• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA, FISIKA DAN KIMIA TERHADAP PENGUASAAN KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN : Studi Evaluasi di SMK Negeri 1 Bongas Indramayu.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA, FISIKA DAN KIMIA TERHADAP PENGUASAAN KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN : Studi Evaluasi di SMK Negeri 1 Bongas Indramayu."

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ……… i

ABSTRAK ……….. ii

LEMBAR PERNYATAAN ……… iii

KATA PENGANTAR ……… iv

UCAPAN TERIMA KASIH ……….. vi

DAFTAR ISI ……… ix

DAFTAR TABEL ……… xii

DAFTAR GAMBAR ……… xv

DAFTAR LAMPIRAN ……… xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ………. 1

1.2 Identifikasi Masalah ………... 6

1.3 Pembatasan Masalah ……….. 7

1.4 Rumusan Masalah ……….. 8

1.5 Kerangka Berfikir ……….. 9

1.6 Asumsi Penelitian ……….. 13

1.7 Definisi Operasional ……….. 14

1.8 Hipotesis Penelitian ……… 16

1.9 Pertanyaan Penelitian ………. 17

1.10 Tujuan dan Manfaat Penelitian ……….. 18

(2)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kurikulum ………. 21

2.1.1 Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan ……….. 21

2.1.2 Implementasi Kurikulum SMK ………. 41

2.1.3 Struktur dan Muatan Kurikulum ……… 44

2.2 Penguasaan Kompetensi Keahlian ………. 54

2.2.1 Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan ……….. 54

2.2.2 Keterkaitan prestasi belajar Matematika dengan kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan ………... 59

2.2.3 Keterkaitan prestasi belajar Fisika dengan kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan ………... 63

2.2.4 Keterkaitan prestasi belajar Kimia dengan kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan ………... 67

2.3 Prestasi Belajar ………... 69

2.3.1 Pengertian prestasi belajar ……….. 69

2.3.2 Prestasi dan Hasil Belajar ………... 71

2.3.3 Penilaian hasil belajar ………. 72

2.3.4 Prinsip Penilaian ………. 75

2.3.5 Teknik Penilaian ………. 79

2.3.6 Aspek Penilaian ……….. 81

2.4 Penelitian yang Relevan ………. 83

(3)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode dan Desain Penelitian ……… 88

3.1.1 Metode Penelitian ………... 88

3.1.2 Desain Penelitian ……… 91

3.2 Lokasi dan Subjek Penelitian ………. 92

3.2.1 Lokasi Penelitian ……… 92

3.2.2 Subjek Penelitian ……… 92

3.3 Instrumen Penelitian ………... 93

3.3.1 Instrumen Pengumpul Data ……… 93

3.3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ……… 97

3.4 Uji Coba Instrumen ……… 101

3.4.1 Uji Validitas Instrmen ……… 101

3.4.2 Uji Reliabilitas Instrumen ……….. 104

3.5 Teknik Analisis Data ………. 105

3.5.1 Pengujian asumsi-asumsi statistic ……….. 105

3.5.2 Pengujian Hipotesis ……… 106

3.6 Hipotesis Statistik Penelitian ………. 111

3.7 Penafsiran Hasil Tes ……….. 113

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data ……….. 115

4.2 Pengolahan Data ……… 127

4.3 Pembahasan ……… 147

(4)

BAB V KESIPULAN DAN IMPLIKASI

5.1 Kesimpulan ………. 164

5.2 Implikasi ………. 167

5.3 Saran ………... 170

DAFTAR PUSTAKA ………... 175

(5)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memacu industri otomotif

di Indonesia dewasa ini maju begitu pesat. Hal itu ditandai dengan produk –

produk otomotif khususnya sepeda motor dan roda empat jenis kendaraan ringan,

tidak didominasi oleh pabrikan – pakrikan Jepang saja, tetapi juga pabrikan Eropa

yang diwakili Jerman dan Amerika bahkan pabrikan Asia yang diwakili Korea

pun turut serta meramaikan produk otomotif yang ada di dalam negeri.

Pada industri otomotif, perkembangannya di Indonesia dalam era

kemerdekaan terbagi dalam 4 perioda. Tahun 1945 – 1970 adalah saat peta bisnis

otomotif Indonesia diwarnai trend mobil Amerika dan Eropa. Tahun 1970 -1975

terjadi transisi menuju dominasi produk Jepang. Dominasi ini dipercepat oleh

pengaruh krisis energy dunia, dengan keunggulan produk Jepang yang hemat

bahan bakar. Tahun 1975 – 1995 trend mobil Jepang dan kebijakan penciutan

merek telah membangkitkan konglomerasi industri mobil Indonesia dengan

munculnya Astra Group, Kramayudha Tiga Berlian dan Indomobil Group.

Perioda tahun 1995 hingga kini, karena kegagalan membangun industri mobil

milik nasional, telah terjadi perubahan besar-besaran dibidang industri otomotif

Indonesia dengan munculnya deregulasi dan masuknya mobil Korea, Eropa dan

Malaysia ditengah kembalinya berbagai merek dari seluruh dunia. Sutrisno

(6)

2

Dengan semaraknya produk otomotif tersebut, tetapi diimbangi dengan

pabrikasi yang dilakukan di dalam negeri. Terbukti sekitar daerah segitiga emas

(Bandung – Jakarta – Merak) istilah dalam zona industri manufactur, banyak

berdiri perusahaan – perusahaan pabrikasi (Assembly) otomotif khususnya roda

empat jenis kendaraan ringan.

Dampak positif dari banyaknya perusahaan otomotif berdiri di kawasan

tersebut, salah satunya adalah akan banyak pula kesempatan kerja; artinya

perusahaan – perusahaan tersebut akan banyak membutuhkan tenaga kerja yang

handal pada bidang teknik otomotif.

Kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak terbuka lebar; atas

dasar inilah Pemerintah Kabupaten Indramayu pada Tahun 2004 mendirikan SMK

Negeri berjumlah 9 unit, sesuai dengan program Departemen Pendidikan Nasional

yang mencanangkan perbandingan jumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

dengan Sekolah Menengah Umum (SMU) 70% : 30%. Dari 9 unit SMK di

Kabupaten Indramayu, 6 unit SMK diantaranya membuka program keahlian

otomotif.

Alasan pemilihan SMK berlandaskan dasar pemikiran bahwa SMK

mempersiapkan peserta didik untuk bisa langsung bekerja/wiraswasta untuk masa

depannya. Ciri pendidikan SMK, lulusannya berorientasi pada kerja. Dalam

struktur pembelajaran diberikan program- program keahlian seperti: otomotif,

permesinan, perhotelan, akuntansi dan sebagainya. Peserta didik yang akan

(7)

3

keahlian yang ada di SMK. Karena begitu mendaftar ke SMK mereka harus sudah

menentukan program keahlian mana yang akan diikuti.

Teknik Otomotif adalah salah satu cabang ilmu teknik mesin yang

mempelajari tentang bagaimana merancang, membuat dan mengembangkan

alat-alat transportasi darat yang menggunakan mesin, terutama sepeda motor, mobil,

bis dan truk. Teknik otomotif menggabungkan elemen-elemen pengetahuan

mekanika, listrik, elektronik, keselamatan dan lingkungan serta matematika,

fisika, kimia, biologi dan manajemen. Cabang-cabang dari teknik otomotif

meliputi : (a) perencanaan (product atau design), (b) pengembangan

(development), (c)produksi (manufacturing), dan (d) perawatan (maintenance).

http://Id.wikipedia.org/wiki/Teknik Otomotif (7 April 2011)

Dalam kurikulum 2004 bagian II dinyatakan tujuan Program Keahlian

Mekanik Otomotif secara umum mengacu pada isi Undang - Undang Sistem

Pendidikan Nasional nomor 20 Tahun 2003, pasal 3 mengenai Tujuan Pendidikan

Nasional dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan

merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama

untuk bekerja dalam bidang tertentu. Secara khusus tujuan Program Keahlian

Mekanik Otomotif adalah membekali peserta didik dengan keterampilan,

pengetahuan dan sikap agar kompeten dalam bidang: (a) Perawatan dan perbaikan

motor otomotif, (b) Perawatan dan perbaikan sistem pemindah tenaga otomotif,

(c) Perawatan dan perbaikan chasis dan suspensi otomotif, serta (d) Perawatan dan

(8)

4

Kesimpulannya bahwa pembelajaran Teknik Otomotif Kendaraan Ringan

pada jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah penerapan pengetahuan

dari: mekanika, listrik, elektronik, keselamatan kerja dan lingkungan serta

matematika, fisika, kimia, biologi dan manajemen, khususnya dalam bidang

perawatan dan perbaikan dari bagian – bagian kendaraan.

