• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pandemi Covid-19 telah banyak mengajarkan kita dalam hal pelayanan publik. Dalam kondisi bagaimanapun, pelayanan publik terhadap masyarakat tidak boleh berhenti. Teknologi informasi dan komunikasi atau TIK harus dimanfaatkan di sektor pemerintahan dalam mengoptimalkan pelayanan publik di masa Pandemi Covid-19. Berbagai teknologi aplikasi harus dioptimalkan fungsinya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dikarenakan adanya pembatasan sosial di masyarakat yang harus mengikuti protokol kesehatan, layanan elektronik atau pelayanan online menjadi solusi untuk pelayanan publik kepada masyarakat sebagai hak warga negara. Seperti dalam prinsip good governance bahwa pelayanan publik tidak boleh berakhir. Dan salah satu pilihan strategis untuk menerapkan good governance di Indonesia khususnya di Kota Malang yaitu melalui penyelenggaraan pelayanan publik.

Salah satu ciri good governance adalah dengan mewujudkan pelayanan publik yang berkualitas. Oleh karena itu, pemerintah sebagai aparatir negara harus melakukan tugas pokok dan fungsinya secara efektif dan efisien.

Dimana dalam penerapan good governance diharapkan dapat memebnagun kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah (Heryanto, 2014). Salah satu upaya pemerintah dalam memenuhi dan mewujudkan pelayanan yang prima kepada masyarakat, salah satunya yaitu dengan melakukan prinsip-prinsip good governnace.

Dalam buku karya Heri Herdiawanto dkk yang berjudul Kewarganegaraan & Masyarakat Madani (2019), dijelaskan prinsip-prinsip penyelenggarakan good governance, yaitu:

(2)

1. Partisipasi masyarakat, artinya seluruh masyarakat berhak dalam menyampaikan pendapat dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung.

2. Akuntabilitas, adalah tanggungjawab pemerintah tehadap masyarakat yang memberikan kewenangan untuk mengurus segala kepentingan mereka.

3. Efektivitas dan efisiensi, adalah mampu menyusun perencanaan- perencanaan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat secara nyata, dan disusun secara rasional dan terukur sehingga tercipta efektivitas dan efisiensi kerja

Dalam kondisi ancaman Covid-19, pelayanan publik secara digital merupakan sebuah solusi dan keniscayaan dalam mengoptimalkan pelayanan publik. Pelayanan publik secara digital juga menjadi solusi untuk menutup penyebaran rantai virus Covid-19, karena masyarakat tidak perlu keluar rumah untuk mendapatkan pelayanan. Sehingga juga tidak menyebabkan kerumunan di berbagai tempat. Oleh sebab itu, di masa pandemi Covid-19 ini bukan untuk menjadi penghambat bagi penyelenggara pelayanan publik dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, melainkan semakin lebih meningkatkan efektivitas dan efesiensi dalam pelayanan publik.

Dalam upaya peningkatan pelayanan publik dimasa pandemi Covid-19, Pemerintah Kota Malang membuat terobosan baru. Yaitu berkolaborasi dengan PT. Dompet Anak Bangsa dan PT. Aplikasi Karya Anak Bangsa guna meningkatkan pelayanan publik kepada masyarakat Kota Malang melalui Aplikasi Gojek dan Gopay. Adanya kerjasama ini membuat kebutuhan akses masyarakat bakal terpenuhi hanya dengan satu aplikasi.

Secara spesifik, bentuk kerjasama masing-masing sektor akan berbeda.

Misalnya, sektor UMKM akan dikorelasikan dengan Go Food. Kemudian,

(3)

pariwisata dengan Go Tix dan pembayaran pajak dapat dilakukan melalui Go Bills.

