SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN BERDASARKAN ISO 14001 DI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
Shinta Kamalia, Kartika Eka Sari, Wulan Dwi Purnamasari
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 -Telp (0341)567886
Email : [email protected]
ABSTRAK
Perbandingan antara UI green metric dengan ISO 14001 yaitu dlihat dari indikatornya. Dimana pada UI green metric memiliki indikator pengaturan dan infrastruktur, energi dan perubahan iklim, limbah, air, transportasi serta pendidikan dan penelitian. Sedangkan untuk ISO 14001 memiliki indikator terkait dengan aspek lingkungan, peraturan perundang-undangan serta pengendalian terhadap aspek lingkungan. Untuk menyelesaikan persoalan tersebut Universitas Brawijaya Malang merencanakan untuk menerapkan standar- standar international guna mendukung keberlangsungan Universitas, yang diantaranya adalah menerapkan sistem manajemen lingkungan yang dikenal dengan istilah ISO 14001 dengan variabel kebijkakan lingkungan, perencanaan lingkungan, pelaksanaan dan pengoperasian, tindakan pemeriksaan dan perbaikan serta tinjauan amanjemen yang menggunakan metode analisis Deskriptif dan IPA (Importance-Perfomance Analysis). Tujuan yang pertama dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui capaian Universitas Brawijaya Malang terhadap sistem manajemen lingkungan menggunakan analisis Deskriptif. Tujuan kedua dari penelitian ini yaitu mengevaluasi tingkat kepuasan civitas akademika dalam penerapan ISO 14001 di Universitas Brawijaya Malang menggunakan analisis IPA (Importance-Perfomance Analysis). Kedua tujuan dari penelitian ini menghasilkan output sejauh mana capaian dan progres dalam pelaksanaan sertifikasi ISO 14001 mengenai sistem manajemen lingkungan di Universitas Brawijaya Malang.
Kata Kunci : ISO-14001, Sistem-Manajemen-Lingkungan, IPA ABSTRACT
The comparison between the UI green metric and ISO 14001 is seen from the indicator. Where the green metric UI has indicators of setting and infrastructure, energy and climate change, waste, water, transportation, education and research. Whereas for ISO 14001 it has indicators related to environmental aspects, legislation and control of environmental aspects. To solve this problem, Brawijaya Malang University plans to implement international standards to support the sustainability of the University, which include implementing an environmental management system known as ISO 14001 with variables of environmental policy, environmental planning, implementation and operation, inspection and improvement actions and management reviews.
amendments using Descriptive analysis methods and IPA (Importance-Perfomance Analysis). The first objective in this study was to find out the achievements of Brawijaya Malang University towards environmental management systems using descriptive analysis. The second objective of this research is to evaluate the level of satisfaction of the academic community in applying ISO 14001 in Brawijaya Malang University using IPA (Importance-Perfomance Analysis). The two objectives of this study outputs to what extent the achievements and progress in implementing ISO 14001 certification regarding environmental management systems in Brawijaya Malang University.
Keywords: ISO-14001, Environmental-Management-Systems, IPA
PENDAHULUAN
Di era globalisasi ini terdapat berbagai aktivitas di berbagai bidang yang terkait dengan perkembangan kondisi masalah lingkungan.
Dampak positif dari pesatnya perkembangan teknologi dalam beberapa bidang telah dirasakan cukup bermanfaat bagi manusia yang mana nilai tambah dari dampak positif tersebut adalah adanya upaya kemudahan di dalam
pencapaian produktifitas yang setinggi-tingginya.
Akan tetapi apabila dalam pengaplikasian teknologi yang dirasa kurang memberikan dampak positif dalam aspek lingkungan, maka akan timbul dampak negatif yaitu adanya pencemaran lingkungan. Globalisasi ditunutut untuk ramah lingkungan yang membawa dampak yang sangat besar terhadap lingkungan, dimana kontribusinya lebih banyak dari kontribusi pada bidang industri dan manufaktur
lainnya. Dengan adanya tuntutan serta regulasi- regulasi yang ada, maka dampak lingkungan dari globalisasi semakin diminimalisis. Hal itu tidak akan berhasil, ketika manusia-manusia yang ada di dalamnya belum sadar akan hal dampak lingkungan. Salah satu yang berperan untuk menyadarkan hal itu adalah dari institusi perguruan tinggi (Darminto, 2014).
