• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TIME BUDGET PRESSURE DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP PRAKTIK PERILAKU PENURUNAN KUALITAS AUDIT (REDUCED AUDIT QUALITY PRACTICES / RAQP BEHAVIOR) : SURVEI PADA KAP DI BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH TIME BUDGET PRESSURE DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP PRAKTIK PERILAKU PENURUNAN KUALITAS AUDIT (REDUCED AUDIT QUALITY PRACTICES / RAQP BEHAVIOR) : SURVEI PADA KAP DI BANDUNG."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadie, Hazmi Skripsi (2009): Pengaruh time budget pressure terhadap perilaku penurunan kualitas audit, Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia

Agoes, Sukrisno. 2008. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) Oleh Kantor Akuntan Publik.. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta

Arens, Alvin A.and Loebbecke, James K. (2010). Auditing dan Jasa Assurance (Edisi Keduabelas) (Penerjemah : Herman Wibowo). USA, Prentice Hall International Editions Inc.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta

Arthur, W. Holmes, David C. Burns (2005). Auditing Norma dan Prosedur. Edisi Kesembilan. Jilid Satu. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Ayu Puji Lestari. (2010). “Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku auditor dalam penghentian prematur prosedur audit”. Skripsi. Semarang : Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro

Boyton, Johnson and Kell. (2007). Modern Auditing (Penerjemah : Drs. Paul A. Rajoe,MM) Edisi ketujuh jilid I.Jakarta:Erlangga

Christina Sososutikno, (2003). “Hubungan Tekanan Anggaran Waktu dengan Perilaku Disfungsional serta Pengaruhnya terhadap kualitas Audit”. Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya.

Coram, Paul, Juliana Ng dan David Woodliff. (2004a) “The Effect of Time Budget Pressure and Risk of Error on Auditor Performance” [On-line] http : //www.ecel.uwa.edu.au

Donnely, David P., Jeffrey J. Q, and David., (2003) “Auditor Acceptance of Dysfunctional Audit Behavior : An Explanatory Model Using Auditors’ Personal Characteristics.” Journal of Behavioral Research In Accounting, Vol. 15

Edy Sujana, Tjiptohadi Sawarjuwono. (2006). Perilaku Disfungsional Auditor:Perilaku yang Tidak Mungkin Dihentikan. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol.8 No.3. Ghufron, M.Nur & Rini Risnawati. (2010). “Teori – Teori Psikologi”. Jogjakarta : Ar –

Ruzz Media Group.

Gundry, L. C. (2006). Dysfuntional Behaviour In The Modern Audit Environment: The Effect Of Time Budget Pressure And Auditor Personality Type On Reduced Audit Quality Practices. Journal ofAccounting. University of Otago. New Zealand. Guy,D.M, C.Wayne Alderman, Alan J.Winters. (2002). Auditing, alih bahasa Sugiyarto,

(2)

Halil Paino, Malcolm Smith, dan Zubaidah Ismail.(2010). Dysfungsional Audit Behavior : An Explanatory Study in Malaysia. Journal Asian Review of Accounting. Edith Coward University Reasearch Online

Herningsih, Sucahyo. (2001). Penghentian Prematur atas Prosedur Audit : Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik. Tesis, Universitas Gajah Mada Yogyakarta

Holmes, Arthur, W. dan David C. Burns, 2005, Auditing : Standard and Procedures, 9th Edition, Auditing : Norma dan Prosedur, Alih Bahasa: Moh. Badjuri, Buku Satu, Edisi Kesembilan, Erlangga, Jakarta.

Husein, Umar. (2008), Metode Riset Prilaku Organisasi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Indri Kartika, M.Si,Akt dan Provita Wijayanti,SE. (2007) “Locus of Control sebagai Anteseden Hubungan Kinerja Pegawai dan Penerimaan Perilaku Disfungsional Audit”. Simposium Nasional Akuntansi X di Universitas Hasanudin Makasar Imam Ghozali ,(2011), “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”,

Semarang : BP UNDIP

Iqbal, Hasan. (2008), ”Analisis Data Penelitian Dengan Statistik”. Jakarta : PT Bumi Aksara

Kelley, T., Margheim, L., Pattinson, D (2005). “The Empirical Analysis of Auditor Time Budget Pressure and Time Deadline Pressure”. A Journal of Applies Business Research Volume 21, Number 1

Kreitner dan Kinicki. (2005). “Perilaku Organisasi”. Jakarta: Salemba empat.

Konrath, Laweey F. (2007). “Auditing Concepts and Applications, A Risk-Analysis Approach”, 5th Edition. West Publishing Company

Liyanarachchi, A & McNamara, Shaun M. (2007). “Time Budget Pressure in New Zealand Audit”. Business Review volume 9 No.2 The University of Auckland Business School

Luthan, Fred.(2006) . “Perilaku Organisasi”. Andi: Yogyakarta M. Nazir, (2003). “Metode Penelitian”. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Meigs, Whittington and Pany, (2011). “Principle of Auditing”. 9 Edition. Tokyo : Orwin Inc

Mohd Nazli Mohd Nor, Malcolm S, & Zubaidah I (2007). “Auditors Perception of Time Budget Pressure and Reduced Audit Quality Practices : A Preliminary Study From Malaysian Context”.

(3)

Maulina, Mutia., Anggraini R & Anwar . (2010). “Pengaruh Tekanan Waktu dan Tindakan Supervisi terhadap Penghentian Prematur atas Prosedur Audit”. Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto

Nyoman, (2010). Modul statistika. Bandung: Universitas Padjadjaran

Rahayu, Siti Kurnia & Suhayati, Ely.(2010). “Auditing Konsep Dasar dan Pedoman Pemeriksaan Akuntan Publik”. Yogyakarta: Graha Ilmu

Robbins, Stephen P, dan Judge, Timothy A., 2007, Organizational Behavior,

12th., (alih bahasa Drs. Benjamin Molan), Edisi Bahasa Indonesia, Klaten: PT INT AN SEJATI.

Santoso, Singgih. (2004). “Buku Latihan SPSS Statistik Multivariat”. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Sayidah, Neneng. Thesis (2010) : “Pengaruh Time Budget Pressure , Locus of Control terhadap Perilaku Disfungsional Auditor dan dampaknya terhadap Kualitas Audit” . Ilmu Ekonomi Universitas Padajajran

Siegel, Marconi, (1989), “Behavior Accounting”, Penerbit South-Western Publishing Co. Cincinnati

Sososutikno Christina. (2003). “Hubungan Tekanan Anggaran Waktu dengan Perilaku Disfungsional serta Pengaruhnya terhadap Kualitas Audit”. Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya

Suartana, I Wayan. (2010). “Akuntansi Keperilakuan Teori dan Implementasi”. Yogyakarta : Penerbit Andi

Subaeti. (2006). “Dampak pola perilaku auditor terhadap proses audit”. Media infotama, volume I no.2

Susanti, Meilia Nur Indah. (2010).”Statistika Deskriptif dan Induktif”. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sugiyono.(2012). “Metode Penelitian Bisnis”. Alfabeta : Bandung

Triatmoko Hanung, Setiawan Doddy, Weningtyas Suryanita. (2007). “Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol 10 No 1. Januari.

Thio Anastasi Petronila dan Yuke Irawati, (2006), „Hubungan Karakteristik Personal Auditor Terhadap Tingkat Penerimaan Penyimpangan Perilaku Dalam Audit”, Jurnal Akuntansi Vol. 6 No. 1.

