• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA PENDAPATAN USAHA JASA PENGOLAHAN GULA MERAHEBU DI KILANG TEBU ZAHRATUL AZHAR KAMPUNG BLANG MANCUNG BARAT KECAMATAN KETOL KABUPATEN ACEH TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA PENDAPATAN USAHA JASA PENGOLAHAN GULA MERAHEBU DI KILANG TEBU ZAHRATUL AZHAR KAMPUNG BLANG MANCUNG BARAT KECAMATAN KETOL KABUPATEN ACEH TENGAH"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA PENDAPATAN USAHA JASA PENGOLAHAN GULA MERAHEBU DI KILANG TEBU ZAHRATUL AZHAR KAMPUNG BLANG MANCUNG BARAT KECAMATAN KETOL KABUPATEN ACEH TENGAH

Hikmah1, ,Sarah Simah Bengi

* Program Studi Agribisnis Universitas Gajah Putih Email :hikmahwantemas@gmail.com

ABSTRAK

Tebu merupakan salah satu komoditas pertanian yang berorientsi agribisnis serta merupakan bahan baku dalam pengolahan gula merah tebu (GTM), Tujuan penelitian untuk mengetahui biaya dan pendapatan usaha jasa pengolahan GTM di kilang Tebu Zahratul Azhar Kampung Blang Macung Barat Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis pendapatan, R/C Ratio dan Break Event Point (BEP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kilang tebu mengeluarkan biaya dalam usaha jasa pengolahan GTM sebesar Rp.2.682.251/bulannya, dengan hasil produksi dari jasa sewa sebanyak 720kg dan harga rata-rata 5.200/kg, sehingga penerimaan yang di peroleh sebesar Rp.3.744.000 dan pendapatan yang diperoleh Kilang sebesar Rp. 1.061.749/bulannya. R/C Ratio>1 yaitu 1.39 berarti kilang yang memproduksi GTM layak untuk di lanjutkan. Nilai BEP Penerimaan kilang tebu sebesar Rp.757.641, apabila penerimaan di bawah nilai BEP Penerimaan maka usaha jasa ini mengalami kerugian. Nilai BEP Produksi kilang tebu sebesar Rp. 515.8 kg sedangkan produksi dari upah sewa sebanyak 720kg, produksi gula merah tebu lebih besar dari BEP Produksi maka usaha ini layak di lanjutkan. Nilai BEP Harga kilang tebu sebesar Rp. 3.725/Kg dan harga gula merah tebu Rp.5.200/kg, berarti harga GTM lebih besar dari BEP Harga maka usaha ini layak di usahakan.

Kata Kunci : Jasa Pengolahan GTM, Pendapatan,Tebu. ABSTRACT

Sugar cane is one of the agribusiness-oriented agricultural commodities and is a raw material in processing brown sugar cane (GTM). The purpose of this research is to determine the costs and revenues of GTM processing services at the Zahratul Azhar Sugar Cane refinery in Blang Macung Barat, Ketol District, Central Aceh District. The analysis used in this study is the analysis of income, R / C Ratio and Break Event Point (BEP). The results showed that sugarcane refineries incurred costs in the GTM processing services business of Rp.2,682,251 / month, with production yields of 720kg rental services and an average price of 5,200 / kg, so that the revenue obtained was Rp.3,744,000 and the income earned by the refinery is Rp. 1,061,749 / month. R / C Ratio> 1 which is 1.39 means that the refineries that produce GTM are worth continuing. BEP value of sugar cane refinery acceptance is Rp.757,641, if the revenue is below the value of BEP, the service business suffers a loss. BEP value of sugar cane refinery production is Rp. 515.8

(2)

kg while the production of rental wages is 720kg, the production of brown sugar cane is greater than the BEP Production so this business is worth continuing. BEP Value The price of sugar cane refinery is Rp. 3,725 / kg and the price of cane brown sugar Rp.5,200 / kg, meaning that the price of GTM is greater than the BEP Price so this business is worth the effort.

Keywords: GTM Processing Services, Revenue. PENDAHULUAN

Tebu merupakan salah satu komoditas pertanian yang dapat digunakan untuk orientasi agribisnis dan dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk pengolahan gula merah tebu. Tebu termasuk dalam salah satu tanaman perkebunan semusim, karena siklus hidupnya hanya satu tahun sekali. Tidak semua daerah di Indonesia cocok untuk ditanami tebu, kondisi tanah yang baik bagi tanaman tebu adalah tanah yang tidak terlalu kering dan tidak terlalu basah.