Terkait dengan adanya isu sistem manajemen lingkungan berdasarkan ISO 14001 pada saat ini kebijakan lingkungan di Universitas Brawijaya menggunakan dasar UI green metric yang merupakan perankingan dunia, dimana pada kondisi fisik mengacu kepada transportasi, waste, air bersih, bangunan serta kurikulum yang ada di lingkungan Universitas Brawijaya.
Kriteria penilaian yang dipilih secara umum mencakup kepentingan perguruan tinggi dalam mengupayakan proses yang berkelanjutan. Yang termasuk di dalamnya adalah profil mengenai luas lahan berdirinya perguruan tinggi berikut penetapan wilayah kampus, sehingga kemudian dapat dikategorikan sebagai wilayah perkotaan, pinggiran kota, atau pedesaan. Melalui informasi tersebut, akan dapat diketahui jumlah ruang hijau yang tersisa (Sueb, 2012). Kategori selanjutnya adalah mengenai konsumsi energi listrik karena adanya hubungan dengan jejak karbon yang terbuang. Selain itu, masih ada faktor lain seperti alat transportasi yang beroperasi di dalam kampus, konsumsi air, pengolahan sampah dan lain sebagainya. Melalui indikator-indikator di atas, akan dapat diketahui mengenai bagaimana cara perguruan tinggi tersebut merespon permasalahan terkait perbaikan yang terus menerus, baik melalui kebijakan, aksi nyata, maupun komunikasi.
Perbandingan antara UI green metric dengan ISO 14001 yaitu dlihat dari indikatornya. Dimana pada UI green metric memiliki indikator pengaturan dan infrastruktur, energi dan perubahan iklim, limnah, air, transportasi serta pendidikan dan penelitian. Sedangkan untuk ISO 14001 memiliki indikator terkait dengan aspek lingkungan, perturan perundang-undangan serta pengendalian terhadap aspek lingkungan (UI Greenmetric Guideline, 2016).
Pada penelitian ini akan membahas apakah ISO 14001 itu sudah menjadi bagian dari upaya manajemen lingkungan di Universitas Brawijaya Malang. Universitas Brawijaya Malang merupakan perguruan tinggi terbesar ke lima di Indonesia yang memiliki komitmen yang dapat menggali lebih jauh bagaimana penerapan
lingkungannya. Untuk memperoleh sertifikat ISO 14001 yang dapat meningkatkan citra dan memberi jaminan, bahwa Rektor Universitas Brawijaya Malang hingga saat ini isunya akan melaksanakan setifikasi dan dikabarkan tengah melakukan progres dan kesiapan untuk bisa mendapatkan sertifikasi ISO 14001. Akan tetapi, sudah sejauh mana capaian dan kinerja dari Universitas Brawijaya untuk segera memperoleh sertifikat ISO 14001 tersebut dikarenakan hingga sejauh ini masih belum ditemukan tanda-tanda adanya penerimaan sertifikat SML ISO 14001 untuk Universitas Brawijaya Malang (Dian, 2015).
Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil wawancara oleh Dr.
Endang Arisoesilaningsih (Ketua Pusat Jaminan Mutu Universitas Brawijaya Malang) 2017 dari latar belakang diatas, terdapat beberapa aktivitas yang menjadi fokus bagi penelitian ini diantaranya adalah:
1. Universitas Brawijaya Malang belum menerapkan program khusus untuk tingkat institusi dalam menerapkan dan sertifikasi ISO 14001.
2. Belum ada prioritas program yang sesuai dengan persyaratan ISO 14001, namun beberapa kriteria green campus (yang
“selaras” dengan ISO 14001) telah mulai diterapkan.
3. Masih kurangnya kesiapan sumber daya manusia dalam menerapkan persyaratan ISO 14001 di lingkungan Universitas Brawijaya.
