• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK. NORITA HANDAYANI, Persaingan Gulma Terhadap Pertumbuhan Tanaman. Bayam ( Amaranthus sp. ) (dibawah bimbingan Ibu Riama Rita Manulang )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK. NORITA HANDAYANI, Persaingan Gulma Terhadap Pertumbuhan Tanaman. Bayam ( Amaranthus sp. ) (dibawah bimbingan Ibu Riama Rita Manulang )"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

NORITA HANDAYANI, Persaingan Gulma Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bayam ( Amaranthus sp. ) (dibawah bimbingan Ibu Riama Rita Manulang )

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penyiangan terhadap pertumbuhan tanaman bayam ( Amaranthus sp).

Penelitian ini dilakukan selama dua bulan yaitu mulai dari tanggal 17 Desember 2007 sampai dengan 17 Februari 2008. Yang meliputi persiapan, penanaman, pemeliharaan, pengamatan, hingga pembuatan laporan.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa benih mulai berkecambah pada hari ke-5 setelah tanam Adanya gulma tersebut dapat menekan produksi bayam sampai mencapai 20% bila tidak disiang. Untuk pertumbuhan dan produksi tanaman bayam yang terbaik ialah yang diberi perlakuan penyiangan terlihat pada semua parameter yang diamati menunjukan hasil yang tertinggi dibandingkan tanpa perlakuan penyiangan.Yaitu tinggi tanaman rata-rata minggu pertama yaitu 4,5 cm, minggu kedua 9,13 cm, minggu ketiga 16,06 cm dan minggu keempat 23,9 cm. Begitu pula pada jumlah daun tanaman rata-rata minggu pertama 3 helai, minggu kedua 4 helai, minggu ketiga 6 helai dan minggu keempat 8 helai.

(6)

RIWAYAT HIDUP

NORITA HANDAYANI, lahir pada tanggal 27 Oktober 1987 di Samarinda. Merupakan anak ke tiga dari tiga bersaudara dari pasangan Achmad Djaha dan Penati.

Memulai pendidikan di Sekolah Dasar Negeri (SD) 034 INPRES, pada tanggal 19 Juli 1993 dan lulus pada tanggal 10 Juni 1999, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) PGRI 5 pada tanggal 19 Juli 1999 dan lulus pada tanggal 24 Juni 2002. Pada tanggal 06 Juli 2002 melanjutkan ke Sekolah Madrasah Aliyah (MA) Al-Mujahidin dan lulus pada tanggal 30 Juni 2005. Pendidikan Tinggi dimulai pada tahun 2005 di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan, Jurusan Pengelolaan Hutan.

Pada tanggal 1 Maret sampai dengan 1 Mei 2008 mengikuti kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kertanegara Kalimantan Timur.

(7)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala rahmat dan karunia-NYA maka karya ilmiah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Dalam pembuatan karya ilmiah ini terdapat berbagai pihak yang telah membantu didalam penyelesaiannya, karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan baik secara materil maupun moril.

2. Ibu Ir. Budi Winarni, M.Si selaku Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan.

3. Ibu Riama Rita Manulang, SP selaku dosen pembimbing yang telah membantu karya ilmiah ini.

4. Rekan-rekan mahasiswa yang membantu didalam penyusunan karya ilmiah seperti, Feru Yonaldo Sembiring, Fidli, Noor Huda, yang banyak memberi motifasi kepada penulis.

Penyusunan karya ilmiah ini sebagai salah satu persyaratan bagi penulis untuk menyelesaikan Studi Diploma III di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, dan penulis merasa dalam penulisan karya ilmiah ini banyak terdapat kekurangan oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun serta penulis berharap agar karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... ii

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... iv

DAFTAR GAMBAR... v

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tanaman Bayam... 3

B. Tinjauan Umum Tentang Gulma ... 8

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan waktu... 11

B. Alat dan Bahan... 11

C. Rancangan percobaan ... 11

D. Prosedur penelitian... 11

E. Pengambilan dan pengolahan data ... 12

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil... 13

B. Pembahasan... 14

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 17

B. Saran ... 17 DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR TABEL

No Tubuh Utama Halaman

1. Rata-rata jumlah daun tanaman bayam ( helai ) umur 1, 2, 3, 4 minggu setelah tanam ... 13 2. Rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman bayam (cm) umur 1, 2, 3, 4

