• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBERADAAN ANSAMBEL MUSIK CAMPURAN PADA IBADAH JEMAAT GEREJA HKBP PARULOHAN KECAMATAN LINTONGNIHUTA KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEBERADAAN ANSAMBEL MUSIK CAMPURAN PADA IBADAH JEMAAT GEREJA HKBP PARULOHAN KECAMATAN LINTONGNIHUTA KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan. Dalam proses penelitian Skripsi, banyak pihak yang membantu penulis sampai dalam penyelesaian Skripsi ini. Untuk itu dengan sepenuh hati penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

4. Uyuni Widiastuti, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan dan selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan dalam penyelesaian Skripsi ini.

5. Panji Suroso, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

6. Dra. Theodora Sinaga, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan dalam penyelesaian Skripsi ini.

7. Esra P.T Siburian, M.Sn, selaku Dosen Pembimbing Akademik, atas semua bimbingan dan arahan kepada penulis sejak mulai perkuliahan sampai akhirnya Skripsi ini.

8. Seluruh Dosen Sendratasik selaku sumber ilmu bagi penulis dari semester awal hingga penghujung.

9. Bapak Pendeta Okto Sinambela S.Th, selaku pimpinan Gereja HKBP Parulohan, yang telah membantu dan memberikan izin penelitian, seluruh pemain ansambel musik campuran dan seluruh jemaat Gereja HKBP Parulohan tanpa terkecuali yang telah membantu baik tenaga, waktu, demi terselesainya penulisan Skripsi penulis.

10. Teristimewa Skripsi ini penulis persembahkan untuk kedua orang tuaku, yang sangat aku kasihi dan aku banggakan ayahanda Jahormat Sihombing dan ibunda Emmy Siburian, serta kakanda Lamria Shombing, S.Pd dan keluarga, Lilis Sihombing, SE dan suami (R. Manalu), Lenni Sihombing S.Pd, adik-adikku Lasroida (Kajol) Sihombing, Marya (Baccal)

(7)

iii

Sihombing, Phutry (Piut) Sihombing, Halashon (Acon) Sihombing, Dosroha (Ame) Sihombing, Martha (Kuek) Sihombing, dan yang paling kecil, Arif (Pakarik) Sihombing.

11. Buat seluruh teman-teman stambuk 09 dan teman-teman seperjuangan dalam penyusunan Skripsi, saya bangga bisa mengenal kalian dan terimakasih untuk kebersamaan kalian semua, khususnya untuk Rosenta Girsang, S.Pd, Lasry Sitanggang, S.Pd, Mega Situmorang.

12. Buat seluruh teman-teman seperjuangan PPLT 2012 SMK Karya Serdang Lubuk Pakam, terimakasih untuk kebersamaan kalian semua.

13. Buat seluruh keluarga besar sekaligus sahabat-sahabatku di organisasi Komunitas Generasi Muda Lintongnihuta – Medan (KGML - MEDAN) juga Keluarga Besar Ikatan Muda-Mudi Desa Pargaulan Se-Kotamadya Medan (IMPAS) Sekitarnya, yang telah banyak memberi motivasi, semangat dan dukungan kepada penulis demi terselesainya Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi penulisan, tata bahasa maupun dari penyampaian ide penulis. Untuk itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang turut serta mendukung dan membantu baik secara langsung maupun tidak langsung, semoga Skripsi ini dapat bermanfaat buat kita semuanya.

Medan, Maret 2014

Penulis

(8)

i

ABSTRAK

Lusiana Sihombing, NIM. 209342008, Keberadaan Ansambel Musik Campuran pada Ibadah Jemaat Gereja HKBP Parulohan Kecamatan

Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan. Program Studi

Pendidikan Seni Musik. Jurusan Sendratasik. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keberadaan ansambel musik campuran pada ibadah jemaat gereja HKBP Parulohan, faktor apa yang melatarbelakangi digunakannya ansambel musik campuran untuk mengiringi ibadah, alat musik yang digunakan, bagaimana penyajian ansambel musik campuran, faktor kesulitan apa yang dihadapi pemain ansambel musik campuran pada saat mengiringi ibadah dan tanggapan jemaat terhadap penggunaan ansambel musik campuran dalam tata ibadah di gereja HKBP Parulohan Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan.

