• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PEMBIMBING ROHANI UNTUK MENGATASI KECEMASAN PASIEN KANKER PAYUDARA DI RS. KANKER DHARMAIS JAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI PEMBIMBING ROHANI UNTUK MENGATASI KECEMASAN PASIEN KANKER PAYUDARA DI RS. KANKER DHARMAIS JAKARTA"

Copied!
182
0
0

Teks penuh

(1)

1 Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos.)

Oleh Dwi Putri Julia NIM 11150520000031

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1441 H/2020 M

(2)

2 Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos.)

Oleh

Dwi Putri Julia NIM 11150520000031

Pembimbing

Abdul Azis, M.Psi NIDN: 0331 129201

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1441 H/2020 M

(3)
(4)

4 Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Dwi Putri Julia

Nim : 11150520000031

Dengan ini menyatakan skripsi yang berjudul: “STRATEGI PEMBIMBING ROHANI ISLAM UNTUK

MENGATASI KECEMASAN PASIEN KANKER

PAYUDARA DI RS KANKER DHARMAIS JAKARTA” adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunannya. Adapun kutipan yang ada dalam penyusunan karya ini telah saya cantumkan sumber kutipannya dalam skripsi. Saya bersedia melakukan proses yang semestinya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku jika skripsi ini sebagian atau keseluruhan merupakan plagiat dari karya orang lain. Demikian pernyataan dibuat untuk digunakan seperlunya.

Jakarta, 05, Agustus 2020

(5)

i

Rohani Islam untuk Mengatasi Kecemasan Pasien Kanker Payudara di Rs. Kanker Dharmais Jakarta”. Dibawah Bimbingan Abdul Azis, M.Psi

Seorang individu yang hidup di dunia pasti menjalani tiga keadaan penting: sehat, sakit, atau mati. Kehidupan sendiri selalu diwarnai oleh hal-hal yang saling bertentangan, yang saling berganti mengisi hidup tanpa pernah kosong. Sehat dan sakit merupakan warna yang selalu melekat dalam diri individu selama masih hidup. Individu yang dalam keadaan sakit selain mengeluhkan penderitaan fisiknya biasanya disertai dengan gangguan/goncangan jiwa dengan gejala ringan seperti stres sampai tingkat yang lebih berat. Setelah diagnosis penyakit, kecemasan merupakan respon yang umum terjadi. Pasien dapat kebingungan terhadap potensi perubahan yang terjadi. Kecemasan dapat mempengaruhi fungsi kesehatan. Kondisi kesehatan dapat menjadi lebih buruk jika seseorang memiliki kecemasan yang berlebihan.

Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui dan menganalisis Strategi pembimbing rohani islam bagi pasien untuk mengatasi kecemasan dan juga untuk mengatahui apa yang menjadi hambatan pembimbing rohani dalam mengatasi kecemasan pasien kanker payudara di RS. Kanker Dharmais Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi. Subjek penelitian terdapat 7 informan, yaitu terdiri dari 3 pasien kanker payudara, 3 significant others, 1 pembimbing rohani di RS. Kanker Dharmais Jakarta. Penelitian ini menggunakan 3 teknik pengumpulan data, yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan 3 teknik analisis data, yaitu: Reduksi Data ( Data Reduction ), Penyajian Data ( Data Display ), Penarikan Kesimpulan ( Conclusion Drawing ).

Hasil penelitian ini menjadi gambaran nyata bahwa dibutuhkan strategi bimbingan rohani yang sesuai di RS Kanker Dharmais, yang nantinya berdampak pada berkurangnya kecemasan yang dirasakan para pasien. Hasil dari penelitian diharapkan dapat menjadikan para penyuluh khususnya mahasiswa bimbingan dan penyuluhan Islam, semakin memahami kebutuhan para pasien dalam menyelesaikan permasalahannya psikologisnya, sehingga para pasien memiliki semangat hidup dengan berkurangnya rasa kecemasan pada diri mereka.

KATA KUNCI : Pasien, Kecemasan, Bimbingan Rohani, Strategi, Pembimbing Rohani

(6)

ii

Assalamua’laikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan pertolongan-Nya. Shalawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat dan para pengikutnya yang setia.

Setelah melalui proses yang panjang akhirnya penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi dengan judul “Stretegi Pembimbing Rohani Untuk Mengatasi Kecemasan Pasien Kanker Payudara di Rs. Kanker Dharmais Jakarta”. Sebagai tugas akhir dalam menepuh jenjang pendidikan S-1, untuk mendapat gelar Sarjana Sosial di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Ucapan terima kasih kepada kedua orang tua, Ibunda Hj. Suhaibatul Aslamiah yang sudah berada di syurganya Allah, walaupun raga nya mamah sudah tidak ada tapi penulis yakin mamah selalu menemani dimana pun penulis berada dan kepada Ayahanda Hifi Hanafi yang selama ini telah memberikan dukungan baik dari segi moril maupun materil, yang senantiasa ridho dengan langkah penulis, yang tidak pernah berhenti mengirimkan do’a dan tidak pernah habis membagi cinta, kasih sayang serta semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

(7)

iii menyelesaikan skripsi ini, kepada:

1. Suparto, M. Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Siti Napsiah, S.Ag., BSW, MSW. Selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr. Shihabudin Noor, M.A. selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, serta Drs. Cecep Castrawijaya, M.A. selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama.

2. Ir. Noor Bekti Negoro, SE. selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

3. Artiarini Puspita, M.Psi. selaku Sekertaris Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

4. Abdul Azis, M.Psi. selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberi arahan dan masukan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5. Artiarini Puspita, M.Psi. selaku Dosen Penasihat Akademik Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Kelas B, angkatan 2015.

6. Seluruh Dosen dan Staf dilingkungan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

(8)

iv

dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan fasilitas untuk mendapatkan referensi dalam menyusun skripsi. 8. Kakak saya yaitu Dewi Novianasari dan Khairul Habib

Mutaqien yang selalu memberikan dukungan serta semangat kepada penulis agar dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman teman semasa SMA dulu Bebe, Chika, Syalwa, Putra, Alika, Fakhri, dan Ayu yang selalu memberika semangat dan energi yang sangat positif kepada penulis agar dapat menyelesaikan skripsi ini.

10. Seluruh keluarga Bimbingan dan penyuluhan Islam angkatan 2015, senior dan junior atas dukungan dan do’a-do’anya kepada penulis.

Terakhir kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini. Dengan tidak mengurangi rasa horman kepada semua, penulis mengucapkan banyak terimakasih. Semoga Allah SWT memberikan yang terbaik kepada kita semua.

Jakarta, 05 Agustus 2019 Penulis,

(9)

v

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Batasan Masalah ... 14 C. Rumusan Masalah ... 16 D. Tujuan Penelitian ... 16 E. Manfaat Penelitian ... 17 F. Metodelogi Penelitian ... 18 G. Tinjauan Pustaka ... 27 H. Sistematika penulisan ... 29 BAB II 31 TINJAUAN TEORI ... 31 A. STRATEGI ... 31 1. Pengertian ... 31 2. Tahapan Strategi ... 33

B. BIMBINGAN ROHANI ISLAM ... 36

1. Pengertian ... 36

2. Fungsi Dan Tujuan Bimbingan Rohani Islam ... 38

C. KECEMASAN ... 43

(10)

2. Penyebab Kecemasan ... 45

3. Tipe Tipe Gangguan Kecemasan... 46

4. Macam-Macam Kecemasan ... 47

BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG RS. KANKER DHARMAIS JAKARTA ... 49

A. Sejarah Berdirinya ... 49

B. Profil Rumah Sakit Kanker Dharmais ... 50

C. Visi, Misi, Moto dan Falsafah ... 51

D. Tujuan di dirikannya Rumah Sakit Kanker Dharmais ... 52

E. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit Kanker Dharmais ... 53

F. Sarana RS Kanker Dharmais ... 54

G. Jenis Pelayanan Rumah Sakit Kanker Dharmais... 55

BAB IV DATA DAN TEMUAN ... 57

A. Karakteristik ... 57

1. Profil Pembimbing ... 57

2. Profil subjek terbimbing yaitu pasien kanker di RS Dharmais Jakarta ... 58

B. Gambaran prilaku kecemasan yang di alami pasien di RS. Kanker Dharmais Jakarta ... 65

1. Informan RA ... 65

2. Informan SR ... 67

3. Informan NM ... 69

C. Gambaran strategi yang digunakan oleh pembimbing ... 71

(11)