Penelitian yang dilakukan oleh (Purwaning Diah et al., 2021) dengan mengambil judul “Defisiensi Collaborative Governance Dalam Penanganan Pandemi Covid-19 Di Indonesia” menjelaskan bahwa proses collaborative governance dalam menangani pandemi Covid-19 mengalami banyak hambatan karena masih ditangani oleh pemerintah sendiri. Selain itua adanya kurang kepercayaan terhadap pemerintah sehingga sektor-sektor yang berkolaborasi masih lambat untuk menyesuaikan kondisi dalam menyelesaikan masalah pandemi ini. Selain itu pengawasan pemerintah pada masa pandemi ini juga lemah dengan kurang optimalnya screening, surveillence dan tracing diperparah dengan dugaan kasus korupsi bantuan sosial. Oleh karena itu, pandemi Covid-19 merupakan masalah publik yang harus dipahami bahwa persoalan tersebut tidak akan selesai tanpa adanya campur tangan atau kolaborasi antar sektor.

(Arisanti & Suderana, 2020) dalam penelitiannya yang berjudul

“Penanganan Pandemi Covid-19: Kolaborasi Pemerintah Kabupaten Bersama KNPI Gianyar Di Kabupaten Gianyar, Bali” memaparkan bahwa dalam menghadapi pandemi Covid-19, Pemerintah Kabupaten Gianyar bekerjasama dengan KNPI Gianyar yang mewadahi generasi muda. Terkait dengan kolaborasi yang unik berdasarkan penyelenggaraan pemerintahan, sehingga dapat menghasilkan kerjasama yang berfokus pada pencegahan yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dalam bentuk aplikasi Karina. Sementara itu, mereka juga berkolaborasi dengan pendekatan tradisi menyama braya (gotong royong) dengan membentuk gugus tugas pemuda untuk melawan Covid-19. Dengan berpedoman pada nilai-nilai tersebut, kedua bentuk kerjasama tersebut dapat menciptakan rasa persatuan dan kesatuan sehingga persebaran kasus positif Covid-19 di Kabupaten Gianyar dapat diredam. Selain camput tangan dari Pemerintah

(4)

Kabupaten Gianyar dalam KNPI Gianyar, kesadaran masyarakat juga berperan aktif dalam memerangi wabah pandemi Covid-19.

Menurut Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan Kota Malang, baru 30% dari 12.113 UMKM yang ada saat ini yang sudah go digital. Salah satu kendala yang sering dihadapi oleh UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) adalah media promosi dan customer service untuk mengetahui lokasi dan informasi tentang produk yang mereka hasilkan.

Dikutip dari laman Jatimtimes.com, dampak pandemi Covid-19 telah menurunkan perekonomian Kota Malang setidaknya 20%, sehingga sekitar 1.600 pelaku UMKM tidak berdaya dan tidak mampu berproduksi. Menurut OECD (2020) bahwa UMKM saat ini berada dalam fase terendah akibat pandemi Covid-19, bahkan kondisi sekarang lebih parah daripada krisis moneter 2008. Karean krisis akibat pandemi akan sangat berpengaruh kepada UMKM untuk bisa bertahan atau tidka dalam beberapa bulan kedepan. Runtuhnya UMKM secara keseluruhan dapat berdampak kuat pada sektor keuangan, mengingat prospek pertumbuhan, persepsi dan ekspektasi ekonomi nasional dan dunia, serta fakta bahwa 60-70% lapangan kerja ditempati oleh UMKM. Memburuknya posisi keuangan UMKM dapat berdampak sistematis pada seluruh sektor perbankan (OECD, 2020).

Peneliti (Sugiri, 2020) dengan judul jurnal “Menyelamatkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dari Dampak Pandemi Covid-19” memaparkan hasil penelitian berupa kebijakan dalam strategi jangka panjang dan jangka pendek untuk memperkuat UMKM, serta menggambarkan bagaimana pelengkap dalam kebijakan tersebut. Adanya strategi jangka pendek dan jangka panjang berfungsi untuk menjaga keseimbangan UMKM sebagai salah satu pelaku penting dalam perekonomian di Indonesia. Didukung dengan penelitian terdahulu yang berjudul “Strategi Pemberdayaan Masyarakat Pelaku UMKM Di Masa Pandemi Covid-19”, pilihan strategi dalam memasarkan produk UMKM untuk bisa bertahan di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang yaitu dengan program pemberdayaan digital

