• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Dan Karakterisasi Sumber Daya Genetik Buah-buahan Lokal Di Kabupaten Bangli.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Identifikasi Dan Karakterisasi Sumber Daya Genetik Buah-buahan Lokal Di Kabupaten Bangli."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI DAN KARAKTERISASI

SUMBER DAYA GENETIK BUAH-BUAHAN LOKAL

DI KABUPATEN BANGLI

Oleh

NI LUH MARTINI

KONSENTRASI AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

ii

IDENTIFIKASI DAN KARAKTERISASI SUMBER DAYA

GENETIK BUAH-BUAHAN LOKAL

DI KABUPATEN BANGLI

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Udayana

Oleh

NI LUH MARTINI

NIM. 1105105001

KONSENTRASI AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

(3)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Saya bersedia dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam aturan yang berlaku apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya saya sendiri atau mengandung tindakan plagiarism.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Denpasar, Januari 2016

Yang menyatakan,

(4)

iv ABSTRAK

Ni Luh Martini. NIM 1105105001. Identifikasi dan Karakterisasi Sumber

Daya Genetik Buah-buahan Lokal di Kabupaten Bangli. Dibimbing oleh: Dr.

Ir. Rindang Dwiyani, M.Sc dan Ir. Ni Luh Made Pradnyawathi, M.P.

(5)

ABSTRACT

Ni Luh Martini. 1105105001. Identification and Characterization of Genetic Local Fruits Resources in Bangli. Supervised by Dr. Ir. Rindang Dwiyani,

M.Sc and Ir. Ni Luh Made Pradnyawathi, M.P.

Bali local fruit is all kinds of fruits that are developed and cultivated in Bali. This study aims to identify the types of genetic local fruits grown in Bangli regency; to create profile about those local fruits based on morphological and agronomic character, used, production, and photographs of genetic resources; to create a map regardling of the geographical destination of the fruit. This study was conducted in Bangli Regency which consists of four districts i.e District of Bangli, District Susut, Kintamani District, and District Tembuku. The experiment was conducted for six months, i.e from January to June 2015. The research consisted of three stages of activities, namely, (1) collection of secondary data, (2) surveys the types of genetic resources and distribution, (3) identification of morphological and agronomic characters of genetic resources, growing environment and benefit local fruits. The results showed the observations in the field found 36 species and 68 sub-species of local fruits spread over four districts. Based on the value of Location Quotient (LQ) owned Bangli district has two main commodities including citrus production center in the village of Awan, and banana production center in the village Subaya.

(6)

vi RINGKASAN

Bali kaya akan sumber daya buah lokal, namun kekayaan tersebut belum diberdayakan secara optimal. Buah-buahan di Bali tidak hanya digunakan untuk konsumsi penduduk lokal, namun juga untuk kebutuhan hotel terkait dengan Bali sebagai daerah tujuan wisata, dan untuk pemenuhan kebutuhan ritual keagamaan masyarakat hindu di Bali.

Penelitian dilaksanakan selama enam bulan, yaitu dari bulan Januari-Juni 2015. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupten Bangli yang terdiri atas empat kecamatan yakni : Kecamatan Bangli, Kecamatan Susut, Kecamatan Kintamani, dan Kecamatan Tembuku.

(7)

Judul : Identifikasi dan Karakterisasi Sumber Daya Genetik Buah-buahan Lokal Di Kabupaten Bangli.

Nama : Ni Luh Martini

NIM : 1105105001

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ir. Rindang Dwiyani, M.sc Ir. Ni Luh Made Pradnyawathi, MP NIP. 19620507 198801 2 001 NIP. 19640430 199203 2 001

Mengesahkan, Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Udayana

Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, MS. NIP. 19630515 1988 1 001

(8)

viii

IDENTIFIKASI DAN KARAKTERISASI

SUMBER DAYA GENETIK BUAH-BUAHAN LOKAL

DI KABUPATEN BANGLI

dipersiapkan dan diajukan oleh Ni Luh Martini

NIM. 1105105001

telah diuji dan dinilai oleh Tim Penguji pada tanggal 25 Januari 2016

Berdasarkan SK Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana

No. : 13/UN14.1.23/DL/2016

Tanggal : 25 Januari 2016

Tim Penguji Skripsi adalah :

Ketua : Ir. I Nyoman Sutedja, M.S

Anggota :

1. Ir. I Putu Dharma, M.Si

2. Ir. Ketut Siadi, M.Si

3. Ir. Ni Luh Made Pradnyawathi, M.P

(9)

RIWAYAT HIDUP

Ni Luh Martini dilahirkan di Kota Gianyar, Bali pada tanggal 29 Maret 1992. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari keluarga I Made Weda dan Ni Ketut Payu Darmini.