4. Masih belum menyiapkan sarana dan prasarana yang sesuai dengan persyaratan ISO 14001.
Standar Internasional ISO 14001 merupakan wahana untuk menjamin kinerja sistem manajemen lingkungan tersebut. Standar ISO 14001 sebenarnya muncul sebagai akibat dari adanya beberapa isu lingkungan yang sering dibicarakan dalam masyarakat. Unit-unit kerja dinilai berdasarkan proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi (PDCA-Plan, Do, Check and Act). Ukuran yang digunakan lembaga internasional ini terhadap Universitas Brawijaya terletak pada implementasi manajemen mutu yang disesuaikan dengan persyaratan ISO 9001:2008 (Dwiningtyastuti, 2009).
Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup wilayah pada penelitian ini berlokasi di Universitas Brawijaya yang terdapat
15 Fakultas, 1 Program Pendidikan Vokasi dan 1 Program Pendidikan Pascasarjana (Gambar 1).
Gambar 1. Peta Persebaran Fakultas Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi dalam penelitian ini adalah mengenai kondisi manajemen terhadap kesiapan cicvitas akademika Universitas Brawijaya untuk mengevaluasi keberhasilan dalam penerapan ISO 14001 di Universitas Brawijaya Malang dan rekomendasi bagi civitas akademika Universitas Brawijaya untuk penerapan ISO 14001 terkait dengan sistem manajemen lingkungan.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini bersifat kualitatif dimana metode survei dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menyebar kuisioner dan melakukan wawancara kepada respoden. Berikut merupakan variabel penilitian yang digunakan (Tabel 1).
Tabel 1. Variabel penelitian
Variabel Sub Variabel Kebijakan lingkungan Dampak lingkungan
Sifat kegiatan Perencanaan
lingkungan Aspek lingkungan Rencana tindakan Pelaksanaan dan
pengoperasian Struktur dan tanggung jawab Pelatihan dan pengendalian Komunikasi
Tindakan
pemeriksaan dan Mengevaluasi keperluan untuk melaksanakan tindakan
Variabel Sub Variabel
perbaikan Meninjau efektifitas tindakan perbaikan
Mengidentifikasi dan melaksanakan koreksi Tinjauan manajemen Evaluasi pencapaian program Sumber : SNI Dokumen ISO 14001
Dalam penelitian ini analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui apa saja program- program yang telah dicapai oleh Universitas Brawijaya terkait kondisi manajemen terhadap sistem manajemen lingkungan berdasarkan skoring. Hasil akhir dari sistem skoring adalah mengklasifikasikan tingkat keterkaitan dari parameter. Klasifikasi didasarkan pada nilai total sjor dari setiap parameter. Rentang klasifikai parameter ditentukan berdasarkan rentang nilai terendah (xmin) hingga tertinggi (xmax) dibagi dengan jumlah kelas yang diinginkan.
Xmin = ∑)(*+𝑋#$% _( ... (1) Xmax = ∑)(*+𝑋#,- _( ... (2) Dengan keterangan :
n = jumlah parameter Xmin = skor terendah
Xmin_i = skor terendah parameter Xmax = skor tertinggi
Xmax_i = skor tertinggi parameter
Jika jumlah kelas dari parameter yang diinginnkan adalah m, maka rentang skor antar kelasnya adalah ./01 2 ./34
5
Dalam penelitian ini masih belum ada penilaian dari setiap indikator, maka untuk menilai indikator dalam penelitian ini berdasarkan asumsi dari peneliti. Skor itu menunjukkan seberapa pencapaian yang dilihat dari 5 kriteria dan 11 sub kriteria yang ada.
Daftar pembanding berisi total 15 pertanyaan dalam lima bagian yang berbeda, sesuai dengan lima prinsip yang tercantum dalam sistem manajemen lingkungan. Sebuah nilai sempurna
"30" (yaitu, setiap pertanyaan mendapatkan nilai 2), jika menanggapi secara menyeluruh menunjukkan bahwa sebuah organisasi memiliki semua elemen yang diperlukan didalam sistem manajemen lingkungan.