(5)

marketing. Progam tersebut dapat memberikan peluang pelaku UMKM dalam memulai kembali usaha dengan sistem digital pada aplikasi jual beli atau e-commerce. Contohnya seperti GrabFood, GoFood, Lazada, Shopee, atau memanfaatkan promosi media sosial seperti instagram, twitter dan facebook. (Andayani et al., 2021)

Kemampuan UMKM di sektor kuliner untuk melanjutkan kelangsungan usahanya masih tidak pasti. Mengingat sumber daya yang mendasarinya terbatas dan aksesibilitas yang terbatas, karena kurangnya kontak yang mudah dengan pelanggan yang mereka layani, serta peraturan baru yang menghimbau untuk bekerja dari rumah dan pembatasan ketat pada semua aktivitas di luar rumah. Namun, pelaku UMKM di bidang kuliner merupakan salah satu kategori usaha yang mampu bertahan dari perubahan yang terjadi selama pandemi Covid-19 dan tidak pernah mati dan tidak mengenal masa, sehingga bisnis ini masih ada di semua tempat dan semua lapisan masyarakat. Minuman dan makanan masih menjadi kebutuhan dasar bagi usaha yang kecil maupun yang besar. Berangkat dari keadaan dan fakta tersebut, bisnis kuliner merupakan bisnis yang bisa menjamin keuntungan yang maksimal.

Penelitian Soetjipto (2020) menjelaskan penyebab turunnya pendapatan pelaku UMKM, di antaranya 63% karena penurunan daya beli konsumen, 46% konsumen takut membeli dengan aturan PSBB dan 42%

adanya aturan jam operasional toko. Akibat penurunan pendapatan, 33%

pelaku UMKM memilih untuk menghentikan produksi, 19% menghabiskan stok barang yang dikembalikan, 8% melakukan produksi ketika ada pesanan, dan 27% membuka barang dengan prosedur kebersihan yang ketat. Upaya pelaku UMKM untuk menghadapi situasi pandemi, yaitu 38%

melakukan pemasaran media sosial, 35% menggunakan promosi berbayar yang sudah tersedia secara online, 13% meninggalkan produk dengan cara biasa dan 6% tetap membuka tempat jualan.

(6)

Pada sector UMKM yang bergerak di bidang kuliner, perkembangan digital ini mulai merambah ke arah layanan pesan antar makanan. Di Indonesia, terdapat beberapa layanan pesan antar makanan yang banyak diminati oleh masyarakat, baik dari sisi konsumen maupun pelaku UMKM, salah satunya adalah GoFood dari Gojek. Mengutip hasil riset IDN Times dengan 258 responden di enam kota besar di Indonesia, GoFood memimpin dengan angka mencapai 74,8 persen. Angka itu digunakan untuk menjawab pertanyaan tentang aplikasi perpesanan mana yang paling sering digunakan.

Posisi ini jauh lebih tinggi dari Grabfood yang hanya 20,9%. Sisanya milik layanan distribusi outlet yang menyumbang 3,1%.

Permasalahan yang dialami oleh pelaku UMKM yang bergerak di bidang kuliner di Kota Malang yaitu usaha kuliner mengalami penurunan pendapatan disebabkan karena minimnya kesempatan untuk berinteraksi secara langsung di masa pandemi. Hal ini berimbas pada menurunnya pendapatan para pelaku UMKM tersebut. Melalui kerjasama Pemerintah Kota Malang dengan PT. Dompet Anak Bangsa dan PT. Aplikasi Karya Anak Bangsa guna meningkatkan pelayanan publik kepada masyarakat Kota Malang melalui Aplikasi Gojek dan Gopay, pelaku usaha kecil mikro dan menengah akan diberikan pembinaan kemampuan melalui pelatihan dan fasilitasi pemasaran. Pedagang kuliner level kecil dan menengah akan diberi bekal pengetahuan mengenai aplikasi internet yaitu Gojek yang mempunyai fitur layanan GoFood, termasuk pengenalan aplikasi GoBiz dan GoPay, sehingga diharapkan usaha dari pedagang kuliner level kecil dan menengah ini dapat bangkit kembali dan lebih dikenal di lingkup masyarakat yang luas.