Gula merah tebu adalah gula yang dihasilkan dari pengolahan air atau sari tebu melalui proses pemasakan sampai berwarna kecoklatan. Produksi gula merah tebu dilakukan dengan cara tradisional. Gula merah tebu dapat dimanfaatkan untuk pembuatan kecap, permen dan bumbu masakan.

Tabel 1. Jumlah home industri atau kilang tebu di kabupaten Aceh Tengah, Tahun 2017.

No Kecamatan Jumlah Kilang Tebu (Unit)

1 Linge -2 Atu lintang 1 3 Jagong jeget -4 Bintang -5 Lut tawar -6 Kebanyakan -7 Pegasing 1 8 Bies -9 Bebesen -10 Kute panang 5 11 Silih nara -12 Ketol 121 13 Celala -14 Rusip antara -Aceh Tengah 128

Sumber:Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2017

Dari tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2017 di Kabupaten Aceh Tengah home industri atau masyarakat setempat sering menyebutnya dengan kilang tebu terdapat sebanyak 128 kilang tebu, iantaranya tersebar di kecamatan Atu lintang, Pegasing, Kute panang, Ketol dan terbanyak terdapat di kecamatan Ketol yaitu 121 kilang, termasuk kilang tebu Zahratul Azhar yang terdapat di kampung Blang Mancung Barat Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah.

(3)

Penerimaan kotor kilang tebu didapatkandari hasil sewa jasa pengolahan gula merah tebu dikalikan dengan harga penjualan sedangkan pendapatan di terima dari penerimaan kotor dikurangi biaya produksi dalam pengolahan gula merah tebu, Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti tertarik untuk memilih judul :“Analisa pendapatan usaha jasa pengolahan gula merah tebu pada Kilang Tebu Zahratul Azhar Kampung Blang Mancung Barat, Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah”.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pendapatan usaha jasa pengolahan gula merah tebu di Kilang Tebu Zahratul Azhar Kampung Blang Mancung Barat, Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dari masalah yang telah di identifikasi di atas adalah Untuk mengetahui pendapatan usaha jasa pengolahan gula merah tebu di Kilang Tebu Zahratul Azhar Kampung Blang Mancung Barat, Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah.

Metode penelitian Tempat Penelitian

Penelitian di lakukan di Desa Blang Mancung Barat Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah yang dipilih secara sengaja (purposive sampling) dengan pertimbangan bahwa daerah ini merupakan salah satu sentral tanaman tebu dan pengolahan air nira tebu menjadi gula merah tebu.

Metode Penentuan Sampel

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah Kilang Tebu Zahratul Azhar Kampung Blang Mancung Barat Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Arikunto (2013:74). Untuk menentukan sampel sebagai responden dalam penelitian ini menggunakan sampel jenuh artinya semua tenaga kerja yang berada di Kilang Tebu Zahratul Azhar Kampung Blang Mancung Barat Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah.

Metode Pengumpulan Data

Untuk mendukung dan mendapatkan data yang berkaitan dengan penelitian maka data penelitian ini di peroleh dengan cara sebagai berikut :

a. Studi kepustakaan adalah mempelajari berbagai buku referensi serta hasil penelitian sebelumnya yang sejenis yang berguna untuk mendapatkan landasan teori mengenai masalah yang akan diteliti. (Sarwono 2006).

(4)

b. Metode interview merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat di konstruksikan makna dalam suatu topik tertentu Esterberg dalam Sugiyono (2013:231) .

c. Pengamatan adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang di diteliti. (Narbuko dkk, 2013:70)

d. Metode dokumentasi merupakan rekaman kejadian masa lalu yang tertulis atau tercetak dapat berupa catatan anekdot, surt, buku harian, dan dokumen-dokumen. (Suharsaputra, 2014:215)

Metode Analisis Data

Rumus untuk menghitung pendapatan pada Kilang Tebu Zahratul Azhar Kampung Blang Mancung Barat Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah adalah:

π = TR – TC

TR = PXQ

TC = TFC + TVC

Dimana :

= Pendapatan usaha jasa pengolahan gula merah tebu

TR = Penerimaan total penjualan gula merah dari upah jasa sewa (jumlah gula merah dikalikan harga yang berlaku)

TC = Biaya total yang dikeluarkan dalam usaha jasa pengolahan gula merah tebu.

Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut :

TR >TC, usaha jasa pengolahan gula merah tebu menguntungkan TR< TC, usaha jasa pengolahan gula merah tebu tidak menguntungkan TR= TC, usaha jasa pengolahan gula merah tebu tidak untung dan tidak rugi

Untuk mengetahui R/C Ratio home industri gula merah tebu di Kilang Tebu Zahratul Azhar Kampung Blang Mancung Barat Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah maka dianalisis dengan menggunakan rumus R/C Ratio yaitu : Menurut Usman dan Abdi (229:2006) dapat ditulis sebagai berikut :

RC Ratio = Keterangan :

R/C Ratio = Rasio penerimaan usaha jasa pengolahan gula merah tebu TR = Penerimaan Total usaha jasa pengolahan gula merah tebu TC = Biaya Total (total cost) usaha jasa pengolahan gula merah tebu Kaidah keputusan

Bila R/C Ratio > 1, maka dikatakan untung, layak untuk di usahakan Bila R/C Ratio = 1, maka impas (=BEP), masih layak untuk di usahakan Bila R/C Ratio < 1, maka dikatakan rugi, tidak layak untuk di usahakan

TR TC

(5)

Adapun rumus yang digunakan untuk mengetahui penerimaan pada Kilang Tebu Zahratul Azhar Kampung Blang Mancung Barat Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah yaitu :

TR = PXQ

Keterangan :

TR = Total Revenue, (penerimaan total, Rp) usaha jasa pengolahan gula merah

tebu

P = Price (harga gula merah tebu per kg)

Q = Quantitas (jumlah produk gula yang di hasilkan) Break Even Point

Mengetahui batasan nilai produksi atau volume produksi suatu usaha mencapai titik impas (tidak untung dan tidak rugi) maka dibutuhkan alat analisis BEP (Break Event Point) ini dapat ditulis yakni dengan menggunakan rumus :

1. BEP Penerimaan = Keterangan

FC = Fixed Cost (biaya tetap) yang dikeluarkan dalam usaha jasa pengolahan gula merah tebu

VC=Variable Cost (biaya variabel) yang dikeluarkan dalam usaha jasa pengolahan gula merah tebu

S = Nilai produksi/penerimaan yang dikeluarkan dalam usaha jasa pengolahan gula merah tebu

Kriteria

Jika penerimaan > BEP penerimaan, maka di katakan untung Jika penerimaan = BEP penerimaan, maka di katakan impas Jika penerimaan < BEP penerimaan, maka dikatakan rugi

2. BEP produksi Keterangan

TC = Total Cost (Biaya Total) yang di keluarkan kilang untuk usaha jasa pengolahan gula merah tebu

P = Price (Harga) penjualan gula merah tebu Kriteria

Bila produksi > BEP produksi, maka di katakan untung Bila produksi = BEP produksi, maka di katakan impas Bila produksi < BEP produksi, maka dikatakan rugi 3. BEP Harga TC P = TC Y = 1-FC VC S

(6)

Keterangan

TC = Total Cost (total biaya produksi) pengolahan gula merah tebu Y = Produksi gula merah tebu

Kriteria

Bila harga > BEP harga, maka dikatakan untung Bila harga = BEP harga, maka dikatakan impas Bila harga < BEP harga, maka dikatakan rugi Hasil dan Pembahasan

Biaya produksi dalam penelitian ini adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses jasa pembuatan gula merah tebu. Pada tabel 2 dapat di lihat jumlah dan rata-rata biaya produksi yang dikeluarkan dalam usaha jasa pengolahan gula merah tebu pada Kilang Tebu Zahratul Azhar Kampung Blang Mancung Barat Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah pada tabel 2 :

Biaya Tetap

(Rp) Biaya Variabel(Rp) Biaya TenagaKerja (Rp) Produksi (Rp)Total Biaya

272.751 1.329.500 1.080.000 2.682.251

Sumber : Data Primer di Olah Tahun 2019

Pada Tabel 2 dari hasil penelitian didapat jumlah total biaya produksi yang dikeluarkan selama proses produksi adalah sebesar Rp2.682.251/ Bulan.