Penulis menempuh pendidikan di TK Sasana Kumara tahun 1998-1999, pendidikan dasar di SDN 2 Tegallalang tahun 1999-2005, pendidikan menengah pertama di SMPN 1 Tegallalang 2005-2008, dan pendidikan menengah atas di SMAN 1 Tegallalang tahun 2008-2011.Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di program studi Agroekoteknologi, Konsentrasi Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana tahun 2011.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Identifikasi dan Karakterisasi Sumber Daya Genetik Buah-buahan Lokal di Kabupaten Bangli” tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan arahan berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, MS., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana.

2. Prof. Dr. Ir. I Made Sudarma, MS., selaku Ketua Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Udayana.

3. Ibu Dr. Ir. Rindang Dwiyani, M.sc., Selaku Pembimbing I yang telah mendampingi, membimbing, serta memberikan masukan dan saran kepada penulis sepanjang penulisan skripsi ini.

4. Ibu Ir. Ni Luh Made Pradnyawathi, M.P., Selaku Pembimbing II yang telah mendampingi, membimbing, serta memberikan masukan dan saran kepada penulis sepanjang penulisan skripsi ini.

5. Bapak Ir. I Wayan Dana Atmaja, MP., selaku KPUP Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian atas segala kemudahan yang diberikan kepada penulis selama penulisan skripsi ini.

6. Bapak, Ibu, dan keluarga lainnya yang telah memberikan dukungan dalam doa dan moril selama penulisan skripsi penelitian ini.

7. Temen-temen baikku keluarga besar Agronomi dan hortikultura serta seluruh program studi agroekoteknolgi yang setia menemani, membantu, dan memberi semangat selama penulisan skripsi ini.

(11)

Penulis menyadari bahwa skripsi penelitian ini masih jauh dari sempurna, sehingga penulis sangat mengharapkan saran dan petunjuk yang mengarah pada penyempurnaan skripsi ini. Selanjutnya besar harapan penulis semoga skripsi ini ada manfaatnya khususnya bagi pembaca yang memerlukan informasi tentang Identifikasi dan Karakterisasi Sumber Daya Genetik Buah-buahan Lokal di Kabupaten Bangli.

Denpasar, Januari 2016

(12)

xii

2.4 Kendala dan Potensi Pengembangan Tanaman Buah-buahan di Bali ... 8

2.5 Perlindungan Buah-buahan Lokal ... 9

2.6 Identifikasi, Karakter Morfologi dan Agronomi Sumber Daya Genetik Buah-Buahan ... 10

2.7 LQ (Location quotient) ... 11

(13)
(14)
(15)

4.2.56 Pisang Kayu ... 130

4.2.57 Pisang Mas ... 131

4.2.58 Pisang Sasih ... 133

4.2.59 Pisang Susu ... 135

4.2.60 Pisang Sudamala ... 136

4.2.61 Pisang Tembaga ... 138

4.2.62 Rambutan ... 140

4.2.63 Rukam (Bahasa Bali : Kem) ... 142

4.2.64 Sawo Manila ... 144

4.2.65 Salak Bali ... 146

4.2.66 Srikaya ... 148

4.2.67 Terong Belanda ... 150

4.2.68 Wani ... 153

4.3 Pembahasan ... 155

V. KESIMPULAN DAN SARAN... 174

5.1 Kesimpulan ... 174

5.2 Saran ... 174

DAFTAR PUSTAKA ... 175

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman 4.1. Nama Buah-buahan Lokal dan Lokasi Keberadaannya di Kabupaten

(17)
(18)
(19)