Dalam kondisi pandemi Covid-19, pemerintah harus mengeluarkan kebijakan perubahan standar pelayanan. Dimana masyarakat tetap bisa mengakses pelayanan tanpa ada kesulitan karena faktor dari pandemi sehingga tidak menjadi alasan untuk tidak mendapatkan pelayanan.

Sebagaimana diatur dalam Pasal 28 ayat (2) UU Pelayanan Publik,

(7)

meskipun adanya perbaikan fasilitas atau sarana dan prasarana pelayanan publik dilarang mengakibatkan terhentinya kegiatan layanan publik.

Perubahan pada standar pelayanan harus dikonformasi melalui SIPP yang merupakan singkatan dari Sistem Informasi Pelayanan Publik dengan bentuk berupa website maupun media sosial. Inovasi-inovasi baru menjadi hal yang penting disaat kondisi pandemi seperti ini supaya pelayanan publik bisa tetap berjalan secara efektif dan efsisien. Upaya tersebut sudah mulai dilakukan oleh pemerintah dalam pemulihan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Seperti yang sudah diketahui bersama bahwa UMKM menjadi sektor yang terdampak secara negatif, tetapi dalam sisi secara positif dapat berkembang dalam pasar digital dengan memnafaatkan teknologi informasi. Sehingga strategi pemerintah yaitu dengan melakukan kolaborasi dengan sektor swasta guna memulihkan kembali UMKM di zaman seperti ini. Seperti halnya pemerintah Kota Malang meningkatkan pelayanan publik kepada masyarakat Kota Malang melalui kolaborasi dengan Gojek dan Gopay, dengan memberikan pembinaan kemampuan bagi pelaku UMKM lewat pelatihan dan fasilitasi pemasaran.

Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan diatas, penyusun tertarik untuk melakukan penelitian tentang Collaborative Governance.

Untuk itu penyusun ingin mengambil judul “Collaborative Governance Dalam Pemulihan Sektor Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) Di Era Pandemi Covid-19 Di Kota Malang”

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana collaborative governance dalam pemulihan sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di era pandemi Covid-19 di Kota Malang ? 2. Apa faktor penghambat collaborative governance dalam pemulihan sektor

usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di era pandemi Covid-19 di Kota Malang ?

(8)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan yang ada pada rumusan masalah, yang akan dijabarkan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui collaborative governance dalam pemulihan sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di era pandemi Covid-19 di Kota Malang.

2. Untuk mengetahui faktor penghambat collaborative governance dalam pemulihan sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di era pandemi Covid-19 di Kota Malang.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademik

Melihat dari kolaborasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Malang dengan PT. Dompet Anak Bangsa dan PT. Aplikasi Karya Anak Bangsa dalam peran besarnya pada upaya memulihkan kembali Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Malang. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam rangka pengembangan khazanah ilmu pengetahuan terutama yang berkaitan dengan collaborative governance dalam pemulihan sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di era pandemi Covid-19 di Kota Malang, serta dapat menjadi bahan masukan dalam penulisan karya ilmiah yang akan datang.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang diharapkan dari adanya penelitian ini mampu menjadikan solusi ataupun bisa dijadikan sebagai bahan masukan bagi Pemerintah Kota Malang serta pemerintah kota lainnya dalam memulihkan kembali Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Malang.

Terlebih terkait judul collaborative governance dalam pemulihan sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di era pandemi Covid-19 di

(9)

Kota Malang. Selain itu juga dapat menjadi alat untuk dapat menerapkan kemampuan dan pengetahuan yang sudah diperoleh didalam proses pengajaran.