Penentuan responden dilakukan secara probability sampling dengan jenis sampel berupa random sampling dimana objek penelitian yang dipilih dilakukan secara acak (Fernanda, 2011).
Didasarkan atas penilaian peneliti bahwa responden tersebut merupakan seseorang yang memiliki infornasi yang cukup untuk penelitian ini dan ukuran sampel yang dibutuhkan sebanyak >30 responden. Pengambilan sampel
untuk analisis IPA dilakukan dengan menjangkau seluruh stakeholder yang ada di lingkungan Universitas Brawijaya. Stakeholder yang dimaksud yaitu seluruh civitas akademika yang diwakili oleh dosen, staff maupun mahasiswa di Universitas Brawijaya. Jumlah responden yang mewakili dosen maupun staff yang merespon berjumlah 17 orang, sedangkan untuk responden yang mewakili mahasiswa yang merepon balik berjumlah 15 orang. Sehingga total dari responden yang merespon balik dari penyebaran kuisioner IPA ini berjumlah 32 orang.
Kriteria yang di tetapkan untuk pemilihan prioritas dari evaluasi sistem manajemen lingkungan berdasarkan ISO 14001 di Universitas Brawijaya mencakup 5 variabel yang dgunakan pada penelitian ini yaitu kebijakan lingkungan (1), perencanaan lingkungan (2), pelaksanaan dan pengoperasian (3), tindakan pemeriksaan dan perbaikan (4) serta tinjauan manajemen (5).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Secara umum, ISO 1400 di Universitas Brawijaya masih berupa sebuah wacana. Namun demikian, sejak tahun 2014 Universitas Brawijaya mengikuti program green metric yang sebagian persyaratannya merupakan prinsip dari ISO 14001. Misalnya, kenyamanan lingkungan universitas, pengehematan energi listrik, penerapan sumur injeksi untuk menabung air, tata kelola administrasi yang meminimalkan penggunaan kertas, dsb. Namun, untuk saat ini Universitas Brawijaya masih belum ada prioritas program terkait dengan persyaratan ISO 14001 dimana kebijakan lingkungan, perencanaan lingkungan, pelaksanaan dan pengoperasian, tindakan pemeriksaan dan perbaikan serta tinjauan manajemen merupaka elemen yang terdapat pada ISO 14001 tentang sistem manajemen lingkungan. Akan tetapi, beberapa kriteria green metric (yang selaras dengan ISO
14001) sudah mulai di terapkan di Universitas Brawijaya.
Analisis Capaian Program Terhadap Kondisi Manajemen Berdasarkan Analisis Deskriptif
Untuk mengetahui sudah sejauh mana capaian Universitas Brawijaya terkait dengan sistem manajemen lingkungan masuk ke dalam kategori tinggi, sedang, maupun rendah, skor tertinggi dari setiap variabel adalah perencanaan lingkungan dengan skor 7 yang dapat dikatakan sebagai prioritas tinggi disamping itu kenyataan dilapangan juga bagus terkait dengan sistem manajemen lingkungan (Aprilasani, 2017).
Sedangkan untuk skor terkecil dari setiap variabel terdapat pada tinjauan manajemen dengan skor 1 yang dapat dikatakan sebagai prioritas rendah, disamping itu kenyataan dilapangan juga rendah dalam melihat capaian Universitas Brawijaya terkait dengan sistem manajemen lingkungan. Selanjutnya kondisi akhir dari proses perhitungan penentuan prioritas dilakukan dengan menjumlahkan nilai tertinggi dan nilai terendah yang kemudian akan dibagi dengan jumlah kelas.
Untuk mengetahui capaian di Universitas Brawijaya terkait dengan sistem manajemen lingkungan masuk ke dalam kategori tinggi, sedang atau rendah didapat dengan rumus 67+8 dengan hasil 2 yang mana bahwa capaian Universitas Brawijaya terkait dengan sistem manajemen lingkungan masih tergolong rendah dan perlu untuk ditingkatkan baik dari segi prosedur dan pelatihan agar kondisi sistem manajemen lingkungan berdasarkan ISO 14001 di Universitas Brawijaya dapat diwujudkan.
