EFEKTIVITAS BENTUK PENGOLAHAN KUNYIT PUTIH (Curcuma zedoaria) TERHADAP KONDISI EKOLOGI RUMEN TERNAK KERBAU
(in-vitro)
SKRIPSI
Oleh :
FATARIDA MARBUN 0910611053
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS ANDALAS
EFEKTIVITAS BENTUK PENGOLAHAN KUNYIT PUTIH (Curcuma zedoaria) TERHADAP KONDISI EKOLOGI RUMEN TERNAK KERBAU
(in-vitro)
Fatarida Marbun, dibawah bimbingan
Dr. Ir. Ellyza Nurdin, MS. dan Hilda Susanty S.Pt, M.Si Program Studi Peternakan
Fakultas Peternakan Universitas Andalas Padang, 2014
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mencari bentuk pengolahan yang tepat dari Kunyit Putih (Curcuma zedoaria) dan melihat efektivitasnya terhadap pH cairan rumen, kosentrasi NH3 dan total produksi gas dari ternak kerbau. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode experimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perlakuan A (kontrol), B (segar), C (kering oven) dan D (simplisia) 0,02% dari bobot badan. Untuk mengetahui pengaruh antar perlakuan digunakan uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Peubah yang diamati adalah pH cairan rumen, konsentrasi NH3 dan total produksi gas ternak kerbau. Hasil penelitian menunjukan bahwa bentuk olahan Kunyit Putih berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap pH cairan rumen, kosentrasi NH3 dan total produksi gas. Nilai pH pada penelitian ini (5,63 – 5,69) masih pada kisaran normal pH rumen ternak kerbau. Nilai konsentrasi pada penelitian ini (21,46 – 30,86) menunjukan nilai optimal untuk kosentrasi NH3. Penghitungan produksi gas dilakukan pada jam ke 6, 8, 12, 24 dan 48, produksi gas yang dihasilkan menunjukan aktivitas mikroorganisme dan kaya nutrisi dalam rumen, kandungan antioksidan pada Kunyit Putih dapat meningkatkan jumlah bakteri rumen. Kunyit Putih simplisia merupakan bentuk olahan terbaik dalam mengoptimalkan Kosentrasi NH3 (30,86 mM) dan Total Produksi Gas (55,48 cc).
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ternak kerbau merupakan salah satu ciri khas bahkan menjadi maskot
daerah Sumatra Barat dan memiliki kaitan erat dengan adat istiadat dan budaya
setempat. Secara sosial budaya, ternak kerbau telah lama menjadi kebutuhan
masyarakat sehingga memiliki kedudukan yang tinggi. Hal ini digambarkan dalam
acara adat tertinggi “Horja” yaitu acara adat “Gajah Toba” di Tapanuli,
pengukuhan penghulu adat “Datuak” di Minangkabau dan acara adat pemakaman
di Tanah Toraja yang wajib menggunakan daging kerbau tanpa menggunakan
daging yang lain serta memliki nilai ekonomis untuk pembangunan perekonomian
masyarakat pedesaan.
Ternak kerbau merupakan penghasil daging dan dibeberapa tempat
sebagai penghasil susu namun keberadaan ternak kerbau saat ini sudah mulai
tergeser oleh ternak impor sehingga jumlahnya terus menurun. Pada tahun 2009
populasi ternak kerbau di Sumatra Barat 202.997 ekor, jumlah ini terus menurun
sehingga pada tahun 2012 populasinya hanya 108.073 ekor (Direktorat Jendral
Peternakan, 2012). Penurunan populasi ternak kerbau disebabkan oleh pola
pemeliharaan tradisional, tingginya pemotongan ternak betina produktif dan
penurunan produktifitas dalam hal sulit untuk melahirkan.
Ternak kerbau memiliki potensi alamiah yang luar biasa karena memiliki
mikroba rumen yang paling unggul diantara ternak ruminansia lainnya dan tahan
terhadap iklim tropis seperti Indonesia. Kerbau sangat terkenal dengan
kemampuan konversi pakannya. Kerbau muda mampu mencapai pertambahan
pekerja dewasa tidak dihasilkan dari pakan dan kandungan gizi yang tinggi
(Nopri, 2008).
Produktivitas ternak dipengaruhi oleh daya tahan tubuh yang baik.
Rekayasa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan
meningkatkan kondisi ekologi rumen adalah dengan menambahkan antioksidan
alami yang umumnya terkandung dalam tanaman seperti kulit nanas, jintan,
Kunyit Putih, dan kunyit mangga. Pemberian Kunyit Putih 0,02% bobot badan
pada sapi perah dapat mengoptimalkan kondisi ekologi rumen dan meningkatkan
daya tahan tubuh sebesar 22,50% (Nurdin dan Arief, 2009). Kandungan dari
bahan antioksidan tersebut juga akan mempengaruhi kesuburan dan jenis kelamin
anak yang dilahirkan, dengan memberikan pakan berantioksidan pada ternak
kerbau akan meningkatkan nisbah jenis kelamin anak betina yang dilahirkan. Hal
ini akan meningkatkan jumlah kerbau betina dan pada akhirnya akan
meningkatkan populasi ternak kerbau.
Pengeringan adalah pengolahan pada bahan dengan cara mengurangi kadar
air, sehingga proses pembusukan dapat terhambat. Dalam proses pengeringan
dikenal dua metode pengeringan yaitu pengeringan tradisional (menggunakan
sinar matahari) dan pengeringan mekanis dengan menggunakan alat pengering
(oven). Suhu pengeringan tergantung pada jenis bahan yang dikeringkan. Pada
umumnya suhu pengeringan adalah antara 40 – 60oC dan hasil yang baik dari
proses pengeringan adalah yang mengandung kadar air 10%. Pengeringan pada
suhu terlalu tinggi dapat merusak komponen aktif, sehingga mutunya dapat
menurun. Adapun bentuk – bentuk pengolahan Kunyit Putih adalah sebagai
pengolahan dengan cara dikeringkan menggunakan alat modern/ oven. (3) Bentuk
pengolahan simplisia yaitu dikeringkan tanpa menggunakan sinar matahari atau
alat-alat modern cukup dengan diangin-anginkan di tempat yamg kering.
Berdasarkan uraian di atas, untuk melihat seberapa besar efektivitas dari
bentuk pengolahan Kunyit Putih (Curcuma zedoaria) terhadap ekologi rumen
dalam rangka memperbaiki produktifitas ternak kerbau maka, dilakukan penelitian
dengan judul “Efektivitas Bentuk Pengolahan Kunyit Putih (Curcuma zedoaria) Terhadap Kondisi Ekologi Rumen Ternak Kerbau (in-vitro)”.
B. Perumusan Masalah
Bagaimana efektivitas bentuk olahan Kunyit Putih (Curcuma zedoaria)
terhadap kondisi ekologi rumen ternak kerbau (pH, Konsentrasi NH3 dan Total
Produksi Gas) secara in-vitro.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari bentuk pengolahan yang
tepat dari Kunyit Putih (Curcuma zedoaria) dan melihat efektivitasnya terhadap
kondisi ekologi rumen ternak kerbau.
Manfaat dari penelitian ini adalah memperoleh bentuk pengolahan terbaik
dari Kunyit Putih (Curcuma zedoaria) yang dapat memperbaiki ekologi rumen
agar dapat meningkatkan produktivitas ternak kerbau yang diperah.
D. Hipotesis Penelitian
Efektivitas bentuk olahan Kunyit Putih (Curcuma zedoaria) dapat