Pada Tabel 3 diperoleh biaya penyusutan pada Kilang tebu Zahratul Azhar sebesar Rp 272.751, secara umum dapat dirincikan sebagai berikut :

No Nama Aset Jumlah (Unit) Penyusutan (Rp) 1 Penggilingan - Mesin giling 1 100.000 - Bak penampung 1 2.672 Selang 1 2.083 2 Pemasakan Kuali 8 13.333 Pengaduk 2 916 Drum 2 3.333 Bak pendingin 2 1.333 Timbangan 1 9.166 Garpu tangan 2 1.166 Stir/alat sorong 2 2.083

(7)

Sekop 2 11.666 3 Penunjang

Bangunan 1 125.000

Jumlah 24 272.751

Sumber : Data Primer Di Olah Tahun 2019

Berdasarkan tabel 3 biaya penyusutan alat pada Kilang Tebu Zahratul Azhar Kampung Blang Mancung Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh

Tengah perbulan yaitu berjumlah Rp.272.751.

Rata-rata biaya bahan baku pada Kilang Tebu Zahratul Azhar Kampung Blang Mancung Barat Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

No Jenis Bahan Baku Total Biaya (Rp) 1 Penggilingan

- Bensin 720.000

- Oli 117.000

- Air 30.000

2 Pemasakan

- Kulit tanduk kopi 247.500

- Tali rafia 30.000

- Karung 135.000

- Listrik 50.000

Jumlah 1.329.500

Sumber : Data Primer di Olah Tahun 2019

Dalam memproduksi gula merah bahan baku yang disediakan seperti kulit tanduk kopi, tali rafia, karung, bensin, oli, listrik dan air. Rata-rata biaya bahan baku yang di keluarkan Kilang Tebu Zahratul Azhar mencapai Rp.1.329.500 perbulannya. Pada tabel 4 dapat dilihat rata-rata biaya tenaga kerja pada Kilang Tebu Zahratul Azhar Kampung Blang Mancung Barat Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah berikut ini :

(8)

Sumber : Data Primer di Olah Tahun 2019

Biaya tenaga kerja penggilingan yang dikeluarkan oleh Kilang Tebu Zahratul Azhar Kampung Blang Mancung Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah selama sebulan untuk 2 orang pekerja yaitu sebesar Rp.1.080.000.

Hasil produksi dari jasa sewa keseluruhan pada Kilang Tebu Zahratul Azhar Kampung Blang Mancung Barat Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah sebelum dibagi dengan pemilik tebu batangan yang menyewakan jasa pengolahan mencapai 2.700kg/bulan. Dapat dilihat pada tabel 5.

Jumlah Tebu Batangan Jumlah Produksi (Kg)

21.500 2.700

Sumber : Data Primer di Olah Tahun 2019 Berikut rata-rata harga penjualan gula merah.

No Kualitas gula Harga (Rp)

1 Lose 5.200

2 Gula 1 bagus 5.200

3 Gula 1 5.200

4 Barang 5.200

Rata-rata 5.200

Sumber : Data Primer di Olah Tahun 2019

Berdasarkan tabel 5 di jelaskan bahwa kilang tebu ini menerima pendapatan kotor dari agen yang menentukan harga jual gula merah tebu ampalang dengan harga rata-rata Rp.5.200/kg.

Nilai produksi Kilang Tebu Zahratul Azhar Kampung Blang Mancung Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah dapat dilihat pada tabel 6.

Jumlah Tenaga Kerja (Orang) Biaya Tenaga Kerja Biaya Total (Rp) 2 540.000 1.080.000

(9)

Jumlah Produksi

(Kg) Upah sewa (Kg) Harga (Rp) Nilai Produksi (Rp)

2.700 720 5.200 3.744.000

Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2019

Jumlah produksi gula yang dihasilkan dari sewa Kilang Tebu Zahratul Azhar Kampung Blang Mancung Barat Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah rata-rata 720kg/bulannya, harga pada saat penelitian sebesar Rp.5.200/kg, penerimaan Kilang Tebu Zahratul Azhar Kampung Blang Mancung Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah mencapai Rp.3.744.000 /bulannya.