4.64. Pohon dan Buah Sawo Manila ... 146

4.65. Pohon dan Buah Salak Bali ... 148

4.66. Pohon dan Buah Srikaya ... 150

4.67. Pohon dan Buah Terong Belanda ... 152

4.68. Pohon dan Buah Wani ... 154

(20)

xx LAMPIRAN

Nomor Teks Halaman

1. Peta Persebaran Buah Jeruk di Kabupaten Bangli ... 179

2. Peta Persebaran Buah Pisang di Kabupaten Bangli ... 179

3. Peta Persebaran Buah Nanas di Kabupaten Bangli ... 180

4. Peta Persebaran Buah Pepaya di Kabupaten Bangli ... 180

5. Peta Persebaran Buah Alpukat di Kabupaten Bangli ... 181

6. Peta Persebaran Buah Nangka di Kabupaten Bangli ... 181

7. Peta Persebaran Buah Jambu Biji di Kabupaten Bangli ... 182

8. Peta Persebaran Buah Durian di Kabupaten Bangli ... 182

9. Peta Persebaran Buah Salak di Kabupaten Bangli ... 183

10. Peta Persebaran Buah Mangga di Kabupaten Bangli ... 183

11. Peta Persebaran Buah Sawo di Kabupaten Bangli ... 184

(21)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bali kaya akan sumber daya buah lokal, namun kekayaan tersebut belum diberdayakan secara optimal. Buah-buahan di Bali tidak hanya digunakan untuk konsumsi penduduk lokal, namun juga untuk kebutuhan hotel terkait dengan Bali

sebagai daerah tujuan wisata, dan untuk pemenuhan kebutuhan ritual keagamaan masyarakat hindu di Bali. Pemanfaatan buah-buahan lokal tersebut harus

dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas buah lokal (Wiradana, 2011).

Sumber daya genetik buah-buahan lokal sangat berlimpah dan memiliki ciri khas berbeda dengan yang ada di daerah lain. Sumber daya genetik buah-buahan lokal merupakan seluruh jenis dan varietas buah-buah-buahan yang telah

dikembangkan dan dibudidayakan di suatu daerah tertentu sehingga menjadi buah khas di daerah tersebut. Buah-buahan lokal adalah salah satu sumber daya genetik yang berpotensi besar yang belum digarap dalam rangka mewujudkan integrasi

pertanian dan pariwisata (Rai dkk, 2014).

Peraturan Daerah No. 3 tahun 2013 perlu direalisasikan agar plasma nutfah

sebagai sumber buah-buahan lokal Bali terlindungi dan pengembangannya dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya. Tindakan pengembangan dilakukan sesungguhnya merupakan salah satu kewajiban untuk menjaga keseimbangan dan

kesejahteraan alam, karena alam merupakan tempat dan sumber hidup untuk kehidupan manusia. Oleh karena itu, segala jenis sumber daya genetik yang

(22)

2

penting yang tersurat dalam Perda Perlindungan Buah Lokal tersebut adalah

perlunya Pemerintah Provinsi Bali melakukan permberdayaan dan perlindungan terhadap sumber daya genetik dan produk buah lokal melalui kegiatan integrasi

dengan pariwisata.

Buah lokal pulau Bali tersebar di seluruh kabupaten yang ada di Bali. Kabupaten Bangli merupakan kabupaten penghasil buah-buahan lokal yang belum

tereksplorasi dan terdata dengan baik. Penelitian ini akan mengidentifikasi buah-buahan hortikultura. Buah hortikultura adalah produk tanaman yang berasal dari

perkembangan berkelanjutan dari fusi serbuk sari dan putik yang dikonsumsi dalam keadaan segar dan tidak dapat disimpan dalam waktu lama (Wisnu,2011).

Identifikasi dan karakterisasi terhadap buah lokal yang ada di Kabupaten Bangli dilakukan secara eksplorasi. Eksplorasi adalah penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak (tentang keadaan), terutama

sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu. Data yang terkumpul diharapkan menjadi data base awal untuk perlindungan sumber daya genetik buah-buahan di Bali, khususnya di Kabupaten Bangli. Setelah terkumpulnya data buah-buahan

lokal di lapangan dilakukan pemetaan geografis sumber daya genetik sebagai dasar untuk perlindungan, pelestarian, dan pengembangan buah-buahan lokal di

Kabupaten Bangli.

