Sejarah Musik Jilid 2. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi

Prier, Karl-Edmund. (1998). Inkulturasi Nyanyian Liturgi. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi

Rachman, Rasid. (2012). Pembimbing ke dalam Sejarah Liturgi. Jakarta: Gunung Mulia

Saragih, Winnardo. (2008). Misi Musik. Yogyakarta: ANDI

Sangti, Batara. (1977). Sejarah Batak. Balige SUMUT: Karl Sianipar Company Schreiner, Lothar. (1978). Telah kudengar dari Ayahku, Perjumpaan Adat

Dengan Iman Kristen di tanah Batak. Jakarta: BPK Gunung Mulia

(31)

137

Siagian, Bernard. (2009). Enkulturasi Iman Etnografi Budaya Batak Bagi Pendidikan Iman Kristen. Pematangsiantar: L-SAPA

Siagian, Bernard. (2010). Aura Musik dan Takhta Sang Pencipta. Pematangsiantar: L-SAPA

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaka Rosdakarya

Soekarno, Ari. ___. Buku Pintar Musik. Jakarta: Inovasi Sumarjono, Jakob. (2000). Filasafat Seni. Bandung: ITB

Sukmadinata, N.S. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya Tinambunan, Viktor. (2009). Bohal ni Parhalado Dohot Ruas Ni Huria.

Pematangsiantar: L-SAPA HKBP

Universitas Pendidikan Indonesia (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press

Vajta, Vilmos. (2012). Ibadah Menurut Luther. Jakarta: Tried Rogate

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh musik tradisional Batak Toba yaitu gondang sabangunan dan gondang hasapi terhadap afek positif mood pada kelompok

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keberadaan ansambel musik campuran pada ibadah jemaat gereja HKBP Parulohan, faktor apa yang melatarbelakangi

atau pembelajaran berbasis komputer dapat diimplementasikan pada aplikasi pembelajaran berbasis multimedia pada musik tradisional gondang batak toba dimana aplikasi

Dalam penelitian ini menerangkan tentang proses bagaimana musik keroncong mengiringi ibadah liturgi dan dampak yang terjadi terhadap jemaat GKJ Jemaat Ambarrukma.. Penelitian

Gereja GBI menganut konsep tata ibadah yang pada umumnya sama dengan gereja beraliran kharismatik lainnya dalam hal penggunaan ansambel musik barat seperti

Dalam penelitian ini menerangkan tentang proses bagaimana musik keroncong mengiringi ibadah liturgi dan dampak yang terjadi terhadap jemaat GKJ Jemaat Ambarrukma.. Penelitian

atau pembelajaran berbasis komputer dapat diimplementasikan pada aplikasi pembelajaran berbasis multimedia pada musik tradisional gondang batak toba dimana aplikasi

Fungsi Musik dalam Ibadah dan Pelayanan Gereja dalam Kumpulan Makalah Symposium dan Penyegaran Musik Gerejawi.. Bandung: Komisi Musik dan Departemen Pendidikan,