1.5 Definisi Konseptual 1.5.1 Collaborative Governance

Menurut Ansell dan Gash (Ansell dan Gash, 2008), Collaborative Governance adalah pengelolaan beberapa organisasi publik yang berkolaborasi dengan pemangku kepentingan di luar pemerintah, termasuk komunitas yang terlibat dalam merumuskan, menyetujui, dan menerapkan kebijakan. Menurut Ansell dan Gash, Collaborative Governance adalah proses kolaboratif di mana beberapa lembaga publik dan pihak berkepentingan lainnya mengatur keputusan dalam proses kebijakan untuk memecahkan masalah publik. Menurut Ansell and Gash, model tata kelola kolaboratif adalah kenyataan bahwa di balik kolaborasi, para pemangku kepentingan berbagi tujuan dan visi bersama dalam konteks kolaborasi, mulai dari sejarah, saling menghormati, saling percaya antar aktor, kemampuan yang berbeda dan pengetahuan aktor dalam kerjasama.

1.5.2 Pemulihan Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM)

Pemulihan perekonomian nasional harus dimulai dengan upaya memulihkan dan menghidupkan kembali sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). UMKM memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia, terutama di saat krisis seperti pandemi Covid-19 seperti sekarang. Dalam teori ekonomi, tidak mungkin pulih jika kita tidak segera memulihkan UMKM. Pasalnya, sebanyak 99% pelaku usaha di Indonesia adalah UMKM. Banyak yang percaya bahwa Program Pemulihan UMKM dapat mengatasi kemiskinan, pengangguran dan mendorong pertumbuhan ekonomi dalam skala regional dan nasional. Pemerintah daerah memiliki jumlah UMKM yang banyak berupaya menyalurkan bantuan, kredit, pendampingan, pelatihan online, mengadakan pameran online, dana

(10)

stimulus untuk membantu UMKM mendapatkan sertifikat halal dan lisensi produk industri rumah tangga untuk mendorong UMKM berjalan supaya bisa bertahan dari pandemi.

Proses pemulihan pada sektor ekonomi di kawasan pasca bencana harus disesuaikan dengan Peraturan BNPB Nomor 11 Tahun 2008. Di dalam peraturan tersebut menjelaskan pedoman dan indikator untuk pemulihan dan rekonstruksi pasca bencana, beserta indikator-indikatornya seperti yang akan dijelaskan. Dalam ruang lingkup pelaksanaan pemulihan dan rekonstruksi, pemulihan pasca bencana khususnya di bidang ekonomi meliputi

a) Pemulihan sosial ekonomi dan budaya adalah upaya untuk mengaktifkan kembali kegiatan dan/atau kelembagaan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat yang terkena dampak bencana.

b) Kegiatan dan kelembagaan ekonomi adalah kegiatan atau hubungan sosial dalam bidang ekonomi, termasuk produksi, distribusi, dan konsumsi barang-barang ekonomi.

c) Kegiatan rehabilitasi sosial, ekonomi dan budaya bertujuan untuk mengembalikan kegiatan dan kelembagaan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat yang terkena dampak seperti sebelum bencana dan budaya masyarakat di daerah bencana seperti sebelum terjadi bencana.

1.6 Definisi Operasional

1.6.1 Tata kelola kolaboratif dalam pemulihan sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di era pandemi Covid-19 di Kota Malang

Maka yang menjadi fokus penelitian ini yaitu menggunakan Model Proses Collaborative governance yang memiliki empat variabel yaitu:

1. Kondisi awal sebelum penerapan Collaborative Governance dalam sektor UMKM di Kota Malang.

(11)

a. Faktor yang mempengaruhi UMKM di masa pandemi Covid-19.

b. Penyebab dan tindak lanjut UMKM di masa pandemi Covid- 19.

2. Desain institusional sektor UMKM di Kota Malang.

a. Poros penggerak kolaborasi sektor UMKM di Kota Malang.

b. Bentuk kolaborasi sektor UMKM di Kota Malang.

3. Kepemimpinan fasilitatif dalam kolaborasi sektor UMKM di Kota Malang.

a. Peran poros penggerak kolaborasi sektor UMKM di masa pandemi Covid-19.

b. Bentuk pemberdayaan para aktor yang bekolaborasi.