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Hasil pengukuran jumlah daun dan tinggi tanaman bayam (Amaranthus sp.) minggu pertama... 20 2. Hasil pengukuran jumlah daun dan tinggi tanaman bayam (Amaranthus sp.) minggu kedua ... 21 3. Hasil pengukuran jumlah daun dan tinggi tanaman bayam (Amaranthus sp.) minggu ketiga... 22 4. Hasil pengukuran jumlah daun dan tinggi tanaman bayam (Amaranthus sp.) minggu keempat... 23

(11)

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Gambar pengukuran tinggi tanaman dengan penyiangan... 24

2. Gambar pengukuran tinggi tanaman tanpa penyiangan... 24

3. Gambar benih tanaman bayam... 25

4. Gambar gulma Setaria plicata (jambe – jambean)... . 25

5. Gambar gulma Elusine indica ( rumput belulang )... 26

(12)

I. PENDAHULUAN

Bayam merupakan salah satu jenis sayuran hijau yang banyak manfaatnya bagi kesehatan dan pertumbuhan badan, karena daunnya mengandung zat-zat gizi yang cukup tinggi seperti protein, mineral besi, kalsium dan vitamin. Tanaman bayam ini sangat mudah dikenali yaitu tanaman perdu yang tumbuh tegak, batangnya tebal berserat.

Berdasarkan cara pemanenannya jenis bayam dapat dibedakan menjadi bayam cabut dan bayam petik. Bayam cabut adalah bayam yang dipanen dengan cara dicabut pada seluruh bagian tanaman beserta akarnya, sedangkan bayam petik adalah bayam yang pemanenanya dilakukan dengan cara dipetik daun atau pucuk daunnya saja sehingga dapat dilakukan berulang kali sepanjang tanaman masih produktif.

Mengkonsumsi tanaman bayam dalam jumlah yang cukup memberikan manfaat yang besar. Kandungan vitamin A , B dan C dalam daun bayam bermanfaat bagi kesehatan kita.. Dengan demikian mengkonsumsi tanaman bayam secara cukup dapat menjaga kesehatan dan membantu pertumbuhan badan secara baik (Yusni B, 2000).

Gulma dalam tanaman budidaya yang tumbuh berdekatan dan bersamaan akan saling mengadakan persaingan. Dalam seluruh siklus hidup tanaman, persaingan gulma tidak selalu memberikan akibat negatif yang parah. Akibat negatif hanya pada siklus hidupnya saja, yang disebut dengan istilah periode kritis. Pada saat periode kritis tersebut adanya gulma sangat menganggu tanaman yang dibudidayakan. Gangguan tersebut hanya terjadi pada saat pertumbuhan dan hasil akhir. Dapat dikatakan bahwa gulma tidak harus dikendalikan pada seluruh siklus hidup tanaman. Paling sedikit peniadaan gulma di sekitar tanaman ialah pada saat periode kritis,

(13)

sehingga pengendalian gulma pada budidaya tanaman dapat lebih efektif dan efisien (Moenandir, 1990).

Gulma merupakan penyebab utama kehilangan hasil tanaman budidaya lewat persaingan untuk cahaya, air, nutrisi dan CO2. Mungkin dengan adanya pengendalian terus- menerus akan dapat merusak tanaman karena sentuhan mekanik dan dengan sendirinya akan dapat mengurangi hasil dan demikian seterusnya. Kehilangan hasil-hasil tersebut dapat pula di dekati dengan membandingkan hasil-hasil dari lahan bergulma dan bebas gulma.(Moenandir, 1993).

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh penyiangan terhadap pertumbuhan tanaman bayam (Amaranthus sp.)

Hasil yang diharapkan sebagai bahan informasi bagi petani sehingga pengendalian gulma pada budidaya tanaman bayam atau pada tanaman yang lain lebih ditingkatkan lagi agar persaingan antar unsur hara bisa dihindari.