Identifikasi dalam penelitian ini ialah mengidentifikasi sifat-sifat morfologi tanaman meliputi kanopi, batang, daun, bunga, dan buah. Karakterisasi

dalam penelitian ini mengidentifikasi karakter yang dimiliki oleh masing-masing buah-buahan, sehingga menjadi daya tarik dan dapat menjadi ciri khas yang

(23)

3

1.2 Rumusan Masalah

Masalah yang dapat dirumuskan berdasarkan uraian diatas adalah :

1. Belum adanya data mengenai jenis sumber daya genetik buah-buahan

lokal yang ada di Kabupaten Bangli.

2. Belum diketahui karakter morfologis dan agronomi, kegunaan, produksi, dan foto-foto sumber daya genetik buah-buahan lokal yang tersebar di

Kabupaten Bangli.

3. Belum adanya informasi yang akurat mengenai sebaran sumber daya

genetik buah-buahan lokal di Kabupaten Bangli.

1.3 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi jenis-jenis sumber daya genetik buah-buahan lokal yang ada di Kabupaten Bangli.

2. Menyusun profil sumber daya genetik buah-buahan lokal Kabupaten Bangli menyangkut karakter morfologis dan agronomi, kegunaan, produksi, dan foto-foto sumber daya genetik.

3. Menyusun peta geografis sebaran sumber daya genetik buah-buahan lokal di Kabupaten Bangli.

1.4 Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah hasil inventarisasi

keanekaragaman sumber daya genetik buah-buahan lokal dapat memberikan informasi tingkat keragaman, potensi pemanfaatan dan lokasi keberadaan buah

(24)
(25)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Buah-buahan Lokal

Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang peranan penting bagi pembangunan pertanian di Indonesia. Fungsi buah-buahan sangat penting bagi proses metabolisme tubuh karena mengandung

banyak vitamin dan mineral. Dewasa ini, masyarakat mulai memperhatikan untuk mengkonsumsi buah-buahan yang banyak mengandung zat gizi. Hal ini berarti

bahwa buah-buahan memiliki prospek yang cerah untuk dikembangkan. Pengertian buah dalam lingkup pertanian (hortikultura) adalah Hortikultura

berasal dari kata “hortus” (= garden atau kebun) dan “colere” (= to cultivate atau

budidaya). Secara harfiah istilah Hortikultura diartikan sebagai usaha membudidayakan tanaman buah-buahan, sayuran dan tanaman hias (Wisnu,2011).

Buah lokal Bali adalah semua jenis buah-buahan yang dikembangkan dan dibudidayakan di Bali. Produk buah lokal adalah semua hasil dan turunan hasil yang berasal dari tanaman buah lokal yang masih segar. Buah lokal meliputi dua

macam, pertama adalah buah yang varietas tanamannya asli Indonesia dan ditanam petani di Indonesia, kedua ialah buah yang varietas tanamannya dari

negara lain namun ditanam petani di Indonesia. Dengan demikian, buah lokal itu buah yang dihasilkan petani Indonesia terlepas dari mana asal varietasnya

(Hidayat, 2012).

2.2 Keanekaragaman Hayati Buah-buahan Lokal

Keanekaragaman hayati atau Biodiversity adalah kata yang belum lama

(26)

kemudian menjadi lebih bermakna setelah diperkenalkan oleh E.O.Wilson pada

tahun 1989 dalam buku dan tulisan ilmiahnya. Dalam perkembangan selanjutnya, kata ini kemudian menjadi sangat populer dan dipakai bukan saja oleh ahli

lingkungan, tetapi juga oleh peneliti, pemerhati lingkungan, penyandang dana, pendidik, ahli sosial, ekonomi, para pengambil kebijakan, dan banyak lagi orang

yang mengenal kata tersebut tetapi tidak mengetahui artinya (Supriatna, 2008).

Definisi keanekaragaman hayati yaitu kekayaan hidup di bumi, jutaan tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme, genetika yang dikandungnya, dan

ekosistem yang dibangunnya menjadi lingkungan hidup. Keanekaragaman hayati berkembang dari (1) keanekaragaman tingkat gen, (2) keanekaragaman tingkat jenis dan (3) keanekaragaman tingkat ekosistem. Keanekaragaman hayati perlu

dilestarikan karena di dalamnya terdapat sejumlah spesies asli sebagai bahan mentah perakitan varietas-varietas unggul. Kelestarian keanekaragaman hayati

pada suatu ekosistem akan terganggu bila ada komponen-komponennya yang mengalami gangguan. Gangguan terhadap komponen-komponen ekosistem tersebut dapat menimbulkan perubahan pada tatanan ekosistemnya (Drew and

Romig, 2013).

