• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR DI DESA SELAJAMBE KECAMATAN CISAAT KABUPATEN SUKABUMI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR DI DESA SELAJAMBE KECAMATAN CISAAT KABUPATEN SUKABUMI."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Definisi Operasional ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Pengertian Budidaya ... 9

B. Ikan Air Tawar ... 10

1. Pengertian Ikan Air Tawar ... 10

2. Jenis-Jenis Budidaya Ikan ... 11

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Budidaya Ikan Air Tawar ... 13

1. Faktor Fisik ... 13

(2)

D. Persyaratan Budidaya Ikan ... 19

1. Pemilihan Lokasi ... 19

2. Perlengkapan Operasional ... 20

3. Peralatan Panen ... 23

4. Sumber Daya Manusia ... 24

E. Kondisi Sosial Ekonomi ... 24

1. Pendapatan ... 24

2. Kepemilikan Lahan ... 25

3. Kepemilikan Barang ... 25

F. Proses Budidaya Ikan Air Tawar ... 26

1. Input ... 27

2. Proses ... 28

3. Output ... 35

G. Kerangka Pemikiran ... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 38

A. Desain Lokasi ... 38

B. Metode Penelitian ... 38

C. Variabel Penelitian ... 40

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 43

1. Populasi Penelitian ... 43

2. Sampel Penelitian ... 44

E. Instrumen Penelitian ... 45

(3)

2. Alat ... 46

F. Teknik Pengumpulan Data ... 46

1. Observasi ... 47

2. Wawancara ... 47

3. Studi Kepustakaan ... 48

4. Studi Dokumentasi ... 48

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 48

1. Teknik Pengolahan Data ... 48

2. Teknik Analisis Data ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52

A. Kondisi Fisik Daerah Penelitian ... 52

1. Letak, Luas dan Lokasi ... 52

2. Iklim ... 53

3. Geomorfologi ... 59

4. Tanah ... 61

5. Ketersediaan air ... 62

B. Kondisi Sosial Daerah Penelitian ... 63

1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk ... 63

2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) ... 64

3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Golongan Umur ... 65

4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 67

(4)

C. Faktor-Faktor Geografis Yang Mendukung Budidaya Ikan di Desa Selajambe

Kecamatan Cisaat ... 69

1. Faktor Fisik ... 69

2. Faktor Sosial ... 72

D. Proses Budidaya Ikan di Desa Selajambe ... 76

1. Input ... 76

2. Proses ... 83

3. Ouput ... 95

E. Kondisi Sosial Ekonomi Peternak Ikan di Desa Selajambe ... 105

1. Pendapatan ... 105

2. Kepemilikan Lahan ... 106

3. Kepemilikan Barang ... 108

F. Implikasi Penelitian Budidaya Ikan Terhadap Pendidikan Geografi ... 110

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 113

A. Kesimpulan ... 113

B. Rekomendasi ... 116

DAFTAR PUSTAKA ... 118

LAMPIRAN ... 120

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel: Halaman:

1.1 Perkembangan Produksi Ikan Air Tawar di Kota Sukabumi Tahun 2007-2011

... 2

2.1 Tingkat Konsumsi Beras (Kg/Orang/Tahun) ... 25

2.2 Kadar Protein Beberapa Jenis Bahan Makanan ... 34

3.1 Variabel Penelitian ... 42

3.2 Data Kelompok Ikan di Desa Selajambe ... 43

3.3 Populasi Wilayah di Desa Selajambe ... 44

3.4 Sampel Penelitian ... 45

3.5 Perbandingan Karakteristik Iklim Ideal dengan Iklim Penelitian Budidaya Ikan ... 50

3.6 Kriteria Penilaian Presentase... 51

4.1 Luas Wilayah Desa Selajambe Tahun 2011... 53

4.2 Nilai Q Tipe Iklim Schmidt-Ferguson (S-F) ... 55

4.3 Data Curah Hujan Selama 10 Tahun di Kecamatan Cisaat Desa Selajambe55 4.4 Jumlah Rata-rata Bulan Kering Berdasarkan Metode Schmidt-Ferguson ... 57

4.5 Pembagian Kelas Kemiringan Lereng di Desa Selajambe ... 60

4.6 Klasifikasi Kepadatan Penduduk di Desa Selajambe... 64

(6)

4.8 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Golongan Umur ... 66

4.9 Komposisi Penduduk Desa Selajambe Berdasarkan Mata Pencaharian ... 67

4.10 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 68

4.11 Perbandingan Karakteristik Iklim Ideal dengan Iklim penelitian Budidaya Ikan ... 70

4.12 Umur Peternak Ikan di Desa Selajambe... 73

4.13 Pendidikan terakhir Peternak Ikan Air Tawar di Desa Selajambe ... 73

4.14 Mata Pencaharian Petrnak Ikan di Desa selajambe... 74

4.15 Keterampilan Peternak Ikan di Desa Selajambe ... 75

4.16 Status Kepemilikan Kolam Ikan Peternak Ikan di Desa Selajambe ... 77

4.17 Kepemilikan Kolam Ikan di Desa Selajambe ... 77

4.18 Modal Awal Dalam Budidaya Ikan Air Tawar ... 78

4.19 Memperoleh Modal Awal Untuk Budidaya Ikan ... 79

4.20 Modal yang Dikeluarkan Untuk Pembelian Peralatan Budidaya Ikan... 79

4.21 Rincian Kegunaan Peralatan pada Budidaya Ikan Air Tawar ... 80

4.22 Komoditas Ikan Air Tawar di Kecamatan Cisaat ... 81

4.23 Memperoleh Bibit Ikan Untuk Budidaya di Desa Selajambe ... 81

4.24 Perbandingan Indukan Ikan... 84

4.25 Dosis dan Ovaprim Ikan... 86

4.26 Proses Pembesaran Ikan di Desa Selajambe ... 88

4.27 Lama Pemeliharaan Ikan Layak untuk di Jual ... 88

4.28 Jarak Pemeliharaan Ikan ... 89

(7)