Teori-teori atau pendapat-pendapat baik dalam bentuk pengertian yang digunakan sebagai dasar pijakan dalam penelitian ini adalah, pengertian keberadaan, pengertian ansambel, pengertian ansambel sejenis dan ansambel campuran, pengertian musik, pengertian alat musik, dan pengertian ibadah.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemain ansambel musik campuran, pendeta, para sintua, guru jemaat dan seluruh jemaat gereja HKBP Parulohan. Sampel dalam penelitian ini adalah adalah pemain musik ansambel campuran tujuh orang, satu orang pendeta, satu orang sintua, mewakili jemaat yang berjumlah tujuh orang, sehingga total sampel berjumlah 16 orang. Untuk melengkapi data-data dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi lapangan, wawancara dan dokumentasi audiovisual. Penelitian dilaksanakan di gereja HKBP Parulohan Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan.

(9)

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II. LANDASAN TEORETIS DAN

KERANGKA KONSEPTUAL... 11

A. Landasan Teoretis ... 11

1. Pengertian Keberadaan ... 11

2. Pengertian Ansambel ... 12

2.1 Ansambel sejenis ... 13

2.2 Ansambel campuran ... 13

3. Pengertian Musik ... 14

4. Pengertian Alat musik ... 19

5. Pengertian Ibadah ... 23

B. Kerangka Konseptual... 25

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 27

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27

B. Populasi dan Sampel ... 27

1. Populasi ... 27

2. Sampel ... 28

C. Metode Penelitian ... 29

D. Teknik Pengumpulan Data ... 30

1. Observasi dan Pengamatan ... 31

3. Wawancara ... 32

(10)

4. Dokumentasi ... 34

5. Studi Kepustakaan ... 35

E. Teknik Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Deskripsi Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Parulohan ... 38

B. Keberadaan Ansambel Musik Campuran di Gereja HKBP Parulohan………. 40

C. Faktor-faktor yang melatarbelakangi digunakannya ansambel musik campuran di gereja HKBP Parulohan ... 43

D. Alat musik yang digunakan dalam mengiringi ibadah di gereja HKBP Parulohan... 44

E. Penyajian ansambel musik campuran pada ibadah di gereja HKBP Parulohan... 47

F. Faktor kesulitan yang dihadapi pemain dalam pemakaian ansambel musik campuran untuk mengiringi ibadah di gereja HKBP Parulohan... 58

G. Tanggapan Jemaat Terhadap Penggunaan Ansambel Campuran dalam Ibadah di Gereja HKBP Parulohan……… 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 66

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 ... 18 Tabel 4.1 ... 42 Tabel 4.2 ... 51

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 ... 15

Gambar 2.2 ... 16

Gambar 2.3 ... 17

Gambar 4.1 ... 39

Gambar 4.2 ... 45

Gambar 4.3 ... 46

Gambar 4.4 ... 46

Gambar 4.5 ... 47

Gambar 4.6 ... 49

Gambar 4.7 ... 50

Gambar 4.8 ... 52

Gambar 4.9 ... 56

Gambar 4.10 ... 57

Gambar 4.11 ... 58

(13)

Daftar Lampiran

Peneliti berfoto bersama Bapak Pendeta Okto Sinambela S.Th. (Dokumentasi Lusiana Sihombing)

(14)

Jemaat bernyanyi (Dokumentasi Lusiana Sihombing)

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Seni berasal dari hasil getaran jiwa manusia atau ungkapan perasaan

seseorang seperti senang, sedih, kecewa, rasa cinta, dan lain sebagainya. Seni

merupakan sesuatu yang dapat diciptakan oleh manusia bukan alam atau mahluk

lain yang dapat diwujudkan dalam bentuk karya seni. Salah satu bagian dari seni

adalah musik. Musik merupakan seni mengekspresikan ide, dimana ide

merupakan sesuatu yang dapat dirasakan, dipikirkan dan dihayati serta sesuatu

yang dapat menggetarkan jiwa sebagai sebuah kesatuan potensi. Melalui musik,

setiap manusia dapat mengungkapkan perasaannya sehingga dia dapat

mengekspresikan apa yang dia rasakan.