(14)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tanaman Bayam 1. Taksonomi Tanaman Bayam

Menurut Rukmana Tanaman bayam (Amaranthus sp.) termasuk ke dalam : Divisi : Spermatophyta

Kelas : Angiospermae Sub kelas : Dicotyledonea Famili : Amaranthaceae Genus : Amaranthus Spesies : Amaranthus sp. 2. Botani Tanaman Bayam

Tanaman bayam memiliki sistem perakaran menyebar dangkal pada kedalaman antara 20-40 cm dan berakar tunggang. Batang tumbuh tegak, tebal, berdaging dan banyak mengandung air, tumbuh tinggi diatas permukaan tanah. Bayam tahunan mempunyai batang yang keras berkayu dan bercabang banyak (Yusni B, 2000).

Daun berbentuk bulat telur dengan ujung agak meruncing dan urat-urat daun yang jelas. Warna daun bervariasi, mulai dari hijau muda, hijau keputih-putihan, sampai berwarna merah.

Bunga bayam berukuran kecil, berjumlah banyak, terdiri dari daun bunga 4-5 buah, benang sari 1-4-5, dan bakal buah 2-3 bua h. Bunga keluar dari

(15)

ujung- ujung ketiak daun yang tersusun seperti malai yang tumbuh tegak.Tanaman ini dapat berbunga sepanjang musim. Perbanyakan tanaman ini dengan biji, biji bayam berukuran kecil dan halus, berbentuk bulat, dan berwarna cokelat tua mengkilap sampai hitam kelam. Namun ada juga bayam yang berbiji merah seperti bayam maksai.

Alat reproduksi (perbanyakan tanaman) umumnya secara generatif (biji). Dari setiap tandan (malai) bunga dapat dihasilkan ratusan hingga ribuan biji.

Pemanena n tanaman bayam dilakukan pada saat tanaman berumur 1-1,5 bulan, yang tingginya mencapai 20-30 cm. Dan pemanenan dengan cara tanaman dicabut beserta akarnya (Yusni B, 2000).

3. Syarat Tumbuh Tanaman Bayam a. Iklim

Kondisi iklim yang dikehendaki oleh tanaman baya m adalah daerah yang mempunyai suhu rata-rata 20 - 30 0C, sinar matahari langsung.Tanaman bayam ini dapat tumbuh di dataran rendah sampai tinggi dengan kisaran 5-2000 mdpl, curah hujan yang diperlukan yaitu 1000 - 2000 mm/tahun, dan kelembaban yang dibutuhkan ialah 60%.

b. Tanah

Tanah yang paling baik untuk tanaman bayam adalah jenis tanah subur, gembur dan banyak mengandung bahan organik. Pada tanah yang mengandung liat perlu pengelolaan lahan secara sempurna antara lain

(16)

pengolahan tanah yang cukup dalam serta penambahan pasir dan pupuk organik dalam jumlah besar. Serta pH tanah yang dibutuhkan antara 6 – 7. 4. Jenis-Jenis Bayam

a. Bayam Liar

Bayam ini tumbuh secara liar, dapat dijumpai di lahan- lahan kosong tak terurus, sebagai gulma di lahan pertanian, atau di tempat yang lembab, seperti di tepi selokan. Bayam ini dikonsumsi, tetapi rasanya agak getir sehingga lebih banyak digunakan sebagai obat atau bahan untuk kecantikan.

Jenis bayam liar ada 2 yaitu sebagai berikut :

a) Bayam tanah (A.blitum L.) mempunyai ciri utama terletak pada batang yang berwarna merah dan berduri. Daunnya berbentuk lancip dan kecil. Rasanya agak keras dan kasar.

b) Bayam berduri (A.spinosus L.) mempunyai ciri yang sama dengan bayam tanah yaitu daun kecil dan batang berwarna merah dan keras. Namun pada batangnya terdapat duri yang keluar dari buku-bukunya.

b. Bayam Budidaya

Jenis ini memang sengaja dibudidayakan untuk dikonsumsi karena rasa daunnya enak, empuk dan mempunyai kandungan gizi yang tinggi. Jenis bayam yang telah banyak dibudidayakan antara lain :

a) Bayam Cabut ( A. tricolor L.)

Bayam cabut disebut juga bayam sekul atau bayam putih. Dengan ciri daun agak bulat dengan daging yang tebal dan lemas. Pada pemanenan bayam ini dicabut bersama akarnya kemudian dijual dalam bentuk ikatan.