Bali memiliki kekayaan alam dan kekayaan hayati yang sangat melimpah

dan beragam yang harus dijaga, dilestarikan, dikembangkan, dan dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat. Undang-Undang Dasar Negara Republik

(27)

Tanaman buah adalah suatu kelompok jenis tanaman hortikultura selain

tanaman sayuran, tanaman bahan obat dan tanaman perkebunan yang keseluruhan atau bagian dari buahnya dapat dikonsumsi dalam keadaan segar maupun setelah

diolah. Keanekaragaman hayati tanaman buah telah berkembang di Bali, baik sebagai konsumsi masyarakat, maupun untuk sarana kegiatan keagamaan, bahkan secara turun-temurun buah lokal telah digunakan sebagai salah satu pelengkap

sarana dalam usada (pengobatan) di Bali.

2.3 Jenis-jenis Buah-buahan di Indonesia

Banyak jenis buah-buahan tropis dihasilkan di berbagai wilayah Indonesia namun, buah-buahan tersebut kebanyakan tersedia melimpah di pasar lokal hanya

pada saat panen raya. Sedikit jenis buah yang menempati pasar swalayan atau pasar dunia (internasional). Jenis buah-buahan tropis yang dipasarkan di pasaran internasional pada saat ini adalah Pisang, Nanas, Mangga, Alpukat, rambutan,

Markisa, sirsak, Jambu Biji, Belimbing, dan Manggis (Sunarjono, 2000).

Secara botani, buah dapat didefinisikan sebagai ovari matang dari suatu bunga dengan segala isinya serta bagian-bagian yang terkait erat dari bunga

tersebut. Oleh karena itu, buah terdiri atas bagian-bagian seperti dinding ovari atau pericarp (yang berdiferensiasi mejadi eksocarp, endocarp, dan mesocarp),

biji, jaringan plasenta, partisi, reseptakel, dan sumbu tangkai bunga. Berdasarkan jumlah penyusunnya, buah dapat diklasifikasikan atas beberapa kelompok, yaitu:

a) Buah sederhana, yaitu buah yang berkembang dari satu ovari. Buah

sederhana dikelompokkan lagi menjadi :

1. Buah sederhana berdaging (pericarpnya berdaging). Tipe buah demikian

(28)

2. Buah sederhana tidak berdaging (pericarpnya kering), yang dapat

digolongkan menjadi :

a. Golongan dehiscent (membuka dan menyebarkan biji pada saat

matang)

b. Golongan indehiscent (tidak membuka dan tidak menyebarkan biji pada saat matang)

b) Buah agregat, yaitu buah yang berasal dari beberapa ovari pada bunga yang sama, baik ovari tersebut bergerombol maupun menyebar pada satu

eseptakel, yang kemudian menyatu menjadi satu buah. Contoh buah tipe ini misalya pada tanaman stroberi (Fragaria vesca)

c) Buah majemuk, yaitu buah yang berasal dari beberapa ovari dari beberapa bunga, lalu menyatu menjadi satu massa. Contoh buah tipe ini misalnya pada tanaman Nanas (Ananas comosus). Berdasarkan asal tanaman

buah-buahan, maka tanaman dapat dikelompokkan menjadi dua sumber yaitu : a. Tanaman buah sub-tropik umumnya berasal dari daerah antara

230-400 Lintang, contoh : kasemak, pear.

b. Tanaman buah tropik berasal dari daerah khatulistiwa sampai 230 Lintang.Contoh: rambutan, durian, Manggis, duku, dan sebagainya.

