BAB III
METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Malang. Alasan memilih lokasi penelitian tersebut dikarenakan Universitas Muhammadiyah Malang memiliki jumlah mahasiswa terbanyak di PTS.
B. Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif lebih menekankan pada aspek pengukuran secara objektif terhadap fenomena social.
Penelitian ini menggunakan metode survei untuk mendapatkan data primer dan sekunder. Sugiono (2016), mengatakan bahwa metode surveri adalah metode yang digunakan untuk mendapatkam data dari tempat tertentu yang alamiah, dimana peneliti mengumpulkan data dengan mengederkan kuesioner, test, wawancara terstruktur, dan sebagainya.
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel a. Populasi
Populasi adalah sumber data dalam penelitian tertentu yang memiliki jumlah yang banyak dan luas (Darmawan, 2013).
Populasi dalam penelitian ini yaitu mahasiswa aktif S1
Universitas Muhammadiyah Malang yang menggunakan sepatu merek Ventela.
b. Teknik Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel penelitian ini menggunakan pendekatan non-probability dengan teknik purposive sampling.
Sugiyono (2018) menyatakan metode purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Kriteria sampel yang digunakan ialah mahasiswa yang pernah membeli dan menggunakan sepatu merek Ventela. Peneliti akan memilih anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara dipilih yang dapat dianggap memberikan informasi yang diperlukan.
c. Sampel
Sampel ditentukan oleh peneliti berdasarkan pertimbangan masalah, tujuan, hipotesis, metode dan instrument penelitian, disamping pertimbangan waktu, tenaga, dan pembiayaan.
Sebagaimana didefinisikan bahwa sampel terdiri atas subjek penelitian (responden) yang menjadi sumber data yang terpilih dari hasil pekerjaan teknik sampling (Darmawan, 2013). Besar sampel yang ditentukan dalam penelitian adalah 100 responden karena menggunakan jenis penelitian deskriptif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini mahasiswa aktif yang pernah membeli dan menggunakan sepatu merek Ventela. Ukuran
populasi dalam penelitian ini sangat banyak dan tidak dapat diketahui dengan pasti, maka besar sampel yang digunakan dihitung dengan rumus menurut Eriyanto (2007) sebagai berikut:
n = !!. $(&'$) )!
n = (&,+,)!. (-,.)(&'-,.) (-,&)!
n = (/,01&,).(-,.)(-,.) -,-&
n = (/,01&,).(-,2.) -,-&
n = -,+,-1-,-&
n = 96,04 n = 100.
Upaya yang dilakukan dalam penelitian ini agar lebih fit, diambil sampel sebanyak 100 orang. Alasan sample dibulatkan ke 100 orang karena jika salah satu kuesioner terdapat data yg kurang valid maka bisa menggunakan isian kuesioner yg lebih tersebut. Jumlah responden sebanyak 100 orang tersebut dianggap sudah representatif karena sudah lebih besar dari batas minimal sampel.
Keterangan:
N = Ukuran Sampel
Z = Mengacu pada nilai z atau tingkat kepercayaan.
Menurut Sekaran dan Bougie (2016) untuk tingkat
kepercayaan 90% maka nilai Z sebesar 1,645; untuk tingkat kepercayaan 95% maka nilai Z sebesar 1,96;
untuk tingkat kepercayaan 99% maka nilai Z sebesar 2,576.
p(1-p) = variasi populasi dinyatakan dalam bentuk proporsi.
Menurut Eriyanto (2007) jika dalam penelitian sebelumnya belum diketahui berapa jumlah proporsinya maka diasumsikan nilai proporsi sebesar 0,5.
Jadi, sampel yang harus diambil berjumlah 100 orang.