4.30 Bahan Campuran Pakan Ikan ... 91

4.31 Jumlah Panen Peternak Ikan Selama 1 Tahun ... 95

4.32 Perbandingan Proses Pemeliharaan Ikan di Desa Selajambe ... 96

4.33 Menjual Hasil Budidaya Ikan ... 98

4.34 Jangkauan Pemasaran Hasil Budidaya Ikan ... 99

4.35 Hasil Penjualan Ikan Dalam Sekali Panen ... 100

4.36 Perolehan Keuntungan Peternak Ikan Dalam Sekali Panen di Setiap Jenis Ikan ... 101

4.37 Pendapatan Peternak Budidaya Ikan Dalam Sebulan ... 106

4.38 Kepemilikan Kolam Ikan Peternak Ikan di Desa Selajambe ... 107

4.39 Kondisi Rumah Peternak Ikan yang Digunakan ... 108

4.40 Status Rumah Peternak Ikan yang Digunakan ... 108

4.41 Sarana Informasi yang Dimiliki Peternak Ikan ... 109

(8)

DAFTAR GAMBAR

Tabel: Halaman:

2.1 Kerangka Pemikiran ... 37

4.1 Grafik Rata-rata Curah Hujan Bulanan di Desa Selajambe ... 58

4.2 Grafik Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Golongan Umur ... 66

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman:

A. Peta Administratif Desa Selajambe Kecamatan Cisaat ... 120

B. Peta Kemiringan Lereng Desa Selajambe Kecamatan Cisaat ... 121

C. Peta Tanah Desa Selajambe Kecamatan Cisaat ... 122

D. Peta Hidrologi Desa Selajambe Kecamatan Cisaat ... 123

E. Lampiran 1 Pedoman Observasi Lapangan... 124

F. Lampiran 2 Pedoman Wawancara ... 128

G. Lampiran 3 Instrumen Penelitian ... 138

(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan perikanan budi daya ikan air tawar sebagai salah satu

kegiatan agribisnis mulai disadari dan digarap dengan baik pada era 1990-an.

Salah satu sentra kegiatan agribisnis ikan konsumsi air tawar terletak di daerah

Jawa Barat. Dimulainya kegiatan ini terkait dengan mulai berfungsinya beberapa

waduk buatan di daerah Jawa Barat, antara lain Waduk Saguling, Waduk Cirata,

dan Waduk Ir.H.Juanda Jatiluhur.

Sistem kegiatan agribisnis ikan konsumsi air tawar melibatkan banyak

pelaku, mulai dari penjaga kantong jaring apung (KJA), pabrik pakan, hingga

pemilik restoran dan konsumen rumah tangga sebagai pengguna akhir produk.

Namun seperti halnya komoditas pertanian di Indonesia pada umumnya,

banyaknya pelaku yang terlibat khususnya bidang produksi membuat harga-harga

produk menjadi anjlok akibat adanya kelebihan stok atau over supply. Salah satu

alternatif solusi menghadapi persoalan ini adalah kejelian para pelaku agribisnis

ikan konsumsi air tawar dalam menerapkan teknologi yang efisien.

Karena besarnya peranan bidang perikanan budi daya air tawar pada

pembangunan perekonomian nasional membuat pemerintah dalam hal ini

Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) mulai banyak mendorong kegiatan

(11)

2

Hal tersebut terlihat dari kegiatan revitalisasi perikanan yang dicanangkan

oleh Presiden Republik Indonesia. Menurut Dirjen Perikanan Budidaya (2005)

“pengembangan budi daya dijadikan sebagai salah satu wahana andalan untuk

mewujudkan visi dan misi tersebut”.

Sistem budidaya ikan air tawar sebenarnya bukan merupakan hal yang baru

bagi sebagian besar peternak budidaya ikan di Jawa Barat termasuk bagi para

peternak ikan di Desa Selajambe Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi yang

sejak dulu dikenal sebagai salah satu daerah sentra produksi ikan air tawar di

wilayah Jawa Barat ini dilihat dari potensi dan letak geografisnya, memiliki

ekosistem sumberdaya perikanan tangkap dan budidaya yang sangat bagus hal ini

pun didukung oleh banyaknya komoditas ikan air tawar unggulan yang dihasilkan.

Dalam sepanjang eksistensinya komoditas ikan air tawar yang berpusat di

Pasar Ikan Cibaraja. Saking besarnya, pasar ikan berlokasi di Kampung Cibaraja,

Desa Selajambe, Kecamatan Cisaat ini pada era tahun 1990-an pernah menjadi

pasar ikan terbesar di Indonesia. Maka tak heran Desa Selajambe menjadi salah

satu pemasok ikan air tawar terbesar di Indonesia. Berikut data perkembangan

perikanan di Kota Sukabumi:

Tabel 1.1

Perkembangan Produksi Ikan air tawar di Kota Sukabumi tahun 2007-2011

Tahun Produksi Ikan Konsumsi

2007 6.994,00

2008 7.355,00

2009 22.906,00

2010 23.141,00

2011 23.703,00

(12)

3

Untuk menunjang produksi ikan air tawar yang dihasilkan wilayah

Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi memiliki 2.356.090 m² kolam ikan air

tawar yang resmi terdaftar dan tersebar di beberapa wilayah pengembangan

dengan komoditas-komoditas ikan air tawar yang menjadi unggulan mereka.

Salah satunya bagi sebagian besar petani ikan di Desa Selajambe

membudidayakan ikan air tawar merupakan salah satu kegiatan sumber mata

pencaharian mereka yang sejak dahulu sudah ada dan diwariskan secara turun

temurun sampai dengan generasi sekarang. Hal ini didasari dengan keberadaan

Ci-mandiri yang membelah wilayah Sukabumi menjadi dua bagian besar dan

anak-anak sungainya, yakni Ci-pelang, Ci-catih, Ci-bodas, Ci-kaso, dan Ci-buni,

memberikan sumbangan besar bagi berkembangnya perikanan air tawar, terutama

kolam air arus deras. Selain itu diliat dari segi besarnya potensi perikanan air

tawar di Kecamatan Cisaat ini di dukung oleh keberadaan Pasar Cibaraja sebagai

benih ikan terbesar di Jawa Barat. Tak hanya untuk budi daya ikan saja aliran

sungai itupun kini dimanfaatkan untuk membangkitkan tenaga listrik dan sumber

air irigasi.

