• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA AKSI BKTM MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RENCANA AKSI BKTM MAKASSAR"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas Rahmat dan Karunia-Nya

kami dapat menyelesaikan penyusunan Dokumen Rencana Aksi Kegiatan Balai Kesehatan Tradisional Masyarakat (BKTM) Makassar Tahun 2020-2024 Revisi Ke-2.

Rencana Aksi Kegiatan BKTM Makassar merupakan rencana pembangunan di bidang kesehatan masyarakat khususnya bidang kesehatan tradisional selama lima tahun yang disusun untuk menjadi pedoman dan arahan bagi seluruh pelaksana kegiatan BKTM Makassar dalam upaya mencapai sasaran-sasaran pembangunan bidang kesehatan masyarakat khususnya bidang kesehatan tradisional yang telah ditetapkan.

Dokumen Rencana Aksi Kegiatan merupakan dokumen yang berisi analisis situasi dan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam mencapai tujuan/sasaranya dlm kurun waktu tahun 2020-2024. Dengan adanya dokumen ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dan arahan dalam pelaksanaan kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program kesehatan masyarakat, mulai dari penyusunan kebijakan,

(3)

perencanaan, penganggaran, dan evaluasi program / kegiatan tahun 2020-2024.

Berdasarkan hasil evaluasi SAKIP tahun 2020, perlu disusun Indikator Kinerja Antara untuk mengukur capaian kinerja organisasi. Untuk mencapai indicator kinerja utama dan indicator kinerja khusus di bidang kesehatan tradisional maka BKTM Makassar menyusun indicator kinerja antara yang merupakan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu tahun 2020-2024. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan perwujudan fungsi-fungsi BKTM Makassar yang tertuang dalam Permenkes Nomor 31 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Bidang Kesehatan Tradisional Masyarakat.

Atas segala masukan dan sumbangan pemikiran semua pihak yang telah berpartisipasi mewujudkan Rencana Aksi BKTM Makassar Tahun 2020 -2024 Revisi Ke-2 disampaikan penghargaan dan terima kasih. Semoga dokumen perencanaan ini bemanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan dalam pembangunan kesehatan melalui penyelenggaraan kesehatan tradisional yang aman dan bermanfaat bagi kesehatan masyarakat.

(4)

Makassar, Juli 2021

Dr. dr. Anna Khuzaimah, M.Kes NIP 197104062002122001 Akhir kata, semoga dokumen ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya dalam mengevaluasi kinerja Balai Kesehatan Tradisional Masyarakat (BKTM) Makassar.

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Maksud dan Tujuan ... 3

C. Landasan Hukum ... 4

BAB II KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI ... 5

A. Struktur Organisasi ... 5

B. Jenis dan Kedudukan ... 7

D. Tugas pokok dan Fungsi ... 8

D. Pembagian Tugas ... 8

BAB III VISI & MISI, TUJUAN ... 10

A. Visi dan Misi ... 10

B. Tujuan ... 11

BAB IV STRATEGI PELAKSANAAN ... 20

A. Analisis Situasi ... 20

B. Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran ... 29

C. Kegiatan Prioritas ... 33

BAB V P E N U T U P ... 35

(6)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005–2025, mengamanatkan bahwa pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi–tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, manusia usia lanjut dan keluarga miskin. Untuk mewujudkan tujuan tersebut pemeliharaan kesehatan secara tradisional dengan baik dan benar diharapkan dapat memberikan kontribusi yang bermakna.

Periode tahun 2020-2024 merupakan tahapan terakhir dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, sehingga merupakan periode pembangunan jangka menengah yang sangat penting dan strategis. Sesuai dengan RPJPN 2005-2025, sasaran pembangunan jangka menengah 2020-2024 adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur

(7)

perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai bidang yang didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan bahwa setiap kementerian perlu menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Renstra Kementerian Kesehatan merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif memuat program-program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan dan menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Kerja Kementerian Kesehatan dan Rencana Kerja Pemerintah.