(4)

Yuliana, Amalia et al. (2009) . “Pengaruh Time Budget dan Resiko Audit terhadap Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit”. Jurnal Cakrawala Akuntansi, Volume 1, Nomor 1, Februari 2009

Pringgo Sanyoto (2010). [Online] Tersedia :

http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl6057/perubahan-status-perusahaan-menjadi-go-public

Priyanto B Nugroho (2010). [Online] Tersedia:

http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2010/03/29/borok-lehman-brothers-terungkap-repo-105/

Agus Supriyanto (2009). [Online] Tersedia:

http://www.tempo.co/read/news/2008/03/31/056120109/Auditor-Bank-Global-Kena-Sanksi

Candra Setya Santoso (2009). [Online] Tersedia :

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berkembang pesatnya dunia bisnis dan usaha belakangan ini membuat

makin bertambah banyak pula berdiri perusahaan baik perorangan maupun

persekutuan, perusahaan-perusahaan ini saling berkompetisi untuk dapat meraih

pasar dan terus berusaha mempertahankan keberadaan mereka. Untuk dapat

bertahan dalam derasnya arus dunia bisnis serta ekonomi, suatu perusahaan

harus melakukan usaha lebih dan terus melakukan inovasi, kebanyakan

perusahaan kini melebarkan sayap keberbagai jenis usaha yang beragam dan

kompleks. Makin beragam dan makin kompleks jenis usaha suatu perusahaan

maka makin kompleks pula susunan posisi keuangan perusahaan tersebut.

Peningkatan yang pesat dalam dunia bisnis dan ekonomi ini membawa peluang

sekaligus tantangan bagi profesi akuntan publik.

Profesi akuntan publik telah mendapat banyak pengakuan dari berbagai

kalangan baik dari dunia usaha, pemerintah, bahkan masyarakat luas. Hal ini

seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran akan pentingnya pengelolaan

dana keuangan yang baik, disamping itu perkembangan profesi akuntan publik

juga ikut didorong oleh peraturan pemerintah yang mengharuskan perusahaan

yang berkeinginan untuk go public untuk terlebih dahulu menyerahkan laporan

(6)

(www.hukum-Meskipun demikian, tidak seluruh kalangan memberikan kepercayaan

penuh kepada profesi akuntan khususnya akuntan publik. Krisis kepercayaan

akan profesi ini semakin terasa saat terjadinya kasus Enron tahun 2002 yang

melibatkan kantor akuntan besar saat itu “Arthur Anderson” ikut menyerah dan

dinyatakan bangkrut. Belakangan kasus besar yang sangat kencang gaungnya

pun menimpa profesi ini, “Lehman Brothers”, perusahaan sekuritas berusia 185

tahun yang bergerak dalam bidang investasi perdagangan saham dan obligasi,

riset pasar, manajemen investasi, ekuitas pibadi, serta layanan perbankan juga

sebagai pialang utama dalam pasar sekuritas perbendaharaan Amerika Serikat

jatuh bangkrut pada tahun 2008, Lehman Brothers diketahui telah melakukan

rekayasa keuangan untuk menutup-nutupi ketergantungannya pada pinjaman,

hasil investigasi menemukan bahwa Lehman Brother menukar asset nya sebesar

US$ 50 Milyar dalam bentuk tunai sesaat sebelum laporan keuangan

dipublikasikan, sehingga untuk sementara waktu beban utang dineracanya

berkurang, aksi ini terekam dalam transaksi yang dinamai Repo (repurchase

agreement). Lewat Repo 105, yang digunakan sejak 2001, dilakukan transaksi

diam-diam memindahkan miliaran dolar dari pembukuan saat bank itu dibawah

pengawasan ketat, sistem ini tampaknya memiliki transaksi terstruktur

sedemikian rupa sehingga lehman menjual sekuritas pada akhir kuartal dan

berencana membeli kembali asset-aset itu beberapa hari kemudian. Ironisnya

praktek ini dilakukan oleh para eksekutif Lehman sendiri. Tujuannya jelas untuk

menunjukkan bahwa catatan keuangan perusahaan itu baik pada akhir 2007 dan

(7)

Young” selaku kantor akuntan publik yang mengaudit laporan keuangan

Lehman Brother, auditor “Ernst & Young” dinilai lalai dan melaporkan audit

palsu soal keuangan lehman brother serta melakukan kajian yang tidak

mendalam terhadap laporan keuangan Lehman Brother tersebut. Pada kasus

inilah mulai terjadi krisis ekonomi yang akhirnya turut melanda amerika bahkan

eropa.(www.ekonomi.kompasiana.com)

Tidak hanya terjadi pada perusahaan skala besar dunia dan kantor

akuntan publik berlabel „big four”, namun kasus runtuhnya perusahaan dan

membawa akuntan publik nya terseret serta dinyatakan bersalah pun terjadi di

Indonesia, beberapa kantor akuntan publik dibekukan izin kerjanya dan auditor

yang mengaudit juga harus menerima hukuman baik wajib mengikuti pendidikan

professional kembali bahkan sampai kepada sanksi pembekuan izin kerja.

Berikut disajikan daftar kasus pelanggaran yang berakhir pada pembekuan izin

akuntan publik di Indonesia tahun 2008 dan 2009:

Tabel 1.1

(8)

Akuntan pelaksanaan audit atas laporan keuangan Yayasan Pesona Pribadi Sejahtera tahun buku 2004 dan berpotensi mempengaruhi laporan auditor independen dan melanggar ketentuan tentang pembahasan penugasan audit umum atas laporan keuangan PT Electronic Indonesia dan PT Suryana.

Pelanggaran terhadap Standar Auditing (SA) – Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam pelaksanaan audit umum atas laporan keuangan PT Pura Binaka Mandiri tahun buku 2007 yang berpengaruh cukup signifikan terhadap laporan (SPAP) dalam pelaksanaan audit umum atas laporan keuangan konsolidasian PT Datascrip dan Anak Perusahaan tahun buku 2007

Sanksi pembekuan izin

Pelanggaran Standar Auditing (SA) – Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam pelaksanaan audit umum atas laporan keuangan PT. Samcon tahun buku 2008

Sanksi pembekuan izin Akuntan Publik selama 3 bulan

Sumber : www.tempo.com (2008), www.economy.okezone.com (2009)

Beberapa contoh kasus pelanggaran Standar Auditing (SA) – Standar

Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang berakhir pada pembekuan izin akuntan

publik tersebut sangat disayangkan, akuntan publik sebagai pihak yang

independen seharusnya dapat menjamin keandalan informasi laporan keuangan

dan dapat menghasilkan laporan audit yang berkualitas. Contoh diatas adalah

sebahagian kecil contoh merosotnya kinerja akuntan publik bahkan ikut mebawa

merosotnya perekonomian Indonesia serta dunia, bahkan dalam hal ini, karena

(9)

sebagai pihak yang paling besar tanggung jawabnya atas kemerosotan

perekonomian Indonesia (Unti Ludigdo, 2007).

Masyarakat yang melihat beberapa contoh kasus runtuhnya perusahaan

besar dan ikut terseretnya akuntan publik yang mengaudit pun kini

mempersoalkan etika profesi dan perilaku dari para akuntan publik tersebut

dalam melakukan pekerjaannya, bagaimana mungkin akuntan publik yang

pelaksanaan tugas profesinya nya diatur dalam kode etik dapat melakukan

pelanggaran terkait standar akuntansi dan etika profesi. Sorotan yang diberikan

kepada profesi ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya adalah

praktik-praktik yang mengabaikan standar akuntansi bahkan etika profesi.