Dari hasil perbandingan indikator, didapatkan hasil skor pada setiap variabel untuk mengetahui sudah sejauh manakah capaian Universitas Brawijaya terkait dengan sistem manajemen lingkungan dimana dapat dilihat dan diuraikan pada (Tabel 2). dibawah ini.
Tabel 2. Hasil Skor Setiap Variabel
No Variabel Kelas Indikator Skor
1. Kebijakan lingkungan Sedang Universitas Brawijaya masih belum memiliki dokumen resmi terkait dengan kebijakan lingkungan. Tetapi sudah ada beberapa masterplan untuk zonasi Universitas Brawijaya.
6
2. Perencanaan lingkungan Sedang Universitas Brawijaya telah merencanakan beberapa aspek terkait dengan
sistem manajemen lingkungan. 7
3. Pelaksanaan dan
pengoperasian Rendah Rencana terdekat untuk melaksanakan beberapa aspek dari masterplan yang dilaksanakan pada tahun 2018 belum seluruhnya beroperasi. 4 4. Tindakan pemeriksaan
dan perbaikan Rendah Untuk kondisi fisik pada lingkungan kampus, UB telah menerapkan beberapa aspek tindakan pemeriksaan dan perbaikan terkait dengan sistem manajemen lingkungan.
5
5. Tinjauan manajemen Rendah Untuk saat ini Universitas Brawijaya masih belum melakukan dan bekum terjadwal terkait dengan tinajuan manajemen dari ISO 14001. 1 Sumber : Hasil Analisis
Importance Perfomance Analysis (IPA)
Tahap pertama dalam metode Importance Perfomance Analysis yaitu dengan menentukan tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan dengan tingkat kinerja kualitas atribut-atribut dalam penelitian melalui perbandingan skor kinerja dengan skor kepentingan dengan rumus tingkat kesesuaian.
Analisis IPA pada penelitian ini digunakan untuk menilai keadaan real dari kepentingan pada program ISO 14001 yang ada di Universitas Brawijaya (Dian, 2016).
Hasil dari IPA ini didapat dengan cara menyebarkan kuisioner kepada <30 responden, yang mana di dalam kuisioner tersebut berisi pertanyaan tentang kinerja dan kepentingan terkait dengan sistem manajemen lingkungan berdasarkan ISO 14001 di Universitas Brawijaya dengan menilai kinerja dari kondisi eksisting dari elemen ISO 14001 yang belum maupun yang telah berlaku di Universitas Brawijaya (Pambudi, 2014). Berikut adalah hasil dari tingkat kepentingan dan kinerja dapat dilihat pada (Tabel 3). dibawah ini.
Tabel 3. Rata-Rata Kepentingan dan Kinerja
No. Atribut Rata-rata
Kepentingan Rata-rata Kinerja 1. Kebijakan
Lingkungan 4.5 3.9375
2. Perencanaan
Lingkungan 4.34375 3.96875 3. Aspek Lingkungan 4.34375 3.90625 4. Kebijakan
Lingkungan
Organisasi 4.375 3.875
5. Pelaksanaan dan
Pengoperasian 4.1875 3.84375 6. Sifat Kegiatan 4.09375 3.8125 7. Komunikasi 4.3125 3.84375 8.
Meninjau efektifitas tindakan perbaikan
4.0625 3.875 9. Mengidentifikasi
dan koreksi 4.1875 3.875 10. Rencana
Tindakan 4.34375 3.90625
11. Evaluasi Pencapaian
Program 4.28125 3.90625
12. Tindakan Pemeriksaan dan
Perbaikan 4.46875 3.78125 13. Pelatihan dan
Pengendalian 4.5625 3.84375 14. Evaluasi Untuk
Melaksanan
Tindakan 4.40625 3.75
No. Atribut Rata-rata
Kepentingan Rata-rata Kinerja 15. Struktur dan
Tanggung Jawab 4.4375 3.84375 16. Tinjauan
manajemen 4.53125 3.84375 Sumber : Hasil Analisis
Selanjutnya tingkat unsur-unsur tersebut akan dijabarkan dan dibagi menjadi empat bagian ke dalam diagram kartesius berikut ini (Gambar 2).