(17)

Adapun varietas unggul bayam cabut yang banyak ditanam yaitu : (a) Giti Hijau

Tanaman bayam ini tumbuh tegak dengan tinggi mencapai 25-30 cm. Bercabang banyak, bentuk batang bulat, halus dan berwarna keputih-putihan. Daun berwarna hijau dan berurat halus. Tanaman ini dapat dipanen pada umur 28 hari.

(b) Giti Merah

Tanaman bayam bercabang sedikit, tinggi tanaman 20-25 cm. Batang berwarna merah tua rata, bentuk bulat, langsing dan halus.Daunnya agak keras dan berurat halus. Tanaman ini dipanen pada umur 30 hari.

b) Bayam Petik/Bayam Tahunan ( A. hybridus L.)

Tanaman ini tumbuh besar dan tinggi mencapai 2 m. Tanaman ini berdaun lebar, berbatang tegap, rasanya getir dan agak keras. Bijinya berwarna hitam sampai putih. Beberapa jenis bayam petik ya ng ditanam antara lain :

1 ) Amaranthus hybridus var. caudatus L.

Daun agak panjang dengan ujung runcing dan berwarna hijau atau merah tua. Bunga dalam rangkaian panjang dan berkumpul pada ujung batang. Bayam ini disebut juga bayam ekor kucing.

2 ) Amaranthus hybridus var. paniculatus L.

Daun agak besar dan berwarna hijau. Rangkaian bunga besar, panjang, teratur dan tersebar di setiap ketiak daun (cabang).

Adapun varietas bayam petik lokal yang banyak ditanam antara lain :

(a) Bayam Maksi

Tanaman ini ha mpir tidak bercabang. Batang dan daun berwarna kekuning-kuningan. Bunga bergerombol di ujung batang.

(18)

(b) Bayam Raja

Tanaman bercabang banyak. Batang dan daun berwarna hijau kekuning-kuningan. (c) Bayam Skop

Tanaman bercabang cukup banyak. Batang berwarna kemerah- merahan. Daun berwarna hijau keputih-putihan.

(d) Bayam Betawi

Tanaman bercabang sedikit. Batng dan daun berwarna hijau tua. (e) Bayam Hijau

(19)

B. Tinjauan Umum Tentang Gulma

Gulma adalah rumah inang sementara dari penyakit atau parasit tanaman pertanian. Banyak parasit, penyakit dan hama yang tidak hanya hidup pada tanaman pertanian tetapi juga pada gulma khususnya yang secara taksonomi erat kaitannya. Gulma juga dapat menghambat kelancaran aktivitas pertanian dan mengurangi hasil panen. Adanya gulma juga dapat menyebabkan kesulitan dalam melakukan kegiatan pertanian misalnya pemupukan, pemanenan dengan alat-alat mekanis dan lain- lain.

Gulma yang selalu tumbuh di sekitar pertanaman mengakibatkan penurunan laju pertumbuhan serta hasil akhir. Adanya gulma tersebut membahayakan bagi kelangsungan pertumbuhan dan menghalangi tercapainya sasaran produksi pertanaman pada umumnya. (Moenandir, 1993).

Pengendalian gulma dilakukan pada saat tertentu yang apabila tidak diberantas pada saat itu akan benar-benar menurunkan hasil pertanian. Pengendalian gulma yang berkembang luas dan sulit dibasmi secara menyeluruh, bila dikerjakan akan memakan biaya yang cukup mahal dan hasil pertanian secara ekonomis menjadi tidak memadai (Moenandir, 1990).

Pengendalian gulma dapat dibagi dua macam yaitu :pengendalian secara manual atau mekanik dan pengendalian secara kimiawi, pengendalian secara mekanik ialah pengendalian gulma dengan mengandalkan kekuatan fisik atau mekanik salah satunya dengan cara pencabutan dengan tangan. Pengendalian gulma secara kimia yaitu pengendalian gulma menggunakan obat-obat kimia (Moenandir, 1990).

(20)

Pengaruh negatif gulma terhadap tanaman pertanian :

1. Mempunyai daya kompetisi yang tinggi. Alasan yang penting mengapa gulma dianggap merugikan manusia adalah daya kompetisinya yang tinggi dapat menurunkan hasil panen. Kompetisi ini dapat berupa kompetisi akan ruang, air, hara, maupun cahaya.