Bagaimanapun harus diakui, masih terdapat berbagai kasus pelanggaran etika di

kalangan akuntan seakan menjadi bukti rapuhnya integritas akuntan dan tidak

menutup kemungkinan kondisi ini akan berakibat pada terjadinya krisis

berkepanjangan pada profesi ini (Unti Ludigdo, 2007)

Kode etik profesi auditor telah diatur dalam Standar Auditing (SA)–

Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), maka adalah suatu keharusan bagi

pribadi yang berada dalam profesi ini untuk tunduk dan patuh dengan standar

dan aturan yang telah ditetapkan, namun tidak jarang pula ditemukan auditor

yang melakukan pelanggaran dan melakukan kesalahan dalam melakukan proses

audit, akan selalu ada situasi dimana auditor berada pada situasi konflik. Secara

umum dianggap bahwa auditor termotivasi oleh etika profesi dan standar

pemeriksaan, maka auditor akan berada dalam situasi konflik. Memenuhi

(10)

tuntutan klien bisa mendapatkan sanksi dari klien berupa penghentian

penugasan. Auditor secara terus-menerus berhadapan dengan dilemma etika

yang melibatkan pilihan antara nilai-nilai yang bertentangan. (Subaeti, 2006).

Auditor secara sosial bertanggung jawab kepada masyarakat serta profesi

daripada mengutamakan kepentingan pribadi, auditor seringkali dihadapkan

kepada situasi dilema etika dalam pengambilan keputusan, dilema etika ini akan

mebawa auditor kepada perilaku yang tidak diinginkan atau menyimpang.

Perilaku menyimpang yang dilakukan oleh auditor dapat menyebabkan

menurunnya kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor dan akhirnya berdampak

pada rendahnya kepercayaan pemakai laporan audit yang dihasilkan auditor.

Menurut Coram et al (2004), perilaku auditor tercermin dalam

keterlibatan mereka dalam proses audit, akan ada situasi dimana auditor

mungkin saja akan melakukan kesalahan, penyimpangan atau pelanggaran

selama melakukan penugasan, perilaku audit yang melakukan kesalahan atau

melakukan penyimpangan selama penugasan dikenal dengan istilah praktik

perilaku penurunan kualitas audit (Reduced Audit Quality Practices/RAQP

behavior).

Coram et al (2004) mendefinisikan perilaku penurunan kualitas dalam

audit (Reduced Audit Quality Practices/RAQP behavior) sebagai pengurangan

mutu dalam pelaksanaan audit yang dilakukan sengaja oleh auditor. Menurut

Weningtyas (2006), perilaku penurunan kualitas audit dapat dilakukan melalui

tindakan seperti mengurangi jumlah sampel dalam audit, melakukan review

(11)

item yang dipertanyakan dan pemberian opini saat semua prosedur audit yang

disyaratkan belum dilakukan lengkap. Perilaku disfungsional auditor khususnya

perilaku yang menyimpang dalam penugasan sering dikaitkan dengan penurunan

kualitas audit yang berpengaruh terhadap profesi auditor (Donelly et al, 2003).

Seperti yang dikatakan Weningtyas (2006) meskipun dalam teori

dinyatakan secara jelas bahwa audit yang baik adalah yang mampu

meningkatkan kualitas informasi beserta konteksnya namun kenyataan di

lapangan berbicara lain. Fenomena praktik perilaku penurunan kualitas audit

(Reduced Audit Quality Practices/RAQP behavior) semakin banyak terjadi. Hal

ini menimbulkan perhatian yang lebih terhadap bagaimana cara auditor dalam

melaksanakan audit. Melihat beberapa fakta yang telah terjadi, perlu untuk

dilihat faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan pengurangan kualitas audit,

hal ini dimaksudkan agar perilaku penurunan kualitas audit diharapkan dapat

diminimalisir atau bahkan tidak terjadi lagi.

Pada umumnya perilaku disfungsional dapat disebabkan oleh faktor

internal (karakteristik auditor) serta faktor eksternal (faktor situasional saat

melakukan audit) (Donelly et al, 2003). Faktor-faktor yang berpengaruh tersebut

terdiri dari faktor eksternal seperti review procedure dan quality control, time

budget pressure, serta faktor internal, yaitu sisi personalitas dan karakter pribadi

auditor.

Tekanan anggaran waktu (time budget pressure) adalah keadaan yang

(12)

waktu yang telah disusun atau terdapat pembatasan waktu dan anggaran yang

sangat ketat dan kaku (Sososutikno,2003). Auditor dituntut untuk melakukan

efisiensi biaya dan waktu dalam melaksanakan audit. Akhir-akhir ini tuntutan

tersebut semakin besar dan menimbulkan tekanan yang disebut time budget

pressure atau tekanan anggaran waktu (Herningsih, 2001). Tekanan yang

dihadapi auditor dalam penugasannya dapat berpengaruh terhadap perilaku

dalam pengambilan keputusan, merubah strategi yang telah digunakan dan juga

dapat membatasi ruang gerak dalam bekerja. Tekanan seperti ini dapat

mengurangi kualitas audit dan laporan keuangan yang dihasilkan.

Perilaku disfungsional audit dapat disebabkan oleh karakteristik personal

auditor, umumnya perilaku disfungsional dapat disebabkan oleh faktor internal

(karakteristik auditor) serta faktor eksternal (faktor situasional saat melakukan

audit). Karakteristik personal yang dimiliki auditor dapat mempengaruhi baik

secara langsung maupun secara tidak langsung terhadap penerimaan

penyimpangan perilaku auditor. Karakteristik personal meliputi locus of control,

kinerja karyawan (employee performance), serta komitmen pada organisasi,

kecuali komitmen organisasi, karakteristik personal lainnya memiliki hubungan

langsung dengan tingkat penerimaan terhadap penyimpangan perilaku dalam

audit (Thio Anastasia & Yuke Irawati, 2006).

Robbins & Judge (2007) mendefinisikan pusat kendali (locus of control)

sebagai tingkat dimana individu yakin bahwa mereka adalah penentu nasib

mereka sendiri. Locus of control dibagi menjadi locus of control eksternal dan

(13)

seseorang sangat tergantung pada kondisi di luar dirinya. Sebaliknya locus

control internal berarti sikap atau perilaku seseorang tidak tergantung dari atau

kurang dipengaruhi pihak diluar dirinya. Penelitian Ayu Puji Lestari (2010) telah

menunjukkan suatu hubungan yang kuat dan positif diantara locus of control

dengan penerimaan perilaku disfungsional auditor.

Ide penelitian ini bersumber dari jurnal auditing yang ditulis oleh

Gregory A.Liyanarachchi & Shaun M. McNamara dalam Business Review

volume 9 No.2 The University of Auckland Business School pada tahun 2007

dengan judul Time Budget Pressure in New Zealand Audit. Penelitian ini

dilakukan kepada 151 responden dari KAP big four dan Non Big-Four di

Australia. Kesimpulannya ditemukan kecenderunganuntuk melakukan tindakan

mengurangi prosedur audit dalam time budget pressure sehingga menurunkan

kualitas audit.

Selain itu Loren Margheim, Tim Kelley dan Diane Pattison dalam The

Journal of Applies Business Research tahun 2005 dengan judul The Empirical

Analysis Of The Effects Of Auditor Time Budget Pressure and Time Deadline

Pressure penelitian terhadap 115 responden dari KAP big four dan Non-Big

Four mengungkapkan bahwa auditor cenderung mengalami stress apabila

bekerja dalam tekanan waktu yang sempit, tekanan yang diterima ini membuat

auditor melakukan tindakan mengurangi kualitas audit.