Data hasil evaluasi belajar di SMK Negeri 1 Bongas Kabupaten Indramyu

tahun pelajaran 2010/2011 semester ganjil pada kompetensi keahlian Teknik

Kendaraan Ringan, adalah sebagai berikut:

Tabel 1-01: Rekapitulasi hasil belajar kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan

MATA PELAJARAN

PERSENTASE

Belum Kompeten

˂ 70

Kompeten dengan bimbingan

(70 - 79)

Kompeten tanpa bimbingan

(80 - 89)

Kompeten istimewa (90 - 100)

MEMPERBAIKI SISTEM

SUSPENSI

21 59 20 0

PEMELIHARAAN / SERVIS SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR DIESEL

32 49 19 0

(9)

5

Tabel 1-02: Rata- rata nilai Praktek dan Teori per-kelas

MATA PELAJARAN

RATA - RATA NILAI XI TKR - 1 XI TKR - 2 Praktek Teori Praktek Teori MEMPERBAIKI

SISTEM SUSPENSI

76.84 70.16 77.14 69.94

PEMELIHARAAN / SERVIS SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR DIESEL

72.76 70.26 75.14 72.69

Lampiran data halaman 181-184

Salah satu fungsi hasil evaluasi belajar memberikan informasi pemahaman

atau penguasaan peserta didik akan mata pelajaran yang dipelajarinya. Dari tabel

1-01, diperoleh bahwa peserta didik yang belum kompeten atau harus mengulang

untuk mata pelajaran Memperbaiki Sistem Suspensi adalah 20 % (0.2 X 73 = 15

peserta didik), mata pelajaran Pemeliharaan/servis Sistem Injeksi Bahan Bakar

Diesel adalah 32 % (0.32 X 73 = 23 peserta didik). Kemudian dari tabel 1-02,

dimana nilai rata-rata kelas hasil ujian praktek lebih besar dari ujian teori, artinya

dalam hal ini akan lebih banyak peserta didik yang lulus/kompeten tetapi harus

dengan bimbingan (terbukti pada tabel 1-01). Schippers dan Patriana (1994:53)

menyatakan bahwa “Konsep pendidikan kejuruan harus disusun sedemikian rupa

sehingga aspek kognitif mampu mengendalikan aspek psikomotor dan afektif”.

Artinya, setiap tindakan psikomotor dan afektif terlebih dahulu telah dipahami

oleh kerja kognitifnya, begitu sebaliknya ada umpan balik berupa penalaran dari

psikomotor dan afektif terhadap struktur kognitif.

Melihat permasalahan di atas, penulis merasa perlu untuk meneliti lebih

(10)

6

Kendaraan Ringan. Mengingat peserta didik setelah lulus dari SMK diharapkan

bisa langsung bekerja atau berwiraswasta sesuai dengan kompetensi keahliannya,

serta bisa juga melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

1.2. Identifikasi Masalah

Teknik Kendaraan Ringan merupakan ilmu terapan dari berbagai elemen

pengetahuan yang mendasarinya. Sebagai ilmu terapan, maka untuk menguasai

dan memahami kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan perlu dipahami

juga pengetahuan-pengetahuan lainnya yang menjadi prasyarat penguasaan

kompetensi keahlian tersebut. Contoh pada pelajaran Matematika dipelajari cara

menghitung volume pada silinder, aplikasi pada Teknik Kendaraan Ringan

berdasarkan perhitungan volume tersebut untuk menentukan seberapa besar

kapasitas dari sebuah mesin, misalnya sebuah mesin dengan kapasitas 1500 cc

yang tersusun atas empat silinder sejajar, berdasarkan rumus perhitungan volume

peserta didik bisa mencari tahu berapa diameter masing-masing silinder. Begitu

juga pada pelajaran Fisika dipelajari listrik arus searah dan listrik arus bolak balik,

dimana sumber arus pada kendaraan menggunakan baterai (accu), baterai ini yang

menyuplai kebutuhan arus saat mesin dihidupkan, tetapi setelah mesin hidup dan

kendaraan berjalan makan mesin-lah yang menyuplai arus ke baterai. Sementara

pada pelajaran Kimia dipelajari tentang senyawa hidrokarbon, bahan bakar yang

banyak digunakan pada kendaraan adalah bensin (premium), bensin terbentuk dari

senyawa alkana dan alkena yang merupakan senyawa hidrokarbon.

Struktur Kurikulum SMK Negeri 1 Bongas Tahun Pelajaran 2010/2011,

(11)

7

dari Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia,

Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan, serta Seni Budaya; Kelompok

adaptif terdiri dari Bahasa Inggris, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Fisika,

Kimia, Ilmu Pengetahuan Sosial, Keterampilan Komputer dan Pengelolaan

Informasi, dan Kewirausahaan; Kelompok Produktif terdiri dari Dasar

Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan.

Baik kelompok normatif maupun adaptif satu sama lain berkaitan dalam

memahami mata pelajaran produktif. Artinya, keterampilan-keterampilan yang di

ajarkan pada pelajaran produktif di dukung oleh penanaman sikap yang diajarkan

pada pelajaran-pelajaran normatif, serta pengetahuan dasar yang diajarkan pada

pelajaran-pelajaran adaptif.

Berdasarkan latar belakang permasalah di atas, rendahnya penguasaan

kompetensi keahlian, dimana persentase peserta didik yang mengulang (remedial)

dari mata pelajaran Memperbaiki Sistem Suspensi dan Pemeliharaan/servis Sistem

Injeksi Bahan Bakar Diesel cukup banyak, serta peserta didik yang lulus atau

kompeten dengan kategori “kompeten dengan bimbingan” jumlahnya banyak.

Dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan penguasaan kompetensi keahlian;

pertama, lebih ditingkatkan memberikan motivasi kepada perserta didik untuk

belajar; kedua, memperbaharui proses pembelajaran terutama pelajaran-pelajaran

yang menjadi persyaratan penguasaan kompetensi keahlian.

1.3.Pembatasan Masalah

Penelitian ini merupakan pengkajian tentang hubungan antara mata

(12)

8

(Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan). Agar dalam penelitian ini

lebih terfokus pada masalah inti, maka permasalahan yang ada dibatasi pada:

“Kontribusi Prestasi Belajar Peserta Didik dalam Mata Pelajaran Matematika,

Fisika dan Kimia dengan Penguasaan Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan

Ringan di SMK.”

Selain batasan umum di atas, maka perlu pula diberikan batasan – batasan

yang berkaitan dengan variabel – variabel penelitian, yaitu:

1. Prestasi belajar Matematika, Fisika dan Kimia (Mata Pelajaran Adaptif) yang

menggambarkan hasil usaha dan upaya dari peserta didik dalam proses

pembelajaran yang terwujud dalam perolehan nilai hasil evaluasi belajar pada

ujian kenaikan kelas pada tingkat XI (Sebelas).

2. Kompetensi keahlian merupakan penguasaan keterampilan atau kinerjanya

peserta didik terhadap kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan yang

diwujudkan dalam unjuk kerja uji kompetensi keahlian pada standar

kompetensi Sistem Bahan Bakar Bensin, serta uji kompetensi keahlian

(Teori). Dimana nilai akhir dari standar kompetensi keahlian tersebut adalah

70% nilai Praktek + 30% nilai Teori.

1.4. Rumusan Masalah

Dari batasan masalah, maka penelitian ini diarahkan untuk mengetahui

kebenaran adanya kontribusi antara mata pelajaran Matematika, Fisika dan Kimia

(13)

9

.

.

.

. . . .

. .

Permasalahan di rumuskan sebagai berikut: “Bagaimana kontribusi prestasi

belajar peserta didik dari ketiga pelajaran (Matematika, Fisika dan Kimia) dengan

penguasaan kompetensi kekeahlian Teknik Kendaraan Ringan”

Ditinjau dari rumusan pokok permasalahan, maka penelitian ini memiliki

empat variabel operasional, dengan variabel bebasnya (Independent) adalah

Prestasi Belajar Matematika sebagai (X1), Prestasi Belajar Fisika sebagai (X2),

Prestasi Belajar Kimia sebagai (X3), serta variabel terikat (Dependent) adalah

Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan sebagai (Y).

Gambar 1-01: Hubungan antar Variabel dalam Penelitian

1.5. Kerangka Berfikir

Struktur kurikulum SMK terdiri dari sejumlah mata pelajaran yang

dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu: Program Normatif, Program

Adaptif, dan Program Produktif. Reksoatmodjo, T. N (2010:210-211)

menjelaskan:

Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan

(Y) Prestasi Belajar

Fisika (X2)

Prestasi Belajar Kimia

(X3)

Prestasi Belajar Matematika

(14)

10

Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang berfungsi

membentuk peserta didik menjadi pribadi yang utuh, yang memiliki norma-norma

kehidupan sebagai anggota masyarakat baik sebagai warga negara Indonesia

maupun sebagai warga dunia. Program nornatif diberikan agar peserta didik dapat

hidup dan berkembang selaras dengan kehidupan pribadi, social dan bernegara.