2. Sebagai rumah inang sementara dari penyakit atau parasit tanaman pertanian: banyak penyakit, parasit dan hama yang tidak hanya hidup pada tanaman pertanian tetapi juga pada gulma khususnya yang secara taksonomi erat kaitannya. 3. Menghambat kelancaran aktivitas pertanian. Adanya gulma dalam jumlah populasi yang tinggi akan menyebabkan kesulitan dalam melakukan kegiatan pertanian misalnya pemupukan, pemanenan dengan alat-alat mekanis, dan lain-lain.

4. Mengurangi mutu hasil panen seperti beberapa bagian dari gulma yang ikut terpanen akan memberikan pengaruh negatif terhadap hasil panen. Misalnya dapat meracuni, mengotori, menurunkan kemurnian, ataupun memberikan rasa dan bau yang tidak asli.

Kehadiran gulma di sekitar tanaman budidaya tidak dapat diletakkan, terutama bila lahan pertanaman tak dikendalikan. Persyaratan tumbuh yang hampir sama bagi gulma dan tanaman dapat mengakibatkan adanya asosiasi gulma disekitar tanaman budidaya. Gulma yang berasosiasi ini akan saling memperebutkan bahan-bahan yang dibutuhkannya, apalagi bila jumlahnya sangat terbatas bagi keduanya.

(21)

Sikap yang saling memperebutkan bahan yang sama-sama dibutuhkan antar gulma dan tanaman mengakibatkan timbulnya persaingan antar kedua tumbuhan tersebut. Cahaya, air, nutrisi adalah unsur utama yang selalu diperebutkan bagi dua jenis tumbuhan yang berbeda yang kedudukannya berdekatan (Sukman,2000).

Adapun keuntungan gulma bagi manusia yaitu : 1. Sebagai pakan ternak,

2. Sebagai bahan industri,

3. Sebagai pupuk bagi tanaman, dan 4. Mencegah terjadinya erosi pada tanah.

(22)

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Loa Bakung, waktu penelitian dilaksanakan selama 2 bulan terhitung sejak tanggal 17 Desember 2007 sampai dengan 17 Februari 2008.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan yaitu : parang, gembor, meteran, cangkul, kamera dan alat tulis menulis. Bahan yang digunakan yaitu : benih bayam dan air.

C. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian disusun dengan dua perlakuan dari tiap perlakuan menggunakan 15 benih tanaman.

S0 = tanpa disiangi

S1 = siangan bersih (total weeding)

D. Prosedur Penelitian

1. Pembuatan dua petak berbentuk persegi panjang dimana dengan jumlah benih yang akan ditanam sebanyak 30 benih tanaman. Diberi perlakuan yang berbeda untuk perlakuan tanpa penyiangan 15 benih dan untuk perlakuan penyiangan juga 15 benih.

(23)

2. Pada perlakuan dengan penyiangan dilakukan secara manual seminggu sekali sedangkan yang tanpa perlakuan tidak dilakukan penyiangan.

3. Penyiangan dilakuan pada saat setelah penyiraman, agar memudahkan dalam melakukan penyiangan tersebut.

4. Pengamatan dilakukan seminggu sekali yaitu dengan mengamati tinggi tanaman dan jumlah daun pada tanaman.

E. Pengambilan dan Pengolahan Data 1. Pengambilan data

Data yang diambil pada pengamatan ini adalah : a. Tinggi tanaman (cm)

Tinggi tanaman diukur dari batang tanaman. b. Jumlah daun (helai)

Dihitung berdasarkan jumlah helai daun yang sudah mekar sempurna. 2. Pengolahan data

Pene litian ini menggunakan rataan hitung sederhana dengan rumus yang digunakan adalah (Nugroho dkk, 1995)

x = n

x

?

Keterangan :

x = rata-rata hitung ? = jumlah

(24)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil 1. Perbedaan Pertumbuhan

Pada penanaman yang dilakukan pada tanggal 8 Januari 2008 dan benih mulai berkecambah pada hari ke 5 setelah tanam. Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa tanaman bayam dengan perlakuan (disiangi) tumbuhnya lebih baik dibandingkan dengan tanpa perlakuan (tidak disiangi). Perbedaan yang tampak dapat terlihat pada jumlah daun dan tinggi tanaman pada minggu ke 1 sampai minggu ke 4.