Dalam membudidayakan ikan air tawar para petani ikan pun sangat

memperhatikan faktor lingkungan. Tanah liat atau lempung sangat baik untuk

pembuatan kolam. Kedua Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang

besar dan tidak bocor. Faktor lingkungan dapat berpengaruh terhadap cita rasa

ikan, misalnya bau tanah atau lumpur. Hal lain yang sangat penting diperhatikan

dalam budidaya ikan air tawar adalah mutu air. Sumber air bisa berasal dari air

(13)

4

Air yang terlalu keruh tidak baik untuk kehidupan ikan karena endapan

lumpurnya terlalu tebal dan pekat, sehingga dapat mengganggu penglihatan ikan

dalam air dan menyebabkan nafsu makannya berkurang. Semakin banyak dan

beragam biota air yang terdapat di dalam perairan, semakin tinggi tingkat

kesuburannya.

Kendala utama budidaya ikan air tawar adalah diperlukan waktu dan biaya

yang cukup tinggi. Komponen biaya meliputi: Persiapan kolam, Pemilihan induk,

Pemijahan, Penetasan dan Pendederan. Biaya lain yang dianggap cukup tinggi

adalah untuk pakan dan pemeliharaan terhadap hama dan penyakit lain. Walaupun

mengalami kesulitan dan hambatan dalam pembudidayaan ikan, masyarakat di

Kota Sukabumi terlebih di Desa Selajambe yang masih mempertahankan agar

tetap menjadi sentra penghasil ikan air tawar di Indonesia.

Budi daya ikan air tawar di Desa Selajambe masih tetap dipertahankan

karena keunggulan yang dimilikinya dibandingkan dengan Desa lainnya yaitu

memiliki ketersediaan air yang cukup sehingga siap menghadapi musim kemarau

panjang sehingga tidak mengalami kekeringan, jenis tanahnya pun cocok untuk

budidaya ikan air tawar. Tak hanya itu Desa Selajambe pun menjadi sentra utama

bagi Desa lainnya hal ini didukung oleh letak wilayah yang lebih strategis dengan

jalan utama sehingga Pasar Ikan pun berada di wilayah ini, memiliki luas lahan

kolam ikan terluas dan adanya kelompok peternak ikan yang lebih berpengalaman

dan up to date.

Budi daya ikan air tawar menjadi kegiatan utama yang dipilih untuk

(14)

5

masyarakat di Desa Selajambe sampai saat ini. Berdasarkan latar belakang

tersebut, penulis merasa tertarik untuk meneliti Budi Daya Ikan Air Tawar di Desa

Selajambe. Atas dasar itu penulis mengambil judul dalam penelitian ini yaitu

“Budi Daya Ikan Air Tawar Di Desa Selajambe Kecamatan Cisaat Kabupaten

Sukabumi”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah dalam penelitian ini

dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan berikut :

1. Faktor-faktor geografis apa saja yang mendukung budidaya ikan air tawar di

Desa Selajambe Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi?

2. Bagaimana proses budidaya ikan air tawar yang diterapkan di Desa Selajambe

Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi?

3. Bagaimana kondisi sosial ekonomi peternak budidaya ikan di Selajambe

Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah yang telah ada, maka penelitian ini

memiliki tujuan :

1. Mengidentifikasi data mengenai faktor-faktor geografis yang menjadi daya

dukung utama dalam budidaya ikan air tawar di Desa Selajambe Kecamatan

Cisaat Kabupaten Sukabumi.

2. Mengidentifikasi teknik budidaya ikan air tawar yang diterapkan di Desa

(15)

6

3. Mengidentifikasi tingkat sosial ekonomi peternak budidaya ikan di Desa

Selajambe Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat atau kegunaan yang bisa diambil dari penelitian ini adalah :

1. Bagi instansi-instansi yang terkait, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan

pertimbangan dan bahan masukan untuk meningkatkan produktivitas ikan air

tawar di Kabupaten Sukabumi.

2. Sebagai rekomendasi kepada pemerintah Sukabumi untuk meningkatkan

kualitas dan memberikan kebijakan di Desa Selajambe Kecamatan Cisaat

Kabupaten Sukabumi.

3. Sebagai bahan masukan bagi peternak budidaya ikandi Desa Selajambe

Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi.

4. Sebagai salah satu sumber data dan informasi bagi pengembangan penelitian

selanjutnya.

5. Bagi peneliti dapat menambah wawasan dan pemahaman dalam penerapan

konsep dan teori Geografi dengan kenyatannya di lapangan.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah penjabaran secara operasional dari variabel yang

akan diteliti. Sesuai dengan rumusan masalah maka definisi operasional dalam

penelitan ini adalah sebagai berikut :

1. Budi Daya

Budi daya adalah tindakan untuk mengembangkan atau memperbanyak hasil

(16)

7

menghasilkan hasil yang lebih baik. Dalam penjabarannya budidaya mencakup

Input, Proses dan Output serta strategi pemasaran hasil pertanian budidaya ikan

air tawar.

2. Ikan Air Tawar

Ikan air tawar adalah ikan yang menghabiskan sebagian atau seluruh

hidupnya di air tawar, seperti sungai dan danau, dengan salinitas kurang dari

0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan

perairan laut, dan yang paling membedakan adalah tingkat salinitasnya. Untuk

bertahan di air tawar, ikan membutuhkan adaptasi fisiologis yang bertujuan

menjaga keseimbangan konsentrasi ion dalam tubuh.

3. Faktor-faktor Geografi

Faktor-faktor yang dibahas dalam penelitian ini adalah:

a. Faktor Fisik yang dimaksud adalah tipologi kawasan yang meliputi lokasi, kondisi iklim, tanah, dan ketersediaan air yang mendukung budidaya ikan air

tawar di Desa Selajambe.

b. Faktor Sosial yang dimaksud adalah kondisi sosial budaya yang dalam hal ini pengalaman peternak dalam budidaya ikan air tawar dan keterampilan

peternak ikan, dan tenaga kerja yang mendukung dalam usaha budidaya ikan

air tawar di Desa Selajambe.