Gambar 2. Diagram Kartesius
Dari diagram kartesius diatas, untuk mempermudah memahami hasilnya dapat di interpretasikan sebagai berikut:
1. Quadran 1 (Kepentingan tinggi kinerja rendah) Prioritas Utama
Kuadran I. Dalam kuadran ini penanganannya perlu diprioritaskan, karena ketersediaannya dinilai sangat penting, sedangkan tingkat pelaksanaannya belum memuaskan, atau tingkat kepuasan rendah. Berdasarkan gambar, variabel yang masuk quadran ini adalah variabel nomor 12,13,14,15 dan 16.
2. Quadran 2 (Kepentingan tinggi kinerja tinggi) Perlu Dipertahankan
Kuadran II. Indikator pada kuadran ini perlu dipertahankan, karena tingkat pelaksanaannya telah sesuai dengan kepentingan. Pada kuadran ini tingkat kepentingan tinggi dan tingkat kepuasan tinggi, sehingga telah memuaskan peserta diklat. Berdasarkan gambar, variabel yang masuk quadran ini adalah variabel nomor 1,2,3 dan 10.
3. Quadran 3 (Kepentingan rendah kinerja rendah) Prioritas Rendah
Kuadran III. Indikator pada kuadran ini tingkat kepentingannya rendah (dinilai
Kuadran I Kuadran II
Kuadran III Kuadran IV
kurang penting), tingkat kepuasannya juga rendah. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaannya sudah sesuai dengan tuntutan kepentingan yang rendah.
Berdasarkan gambar, variabel yang masuk quadran ini adalah variabel no 5,6 dan 7.
4. Quadran 4 (Kepentingan rendah kinerja rendah) Berlebihan
Kuadran IV. Indikator dalam kuadran ini dinilai kurang penting, namun pelaksanaanya telah memuaskan bahkan berlebihan. Menunjukan bahwa, tingkat kepentingan rendah namun tingkat kepuasan tinggi, yang mana kualitas pelaksanaannya melebihi harapan peserta.
Berdasarkan gambar, variabel yang masuk quadran ini adalah variabel no 8,9 dan 11.
Hasil Rekomendasi 1. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan (plan) diperlukan untuk menentukan suatu tujuan dan sasaran, serta metode terlebih dahulu.
Tujuan dan sasaran tidak akan dapat dicapai apabila tidak ada kebijakan yang ditetapkan.
Kebijakan ditentukan oleh pemimpin agar dapat menciptakan suatu tata kelola yang baik untuk mencapai tujuan tersebut. Sistem manajemen lingkungan berdasarkan ISO 14001 ini tidak secara langsung akan dilaksanakan apabila tidak ada proses awal dalam proses perencanaan terkait dengan sertifikasi ISO 14001 di Universitas Brawijaya untuk dapat bersaing dengan Universitas lain di Indonesia dengan taraf Internasional.
Pihak dari Universitas Brawijaya sendiri memiliki kemauan untuk melakukan serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan dikarenakan pihak dari Universitas Brawijaya sendiri ingin meningkatkan hidup sehat melalui kebisaan yang dapat mendukung tujuan tersebut.
Selain itu juga dengan adanya kegiatan perencanaan sertfifikasi ISO 1400 ini dapat menggugah kesadaran civitas akademika yang secara tidak langsung merefleksikan tingkat swadaya civitas akademika untuk memperbaiki dan melestarikan lingkungan yang berdampak positif bagi civitas akademika di lingkungan Universitas Brawijaya. Adapun kegiatan perencanaan dalam melaksanakan sertifikasi ISO 14001 terkait dengan sistem manajemen
lingkungan di Universitas Brawijaya diantaranya yaitu kebijakan lingkungan yang terdapat di dalam indikator ISO 14001.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan tahap mengimplementasikan dan melaksanakan perubahan dalam skala kecil terlebih dahulu supaya hasil yang diperoleh dapat dipelajari dengan lebih mudah. Pada tahap pelaksanaan hal penting yang harus dilakukan seperti pelatihan serta pemahaman terhadap peraturan ataupun kebijakan yang telah ditetapkan. Pada tahap ini civitas akademika melaksanakan rencana- rencana kegiatan yang telah disusun sebagai alternatif pemecahan masalah untuk mencapai suatu tujuan yang telah disepakati.