Dengan disahkannya Renstra Kementerian Kesehatan melalui Permenkes Nomor 21 tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024, maka penyusunan Rencana Aksi Kegiatan (RAK) BKTM Makassar Tahun 2020-2024 ini telah mengacu pada kebijakan tersebut.

Monitoring terhadap RAK 2020-2024 tetap dilaksanakan secara berkala.

Rencana Aksi BKTM Makassar memuat program–

program kesehatan tradisional yang bersifat indikatif yang akan dilaksanakan selama 5 (lima) tahun yaitu Tahun 2020- 2024 yang merupakan penjabaran dari Permenkes Nomor 21 tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024.

Rencana Aksi ini bersifat dokumen perencanaan

(8)

penting terutama dalam penyusunan Rencana Kerja Tahunan (RKT) setiap tahunnya, sebagai dasar penilaian kinerja pimpinan instansi dan menjadi acuan dalam menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

Sebagai dokumen yang menjadi pedoman pelaksanaan program dan kegiatan lingkup Balai Kesehatan Tradisional Masyarakat (BKTM) Makassar maka rencana aksi kegiatan ini memuat: visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan serta indikator yang selanjutnya diuraikan di dalam program dan kegiatan.

B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud

Penyusunan dokumen Rencana Aksi Kegiatan ini dimaksudkan sebagai acuan bagi penanggung jawab kegiatan di lingkup Balai Kesehatan Tradisional Masyarakat (BKTM) Makassar dalam pelaksanaan kegiatan selama periode tahun 2020-2024.

2. Tujuan

Rencana Aksi Kegiatan BKTM Makassar tahun 2020-2024 bertujuan:

a) Mendukung pencapaian Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan, dan Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Tahun 2020-2024

(9)

b) Menentukan arah dan sasaran kegiatan BKTM Makassar tahun 2020-2024 yang berkesinambungan dan berkelanjutan

c) Menjadi pedoman dalam kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, serta pengembangan kegiatan BKTM Makassar

C. Landasan Hukum

1. Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional

2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Kesehatan

3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 4. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

5. Permenkes nomor 25 tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan

6. Permenkes Nomor 21 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024

7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 31 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Bidang Kesehatan Tradisional Masyarakat.

8. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 374/Menkes/SK/V/2009 tentang Sistem Kesehatan Nasional 9. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 375/Menkes/SK/V/2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang di Bidang Kesehatan RI 2005 – 2025.

(10)

BAB II

KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI A. Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 31 Tahun 2020, tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Bidang Kesehatan Tradisional Masyarakat. Struktur Organisasi Balai Kesehatan Tradisional Masyarakat Makassar terdiri dari :

1. Kepala

2. Subbagian Administrasi Umum 3. Instalasi dan

4. Kelompok Jabatan Fungsional

Instalasi yang ada di BKTM Makassar yaitu Instalasi Pengembangan Model Pelayanan dan Instalasi Kemitraan dan Fasilitasi Rujukan Penapisan yang dipimpin oleh kepala instalasi. Kepala Instalasi Pengembangan Pelayanan Model dibantu oleh Koordinator Keterampilan, Ramuan, dan Gizi.

Sementara Kepala Instalasi Kemitraan dan Fasilitasi Rujukan Penapisan dibantu oleh Koordinator Kemitraan dan Koordinator Penapisan. Untuk lebih jelasnya struktur organisasi BKTM Makassar dapat dilihat pada diagram berikut ini:

(11)

Gambar 1

Struktur Organisasi BKTM Makassar

KEPALA BKTM

KOORDINATOR FASILITASI RUJUKAN

PENAPISAN KOORDINATOR

KEMITRAAN

INSTALASI KEMITRAAN DAN FASILITASI RUJUKAN PENAPISAN INSTALASI PENGEMBANGAN

PELAYANAN MODEL

KASUBAG ADUM

KOORDINATOR RAMUAN

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL APOTEKER

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL ASISTEN APOTEKER

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL PERAWAT

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL FISIOTERAPI KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL NUTRISIONIS

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL ANALIS

LABORATORIUM KESEHATAN KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL DOKTER