2. Parameter tanaman

a. Pengukuran jumlah daun tanaman.

Hasil pengamatan jumlah daun tanaman bayam (Amaranthus sp.) selama empat minggu dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 1. Rata rata pertumbuhan jumlah daun tanaman (helai) umur 1, 2, 3, 4 minggu setelah tanam

Minggu Perlakuan

1 2 3 4

S0 2 3 5 7

S1 3 4 6 8

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata julah daun tanaman bayam tertinggi ditunjukan pada perlakuan penyiangan yaitu pada minggu pertama rata-rata daun tanaman 3 hela i, minggu kedua 4 helai, minggu ketiga 6 helai minggu keempat 8 helai dan hasil terendah ditunjukan oleh perlakuan S0 (kontrol) pada minggu pertama rata-rata

(25)

tinggi tanaman 2 helai, minggu kedua 3 helai, minggu ketiga 5 helai minggu keempat 7 helai.

b. Pengukuran tinggi tanaman

Hasil pengamatan tinggi tanaman bayam (Amaranthus sp.) selama empat minggu dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2. Rata-rata tinggi tanaman umur 1, 2, 3, 4 minggu setelah tanam (cm). Minggu

Perlakuan

1 2 3 4

S0 4,4 7,26 13,06 22,8

S1 4,5 9,13 16,06 23,9

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata tinggi tanaman bayam yang diberi perlakuan dengan penyiangan lebih baik di banding dengan tanpa diberi perlakuan penyiangan.

B. Pembahasan

Rata-rata tinggi tanaman dan jumlah daun yang terbaik ditunjukkan oleh perlakuan S1 (disiangi) yaitu tinggi tanaman rata-rata minggu pertama yaitu 4,5 cm, minggu kedua 9,13 cm, minggu ketiga 16,06 cm dan minggu keempat 23,9 cm. Jumlah daun tanaman pada minggu pertama yaitu 3 helai, minggu kedua 4 helai, minggu ketiga 6 helai dan minggu keempat 8 helai. Sedangkan yang terendah ditunjukan oleh S0 yaitu tinggi tanaman minggu pertama 4,4 cm, minggu kedua 7,26 cm, minggu ketiga 13,06 cm dan minggu keempat 22,8 cm dan jumlah daun tanaman yaitu minggu pertama 2 helai, minggu kedua 3 helai, minggu ketiga 5 helai dan minggu keempat 7 helai.

(26)

Pada tanaman bayam yang diberi perlakuan penyiangan pertumbuhannya lebih baik seperti daunnya agak bulat dengan daun daging yang tebal dan lemas,bentuk batang bulat besar, berwarna hijau keputih-putihan, bercabang banyak. Sedangkan pada tanaman bayam yang tidak diberi perlakuan penyiangan pertumbuhannya tidak terlalu baik seperti daunnya melebar, tangkai daun kecil dan panjang, daging daun yang tipis, dan bercabang sedikit.

Semua perbedaan yang ada ini dikarenakan adanya persaingan antara tanaman dengan gulma, Adapun persaingan itu antara lain :

1. Persaingan Cahaya

Tanaman yang cepat tumbuh lebih tinggi akan memperoleh cahaya lebih banyak, sedangkan tumbuhan lain yang lebih pendek akan kurang memperoleh cahaya sehingga pertumbuhannya akan terhambat. Ini juga akan berpengaruh pada ukuran, bentuk serta kedudukan daun juga menentukan jumlah intensitas cahaya yang didapatnya.

2. Persaingan Air

Bila perakaran gulma dan tanaman ini sangat berdekatan dan bahkan saling berdesakan dalam keadaan kekurangan air, maka akan terjadi persaingan terhadap air. Ini dapat dilihat pada pertumbuhan bayam ini.

3. Persaingan Nutrisi

Apabila gulma tersebut tidak disiang maka hasil tanaman akan sedikit, karena gulma merupakan masalah penting diantara tanaman. Ini dapat dilihat dari pertumbuhan tanaman yang disiangi dan yang tak disiangi.