4. Faktor Sosial Ekonomi

Menurut Abdulsyani (2007:22) “sosial ekonomi adalah kedudukan atau

posisi seseorang dalam kelompok manusia yang ditentukan oleh jenis aktivitas

(17)

8

organisasi’, sedangkan menurut Soekamto (2007:22) “sosial ekonomi adalah

posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan orang lain dalam arti

lingkungan pergaulan, prestasinya, dan hak-hak serta kewajibannya dalam

(18)

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Lokasi

Lokasi penelitian berada di Desa Selajambe Kecamatan Cisaat Kabupaten

Sukabumi. Kecamatan Cisaat terdiri dari 13 Desa, meliputi Desa Nagrak, Desa

Sukasari, Desa Babakan, Desa Cibatu, Desa Cibolang Kaler, Desa Cisaat, Desa

Gunung Jaya, Desa Kutasirna, Desa Padaasih, Desa Selajambe, Desa Sukamanah,

Desa Sukamantri dan Desa Sukaresmi. Peneliti mengambil lokasi penelitian

budidaya ikan air tawar di daerah ini karena Kecamatan Cisaat memiliki jumlah

budidaya ikan air tawar yang paling tinggi dan banyak di Kota Sukabumi daripada

Kecamatan lainnya.

Peneliti memilih Desa Selajambe sebagai lokasi penelitian karena Desa

Selajambe lebih unggul daripada Desa lainnya yang berada di Kecamatan Cisaat

hal itu dapat dibuktikan dengan jumlah luas kolam yang dipakai oleh petani

budidaya ikan lebih banyak dipakai di Desa Selajambe. Selain itu kelompok tani

yang terdaftar di Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan lebih

banyak dibandingkan dengan Desa lainnya, termasuk letak pasar ikan pun berada

di Desa Selajambe.

B. Metode Penelitian

Menurut Silalahi (2009: 12) “metode penelitian adalah merupakan cara

(19)

39

tertentu dengan maksud mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi

atas masalah tersebut.” Selanjutnya Surakhmad (1994: 139) menjelaskan bahwa

metode adalah cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk

menguji serangkaian hipotesis atau penelitian dengan mempergunakan teknik

serta alat-alat tertentu.

Metode yang dipakai pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode

ini bertujuan untuk membuat suatu deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual

dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang

akan diteliti. Metode deskriptif menurut Tika (2005:4) adalah:

Penelitian yang lebih mengarahkan pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan interpretasi atau analisis. Penelitian deskriptif perlu memanfaatkan ataupun menciptakan spesifikasi mengenai gejala-gejala fisik maupun sosial yang dipersoalkan. Di samping itu, penelitian ini harus mampu merumuskan dengan tepat apa yang ingin diteliti dan teknik penelitian apa yang tepat dipakai untuk menganalisisnya. Hasil penelitiannya adalah difokuskan untuk memberikan gambaran keadaan sebenarnya dan objek yang diteliti.

Jenis penelitian deskriptif digunakan untuk mengukur daya dukung dari

berbagai potensi wilayah baik fisik maupun social serta partisipasi masyarakat

terhadap budidaya ikan air tawar di Desa Selajambe Kecamatan Cisaat Kabupaten

Sukabumi.

Adapun jenis penelitian berdasarkan bentuk dan metode pelaksanaan pada

penelitian ini adalah survei. Menurut Tika (2005:6) “yang dimaksud survei adalah

metode penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan sejumlah besar data

(20)

40

dipilih karena memiliki beberapa keuntungan seperti yang dikemukakan oleh

(Tika, 1997: 9) berikut:

Keuntungan survei adalah sebagai berikut:

1. Dilibatkan oleh banyak orang untuk mencapai generalisasi atau kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.

2. Dapat menggunakan berbagai teknik pengumpulan data.

3. Sering tampil masalah-masalah yang sebelumnya tidak diketahui. 4. Dapat dibenarkan atau mewakili teori tertentu.

5. Biaya lebih rendah karena waktunya lebih singkat.

Lebih lanjut (Tika, 1997: 9) menjelaskan bahwa survei adalah metode

penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan sejumlah besar data berupa

variabel, unit atau individu atau sampel fisik tertentu dengan tujuan agar dapat

menggeneralisasikan terhadap apa yang akan diteliti. Untuk penelitian sosial

kemasyarakatan, survei biasanya menggunakan teknik wawancara atau

kuesioner/angket, sedang untuk penelitian fisik menggunakan observasi lapangan

melalui suatu sampel.

Singarimbun (1987: 3-4) survei adalah “metode penelitian yang

mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan angket sebagai alat

pengumpul data”.

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu kuantitas atau sifat yang mempunyai nilai numeric

atau kategori. Variabel merupakan suatu kuantitas yang bisa berubah-ubah, bisa

berkurang atau bertambah, juga merupakan suatu faktor yang tegantung pada

faktor lain. Variabel merupakan objek penelitian atau apa yang menjadi titik

perhatian suatu penelitian. Sugiono (2007: 3) menjelaskan tentang variabel

(21)

41

Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan pleh peniliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah variabel tunggal.

Menurut Nawawi dan Martini (1992: 45) variabel tunggal adalah variabel yang

hanya mengungkapkan variabel untuk dideskripsikan unsur atau faktor-faktor

didalam setiap gejala yang termasuk variabel tersebut, penelitian seperti ini

disebut variabel tunggal.

Yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah berbagai macam faktor

yang berkaitan dengan potensi budidaya ikan air tawar, faktor-faktor tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Budidaya ikan air tawar yang meliputi geografis dilihat dari Potensi Fisik

yang meliputi aspek iklim, geomorfologi, tanah, dan hidrografi. Potensi

Sosial yang meliputi modal, sumber daya manusia, dan pemasaran.

2. Budidaya ikan air tawar dalam prosesnya yaitu, Input meliputi modal, jumlah

tenaga kerja dan luas lokasi, Proses meliputi waktu pembenihan ikan,

pembesaran ikan, pemberian pakan, dan pencegahan hama dan Output

meliputi panen dan pemasaran.