Penelitian ini juga mengacu pada penelitian sebelumya. Dalam jurnalnya

(14)

Auditor of Development and Financial Absolut Based (DFAB), Indri Kartika &

Profita Wijayanti mengemukakan bahwa locus of control berpengaruh positif

terhadap penerimaan perilaku disfungsional.

Penelitian akan dilakukan pada pihak-pihak yang secara langsung

melakukan perencanaan dan pelaksanaan audit mulai dari junior auditor, senior

auditor, manager dan partner yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP)

di Bandung. Menurut data IAPI (2012), Bandung memiliki 28 KAP dan kota

Bandung masuk ke dalam 7 kota dengan penyebaran KAP di Indonesia

terbanyak yang menurut peneliti dapat mewakili dalam penelitian ini, sementara

alasan penelitian dilakukan kepada pihak-pihak yang secara langsung melakukan

perencanaan dan pelaksanaan audit adalah untuk melihat sejauh mana

pihak-pihak tersebut secara langsung berpengaruh dalam pengambilan keputusan

dalam proses perencanaan dan pelaksanaan audit, mengingat penelitian ini

meneliti mengenai perilaku pada auditor.

Berdasarkan fenomena di atas dan masalah terkait,penulis akan meneliti

tentang time budget pressure dan locus of control serta pengaruhnya terhadap

praktik perilaku penurunan kualitas audit (Reduced Audit Quality

Practices/RAQP Behavior), oleh karena itu penulis mengambil judul “Pengaruh

Time Budget Pressure dan Locus of Control Terhadap Praktik Perilaku

Penurunan Kualitas Audit (Reduced Audit Quality Practices/RAQP

(15)

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian masalah diatas penulis mengidentifikasi masalah-masalah

yang akan menjadi pokok masalah dalam penelitian ini, yaitu :

1. Apakah time budget pressure berpengaruh terhadap praktik perilaku

penurunan kualitas audit (Reduced Audit Quality Practices/RAQP

Behavior)?

2. Apakah locus of control berpengaruh terhadap praktik perilaku

penurunan kualitas audit (Reduced Audit Quality Practices/RAQP

Behavior)?

3. Apakah time budget pressure dan locus of control secara

bersama-sama berpengaruh terhadap praktik perilaku penurunan kualitas audit

(Reduced Audit Quality Practices/RAQP Behavior) ?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran

mengenai pengaruh time budget pressure dan locus of control terhadap praktik

perilaku penurunan kualitas audit (Reduced Audit Quality Practices/RAQP

Behavior)

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam hal ini yaitu :

1. Untuk mengetahui pengaruh time budget pressure terhadap praktik

perilaku penurunan kualitas audit (Reduced Audit Quality

(16)

2. Untuk mengetahui pengaruh locus of control terhadap praktik

perilaku penurunan kualitas audit (Reduced Audit Quality

Practices/RAQP Behavior) ?

3. Untuk mengetahui pengaruh time budget pressure dan locus of

control secara bersama-sama terhadap praktik perilaku penurunan

kualitas audit (Reduced Audit Quality Practices/RAQP Behavior) ?

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan

pandangan dan wawasan yang akan mendukung pengembangan ilmu

pengetahuan, khususnya dalam bidang auditing dan yang berkaitan dengan time

budget pressure dan locus of control dan praktik perilaku penurunan kualitas

audit (Reduced Audit Quality Practices/RAQP Behavior).

1.4.2 Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai

pengaruh time budget pressure dan locus of control yang menyebabkan praktik

perilaku penurunan kualitas audit yang terjadi di kantor akuntan publik serta

digunakan sebagai bahan masukan yang berguna untuk melakukan pembenahan

(17)

BAB III

OBYEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan proses yang mendasari pemilihan, pengolahan,

dan penafsiran semua data dan keterangan yang berkaitan dengan apa yang

menjadi objek di dalam penelitian. Menurut Arikunto (2010:63) obyek penelitian

adalah fenomena atau masalah penelitian yang telah diabstraksi menjadi suatu

konsep atau variabel. Obyek penelitian ditemukan melekat pada subyek penelitian.

Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah time budget pressure,

locus of control dan praktik perilaku penurunan kualitas audit (Reduced Audit

Quality Practices/RAQ Behavior). Dalam penelitian ini time budget pressure dan

locus of control sebagai variabel bebas (variabel X1 dan X2) dan praktik perilaku

penurunan kualitas audit (Reduced Audit Quality Practices/RAQP Behavior)

sebagai variabel terikat (variabel Y). Penelitian ini akan dilakukan pada Kantor

Akuntan Publik di Bandung. Penelitian ini akan menguji sejauh mana time budget

pressure dan locus of control berpengaruh terhadap praktik perilaku penurunan

kualitas audit (Reduced Audit Quality Practices/RAQP Behavior) pada Kantor

(18)

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Desain Penelitian

Sebelum kegiatan penelitian, rancangan penelitian atau desain penelitian

perlu untuk dirumuskan. Desain penelitian memerlukan perencanaan agar

penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis. Menurut

Arikunto (2010:90), desain penelitian adalah rencana atau rancangan sebagai

ancar-ancar kegiatan yang akan dilaksanakan. Dapat dikatakan bahwa desain

penelitian diperlukan untuk melakukan penelitian mulai dari tahap awal berupa

merumuskan masalah hingga sampai pada tahap pelaporan hasil penelitian.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Menurut M. Nazir (2003:54), metode deskriptif yaitu metode yang digunakan

dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem

pemikiran, ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang. Tujuan penelitian

deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi mengenai fakta-fakta, sifat,

hubungan serta pengaruh antar fenomena yang diselidiki

Sedangkan menurut Sugiyono (2012): “penelitian deskriptif ini dilakukan

untuk mengetahui nilai variabel atau lebih (independent) tanpa membuat

perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel lain”. Penelitian deskriptif

meliputi pengumpulan data untuk diuji hipotesis atau menjawab pertanyaan

mengenai status terakhir dari subjek penelitian. Dalam penelitian ini, penulis

melakukan penelitian dengan menggunakan metode survei. Menurut Sugiyono

(2012:11), metode survei digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu

(19)

misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur dan

sebagainya.

Dapat disimpulkan dalam pengertian diatas bahwa metode penelitian

deskriptif dengan menggunakan metode survei adalah metode yang digunakan

dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem

pemikiran, ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang dengan mengedarkan

kuesioner, test, atau wawancara terstruktur untuk mendapatkan kesimpulan atas

subjek penelitian.

3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel

3.2.2.1 Definisi Variabel

Variabel adalah karakteristik yang akan diobservasi dari satuan

pengamatan. Sugiyono (2012:59) mendefinisikan variabel sebagai suatu atribut

atau sifat atau nilai dari orang atau objek atau kegiatan yang mempunyai variasi

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

Variabel dapat dikatakan sebagai suatu hal yang menjadi objek pengamatan

penelitian atau sering pula dikatakan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam

peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Variabel-variabel yang terdapat dalam

penelitian ini dapat didefinisikan sebagai berikut:

1. Variabel independen atau bebas (X)

Menurut Sugiyono (2012: 59) variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel terikat. Pada penelitian ini yang menjadi variabel independen

(20)

a) Time Budget Pressure sebagai variabel Independen (X1), Tekanan

anggaran waktu (time budget pressure) adalah suatu kondisi

dimana auditor mendapatkan tekanan dari tempatnya bekerja

untuk dapat menyelesaikan tugasnya sesuai dengan waktu yang

telah ditetapkan (Mutia Maulina et al, 2010).

b) Locus of Control sebagai variabel Independen (X2), Robbins dan

Judge (2007) mendefinisikan pusat kendali (locus of control)

sebagai tingkat dimana individu yakin bahwa mereka adalah

penentu nasib mereka sendiri.