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL PROMKES KOORDINATOR

KETERAMPILAN

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

ADMINKES

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL UMUM

(12)

B. Jenis dan Kedudukan

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2358/MENKES/PER/XI/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Bidang Kesehatan Tradisional Masyarakat, BKTM Makassar secara administratif dibina oleh Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak dan secara teknis fungsional dibina oleh Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif, dan Komplementer. Sehubungan dengan adanya reorganisasi di lingkungan Kementerian Kesehatan berdasarkan Permenkes nomor 64 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan maka saat ini BKTM Makassar berada dibawah naungan Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, secara administratif dibina oleh Sekertariat Direktorat Kesehatan Masyarakat.

Pada tahun 2020 terjadi reorganisasi kembali di lingkup Kementerian Kesehatan RI dengan diterbitkannya Permenkes nomor 25 tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan. Kemudian untuk melaksanakan ketentuan Pasal 267 Permenkes Nomor 25 tahun 2020 maka ditindaklanjuti dengan diterbitkannya Permenkes Nomor 31 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Bidang Kesehatan Tradisional Masyarakat. Dengan demikian saat ini organisasi dan tata laksana BKTM Makassar berpedoman pada Permenkes Nomor 31 Tahun 2020.

Oleh karena itu berdasarkan hasil reviu berkala terhadap RAK Tahun 2020-2024 BKTM Makassar disusunlah dokumen RAK Tahun 2020-2024 Revisi Kedua.

(13)

D. Tugas pokok dan Fungsi 1. Tugas Pokok

Berdasarkan Permenkes Nomor 31 tahun 2020, tugas dari (BKTM) Makassar adalah melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelayanan kesehatan tradisional.

2. Fungsi

a. penyusunan rencana, program, dan anggaran;

b. fasilitasi pengembangan dan penerapan model dan metode

pelayanan kesehatan tradisional;

c. fasilitasi rujukan penapisan kesehatan tradisional, alternatif, dan komplementer;

d. pemberian bimbingan teknis pelayanan kesehatan tradisional;

e. pelaksanaan kemitraan di bidang kesehatan tradisional,

alternatif, dan komplementer;

f. pengelolaan data dan sistem informasi;

g. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan; dan

h. pelaksanaan urusan administrasi UPT Bidang Kesehatan Tradisional Masyarakat.

D. Pembagian Tugas 1. Kepala BKTM

Kepala balai mempunyai tugas pokok melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelayanan kesehatan tradisional. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut di atas, Kepala balai secara administratif dibina oleh Sekretaris Jenderal Kesehatan Masyarakat.

(14)

2. Subbagian Administrasi Umum

Subbagian Administrasi Umum mempunyai tugas pokok melakukan koordinasi penyusunan rencana, program, dan anggaran, pengelolaan keuangan dan barang milik negara, urusan kepegawaian, organisasi dan tata laksana, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan, kearsipan, persuratan, dan kerumahtanggaan BKTM.

3. Instalasi

Instalasi dipimpin oleh seorang kepala sebagai jabatan nonstruktural yang mempunyai tugas mengkoordinasikan dan bertanggungjawab dalam penyelenggaraan kegiatan dan fasilitas pelayanan pada instansi.

4. Koordinator dan / atau Sub-Koordinator

Koordinator dan/atau sub-koordinator pelaksana fungsi pelayanan fungsional mempunyai tugas mengoordinasikan dan mengelola kegiatan pelayanan fungsional sesuai dengan bidang tugas masing-masing.

5. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas memberikan pelayanan fungsional dalam pelaksanaan tugas dan fungsi kepala UPT Bidang Kesehatan Tradisional Masyarakat sesuai dengan bidang keahlian dan keterampilan. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional sesuai dengan bidang keahliannya.