(27)

Adapun jenis gulma yang dominan pada tanaman bayam ini yang saya lakukan penelitian yaitu jenis Setaria plicata atau nama daerahnya jambe-jambean Gulma ini termasuk jenis gulma tahunan dengan ciri-ciri berdaun lanset, pinggiran daun kasar, permukaannya berbulu panjang, perbungaan malainya tegak dan rapat. Sedangkan gulma yang lainnya yaitu sejenis rumput belulang atau Elusine indica dan rumput bebek atau Echinochloa colonum.

Adanya gulma ini menghambat pertumbuhan dan hasil tanaman karena merupakan pesaing dalam memperoleh cahaya sinar matahari, air, nutrisi dan persaingan akan lebih besar lagi jika kerapatan populasi gulma lebih padat.

Dari perlakuan penyiangan gulma pada penanaman bayam dapat meningkatkan petumbuhan tinggi tanaman dan jumlah daun hal ini diduga karena dengan tidak adanya persaingan maka pertumbuhan akan semakin baik. Menurut Sukman, penyiangan yang teratur dan pengerjaan tanah yang tinggi akan menekan spesies-spesies gulma yang dapat mengganggu pertumbuhan dan produksi tanaman.

Menurut Moenandir, pengendalian gulma secara terpadu dapat menghindarkan persaingan unsur hara dalam tanah yang menjadi sumber makanan bagi tanaman.

(28)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Penyiangan gulma dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman bayam.

2. Dalam proses pengendalian gulma perlu diperhatikan bahwa gulma yang dikendalikan harus benar-benar bersih agar persaingan terhadap unsur hara bisa dihindari.

B. Saran

1. Sebagai informasi bagi petani bahwa penyiangan gulma harus dilakukan agar produksi tanaman dapat meningkat.

2. Penulis berharap penelitian ini nantinya bisa dilanjutkan bukan hanya pada tanaman bayam melainkan lebih spesifik ke tanaman perkebunan.

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1992. Sayur Komersial. Penebar Swadaya. Jakarta.

Moenandir , J. 1990. Pengantar Ilmu Pengendalian Gulma. Rajawali pers. Jakarta Moenandir , J. 1993. Ilmu Gulma Dalam Sistem Pertanian. PT. Raja Grafindo

Prada. Jakarta.

Nugroho, dkk. 1995. Rumus-Rumus Statistik Dan Penerapannya. Jakarta. Rukmana , R. 2003. Budidaya Tanaman Bayam. Kanisius. Jakarta Sutarno, H. 1997. Budidaya Bayam Biji. Bhratara. Jakarta.

Sukman, Y. 2000. Gulma Dan Teknik Pengendaliannya. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sunarjono, Hendro, 2003. Bertanam 30 Jenis Sayur. Jakarta. Yusni, B. 2000. Bayam. Penebar Swadaya. Jakarta.

(30)
(31)

Lampiran 1. Hasil perhitungan Jumlah Daun & Tinggi Tanaman Bayam (Amaranthus sp.) Pada Minggu ke – 1

Disiangi Tidak disiangi

S0 ? daun Tinggi tanaman S1 ? daun Tinggi tanaman U1 2 4 U1 2 4 U2 2 4 U2 2 4 U3 3 5 U3 2 4 U4 3 5 U4 2 4 U5 3 5 U5 2 4 U6 3 5 U6 2 4 U7 3 4 U7 2 5 U8 2 4 U8 2 5 U9 2 5 U9 2 5 U10 3 5 U10 2 5 U11 3 5 U11 2 5 U12 3 4 U12 2 4 U13 3 4 U13 2 4 U14 3 4 U14 2 5 U15 3 5 U15 3 4 X = 37/15 =2,46 68/15 =4,5 X = 31/15 =2,06 66/15=4,4

(32)

Lampiran 2. Hasil perhitungan Jumlah Daun & Tinggi Tanaman Bayam (Amaranthus sp.) Pada Minggu ke – 2

Disiangi Tidak disiangi

S0 ? daun Tinggi tanaman S1 ? daun Tinggi tanaman U1 4 10 U1 3 8 U2 3 8 U2 3 7 U3 4 10 U3 3 7 U4 4 10 U4 3 7 U5 4 10 U5 3 7 U6 4 10 U6 3 7 U7 3 8 U7 4 7 U8 3 8 U8 4 8 U9 3 8 U9 4 7 U10 4 10 U10 4 7 U11 4 10 U11 4 7 U12 4 9 U12 3 8 U13 3 8 U13 3 8 U14 4 9 U14 3 7 U15 4 9 U15 4 7 X = 56/15=3,73 137/15=9,13 X = 51/15=3,4 109/15=7,26