2. Variabel dependen atau terikat (Y)

Menurut Sugiyono (2012: 59) variabel dependen adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel terikat. Pada penelitian ini yang menjadi variabel independen

adalah Praktik Perilaku Penurunan Kualitas Audit (Reduced Audit Quality

Practices/RAQP Behavior) sebagai variabel Dependen (Y), Coram et al

(2004) mendefinisikan perilaku penurunan kualitas dalam audit (Reduced

Audit Quality Practices/RAQP behavior) sebagai pengurangan mutu dalam

pelaksanaan audit yang dilakukan sengaja oleh auditor.

3.2.2.2 Operasionalisasi Variabel

Kuesioner disusun berdasarkan indikator-indikator variabel yang

digunakan dalam penelitian ini, yaitu time budget pressure (X1) dan locus of

control (X2) dan praktik perilaku penurunan kualitas audit (Reduced Audit Quality

(21)

dan menentukan data apa yang akan diperlukan untuk memudahkan

pengukurannya, maka ketiga variabel tersebut didefinisikan secara operasional ke

dalam penjabaran beberapa dimensi dan indikator dibawah ini :

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Dimensi Indikator Skala No.Kuesioner

Time Budget Pressure (X1)

Time Budget

1. Pemahaman atas time budget 2. Tanggung jawab terhadap time

(22)

langsung

Sumber : (X1) Holmes, Arthur, W. dan David C. Burns, 2005, Auditing : Standard and Procedures, 9th Edition, Auditing : Norma dan Prosedur, Alih Bahasa: Moh. Badjuri, Buku Satu, Edisi Kesembilan, Erlangga, Jakarta.

Meigs, Whittington and Pany. 2011. Principle Of Auditing. Edition. Tokyo: Irwin Inc.

(X2) Donelly, David P., Jeffrey J.Q, and David O.,2003”Auditor Acceptance of Dysfunctional Audit Behavior : An Explanatory Modek Using Auditors personal characteristic .” Journal of

Behaior Research In Accounting : vol 15).

(Y) Edy Sujana, Tjiptohadi Sawarjuwono. (2006). Perilaku Disfungsional Auditor:Perilaku yang Tidak Mungkin Dihentikan. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol.8 No.3.

3.2.3 Populasi dan Sample Penelitian

Menurut Arikunto (2010:173) ”populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian”. Sedangkan Sugiyono (2012) mendefinisikan populasi mempunyai arti

sebagai “wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek / subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi bukan sekedar jumlah yang ada

pada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau

sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan

Publik Bandung, dengan asumsi responden adalah pihak-pihak yang secara

langsung ikut melakukan perencanaan dan pelaksanaan audit, mulai dari junior

auditor, senior auditor, manager, dan partner yang bekerja di Kantor Akuntan

Publik di Kota Bandung, kota Bandung masuk kedalam 7 Kota dengan

(23)

penelitian ini, sementara alasan penelitian dilakukan kepada pihak- pihak yang

secara langsung melakukan perencanaan dan pelaksanaan audit adalah untuk

melihat sejauh mana pihak-pihak tersebut secara langsung berpengaruh dalam

pengambilan keputusan dalam proses perencanaan dan pelaksanaan audit.

Kantor akuntan publik yang menjadi populasi dalam penelitian ini akan

disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 3.2

Daftar Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung

No Nama KAP No.KM Izin KAP

1. KAP. AF. Rachman & Soetjipto WS KEP-216/KM.6/2002 2. KAP. Drs. Atang Djaelani KEP-047/KM.17/2000 3. KAP. Drs. Bambang Budi Tresno KEP-1192/KM.17/1998 4. KAP. Drs. Dadi Muchidin KEP-056/KM.17/1999 5. KAP. Djoemarma, Wahyudin & Rekan KEP-350/KM.17/2000 6. KAP. Ekamasni, Bustaman & Rekan KEP-021/KM.5/2005 7. KAP. Drs. Gunawan Sudradjat KEP-588/KM.17/1998 8. KAP. H.E.R. Suhardjadinata, Dr, Ak, MM KEP-038/KM.6/2004 9. KAP. Heliantono & Rekan KEP-147/KM.5/2006 10. KAP. Drs. Jajat Marjat 13/KM.1/2011 11. KAP. JojoSunarjo, Ruchiat & Arifin KEP-362/KM.5/2005 12. KAP. Drs Joseph Munthe, Ms. Ak KEP-197/KM.17/1999 13. KAP. Karel, Widyarta KEP-269/KM.17/1999 14. KAP. Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih KEP-1032/KM.17/1998 15. KAP. La Midjan & Rekan KEP-1103/KM.17/1998 16. KAP. Moch. Zainuddin & Sukmadi 918/KM.1/2010 17. KAP. DR. Moh. Mansur SE. MM. Ak 1338/KM.1/2009 18. KAP. Peddy HF. Dasuki 472/KM.1/2008 19. KAP. Drs. R. Hidayat Effendy KEP-237/KM.17/1999 20. KAP. Roebiandini & Rekan 684/KM.1/2008 21. KAP. Ronald Haryanto, Drs KEP-051/KM.17/1999

22. KAP. Sabar, CPA 842/KM.1/2011

23. KAP. Drs. Sahat P.Situmorang KEP-279/KM.6/2002 24. KAP. Sanusi, Supardi & Soegiharto KEP-949/KM.17/1998 25. KAP. Sugiono Poulus, SE., Ak., MBA KEP-077/KM.17/2000 26. KAP. Tb. Hasanuddin & Rekan KEP-353/KM.6/2003 27. KAP. Wisnu B. Soewito & Rekan 1273/KM.1/2011 28. KAP. Dra. Yati Ruhiyati KEP-605/KM.17/1998

(24)

Dari populasi tersebut kemudian penulis mengambil sampel. Teknik

sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik non

probability sampling yaitu disproportionate stratified random sampling.

Disproporsional stratified random sampling adalah pengambilan sampel dari

anggota populasi secara acak dan berstrata tetap namun ketidakproporsionalan

penentuan sample didasarkan pada pertimbangan jika anggota populasi berstrata

namun kurang proporsional pembagiannya

.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

3.2.4.1Sumber Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara atau langkah yang digunakan

dalam mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data didasarkan pada jenis data

yang dipergunakan dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini dilakukan dengan cara berikut :

1. Kuesioner

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh,

teknik pengumpulan data penelitian ini dengan kuesioner, maka sumber data

disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab

pertanyaan-pertanyaan peneliti. Menurut Sugiyono (2012:199) kuesioner adalah teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi seperangkat pertanyaan dan

(25)

Kuesioner dalam penelitian ini berisi daftar pertanyaan kepada responden

mengenai time budget pressure dan locus of control serta praktik perilaku

penurunan kualitas audit (Reduced Audit Quality Practices/RAQP Behavior),

responden mempunyai kebebasan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai

dengan persepsinya. Adapun kuesioner yang akan digunakan penulis dalam

pengumpulan data terdiri dari dua bagian, yaitu :

- Pertanyaan Umum

Pertanyaan umum dibuat dalam bentuk pertanyaan terbuka,

menyangkut identitas responden yang diantaranya : Nama, Pendidikan,

Posisi jabatan, Instansi, Lama kerja, pada pertanyaan ini responden

bebas menentukan jawaban.