4. Proses kolaborasi dalam sektor UMKM di masa pandemi Covid- 19 di Kota Malang.

a. Dialog dan pertemuan antar poros penggerak kolaborasi sektor UMKM di masa pandemi Covid-19 di Kota Malang.

b. Kesepakatan bersama dalam kolaborasi sektor UMKM di masa pandemi Covid-19 di Kota Malang.

c. Komitmen kolaborasi sektor UMKM di masa pandemi Covid-19 di Kota Malang.

d. Pemahaman bersama antar poros penggerak kolaborasi sektor UMKM di masa pandemi Covid-19 di Kota Malang.

e. Hasil kolaborasi sektor UMKM di masa pandemi Covid-19 di Kota Malang.

1.6.2 Faktor Penghambat Collaborative Governance Dalam Pemulihan Sektor UMKM di Kota Malang

1. Rendahnya pemahaman pelaku UMKM terhadap pemanfaatan teknologi informasi

1.7 Metode Penelitian

(12)

1.7.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut (Sugiyono, 2017:147) penelitian deskriptif dilakukan dengan cara mengilustrasikan atau menggambarkan permasalahan yang sedang dikaji di dalam suatu penelitian. Inilah mengapa metode penelitian deskriptif digolongkan menurut tingkat eksplanasi.

Dimana penelitian yang dimaksudkan untuk mendiskripsikan atau menjelaskan keberadaan dan hubungan variabel-variabel yang menjadi kajian. Menurut Sugiyono (2019) disebutkan bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang dilakukan secara alamiah, dimana peneliti melakukan pengkajian terhadap kondisi objek penelitian sehingga data yang diperoleh dan cara menganalisisnya bersifat kualitatitif.

1.7.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini terbagi menjadi 2 sumber data diantaranya yakni data primer dan data sekunder.

Adapun penjelasannya sebagai berikut : 1.7.2.1 Data Primer

Data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada pengepul data (Sugiyono, 2016:137).

Untuk pengumpulan data dilakukan wawancara kepada Kabid Usaha Mikro Dinas Koperasi, Perindistrian Dan Perdagangan, Kepala Subbagian Kerjasama & Otonomi Daerah Bagian Pemerintahan Sekretariat Daerah Kota Malang, Ketua Paguyuban Sentra Kuliner Sriwijaya dan pelaku UMKM di Kota Malang, sebagai narasumber yang dibutuhkan melalui wawancara untuk memperoleh data terkait. Dari hasil wawancara tersebut diharapkan beberapa pertanyaan yang akan saya berikan dapat digunakan sebagai bahan untuk melakukan pengakajian terhadap objek penelitian.

(13)

1.7.2.2 Data Sekunder

Pengertian dari Data Sekunder menurut Sugiyono (2016:137) adalah merupakan sumber data yang diperoleh dengan tidak memberikan data atau informasinya langsung kepada peneliti atau pengepul data. Adapun data tersebut diperoleh misalnya dalam bentuk dokumen, atau melalui pihak kedua atau orang lain. Data sekunder dapat diperoleh dari instansi yang nantinya menjadi obyek penelitian tersebut yaitu Kabid Usaha Mikro Dinas Koperasi, Perindistrian Dan Perdagangan, Kepala Subbagian Kerjasama &

Otonomi Daerah Bagian Pemerintahan Sekretariat Daerah Kota Malang, Ketua Paguyuban Sentra Kuliner Sriwijaya dan pelaku UMKM di Kota Malang. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui pengumpulan dan pengolaan data berupa buku tentang collaborative governance, jurnal dan skripsi tentang collaborative governnace dalam pemulihan sektor UMKM, MOU (Memorandum of Understanding), dan data pendukung lainnya yang diperoleh untuk menunjang penelitian dari sumber informasi yang dikumpulkan.

1.7.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengambilan data dilakukan guna mempermudah peneliti dalam memperoleh data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Melalui teknik pengumpulan data tersebut diharapkan dapat digunakan untuk memperoleh data dan informasi terkait collaborative goveranance dalam pemulihan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)

di era pandemi Covid-19 di Kota Malang.

a. Observasi

Menurut Sugiyono (2018:229) obeservasi dimaknai sebagai cara-cara pengumpulan data yang mana memiliki

(14)

ciri khusus atau spesifik jika dibandingkan dengan cara pengumpulan data yang lain. Observasi dilakukan untuk mengamati segala sesuatu yang ada dilapangan secara langsung. Dengan demikian observasi diartikan sebagai salah satu cara atau teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan turun langsung di lapangan, melalui teknik turun lapang tersebut, peneliti dapat mempelajari dan memahami apa yang dilakukan dan yang dikerjakan secara langsung dilapangan. Sehingga kegiatan tersebut memerlukan waktu yang lama di dalam pelaksanaanya.