Seiring dengan perkembangan kehidupan manusia, musik juga

berkembang tidak hanya sebagai sarana upacara tetapi juga berfungsi sebagai

hiburan, pengiring tari, sebagai media komunikasi, sebagai mata pencaharian

(pekerjaan) bahkan sebagai terapi kesehatan. Hal ini menggambarkan bagaimana

musik sangat berperan dalam kehidupan manusia dan tidak pernah lepas dari

kehidupan manusia yang setiap hari dapat didengar, dinikmati kapanpun dan

dimanapun manusia itu berada, baik sengaja ataupun tidak disengaja.

Berbagai macam jenis musik dan bentuk penyajiannya yang beragam,

menjadi pilihan masing-masing kalangan untuk menikmati musik. Seiring dengan

munculnya berbagai macam grup musik, baik disajikan dalam bentuk band,

(16)

2

orchestra, dan lain sebagainya maka dalam bentuk ansambel tidak kalah

menariknya untuk ditampilkan sebagai salah satu ragam musik yang dapat

dinikmati, baik dalam bentuk ansambel musik, maupun dalam bentuk ansambel

vokal. Ansambel adalah bentuk permainan musik yang disajikan oleh beberapa

orang atau sekelompok orang dengan jumlah alat musik tertentu, baik alat musik

sejenis maupun alat musik yang berbeda. Dalam sejarah musik dijelaskan bahwa

pada awalnya, musik ansambel disebut dengan istilah musik kamar (Chamber

Music, Musica de Camera), yaitu pada zaman Barok (1600-1750). Musik

ansambel berawal dari suatu jenis musik yang terdiri dari alat gesek dan

alat-alat tiup saja. Nama musik ini dikaitkan dengan sebuah ruangan khusus yang tidak

terlalu luas. Namun, pada tahun 1750 musik kamar ini menjadi dipentaskan pada

orang banyak, seperti saat ini.

Musik ansambel dapat disajikan dalam bentuk ansambel sejenis dan juga

dalam ansambel campuran. Ansambel sejenis adalah permainan musik yang

disajikan oleh beberapa orang dengan menggunakan alat musik sejenis saja,

seperti ansambel gitar, semua alat musik yang digunakan adalah gitar. Ansambel

gesek, semua alat musik yang digunakan adalah alat musik gesek. Sedangkan

ansambel musik campuran merupakan permainan musik yang disajikan oleh

beberapa orang dengan menggunakan alat musik yang berbeda.

Bentuk penyajian ansambel tidak hanya digunakan sebagai materi

pembelajaran disekolah-sekolah umum, dalam festival, tetapi juga dalam

mengiringi ibadah pada agama-agama tertentu yang menggunakan musik sebagai

(17)

3

tersebut mempunyai cara tersendiri dalam memuji dan menyembah Tuhan Yang

Maha Esa dengan menggunakan musik. Musik digunakan sebagai pengiring

nyanyian dan sebagai panggilan beribadah. Nyanyian dan dan musik dalam ibadah

gereja mutlak bersifat sakral dan harus sejalan dan sesuai dengan irama lagu dan

tata ibadah gereja. Pada umumnya lagu-lagu yang dinyanyikan pada ibadah gereja

HKBP disusun dalam buku lagu yang disebut dengan Buku Ende (buku kumpulan

nyanyian rohani). Nyanyian rohani yang terdapat pada Buku Ende hanya berjenis

suara 1 (Unisol) diiringi dengan alat musik organ yang disebut buku logu (buku

berisi notasi musik iringan secara lengkap untuk seluruh nomor lagu yang ada

pada buku ende).