Program ini terdiri dari mata pelajaran yang menitikberatkan pada pembentukan

karakter yang selaras dengan norma, sikap dan perilaku yang terpuji dalam

kehidupan bermasyarakat.

Program adaptif adalah kelompok mata pelajaran yang berfungsi

membentuk peserta didik menjadi pribadi yang memiliki dasar pengetahuan yang

luas dan kuat untuk menyesuaikan diri beradaptasi dengan perubahan yang terjadi

di lingkungan social, lingkungan kerja, serta mampu mengembangkan diri sesuai

dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Program adaptif

terdiri dari sejumlah mata pelajaran yang mengandung konsep dan prinsip dasar

ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari. Dengan demikian program adaptif tersebut melandasi atau menjadi dasar

pencapaian kompetensi kerja yang dipersyaratkan baik dalam dunia industri

maupun dunia usaha.

Program produktif adalah kelompok mata pelajaran yang berfungsi

membekali peserta didik agar memiliki kompetensi kerja sesuai Standar

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Dalam hal SKKNI belum ada,

(15)

11

dunia usaha/industry dan asosiasi profesi; dalam hubungan ini dapat pula

mengacu pada standar kompetensi yang berlaku secara internasional.

1. Keterkaitan pelajaran Matematika dengan kompetensi keahlian

Perkembangan pesat di bidang teknologi dewasa ini dilandasi oleh

perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang

dan matematika diskrit. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan untuk

membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis,

kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.

Kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kratif sangat

dibutuhkan dalam kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan.

Kemampuan-kemampuan tersebut sangat berguna dalam menganalisa kerusakan-kerusakan

pada komponen otomotif. Sehingga bisa menentukan metode perbaikannya dalam

tim kerja/regu (team work).

Proses pemeliharaan / perawatan dan perbaikan kendaraan, peserta didik

dituntut bisa bekerjasama dengan yang lainnya, karena dalam perawatan dan

perbaikan kendaraan tidak dilakukan secara individu melainkan dilakukan

kelompok kerja, artinya kemampuan beradaptasi mutlak diperlukan.

2. Keterkaitan pelajaran Fisika dengan Kompetensi Keahlian

Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa

ini dipicu oleh temuan di bidang fisika material melalui penemuan piranti

mikroelektronika yang mampu memuat banyak informasi dengan ukuran sangat

(16)

12

Berkaitan dengan mikroelektronika, pada kendaraan sekarang sudah

ditambahkan ECU (electrical control unit) yang berfungsi mengendalikan

campuran bahan bakar bensin dengan udara, mengendalikan pergerakan katup,

dan sebagai analisis kerusakan sistem pada kendaraan terutama sistem kelistrikan.

Konsep mikroeletronika di Fisika sangat dibutuhkan peserta didik untuk

memahami ECU (electrical control unit) di kendaraan, baik untuk menganalisi

sistem kelistrikan pada kendaraan maupun sub-sub sistemnya.

3. Keterkaitan pelajaran Kimia dengan Kompetensi Keahlian

Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa,

dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan

sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat. Oleh karena itu, mata pelajaran

kimia mempelajari segala sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi, struktur

dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat yang melibatkan keterampilan

dan penalaran.

Keterampilan dan penalaran tersebut yang dipelajari pada pelajaran kimia

sangat mendukung kompetensi keahlian teknik kendaraan ringan, mengingat pada

kendaraan ringan terjadi perubahan energi, yakni dari energi panas menjadi energi

kinetik. Energi panas terjadi dari campuran bahan bakar dengan udara menjadi

uap kemudian di bakar oleh pengapian busi sehingga menjadi energi panas.

Energi tersebut berubah menjadi energi kinetik yang mendorong piston bergerak

turun naik (translasi), pergerakan piston kemudian dihubungkan dengan batang

(17)

13

(rotasi). Putaran poros engkol ini yang dihubungkan dengan roda membuat

kendaraan bisa melaju.

Pengetahuan akan kualitas bahan bakar bensin khususnya di sini mutlak

diperlukan. Peserta didik pada pelajaran Kimia di bekali tentang senyawa

hidrokarbon, didalamnya di pelajari senyawa alkena, butana, benzene, dan

lainnya. Senyawa-senyawa ini yang membentuk premium (bensin) secara kualitas

maupun kuantitas. Kualitas bensin biasanya dinyatakan dalam bilangan oktan,

semakin tinggi bilangan oktan maka semakin baik kualitas bensin tersebut.

1.6. Asumsi Penelitian

Dinyatakan bahwa “…asumsi merupakan titik pangkal penelitian, dan

merupakan landasan untuk perumusan hipotesis. Asumsi dapat berupa teori,

evidensi-evidensi, dan pikiran-pikiran lain yang tidak perlu dipersoalkan atau

dibuktikan lagi” (UPI Bandung, 2009:57). Setelah permasalahan di jelaskan,

selanjutnya yang dipikirkan adalah gagasan tentang letak persoalan atau

masalahnya dalam hubungan yang lebih luas.

Sebagai titik pangkal penelitian maka asumsi digunakan untuk memberikan

arah dalam penelitian ini adalah;

1. Penerapkan Matematika sebagai dasar penguasaan kompetensi produktif dan

pengembangan diri.

2. Penguasaan konsep dasar Fisika mendukung secara langsung pencapaian

kompetensi program keahliannya.

3. Kemampuan dasar kimia sebagai landasan dalam mengembangkan

(18)

14 1.7.Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan dalam pengertian perlu dijelaskan batasan

ruang lingkup penelitian yang berkaitan dengan variabel penelitian, yaitu:

1. Prestasi belajar Matematika, sebelumnya kita lihat dahulu pengertian tentang

prestasi dan belajar. Menurut Arifin, Z (2011:12) “Prestasi adalah hasil usaha

yang berkenaan dengan aspek pengetahuan”. Sedangkan belajar Perubahan

yang relatif permanen dalam kapasitas pribadi seseorang sebagai akibat

pengolahan atas pengalaman yang diperolehnya dan praktik yang

dilakukannya, (Permendiknas No. 41 Tahun 2007). Selanjutnya Prestasi

belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang

dikembangkan mata pelajaran, biasanya ditunjukkan dengan nilai tes atau

angka yang dihasilkan oleh pendidik/Guru. Dirjen Dikdasmen Dit. PSMK

(2008:3). Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang membekali

peserta didik dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan

kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Dapat disimpulkan; prestasi belajar

Matematika adalah hasil usaha peserta didik dalam mempelajari Matematika,

yang dibuktikan dengan nilai hasil evaluasi. Prestasi belajar Matematika

dalam penelitian ini adalah nilai yang didapatkan peserta didik pada ujian

akhir semester (UAS).

2. Prestasi belajar Fisika; Fisika merupakan salah satu mata pelajaran IPA yang

mendasari perkembangan teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan

alam. Penguasaan Fisika memudahkan peserta didik menganalisis

(19)

15

untuk mendukung penguasaan kompetensi keahlian. Dapat disimpulkan;

prestasi belajar Fisika adalah hasil usaha peserta didik dalam mempelajari

Fisika, yang dibuktikan dengan nilai hasil evaluasi. Prestasi belajar Fisika

dalam penelitian ini adalah nilai yang didapatkan peserta didik pada ujian

akhir semester (UAS).

3. Prestasi belajar Kimia; Kimia merupakan salah satu mata pelajaran IPA yang

mendasari perkembangan teknologi. Penguasaan Kimia memudahkan peserta

didik menganalisis proses-proses kimiawi yang difungsikan untuk

mendukung penguasaan kompetensi keahlian. Dapat disimpulkan; prestasi

belajar Kimia adalah hasil usaha peserta didik dalam mempelajari Kimia,

yang dibuktikan dengan nilai hasil evaluasi. Prestasi belajar Kimia dalam

penelitian ini adalah nilai yang didapatkan peserta didik pada ujian akhir

semester (UAS).

4. Penguasaan kompetensi keahlian; Finch & Crunkilton (1979:220) Kompetensi

dirumuskan dengan berorientasi pada tugas-tugas dalam pekerjaan tertentu, dan

unsur-unsur pembentuk kompetensi adalah keterampilan psikomotor,

keterampilan kognitif, keterampilan sosial, sikap, nilai, dan penghargaan

terhadap pekerjaan. Dapat disimpulkan, penguasaan kompetensi keahlian

adalah aplikasi dari kognitif, psikomotor, dan apektif yang berorientasi pada

tugas-tugas dalam pekerjaan tertentu. Penguasaan kompetensi keahlian pada

penelitian ini dinyatakan oleh nilai yang diperoleh peserta didik dari selama uji

(20)

16 1.8. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berfikir di atas, maka peneliti berasumsi bahawa

program adaptif khususnya Matematika, Fisika dan Kimia memberikan dasar ilmu

pengetahuan dalam penguasaan kompetensi keahlian. Peraturan Menteri

Pendididak Nasional Indonesia nomor: 23 tahun 2006, tentang Standar

Kompetensi Lulusan (SKL) untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Terdiri dari Standar Kompetensi Lulusan (SKL) satuan pendidikan dan Standar

Kompetensi Lulusan (SKL) mata pelajaran menyatakan (1) Menerapkan

Matematika sebagai dasar penguasaan kompetensi produktif dan pengembangan

diri; (2) Menguasai konsep dasar Fisika yang mendukung secara langsung

pencapaian kompetensi program keahliannya; dan (3) Menggunakan pengetahuan

dasar kimia dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki kemampuan dasar kimia

sebagai landasan dalam mengembangkan kompetensi di masing-masing bidang

keahlian.