D. Gambaran kondisi pasien sebelum dan sesudah

mendapatkan bimbingan ... 73

1. Kondisi Pasien Sebelum Mendapatkan Bimbingan Rohani ... 73

2. Kondisi Pasien Setelah Mendapatkan Bimbingan Rohani ... 75

BAB V PEMBAHASAN ... 79

A. Analisis Kecemasan Pasien di RS Kanker Dharmais ... 79

B. Strategi Bimbingan Rohani Islam untuk Mengatasi Kecemasan ... 82

C. Analisis Hambatan yang Dialami Pembimbing Rohani ... 86 BAB VI PENUTUP ... 89 A. Kesimpulan ... 89 B. Implikasi ... 90 C. Saran ... 90 DAFTAR PUSTAKA ... 92 LAMPIRAN ... 96

(12)

viii

(13)

1 A. Latar Belakang

Perjalanan hidupnya di dunia, individu menjalani tiga keadaan penting: sehat, sakit, atau mati. Kehidupan sendiri selalu diwarnai oleh hal-hal yang saling bertentangan, yang saling berganti mengisi hidup tanpa pernah kosong. Sehat dan sakit merupakan warna yang selalu melekat dalam diri individu selama masih hidup.1

Individu yang sakit atau yang selanjutnya disebut pasien atau penderita adalah individu yang sedang menerima suatu yang secara lahiriyah tidak di sukai oleh dirinya atau keluarganya. Karena dengan sakit berbagai aktifitas dan rencana menjadi tertunda. Sakit yang diderita telah menyita waktu, pikiran, tenaga, perhatian, bahkan harta benda, sehingga penyakit menjadi beban sekaligus menakutkan, yakni takut kemudian mati dalam keadaan belum siap dengan amal kebajikan.2

Salah satu penyebab seseorang sakit di antaranya adalah faktor genetik dan fisiologis, usia, lingkungan fisik, dan gaya hidup. Faktor genetik dan fisiologis seperti kelebihan berat badan, dan seseorang dengan riwayat keluarga yang menderita penyakit diabetes beresiko mengalami penyakit 1 Tadjudin, Dokter Muslim: Kedokteran Islam Sejarah, Hukum dan Etika,

(Jakarta: UIN, 2010), h.87

2 Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Pendidikan Kedokteran,

(14)

tersebut dikemudian hari. Faktor usia seperti resiko terjadinya kecacatan saat lahir dan komplikasi kehamilan meningkat pada wanita yang melahirkan anak sesudah usia 35 tahun. Faktor lingkungan fisik seperti tempat tinggal yang tidak bersih, sistem penghangat atau pendingin ruangan yang buruk dan lingkungan yang padat dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya penyebaran penyakit. Faktor gaya hidup seperti makan yang berlebihan atau nutrisi yang buruk, kurang tidur dan istirahat, dan kebersihan pribadi yang buruk.3

Prof. T.A. Lambo, Direktur Kesehatan Jiwa WHO di dalam 9th Word Congress of Social Psychiatry di Paris, 1982, mengutarakan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan modernisasi merupakan faktor sosial ekonomi baru dalam bidang kesehatan. Kini masalah kesehatan tidak hanya menyangkut beberapa angka kematian (moralitas) atau angka kesakitan/penyakit (mordibilitas) melainkan mencakup ruang lingkup kehidupan yang lebih luas, yaitu faktor psikososial yang dapat dan merupakan stress kehidupan anggota masyarakat, yaitu: tidak ada jaminan sosial, pengangguran, penyalahgunaan obat/narkotika, penyalahgunaan minuman keras, kejahatan, kenakalan remaja, kemiskinan, bunuh diri, orang-orang lanjut usia, dan orang-orang dengan kelainan kepribadian.4

3 Potter dan Perry, Fundamental dan Keperawatan: Konsep, Proses dan

Praktik, (Jakarta: EGC, 2005), h.17

4 Dadang Hawari, Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa,

(15)

Perubahan-perubahan psikososial tersebut pada sebagian orang dapat merupakan beban atau tekanan mental yang disebut sebagai stesor psikososial. Apabila individu itu tidak mampu mengatasi stresor psikososial, yang bersangkutan akan mengalami penurunan kekebalan atau imunitas sehingga taraf kesehatan fisik maupun mental terganggu dan yang bersangkutan dapat jatuh sakit.5 Sekitar 80% dari penduduk mengeluh nyeri kepala, justru bukan disebabkan karna adanya kelainan organin melainkan lebih pada stres psikologik yang bersumber dari stresor psikososial/kehidupan sehari-hari.6

Individu yang dalam keadaan sakit selain mengeluhkan penderitaan fisiknya biasanya disertai dengan gangguan/goncangan jiwa dengan gejala ringan seperti stres sampai tingkat yang lebih berat.7 Setelah diagnosis penyakit, kecemasan merupakan respon yang umum terjadi. Pasien dapat kebingungan terhadap potensi perubahan yang terjadi. Kecemasan dapat mempengaruhi fungsi kesehatan. Kondisi kesehatan dapat menjadi lebih buruk jika seseorang memiliki kecemasan yang berlebihan.8

Suatu penyakit yang membutuhkan waktu pengobatan yang cukup lama dan membutuhkan dukungan sosial yang

5 Dadang Hawari, Manajemen Stress Cemas dan Depresi. (Jakarta:

FKUI, 2006), h.3.

6 Dadang Hawari, Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa,

(Jakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 1997),h.322.

7 Tadjudin, Dokter Muslim: Kedokteran Islam Sejarah, Hukum dan Etika,

(Jakarta: UIN, 2010), h.88

8 Aliah B.Purwakania Hasan, Pengantar Psikologi Kesehatan Islami,

(16)

berlebih dari berbagai pihak merupakan salah satu ciri dari penyakit yang penderitanya akan mengalami kecemasan. Penyakit kanker merupakan suatu penyakit yang disebabkan pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh tidak normal, menginfiltrasi/ merembes, dan menekan jaringan tubuh sehingga mempengaruhi organ tubuh. Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel pada jaringan tubuh yang mengalami mutasi dan perubahan struktur biokimia. Hingga sekarang, pengobatan kanker masih tidak memuaskan dikarenakan kecepatan kerusakan sel-sel kanker belum optimal dihadapi dengan terapi kimia.

Penyakit kanker menurut Sunaryati dalam jurnal yang ditulis oleh Cindy Aprillianie merupakan penyakit yang ditandai pembelahan sel tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis).9

Menurut sebuah penelitian, wanita memiliki risiko gangguan kecemasan hampir dua kali dibanding dengan pria. Peneliti dari University of Cambridge menyatakan bahwa banyak sumber daya untuk mempelajari gangguan yang diperkirakan dialami empat dari 100 orang, dan menyerang mereka pada usia di bawah 35 tahun ini.10

9 Cindy Aprillianie Wijaya, “Pengobatan Kanker Melalui Metode Gen

Terapi”, Jurnal Farmaka, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran Jawa Barat, vol 15, Nomer 1, tahun 2017.

