INDUSTRI ASURANSI JIWA
Bisnis.com, 20/3, Jiwasraya Ditargetkan Kuasai 40% Pasar Asuransi Jiwa
http://finansial.bisnis.com/read/20160320/215/529913/jiwasraya-ditargetkan-kuasai-40-pasar-asuransi-jiwa
Jiwasraya Ditargetkan Kuasai 40% Pasar
Asuransi Jiwa
Anggara Pernando Minggu, 20/03/2016 21:07 WIB
Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah menargetkan Badan Usaha Milik Negara PT Asuransi Jiwasraya menguasai 40% market industri asuransi jiwa di 2019.
De Jong Adrian, Direktur PT AsuransiJiwasraya, mengatakan untuk merealisasikan target ini pihaknya mengoptimalkan seluruh kapasitas perusahaan. Dia optimis target ini dapat direalisasikan.
"Di 2015 kami tumbuh 62%, tahun ini target kami dapat tumbuh 70%," kata De Jong di sela peluncuran Indonesia Marketeers Festival 2016 di Jakarta, akhir pekan lalu. Untuk merealisasikan target ini pihaknya telah menerapkan sejumlah strategi. De Jong mengatakan pihaknya memilih pasar yang tidak telalu ramai.
Pada saat industri ramai menyasar pasar unit-linked, Jiwasraya kata dia, memaksimalkan produk dwiguna yang memberikan kepastian imbal hasil dan perlindungan jiwa.
Strategi lain yang diterapkan yakni perluasan chanel distribusi, selain bermitra dengan perbankan pihaknya juga menyasar komunitas yang memiliki jaringan secara nasional.
"Untuk 2016 kami tengah penjajakan dengan sejumlah pihak ," kata De Jong. Dengan penambahan mitra ini, Jiwasraya menargetkan dapat meningkatkan pemasaran hingga 120%. Dia mengatakan pihaknya berharap dapat membukukan premi Rp11 triliun dari lini ini pemasaran lini perbankan dari capaian akhir 2015 sebesar Rp5 triliun lebih.
Perluasan chanel distribusi ini juga dengan meningkatkan tenaga pemasaran. Tahun ini pihaknya akan meningkatkan tenaga pemasaran dari saat ini lebih dari 100% yakni dari saat ini 13.000 tenaga pemasaran menjadi 27.000 di akhir 2016.
"Kami akan menambah 14.000 tenaga pemasar baru," katanya.
De Jong tidak menyebutkan target tenaga pemasar perusahaan hingga 2019. Akan tetapi dia memastikan pihaknya akan merekrut sesuai kebutuhan.
Sedangkan strategi terakhir yang diterapkan untuk jadi market leader ini adalah menghadirkan produk spesifik. De Jong menjelaskan pihaknya mencatat tingginya pertumbuhan keluarga muda membuat perusahaan menyesuaikan produk Jiwasraya dengan segmen ini. Selain itu perusahaan menyasar pasar tenaga aktif yang usianya menjelang pensiun.
"Segmen ini 7% dari tenaga kerja formal yang mencapai 14 juta orang," katanya.
Dia mengatakan produk spesifik ini memberikan hasil yang baik untuk perusahaan. Bahkan untuk pasar asuransi calon pensiunan ini pihaknya telah meraup Rp816 miliar dalam 1,5 bulan. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menargetkan perusahaan asuransi pelat merah baik umum maupun jiwa menguasai 40% industri. Untuk merealisasikan ini dilakukan sinergi antar perusahaan negara. Selain itu juga dilakukan penggabungan untuk usaha sejenis dengan membentuk holding.
GatotTrihargo, Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Survei dan Konsultasi Kementerian BUMN, menjelaskan peta jalan BUMN sektor jasa keuangan dan perbankan memuat rencana pembentukanholdingasuransi milik negara pada 2017.
Menurut dia, langkah tersebut diharapkan dapat memperkuat raihan pangsa pasar asuransi pelat merah yang hingga akhir tahun lalu baru di bawah 20%.
Gatot mengungkapkan penetrasi asuransi tersebut akan dikombinasikan dengan perbankan. Di sisi lain, ujarnya, ekspansi tersebut mensyaratkan adanya sebuah sistem teknologi informasi yang kuat.
Indopos.co.id, 21/3, Jiwasraya Yakini Strategi Dapat Penuhi yang Ditargetkan Pemerintah
http://www.indopos.co.id/2016/03/jiwasraya-yakini-strategi-dapat-penuhi-yang-ditargetkan-pemerintah.html
Jiwasraya Yakini Strategi Dapat Penuhi yang
Ditargetkan Pemerintah
BUMN | Uploader ARYO KURNIAWAN
JAKARTA, indopos.co.id – PT Asuransi Jiwasraya akan mengoptimalkan seluruh kapasitas perusahaan untuk merealisasikan target pemerintah kepada perusahaan asuransi pelat merah ini, yaitu agar menguasai 40 persen market industri asuransi jiwa sampai 2019. Untuk merealisasikan target ini, Jiwasraya telah pula menerapkan sejumlah strategi. Salah satunya memilih pasar yang tidak telalu ramai.