Rata-rata pendapatan Kilang Tebu Zahratul Azhar Kampung Blang Mancung Barat Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah dapat dilihat pada tabel 7 :

Sumber: Data Primer Diolah 2019

Jumlah pendapatan dari usaha jasa pengolahan gula merah tebu pada Kilang Tebu Zahratul Azhar Kampung Blang Mancung Barat Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah Rp.1.061.749 /bulannya. Pendapatan dapat dianalisa dengan beberapa rumus diantaranya analisis Revenue Cost Ratio dan Break Even Point (penerimaan, produksi dan harga).

Nilai R/C Ratio Kilang Tebu Zahratul Azhar Kampung Blang Mancung Barat Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah yang didapat berjumlah 1.39, dengan demikian Kilang Tebu Zahratul Azhar Kampung Blang Mancung Barat Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah dapat ditarik kesimpulan bahwa usahanya dinyatakan sangat menguntungkan untuk diusahakan.

Dari hasil analisis nilai yang harus di capai untuk BEP dalam penjualan gula merah tebu Kilang Tebu Zahratul Azhar Kampung Blang Mancung Barat Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah adalah sebesar Rp. 757.641, apabila dibawah nilai tersebut maka kilang tebu akan mengalami kerugian. Dari hasil perhitungan BEP produksi Kilang Tebu Zahratul Azhar Kampung Blang Mancung Barat Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah harus bisa

1. Penerimaan Rp. 3.744.000

2. Biaya produksi

- Biaya tetap Rp. 272.751 - Biaya variabel Rp.1.329.500 - Biaya tenaga kerja Rp.1.080.000

Total Biaya produksi Rp. 2.682.251

(10)

memproduksi dan menjual gula merah tebu sebanyak 515.8kg/bulan, dimana pada saat ini Kilang Tebu Zahratul Azhar telah memproduksi sebanyak 720kg/bulan dengan demikian Kilang Tebu Zahratul Azhar Kampung Blang Mancung Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah telah melewati BEP dan telah memperoleh laba. Pada BEP harga modal yang dikeluarkan Kilang Tebu Zahratul Azhar Kampung Blang Mancung Barat Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah sebesar Rp. 3.725/Kg.

Kesimpulan dan Saran Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa yang telah dilakukan peneliti, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Usaha jasa pembuatan gula merah tebu pada Kilang Tebu Zahratul Azhar Kampung Blang Mancung Barat Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah mengeluarkan biaya dalam usaha jasa pengolahan gula merah tebu sebesar Rp.2.682.251/bulannya, dengan hasil produksi dari jasa sewa sebanyak 720kg dan harga rata-rata 5.200/kg, sehingga penerimaan yang di peroleh sebesar Rp.3.744.000 dan pendapatan yang diperoleh Kilang Tebu Zahratul Azhar sebesar Rp. 1.061.749/bulannya.

2. R/C Ratio > 1 yaitu 1.39 berarti Kilang Tebu Zahratul Azhar Kampung Blang Mancung Barat Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah yang memproduksi gula merah tebu layak untuk di lanjutkan.

3. Nilai BEP Penerimaan kilang tebu sebesar Rp.757.641, apabila penerimaan di bawah nilai BEP Penerimaan maka usaha jasa ini mengalami kerugian.

4. Nilai BEP Produksi kilang tebu sebesar Rp. 515.8kg sedangkan produksi dari upah sewa sebanyak 720kg, produksi gula merah tebu lebih besar dari BEP Produksi maka usaha ini layak di lanjutkan.

5. Nilai BEP Harga kilang tebu sebesar Rp. 3.725/Kg dan harga gula merah tebu Rp.5.200/kg, berarti harga gula merah tebu lebih besar dari BEP Harga maka usaha ini layak di usahakan.

5.1 Saran

1. Kepada Kilang Tebu Zahratul Azhar Kampung Blang Mancung Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah agar dapat terus mengembangkan usahanya dan dapat meningkatkan volume pengolahan agar pendapatan meningkat.

2. Kepada pemerintah daerah setempat untuk dapat meningkatkan, serta memberi pembinaan dan pendampingan kepada kilang tebu yang berada di Kecamatan Ketol terutama Kilang Tebu Zahratul Azhar, sehingga dapat membantu mengatasi permasalah-permasalahan yang dihadapi baik dalam pengelolaan dan pemasaran hasilnya.

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2013.