10

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20160607151253-255-136424/kecemasan-wanita-dua-kali-lebih-tinggi-dari-pria diakses pada Senin 9 September 2019 pukul 20.20

(17)

Data Global Cancer Observatory 2018 dari World Health Organization (WHO) menunjukkan kasus kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia adalah kanker payudara, yakni 58.256 kasus atau 16,7% dari total 348.809 kasus kanker. Kanker serviks (leher rahim) merupakan jenis kanker kedua yang paling banyak terjadi di Indonesia sebanyak 32.469 kasus atau 9,3% dari total kasus.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan, angka kanker payudara di Indonesia mencapai 42,1 orang per 100 ribu penduduk. Rata-rata kematian akibat kanker ini mencapai 17 orang per 100 ribu penduduk. Sementara itu, angka kanker serviks di Indonesia mencapai 23,4 orang per 100 ribu penduduk. Rata-rata kematian akibat kanker serviks mencapai 13,9 orang per 100 ribu penduduk.11

Bagi penderita kanker stadium lanjut dimana tindakan operatif sudah tidak dapat dilakukan (inoperable) mempunyai problem tersendiri, kematian yang sudah menghadang didepan mata tidak bisa diabaikan. Tidak semua orang dapat menghadapi kenyataan dan mempunyai kekuatan mental yang tangguh, dan toleran menghadapi musibah yang sedang dialaminya.12

Individu dengan penyakit kronis sering menderita gejala yang melumpuhkan dan mengganggu kemampuan untuk

11

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/06/03/kasus-kanker-payudara-paling-banyak-terjadi-di-indonesia diakses pada Senin 9 September 2019 pukul 21.00

12 Dadang Hawari, Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa,

(18)

melanjutkan gaya hidup normal. Ketergantungan pada orang lain untuk mendapat perawatan diri rutin dapat menimbulkan perasaan tidak berdaya dan persepsi tentang penurunan kekuatan bathiniah. Individu mungkin kehilangan tujuan dalam hidup yang mempengaruhi kekuatan dari dalam yang diperlukan untuk menghadapi perubahan fungsi yang dialami.13

Penyakit atau cedera yang dialami dapat dipandang sebagai hukuman sehingga klien menyalahkan diri mereka sendiri karena mempunyai kebiasaan kesehatan yang buruk, gagal untuk mematuhi tidak kewaspadaan keselamatan, atau menghindari pemeriksaan kesehatan secara rutin. Konflik dapat berkembang sekitar keyakinan individu dan makna hidup. Individu mungkin mempunyai kesulitan memandang masa depan dan dapat terpuruk tidak berdaya oleh kedukaan.14

Kecemasan atau ketakutan pada penderita, dapat menyebabkan timbulnya stres psikis yang justru akan melemahkan respon imonologi (daya tahan tubuh) dan mempersulit proses penyembuhan diri bagi mereka yang sakit.15 Bagi pasien maupun keluarganya seringkali diliputi kecemasan dan ketakutan, rasa putus asa dan depresi. Kondisi kejiwaan yang demikian ini dapat diatasi tidak hanya dengan

13 Dadang Hawari, Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa,

(Jakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 1997),h.362

14 Potter dan Perry, Fundamental dan Keperawatan: Konsep, Proses dan

Praktik, (Jakarta: EGC, 2005), h.567

15 Tadjudin, Dokter Muslim: Kedokteran Islam Sejarah, Hukum dan

(19)

obat-obatan penenang anti cemas atau anti depresi, namun yang terpenting adalah dengan senantiasa mengingat Allah.16

Sakit dapat mengembalikan seorang hamba kepada Tuhan, serta memberikan peringatan atas maksiat yang dilakukannya, menyadarkannya dari kelainan, mengingatkan atas nikmat yang telah lalu dan yang akan datang, mengingatkan kepada saudara-saudaranya yang sedang tertimpa penyakit, mensucikan diri dari berbagai penyakit, sebagai nikmat dan anugrah Tuhan karena demikian banyak manfaatnya, sebagai gambaran tebal tipisnya iman.17

Sakit merupakan cobaan dari Allah kepada makhluk ciptaannya, yang dimaksudkanNya agar makhluk sekaligus sebagai khalifah agar bersabar menerima cobaanNya dan ingat kembali bahwa dirinya akan kembali kepada Allah.18 Ujian dapat berupa nafsu syahwati, kemiskinan, penyakit, rasa takut, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Ujian itu juga dapat terwujud dalam bentuk kekayaan, anak-anak, tubuh yang sehat, dan yang lainnya, baik dalam bentuk sesuatu yang disukai ataupun yang dibenci.

Sebenarnya, Individu akan selalu menghadapi ujian, baik dengan sesuatu yang menggembirakan dan disukainya atau sesuatu yang menyedihkan dan tidak diharapkan kedatangannya. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Anbiya ayat 35:

16 Dadang Hawari, Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa,

(Jakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 1997),h.23

17 Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahan, (Jakarta:

Maghfirah Pustaka, 2006), h.252

18 Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Pendidikan Kedokteran,

(20)























Artinya:” Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dann kebaikan sebagai cobaan (yang sebenarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.”

Spiritual seseorang akan mempengaruhi cara pandangnya terhadap kesehatan dilihat dari perspektif yang lebih luas. Fryback menemukan hubungan kesehatan dengan keyakinan terhadap kekuatan yang lebih besar, yang telah memberikan seseorang keyakinan dan kemampuan untuk mencintai.19

WHO (1984) telah menyempurnakan batasan sehat dengan menambahkan satu elemen spiritual (agama) sehingga sekarang ini yang dimaksud dengan sehat adalah tidak hanya sehat dalam arti fisik, psikologik dan sosial, tetapi juga sehat dalam arti spiritual/agama.20

Untuk itulah perlu adanya kegiatan keagamaan untuk membantu para pasien rawat inap dalam mengatasi kecemasan dalam menerima diagnosis atas penyakitnya, yang dapat membawa kejiwaan pasien lebih tenang dan bisa menerima dengan ikhlas atas penyakit yang dideritanya agar bisa membantu proses kesembuhan pasien. Salah satunya adalah dengan metode bimbingan rohani bagi pasien.

19 Potter dan perry, Fundamental dan Keperawatan: Konsep, Proses,

dan Praktik, (Jakarta: EGC,2005), h.13

20 Dadang Hawari, Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, (Jakarta: PT.Dana Bhakti Prima Yasa, 1997), h.12

(21)

Bimbingan Rohani Islam merupakan proses pemberian bantuan, pemeliharaan, pengembangan dan pengobatan rohani dari segala macam gangguan dan penyakit yang mengotori kesucian fitrah ruhani manusia agar selamat sejahtera dunia akhirat berdasarkan tuntunan Al-Quran, al-Sunnah dan ijtihad.21

Bimbingan rohani Islam adalah suatu usaha pemberian bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan, baik lahiriah maupun batiniah, yang menyangkut kehidupan masa kini dan masa mendatang. Bantuan tersebut berupa pertolongan dibidang mental dan spiritual, dengan maksud agar orang yang bersangkutan mampu mengatasi kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri, melalui dari kekuatan iman dan taqwa.22

Sudah jelas bahwa bimbingan keagamaan sangat diperlukan bagi pasien pasien terutama pasien yang berada di rumah sakit karena mereka mengalami berbagai kecemasan, biasanya sesuai dengan apa yang telah penulis lihat di Rs. Kanker Dharmais Jakarta hampir setiap pasiennya mengeluh baik itu karena penyakitnya ataupun karena takut tidak bisa melanjutkan kehidupannya dengan normal lagi seperti sebelum mereka di diagnosis suatu penyakit oleh dokter.

Hal tersebut di perkuat dengan tulisan yang ditulis oleh Erna Widi Astuti Program Studi Bimbingan Konseling Islam

21 Isep Zainal Arifin, 2015. Bimbingan dan Perawatan Rohani Islam di

Rumah Sakit (Bandung : Bimbar Pustaka), 1.

22 Arifin, H.M. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Dan Penyuluh Agama.

(22)

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Sekolah Tinggi Agama Islam Negri Purwokerto, yang hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa implementasi bimbingan rohani Islam dalam mengatasi kecemasan pasien pra operasi sangat di perlukan dimana petugas bimbingan rohani memberikan motivasi, dorongan baik dengan menceritakan kisah kisah nyata untuk membangkitkan semangat pasien untuk sembuh dan dengan adanya cerita tersebut dengan tujuan pasien akan mengintrospoeksi diri sehingga memiliki kemauan yang tinggi untuk sembuh dan selalu berbaik sangka pada Allah dan menerima cobaan yang di berikan oleh Allah dengan ridha shabar dan ikhlas. Selain itu petugas bimbingan rohani Islam juga mengingatkan pasien untuk selalu menjaga kesehatan (pola hidup sehat, istirahat, makan dan minum obat yang teratur, dan mendengarkan anjuran dari dokter). Dari hasil penelitian tersebut peneliti memadukan proses implementasi bimbingan rohani Islam dalam mengatasi kecemasan dengan cara mengatasi kecemasan menurut Ramiah yaitu: pengendalian diri, dukungan, tindakan fisik, istirahat yang teratur, mendengarkan musik, kosumsi makanan yang seimbang.23

Hal tersebut sudah jelas bahwa sebagai Pembimbing Rohani Islam sangat dibutuhkan demi mengurangi kecemasan

23 Erna Widi Astuti, Dalam skrpisi: Implementasi Bimbingan Rohani

Islam Dalam Mengatasi Kecemasan Pasien pra Oprasi di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga, (Jurusan Bimbingan

Konseling Islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Purwokerto), 2014, hal

(23)

pasien dengan memberikan berbagai materi-materi kerohanian terutama materi sabar yang memang akan di teliti untuk membimbing mereka agar dapat terus meningkatkan kesabarannya.