Direktur Pemasaran Asuransi Jiwasraya De Yong Adrian mengaku optimis target ini dapat direalisasikan. Pada saat industri ramai menyasar pasar unit-linked, kata dia, Jiwasraya memaksimalkan produk dwiguna yang memberikan kepastian imbal hasil dan perlindungan jiwa. Strategi lain yang diterapkan, lanjut Adrian, perluasan chanel distribusi. Selain bermitra dengan perbankan, maka menyasar juga komunitas yang memiliki jaringan secara nasional.
“Di 2015, kami tumbuh 62 persen. Tahun ini target kami dapat tumbuh 70 persen, dan untuk 2016 ini juga, kami tengah penjajakan dengan sejumlah pihak,” ungkap Adrian di sela peluncuran Indonesia Marketeers Festival 2016 di Smesco Tower, Jakarta, Minggu (20/3).
Dengan penambahan mitra ini, lanjut Adrian, Jiwasraya menargetkan dapat meningkatkan pemasaran hingga 120 persen. Jiwasraya berharap, kata dia, dapat membukukan premi Rp 11 triliun, dari lini pemasaran ini dan lini perbankan, capaian akhir 2015 sebesar Rp 5 triliun lebih.
“Perluasan chanel distribusi ini dengan meningkatkan tenaga pemasaran. Tahun ini, Jiwasraya akan meningkatkan tenaga pemasaran dari saat ini, yaitu lebih dari 100 persen atau dari saat ini 13 ribu tenaga pemasaran menjadi 27 ribudi akhir 2016. Kami akan menambah 14 ribu tenaga pemasar baru,” ungkapnya.
Namun Adrian tidak menyebutkan target tenaga pemasar perusahaan hingga 2019. Dia cuma memastikan akan merekrut sesuai kebutuhan. Sedangkan strategi terakhir yang diterapkan untuk jadi market leader ini, Adrian mengaku akan menghadirkan produk spesifik. Produk spesifik ini, kata dia, memberikan hasil yang baik untuk perusahaan. Bahkan untuk pasar asuransi calon pensiunan ini pihaknya telah meraup Rp 816 miliar dalam 1,5 bulan. “Kami mencatat tingginya pertumbuhan keluarga muda membuat perusahaan menyesuaikan produk Jiwasraya dengan segmen ini. Selain itu perusahaan menyasar pasar tenaga aktif yang usianya menjelang pensiun. Segmen ini tujuh persen dari tenaga kerja formal yang mencapai 14 juta orang,” klaimnya.
Seperti diketahui, Kementerian BUMN menargetkan perusahaan asuransi pelat merah baik umum maupun jiwa menguasai 40 persen industri. Untuk merealisasikan ini dilakukan sinergi antarperusahaan negara. Selain itu dilakukan penggabungan untuk usaha sejenis dengan membentuk holding. Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Survei dan Konsultasi Kementerian BUMN GatotTrihargo menjelaskan, peta jalan BUMN sektor jasa keuangan dan perbankan memuat rencana pembentukanholdingasuransi milik negara pada 2017. “Langkah tersebut diharapkan dapat memperkuat raihan pangsa pasar asuransi pelat merah yang hingga akhir tahun lalu baru di bawah 20 persen. Penetrasi asuransi tersebut akan dikombinasikan dengan perbankan. Di sisi lain, ekspansi tersebut mensyaratkan adanya sebuah sistem teknologi informasi yang kuat,” pungkasnya. (ers)
Kontan.co.id, 21/3, Pangsa Pasar Asuransi Syariah Bakal Stagnan
http://keuangan.kontan.co.id/news/pangsa-pasar-asuransi-syariah-bakal-stagnan
Pangsa pasar asuransi syariah
bakal stagnan
Senin, 21 Maret 2016 / 15:52 WIB
JAKARTA. Pangsa pasar alias market share industri asuransi syariah tahun ini
diperkirakan bakal stagnan. Sentiment positif bagi asuransi syariah terbilang terbatas,
sehingga pertumbuhan bisnis asuransi syariah diproyeksi tertahan.
Plt Ketua Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) Taufik Marjuniadi mengatakan,
perolehan premi asuransi syariah amat bergantung pada lembaga keuangan seperti
perbankan dan perusahaan pembiayaan (multifinance).
Jika berkaca pada kondisi tahun lalu, pertumbuhan bisnis dua sektor lembaga
keuangan tersebut menurun. Otomatis, dampaknya terasa bagi asuransi syariah.
Tahun ini, market share asuransi syariah diperkirakan di kisaran 6%. Artinya tidak ada
perubahan dibandingkan tahun lalu. Sekedar gambaran, market share asuransi syariah
pada 2015 sebesar 6,5%, sedangkan tahun 2014 di level 5,25%.
Taufik menyebut, tidak banyak sentiment positif bagi bisnis asuransi syariah tahun ini.
Kecuali, perusahaan melakukan diversifikasi. Sebab, katanya, industri otomotif saja
turun 20%, sehingga memukul asuransi umum syariah. Lalu, kredit bank syariah yang
pada 2014 bisa tumbuh 30%, namun pada 2015 hanya tumbuh 10% sehingga
berdampak pada perolehan asuransi jiwa. "Tahun ini, bank syariah targetkan tumbuh
10%, sudah bagus," papar Taufik, Senin (21/3).
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, aset asuransi syariah pada 2015 mencapai
Rp 26,51 triliun, naik 18% dibandingkan posisi 2014 sebesar Rp 22,36 triliun.
Reporter Mona Tobing Editor Dupla KS