3. Tahap Pengendalian
Tahap pengendalian ini merupakan tahap menganalisis hasil dari perubahan yang telah dilakukan untuk menentukan hal apa saja yang telah didapatkan dan dipelajari dari perubahan tersebut. Tahap pengendalian ini juga berfungsi untuk mengecek atau memeriksa apakah rencana dengan pelasanaan sudah berjalan sesuai dengan tujuan. Apabila target tidak tercapai diperlukan pemeriksaan apakah rencana telah dilakukan dengan benar. Pada tahap ini pula civitas akademika akan melakukan kontrol maupun evaluasi apakah pekerjaan dilaksanakan dengan baik atau tidak. Kontrol maupun evaluasi tersebut bertujuan untuk memeriksa kesesuaian antara pelaksanaan kegiatan dengan tujuan yang akan dicapai.
Apabila hasil kontrol maupun evaluasi menunjukkan hal yang baik maka kegiatan tersebut dapat dilakukan dan dipertahankan.
Namun, apabila hasil tersebut menunjukkan kurang baik dan belum sesuai dengan capaian target maka perlu adanya tindakan untuk memperbaiki kekurangan dari pelaksanaan.
4. Tahap Pemeliharaan
Tahap ini merupakan tahap dimana civitas akademika dapat menerapkan perubahan dan melakukan penyesuaian apabila hasil yang diperoleh baik dan tidak melaksanakannya jika hasilnya tidak baik serta menindak lanjuti atas apa yang didapatkan selama tahap pengecekan.
Bedanya tahap ini dengan tahap evaluasi yaitu adanya modifikasi standar atau
kebijakan. Selain itu, dengan adanya tahap sebelumnya berfungsi untuk mengecek atau memeriksa apakah rencana dengan sudah berjalan sesuai dengan tujuan. Apabila target tidak tercapai diperlukanpemeriksaan apakah rencana telah dilakukan dengan benar. Apabila rencana sudah dilakukan dengan benar namun hasil yang diharapkan tidak tercapai, maka perlu langkah tindak lanjut untuk memperbaiki rencana tersebut.
Tahap ini juga merupakan tahap pemanfaatan hasil dari apa yang telah dilakukan pada kegiatan sebelumnya serta dapat dikembangkan lagi untuk masa kedepannya. Dapat diketahui bahwa untuk variabel dari pelaksanaan dan pengoperasian, tindakan pemeriksaan dan perbaikan serta tinjauan manajemen terkait dengan sistem manajemen lingkungan berdasarkan ISO 14001 di Universitas Brawijaya Malang masih belum ada tindakan pada tiga variabel tersebut yang dikarenakan memang belum sampai pada tahapan tersebut dan masih belum ada tindakan perencanaan kondisi secara fisik. Dapat disimpulkan bahwa sistem manajemen lingkungan berdasarkan ISO 14001 di Universitas Brawijaya masih pada tahap kebijakan lingkungan dan perencanaan lingkungan.
KESIMPULAN
Dari hasil observasi dan analisis yang telah dipaparkan maka penelitian ini dapat disimpulkan bahwa implikasi dari penelitian ini yaitu perhatian terhadap lingkungan semakin tinggi. Menyadari hal itu, maka pelaksanaan sistem manajemen lingkungan berdasarkan ISO 14001 merupakan langkah pokok dari sistem manajemen untuk bisa mencapai perbaikan dalam bidang lingkungan di Universitas Brawijaya memiliki komitmen bahwa semua aktifitas yang dilakukan harus berwawasan lingkungan. Cara yang tepat adalah dengan menerapkan sistem manajemen lingkungan Penerapan sistem manajemen lingkungan berdasarkan ISO 14001 di Universitas Brawijaya sedikit demi sedikit telah diterapkan. Hal itu ditunjukkan dengan program green metric Universitas Indonesia yang menjadi salah satu acuan untuk mendapatkan sertifikasi ISO 14001.