Hal tersebut pula diperkuat dengan tulisan yang ditulis oleh Andrey Nur Saputra Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang, yang hasil penelitiannya menunjukan bahwa peran bimbingan rohani Islam di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang dilakukan dalam bentuk: pertama, menumbuhkan rasa sabar dan ikhlas pada diri pasien cacat fisik sesuai materi yang disampaikan. Kedua, menumbuhkan rasa tenang pada diri pasien, serta menghilangkan rasa cemas pada diri pasien cacat fisik. Karena dengan adanya bimbingan rohani Islam pasien bisa tersugesti, lebih tenang, lebih sabar, dan mau berikhtiar serta bersemangat untuk cepat sembuh selain itu pasien cacat fisik juga selalu mamasrahkan dirinya kepada Allah swt. Saran yang dapat diberikan bagi petugas rohani adalah perlu meningkatkan wawasan, pengetahuan, dan ketrampilan tentang teknik-teknik bimbingan rohani agar layanan yang diberikan lebih berkualitas. Selain itu diperlukan juga penambahan personil petugas rohani dengan tenaga profesional agar pelayanan yang di berikan lebih komprehensif dan professional.24

24 Andrey Nur Saputra, Dalam Skripsi: Peran Bimbingan Rohani Dalam

Menangani Kecemasan Pasien Cacat Fisik Korban Kecelakaan (Studi Kasus di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang, (Fakultas Dakwah dan Komunikasi,

(24)

Allah telah memerintahkan manusia untuk selalu sabar dalam menghadapi segala musibah yang dihadapinya, baik itu ujian, cobaan, ataupun peringatan dari Allah. Karena jika sabar maka Allah akan menampakkan kebaikannya, dengan tujuan agar selanjutnya manusia bisa memahami kemaslahatan yang tersembunyi dibalik itu. Dalam hal ini bimbingan rohani Islam merupakan salah satu bentuk pelayanan yang diberikan kepada pasien untuk menuntun pasien agar mendapatkan keikhlasan, kesabaran dan ketenangan dalam menghadapi sakit.

Dalam diri kita sakit rohani dan jasmani sangat berkaitan karena ketika rohani kita sakit maka dampaknya dapat mengenai jasmani dan sebaliknya jika jasmani yang sakit maka rohaninya pun terkena dampaknya, berdasarkan hal tersebut maka pelayanan antara medik dan rohani sangat dipentingkan dan tidak bisa dipisah, oleh karena itu sebagai pembimbing kita harus lebih mengetahui keadaan pasien terlebih dahulu supaya ketika pemberian layanan sesuai dengan apa yang pasien derita.

Pasien yang berada di rumah sakit bisa dikatakan lebih penting diberi bimbingan karena kebanyakan mereka cemas, selain cemas karena keadaannya yang sakit merekapun cemas dan takut tidak dapat melanjutkan kehidupannya dengan normal seperti sebelum mereka di diagnosis suatu penyakit oleh dokter. Perawat rohani islam sangat penting dihadirkan karena dengan adanya peran rohani karena mengetahui akan

(25)

ranah dan metode seperti apa yang diberikan kepada pasien terutama pasien yang kurangnya bersabar dengan tujuan supaya dengan diberikannya bimbingan pasien tidak mengeluh lagi.

Pembimbing rohani berusaha meyakinkan klien bahwa berobat adalah ikhtiar dan ibadah bagi setiap orang yang sakit, akan tetapi kesembuhan hanya berada di tangan atau kekuasaan Tuhan. Untuk itu, jangan lupa meminta pertolongan (berdo’a) dan beribadah kepada-Nya agar diberika kesembuhan secepatnya.

Bimbingan rohani Islam mempunyai fungi sebagai pencegahan, membantu memecahkan masalah, membantu dan mengembangkan situasi dan kondisi yang sedang dihadapi oleh pasien. Dalam pelaksanaannya supaya bimbingan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan pasien, serta melihat bagaimana kemampuan yang berhubungan dengan apa yang diinginkan, yang semua dapat diterapkan pada bimbingan rohani islam di rumah sakit. Selain hal tersebut yang menjadi fungsi fundemental bimbingan rohani adalah membantu individu dalam memecahkan masalahnya sehingga tidak memungkinkan menjadi sebab munculnya masalah baru baginya.25

Pasien juga diberikan bimbingan bahwa setiap orang yang sakit bila individu bersabar, tabah, dan tawakal serta

25 Aenurrohim Faqih. Bimbingan Konseling Dalam Islam, (Yogyakarta:

(26)

selalu ingat (berdzikir) kepada Tuhan, niscaya dosa-dosa atau kesalahannya ketika sehat bisa diampuni Tuhan. Sebaliknya, bila ia tidak berlaku sabar atau buruk sangka kepada Tuhan, maka jiwanya merana atau semakin sakit mentalnya, bahkan bisa jadi akan bertambah banyak serta jauh dari kesembuhan.26

Maka diperlukan strategi pembimbing rohani untuk mengatasi kecemasan pada pasien kanker payudarah. Dengan melibatkan unsur rohani maka diharapkan dapat lebih efektif dalam mengatasi kecemasan para pasien kanker payudarah. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengetahui strategi pembimbing rohani islam yang dilakukan para rohaniawan di Rs. Kanker Dharmais dalam bentuk karya ilmiah yang berjudul “Strategi Pembimbing Rohani Islam untuk Mengatasi Kecemasan Pasien Kanker Payudara di Rs. Kanker Dharmais Jakarta”.

B. Batasan Masalah

Dalam sebuah penelitian diperlukan sebuah pembatasan masalah agar lebih terfokus pada apa yang ingin diteliti. Maka dari itu, penulis menuliskan batasan masalah yang berkaitan dengan masalah yang ingin diteliti adalah sebagai berikut: 1. Strategi adalah keseluruhan langkah

(kebijakan-kebijakan) dengan perhitungan yang pasti guna mencapai 26 M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (konseling) Islam,

(27)

suatu tujuan atau untuk mengatasi suatu persoalan.27 Strategi yang dimaksud penulis adalah Strategi yang dilakukan pembimbing rohani untuk mengatasi kecemasna pasien kanker payudarah.

2. Bimbingan rohani Islam adalah suatu usaha pemberian bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan, baik lahiriah maupun batiniah, yang menyangkut kehidupan masa kini dan masa mendatang. Bantuan tersebut berupa pertolongan dibidang mental dan spiritual, dengan maksud agar orang yang bersangkutan mampu mengatasi kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri, melalui dari kekuatan iman dan taqwa.28 Bimbingan Rohani Islam yang diberikan di Rs. Dharmais ialah metode langsung dan tidak langsung. Metode langsung berupa percakapan pribadi oleh Pembimbing dengan pasien dan metode tidak langsung melalui media massa berupa surat menyurat, pamflet, televisi, dll

3. Kecemasan merupakan perasaan tertekan dan tidak tenang serta berpikiran kacau dengan disertai banyak penyesalan. Hal ini sangat berpengaruh pada tubuh, sehingga tubuh dirasa menggigil, menimbulkan banyak keringat, jantung berdegup cepat, lambung terasa mual, tubuh terasa

27 Bintaro Tjokroamidjojo, Teori dan Strategi Pembangunan Nasional,

(Jakarta: Haji Masagung, cet. Ke-6, 1988) h.13

28 Arifin, H.M. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Dan Penyuluh Agama.

(28)

lemas.29 Kecemasan yang dimaksud oleh penulis disini adalah kecemasan akan tidak dapat melanjutkan kehidupannya setelah di diagnosis oleh dokter.