1.8.1.Hipotesis penelitian

Rumusan hipotesis penelitian diarahkan untuk mendapatkan jawaban

sementara atas adanya hubungan antara mata pelajaran Matematika, Fisika dan

Kimia dengan penguasaan kompetensi keahlian. Maka dapat diambil

hipotesis/jawaban sementara sebagai berikut:

1. Terdapat kontribusi prestasi belajar siswa dalam pelajaran Matematika

terhadap penguasaan kompetensi kejuruan.

2. Terdapat kontribusi prestasi belajar siswa dalam pelajaran Fisika terhadap

(21)

17

3. Terdapat kontribusi prestasi belajar siswa dalam pelajaran Kimia terhadap

penguasaan kompetensi kejuruan.

4. Terdapat kontribusi prestasi belajar siswa dari ketiga pelajaran (Matematika,

Fisika dan Kimia) terhadap penguasaan kompetensi kejuruan.

1.8.2.Hipotesis Statistik

1. Ho : ρx1y = 0

H1 : ρx1y≠ 0

2. Ho : ρx2y = 0

H1 : ρx2y≠ 0

3. Ho : ρx3y = 0

H1 : ρx3y≠ 0

4. Ho : ρx123y = 0

H1 : ρx123y≠ 0

Keterangan:

Ho : ρxy = 0, artinya tidak terdapat hubungan.

H1 : ρxy≠ 0, artinya terdapat hubungan.

1.9. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan hipotesis penelitian, maka penelitian ini diarahkan untuk

mendapatkan gambaran nyata atas prestasi belajar Matematika, Fisika dan Kimia

serta penguasaan kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan. Maka dapat di

buat pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah hasil belajar siswa pada pelajaran Matematika dengan

(22)

18

2. Bagaimanakah hasil belajar siswa pada pelajaran Fisika dengan

membandingkan prestasi belajar individu dalam kelompok?

3. Bagaimanakah hasil belajar siswa pada pelajaran Kimia dengan

membandingkan prestasi belajar individu dalam kelompok?

4. Bagaimanakah hasil belajar siswa pada pelajaran Pemeliharaan/servis Sistem

Bahan Bakar Bensin dengan membandingkan prestasi belajar individu dalam

kelompok?

1.10. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.10.1. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui hubungan antara prestasi belajar Matematika, Fisika, dan

Kimia dengan penguasaan kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan.

2. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi prestasi belajar Matematika,

Fisika, dan Kimia terhadap penguasaan kompetensi keahlian Teknik

Kendaraan Ringan.

1.10.2.Manfaat Penelitian

1. Bagi Tenaga Pendidik.

Hasil penelitian ini seyogyanya dapat memberikan wawasan yang aplikatif

kepada para Tenaga Pendidik, baik Pendidik Mata Pelajaran Adaptif maupun

Mata Pelajaran Produktif di SMK khususnya pada Program Keahlian

Otomotif. Diharapkan kepada Tenaga Pendidik mata pelajaran adaptif dapat

memberikan penekanan pada pemahaman materi yang berkaitan dengan

(23)

19

menjelaskan keterkaitan mata pelajaran adaptif terhadap penguasaan

kompetensi kejuruan.

2. Bagi Peserta Didik.

Menyadari bahwa mata pelajaran adaptif khususnya Matematika, Fisika dan

Kimia dibutuhkan untuk menunjang pelajaran teori kejuruan yang akan

membantu dalam penguasaan praktek kejuruan.

3. Bagi Sekolah.

Terutama bagi tim pengembang kurikulum, untuk membuat kurikulum

implementatif yang benar-benar riil sesuai kebutuhan dan tuntutan Pendidikan

dan Pelatihan serta kebutuhan masyarakat.

1.11. Kerangka Penulisan Laporan Penelitian

Pembahasan masalah yang dikemukakan dalam Bab I tesis ini didasarkan

pada kajian pustaka yang diuraikan dalam Bab II. Kajian pustaka itu akan

digunakan sebagai dasar analisis dan interpretasi data yang diperoleh dari

penelitian di lapangan. Selanjutnya pada Bab III dikemukakan rancangan

penelitian yang digunakan sebagai acuan penelitian. Pada bab ini dijelaskan secara

rinci metode dan desain penelitian, lokasi dan subjek penelitian, instrument

penelitian, teknik pengunpulan data, uji coba instrumen, revisi instrumen,

prosedur penelitian dan teknik analisis data, dan hipotesis statistik.

Kegiatan penelitian dan pengolahan data disajikan pada Bab IV. Dalam bab

ini dijelaskan langkah-langkah persiapan yang bersifat administrative dan teknis,

pelaksanaan penelitian yang meliputi pengumpulan data, pengolahan data dan

(24)

20

Tesis ini ditutup dengan Bab V yang menyajikan kesimpulan hasil

penelitian, pembahasan hasil penelitian, implikasi hasil penelitian pada

(25)

88 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode dan Disain Penelitian

3.1.1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode

deskriptif assosiatif, karena penelitian berusaha menyelidiki hubungan antara

beberapa variabel, yakni; prestasi belajar Matematika, Fisika dan Kimia sebagai

variabel independen; dengan variabel penguasaan kompetensi keahlian Teknik

Kendaraan Ringan sebagai variabel dependen. Berdasarkan jenis data yang akan

diperoleh dari pengukuran prestasi belajar, maka data yang di hasilkan termasuk

data/skala interval. Menurut Usman, H dan Akbar, R. P, S (2000:18) menyatakan

bahwa “data interval mempunyai sifat-sifat nominal dari data ordinal, mempunyai

skala interval yang sama jaraknya”. Senada dengan Reksoatmodjo, T. N (2009:4)

meyatakan “jika suatu skala memiliki semua karakteristik skala ordinal dan jika

jarak antara dua bilangan dalam skala itu memiliki ukuran atau interval tertentu,

maka pengukuran yang dilakukan berdasarkan skala ini disebut pengukuran

dengan skala interval”.

Setelah mengetahui jenis data yang akan didapatkan, selanjutnya

menentukan analisis statistik yang akan digunakan dalam penelitian ini. Menurut

Siegel dalam Usman, H (2000:21), untuk data/skala interval digunakan korelasi

(26)

89

Tabel 3-01:

Koefisien Korelasi berdasarkan skala data

Usman, H dan Akbar, R. P. S, (2000:199)

Penelitian ini digunakan statistik parametrik dengan korelasi Pearson

Produk Momen. Teknik analisis yang digunakan adalah korelasi sederhana dan

ganda. Serta untuk mengetahui koefisien korelasi mengacu pada tabel 3-01, yaitu

menggunakan Pearson Produk Momen yang dinyatakan dalam lambang (r).

Menurut Usman, H dan Akbar, R. P. S (2000:200) menyatakan kegunaan

korelasi Pearson Produk Momen, adalah:

a) Untuk menyatakan ada atau tidaknya hubungan yang signifikan antara

variabel satu dengan yang lainnya.

b) Untuk menyatakan besarnya sumbangan variabel satu terhadap yang lainnya

dinyatakan dalam persen. Dengan demikian, maka r2 disebut koefisien

determinasi atau koefisien penentu. Hal ini disebabkan r2 X 100% terjadi

dalam variabel terikat Y yang mana ditentukan oleh variabel X.

Selanjutnya persyaratan yang harus dipenuhi dalam menggunakan korelasi

Pearson Produk Momen, yiatu:

a) Variabel yang dihubungkan mempunyai data yang berdistribusi normal.

b) Variabel yang dihubungkan mempunyai data linear.

c) Variabel yang dihubungkan mempunyai data yang dipilih secara acak

(27)

90

d) Variabel yang dihubungkan mempunyai pasangan sama dari subjek yang

sama pula (variasi skor variabel yang dihubungkan harus sama).

e) Variabel yang dihubungkan mempunyai data interval atau rasio.