(33)

Lampiran 3. Hasil perhitungan Jumlah Daun & Tinggi Tanaman Bayam (Amaranthus sp.) Pada Minggu ke – 3

Disiangi Tidak disiangi

S0 ? daun Tinggi tanaman S1 ? daun Tinggi tanaman U1 5 15 U1 5 14 U2 5 14 U2 5 13 U3 5 16 U3 5 13 U4 6 16 U4 5 14 U5 6 16 U5 5 14 U6 6 16 U6 5 13 U7 6 15 U7 5 13 U8 6 15 U8 5 13 U9 7 17 U9 5 14 U10 7 17 U10 5 15 U11 7 16 U11 5 13 U12 6 17 U12 4 13 U13 7 17 U13 4 14 U14 7 17 U14 4 14 U15 7 17 U15 5 14 X= 93/15= 6,2 241/15=16,06 X= 72/15=4,8 204/15=13,6

(34)

Lampiran 4. Hasil perhitungan Jumlah Daun & Tinggi Tanaman Bayam (Amaranthus sp.) Pada Minggu ke – 4

Disiangi Tidak disiangi

S0 ? daun Tinggi tanaman S1 ? daun Tinggi tanaman U1 10 35 U1 9 27 U2 7 26 U2 6 26 U3 10 32 U3 6 26 U4 8 22 U4 6 22 U5 9 26 U5 8 25 U6 8 22 U6 7 24 U7 9 23 U7 6 20 U8 7 20 U8 6 23 U9 7 21 U9 6 21 U10 7 20 U10 7 25 U11 7 20 U11 6 20 U12 7 19 U12 5 17 U13 8 20 U13 5 17 U14 6 19 U14 6 24 U15 10 34 U15 6 26 X= 120/15=8 359/15=23,9 X= 95/15=6,3 343/15=22,8

(35)

Gambar 1. Gambar pengukuran tinggi tanaman dengan penyiangan

(36)

Gambar 3. Gambar Benih tanaman bayam

(37)

Gambar 5. Gambar Gulma Elusine indica ( rumput belulang )

Gambar

Tabel 1. Rata rata pertumbuhan jumlah daun tanaman (helai) umur 1, 2, 3, 4  minggu setelah tanam
Tabel 2. Rata-rata tinggi tanaman umur 1, 2, 3, 4 minggu setelah tanam (cm).
Gambar 4. Gambar Gulma Setaria plicata ( jambe -jambean )
Gambar 5. Gambar Gulma  Elusine indica ( rumput belulang )

Referensi

Dokumen terkait

Dari segi desain rancangan pengolahan air limbah, biaya pemakaian bahan kimia lebih kecil dibandingan dengan pengolahan air limbah yang telah ada, walaupun

Tidak memunculkan data pribadi, lokasi keberadaannya, aktifitas yang sedang dilakukan oleh para User WhatsApp Messenger pada fitur pada aplikasi WhatsApp Messenger

Pembentukan fasa kedua ini ditandai dengan perubahan struktur butir dendrit berbentuk granular menjadi bentuk struktur butir dendrit yang cenderung mengecil,

Daniek Medikawati, D1215015, Dampak Penggunaan New Media Terhadap Memudarnya Etika Perilaku Jawa Pada Kalangan Remaja Dalam Kehidupan Sehari-hari (Studi Kasus Dampak

Hasil wawancara dengan guru dan siswa pada kelas eksperimen yang dilakukan setelah penelitian menunjukkan bahwa guru menyetujui dengan meng- gunakan pembelajaran Model

Pengembangan kurikulum juga dipengaruhi oleh faktor pembangunan negara dan perkembangan dunia. Negara yang ingin maju dan membangun tidak seharusnya mempunyai

Sebagai pembuktian tiga generasi segaris ibu dilakukan konfirmasi urutan nukleotida dari sampel pasien DM tipe 2 yang mempunyai mutasi A3243G mtDNA dengan anak cucunya