4. Fokus subjek pada penelitian ini adalah para pasien yang menderita penyakit kanker payudara.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatsan masalah di atas, maka penulisan merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu: 1. Bagaimana Strategi pembimbing rohani Islam untuk

mengatasi kecemasan pada pasien kanker payudara di RS. Kanker Dharmais Jakarta?

2. Apa hambatan pembimbing rohani dalam mengatasi kecemasan pada pasien kanker payudara di RS. Kanker Dharmais Jakarta?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pembatasan dan perumusan masalah di atas maka tujuan dari peneltian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis Strategi pembimbing rohani islam untuk mengatasi kecemasan pada pasien kanker payudara di RS. Kanker Dharmais Jakarta.

2. Untuk mengatahui apa yang menjadi hambatan pembimbing rohani dalam mengatasi kecemasan pasien kanker payudar di RS. Kanker Dharmais Jakarta.

29 Dr. Musfir bin said Az-zahrani, Konseling Terapi, (Jakarta,Gema

(29)

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari seluruh rangkaian kegiatan dan hasil penelitian adalah sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis :

a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran ilmiah yang dapat menambahkan pengetahuan dalam ilmu tentang Strategi pembimbing rohani islam dan kecemasan, terkait permasalahan kecemasan pada pasien dan bagaimana cara mengatasinya.

b. Dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya pada kajian yang sama tetapi pada ruang lingkup yang lebih luas dan mendalam di bidang Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

2. Manfaat akademik

a. Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan bagi khazanah ilmu pengetahuan tentang Strategi Pembimbing Rohani islam, khususnya untuk jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengenai Strategi Pembimbing Rohani Islam pada pasien dalam mengatasi Kecemasan.

3. Manfaat praktis

a. Bagi Rumah Sakit, dapat dijadikan pedoman untuk memberikan masukan-masukan terhadap strategi pembimbing rohani islam dalam mengatasi kecemasan.

(30)

b. Bagi Jurusan, penelitian ini dapat menambahkan koleksi kajian tentang Strategi Pembimbingan Rohani Islam pada pasien dalam menangani Kecemasan. c. Bagi Akademik, dapat menambah wawasan, informasi

dan pengetahuan tentang Strategi Pembimbingan Rohani Islam bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi khususnya di Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

F. Metodelogi Penelitian

1. Jenis dan Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualtitatif. Metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistic, dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.30

Pendekatan kualitatif dipilih karena penulis bermaksud memahami situasi sosial secara mendalam, menemukan pola, hipotesis dan teori. Secara sederhana menurut Bogdan dan Taylor mengatakan bahwa

30 Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT.

(31)

metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis.31

Konsep fenomenologi bermula dari pandangan Edmund Huserl yang meyakini bahwa sesungguhnya objek ilmu itu tidak terbatas pada hal-hal yang empiris (terindra), tetapi juga mencakup fenomena yang berada di luar itu, seperti, pemikiran, kemauan dan keyakinan sebjek tentang “sesuatu” di luar dirinya.32

Metode kualitatif digunakan bila:

a. masalah penelitian belum jelas, kompleks dan dinamis

b. untuk memahami makna dibalik data yang tampak c. untuk memahami interaksi sosial

d. memahami perasaan seseorang.33

Menurut penulis masalah yang diteliti bersifat kompleks dan dinamis, oleh karenanya dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif guna mengetahui lebih dalam secara fenomenologi permasalahan yang ada.

Oleh karna itu, penulis ingin mendeskripsikan Pasien penyakit kanker serta menganalisis Strategi Pembimbing Rohani Islam untuk mengatasi kecemasan 31 Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT.

Remadja Karya, 2007), h. 4.

32 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Yogyakarta:

Erlangga, 2009), h. 58.

33 Sofwatillah Amin, Dalam Skripsi: Dukungan Sosial dan Kemampuan

Penyesuaian Diri Remaja Suku Baduy Luar yang Bersekolah di Luar Baduy,

(jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), 2016, h.12.

(32)

pada pasien kanker payudarah di Rs. Kanker Dharmais Jakarta.

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Adapun lokasi penelitian skripsi ini RS. Kanker Dharmais Jakarta Alasan penulis memilih lokasi tersebut yaitu karena:

a. Rs. Kanker Dharmais Jakarta adalah salah satu Rumah sakit yang memberikan bimbingan rohani yang cukup intens bagi para pasien yang terkena penyakit. Sehingga ini bersangkutan atau berkaitan dengan apa yang ingin diteliti.

b. Lokasi penelitian mudah dijangkau oleh penulis, dengan demikian akan memudahkan penulis dalam mengumpulkan data penelitian.

Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 1 bulan, yaitu bulan Februari 2020.

3. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah semua orang yang menjadi sumber data atau informan yang dapat memberikan keterangan mengenai masalah penelitian.34 Untuk mendapatkan subjek penulis menggunakan teknik purposive sampling, merupakan teknik penentuan sampel

34 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pengantar, (Jakarta:

(33)

dengan pertimbangan khusus, mempunyai kriteria atau ciri-ciri tertentu sehingga layak dijadikan sampel.35

Adapun penentuan sampel yang diambil dalam penelitian ini memiliki kriteria atau ciri-ciri yang di inginkan penulis. Dalam hal ini yaitu, nantinya subjek akan dapat memberikan informasi terkait dengan penelitian yang penulis lakukan tentang Strategi Pembimbing Rohani Islam untuk mengatasi kecemasan pada pasien kanker payudarah di Rs. Kanker Dharmais Jakarta.

Kemudian setelah melalui teknik pemilihan subjek, penulis menetapkan pada beberapa kriteria dalam menentukan subjek penelitian dan yang mampu memberikan informasi, antara lain adalah: pasien kanker payudara yang pernah merasakan atau menerima bimbingan rohani.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tiga teknik pengumpulan data, antara lain sebagai berikut: a. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan berhadapan secara langsung dengan yang diwawancarai tetapi dapat juga diberikan daftar pertanyaan dahulu untuk dijawab pada kesempatan lain. Wawancara merupakan

35 Juliansyah Noor, Metologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan

Karya Ilmiah, (Jakarta: Kencana Predana Media Group, 2011), cet. ke-1, h.

(34)

alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya.36

Pada tahap ini penulis akan mendeskripsikan keseluruhan yang didapat dari hasil wawancara menggunakan teknik wawancara mendalam. Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan, menggunakan pedoman wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.

b. Observasi

Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari penulis baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek penelitian. Instrumen yang dapat digunakan yaitu lembar pengamatan, panduan pengamatan. Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi antara lain : ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan perasaan. Alasan penulis melakukan observasi yaitu untuk menyajikan gambaran realistis perilaku atau kejadian, menjawab pertanyaan, membantu mengerti perilaku manusia, dan evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu

36 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian : Skripsi, Tesis, Disertasi, dan

Karya Ilmiah, ( Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2012), cet. ke-2, h.

(35)

melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut.37

Adapun observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengamati kegiatan bimbingan rohani terhadap pasien secara langsung berupa partisipasi dalam aktivitas di tempat penelitian, dan dalam pengumpulan data penulis memilih beberapa subjek yang menjadi kriteria dalam penelitian ini. Penulis memilih untuk mengamati dan berinteraksi secara langsung terhadap subjek agar memperoleh data yang lebih sesuai.

c. Dokumen

Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia yaitu berbentuk surat, catatan harian, cendera mata, laporan, artefak, dan foto. Sifat utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada penulis untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam. Secara detail, bahan dokumenter terbagi beberapa macam, yaitu autobiografi, surat pribadi, buku atau catatan harian, memorial, klipping, dokumen pemerintah atau swasta, dan data tersimpan di web site.38 Penulis mendokumentasikan kegiatan bimbingan rohani 37 Juliansyah Noor, Metode Penelitian : Skripsi, Tesis, Disertasi, dan

Karya Ilmiah, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2012), cet. ke-2, h.