Tanaman buah sub-tropik umumnya masih dapat dikembangkan di daerah

tropik seperti: daerah pegunungan (≥1000 meter di atas permukaan laut),

sedangkan tanaman buah tropik lebih sulit dikembangkan di daerah

(29)

2.4 Kendala dan Potensi Pengembangan Tanaman Buah-buahan di Bali

Walau Bali memiliki potensi besar di satu pihak, tetapi di pihak lain Bali juga menghadapi kendala dalam pengembangan usaha hortikultura, yang dapat

digolongkan menjadi kendala substansi dan kendala organisasi/kelembagaan. Kendala substansi terdiri dari:

1. Relatif sempitnya kepemilikan atau penguasaan lahan untuk usaha

hortikultura buah-buahan

2. Terbatasnya diversifikasi produk-produk agribisnis dan agroindustri

hortikultura, sehingga kurang mampu memenuhi pasar domestik dan pasar ekspor

3. Kualitas beberapa produk buah-buahan masih belum mampu menyesuaikan dengan tuntutan pasar domestik dan internasional

4. Kelangkaan kualitas sumberdaya manusia yang mempunyai kemampuan

memadai dalam menajamen agribisnis, teknologi pengolahan serta pengetahuan manajemen mutu

5. Belum maksimalnya dukungan pihak perbankan terhadap pengembangan

agribisnis hortikultura, baik dari aspek permodalan maupun suku bunga 6. Kurangnya kegiatan dan pengetahuan untuk menyiasati pasar (market

intelligence)

7. Kurangnya upaya promosi pasar di luar negeri

8. Kurangnya dukungan pemerintah untuk merangsang dan mempermudah

akses pasar.

Kendala organisasi atau kelembagaan meliputi :

(30)

2. Informasi pasar kepada petani secara asimetri akibat belum berfungsinya

lembaga-lembaga pemasaran

3. Upaya koordinasi intensif dalam membangun sistem informasi terpadu

belum banyak dilakukan

4. Iklim persaingan belum berkembang secara baik

5. Lemahnya manajemen pemasaran terutama di daerah pedesaan

6. Kurangnya asosiasi-asosiasi untuk setiap jenis komoditi buah-buahan di Bali (Syukron, 2012).

2.5 Perlindungan Buah-buahan Lokal

Peraturan Daerah Provinsi Bali nomor 3 tahun 2013 tentang perlindungan

buah lokal Pasal 1 ayat 8 yang berbunyi Perlindungan buah lokal adalah keseluruhan kegiatan perencanaan, arahan kawasan, usaha dan produk, informasi, penelitian dan pengembangan, pemberdayaan, pembiayaan, pengawasan dan

peran serta masyarakat. Keragaman fungsi dari tanaman dan produk buah tersebut merupakan potensi ekonomi yang sangat besar untuk menggerakkan roda perekonomian yang dapat menciptakan pendapatan, peluang usaha, kesempatan

kerja, serta keterkaitan hulu-hilir dan dengan sektor lain. Sehubungan dengan besarnya potensi ekonomi tersebut, diperlukan pengaturan penyelenggaraan

(31)

2.6 Identifikasi, Karakter Morfologi dan Agronomi Sumber Daya Genetik

Buah-buahan.

Identifikasi berarti mengungkapkan atau menetapkan identitas atau jati diri

suatu tumbuhan, dan dalam hal ini bertujuan menentukan namanya yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi. Identifikasi atau determinasi tumbuhan adalah pemberian atau penentuan nama ilmiah atau takson terhadap

spesimen tumbuhan yang belum diketahui nama ilmiah atau taksonnya.

Identifikasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Menyamakan dengan gambar-gambar pada buku atau majalah

2. Menggunakan kunci determinasi yang terdapat pada buku-buku misalnya Flora untuk sekolah di Indonesia

3. Menyamakan dengan tumbuhan hidup yang telah diketahui namanya di Kebun Raya atau Kebun Botani

Kunci identifikasi adalah suatu cara atau alat bantuan secara analitik atau susunan kalimat dimana pilihan dapat dilakukan antara dua keadaan yang berlawanan yang akan menghasilkan penerimaan salah satu pilihan dan penolakan

lainnya.

Identifikasi karakter morfologi disusun dengan melakukan pengamatan

terhadap karakter pohon (bentuk tanaman, percabangan, lebar kanopi, tinggi tanaman, tinggi batang), karakter daun (tipe daun, bentuk daun, panjang tangkai daun, panjang dan lebar helaian daun, warna daun), karakter bunga (tempat

tumbuh bunga, tipe bunga, susunan bunga, warna bunga, warna bagian-bagian bunga, panjang tangkai bunga, waktu berbunga, lama musim berbunga), karakter

(32)

berbuah, umur buah panen/waktu dari sejak bunga mekar sampai buah masak),

dan karakter biji (ada tidaknya biji, berat biji, warna biji, panjang dan lebar biji). Identifikasi karakter agronomi disusun dengan melakukan pengamatan terhadap,

umur berbunga, jumlah buah per pohon, jumlah bunga per pohon, hasil per pohon, dan berat per buah, waktu panen (Tjitrosoepomo. 1985).