- Pertanyaan Khusus

Pertanyaaan khusus adalah pertanyaan yang dikaitkan dengan time

budget pressure dan locus of control pertanyaan lain yang

mempengaruhi praktik perilaku penurunan kualitas audit (Reduced

Audit Quality Practices/RAQ Behavior) yang berbentuk pertanyaan

tertutup dengan variasi jawaban yang telah ditentukan sebelumnya.

Alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini

adalah skala likert. Menurut Sugiyono (2012:132), skala likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial. Dalam skala likert, jawaban yang dikumpulkan dapat berupa

pernyataan positif ataupun pernyataan negatif. Untuk setiap item pernyataan akan

(26)

Tabel 3.3

Pernyataan Item untuk variabel X1 dan Y

Untuk variabel X1 dan Y, skor rendah (nilai 1) menunjukkan jawaban

tidak pernah, sebaliknya skala tinggi (nilai 5) menunjukkan jawaban selalu.

Semakin rendah skor yang didapat, berarti semakin baik pula time budget pressure

dan praktik perilaku penurunan kualitas audit (Reduced Audit Quality

Practices/RAQP Behavior).

Tabel 3.4

Pernyataan Item untuk variabel X2

Untuk variabel X2, skor rendah (nilai 1) menunjukkan jawaban sangat

tidak setuju sebaliknya skala tinggi (nilai 5) menunjukkan jawaban sangat setuju.

Semakin rendah skor yang didapat, berarti semakin baik pula locus of control.

Selanjutnya adalah menentukan kriteria pengklasifikasian untuk variabel

X1 dan Y yang mengacu pada ketentuan yang dikemukakan oleh Husein Umar

(2003:201) dimana rentang skor dicari dengan rumus sebagai berikut:

No Pernyataan Skor

1 S (Selalu) 5

2 SR (Sering) 4

3 K (Kadang-Kadang) 3

4 P (Pernah) 2

5 TP (Tidak Pernah) 1

No Pernyataan Skor

1 SS (Sangat Setuju) 5

2 S (Setuju) 4

3 R (Ragu-Ragu) 3

4 TS (Tidak Setuju) 2

(27)

��= −

Skor tertinggi didapat dari banyaknya responden dikalikan skor tertinggi

yaitu 5 = (27 x 5 = 135), dan skor terendah didapat dari banyaknya responden

dikalikan skor tertinggi yaitu 1 = (27 x 1 = 27)

��=135−27

5 = 21,6 dibulatkan menjadi 22

Rentang pengklasifikasian setiap kategori untuk variabel X dan Y dilihat

dari tabel 3.5 berikut ini:

Tabel 3.5

Kriteria Rentang Pengklasifikasian

Variabel Kategori Rentang Pengklasifikasian

(28)

2. Observasi

Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2012:203) , observasi merupakan

suatu proses yang tersusus dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua di

antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Teknik

pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan

perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang

diamati tidak terlalu besar.

3.2.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah rancangan untuk menganalisis data yang telah

dikumpulkan dari sumber-sumbernya, baik pengamatan di lapangan atau dari

sumber-sumber lainnya yang dapat disimpulkan dan diinformasikan kepada pihak.

Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel

dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh

responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan

untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji

hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono, 2012:206)

Dalam penelitian ini analisis data yang dilakukan adalah statistik deskriptif.

Menurut Sugiyono (2012: 206), “Statistik deskriptif adalah statistik yang

digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaiman adanya tanpa bermaksud

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Data kuantitatif diperoleh dari hasil pengisian kuisioner oleh responden

(29)

secara langsung oleh responden dengan memberi tanda pada jawaban yang telah

disediakan. Alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian

ini adalah skala Likert dengan menggunakan variabel berukuran nominal, untuk

diolah dengan statistik, skala ukuran nominal kemudian ditansformasikan menjadi

skala ukuran interval dengan Method of Succecive Interval (MSI).

Setelah data diperoleh dengan lengkap sesuai dengan yang dibutuhkan,

selanjutnya dilakukan proses analisis data sebagai berikut :

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner

mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut

(Imam Ghozali, 2011: 52). Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan

koefisien korelasi Product Moment, yaitu dengan rumus :

Dimana:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N = Jumlah responden

Σ XY = Jumlah hasil kali skor X dan Y Σ X = Jumlah skor X

Σ Y = Jumlah skor Y (Σ X)2

= Kuadrat jumlah skor X (Σ Y)2 = Kuadrat jumlah skor Y

Pengujian dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item setiap

butir pernyataan dengan skor total, selanjutnya interpretasi dari koefisien korelasi

(30)

dengan rtabel- bila korelasi antara skor item dengan total skor kurang dari 0,30

(didapat dari perhitungan antara perhitungan interpolasi dari tabel nilai r Product

Moment) maka item pertanyaan dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.

Item instrumen dianggap valid jika lebih besar dari 0,3 dengan

membandingkannya dengan r tabel. Jika r hitung > r tabelmaka valid.

2. Uji Keandalan/Reliabilitas (Test of Reliability)

Reliabilitas adalah seberapa jauh konsistensi alat ukur untuk dapat

memberikan hasil yang sama dalam mengukur hal dan subyek yang sama (Iqbal

Hasan, 2008:15). Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan

seberapa besar hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulang

lebih dari sekali.

Untuk uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan metode koefisien

Alpha Cronbach’s. Koefisien ini merupakan koefisien reliabilitas yang paling

sering digunakan karena koefisien ini menggambarkan variasi dari item-item, baik

untuk format benar atau salah atau bukan, seperti format pada skala Likert

sehingga koefisien ini merupakan koefisien yang paling umum digunakan untuk

mengevaluasi internal consistency.

α = [ k ][1 - ∑ Si² ]

k 1 Sx²

Dimana:

α = koefisien reliabilitas

k = jumlah instrumen pertanyaan/pernyataan

Si² = jumlah varians dari setiap instrumen

(31)

Menurut Imam Ghozali (2011), Nilai koefisien reliabilitas yang baik

adalah diatas 0,7. Pengukuran validitas dan reliabilitas mutlak dilakukan, karena

jika instrumen yang digunakan sudah tidak valid dan reliable maka dipastikan

hasil penelitiannya pun tidak akan valid dan reliable (Sugiyono,2012).

3. MethodSuccessive Of Interval (MSI)

Data pada penelitian ini adalah menggunakan skala ordinal. Menurut

Husein Umar (2008:167), agar dapat dianalisis secara statistik maka data tersebut

harus dinaikkan menjadi skala interval dengan menggunakan Methods of

Successive Interval (MSI). Langkah-langkah metode successive interval dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Tentukan frekuensi tiap skor pertanyaan. Untuk semua item pertanyaan dihitung frekuensi jawabannya, berapa responden yang menjawab untuk mendapatkan masing-masing skor 1,2,3,4, atau 5. Asumsikan alternative jawaban hanya 5

b. Tentukan proporsi (p) tiap skor jawaban dengan cara membagi frekuensi dengan jumlah responden.

c. Tentukan proporsi (p) tiap skor jawaban secara kumulatif.

d. Hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif dari tiap skor dengan

A= nilai densitas pada skor sebelum skor yang diamati B= nilai densitas pada skor yang diamati

C = nilai probabilitas kumulatif pada skor yang diamati

D= nilai probabilitas kumulatif pada skor sebelum skor yang diamati g. Tentukan nilai transformasi dengan menggunakan rumus: NT= NS +

(1+ ׀ Nsmin ׀)

(32)