140.

38 Juliansyah Noor, Metode Penelitian : Skripsi, Tesis, Disertasi, dan

Karya Ilmiah, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2012), cet. ke-2, h.

(36)

terhadap pasien, serta mencari dokumen-dokumen tertulis lain yang relevan dengan kebutuhan penelitian. 5. Sumber Data

Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh39. Sumber data dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah tambahan.40 Sehingga sumber data dalam penelitian ini terdiri dari 2 (dua) sumber yang keduanya masing-masing menghasilkan data-data. Dalam penelitian kualitatif deskriptif sumber data yang diperoleh yaitu dari data primer dan sekunder.

a. Data primer

Data primer yaitu data yang langsung diperoleh dari para inrforman yang ada di Rumah sakit Dharmasi Jakarta pada waktu peneltian dilakukan. Data primer ini juga diperoleh saat penulis mengamati langsung dan wawancara kepada subjek.

b. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan dengan cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah literatur, artikel, jurnal, serta situs di

39 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek

Edisi Revisi 5, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), h. 107.

40 Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT

(37)

internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.41 Penulis dapat mengumpulkan data dari sumber-sumber yang ada, berupa data, dokumentasi, dan lain sebagainya.

6. Teknik Analisis Data

Dalam hal analisis data kualitatif, Bogdan menyatakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.42

Kemudian Susan Stainback, mengemukakan bahwa analisis data merupakan hal yang kritis. Analisis digunakan untuk memahami hubungan dan konsep dalam data sehingga hipotesis dapat dikembangkan dan dievaluasi.43 Untuk menganilisis data secara garis besar meliputi bagian-bagian sebagai berikut:

41 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D,

(Bandung: Alfabeta), 2009, cet. ke-8, h. 137.

42 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (

Bandung: CV. Alfabeta, 2014), h. 244.

43 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (

(38)

a. Reduksi Data ( Data Reduction )

Berarti merangkum, memilih hal-hal pokok dari data kasar yang diperoleh dilapangan. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah penulis untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, mencarinya bila diperlukan. Kemudian data yang diperoleh selama penelitian baik melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi kepada subjek ditulis dalam catatan yang sistematis.

b. Penyajian Data ( Data Display )

Miles dan Huberman (1984), menyatakan yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah teks yang bersifat naratif. Selanjutnya disarankan, dalam melakukan display data, selain dengan teks naratif, juga dapat berupa grafik, matrik, network (jejaring kerja), chart.

c. Penarikan Kesimpulan ( Conclusion Drawing )

Langkah ke tiga dalam analisis data menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Penarikan kesimpulan didasarkan pada reduksi data. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi

(39)

mungkin juga tidak, karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian di lapangan.44

G. Tinjauan Pustaka

Dalam upaya menghindari bentuk plagiat, penulis melakukan tinjauan kepustakaan di Perpustakaan Utama Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap beberapa skripsi yang memiliki kemiripan judul, diantaranya: 1. Sri Mulyanti, 1110052000036, Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam 2014, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul skripsi, “Metode Bimbingan Rohani Bagi Pasien Untuk Mengatasi Kecemasa Dalam Menerima Diagnosis Penyakit di Rs. Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa.” Dalam penelitian ini, peneliti berusaha mendeskripsikan tentang metode bimbingan rohani agar pasien dapat mengatasi kecemasan yang mereka alami setelah di diagnosis penyakit oleh dokter di Rs. Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa . Adapun hasil penelitian ini bahwa, bimbingan rohani bagi pasien untuk mengatasi kecemasan sangat berpengaruh bagi pasien, pasien sangat merasakan manfaat yang ditimbulkan dari bimbingan rohani yang diberika oleh pihak RS.

44 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (

(40)

Persamaan dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan peneliti skripsi ini adalah keduanya ingin mengetahu teori tentang bimbingan rohani dan kecemasan pasien. Hal yang membedakan ialah subjek ataupun sasaran penelitian dan tempat penelitian. Jika penelitian skripsi ini mempunya subjek yang lebih menyeluruh dan tidak fokus terhadap suatu penyakit, sedangkan penelitian yang dilakukan penulis mempunyai subjek lebih fokus yaitu pasien kanker payudarah.

2. Siti Nurjanah, 108051000016, Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam 2013, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul skripsi, “Strategi Bimbingan Agama dalam Membentuk Motivasi Berprestasi Pegawai di Kantor Kementrian Agama Kabupaten Bogor”. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha mendeskripsikan tentang strategi bimbingan agama dalam membentuk motivasi berprestasi berprestasi pegawai di Kantor Kemenag Bogor. Subjek yang diteliti yaitu Kepala Kantor Kemenag Bogor, Kepala Seksi Penamas dan 7 orang pegawai dari berbagai unit yang mengikuti pelaksanaan bimbingan agama di kantor Kemenag ini. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumantasi.

Persamaan dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan penelitian skripsi ini adalah keduanya

(41)

sama-sama membahas tentang stategi. Perbedaannya adalah variabel keduanya berbeda dan subjek penelitiannya berbeda.

3. Lisnawati, 106104003489, Jurusan Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negri Jakarta. Judul skripsi “Gambaran Wanita Post Mastektomi yang Mengalami Depresi di RS. Kanker Dharmais Jakarta”. Dalam penelitian kali ini peneliti bertujuan untuk menggali secara mendalam latar belakang wanita post mastektomi yang mengalami depresi dan faktor-faktor penyebab depresi pada wanita post mastektomi melalui pendekatan fenomenologis dan metode riset kualitatif dengan jumlah informan yaitu 4 pasien.

Persamaan dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan penelitian skripsi ini adalah keduanya sama-sama memilih Rs. Kanker Dharmais Jakarta sebagai tempat penelitiannya. Perbedaanya adalah bedanya subjek penelitian dan variabel penelitian.

H. Sistematika penulisan

Adapun teknik penulisan dalam skripsi ini, penulis berpedoman dan mengacu kepada buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”. Diterbitkan oleh CeQDA, Juni 2017, Cet. Ke-2. Penulisan skripsi ini terbagi kedalam enam bab

(42)

yang pada tiap-tiap babnya terdiri dari sub sub bab sebagai berikut:

Dalam penulisan skripsi diperlukan sistematika penulisan yang baik dan benar melalui aturan atau

BAB I PENDAHULUAN, Bab ini terdiri dari Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat, Tinjauan Kajian Terdahulu, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, Bab ini terdiri dari Landasan Teori, Kajian Pustaka, dan Kerangka Berfikir BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN,

Bab ini berisi tentang Gambaran Geografis, Historis, Sosial Budaya dan sebagainya.

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN, Bab ini berisi tentang uraian penyajian data dan temuan penelitian

BAB V PEMBAHASAN, Bab ini berisi uraian yang mengaitkan Latar Belakang, Teori, dan Rumusan teori baru dari penelitian.