2.7 LQ (Location quotient)

Metode Location Quotients merupakan suatu alat yang dapat digunakan dengan mudah, cepat, dan tepat. Karena sederhanaannya, teknik Location

Quotient dapat dihitung berulang kali dengan menggunakan berbagai perubahan acuan dan periode waktu. Analisis Location Quotient dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan merumuskan komposisi dan pergesaran sektor-sektor basis

suatu wilayah dengan menggunakan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai indikator pertumbuhan wilayah. Dalam analisis ini kegiatan ekonomi

suatu daerah dibagi menjadi golongan, yaitu :

1. Sektor Basis adalah kegiatan ekonomi yang melayani pasar di daerah itu sendiri maupun di luar daerah yang bersangkutan.

2. Sektor Non Basis adalah kegiatan ekonomi yang melayani pasar di daerah itu sendiri.

Adapun rumus untuk menghitung LQ, sebagai berikut : Xikj / Xkj

LQikj =

Xip / Xp

LQikj = LQ komoditas i di wilayah kecamatan Xikj = Output komoditas i di wilayah kecamatan

(33)

Xip = Output komoditas i di wilayah kecamatan

Xp = Total output/agregat komoditas sejenis di wilayah kabupaten LQ > 1 menunjukkan terdapat konsentrasi relatif disuatu wilayah dibandingkan

dengan keseluruhan wilayah. Hal ini berarti komoditas i di suatu wilayah merupakan sektor basis yang memiliki keunggulam komparatif.

LQ = 1 merupakan sektor non basis, artinya komoditas i disuatu wilayah tidak

memiliki keunggulan komparatif. Produksi komoditas yang dihasilkan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sendiri dalam wilayah itu.

LQ < 1. merupakan sektor non basis, artinya komoditas i disuatu wilayah tidak memiliki keunggulan komparatif, produksi komoditas i di wilayah itu tidak dapat

memenuhi kebutuhan sendiri dan harus mendapat pasokan dari luar wilayah. Komoditas yang menghasilkan nilai LQ > 1 merupakan strandar normatif untuk ditetapkan sebagai komoditas unggulan. jika banyak komoditas yang

menghasilkan nilai LQ > 1 maka derajat keunggulan komparatif ditentukan berdasarkan nilai LQ yang lebih tinggi di suatu wilayah, karena makin tinggi nilai LQ maka menunjukkan semakin tinggi pula potensi keunggulan komoditas

(34)

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 4 Konduktivitas termal benda padat pada temparatur tertentu.. Konduktivitas termal benda padat pada temperatur tertentu dapat dilihat pada Gambar 4. Dapat juga

Maka dari sini dapat dikatakan bahwa elemen hingga merupakan elemen diskrit dari suatu kontinum yang mana perilaku strukturnya masih dapat mewakili perilaku struktur

Kemampuan guru dalam menguasai materi dan metode penyampaian dalam pembelajaran merupakan hal yang penting agar menjadi transfer nilai dan ilmu serta ketrampilan dari guru

Model pembelajaran kooperatif merupakan teknik-teknik kelas praktis yang dapat digunakan guru setiap hari untuk membantu siswanya belajar setiap mata pelajaran, mulai

Dengan menggunakan metode ini ditemukan bahwa legenda Syekh Muhammad Arsyad al- Banjari telah membentuk karakter orang Martapura menjadi suka akan ilmu, peduli

Peubah yang diamati pada kelompok anak meliputi: bobot lahir, umur induk dari anak, umur sapih anak, rata-rata bobot sapih cempe betina dalam populasi anak, rata-rata

Kecepatan iris pisau tergantung pada jumlah putaran poros alat (n) dan garis tengah lingkaran alat (d) yang dapat dirumuskan :.. Setiap gesekan pisau memakan serpihan tatal

Berdasarkan dari pengolahan data dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa secara parsial ada pengaruh yang signifikan antara variabel