Dalam hal ini observasi dilakukan dengan mengamati secara langsung terkait collaborative governance dalam pemulihan sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di era pandemi Covid-19 di Kota Malang.

b. Wawancara

Menurut Sugiyono (2018:467) wawancara semistruktur sudah tergolong kedalam in depth interview.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis wawancara semistructure yang mana peneliti bebas mengajukan pertanyaan yang hendak ditanyakan kepada narasumber. Wawancara yang dilakukan pada penelitian ini ditunjukan kepada Kabid Usaha Mikro Dinas Koperasi, Perindistrian Dan Perdagangan, Kepala Subbagian Kerjasama & Otonomi Daerah Bagian Pemerintahan Sekretariat Daerah Kota Malang, Ketua Paguyuban Sentra Kuliner Sriwijaya dan pelaku UMKM di Kota Malang.

Wawancara yang ditujukan kepada obyek penelitian ini dirasa sudah memenuhi kriteria yang paham dan bertanggung jawab terkait permasalahan collaborative governance dalam pemulihan sektor usaha mikro, kecil

(15)

dan menengah (UMKM) di era pandemi Covid-19 di Kota Malang.

c. Dokumentasi

Menurut (Sugiyono, 2018:240) teknik dokumentasi diartikan sebagai serangkaian dari kegiatan penelitian dengan metode observasi dan wawancara yang sifatnya sebagai pelengkap. Pada penelitian ini penulis menggunakan teknik dokumentasi berupa gambar/ foto, dan audio / rekaman suara dalam kegiatan wawancara yang dilakukan dengan informan.

1.7.4 Subyek Penelitian

Subjek penelitian merupakan seseorang yang menjadi sumber data atau informasi dalam suatu penelitian. Sehingga seseorang atau pihak yang dijadikan sebagai subjek penelitian harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup terkait objek yang menjadi penelitian. Orang tersebut juga harus terlibat langsung di dalam permasalahan atau objek kajian penelitian. Menurut Sugiyono (2013:32) subjek penelitian dimaknai sebagai velue/ nilai/ atribut dalam suatu obek atau orang yang mana memiliki suatu variabel yang ditetapkan untuk kemudian dapat dipelajari dan ditarik satu benang merah. Penelitian ini mengambil beberapa subyek penelitian seperti Kabid Usaha Mikro Dinas Koperasi, Perindistrian Dan Perdagangan, Kepala Subbagian Kerjasama & Otonomi Daerah Bagian Pemerintahan Sekretariat Daerah Kota Malang, Ketua Paguyuban Sentra Kuliner Sriwijaya dan pelaku UMKM di Kota Malang. Dari hasil penyeleksaian subyek penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan data terkait permasalahan collaborative governance pemerintah kota malang dengan gojek dalam pemulihan usaha kecil mikro dan menengah (UMKM) di Kota Malang di era pandemi Covid-19.

1.7.5 Teknik Analisis Data

(16)

Teknis analisis data oleh Sugiyono (2017:335) dimaknai suatu proses penyusunan secara sistematif atas data dari hasil wawancara, dokumentasi, dan catatan yang kemudian ditelaah dipelajari diambil dan dipilih yang dianggap penting, kemudian ditarik satu kesimpulan agar mudah dimengerti dan dipahami. Menurut Milles dan Huberman dalam (Sugiyono, 2018:246) adapun susunan analisis data dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut :

Gambar 1.1 Metode Analisis Data

Gambar 1.1 metode analisis data Miles dan Huberman

Ada tiga model Metode analisis data yang digunakan penelitian kualitatif, menurut Miles dan Huberman sebagai berikut:

a. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data merupakan langkah dimana peneliti

melakukan pemilihan, menentukan,

menggolongkan,ataupun mengorganisasi data. Melalui kegiatan reduksi data tersebut akan memudahkan peniliti

(17)

dalam mengumpulkan data yang selanjutnya. Sebab di dalam reduksi data yang sifatnya adalah menyeleksi dan mengeliminasi sesuatu atau hal-hal yang dinilai tidak penting. Hal-hal yang dinilai tidak terkait dengan topik kajian akan dihilangkan. Sehingga velue yang ada pada reduksi data pada dasarnya adalah merangkum atas data- data atau informasi yang di dapat sebelum kemudian dikembangkan dan ditarik kesimpulan. Dalam penelitian kualitatif ini peneliti melakukan reduksi data dengan menyederhanakan atas informasi atau data yang diperoleh dari hasil wawancara kemudian dibuatlah suatu transikip atau tulisan yang lebih sederhana dan berkaitan langsung dengan fokus kajian. Reduksi data pada penelitian ini difokuskan pada analisis yang terjadi dilapangan atau penemuan fakta dilapangan terkait collaborative governance dalam pemulihan sektor UMKM. Selain itu juga mengumpulkan data analisis terkait faktor yang menjadi penghambat jalannya collaborative governance .

b. Penyajian data (Data Display)

Tahap penyajian data dilakukan setelah tahap reduksi data selesai dilakuakan. Jika pada tahap reduksi data adalah proses dimana peneliti mulai menyederhanakan dan meringkas data sesuai konteks informasi yang berkaitan langsung terhadap fokus kajian. Maka pada tahap selanjutnya yankni data display adalah proses dimana peneliti mulai memetakan hasil reduksi data menjadi bentuk diangram alir atau flowchart, kemudian bisa berbentuk bagan ataupun uraian singkat. Dengan demikian maka akan memberi kemudahan kepada peneliti untuk next work yang akan dilakukan.

(18)

c. Kesimpulan/ Verivikasi (Conclusion drawing/

verification)

Penarikan kesimpulan pada tahap ini peneliti melakukan penarikan kesimpulan atau verivikasi terhadap data dan informasi yang telah diperoleh.

Penarikan kesimpulan ini tentunya berpegangan pada rumusan masalah yang telah ditentunkan sebelumnya.

Sehingga apa yangmenjadi tujuan penelitian dapat terlaksanakan. Namun sifat penarikan kesimpulan ini hanya sementara apabila terdapat bukti atau data baru yang dinilai lebih kuat di dalam pengumpulan data.

Sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang kredibel, akurat dan terpercaya. Dalam penelitian ini, melalui penarikan kesimpulan pada tahap reduksi data dan penyajian data, ditemukan bukti yang kuat melalui hasil wawancara terkait collaborative governance dalam pemulihan sektor UMKM dengan 4 variabel collaborative governance Ansell and Gash.

(19)

Gambar

Gambar 1.1 Metode Analisis Data

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan; (1) Hasil belajar siswa dengan penerapan model

o pesan : teks atau kalimat yang ingin ditampilkan pada kotak pesan (diapit tanda kutib). o intType : nilai yang berfungsi untuk menampilkan pilihan-pilihan tertentu pada

Pengertian tersebut menjelaskan bahwa di dalam meningkatkan produktivitas memerlukan sikap mental yang baik dari pegawai, disamping itu peningkatan produktivitas

Perusahaan Roti “MM Universal” sudah sejak lama melakukan berbagai kegiatan dalam rangka melakukan CSR kepada masyarakat sekitar yang juga sebagai bentuk kepedulian kepada

Dalam jurnal (Hasanah, 2017), Hill (2001) menyatakan bahwa Usaha Mikro Kecil Menengah atau UMKM memiliki peran penting terhadap perekonomian Indonesia karena

Di Perpustakaan Nasional Penulis menemukan tesis yang berjudul Modernisasi Priyayi, sementara di Arsip Nasional peneliti menemukan beberapa arsip mengenai kehidupan tokoh