3. Budidaya ikan air tawar dalam kondisi sosial ekonomi yang meliputi

(22)

42

Tabel 3.1 Variabel Penelitian

Seluruh aspek dalam variabel di atas memiliki keterkaitan terhadap

kegiatan budidaya ikan air tawar yang ada di Desa Selajambe. Setiap variabel

memiliki nilai dan karakteristik yang bervariasi baik mendukung sebagai kekuatan

dan peluang maupun menghambat sebagai kelemahan dan ancaman bagi budidaya

ikan air tawar itu sendiri. Menganalisis setiap variabel tersebut rumusan strategi

pengembangan yang ideal dan sesuai dengan karakteristik yang ada. Variabel Penelitian Variabel Penelitian Geografis c. Luas dan Lokasi Kolam 2. Proses

a. Pembenihan Ikan

(23)

43

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Sumaatmadja (1988: 122) menjelaskan bahwa “populasi adalah

keseluruhan gejala (fisis, sosial, ekonomi), individu (manusia baik perorangan

maupun kelompok), kasus (masalah, peristiwa tertentu) yang ada pada ruang

tertentu”.

Berdasarkan pengertian di atas maka populasi yang akan diteliti meliputi

populasi manusia dan populasi wilayah.

a. Populasi Manusia

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi manusia adalah anggota

peternak budidaya ikan di Desa Selajambe Kecamatan Cisaat Kabupaten

Sukabumi yang terdiri atas dalam 5 kelompok peternak budidaya ikan. dengan

jumlah anggota seperti dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2

Data Kelompok Ikan di Desa Selajambe No. Nama Kelompok Peternak

Ikan

Sumber: Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Cisaat

b. Populasi Wilayah

Populasi wilayah dalam penelitian ini adalah lahan kolam ikan yang

digunakan oleh anggota kelompok budidaya ikan di Desa Selajambe yang luasnya

(24)

44

Tabel 3.3

Populasi Wilayah di Desa Selajambe No Kelompok

Peternak Ikan

Jumlah Responden

Kepemilkan Kolam Ikan Luas Kolam Ikan

Sampel dalam penelitian ini menggunakan pertimbangan Silalahi (2009:

254) sebagai berikut “sampel adalah suatu subset atau tiap bagian dari populasi

berdasarkan apakah reprosentatif atau tidak”. Selain menggunakan pertimbangan

Silalahi peneliti juga menggunakan pertimbangan Soehartono sampel adalah suatu

bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan

populasi (1995 :57)”. Sedangkan untuk jumlah sampel peneliti berpedoman pada

pendapat Bailey dalam Soehartono (1995: 57) “bahwa untuk penelitian yang akan

menggunakan analisa data dengan statistik besar paling kecil 30”.

Sampel yang diambil dari penelitian ini adalah sampel wilayah yaitu Desa

Selajambe dan sampel penduduk yaitu seluruh penduduk Desa Selajambe yang

berprofesi sebagai peternak ikan yang sudah terorganisir kedalam kelompok tani

Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP3K)

Kabupaten Sukabumi dengan jumlah anggota 82 anggota yang terbagi ke dalam 5

kelompok. Sesuai dengan pendapat diatas, maka sampel dalam penelitian ini

menggunakan metode pengambilan sample secara acak dengan teknik

(25)

45

Cibolang Kaler sehingga memperoleh nilai 49 peternak ikan yang mewakili 5

kelompok peternak ikan dengan menggunakan rumus teknik proporsional

sampling sebagai berikut:

= ��

�� �

Keterangan :

n = Banyaknya sampel dari tiap kelompok peternak ikan

Ni = Jumlah peternak ikan tiap kelompok tani

∑Ni = Jumlah peternak ikan dari gabungan kelompok tani

no = Banyaknya sampel yang diambil dari keseluruhan populasi

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus tersebut proporsi

jumlah sampel yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.4 :

Tabel 3.4

(26)

46

1) Bahan

a. Peta Rupabumi skala 1 : 25.000 lembar 1209 -121 Cibadak dan lembar 1209

-122 Sukabumi sebagai peta dasar untuk membuat peta administrative,

geomorfologi, tanah, dan hidrologi di Desa Selajambe sebagai daerah

penelitian secara utuh dan tunggal.

b. Monografi Desa beserta data-data sekunder lain yang diperoleh dari

berbagai sumber berisi informasi-informasi yang menunjang terhadap objek

yang diteliti.

2) Alat

a. GPS untuk mengetahui koordinat pada masing-masing sampel lokasi

penelitian di lapangan.

b. Kamera digital untuk mendokumentasikan kondisi objek penelitian di

lapangan.

c. Pedoman Wawancara untuk memperoleh informasi mengenai seluruh aspek

Budidaya Ikan Air Tawar di Desa Selajambe.

d. Pedoman Observasi untuk memperoleh informasi tentang kondisi fisik Desa

Selajambe.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan melakukan survey langsung ke daerah penelitian dan melakukan

wawancara berdasarkan daftar pertanyaan kuesioner yang sebelumnya telah

disusun sesuai dengan tujuan penelitian yang dilakukan dan secara dokumentasi

(27)

47

Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan

oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi

sistematis dan dipermudah olehnya.

Dalam penelitian ini teknik dan instrument penelitian dalam proses

pengumpulan data dilakukan dengan beberapa teknik, yaitu :

1. Teknik Observasi

Tika (2005: 44) mengemukakan bahwa „observasi adalah cara dan teknik

pengumpulan data dengan melakukan pengamatan pencatatan secara sistematis

terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitian‟.

Tujuan observasi ini dilakukan untuk mendapatkan data yang aktual secara

langsung. Teknik dilakukan melalui pengamatan langsung ke lapangan yaitu

dengan melihat dan mengamati aktifitas pembudidayaan ikan air tawar terutama

menyangkut aspek fisik yang meliputi letak dan lokasi, iklim, morfologi, tanah

dan hidrografi.