(11)

Baridwan,Zaki.2010. Intermediate accounting. Yogyakarta

Bungi, Burhan, Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi : Format-Format Kuantitatif dan Kualitatif Untuk Studi Sosiologi, Kebijakan, Publik, Komunikasi, Manajemen, dan Pemasaran, Jakarta: Kencana Prenad Media Group, 2013.

Carter,Usry, 2004,Akuntansi Biaya, Salemba Empat, Jakarta

Dachlan M. A. 1984. Proses Pembuatan Gula Merah. Balai Industri Hasil Pertanian. Bogor.

Herjanto, Eddy, 2008, Manajemen Operasi Edisi Ketiga, Grasindo, Jakarta.

Jogiyanto, Hartono 2006, Analisis & Desain Sistem Informasi : pendekatan terstruktur teori dan praktek aplikasi bisnis, Andi Offset, Yogyakarta.

Jonathan, Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Graha Ilmu, Yogyakarta

M. Manullang, 2005, Dasar-Dasar Manajemen Yogyakarta: Gajah Mada Univ Press.

Mubyarto, 1979. Industri pedesaan. Yogyakarta

Mulyadi, 2005. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. Yogyakarta

Narbuko, Cholid dan Achmadi, Abu, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2013. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D, Bandung: CV.Alfabeta, 2013.

Nurlela,E. 2002. Kajian Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Warna Gula Merah. Skripsi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan

Prasetya, Hery dan Fitri Lukiastuti. 2009. Manajemen Operasi. MediaPressindo,Yogyakarta.

Pratama Rahardja dan Mandala Manurung, 2008, Teori Ekonomi Makro: Suatu. Pengantar, Lembaga Penerbit FE UI.

Pindyck, Robert S dan Daniel L. Rubinfeld, 2005, Microeconomics Sixth. Edition, Pearson Prentice Hall, New Jersey.

Rudianto. 2010. Akuntansi Koperasi. Jakarta : Erlangga

Siahaan. 1996. Pola Pengembangan Industri. Jakarta: Departemen, Perindustrian. Simanjuntak. 1998. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit FE UI.

Soekartawi, 2002, Analisis Usaha Tani, UI – Press, Jakarta. Soekartawi. 2006. Analisis Usaha Tani. Jakarta: UI Press. Soebroto R.S.H.1975, Tebu Rakyat, Bandung, Tarate Bandung.

(12)

Sugiono 2013, Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung

Suharsaputra, Uhar, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan, Bandung: PT. Refika Aditama, 2014.

Suratiyah, Ken. 2006. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sutardjo, Edhi, R.M., Budidaya Tanaman Tebu, (Malang, Bumi Aksara,.1994). Tasman, Aulia dan Havidz Aima. 2013. Ekonomi Manajerial dengan Pendekatan Matematis. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Tim Penulis PS, Pembudidayaan Tebu Di Lahan Sawah dan Tegalan. Jakarta,Penebar Swadaya, 1992.

Gambar

Tabel 1. Jumlah home industri atau kilang tebu di kabupaten Aceh Tengah, Tahun 2017.

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan skreening status T dengan berintegrasi dengan kegiatan massal lainnya (hari kartini, hari ibu, skreening IVA, dsb).. Advokasi kepada Pemerintah Daerah untuk

DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA Belanja Pakaian Kerja Lapangan Pengadaan Langsung 80.000.000 5 Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat dalam Menunjang TMMD atau N

Komoditas utama pemicu inflasi pada kelompok ini diberikan oleh tarif listrik yang pada bulan ini mengalami inflasi sebesar 7,05 persen dengan andil mencapai 0,18 persen..

Adapun hasil penelitian ini adalah bahwa akibat hukum jaminan hak atas tanah yang dialihkan kreditur tanpa sepengetahuan debitur, mengakibatkan hak atas tanah secara hukum sah

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perlakuan R2 (10 g temulawak/600 ml air) nyata (P&lt;0,05) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan R1 (10 g

Pengalaman usaha pembudidaya ikan memiliki hubungan yang nyata pada persepsi pembudidaya ikan terhadap kompetensi profesional sebesar -0,235. Hal ini artinya semakin lama

Jika dilihat dari hasil penelitian secara keseluruhan dapat diketahui bahwa pada umumnya siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal materi bilangan pecahan.

Dari selisih data (point) yang telah didapat maka dapat diambil kesimpulan untuk short circuit turn 1 pada fasa R- Ground pada gambar 12 perubahan selisih beda fasa