D. Definisi Operasional
Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikat (dependent variabel) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas yaitu keputusan pembelian (Y). Sedangkan variabel bebas (independent variabel) adalah variabel yang mempengaruhi atau menyebabkan perubahan pada variabel dependen yaitu brand image (X1) dan kualitas produk (X2). Adapun penjelasannya sebagai berikut:
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Dimensi Indikator
1. Brand Image (X1)
(Aaker, 2010)
Pandangan konsumen terhadap suatu merek
berdasarkan pengalaman
Recognition (pengenalan)
Dikenalnya kepopuleran brand produk Mudah diingatnya brand produk
Reputation (reputasi)
Reputasi brand Keunggulan merek
dibandingkan merek lain Affinity
(afinitas)
Kecocokan merek dengan harapan
Domain Jangkauan produk yang bersedia menggunakan merek
2. Kualitas Produk (X2)
(Anastasia Ulva, 2014) (Kotler & Armstrong, 2012)
Keseluruhan ciri dan karakteristik suatu produk agar konsumen mengenali produk tersebut dan dapat memenuhi kebutuhannya.
Features (keistimewaan)
Variasi produk Ciri khas produk Durability
(daya tahan)
Kualitas ketahanan produk Serviceability
(kegunaan)
Kenyamanan produk saat digunakan Aesthetic
(estetika)
Daya tarik dari bentuk fisik produk Perceived
quality
Kesan kualitas produk
Performance (Kinerja)
Produk memiliki tampilan produk yang
sesungguhnya Reliability
(keandalan)
Produk memiliki konsistensi yang dapat diandalkan
No Variabel Definisi Dimensi Indikator 3. Keputusan Pembelian
(Y1)
(Fatlahah, 2013) (Kotler & Armstrong, 2012)
Tahapan pengambilan keputusan saat konsumen benar-benar akan
melakukan pembelian suatu produk.
Pilihan produk
Memilih produk berdasarkan kualitas produk
Pilihan merek
Memilih produk berdasarkan kepercayaan merek
Memilih produk berdasarkan reputasi merek Jumlah
pembelian
Jumlah pembelian berdasarkan kebutuhan
Waktu pembelian
Waktu pembelian produk berdasarkan adanya promosi
E. Pengukuran Variabel
Dalam penelitian ini menggunakan skala ordinal, yaitu skala pengukuran yang tidak hanya menyatakan kategori, tetapi juga menyatakan peringkat construct yang diukur (Sekaran, 2006). Untuk itu skala likert akan digunakan untuk mengukur variabel dari jawaban reponden. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social. Dengan menggunakan skala likert, variabel yang diukur dijabarkan menjadi indicator variabel, dan untuk analisis kuantitatif tanggapannya dibagi menjadi lima kategori. Dalam
penelitian ini masing-masing variabel yang bertanggung jawab atas keputusan pembelian menggunakan sistem nilai berbasis likert yang disajikan pada tabel 2 sebagai berikut:
Tabel 3.2 Skala Pengukuran Data
Sumber: Darmawan (2013).
Deskripsi jawaban responden dapat menggambarkan hasil dari jawaban responden mengenai brand image dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian (studi pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang pengguna sepatu merek Ventela).
Tanggapan responden dibagi menurut variabelnya yaitu Brand Image (X1), Kualitas Produk (X2), dan Keputusan Pembelian (Y).
Teknik penskalaan data menggunakan skala likert dengan uraian skor 1 “sangat tidak setuju” hingga skor 5 “sangat setuju”. Total responden pada penelitian ini adalah 100 responden dengan metode kriteria Three-Box Method, dengan skala nilai dari 10 “rendah”
hingga 100 “tinggi” dengan rentang skala 30 yang digunakan (Ferdinand, 2014). Three-Box Method dapat diinterprestasikan dengan nilai indeks pada tabel 3.3 ebagai berikut:
No. Brand image Keputusan pembelian Skor
1. Sangat Setuju Sangat Setuju 5
2. Setuju Setuju 4
3. Ragu-Ragu/Netral Ragu-Ragu/Netral 3
4. Tidak Setuju Tidak Setuju 2
5. Sangat Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 1
Tabel 3.3 Skala Nilai Three-Box Method
Skala Nilai Kriteria
10,00 – 40,00 Rendah
40,01 – 70,00 Sedang
70,01 – 100 Tinggi
Sumber: Ferdinand (2014) F. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan apa yang ingin kita ketahui (Darmawan, 2013). Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa kuesioner yang akan diberikan secara online kepada konsumen yang pernah membeli dan menggunakan sepatu merek Ventela dan bersedia menjadi responden serta mengisi kuesioner.