Senada dengan Reksoatmodjo, T. N (2009:129) mengemukakan; Analisis

regresi dan analisis korelasi dikembangkan untuk mengkaji dan mengukur

hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam analisis regresi dikembangkan

persamaan estimasi untuk mendeskripsikan pola atau fungsi hubungan antara

variabel-variabel. Sesuai dengan namanya, persamaan estimasi atau persamaan

regresi itu digunakan untuk mengestimasi nilai dari suatu variabel berdasarkan

nilai variabel lainnya. Variabel yang diestimasi itu disebut variabel dependen

(variabel terikat) sedangkan variabel yang diperkirakan mempengaruhi variabel

dependen itu disebut variabel independen (variabel bebas). Variabel dependen

lazimnya dilukis pada arah sumbu-Y (dan karenanya diberi symbol Y) sementara

variabel independen dilukis pada arah sumbu-X (dan karenanya diberi symbol X).

berdasarkan konsep ini, maka hubungan antara variabel Y dan X dapat diwakili

dengan sebuah garis regresi. Di samping untuk mengestimasi, analisis regresi juga

digunakan untuk mengukur tingkat ketergantungan (dependability) dari estimasi

itu.

Analisis korelasi digunakan untuk mengukur tingkat kedekatan (closeness)

hubungan antar variabel-variabel. Dengan lain perkataan, analisis regresi

mempertanyakan pola hubungan fungsional sedangkan analisis korelasi

mempertanyakan kedekatan hubungan antar variabel-variabel. Walaupun

(28)

91

namun dalam kenyataan, istilah analisis korelasi mencakup baik masalah korelasi

dan regresi.

3.1.2. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel bebas (independen), yaitu prestasi

belajar Matematika (X1), prestasi belajar Fisika (X2), dan prestasi belajar Kimia

(X3) serta satu variabel terikat (dependen) yaitu penguasaan kompetensi keahlian

Teknik Kendaraan Ringan (Y). Ketiga variabel bebas (X1, X2, X3) dihubungkan

dengan variabel terikat (Y) dengan pola hubungan: (1) hubungan antara variabel

X1 dengan Y, (2) hubungan antara variabel X2 dengan Y, (3) hubungan variabel

X3 dengan Y, dan (4) hubungan variabel X1, X2, dan X3 secarabersama-sama

terhadap variabel Y. Ke-empat pola hubungan variabel tersebut merupakan

konsentrasi masalah dalam penelitian ini. Pola hubungan antar variabel penelitian

terlihat pada gambar berikut:

Gambar 3-01: Hubungan antar variabel Y X2

X3

X1 .

.

.

(29)

92 3.2. Lokasi dan Subjek Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di SMK Negeri 1 Bongas, Jln. Raya Bongas –

Margamulya No. 276B Telp. (0234) 612500, Bongas – Indramayu – Jawa Barat.

Pada kompetensi keahlian Teknik Otomotif Kendaraan Ringan.

3.2.2. Subjek Penelitian

Berdasarkan judul, maka responden yang dipilih dalam penelitian ini adalah

siswa SMK Negeri 1 Bongas pada kompetensi keahlian Teknik Otomotif

Kendaraan Ringan.

Populasi siswa Teknik Kendaraan Ringan di SMK Negeri 1 Bongas untuk

kelas XI (sebelas) terdiri dari dua kelas dengan jumlah masing masing kelas 36

(tiga puluh enam) siswa sehingga jumlahnya 72 (tujuh puluh dua) siswa. Untuk

mendapatkan sampel yang representatif, maka dalam pengambilan sampel tiap

anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk menjadi anggota sampel.

Menurut Sudjana (2005:169) menyatakan “Sampel yang didapatkan dinamakan

sampel peluang, yaitu sebuah sampel yang angota-anggotanya diambil dari

populasi berdasarkan peluang yang diketahui.”

Pengambilan sampel secara acak atau random dari dua kelas populasi

tersebut, berdasarkan prestasi rata-rata kelas dari dua kelas populasi. Di ambil

sampel sebanyak 5 (lima) siswa kelompok atas, 5 (lima) siswa kelompok

menengah, dan 5 (lima) siswa kelompok bawah untuk setiap kelasnya sehingga

jumlah sampel/responden pada penelitian ini sebanyak 30 (tiga puluh) siswa.

(30)

93

populasi untuk dijadikan sampel. Menurut Sudjana (2005:169) menyatakan

“…karena sampel acak menyebabkan peneliti mempunyai cara obyektif untuk

menilai presisi hasilnya dan karenanya memungkinkan untuk menaksir dan

menghitung besarnya variasi sampling atau kekeliruan sampling, yakni perbedaan

antara statistik sampel dan parameter populasi dari mana sampel itu di ambil

secara acak.”

Pengambilan sampel dari kelas XI (sebelas) dalam penelitian ini

berasumsikan: Pertama, bahwa kelas XI (sebelas) telah melaksanakan program

Praktek Kerja Industri (PRAKERIN), PRAKERIN di SMK negeri 1 Bongas

dilaksanakan pada semester pertama (ganjil) pada kelas XI (sebelas); kedua, pada

kelas XI (sebelas) belum di berlakukan pengayaan-pengayaan untuk persiapan

Ujian Nasional, dimana Ujian Nasional di SMK meliputi: Uji Kompetensi

Keahlian baik teori maupun praktek serta Ujian Nasional utama yakni, Bahasa

Indonesia, Matematika, dan Bahasa Inggris.

3.3. Instrumen Penelitian

3.3.1. Instrmen Pengumpul Data

Instrumen pada penelitian ini dikembangkan sesuai dengan variabel-variabel

yang akan diukur. Melihat inti permasalahannya, variabel yang hendak diukur

adalah prestasi belajar siswa. Adapun jenis instrumen yang digunakan sebagai

berikut:

1) Tes Objektif

Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara

(31)

94

prestasi belajar siswa pada setiap mata pelajaran. Salah satunya dan sering

digunakan adalah tes pilihan ganda (multiple choice test), menurut Arikunto

(2010:168) tes pilihan ganda terdiri dari suatu keterangan atau pemberitahuan

tentang suatu pengertian yang belum lengkap. Dan untuk melengkapinya harus

memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan.atau

multiple choice test terdiri atas bagian keterangan (stem) dan bagian kemungkinan

jawaban atau alternative (option). Kemungkinan jawaban (option) terdiri atas satu

jawaban benar yaitu kunci jawaban dan beberapa pengecoh (distratctor).

2) Tes unjuk kerja

Pengukuran prestasi belajar khususnya pada kelompok produktif

(kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan) mengacu pada pengukuran

ranah psikomotor salah satunya tes unjuk kerja. Tes ini dilakukan terhadap

hasil-hasil belajar yang berupa penampilan. Menurut Haryati (2007:45) menyatakan

“Tes kinerja merupakan proses penilaian yang dilakukan dengan mengamati

kegiatan peserta didik dalam melakukan suatu hal. Teknik ini sangat cocok untuk

menilai ketercapaian ketuntasan belajar (kompetensi) yang menuntut peserta didik

untuk melakukan tugas/gerak (psikomotor).” Namun demikian biasanya

pengukuran ranah ini disatukan atau dimulai dengan pengukuran ranah kognitif

sekaligus. Misalnya, penampilannya dalam pemeliharaan/perbaikan system bahan

bakar bensin (karburator), diukur mulai dari pengetahuan mereka tentang

karburator tersebut, pemahaman tentang karburator akan fungsi dan kegunaannya

pada kendaraan, kemudian baru cara pemeliharaan/perbaikan dalam bentuk

(32)

95

mempersiapkan alat dan perlengkapan kerja termasuk aspek-aspek keselamatan

kerja, cara membongkar, cara menganalisa komponen-komponen karburator, dan

cara merakit kembali karburator.

Instrumen yang digunakan berbentuk matriks. Ke bawah menyatakan

perincian aspek (bagian keterampilan) yang diukur, ke kanan menunjukkan skor

yang dapat dicapai. Contoh tabel matriks penilaian psikomotor seperti pada tabel

[image:32.595.115.514.250.719.2]

3-02 dibawahi ini:

Tabel 3-02: Contoh matrik penilaian psikomotor

No Aspek yang dinilai Indikator Keberhasilan / Deskripsi

Skor

9 8 7 <7

1. Persiapan alat dan bahan a. Menggunakan

Werkpak/pakainan kerja

b. Udara dalam kompresor disiapkan

c. Disiapkan obeng (+/-), lap/majun, kuas, tempat bensin, penjepit, dan selang kecil

2. Membongkar karburator a. Komponen karburator dilepas dari mesin dengan tidak merusak komponen lainnya b. Dudukan katup jarum dibuka c. Balikan karburator dan

keluarkan beban pemberat dan bola baja

d. Dengan menggunakan penjepit, keluarkan penahan bola baja dari bagian bawah silinder pompa.

e. Buka slow jet f. Buka katup power

(33)

96

No Aspek yang dinilai Indikator Keberhasilan / Deskripsi

Skor

9 8 7 <7 3 Pemeriksaan karburator a. Sebelum

komponen-komponen diperiksa, bersihkan terlebih dahulu dengan bensin.