Salah satu tempat beribadah umat Kristen yang menyajikan ansambel

musik campuran dalam mengiringi nyanyian pada saat beribadah adalah gereja

HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) Parulohan dimana HKBP merupakan

gereja suku Batak Toba yang berpusat di Pearaja Tarutung dan memiliki

cabang-cabang yang salah satunya berada di Desa Parulohan. Pada awal berdiri, gereja

HKBP Parulohan menggunakan organ dalam mengiringi ibadah. Organ inilah

yang sangat berperan penting, yang digunakan sebagai alat musik iringan untuk

mengiringi nyanyian bahasa Batak Toba pada ibadah di gereja HKBP Parulohan

sehingga kondisi fisik organ yang tidak dapat berfungsi dengan maksimal dan

permainannya yang dianggap monoton pada saat sekarang ini membuat khususnya

Ibadah minggu jemaat HKBP Parulohan menjadi bosan dan kurang bervariasi.

Ibadah di gereja HKBP Parulohan setiap minggu terdiri dari 2 (dua) sesi

(18)

4

yang disebut ibadah Sekolah Minggu, sesi kedua masuk pukul 10.00 WIB sampai

dengan pukul 12.00 WIB, yang disebut ibadah umum atau ibadah siang. Pada

umumnya dalam tata ibadah siang di gereja HKBP khususnya di HKBP Parulohan

sebagian besar terdiri dari nyanyian pujian, dimana nyanyian tersebut diambil dari

buku nyanyian rohani HKBP atau Buku Ende yang memakai bahasa Batak Toba.

Banyaknya nyanyian rohani yang akan dinyanyikan jemaat tersebut

terkesan sangat monoton jika hanya diiringi dengan menggunakan organ saja. Hal

ini juga terkadang membuat jemaat kurang bersemangat dalam bernyanyi dan

mengikuti ibadah. Oleh karena itu, gereja ingin menghadirkan musik iringan yang

lebih variatif dengan menggunakan ansambel musik campuran dalam mengiringi

ibadah siang di gereja HKBP Parulohan tersebut.

Ansambel musik campuran yang digunakan gereja HKBP Parulohan

dalam mengiringi nyanyian pada acara kebaktian Minggu siang terdiri dari

keyboard, saxophone, trompet, dan trombon. Kebaktian dengan menggunakan

ansambel musik campuran tersebut merupakan suatu hal yang sangat jarang dan

kurang diketahui di jajaran gereja HKBP di Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten

Humbang Hasundutan. Dalam hal ini, penulis tertarik mengkaji keberadaan

ansambel musik campuran yang ada di gereja HKBP Parulohan.

Disisi lain, kegiatan ansambel musik campuran ini memiliki manfaat yang

dapat dirasakan oleh peserta dan jemaat yang pada awalnya anggota ansambel dan

jemaat yang beribadah berjumlah sedikit, kini semakin banyak. Keberadaan

ansambel musik campuran pada ibadah jemaat gereja HKBP Parulohan di

(19)

5

salah satu upaya peningkatan pelayanan musik sebagai salah satu medium dalam

peribadatan di gereja HKBP Parulohan di Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten

Humbang Hasundutan.

Hal ini sangat menarik bagi penulis untuk disajikan sebagai bahan

penelitian. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis memilih judul “Keberadaan Ansambel Musik Campuran pada Ibadah Jemaat Gereja

HKBP Parulohan Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang

Hasundutan”.

B.Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah mengumpulkan persoalan yang berkaitan

dengan masalah yang diteliti. Tujuan dari identifikasi masalah adalah agar

penelitian yang dilakukan terarah, dan cakupan masalah tidak terlalu luas.

Menurut pendapat Hadeli (2006:23) mengatakan bahwa “Identifikasi masalah

adalah situasi yang merupakan akibat dari interaksi dua atau lebih faktor (seperti

kebiasaan-kebiasaan, keadaan-keadaan, dan lain sebagainya) yang menimbulkan

beberapa pertanyaan. Berdasarkan uraian yang dikemukakan dalam latar belakang

masalah yang dapat diidentifikasi adalah:

1. Bagaimana keberadaan ansambel musik campuran dalam mengiringi ibadah

jemaat gereja HKBP Parulohan Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten

(20)

6

2. Faktor apa yang melatarbelakangi digunakannya ansambel musik campuran

untuk mengiringi ibadah di gereja HKBP Parulohan Kecamatan

Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan?