(15)

BAB III

VISI & MISI, TUJUAN A. Visi dan Misi

1. Visi

Memperhatikan visi kedua Presiden RI

“Pembangunan SDM dengan menjamin Kesehatan Ibu Hamil dan Anak Usia Sekolah“ dan Visi Kementerian Kesehatan “Menciptakan Manusia yang Sehat, Produktif, Mandiri, dan Berkeadilan untuk menuju Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong” serta berdasarkan analisis lingkungan strategis, maka dirumuskan Visi Balai Kesehatan Tradisional Masyarakat (BKTM) Makassar berikut :

2. Misi

Untuk mewujudkan Visi yang telah ditetapkan maka dirumuskan misi sebagai berikut:

1. Kami adalah Unit Pelaksana Teknis di Bidang Kesehatan Tradisional Masyarakat

“Pusat Penggerak Pembangunan dan Pengembangan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Tradisional

Indonesia”

(16)

2. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara holistic berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi melalui integrasi pelayanan kesehatan konvensional dan tradisional

3. Berkontribusi dalam upaya mewujudkan masyarakat sehat, mandiri, dan berkeadilan

4. Berjuang mewujudkan generasi unggul dan berdaulat

B. Tujuan 1. Tujuan

Tujuan penetapan Rencana Aksi Kegiatan (RAK) BKTM Makassar Tahun 2020-2024 yaitu menentukan target yang akan dicapai dalam jangka waktu lima tahun kedepan.

Adapun tujuan BKTM Makassar dalam mendukung Visi dan Misi yaitu terwujudnya pelayanan kesehatan tradisional dalam rangka menciptakan masyarakat sehat, mandiri, dan berkeadilan. Dalam rangka mewujudkan tujuan maka BKTM Makassar berupaya agar pelayanan kesehatan tradisional dapat diintegrasikan dengan pelayanan kesehatan konvensional. Pada tahap awal BKTM Makassar berupaya untuk mengintegrasikan pelayanan kesehatan tradisional ke dalam program kesehatan masyarakat di puskesmas. Dengan demikian tujuan BKTM Makassar yaitu terwujudnya pelayanan kesehatan tradisional di fasyankes di wilayah jejaring BKTM Makassar.

Selain tujuan di bidang kesehatan tradisional, BKTM Makassar sebagai UPT yang secara administrasi dibina oleh Sekertariat Jenderal Kesehatan Masyarakat memiliki

(17)

perjanjian kinerja dengan Sekertariat Jenderal Kesehatan Masyarakat. Oleh karena itu ditetapkan pula tujuan yang mendukung tujuan Sekertariat Jenderal Kesehatan Masyarakat selama lima tahun kedepan dengan target pada akhir tahun 2024 yaitu Nilai Reformasi Birokrasi pada Lingkup Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat sebesar 60% dan Presentasi kinerja RKAKL pada Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat sebesar 90%.

2. Sasaran

Dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan tradisional, maka BKTM Makassar berupaya agar pelayanan kesehatan tradisional dapat diintegrasikan ke dalam program-program kesehatan masyarakat yang ada di psukesmas. Dengan demikian ditetapkan sasaran yaitu puskesmas yang melaksananan yankestrad integrasi di wilayah provinsi jejaring BKTM Makassar.

Dalam rangka mewujudkan tujuan tercapainya Nilai Reformasi Birokrasi dan Persentasi Kinerja RKAKL maka ditetapkan sasaran yaitu meningkatnya koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan manajemen di lingkup BKTM Makassar.

3. Indikator

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2358/MENKES/PER/XI/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Bidang Kesehatan Tradisional Masyarakat, BKTM Makassar secara

(18)

Kesehatan Ibu dan Anak dan secara teknis fungsional dibina oleh Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif, dan Komplementer. Sehubungan dengan adanya reorganisasi di lingkungan Kementerian Kesehatan, berdasarkan Permenkes nomor 64 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan maka saat ini BKTM Makassar berada dibawah naungan Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, secara administratif dibina oleh Sekertariat Direktorat Kesehatan Masyarakat.

Pada tahun 2020 terjadi reorganisasi kembali di lingkup Kementerian Kesehatan RI dengan diterbitkannya Permenkes nomor 25 tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan. Kemudian untuk melaksanakan ketentuan Pasal 267 Permenkes Nomor 25 tahun 2020 maka ditindaklanjuti dengan diterbitkannya Permenkes Nomor 31 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Bidang Kesehatan Tradisional Masyarakat. Dengan demikian saat ini organisasi dan tata laksana BKTM Makassar berpedoman pada Permenkes Nomor 31 Tahun 2020.