Dengan menggunakan udara bertekanan, tiupkan semua kotoran dari jet dan komponen lainnya dari saluran bahan bakar serta celah-celah pada body.

b. Periksa pelampung dan pen pivot, kemungkinan aus atau pecah.

c. Periksa permukaan katup jarum, dudukan katup jarum, dan power piston dari kemungkinan karat atau pecah.

d. Periksa komponen body dari retak, rusak atau tersumbat. e. Periksa venturi dari cacat atau

tersumbat.

f. Periksa jet dari tempat

persinggungan cacat, ulir cacat atau tersumbat atau celah untuk obeng rusak.

(34)

97

No Aspek yang dinilai Indikator Keberhasilan / Deskripsi

Skor

9 8 7 <7

4 Merakit karburator a. Pasang jet utama dengan gasket yang baru.

b. Pasang komponen slow jet dan katup power.

c. Pasangan penahan bola baja kemudian silinder pompa, dan bola baja.

d. Pasang dudukan dan katup jarum.

e. Pasang lagi karburator pada mesin.

Keterangan penilaian:

Batas minimal kompeten diberi nilai 7.00. Gradasi nilai adalah sebagai berikut:

7.00 (baik) = dengan tepat waktu dapat mencapai kompetensi sesuai

kualitas standar minimal yang ditetapkan Kriteria

Kinerja;

8.00 (amat baik) = lebih cepat dari ketentuan waktu dapat mencapai

kompetensi sesuai kualitas standar minimal yang

ditetapkan Kriteria Kinerja, dan;

9.00 (istimewa) = lebih cepat dari ketentuan waktu dapat mencapai

kompetensi melebihi kualitas standar minimal yang

ditetapkan Kriteria Kinerja

3.3.2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Sesuai dengan judul dan inti permasalahan yang telah dijelaskan pada bab I,

terdapat dua kategori variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel

(35)

98

dan prestasi belajar Kimia (X3) sedangkan variabel terikat adalah penguasaan

kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan (Y). Karena penelitian ini, intinya

mengukur prestasi mata pelajaran maka kisi yang dikembangan adalah

kisi-kisi evaluasi pembelajaran dari setiap mata pelajaran yang diteliti, yakni:

[image:35.595.108.519.251.752.2]

Matematika, Fisika, dan Kimia.

Tabel 3-03: Kisi-kisi instrumen tes Matematika

Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

No. Butir Tes

Menetukan kedudukan jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi dua

1. Mengidentifikasi sudut

2. Menentukan keliling bangun datar dan luas daerah bangun datar

3. Menerapkan

transformasi bangun datar

Dapat mengkonversikan sudut dari rad ke derajat, dari derajat ke rad, dari rad ke derajat/menit/detik

Dapat menentukan bermacam-macam keliling dan luas bangun datar.

Dapat menerapkan informasi dalam mentransformasi bangun datar

1, 2, 6, 9

3, 4, 5, 7, 8

23, 24, 28, 32

Menetukan kedudukan jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga

4. Mengidentifikasi bangun ruang dan unsur-unsurnya

5. Menghitung luas permukaan bangun ruang

6. Menerapkan konsep volume bangun ruang

7. Menetukan hubungan antara unsur-unsur dalam bangun ruang

Dapat mengidentifikasi unsur-unsur bangun ruang

Dapat menghitung luas permukaan dari berbagai bangun ruang

Dapat menghitung volume dari bermacam-macam bangun ruang

Dapat mengidentifikasi unsur satu dengan yang lainnya dalam bangun ruang

14

10, 11, 12, 13, 16, 17, 18, 26, 29, 33, 34, 40

25, 30, 31

15, 22, 27

Menerakan konsep vektor dalam pemecahan

8. Menerapkan konsep vektor pada bidang datar

Dapat menerapkan konsep vektor dalam memecahkan masalah

(36)

99 masalah

9. Menerapkan konsep vektor pada bangun ruang

dalam bidang datar

Dapat menerapkan konsep vektor dalam memecahkan masalah dalam bidang ruang

[image:36.595.110.518.232.761.2]

21, 39

Tabel 3-04: Kisi-kisi instrumen tes Fisika

Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

No. Butir Tes

Menerapkan getaran, gelombang dan bunyi

1. Menguasai hukum getaran, gelombang dan bunyi 2. Membedakan getaran, gelombang dan bunyi 3. Menghitung getaran, gelombang dan bunyi

Dapat menerapkan hukum getaran, gelombang dan bunyi

Dapat menentukan perbedaan getaran, gelombang dan bunyi

Dapat menghitung masalah getaran, gelombang dan bunyi

1, 2, 3

7, 8

4, 5, 6, 9, 10, 11

Menerapkan konsep magnet dan elektromagnetik

4. Menguasai konsep kemagnetan

5. Menguasai hukum magnet dan electromagnet

6. Menggunakan magnet

7. Menggunakan eletromagnet

Dapat menerapkan konsep kemagnetan

Dapat menerapkan hukum magnet dan elektromagnet

Dapat memecahkan masalah dengan magnet

Dapat memecahkan masalah dengan kemagnetan

12, 13, 14

15

16, 17, 18

19, 20, 21, 22, 23

Menerapkan konsep optik

8. Membedakan konsep cermin dan lensa

9. Menggunakan hukum pemantulan dan pembiasan cahaya

10. Menggunakan cermin dan lensa

Dapat menerapkan perbedaan konsep cermin dan lensa

Dapat menerapkan hukum pemantulan dan pembiasan cahaya

Dapat memecahkan masalah dengan menggunakan cermin dan lensa

24, 25, 26

27, 28, 29, 30, 31, 32,

33, 34

(37)
[image:37.595.106.520.137.727.2]

100

Tabel 3-05: Kisi-kisi instrumen tes Kimia

Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

No. Butir Tes

Memahami konsep kesetimbangan reaksi

1. Menguasai reaksi kesetimbangan

2. Menguasai faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan

3. Menentukan hubungan

kuantitatif antara pereaksi dan hasil reaksi dari suatu reaksi

kesetimbangan

Dapat menerapkan reaksi kesetimbangan

Dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi

kesetimbangan

Dapat menghitung secara kuantitatif pereaksi dan hasil reaksi.

1, 2, 3, 4, 5

6, 7, 8

9, 10, 11, 12

Menentukan perubahan entalpi berdasarkan konsep termokimia

4. Menjelaskan entalpi dan perubahan entalpi

5. Menentukan perubahan entalpi reaksi

6. Menentukan kalor pembakaran berbagai bahan bakar

Dapat menerapkan entalpi dan perubahan entalpi

Dapat menghitung perubahan entalpi reaksi

Dapat menghitung kalor pembakaran

13, 14

15, 16, 17, 18

19, 20, 21, 22, 23

Mengkomunikasik an senyawa hidrokarbon dan kegunaannya

7. Mendeskripsikan kekhasan atom karbon yang membentuk

senyawa hidrokarbon

8. Menggolongkan senyawa

hidrokarbon dan turunannya

9. Mendeskripsikan kegunaan senyawa hidrokarbon dalam kehidupan manusia

Dapat menjelaskan cirri-ciri atom karbon dalam senyawa hidrokarbon

Dapat

mengklasifikasikan senyawa hidrokarbon

Dapat menjelaskan kegunaan senyawa hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari.

24, 25, 26, 36

27, 28, 37, 38, 39, 40

29, 30, 31, 32, 33, 34,

(38)

101 3.4. Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen dilakukan dengan tujuan, apakah instrumen yang

digunakan benar mengukur apa yang harus diukur serta, mengetahui keterandalan

dan konsistensi instrumen tersebut dalam mengungkapkan fenomena dari

sekelompok individu meskipun dilakukan dalam waktu yang berbeda dan subyek

yang berbeda pula.

3.4.1. Uji Validitas Instrumen

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan

data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2010:173). Senada dengan

Arikunto (2010:69) menyatakan “Sebuah tes disebut valid apabila tes itu dapat

tepat mengukur apa yang hendak diukur.” Untuk mengungkapkan data yang

sesungguhnya dari prestasi belajar Matematika, Fisika dan Kimia maka terlebih

dahulu soal-soal tes diuji coba untuk menguji validitasnya. Hasil uji coba di

analisis untuk mengetahui tingkat validitas isinya.

Menurut Arikunto (2010:67) menyatakan “sebuah tes dikatakan memiliki

validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi

atau isi pelajaran yang diberikan.” Karena variabel dalam penelitian ini adalah

prestasi belajar Matematika, Fisika, dan Kimia, maka validitas isi untuk mengukur

tujuan khusus pelajaran Matematika, Fisika, dan Kimia yang sejajar dengan

materi yang diberikan pada semester genap kelas XI (sebelas). Untuk keperluan

(39)

102

soal-soal. Dalam menentukan Uji Indeks Kesulitan soal-soal menggunakan rumus

Gronlund (1982:102):

= % (3.01)

Dimana P = indeks kesulitan soal, R = jumlah responden yang menjawab benar,

dan T = jumlah responden.