3. Apa saja alat musik yang digunakan dalam mengiringi ibadah di gereja

HKBP Parulohan Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang

Hasundutan?

4. Bagaimana penyajian ansambel musik campuran pada ibadah gereja HKBP

Parulohan Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan?

5. Bagaimana sistem perekrutan pemain ansambel musik campuran pada

ibadah gereja HKBP Parulohan Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten

Humbang Hasundutan?

6. Kesulitan apa saja yang dihadapi pemain pada pemakaian ansambel musik

campuran untuk mengiringi ibadah di gereja HKBP Parulohan Kecamatan

Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan?

7. Bagaimana peranan ansambel musik campuran pada ibadah di gereja HKBP

Parulohan Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan?

8. Bagaimana tanggapan jemaat terhadap penggunaan ansambel musik

campuran dalam tata ibadah di gereja HKBP Parulohan?

C. Pembatasan masalah

Sehubungan luasnya masalah, keterbatasan waktu, dana, dan kemampuan

(21)

7

menjadi fokus terhadap masalah yang dikaji. Hal ini sesuai dengan pendapat

Sukardi (2003:30) mengatakan bahwa:

“Dalam merumuskan ataupun membatasi permasalahan dalam suatu penelitian sangatlah bervariasi dan tergantung pada kesenangan peneliti. Oleh karena itu, perlu hati-hati dan jeli dalam mengevaluasi rumusan permasalahan penelitian, dan dirangkum kedalam beberapa pertanyan yang jelas”.

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka penulis

membatasi ruang lingkup permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana keberadaan ansambel musik campuran dalam mengiringi ibadah

di gereja HKBP Parulohan Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang

Hasundutan?

2. Faktor apa yang melatarbelakangi digunakannya ansambel musik campuran

untuk mengiringi ibadah di gereja HKBP Parulohan Kecamatan

Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan?

3. Apa saja alat musik yang digunakan dalam mengiringi ibadah di gereja

HKBP Parulohan Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang

Hasundutan?

4. Bagaimana penyajian ansambel musik campuran pada ibadah gereja HKBP

Parulohan Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan?

5. Faktor kesulitan apa saja yang dihadapi pemain pada pemakaian ansambel

musik campuran untuk mengiringi ibadah di gereja HKBP Parulohan

Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan?

6. Bagaimana tanggapan jemaat terhadap penggunaan ansambel campuran

(22)

8

D.Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan fokus sebuah penelitian yang akan dikaji.

Mengingat sebuah penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban

pertanyaan, maka sebuah pertanyaan perlu dirumuskan dengan baik. Hal ini

sejalan dengan pendapat Maryaeni (2005:14), yang mengatakan bahwa: “Rumusan masalah merupakan jabaran detail fokus penelitian yang akan digarap. Rumusan masalah menjadi semacam kontrak bagi peneliti karena penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban pertanyaan sebagaimana terpapar pada rumusan masalahnya. Rumusan masalah juga bisa disikapi sebagai jabaran fokus penelitian karena dalam praktiknya, proses penelitian akan senantiasa berfokus pada butir-butir masalah sebagaimana telah dirumuskan”.

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah, identifikasi masalah dan

pembatasan masalah, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Keberadaan Ansambel Musik Campuran pada Ibadah

Jemaat Gereja HKBP Parulohan Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan?”

E. Tujuan penelitian

Setiap kegiatan senantiasa berorientasi kepada tujuan. Tanpa adanya

tujuan yang jelas maka arah kegiatan yang akan dilakukan tidak terarah karena

tidak tahu apa yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut. Pada prinsipnya tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui keberadaan ansambel musik campuran

pada Ibadah Jemaat Gereja HKBP Parulohan Kecamatan Lintongnihuta

Kabupaten Humbang Hasundutan. Namun tujuan tersebut dapat diuraikan sebagai

(23)

9

1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan keberadaan ansambel musik

campuran dalam mengiringi ibadah di gereja HKBP Parulohan Kecamatan

Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan.