2. Teknik Wawancara

Tika (2005; 49) mengemukakan bahwa “wawancara adalah suatu bentuk

komunikasi verbal”. Teknik wawancara dalam penelitian ini dilakukan untuk

mendapatkan informasi identitas peternak budidaya ikan air tawar, serta kondisi

sosial masyarakat di Desa Selajambe Kecamatan Cisaat.

Selain itu teknik wawancara digunakan untuk memperoleh data atau

informasi tentang budidaya ikan air tawar meliputi kondisi sosial ekonomi serta

Input, Proses dan Output secara langsung dari responden. Dengan teknik ini

(28)

48

3. Studi kepusatakaan

Studi kepustakaan digunakan untuk memperoleh tinjauan pustaka yang

berkaitan dengan penelitian budidaya ikan air tawar di Desa Selajambe

Kecamatan Cisaat. Dengan memperoleh tinjauan pustaka tersebut dari buku

sumber, jurnal, makalah, laporan sebagai data sekunder yang bersifat untuk

melengkapi. Studi kepustakaan, dalam penelitian budidaya ikan air tawar di Desa

Selajambe Kecamatan Cisaat dapat memperoleh data mengenai pengertian

budidaya, ikan air tawar, pemasaran budi daya ikan air tawar, faktor-faktor yang

mempengaruhi budi daya ikan air tawar, persyaratan budidaya ikan air tawar, dan

kondisi sosial ekonomi.

4. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekunder seperti

monografi serta data-data yang terkait dengan budidaya ikan air tawar untuk

pengambilan bukti berupa gambar daerah penelitian.

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data

Dalam proses pengolahan data, ada sejumlah langkah-langkah ilmiah yang

perlu dilakukan untuk memudahkan proses pengolahan data. Dari beberapa

referensi tentang metode penelitian ilmiah, ada sejumlah langkah-langkah yang

perlu dilakukan dalam proses pengolahan data, yaitu:

a. Tahap persiapan atau mengoleksi data

Langkah ini dimaksudkan untuk mengetahui kelengkapan data yang

(29)

49

b. Editing data

Sebelum data diolah, data tersebut perlu diedit lebih dahulu. Dengan

perkataan lain, data atau keterangan yang telah dikumpulkan dalam buku catatan

(record book), daftar pertanyaan ataupun pada interview guide (pedoman

wawancara) perlu dibaca sekali lagi dan diperbaiki, jika di sana sini masih

terdapat hal-hal yang salah atau yang masih meragukan. Kerja memperbaiki

kualitas data serta menghilangkan keragu-raguan data dinamakan mengedit data.

c. Coding

Coding adalah usaha pengklasifikasian/pengelompokan jawaban menurut

macamnya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut memenuhi

atau belum terhadap pertanyaan peneliti.

d. Tabulasi data

Membuat tabulasi termasuk dalam kerja memproses data. Membuat

tabulasi tidak lain dari memasukkan data ke dalam tabel-tabel, dan mengatur

angka-angka sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam berbagai kategori.

e. Interpretasi dan kompilasi peta

Langkah ini dilakukan dengan memanfaatkan data sekunder berupa

peta-peta agar diperoleh informasi yang berhubungan dengan

karakteristik-karakteristik tertentu yang selanjutnya digunakan untuk menentukan kualitas dan

perkembangan budidaya ikan air tawar.

2. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

(30)

50

karakteristik parameter dari sub-sub variabel agar dapat dihitung nilainya.

Parameter dari variabel yang dinilai meliputi kondisi fisik, kondisi sosial

ekonomi, aspek budidaya ikan air tawar, dan pola budidaya ikan air tawar.

Teknik analisis data terhadap kondisi fisik yang dinilai yaitu dilihat dari

parameter syarat budidaya ikan air tawar. Digunakan untuk mengetahui seberapa

besar tingkat kecocokan daerah yang dijadikan letak budidaya ikan air tawar

khususnya di Desa Selajambe. Dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5

Perbandingan Karakteristik Iklim Ideal dengan Iklim Penelitian Budidaya Ikan

No. Karakteristik Iklim Syarat Iklim Ideal

Budidaya Ikan

ikan air tawar di Desa Selajambe sesuai dengan kriteria syarat budidaya ikan air

tawar yang sudah ditetapkan dalam berbagai sumber. Selain itu, tingkat

kecocokan di wilayah pengembangan tersebut hasil penelitian sudah sesuai

(Cocok), untuk itu perlu di kembangkan lebih lanjut. Disamping itu, dilakukan

perhitungan presentase terhadap kondisi sosial para peternak ikan ikan di Desa

(31)

51

Santoso (2001: 299) mengungkapkan bahwa “untuk mengetahui

kecenderungan jawaban responden dan fenomena di lapangan digunakan analisis

presentase dengan menggunakan formula”. Formula presentase sebagai berikut:

P% =

x

100%

Keterangan:

F = Frekuensi tiap kategori jawaban responden

N = Jumlah keseluruhan responden

P = Besarnya persentase

Apabila perhitungan telah selesai dilakukan, maka hasil perhitungan

berupa persentase tersebut digunakan untuk mempermudah dalam penafsiran dan

pengumpulan data sementara penulis memilih parameter yang digunakan oleh

Effendi dan Manning (1991: 263). Adapun kriteria persentase yang digunakan

dirinci dapat dilihat pada Tabel 3.6 :

(32)

113

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah penulis lakukan

diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Faktor-faktor geografis yang mempengaruhi terhadap budidaya ikan air tawar

di Desa Selajambe di bagi kedalam dua faktor, yaitu faktor fisik dan faktor

sosial. Dalam faktor fisik yang mempengaruhi budidaya ikan air tawar di Desa

Selajambe yaitu iklim, geomorfologi, tanah dan hidrologi. Faktor fisik

pertama yaitu iklim sangat mendukung dengan hasil Q 45% sesuai dengan

nilai klasifikasi Schmidt – Ferguson diantara 33,3 < Q < 60, maka klasifikasi

tipe iklim di daerah penelitian adalah tipe iklim C, dengan sifat agak basah

atau cocok untuk budidaya ikan air tawar. Faktor fisik kedua yaitu

gemorfologi yang menunjukkan bentukan lahan yang landai sehingga cocok

untuk budidaya ikan air tawar terutama dalam pembuatan kolam ikan. Untuk

faktor fisik ketiga yaitu tanah di Desa Selajambe memiliki jenis tanah latosol

yang sifat tanahnya yang mengandung lempung sehingga cocok untuk

budidaya ikan karena tanah tersebut dapat dibentuk kolam dengan struktur

kokoh yang menghindari terjadinya perembesan air kolam, tak hanya itu tanah

tersebut mengandung mineral dan unsur hara yang baik untuk pertumbuhan

ikan secara alami. Dan Faktor fisik keempat yaitu hidrologi Desa Selajambe

(33)

114

Pada faktor sosial yang mempengaruhi budidaya ikan air tawar di Desa

Selajambe adalah mata pencaharian, pendidikan dan kepadatan penduduk.