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN,

(43)

31 A. STRATEGI

1. Pengertian

Stretegi berasal dari bahasa Yunani “strategeia” dari penggalan dua kata stratos yang artinya militer dan ag yang artinya memimpin. Kata strategi secara harfiah berarti “Seni pada jendral”. Strategi bisa juga diartikan sebagai suatu rencana untuk pembagian dan pengggunaan kekuatan militer dan material pada daerah-daerah tertentu untuk mencapai suatu tujuan tertentu.1

Pengertian diatas dikuatkan oleh Hari Murti Kridalaksana, dalam bukunya yang mengungkapkan bahwa strategi berarti siasat perang, haluan, kebijaksanaan dan akal atau budi daya.2

Sedangkan strategi menurut istilah di dalam KBBI memiliki makna sebagai rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.3

Banyak sekali para ahli yang mendefinisikan tentang pengertian strategi sehingga terjadi perbedaan diantara para ahli tetapi masih memiliki kesamaan pada substansinya. Berikut adalah pengertian dari beberapa para ahli :

1 Ziauddin Sardar, Tantangan Dunia Islam Abda 21, Terjemahan A.E

Priyono dan Ilyas Hasan, Bandung:Mizan, 1996), h.prakata

2 Hari Murti Kridalaksana, Kamus Sinonim Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Nusa Indah, 1981), h.173

3 Departemen pendidikan Nasional, cet.2, Kamus Besar Bahasa

(44)

a. Menurut Bintoro Tjokroamidjojo dan Mustapadidjaja, strategi adalah keseluruhan langkah (kebijaksanaan-kebijaksanaan) dengan perhitungan yang pasti guna mencapai suatu tujuan atau untuk mengatasi suatu persoalan.4

b. Menurut Onong Uchjana, strategi pada hakekatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai tujuan.5

c. Menurut Syarief Usman, bahwa strategi adalah kebijaksanaan dalam menggerakan dan membimbing seluruh potensi (kekuatan, daya dan kemampuan) bangsa untuk mencapai kemakmuran dan kebahagiaan.6

Dari beberapa definisi strategi di atas, penulis menyimpulkan strategi adalah suatu cara untuk melakukan rumusan dan penentuan rencana untuk mencapai tujuan yang diharapkan untuk tujuan jangka panjang. Secara umum strategi bisa dilakukan oleh suatu organisasi dalam merealisasikan pada kegiatannya, akan tetapi stratgei dapat dilakukan secara individu untuk mencapai tujuan yang diharapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

4 Bintaro Tjokroamidjojo dan Mustapadidjaja, Teori dan Strategi

Pembangunan Nasional, (Jakarta: Haji Masagung, cet.ke-6, 1988), h.13

5 Onong Uchjana Efendy, Ilmu Komunikasi Teory dan Praktek,

(Bandung: PT.Remaja Rosda Karya, 1999) h,32

6 Syarief Usman, Strategi Pembangunan Indonesia dan Pembangunan

(45)

2. Tahapan Strategi

Pencapaian strategi suatu organisasi merupakan suatu proses yang dinamis, agar terjadinya keberlangsungan dalam organisasi. Langkah awal yang perlu dilakukan dalam menyusun strategi yaitu dengan cara merumuskan stratgei, atau menyusun langkah awal. Sudah termasuk di dalamnya untuk pengembangan tujuan, mengenai peluang dan ancaman eksternal, menetapkan kelemahan dan kekuatan secara internal, menetapkan suatu objektifitas, menghasilkan strategi alternatif dan memilik strategi untuk dilaksanakan. Dalam perumusan strategi juga ditentukan suatu sikap untuk memutuskan, memperluas, menghindari, atau melakukan suatu keputusan dalam proses kegiatan, tahapan tersebut secara garis besar adalah sebagai berikut:7

a. Perumusan Strategi

Dalam hal ini adalah proses merancang dan menyeleksi berbagai strategi yang pada hakikatnya menuntun pada pencapaian misi dan tujuan organisasi. Strategi yang ditetapkan tidak dapat lahir begitu saja. Diperlukan suatu proses dalam memilih berbagai stratgei yang ada.

Menurut David Aeker, sebagaimana dikutip oleh Kusnadi terdapat beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam merumuskan atau memilih strategi, yaitu:

7 Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prehalindo,

(46)

1) Strategi harus tanggap lingkungan eksternal. 2) Strategi melibatkan keunggulan kompetitif.

3) Strategi harus sejalan dengan strategi lainnya yang terdapat di dalam organisasi.

4) Stratgei menyediakan keluwesan yang tepat terhadap bisnis dan organisasi.

5) Strategi secara organisasional dipandang layak (wajar).8

Setelah memilih strategi yang ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah melaksanakan strategi yang telah di tetapkan tersebut. Dalam tahap pelaksanaan strategi yang telah dipilih sangat membutuhkan komitmen dan kerja sama dari seluruh unit, tingkat dan anggota organisasi.

b. Analsis lingkungan

Analisis lingkungan merupakan proses awal menetapkan strategi yang bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai yang mempengaruhi kinerja lingkungan dan organisasi. Secara garis besar analisis suatu organisasi mencakup dua komponen pokok yaitu analisis lingkungan internal dan analisis lingkungan eksternal. Adapun proses ini dikenal dengan analisis SWOT (Streinght, Weakness, Oportunity, Threats).

Tujuan utama dilakukannya analisis lingkungan internal dan eksternal suatu organisasi adalah untuk

8 Kusnadi, Pengantar Manajemen Strategi, (Malang: Universitas

(47)

mengidentifikasi peluang yang harus segera mendapatkan perhatian serius dan pada saat yang sama organisasi menentukan beberapa kendala ancaman yang perlu diantisipasi.9

Hasil dari analisis SWOT akan menggambarkan kualitas dan kuantifikasi posisi organisasi yang kemudian memberikan rekomandari berupa pilihan strategi generik serta kebutuhan atau modifikasi sumber daya organisasi.10

c. Implementasi Strategi

Setelah merumuskan dan memilih strategi yang ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah melaksanakan strategi yang ditetapkan tersebut. Dalam tahap pelaksanaan strategi yang telah dipilih sangat membutuhkan komitmen dan kerjasama dari unit, tingkat dan anggota organisasi. Dalam pelaksanaan strategi, maka proses formulasi dan analisis strategi hanya akan menjadi impian yang jauh dari kenyataan. Implementasi strategi bertumpu pada alokasi dan pengorganisasian sumber daya yang ditampakan melalui penempatan struktur organisasi dan mekanisme kepemimpinan yang dijalankan besama budaya perusahaan dan organisasi.11

9 Amrullah dan Sribudi Cantika, Manajemen Startejik, (Yogyakarta:

Graha Mada, 2002), h.127

10 M.Ismail Yusanto dan M.Karebet Widjajakusuma, Pengantar

Manajemen Syariat, (Jakarta: Khairul Bayaan, 2002), h.83

11 Ismail Yusanto dan M.Karebet Widjajakusuma, Manajemen Strategis

(48)

d. Evaluasi Strategi

Tahap akhir stategi adalah evaluasi implementasi strategi. Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan yang telah di capai dapat di ukur kembali untuk menetapkan tujuan berikutnya. Evaluasi menjadi tolak ukur strategi yang akan dilaksanakan kembali oleh suatu organisasi dan evaluasi sangat diperlukan untuk memastikan sasaran yang dinyatakan telah dicapai.12

B. BIMBINGAN ROHANI ISLAM 1. Pengertian

Bimbingan rohani Islam adalah suatu usaha pemberian bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan, baik lahiriah maupun batiniah, yang menyangkut kehidupan masa kini dan masa mendatang. Bantuan tersebut berupa pertolongan dibidang mental dan spiritual, dengan maksud agar orang yang bersangkutan mampu mengatasi kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri, melalui dari kekuatan iman dan taqwa.13

Bimbingan rohani Islam dalam definisi orang lain adalah kegiatan yang didalamnya terjadi proses bimbingan dan pembinaan rohani kepada pasien dirumah sakit, sebagai upaya menyempurnakan ikhtiar medis 12 S.P Siagian, Manajemen Modern, (Jakarta: Masagung, 1994), h.21 13 Arifin, H.M, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Dan Penyuluh Agama,

(49)

dengan ikhtiar spiritual. Dengan tujuan memberi ketenangan dan kesejukan hati dengan dorongan dan motivasi untuk tetap bersabar, bertawakal dan senantiasa menjalankan kewajiban sebagai hamba Allah.14

Yahya mendefinisikan bimbingan rohani Islam sebagai suatu pelayanan bantuan yang diberikan perawat rohani Islam kepada pasien atau orang yang membutuhkan yang sedang mengalami masalah dalam hidup keberagamaanya, ingin mengembangkan dimensi dan potensi keberagamaanya seoptimal mungkin, baik secara individu maupun kelompok, agar menjadi manusia yang mandiri dan dewasa dalam beragama, dalam bimbingan akidah, ibadah, akhlak dan muamalah, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan keimanan dan ketaqwaan yang terdapat dalam al-Qur‟an dan Hadist.15

Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian Bimbingan Rohani Islam secara umum adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu berdasarkan ajaran Islam agar individu mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT, sehingga dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Sedangkan pengertian Bimbingan Rohani Islam dirumah