4. Uji Asumsi Klasik

Model regresi linear berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika

telah memenuhi kriteria BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). BLUE dapat

dicapai bila memenuhi uji asumsi klasik. Asumsi klasik dalam penelitian ini

adalah: Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji Heteroskedastisitas, dan Uji

Linearitas

a. Uji Normalitas

Menurut Imam Ghozali (2011, 160), uji normalitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki

distribusi normal, bila asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid

untuk jumlah sampel kecil. Uji normalitas data dilakukan dengan uji

Kolmogorov-Smirnov. Untuk mempermudah dalam melakukan penghitungan secara statistik,

maka analisis yang dilakukan dalam penelitian ini akan diolah dengan bantuan

software statistik SPSS 16.0 for Windows. “Suatu data dinyatakan berdistribusi

normal jika nilai Asymp Sig (2-tailed) hasil perhitungan Kolmogorov-Smirnov

lebih besar dari 1/2α” .

b. Uji Multikolinearitas

Menurut Imam Ghozali (2011, 105), uji multikolinearitas bertujuan untuk

menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara

variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di

(33)

Inflation Factor) dan Tolerance, untuk mendeteksi multikolinearitas adalah

sebagai berikut :

Besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance

- Mempunyai nilai VIF +/- 1

- Mempunyai angka Tolerance +/- 1

- Atau tolerance = 1/VIF dan VIF = 1/Tolerance

- Nilai cutoff yang umumnya dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai VIF >5 dipastikan terjadi multikolinearitas.

Untuk mempermudah dalam melakukan penghitungan secara statistik,

maka analisis yang dilakukan dalam penelitian ini akan diolah dengan bantuan

software statistik SPSS 16.0 for Windows.

c. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Imam Ghozali (2011: 139), uji heteroskedastisitas bertujuan

menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

Heteroskedastisitas.

Uji heteroskedastisitas dalam regresi ini menggunakan scatter plot dengan

menggunakan bantuan software statistik SPSS 16.0 for Windows. Scatter plot

sendiri merupakan sebuah grafik yang diplot poin atau titik yang menunjukan

hubungan antara dua pasang data. Heteroskedastisitas berarti variasi (varians)

variabel tidak sama untuk semua pengamatan. “Pada heteroskedastisitas,

kesalahan yang terjadi tidak random (acak) tetapi menunjukkan hubungan yang

sistematis sesuai dengan besarnya satu atau lebih variabel bebas” (Iqbal Hasan,

(34)

d. Uji Linieralitas

Uji linieritas digunakan untuk menguji linier tidaknya suatu data yang

dianalisis yaitu variabel independen terhadap variabel dependen. Pada penelitian

ini, uji linieritasnya dilakukan dengan uji F. Untuk mempermudah dalam

melakukan penghitungan secara statistik, maka analisis yang dilakukan dalam

penelitian ini akan diolah dengan bantuan software statistik SPSS 16.0 for

Windows.

5. Menentukan Analisis Regresi Liner Berganda

Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis regresi

berganda. Regresi linear berganda adalah regresi dimana variabel terikatnya (Y)

dihubungkan atau dijelaskan lebih dari satu variabel, mungkin satu, dua, tiga, dan

seterusnya variabel bebas (X1, X2,...,XN) namun masih menunjukkan diagram

hubungan yang linear (Iqbal Hasan, 2008). Sebelum model regresi digunakan

untuk menguji hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik.

Regresi ganda berguna untuk mendapatkan pengaruh dua variabel kriterium atau

untuk mencari hubungan fungsional dua variabel prediktor atau lebih dengan

variabel kriteriumnya, atau untuk meramalkan dua variabel prediktor atau lebih

terhadap variabel kriteriumnya (Meilia Nur Indah Susanti, 2010:185)

Rumus analisis regresi linear berganda akan disajikan dengan model

berikut :

(35)

Keterangan :

Y = RAQP a = Konstanta

b = Koefisien Regresi

X 1= Time Budget Pressure

X2= Locus of control

6. Melakukan Pengujian Hipotesis Uji t

Pengujian hipotesis secara parsial, dapat diuji dengan menggunakan rumus

uji t. Pengujian t-statistik bertujuan untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh

masing-masing variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Uji t

pada dasarnya menunjukkan ”seberapa jauh pengaruh satu variabel

penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel

independen.” (Imam Ghozali 2011: 84). Dalam penelitian ini, berarti uji t

digunakan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel independen

yang terdiri atas time budget pressure dan locus of control terhadap praktik

perilaku penurunan kualitas audit (Reduced Audit Quality Practices/RAQP

Behavior) yang merupakan variabel dependennya.

Menurut Sudjana (1996: 388) langkah-langkah untuk melakukan uji t adalah

sebagai berikut:

a) Merumuskan hipotesis statistik

1) Ho : b1 = 0, i = X1, X2, artinya X1 dan X2 secara sendiri-sendiri tidak

berpengaruh terhadap Y

2) Ha : b1 ≠0, i = X1, X2, artinya X1 dan X2 secara parsial berpengaruh

(36)

b) Mencari thitung

c) Penentuan nilai kritis

Menggunakan tabel distribusi t dengan memperhatikan tingkat

signifikansi dan banyaknya sampel yang digunakan

d) Kaidah pengambilan keputusan

1) Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak, artinya X1 dan X2 secara parsial

(sendiri-sendiri) berpengaruh terhadap Y.

2) Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima, artinya X1 dan X2 secara parsial

(sendiri-sendiri) tidak berpengaruh terhadap Y.

Dengan dilakukannya uji t (uji parsial) terhadap time budget pressure,

maka hipotesis pertama akan dijabarkan secara berikut :

Ho1 : b1 = 0, artinya time budget pressure tidak berpengaruh terhadap perilaku

penurunan kualitas audit

Ha1 : b1 < 0, artinya time budget pressure berpengaruh terhadap perilaku

penurunan kualitas audit

Hipotesis kedua yang diajukan setelah dilakukannya uji t (uji parsial) pada

Locus of control adalah :

Ho2 : b2 = 0, artinya Locus of Control tidak berpengaruh terhadap perilaku

penurunan kualitas audit

Ha2 : b2 > 0, artinya Locus of Control berpengaruh terhadap perilaku penurunan

(37)

7. Melakukan Pengujian Hipotesis Uji F

Uji F atau yang disebut juga dengan uji simultan digunakan untuk

“menguji pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel

dependen dari suatu persamaan regresi dengan menggunakan hipotesis statistik.”

(Santoso, 2004: 168). Langkah-langkah dalam pengujian uji simultan adalah

sebagai berikut:

a. Merumuskan hipotesis statistik

1) Ho : b1 = b2 = 0, artinya X1 dan X2 secara bersama-sama tidak berpengaruh

terhadap Y

2) Ha : b1= b2 ≠ 0, artinya X1 dan X2 secara bersama-sama berpengaruh

terhadap Y

Dengan dilakukannya uji F (uji simultan), maka hipotesis akan dijabarkan

secara berikut :

Ho3 : b1 = b2 = 0, artinya time budget pressure dan locus of control secara

bersama-sama tidak berpengaruh terhadap perilaku penurunan

kualitas audit

Ha3 : b1 = b2 ≠ 0, artinya time budget pressure dan locus of control secara

bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap perilaku penurunan

(38)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh time

budget pressure dan locus of control terhadap praktik perilaku penurunan kualitas

audit (reduced audit quality practices/RAQP Behavior) pada kantor akuntan

publik di Bandung, maka penulis dapat mengambil kesimpulan :

1. Time budget pressure berpengaruh terhadap praktik perilaku penurunan

kualitas audit (reduced audit quality practices/RAQP Behavior) pada

kantor akuntan publik di Bandung. Tanda negatif (-0.271) pada koefisien

time budget pressure menunjukkan hubungan yang berbanding lurus.