Untuk mata pencaharian utama sebagai peternak ikan sedikit dibandingkan

dengan mata pencaharian peternak sampingan. Untuk pendidikan peternak

ikan relative masih rendah karena pendidikan tertinggi hanya sampai SMA

sebesar 20,8%. Untuk jumlah penduduk dan kepadatan penduduk, termasuk

dalam daerah yang kurang padat, karena kepadatan penduduknya kurang lebih

54,2 jiwa/km2. Jadi masih banyak peluang untuk ikut dalam budidaya ikan air

tawar tersebut baik mata pencaharian utama ataupun sampingan.

2. Pola budidaya ikan air tawar di Desa Selajambe di bagi kedalam tiga tahapan

yaitu input, proses, dan output. Pada input terdapat modal, bibit, dan tenaga

kerja. Untuk modal budidaya ikan di Desa Selajambe sebagian besar 57%

dengan jumlah modal kurang dari Rp.1.000.000,00. Untuk modal sebagian

besar yang dikeluarkan untuk budidaya ikan mereka peroleh dari 59% milik

sendiri. Untuk bibit ikan Nila, Koi, Lele, Baster, Bawal, dan Baung mereka

mendapatkannya sebagian besar diperoleh dari peternak ikan sebesar 53,1%.

Untuk tenaga kerja terdapat tenaga kerja tetap dan musiman.

Pada tahapan proses yaitu kegiatan pemijahan, pembesaran, pakan dan

pencegahan hama. Untuk kegiatan pemijahan terdapat seleksi induk,

pemberokan induk, pemijahan, penyuntikan, pembuatanh larutan sperma,

pengeluaran telur dan fertilisasi. Pada pembesaran, Desa Selajambe

membudidayakan ikan dengan ukuran ikan mulai dari 1-2cm, dan belo yang

(34)

115

untuk nila, koi, baster, lele, bawal dan baung. Untuk pakan berjumlah

sebagian besar peternak ikan memakai pakan yang instan yaitu dengan

menggunakan pelet atau dedak sebesar 53%. Untuk pencegahan hama

peternak ikan memiliki beberapa strategi seperti pemberian minyak tanah pada

kolam, garam pada sisi kolam, pemagaran, memberikan daun-daunan dan

pemagaran kolam.

Pada tahapan output yaitu panen, pemasaran, dan keutungan. Untuk hasil

panen yang diperoleh peternak ikan berbeda-beda pada setiap tahunnya

sebagian kecil 4 - 5 kali panen sebesar 31%. Untuk pemasaran sebagian besar

ke wilayah setempat berjumlah 51%. Untuk keuntungan, hasil dari penjualan

kurang dari setengahnya yaitu Rp.2.600.000,00 – 3.000.000,00 sebesar 37%.

3. Kondisi sosial ekonomi di Desa Selajambe di lihat dari Pendapatan,

Kepemilikan Lahan, dan Kepemilikan Barang. Untuk pendapatan peternak

ikan di Desa Selajambe dengan perolehan pendapatan tergolong rendah (Rp.

1.000.000,00 – Rp.5.000.000,00/bulan) sebanyak 28 peternak ikan; perolehan

pendapatan tergolong sedang (Rp.5.100.000,00 – Rp.10.000.000,00/bulan)

sebanyak 9 peternak ikan; perolehan pendapatan tergolong besar

(>Rp.11.000.000,00/bulan) sebanyak 12 peternak ikan; Untuk kepemilikan

lahan kolam ikan di Desa Selajambe dengan status kepemilikan kolam milik

sendiri 46 peternak ikan dan dengan kepemilikan kolam dengan status

menyewa 3 peternak ikan. Untuk kepemilikan barang, kondisi rumah yang

mereka tinggali yaitu kondisi rumah yang permanen sebesar 47 peternak ikan

(35)

116

milik sendiri 41 peternak ikan, sewa 3 peternak ikan, dan lain-lain (tinggal

bersama saudara atau keluarga) 5 peternak ikan.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang terletak di Desa Selajambe Kecamatan

Cisaat Kabupaten Sukabumi, maka penulis memberikan rekomendasi yang

mudah-mudahan bermanfaat. Rekomendasi tersebut adlah sebagai berikut:

1. Bagi Pemerintah daerah setempat perlu mempertahankan dan meningkatkan

eksistensi budidaya ikan air tawar yang sudah ada sejak dulu agar dapat terus

berkembang. Mengingat besarnya peluang untuk pengembangan usaha

budidaya ikan air tawar yang dilihat dari potensi geografis yaitu cocok dan

berpotensial. Disamping itu, pemerintah hendaknya mendukung budidaya ikan

air tawar dengan memberikan penyuluhan dan strategi pemasaran kepada para

peternak ikan, menyediakan sarana dan prasarana untuk peternak ikan dalam

menjual hasil panen (agar peternak ikan menjual langsung kepada konsumen),

dan memberikan batuan modal berupa pinjaman dana, bibit, ataupun peralatan

yang terkait untuk kemajuan budidaya ikan tersebut

2. Bagi masyarakat setempat, bahwa usaha budidaya ikan dapat menjadi mata

pencaharian utama maupun sampingan dengan mendapatkan hasil keuntungan

yang sangat besar, apabila status kepemilikan lahan kolam ikan milik sendiri.