P = 0 berarti tidak seorang pun dapat menjawab, dan P = 100 semua

responden dapat menjawab dengan benar. Dengan demikian disimpulkan, bila

indeks mendekati angka nol menunjukkan soal yang bersangkutan sulit;

sebaliknya jika mendekati angka 100 menunjukkan soal yang bersangkutan

mudah. Atas dasar pemikiran itu, maka indeks kesulitan soal dapat

diklasifikasikan sebagai berikut: P = 0.00 s/d 40.00 berarti soal sulit, P = 41.00 s/d

70.00 berarti soal sedang, dan P = 71.00 s/d 100.00 berarti soal mudah.

(Reksoatmodjo, 2009: 202).

Untuk hasil analisis indeks kesulitan ditunjukkan pada lampiran 01,

ID-02, dan ID-03 halaman 202-204, sedangkan pengelompokkan berdasarkan tingkat

kesulitan disajikan pada lampiran TK-01, TK-02, dan TK-03 hal. 205-207.

Uji Daya Pembeda dilakukan untuk mengetahui signifikansi kelompok

tinggi dan kelompok rendah, dengan kata lain apakah soal tersebut dapat

membedakan kemampuan kognitifnya dari setiap responden. Dalam

Reksoatmodjo (2009:2002-2003), untuk maksud tersebut nilai yang diperoleh

responden disusun berjenjang dari nilai tertinggi sampai dengan terendah.

(40)

103

jawaban yang benar terhadap dari tiap-tiap soal dari kedua kelompok itu. Daya

pembeda dihitung menngunakan rumus Gronlund (1982:103):

= ( ) (3.02)

Dimana = jumlah sampel dari setiap kelompok (27% dari jumlah seluruh

responden, = jawaban benar dari kelompok atas, dan = jawaban benar dari

kelompok bawah. Dalam hubungan ini ditetapkan kriteria: soal-soal yang

memiliki daya pembeda yang baik jika D ˃ 0. Soal-soal yang memiliki daya

pembeda sama dengan nol atau negatif dibatalkan atau diperbaiki sampai

memenuhi kriteria tersebut.

Hasil analisis daya pembeda disajikan pada lampiran DP-01 hal. 208 untuk

tes Matematika. Dari 40 soal, enam soal dinyatakan tidak memliki daya pembeda,

dan ke-enam soal tersebut diperbaiki.

Selanjutnya hasil analisis daya pembeda masing-masing untuk tes Fisika

dan Kimia ditunjukkan pada lampiran DP-02, dan DP-03 hal. 209-210. Dari 40

soal Fisika, tujuh soal tidak memiliki daya pembeda; tiga soal dibatalkan; dan

empat soal diperbaiki, setelah diujicobakan kembali dinyatakan memenuhi

persyaratan. Sehingga untuk tes Fisika didapat 40 soal yang memiliki daya

pembeda.

Sedangkan dari 40 soal Kimia, sembilan soal dinyatakan tidak memiliki

daya pembeda, untuk Sembilan soal Kimia tersebut diperbaiki hingga memenuhi

(41)

104 3.4.2. Uji Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas instrumen bertujuan untuk melihat konsistensi instrumen alat

ukur dalam mengungkap fenomena dari sampel meskipun dilakukan dalam waktu

yang berbeda. Dapat diartikan bahwa reliabilitas instrumen adalah sebagai

keajegan atau konsistensi alat ukur dalam mengukur apa yang diukurnya,

sehingga kapanpun alat tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif

sama.

Menurut Reksoatmodjo (2009:2003), reliabilitas instrumen tes menunjukkan

seberapa jauh tes itu terbebas dari variansi kekeliruan (error variances). Untuk

maksud ini dilakukan Uji Reliabilitas hasil uji coba dengan menggunakan rumus

Kudder-Rechardson KR-21:

= . .( .( ) ) (3.03)

Di mana = reliabilitas seluruh perangkat tes, K = jumlah soal, = varians

jawaban benar, !" = rerata dari jumlah jawaban yang benar.

Dari perhitungan yang diperoleh pada lampiran RE-01 hal. 200-201,

masing-masing untuk Matematika, Fisika, dan Kimia didapatkan untuk !" = 24.4,

24.47, dan 24.73; # = 7.91, 7.92, dan 7.96; dan ## = 0.87 untuk ketiganya

(Matematika, Fisika, dan Kimia) pada taraf nyata 0.975. Artinya perangkat yang

(42)

105 3.5. Teknik Analisis Data

3.5.1. Pengujian Asumsi-Asumsi Statistik

Tahap pertama dalam pengolahan data penelitian ini adalah pengujian

asumsi-asumsi statistik yang dipersyaratkan atau yang perlu dipenuhi sebagai

dasar penggunaan analisis statistic induktif. Pengujian itu meliputi:

1) Uji Normalitas Sebaran Frekuensi

Apabila dalam suatu penelitian sampel diambil dari suatu populasi yang

diasumsikan berdistribusi normal, maka sebelum pengolahan data terlebih dahulu

perlu dilakukan pengujian normalitas sebaran data yang diperoleh dari sampel

tersebut. Hal ini merupakan konsekuensi logis dari metode sampling, karena hasil

sampling adalah untuk mengestimasi atau menyimpulkan karakteristik populasi.

Dalam Reksoatmodjo (2009:46-47), langkah-langkah uji normalitas sebaran

frekuensi, sebagai berikut:

a. Menghitung rerata dan simpangan baku s.

= ∑ %.&%

∑ &% '() (3.04A)

* = +,( ) &%

- (3.04B)

b. Langkah pertama dalam pengujian normalitas sebaran adalah

mengkonversikan batas-batas interval kelas ke dalam bilangan baku z

(juga disebut skor z), dengan menggunakan rumus:

(43)

106

c. Langkah berikutnya adalah menguji normalitas berdasarkan tabel

distribusi / dengan menggunakan rumus:

0 = ∑(&1 &2)

&2 (3.06)

d. Sebaran frekuensi dinyatakan normal jika: 03%45-6 ≤ 04892: pada harga

x yang dipilih.

2) Uji homogenitas varians

Pengujian homogenitas nilai-nilai yang diperoleh dilakukan

menggunakan uji F:

; = '<=()( ≥ (3.07)

3.5.2. Pengujian hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis

korelasi dan regresi, dimana untuk menguji hipotesis pertama, kedua, dan ketiga

menggunakan teknik analisis korelasi dan regresi linier sederhana sedangkan

untuk menguji hipotesis keempat menggunakan teknik korelasi dan regresi ganda.

Uji keberartian menggunakan uji t dan uji F pada taraf signifikansi α = 0,05.

Sesuai dengan desain penelitian yang telah dijelaskan, maka dalam

pengujiannya dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui hubungan antara !? dengan Y, ! dengan Y, dan !@

dengan Y; digunakan rumus korelasi sederhana Pearson Product Moment

dalam Reksoadmodjo (2009:136) sebagai berikut:

(44)

107 Dimana:

A = Koefisien korelasi

= Jumlah skor item

∑ A = Jumlah skor total (seluruh item) - = Jumlah sampel

Nilai C dan D diperoleh dari: = ( %%) dan A = ( %%), nilai

korelasi Pearson Product Moment dilambangkan (r), apabila nilai r ini sudah

diperoleh dari hasil perhitungan, selanjutnya ditafsirkan dengan tabel

[image:44.595.117.511.237.656.2]

interpretasi.

Tabel 3.06: Interpretasi dari nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0.00 – 0.199 Sangat Rendah 0.20 – 0.399 Rendah

0.40 – 0.599 Sedang 0.60 – 0.799 Kuat

0.80 – 1.000 Sangat Kuat

Sugiyono (2005:257)

2) Untuk menyatakan besar kecilnya kontribusi variabel X terhadap Y dapat

ditentukan dengan koefisien determinasi dalam Usman H dan Akbar P.S

(2000: 200) sebagai berikut:

= % (3.09)

Dimana;

= Koefisien determinasi

= Nilai koefisien korelasi

3) Untuk pengujian signifikansi variabel X terhadap Y menggunakan rumus dari

Sugiyono (2005:257) seperti di bawah ini, kemudian dibandingkan dengan

(45)

108

4 = B √- (3.10)

Dimana:

t = Nilai FMNGOPQ

r = Koefisien korelasi hasil MNGOPQ

n = Jumlah responden

dengan ketentuan sebagai berikut:

tSTUVWX ≤ tUYZ[\= Tidak Signieikan

tSTUVWX ˃ tUYZ[\ = Signieikan

4) Untuk mengetahui hubungan simultan !?, ! , dan !@ dengan Y

menggunakan koefisien korelasi ganda, menggunakan rumus dalam Usman H

dan Akbar R.P.S (2000:232) sebagai berikut:

A. . . = + A g A g A A. .. A . A . . . (3.11)

Dimana:

A. . . = koefisien korelasi ganda antara variabel X1, X2, dan X3 secara

bersama-sama dengan variabel Y.