2. Untuk mengetahui faktor yang melatarbelakangi digunakannya ansambel

musik campuran untuk mengiringi ibadah di gereja HKBP Parulohan

Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan.

3. Untuk mengetahui alat musik yang digunakan dalam mengiringi ibadah di

gereja HKBP Parulohan Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang

Hasundutan.

4. Untuk mengetahui bagaimana penyajian ansambel musik campuran pada

ibadah gereja HKBP Parulohan Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten

Humbang Hasundutan.

5. Untuk mengetahui kesulitan apa saja yang dihadapi pemain pada pemakaian

ansambel musik campuran untuk mengiringi ibadah di gereja HKBP

Parulohan Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan.

6. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan jemaat terhadap penggunaan

ansambel campuran dalam tata ibadah di gereja HKBP Parulohan.

F. Manfaat penelitian

Suatu penelitian diharapkan dapat memiliki manfaat. Dengan

ditemukannya tujuan penelitian sebagaimana di atas, diharapkan penelitian ini

(24)

10

1. Informasi bagi masyarakat atau lembaga yang memerlukan informasi

tentang musik dalam ibadah Gereja, khususnya Gereja Huria Kristen Batak

Protestan (HKBP).

2. Informasi kepada masyarakat terkhusus Gereja yang ingin menggunakan

ansambel musik campuran sebagai pengiring dalam ibadah Gereja.

3. Menambah wawasan penulis dalam rangka menuangkan gagasan kedalam

karya tulis dalam bentuk proposal penelitian.

4. Bahan pertimbangan bagi penelitian yang relevan di kemudian hari.

5. Bahan tambahan atau pengayaan kepustakaan di Jurusan Sendratasik

(25)

64 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian dari Bab I sampai Bab IV, maka dapat diambil

Kesimpulan dari penelitian ini. Kesimpulan tersebut untuk menjawab pokok

permasalahan penelitian yaitu mengenai Keberadaan Ansambel Musik Campuran

pada Ibadah gereja HKBP Parulohan Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten

Humbang Hasundutan. Oleh karena itu peneliti membuat beberapa kesimpulan

sabagai berikut:

1. Bentuk penyajian ansambel musik campuran dalam mengiringi ibadah di

gereja HKBP Parulohan telah dibentuk sejak tahun 2009 hingga sekarang

tahun 2014. Gereja HKBP Parulohan menggunakan ansambel campuran

dalam mengiringi ibadah setiap minggu. Pada awalnya ansambel musik

campuran ini, terbentuk karena ada beberapa jemaat yang sudah mampu

memainkan alat musik tiup seperti saxophone, trompet, dan trombone,

tetapi semua alat musik tersebut namun pada waktu itu alat-alt musik

tersebut belum dimiliki gereja HKBP Parulohan, sehingga salah seorang

jemaat gereja, yang sukses diperantauan, menyumbangkan alat-musik

tersebut, antara lain, satu buah keyboard, satu buah saxophone, tiga buah

trompet, dan 2 buah saxophone.

2. Beberapa faktor yang melatarbelakangi digunakannya ansambel musik

(26)

65

adanya beberapa jemaat sebelumnya telah mampu memainkan alat-alat

musik seperti saxophone, trompet, dan trombone. Adanya dukungan dari

dari para dewan gereja di HKBP Parulohan. Adanya jemaat yang peduli

dan terbuka, memberikan sumbangan berupa alat-alat musik antara lain,

satu buah keyboard, satu saxophone, tiga trompet, dan dua trombone.

3. Penyajian ansambel musik campuran pada ibadah Gereja HKBP Parulohan

Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan, adalah

sebagai pengiring nyanyian dalam ibadah, dimana sebelum meyajikannya

para pemain selalu mengadakan latihan setiap jumat malam.