3. Bagi masyarakat setempat, peternak ikan di Desa Selajambe diharapkan dapat

(36)

117

memiliki keuntungan yang lebih besar. Terlebih dalam hal pemasaran untuk

tidak tergantung kepada tengkulak.

4. Penelitian ini hanya meneliti budidaya ikan air tawar di Desa Selajambe, maka

bagi para peneliti selanjutnya sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut

untuk mengetahui seberapa besar pengembangan dalam bidang pertanian yaitu

(37)

118

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani. 2002. Sosiologi : Sistematika, Teori dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara.

Abdurachmat, I. dan Maryani, E. (1997).Geografi Ekonomi. Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS IKIP Bandung.

Ahmad, Dadan. dan Mulyati, Siti. (2008). Mengenal Ikan Air Tawar. Bandung: CV Nuansa Citra Grafika.

Anggraeni, Rena. (2011) Potensi Pengembangan Budidaya Rosella (Hibiscus Sabdariffa) di Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang. Skripsi: Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI Bandung.

Anonim, (2005, 4 Januari). Permintaan Ikan Mas Meningkat. Pikiran Rakyat [Online]. Tersedia: http//www. [pikiran-rakyat.com [15 April 2006].

Anonim, (2009). Ekonomi Pasar. Dalam Wikipedia [Online]. Tersedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar. [04Februari 2012].

Anonim.(2011). Pengertian Ikan Air Tawar. Dalam Google [Online]. Tersedia

http://jen-samaku.blogspot.com/2011/06/pengertian-ikan-air-tawar.html. [30

Agustus 2012].

Anonim.(2010). Ikan Air Tawar. Dalam Google [Online]. Tersedia

http://www.scribd.com/doc/45834629/Berbagai-Macam-Ikan-Air-Tawar.

[30 Agustus 2012].

Arikunto,S (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek. Jakarta: BinaAksara.

Cahyono, Bambang. (2000). Budidaya Ikan Air Tawar. Yogyakarta. Kanisius.

Evi, Hanafi. (2007). Budidaya Mina Padi dan Pendapatan Petani di Desa Arjasari Kabupaten Tasikmalaya. Skripsi: Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI Bandung.

Ghufran, M. (2007). Pemeliharaan Ikan Bandeng. Jakarta: PT Perca.

Harimurti, C. (2006). “Teknik Budidaya Mina Padi”. Makalah disampaikan pada seminar Pengembangan Kawasan Budidaya Perikanan Terpadu di Sawah, Sukabumi.

(38)

119

Nugroho Estu dan Kristanto H A. (2011). Panduan Lengkap Ikan Konsumsi Air Tawar Populer. Jakarta: Penebar Swadaya.

Pahila, Giana. (2012). Potensi Pengembangan Budidaya Kambing Etawa Sebagai Komoditas Unggulan Agribisnis Di Desa Cibeureum Wetan Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang. Skripsi: Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI Bandung.

Pemerintah Kabupaten Sukabumi, 2012. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pasar Ikan Cibaraja. Sukabumi: UPTD.

Pemerintah Kabupaten Sukabumi, 2012. Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Kecamtan Cisaat. Sukabumi: BP3K.

Pemerintah Kota Sukabumi, 2012. Dinas Pengolahan Sumber Daya Air tahun 2012 Data Curah Hujan. Sukabumi: Pekerjaan Umum.

Profil Desa Selajambe 2011 Kabupaten Sukabumi

Rafi’I, Suryatna. 1995. Meteorologi dan Klimatologi. Bandung: Angkasa

Sayogyo.(1971). Delapan Definisi Kemiskinan dan Ukuran Kemiskinan. [Online].

Tersedia: online http://hms-eltrinitas.

blogspot.com/2006_05_19_archive.html [06 September 2012].

Setyani, Sri H. 1988. Pengantar Agronomi. Jakarta: Gramedia.

Soekamto, S. 1981. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Sudjana, Nana dan Ibrahim. (2001). Penilaian dan Penelitian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sumaatdja, N. (1988). Studi Geografi Suatu Pendekatan Dan Analisa Keruangan. Bandung: Alumni.

Surakhmad, Winaryo. (1996). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.

Tika, Pabundu. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Bumi Aksara.

Waluyo, Kusno. (2008). Budidaya Ikan Gurame. Bandung: Epsilon Grup.

Gambar

Tabel:
Tabel:
Tabel 1.1  Perkembangan Produksi Ikan air tawar di Kota Sukabumi tahun 2007-2011
Tabel 3.1  Variabel Penelitian
+5

Referensi

Dokumen terkait

Kecamatan Ciainpea merupakan salah satu keca~natan yang berada di Kabupaten Bogor yang menjadi daerah produksi perikanan budidaya ikan hias dengan hasil produksi yang

Desa Janti yang berada di Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah mempunyai potensi perikanan yang khas, yaitu usaha kolam pemancingan ikan air tawar

Pendapatan yang diperoleh pada tiap-tiap keluarga di Desa Babakan Kecamatan Ciseeng Kabupaten Bogor dari hasil usaha ikan air tawar mempengaruhi tingkat pendidikan

Budidaya ikan air tawar yang dilakukan oleh kelompok pembudidaya ikan air tawar tersebut adalah ikan nila dan lele, hasil dari produksi budidaya yang dilaksanakan

tawar yang mencapai 620.000 ton sedangkan sisanya dari ikan tangkapan perairan umum maupun laut. Sentra produksi budi daya ikan air tawar di Jawa barat

Kawasan budidaya ikan air tawar di bukit Matok Kabupaten Melawi ini berfungsi sebagai tempat budidaya pembenihan ikan air tawar melalui teknik budidaya yang dilakukan di

disimpulkan bahwa persepsi pembudidaya ikan air tawar di Desa Warukapas Kecamatan Dimembe tergolong cukup baik terhadap pengembangan usaha budidaya ikan lele dari

Responden penelitian adalah petani pembudidaya ikan nila di Kecamatan Seginim Kabupaten Bengkulu Selatan berjumlah 50 pembudidaya ikan air tawar, khususnya ikan