A = Koefisien korelasi X1 dengan Y

A = Koefisien korelasi X2 dengan Y

(46)

109

5) Kemudian untuk mencari signifikansinya, digunakan rumus dalam Usman H

dan Akbar R.P.S (2000:232) sebagai berikut:

; = h ( i ) -ihi

(3.12)

Dimana Fhitung˂ Ftabel: diterima atau signifikan.

6) Untuk mengetahui hubungan fungsional antara variabel digunakan metode

regresi:

a. Regresi linear sederhana

Pengujian ini bertujuan untuk mencari pola hubungan fungsional antara

variabel X dan Y. Dalam Reksoatmodjo, T. N (2009:131) persamaan

regresi ini dinyatakan:

j = 8 + 9 (3.13)

Dimana: a = ordinat pada X = 0 dan b = kemiringan atau tangens dari

garis regresi. Konstanta a dan b ditentukan dengan menggunakan rumus:

9 = ∑( .A)∑( ) (3.14A)

8 = − 9 (3.14B)

Selanjutnya persamaan tersebut diuji keberartian (signifikansi) arah

koefisien dengan menggunakan analisis varians (ANAVA) dengan

(47)
[image:47.595.121.529.115.637.2]

110

Tabel 3-07: ANAVA

Sumber Variasi dk Jumlah kuadrat (JK)

Rata-rata JK Fhitung

Total n ΣY2

Regresi a 1 JK(reg a) = ΣY2/n RJK(reg a) = JK(reg a)

Regresi (b|a) 1 Jkreg( b|a) = bΣX.Y - (ΣX)(ΣY)/n RJKreg (b|a) = JKreg (b|a)

Residu n-2 JK res = ΣY 2

- JK reg(b|a) - JK reg (a) RJK(E) =Jkres/n-2

Fsign = RJK(b|a)/RJK(res)

Tuna Cocok (TC) k-2 JK(TC) = Jkres - JK(E) RJK(TC) = JK(TC)/k-2

Kekeliruan (E) n-k JK(E) = ΣXΣY2 - (ΣY)2/n RJK (E) = JK(E)/n-k

F(line) =

RJK(TC)/RJK(E) Usman H dan Akbar R.P.S (2000;220)

b. Regresi linier ganda

Pengujian regresi linier ganda bertujuan untuk membuktikan ada atau

tidak adanya hubungan fungsional antara variabel !?, ! , dan !@ dengan

Y. Pengujian data dilakukan menghitung persamaan regresi linier,

persamaan regresi linier ganda untu penelitian ini dinyatakan:

j = 8 + 9 + 9 + 9 (3.15)

Perhitungan dapat dikembangkan menggunakan jumlah kuadrat terkecil E

dari persamaan (3.13) adalah:

l = ∑ ( − 8 − 9- − 9 − 9 )

%m (3.16)

Setelah disederhanakan diperoleh:

∑ = -. 8 + 9 ∑ + 9 ∑ + 9 ∑

∑ = 8. ∑ + 9 ∑ + 9 ∑ . + 9 ∑ . (3.17) ∑ = 8. ∑ + 9 ∑ . + 9 ∑ + 9 ∑ .

∑ = 8. ∑ + 9 ∑ . + 9 ∑ . + 9 ∑

Dari persamaan (3.15) dapat disederhanakan lagi, apabila diambil:

A = − , = %− = %− , o8- = %−

Sehingga untuk koefisien-koefisien b1, b2, dan b3 dengan

(48)

111

∑ A = 9 ∑ + 9 ∑ . + 9 ∑ .

∑ A = 9 ∑ . + 9 ∑ + 9 ∑ . (3.18) ∑ A = 9 ∑ . + 9 ∑ . + 9 ∑

Untuk koefisien a diperoleh:

8 = − 9 − 9 − 9 (3.19)

3.6. Hipotesis Statistik Penelitian

Hipotesis statistik penelitian yang akan dilakukan pengujian dirumuskan

sebagai berikut:

Hipotesis I pq∶ st? = 0, artinya tidak terdapat hubungan antara prestasi

belajar Matematika dengan penguasaan

kompetensi keahlian Teknik Kendaraan

Ringan.

p? ∶ st? ≠ 0, artinya terdapat hubungan antara prestasi

belajar Matematika dengan penguasaan

kompetensi keahlian Teknik Kendaraan

Ringan.

Hipotesis II pq∶ st = 0, artinya tidak terdapat hubungan antara prestasi

belajar Fisika dengan penguasaan kompetensi

keahlian Teknik Kendaraan Ringan.

p? ∶ st ≠ 0, artinya terdapat hubungan antara prestasi

belajar Fisika dengan penguasaan kompetensi

keahlian Teknik Kendaraan Ringan.

(49)

112

belajar Kimia dengan penguasaan kompetensi

keahlian Teknik Kendaraan Ringan.

p? ∶ st@ ≠ 0, artinya terdapat hubungan antara prestasi

belajar Kimia dengan penguasaan kompetensi

keahlian Teknik Kendaraan Ringan.

Hipotesis IV pq∶ st? @ = 0, artinya tidak terdapat hubungan antara prestasi

belajar Matematika, Fisika, dan Kimia dengan

penguasaan kompetensi keahlian Teknik

Kendaraan Ringan.

p? ∶ st? @ ≠ 0, artinya terdapat hubungan antara prestasi

belajar Matematika, Fisika, dan Kimia dengan

penguasaan kompetensi keahlian Teknik

Kendaraan Ringan.

Keterangan:

pq = Hipotesis nol p? = Hipotesis alternatif

st? = Koefisien korelasi antara prestasi belajar Matematika (X1) dengan

penguasaan kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan (Y).

st = Koefisien korelasi antara prestasi belajar Fisika (X2) dengan penguasaan

kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan (Y).

st@ = Koefisien korelasi antara prestasi belajar Kimia (X3) dengan penguasaan

(50)

113

st? @ = Koefisien korelasi antara prestasi belajar Matematika (X1), Fisika (X2),

dan Kimia (X3) dengan penguasaan kompetensi keahlian Teknik

Kendaraan Ringan (Y).

3.7Penafsiran Hasil Tes

Dalam menafsirkan hasil tes dikenal ada dua pendekatan, yaitu pendekatan

penilaian acuan patokan (PAP) dan pendekatan penilaian acuan norma (PAN).

Dalam Arifin, Z (2011:235) menyatakan “Pendekatan penilaian acuan patokan

(PAP) pada umumnya digunakan untuk menafsirkan tes formatif, sedangkan

penilaian acuan norma (PAN) digunakan untuk menafsirkan hasil tes sumatif.

Nilai yang didapat dalam penelitian ini, dihasilkan dari skor yang diperoleh

hasil tes sumatif, sehingga dalam menafsirkan nilai digunakan penilaian acuan

norma (PAN). Dalam penilaian acuan norma, makna angka (skor) seorang peserta

didik ditemukan dengan cara membandingkan hasil belajarnya dengan hasil

belajar peserta didik lainnya dalam satu kelompok/kelas. Peserta didik

dikelompokkan berdasarkan jenjang hasil belajar sehingga dapat diketahui

kedudukan realtif seorang peserta didik dibandingkan teman sekelasnya.

Tujuan penilaian acuan norma (PAN) adalah untuk membedakan peserta

didik atas kelompok-kelompok tingkat kemampuan, mulai dari yang terendah

sampai dengan tertinggi. Secara ideal, pendistribusian tingkat kemampuan dalam

Gambar

Tabel 1-01:  Rekapitulasi hasil belajar kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan
Tabel 1-02: Rata- rata nilai Praktek dan Teori per-kelas RATA - RATA NILAI
Gambar 1-01: Hubungan antar Variabel dalam Penelitian
Tabel 3-01: Koefisien Korelasi berdasarkan skala data
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) pengaruh minat siswa dalam memilih program keahlian teknik kendaraan ringan terhadap prestasi belajar siswa kelas

SMK 45 Wonosari memiliki siswa dengan minat terbanyak pada program keahlian Teknik Kendaraan Ringan, sehingga merupakan tugas besar sekolah untuk mencetak lulusan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan evaluasi pelaksanaan Prakerin T- TEP di SMK Negeri 2 Surakarta kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan

Prakerin Terhadap Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK Negeri 8 Bandung ” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Kompetensi keahlian yang diajarkan di Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan (KKTKR) SMKN 5 Surakarta; (2)

Penelitian ini bertujuan mengetahui kinerja lulusan SMK kompetensi keahliah teknik kendaraan ringan yang telah bekerja di industri otomotif, juga menganalisa

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai evaluasi pelaksanaan pembelajaran produktif kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan (TKR) di SMK Swasta

Jenis, Rasio, dan Deskripsi Standar Prasarana Ruang Praktik Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan Otomotif No Jenis Rasio Deskripsi 1 Area kerja mesin otomotif 3 m²/peserta