4. Kendala yang dihadapi para pemain dalam mengiringi ibadah adalah,

kurangnya kekompakan dan kerjasama diantara para pemain, pemain yang

tidak datang pada saat latihan, sehingga hal ini berpengaruh pada saat

mengiringi ibadah, pada saat membaca notasi musik ada sebagian pemain

yang sulit untuk menentukan tempo dan nilai not.

5. Berdasarkan tanggapan-tanggapan jemaat dapat disimpulkan bahwa

kehadiran ansambel musik campuran dalam mengiringi ibadah di Gereja

HKBP Parulohan di Desa Parulohan, Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten

Humbang Hasundutan adalah sangat membantu jemaat menyanyikan

lagu-lagu pujian pada ibadah, membantu dan memotivasi jemaat yang ingin

mengembangkan kreatifitasnya dalam bidang musik, hadirnya alat musik

tersebut membawa perubahan bagi jemaat yang ingin mengikuti ibadah

kebaktian di Gereja Parulohan, dengan adanya alat-alat musik tersebut

(27)

66

bertambah, disamping itu, dengan hadirnya ansambel musik campuran di

Gereja Parulohan, memberikan suasana khusuk, nyaman dan teduh saat

beribadah, sehingga tujuan ibadah yang merupakan acara sakral,

tersampaikan.

B. SARAN

Dari beberapa kesimpulan diatas, penulis mengajukan beberapa saran,

antara lain :

1. Melihat keberadaan ansambel musik campuran dalam ibadah di Gereja

HKBP Parulohan ini memiliki dampak yang positif bagi jemaat, begitupun

bagi Gereja, oleh karena itu, Gereja seharusnya memberikan perhatian

lebih, terutama untuk ansambel musik campuran yang ada di Gereja

Parulohan, misalnya memberikan pelatihan-pelatihan khusus tentang

musik dari orang yang professional dalam musik dalam gereja.

2. Dalam mengiringi ibadah di Gereja HKBP Parulohan, pemain terkadang

tidak maksimal dalam memainkan alat musik mereka, oleh karena itu,

untuk para pemain ansambel musik campuran sebaiknya memainkan

alat-alat musik tersebut dengan baik, penulis juga mengharapkan agar pemain

untuk lebih rajin latihan sesuai jadwal latihan yang telah disepakati.

3. Berdasarkan hasil pengamatan penulis, para pemain ansambel musik

campuran di Gereja HKBP Parulohan, masih didominasi oleh kaum bapak

dan yang bisa dikatakan tidak muda lagi, sebagai saran, sebaiknya kaum

(28)

67

posisi-posisi para pemain ansambel tersebut dengan cara mempelajari

alat-alat musik tersebut dengan baik dan terus meningkatkan kreatifitasnya

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Aritonang Hotma. 2011. Kolaborasi Uning – uningan dengan Keyboard Pada Ibadah Minggu di Gereja HKBP Desa Besar Resort Medan Labuhan: Skripsi. UNIMED.

Bailey, W. 2004.The Complete Marching Band Resource Manual. Philadelphia: University of Pennsylvania Press.

Banoe, Ponoe. (1985). Kamus Istilah Musik.Jakarta : C.V Baru.

Butterworth, Anna.2002, Harmony in Practice (cetakan ketiga), USA : The Association Board of the Royal Schools of Music.

Hurd, Michael.2002.Music Theory.New York: Barners and Nobels Books. Jones, George Thaddens.2000. Music Theory. London:Barner and Nobels Books. Jones, Thaddeus George. 1974. Music Theory. USA. Harper k Row Publisher, Inc. Jamalus.1998. Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik.Depdikbud

Kaelan.2012. Metode Penelitian Kualitatif Interdisipliner (bidang sosial, budaya, filsafat, seni, agama dan humaniora).Yogyakarta:Paradigma.