14Salim.Samsudin, Bimbingan Rohani Pasien Upaya Mensinergritaskan

Layanan Medis dan Spiritual di Rumah Sakit. (Semarang: Kumpulan Makalah

Seminar Nasional.RSI Sultan Agung dan Fakultas Kedokteran Unisula,2005) h.1

(50)

sakit adalah salah satu bentuk pelayanan yang diberikan kepada pasien untuk menuntun pasien agar mendapatkan keikhlasan, kesabaran, dan ketenangan dalam menghadapi sakitnya, dalam rangka mengembangkan potensi dan menyadari kembali akan eksistensinya sebagai makhluk Allah SWT, agar dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

2. Fungsi Dan Tujuan Bimbingan Rohani Islam a. Fungsi Bimbingan Rohani Islam

Manusia hidup tidak lepas dari suatu masalah. Adapun ukurannya kecil atau besar tidaklah sama. Untuk dapat menemukan pemecahan tersebut pasti ada jalan keluarnya. Dengan demikian bimbingan rohani Islam merupakan tujuan umum dan tujuan khusus, sehingga dapat dirumuskan fungsi bimbingan Islam itu sebagai berikut:

1. Fungsi preventif yaitu membantu individu menjaga atau mencegah timbulnya masalah bagi dirinya.

2. Fungsi kuratif yaitu membantu individu memecahkan masalah yang sedang dihadapi atau dialami.

3. Fungsi presertatif yaitu membantu individu menjaga agar situasi dan kondisi yang semula tidak baik menjadi baik dan kebaikan itu bertahan lama.

(51)

4. Fungsi pengembangan yaitu membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi kondisi yang telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik sehingga tidak memungkinkanya menjadi sebab munculnya maslah baginya.16

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan rohani Islam mempunyai fungi sebagai pencegahan, membantu memecahkan masalah, membantu dan mengembangkan situasi dan kondisi yang sedang dihadapi oleh pasien. Dalam pelaksanaannya supaya bimbingan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan pasien, serta melihat bagaimana kemampuan yang berhubungan dengan apa yang diinginkan, yang semua itu dapat diterapkan pada bimbingan rohani islam di rumah sakit.

Selain hal tersebut yang menjadi fungsi fundemental bimbingan rohani adalah membantu individu dalam memecahkan masalahnya sehingga tidak memungkinkan menjadi sebab munculnya masalah baru baginya.

b. Tujuan Bimbingan Rohani Islam

Telah diungkapkan fungsi dari bimbingan rohani Islam. Maka untuk melengkapinya harus ada tujuan yang harus dicapai dari bimbingan rohani Islam, adapun tujuannya dalam usaha untuk berjalan dengan

16 Aenurrohim Faqih. Bimbingan Konseling Dalam Islam, (Yogyakarta:

(52)

baik serta terarah dan dapat memotivasi agar berhasil sesuai dengan di inginkan, diantara tujuan Bimbingan Rohani Islam adalah sebagai berikut:

1) Membantu individu agar tidak menhadapi masalah.

2) Membantu individu mengatasi masalah yang sedang dihadapinya.

3) Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang baik agar tetap baik atau yang telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak akan menjadi sumber masalah bagi dirinya dan orang lain.17

Anwar Sutoyo dalam Bukunya Bimbingan dan konseling Islami menjelaskan bahwa tujuan Bimbingan Rohani Islam adalah sebagai berikut: 1) Agar orang sadar bahwa manusia tidak ada yang

bebas dari masalah, oleh sebab itu manusia wajib berihtiar dan berdoa agar dapat menhadapi masalahnya secara wajar dan agar dapat memecahkan masalahnya sesuai dengan tuntunan Allah SWT.

2) Agar orang yakin bahwa Allah SWT. Adalah penolong utama dalam segala kesulitan.

17 Aenurrohim Faqih. Bimbingan Konseling Dalam Islam, (Yogyakarta:

(53)

3) Agar orang sadar bahwa akal dan budi serta seluruh yang dianugrahkan oleh tuhan itu harus di fungsikan sesuai dengan ajaran Islam.

4) Memperlancar proses pencapaian tujuan pendidikan nasional dan meningkatkan kesejahteraan hidup lahir batin serta kebahagiaan dunia akhirat berdasarkan ajaran Islam.

5) Sasaran Bimbingan Rohani adalah individu, baik dalam untuk membantu pengembangan potensi individu, baik membantu pengembangan potensi individu maupun memecahkan masalah yang dihadapinya.18

Menurut Adz-Dzaky tujuan bimbingan rohani Islam adalah sebagai berikut:

1) Untuk menghasilkan sesuatu perubahan, perbaikan, kesehatan, kebersihan jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang dan damai (mutmainah), bersikap lapang dada dan menjadi taufik dan hidayah tuhanya.

2) Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan dan kesopanan tingkah laku yang dapat memberi manfaat bagi diri sendiri, lingkungan sosial dan alam sekitarnya.

3) Untuk menghasilkan kecerdasan (emosi) pada individu sehingga muncul dan berkembang rasa

18 Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islami, (Semarang : Cipta

(54)

toleransi, kesetiakawanan, tolong menolong, dan rasa kasih sayang.

4) Untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada individu sehingga muncul dan berkembang rasa keinginan untuk berbuat taat kepada Allah SWT, serta tabah dalam menerima ujian-Nya.19

Dari berbagai pendapat tentang tujuan dari bimbingan rohani Islam adalah untuk menuntun orang Islam dalam rangka memelihara dan meningkatkan ajaran agamanaya. Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa fungsi dan tujuan bimbingan rohani Islam adalah membantu individu untuk mewujudkan dirinya menjadi manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan di dunia manupun di akhirat dan tujuan membantu individu menghilangkan faktorfaktor yang menimbulkan gangguan jiwa.

Dengan demikian akan memperoleh ketenangan hidup dalam dirinya. Disamping itu individu tersebut dapat dibantu dalam menghadapi masalah dengan keteguhan hati dan tanggung jawab, sehingga dapat mengembangkan dan memelihara dairinya dalam situasi dan kondisi yang baik menjadi lebih baik lagi untuk dirinya maupun bagi orang lain.

Sedangkan fungsi bimbingan rohani di rumah sakit adalah sebagai sarana peningkatan religiusitas

19 M. Hambdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam.

Gambar

Tabel 4. 1  Narasumber Penelitian .............................................. 57
Tabel 4. 1  Narasumber Penelitian
Tabel  1.  Blue  Print  Guide  Observasi  penelitian  Strategi  Pembimbing  Rohani  Islam  untuk  Mengatasi  Kecemasan  pada Pasien Kanker Payudarah di Rs
Tabel II. Guide Wawancara Pada Informan (key  informan)
+3

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Jones (Suradinata 1994:44) aktivitas fungsional dari sudut pandang organisasi dapat dilihat dari aktor atau badan yang berperan dalam implementasi program dengan

56 The Politeness Strategies Used by Anne as The Ambitious Main Character in “The Other Boleyn Girl” Movie PDF 57 The Structure of Sentence Used in Headlines of

Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah

Surat Keputusan Dekan FIK Universitas Negeri Yogyakarta Nomor : 293 Tahun 2009 Tanggal : 14 September 2009.. PANITIA PELAKSANA PEMBINAAN ROHANI BAGI DOSEN, PEGAWAI ADMINISTRASI

499.319.700,- (Empat ratus sembilan puluh sembilan juta tiga ratus sembilan belas ribu tujuh ratus rupiah) melalui LPSE Kabupaten Magelang sebagai berikut:.. PEMENANG

Pengukuran dan analisis variabel lingkungan yang terdiri dari kerapatan kanopi, tutupan tanah, dan kemiringan lereng digunakan untuk mengetahui hubungan yang berkaitan

Pembuatan biokomposit menggunakan metode casting , dimana dilakukan penambahan bahan aditif ke dalam matriks pati sagu dengan penambahan 1-4 wt% selulosa nanokristal kulit

The Big News ABC Channel 5 (kemudian TV5) dan Dunia Malam di ABS-CBN Channel 2 adalah program berita pertama di televisi Filipina, diikuti dalam periode yang sama oleh ABS-CBN Channel