Artinya koefisien regresi untuk time budget pressure akan menurunkan

perilaku praktik penurunan kualitas audit atau perilaku praktik penurunan

kualitas audit akan naik jika ada penurunan time budget pressure

2. Locus of control berpengaruh terhadap praktik perilaku penurunan kualitas

audit (reduced audit quality practices/RAQP Behavior). Tanda positif

(0.591) pada koefisien locus of control menunjukkan hubungan positif

antara variabel X2 dan Y. Koefisien regresi untuk locus of control akan

menaikkan perilaku praktik penurunan kualitas audit atau perilaku praktik

(39)

3. Time budget pressure dan locus of control secara bersama-sama

berpengaruh terhadap praktik perilaku penurunan kualitas audit pada

kantor akuntan publik di Bandung .

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan kesimpulan yang

diperoleh, maka terdapat beberapa saran yang penulis sampaikan sehubungan

dengan pengaruh time budget pressure dan locus of control terhadap praktik

perilaku penurunan kualitas audit beserta hal lainnya yang terkait, yaitu:

1. Berdasarkan hasil penelitian untuk variabel time budget pressure, indikator

frekuensi revisi time budget mendapatkan skor yang paling rendah,

responden mengungkapkan bahwa ketika auditor mengalami kesulitan

dalam penugasan dan membuat auditor harus menyimpang dari time budget

yang telah ditetapkan, auditor cenderung melakukan revisi terhadap time

budget namun tidak menghitung selisih antara budgeted time hour dengan

actual time hour, hal ini seharusnya menjadi hal yang penting untuk

mengevaluasi kinerja auditor dimasa depan. Time budget pressure yang

mengarah kepada perilaku penurunan kualitas audit membuat atasan perlu

untuk melakukan pengawasan kerja auditor bawahan untuk mencegah

terjadinya perilaku penurunan kualitas audit .

2. Berdasarkan hasil penelitian untuk variabel locus of control, dimensi locus

of control mendapatkan skor paling rendah, hal ini terkait jawaban beberapa

responden yang masih menginginkan penghargaan dan promosi ketika

(40)

auditor bekerja dengan baik dan sungguh-sungguh untuk melaksanakan

penugasan, hal ini sesuai dengan standar audit umum yang mengharuskan

auditor untuk menerapkan kemahiran professional dalam melaksanakan

audit.

3. Penelitian ini hanya menggunakan time budget pressure dan locus of control

sebagai variabel independen yang mempengaruhi praktik perilaku

penurunan kualitas audit. Oleh karena itu disarankan pada penelitian

selanjutnya untuk menggunakan variabel independen lainnya, seperti

tindakan supervisor, review prosedur, dan quality control untuk perilaku

berpengaruh langsung serta kinerja karyawan dan komitmen dalam

(41)

HALAMAN

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 11

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... 11

1.3.1 Maksud Penelitian ... 11

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Kegunaan Penelitian ... 12

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 12

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 14

2.1 Kajian Pustaka ... 14

2.1.1 Pengertian Audit ... 14

2.1.2 Jenis-Jenis Audit ... 16

2.1.3 Jenis-Jenis Auditor ... 17

2.1.4 Akuntan Publik ... 18

2.2.0 Praktik Perilaku Penurunan Kualitas Audit (RAQP) Behavior ... 38

2.2 Penelitian Terdahulu ... 42

2.3 Kerangka Pemikiran... 43

2.4 Hipotesis ... 51

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN ... 54

3.1 Obyek Penelitian ... 54

3.2 Metode Penelitian ... 55

3.2.1 Desain Penelitian ... 55

(42)

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 61

3.2.4.1 Sumber Data... 61

3.2.5 Teknik Analisis Data... 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 75

4.1 Hasil Penelitian ... 75

4.1.1 Tinjauan Umum Tentang Subjek Penelitian ... 75

4.1.1.1 Sejarah Singkat Kantor Akuntan Publik ... 75

4.1.2 Analisis dan Deskripsi Data Variabel Penelitian ... 82

4.1.2.1 Deskripsi Data Responden ... 83

4.1.2.2 Pengujian Validitas Instrumen ... 88

4.1.2.3 Pengujian Reliabilitas Instrumen ... 93

4.1.2.4 Deskripsi Data Variabel Penelitian ... 96

4.1.2.4.1Deskripsi Data Variabel Time Budget Pressure Per Indikator ... 98

4.1.2.4.2Deskripsi Data Variabel Time Budget Pressure Secara Keseluruhan ... 104

4.1.2.4.3Deskripsi Data Variabel Locus of Control Per Indikator ... 105

4.1.2.4.4Deskripsi Data Variabel Locus of Control Secara Keseluruhan ... 108

4.1.2.4.5Deskripsi Data Variabel Perilaku Praktik Penurunan Kualitas Audit Per Indikator ... 110

4.1.2.4.6Deskripsi Data Variabel Perilaku Praktik Penurunan Kualitas Audit Secara Keseluruhan ... 113

4.1.2.5 Analisis Statistik ... 114

4.1.2.5.1 Uji Asumsi Klasik ... 114

4.1.2.5.2 Analisis Regresi Linear Berganda ... 120

4.1.2.5.3 Pengujian Hipotesis (Uji t) ... 122

4.1.2.5.4 Pengujian Hipotesis (Uji F) ... 125

4.2 Pembahasan... 126

4.2.1 Time Budget Pressure ... 126

4.2.2 Locus of Control ... 128

4.2.3 Perilaku Praktik Penurunan Kualitas Audit ... 129

4.2.4 Pengaruh Time Budget Pressure terhadap Perilaku Praktik Penurunan Kualitas Audit ... 130

4.2.5 Pengaruh Locus of Control terhadap Perilaku Praktik Penurunan Kualitas Audit ... 131

(43)

5.1 Simpulan ... 134 5.2 Saran ... 135

DAFTAR PUSTAKA

Gambar

Tabel 1.1 Kasus Pembekuan Izin Akuntan Publik
Tabel 3.2 Daftar Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung
Tabel 3.3 Pernyataan Item untuk variabel X
Tabel 3.5 Kriteria Rentang Pengklasifikasian

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil eksperimen yang telah dilakukan, metode klasifikasi nearest neighbor untuk sistem pengenalan gender ini menghasilkan rata-rata keakuratan terbaik untuk sistem

Informasi Ke Agenan atau Reseller silahkan menghubungi Customer Service kami di kontak tertera di website ini, atau email ke [email protected] , atau bisa membaca

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Direktur.. setelah mendapat

Didahului dengan uraian pengantar kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan, akan dilakukan oleh HATTI Pusat yang antara lain akan dibuatnya MANUAL GEOTEKNIK GEDUNG : PANDUAN

Meskipun antara Islam dan negara tidak dapat dipisahkan, karena Islam merupakan landasan hidup dan menjadi kultur kehidupan masyarakat dalam bernegara, namun

Jika orang Batak Toba disekitar saya sedang dalam kesulitan,.. saya akan

Walaupun perlakuan tanaman perangkap dan eradikasi tidak memberikan pengaruh peningkatan terhadap berat akar sehat, tetapi dengan perlakuan yang diberikan terutama

Pada tabel 9 di atas, dapat diketahui bagaimana perbedaan kelengkapan pengisian lembar ringkasan keluar (resume dokter) berdasarkan karakteristik dokter yang terdiri dari usia