b. Sumber Data
Sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer. Menurut Sekaran (2006), data primer mengarah pada informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti sendiri dan peneliti melakukan penyebaran kuesioner secara online.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penyebaran kuesioner secara online melalui
Google Form dikarenakan menyesuaikan kondisi penelitian saat pandemi Covid-19. Sekaran (2006), berpendapat bahwa kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi sekumpulan pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. Peneliti memberikan kuesioner yang berisi beberapa pertanyaan dan pernyataan mengenai karakteristik responden.
H. Uji Instrumen a. Uji Validitas
Uji Validitas merupakan titik ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dikumpulkan oleh peneliti untuk mencari validitas sebuah item, dikorelasikan skor item dengan total item-item tersebut (Darmawan, 2013).
Uji Validitas tujuannya untuk mengukur untuk valid atau tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner dapat dinyatakan valid apabila pertanyaan maupun pernyataan yang ada pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang dapat diukur. Uji validitas menggunakan Teknik corrected item total correlation.
Perhitungan dilakukan dengan analisis stastik berbasis komputer yaitu SPSS, dengan kriteria sebagai berikut:
1) Apabila 𝑟345678 > 𝑟59:); , berarti pernyataan tersebut dinyatakan valid.
2) Apabila 𝑟345678 ≤ 𝑟59:); , berarti pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Ghozali, 2011). Perhitungan dilakukan dengan analisis statistic berbasis computer yaitu SPSS. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrument uji dapat dipercaya atau tidak. Jika jawaban yang diberikan responden berupa skala misalnya 1-3, 1-5, atau jawaban responden mengartikan penilaian sikap. Pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:
𝜏44 = % 𝑘
𝑘 − 1) *1 −∑ 𝜎:2 𝜎52 - Keterangan :
𝜏44 = Reliabilitas instrument 𝑘 = Banyaknya butir pertanyaan
∑ 𝜎:2= Jumlah varian butir 𝜎52= Varian total
I. Uji Asumsi
a. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk memperoleh hasil regresi yang baik dan tidak bias, agar sebelum dilakukan analisis regresi data dapat terdistribusi secara normal (Sugiyono, 2016). Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas dan
uji heteroskedastisitas. Adapun uraian dari pengujian asusmsi klasik dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Uji Normalitas
Ghozali, (2011) menyatakan bahwa uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel independen dan variabel dependen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Apabila variabel tidak berdistribusi secara normal maka hasil uji statistik akan mengalami penurunan. Uji normalitas data dapat dilakukan dengan menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov yaitu dengan ketentuan apabila nilai signifikan diatas 0,05 maka data terdistribusi normal. Sedangkan jika hasil One Sample Kolmogorov Smirnov menunjukkan nilai signifikan dibawah 0,05 maka data tidak terdistribusi normal. Guna memudahkan peneliti dalam menguji normalitas data, inspektur menggunakan alat SPSS, dimana dengan kriteria sebagai berikut:
a) Jika nilai sig ≥ α 0,05 berarti data berdistribusi normal.
b) Sebaliknya jika nilai Sig <0,05 berarti data tidak berdistribusi normal.
2) Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas (Ghozali, 2011). Model regresi yang baik tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Jika variabel independent saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal, yaitu variabel independent yang memiliki nilai korelasi antar sesama variabel independent sama dengan nol. Gejala multikolinieritas dapat diketahui dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF).
Nilai cut off yang dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance.
3) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2011). Jika ada korelasi disebut masalah autokorelasi. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi yaitu dengan cara menggunakan uji Durbin Watson (DW). Uji ini digunakan dengan cara membandingkan nilai Durbin Watson dengan table Durbin Watson. Dalam table Durbin Watson terdapat nilai batas atas (upper bound atau du) dan nilai batas atas (lower bound
atau d1). Adapun kriteria yang diberlakukan untuk menjadi patokan adalah sebagai berikut:
a) Bila d4-dL, berarti ada korelasi yang negatif.
b) Bila dL≤d≤dU, berarti tidak dapat di ambil kesimpulan apa-apa.
c) Bila dU≤d≤4-dU, berarti ada korelasi yang positif maupun negatif.
d) Bila 4-dU≤d≤4-dL, berarti tidak dapat di ambil kesimpulan apa-apa.
e) Bila d>4-dL, berarti ada korelasi yang negatif.
4) Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya.
Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut heteroskedastistas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastistas atau tidak terjadi heteroskedastistas. Cara untuk mengetahui ada tidaknya heterokedastistas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terkait yaiut ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan
sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) (Ghozali, 2011). Dasar analisisnya adalah:
a) Apabila terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastistas.
b) Apabila tidak terdapat pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastistas.
b. Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Sekaran (2006), analisis regeresi digunakan untuk melihat bagaimana pengaruh yang ada diantara variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Model regresi yang digunakan adalah model regresi liner berganda, dengan rumus sebagai berikut:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e Keterangan:
a: Konstanta b: Koefisien regresi Y: Keputusan pembelian X1: Brand Image
X2: Kualitas Produk e: error
c. Uji Hipotesis
1) Pengujian Hipotesis Uji t (Uji Parsial)
Uji t atau Uji Parsial digunakan untuk menguji signifikasi hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi bila datanya berbentuk ordinal (Ghozali, 2011). Uji stastistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Dalam menguji Hipotesis Uji t atau Uji parsial pada penelitian ini akan menggunakan program SPSS. Pengujian ini dilakukan dengan aplikasi SPSS, dimana taraf signifikansi α adalah 5% (0,05), dengan kriteria sebagai berikut:
a) Jika t tabel ≤ 0,05, maka brand image (X1)dan kualitas produk (X2) berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian (Y).
b) Jika t tabel ≥ 0.05, maka brand image (X1)dan kualitas produk (X2) tidak berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian (Y).
Dalam menentukan hipotesisnya ditentukan formulasi sebagai berikut: apabila t hitung ≥ t tabel dan tingkat signifikan ≤ 0,05, maka H0 ditolak dan Hα diterima. Artinya variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. apabila t hitung ≤ t tabel dan
tingkat signifikan ≥ 0,05, maka H0 diterima Hα ditolak.
Artinya variabel independen secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
2) Pengujian Hipotesis Uji F (Uji Simultan)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat (Ghozali, 2011).
Pengujian ini dilakukan dengan aplikasi SPSS, dimana taraf signifikansi α adalah 5% (0,05). Pengujian ini dilakukan untuk mengidentifikasi variabel dependen dengan hipotesis sebagai berikut:
a) Jika F Sig ≥ 0,05, maka brand image (X1)dan kualitas produk (X2) tidak berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian (Y).
b) Jika FSig ≤ 0,05, maka brand image (X1)dan kualitas produk (X2) berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian (Y).
H0 diterima jika F sig > 0,05 Ho ditolak jika F sig < 0,05
Gambar 3.1. Kurva Uji f (simultan)
3) Determinasi Koefisien (R2)
Adjusted R-square digunakan untuk mengetahui seberapa besar keterkaitan variabel independent terhadap variabel dependent. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut:
R2 = < = (>?@)
< = (ABC)
Keterangan:
R2 = Koefisien determinasi (besarnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y
J K (Reg) = Jumlah kuadrat regresi J K (Tot) = Jumlah kuadrat total 4) Uji Dominan
Dalam penelitian ini uji dominan digunakan untuk mencari variabel bebas mana yang paling berpengaruh terhadap variabel terikat jika dibandingkan dengan beberapa variabel bebas lainnya (Ghozali, 2011). Untuk mengetahui variabel dominan dalam suatu model regresi dapat dilihat dari hasil uji t dengan menggunakan koefisien beta.