Lydon, M. 2004.Songwriting Succes.New York:Routledge

Manurung Henro. 2012. Pembelajaran Ansambel Musik Dalam Meningkatkan Minat Minat Belajar Seni Musik Siswa Kelas V SD Swasta Methodis 9 Medan:Skripsi. UNIMED.

Maryaeni.(2005). Metode Penelitian Kebudayaan.Jakarta : Bumi aksara.

Nickol,Peter.2005. Panduan Praktis Membaca Notasi Musik. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.2007.Kamus besar bahasa Indonesia, edisi ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Sinambela Naomi.2011.Peranan Musik pada Tata Ibadah Agama BudhaMahayana di Vihara Borobudur Jalan Imam Bonjol Medan.Skripsi.UNIMED.

Sitinjak Ronauly. 2012. Penggunaan Musik Box Gereja pada Tata Ibadah Gereja Huria Kristen Batak Protestan Parpulungan Nauli Di Sidikalang. Skripsi. UNIMED.

Soeharto, M. (1992).Kamus Musik. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Sukardi.(2003). Metodologi Penelitian KePendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

(30)

Sugiono,2008. Metodologi Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sugiono,2009. Metodologi Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif, Kualitatif dan R &D). Bandung : Alfabeta.

http://id.wikipedia.org/wiki/musik.

http://ronysusaka.blogspot.com./2008/03/gereja dan permasalahan alat-alat musik.html/diakses 2 Agustus 2013.

http://pusatbahasa.diknas.go.id.

White, James.2005. Penghantar Ibadah Kristen.Jakarta : BPK Gunung Mulia.

Tim Sejarah HKBP Parulohan,2003.Sejarah HKBP Parulohan. Tapanuli Utara: HKBP.

(31)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

Penulis bernama Lusiana Butet D. Sihombing, lahir

di Pargaulan, Kabupaten Humbang Hasundutan,

Provinsi Sumatera Utara. Penulis beralamat di Jalan

Dame, Perum. Puri Karunia No. 36 Medan Amplas.

Penulis adalah anak ke empat dari sebelas

bersaudara.

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 173312

Lintongnihuta dari Tahun 1996 sampai dengan tahun 2002. Kemudian penulis

melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1

Lintongnihuta dari tahun 2002 sampai tahun 2005. Setelah menamatkan

pendidikan di Sekolah Menengah Pertama penulis melanjutkan pendidikan ke

Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Lintongnihuta dari tahun 2005 sampai

dengan tahun 2008. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan D1 (Diploma 1)

KOMPUTER di STIEKOM, dari tahun 2008 sampai tahun 2009. Kemudian

penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Negeri Medan dari tahun 2009

sampai dengan tahun 2014 dengan Jurusan Sendratasik, Program Studi

Gambar

Tabel 2.1  ............................................................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaiman upaya-upaya yang dilakukan oleh ansambel Sopo Nauli dalam mempertahankan keberadaan musik tradisi Batak Toba di Kota

Sampai saat ini hanya ada dua gereja di desa Hutajulu yaitu HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) sebagai gereja protestan yang berpredikat suku dan GKPI (Gereja Kristen

Dalam penelitian ini menerangkan tentang proses bagaimana musik keroncong mengiringi ibadah liturgi dan dampak yang terjadi terhadap jemaat GKJ Jemaat Ambarrukma.. Penelitian

Gereja GBI menganut konsep tata ibadah yang pada umumnya sama dengan gereja beraliran kharismatik lainnya dalam hal penggunaan ansambel musik barat seperti

Dalam penelitian ini menerangkan tentang proses bagaimana musik keroncong mengiringi ibadah liturgi dan dampak yang terjadi terhadap jemaat GKJ Jemaat Ambarrukma.. Penelitian

Himne gereja HKBP sampai saat ini tidak mengalami perubahan lagi, Buku Ende ini adalah satu-satunya sumber nyanyian jemaat HKBP dalam setiap ibadah yang dilakukan. Himne

Penulis mengembangkan penulisan dengan menganalisis salah satu lagu gereja yang dimainkan instrumen tradisional sebagai musik pengiring ibadah.. Sehingga penulis