Penerapan tujuan dan sasaran, pengelolaan dampak lingkungan dan minimasi limbah, serta
perencanaan sistem manajemen lingkungan beberapa telah dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Penerapan sistem manajemen lingkungan berdasarkan ISO 14001 di Universitas Brawijaya yaitu dengan mengidentifikasi resiko dan dampak lingkungan, maupun identifikasi terhadap tingkat kesesuaian serta terhadap peraturan perundangan dan persyaratan lainnya yang terkait. Hasil dari analisis deskriptif berdasarkan hasil skoring, menunjukkan bahwa untuk mengetahui sudah sejauh mana capaian Universitas Brawijaya terkait dengan sistem manajemen lingkungan masukke dalam kategori tinggi, sedang, maupun rendah, didapatkan hasil skor 2 yang mana bahwa capaian Universitas Brawijaya terkait dengan sistem manajemen lingkungan masih tergolong rendah dan perlu untuk ditingkatkan baik dari segi prosedur dan pelatihan agar kondisi sistem manajemen lingkungan berdasarkan ISO 14001 di Universitas Brawijaya dapat diwujudkan.
Berdasarakan hasil dari perhitungan Importance Perfomance Analysis terhadap evaluasi tingkat kepuasan dari civitas akademika dalam penerapan ISO 14001 di Universitas Brawijaya dengan variabel kebijakan lingkungan, perencanaan lingkungan, pelaksanaan dan pengoperasian, tindakan pemeriksaan dan perbaikan serta tinjauan manajemen dimana pada saat ini Universitas Brawijaya masih kurang memenuhi persyaratan ISO 14001. Keadaan tersebut bukan merupakan persiapan yang baik dalam hal mendapatkan sertifikasi ISO 14001, oleh karena itu rancangan perbaikan dibuat sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi untuk mendapatkan sertifikasi ISO 14001.
DAFTAR PUSTAKA
Aprilasani, Z dan Chairil, A. Juni 2017. Pengaruh Sertifikasi Sistem Manajemen Lingkungan Iso 14001 Pada Kinerja Perusahaan. Jurnal Ilmiah Manajemen. 7(2):318-320.
Badan Standarisasi Nasional (2005). SNI 19- 14001 2005 tentang SML Persyaratan dan Panduan Penggunaan. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
Darminto dan Agus. 2014. Analisa SML di PT.
Janata Marina Indah Semarang Berdasarkan ISO 14001. Jurnal Teknik Industri. 1(2):5-9.
Dian dan P, Lulu. 2016. Analisis Persepsi Konsumen Menggunakan Metode
Importance Performance Analysis Dan Customer Satisfaction Index. Jurnal Teknologi Industri Pertanian. 8(4):250-255.
Dian, Oky. Agustus 2015. Selangkah Menuju World Class University, UB Kembali Pertahankan sertifikat ISO 9001:2008.
Jurnal Manajemen.1(2):7-9.
Dwiningtyastuti, I. 2009. Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 Di PT Sari Husada Unit 1 Yogyakarta. Jurnal Kedokteran. 1(2):90-97.
Pambudi, J dan Johan, O. Januari 2014. Analisis Kepuasan Pelanggan Dengan Importance Performance Analysis di SBU Laboratory
Cibitung PT Sucofindo (Persero). Jurnal Teknik Industri. 1(1):4-5.
Fernanda, R dan Sri, H. 2011. Analisis Pelaksanaan Sistem Manajemen Lingkungan Berdasarkan ISO 14001 di PT Bartec Utama Mandiri. Jurnal Teknik Industri. 5(2):8-9.
Sueb, M dan Maria ,N. Maret 2012. Relasi Sistem Manajemen Lingunkungan ISO 14001 dan Kinerja Keuangan. Jurnal Dinamika Manajemen.3(1):70-75.
UI Green metric. 2016. Guideline Of Green Metric World University Ranking.
Universitas Indonesia.