Berdasarkan Permenkes Nomor 31 Tahun 2020 BKTM Makassar merupakan UPT di bidang kesehatan tradisional masyarakat yang memiliki tugas pokok dan fungsi di bidang kesehatan tradisional. Oleh karena itu BKTM Makassar berupaya untuk menjalankan tugas dan fungsi di bidang kesehatan tradisional dan juga melakukan upaya-upaya yang mendukung fungsi Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat.

(19)

Untuk itu BKTM Makassar menggunakan 2 jenis indikator sebagai upaya dalam menjalankan tugas dan fungsi di bidang kesehatan tradisional serta sebagai upaya untuk mendukung fungsi Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat yaitu IKU dan Indikator Kinerja Antara.

Kepala balai memiliki perjanjian kinerja dengan sasaran program/ kegiatan yaitu meningkatnya koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan manajemen Kementerian Kesehatan. Guna mengukur pencapaian sasaran/program tersebut maka digunakan Indikator Kinerja Utama (IKU) yaitu nilai reformasi birokrasi dan persentase kinerja RKAKL.

Untuk mendukung tercapainya sasaran program/kegiatan tadi maka ditetapkan dua kinerja utama kepala balai yaitu: 1) terwujudnya layanan dukungan manajemen satker dan layanan perkantoran; 2) terwujudnya pelayanan kesehatan tradisional. Lalu kinerja utama pertama diturunkan menjadi kinerja adum yang terbagi menjadi tiga kegiatan yaitu: 1) terlaksananya koordinasi penyusunan rencana, program, dan anggaran; 2) terlaksanaya kegiatan pelaksanaan urusan adminidtrasi UPT; 3) Terlaksananya pembangunan ZI di lingkup BKTM Makassar. Ketiga kegiatan tersebut ditetapkan sebagai bagian dari indikator antara.

Kinerja utama kepala balai yang kedua yaitu terwujudnya pelayanan kesehatan tradisional. Guna mencapai kinerja utama tersebut maka dilaksanakan empat kegiatan yaitu:

1) fasilitasi pengembangan model yankestrad; 2) fasilitasi

(20)

kemitraan di bidang yankestrad. Keempat kegiatan tersebut juga merupakan perwujudan dari fungsi BKTM Makassar yang tertuang dalam Permenkes nomor 31 tahun 2020 yang sekaligus ditetapkan sebagai indikator antara. Kegiatan-kegiatan tersebut diturunkan menjadi kinerja jabatan fungsional dan jabatan pelaksana yang ada di Instalasi Pengembangan Model Yankestrad serta Instalasi Penapisan dan Fasilitasi Rujukan Penapisan.

Tercapaianmya indikator kinerja antara tersebut secara tidak langsung juga mendukung pencapaian indikator kinerja utama yang telah ditetapkan dalam perjanjian kinerja kepala balai. Keterkaitan antara tujuan, sasaran, indikator, serta pembagian peran antara kepala balai, kasubag adum, dan JF/JP ditampilkan pada skema berikut ini:

(21)

Terwujudnya Pelayanan Kesehatan

Tradisional Terwujudnya Layanan

Dukungan Manajemen Satker dan Layanan Perkantoran KINERJA

UTAMA KEPALA BALAI IKU

Nilai penerapan reformasi birokrasi lingkup Direktorat

Jenderal Kesehatan Masyarakat

Persentase kinerja RKAKL lingkup Direktorat Jenderal

Kesehatan Masyarakat

INDIKATOR KINERJA ANTARA

Terlaksananya fasilitasi pengembangan model

yankestrad KINERJA JF & JP

Terlaksananya fasilitasi rujukan penapisan

Terlaksananya bimbingan teknis

yankestrad

Terlaksananya kemitraan di bidang

yankestrad KINERJA ADUM

Terlaksanaya pembangunan ZI di

lingkup BKTM Makassar Terlaksanya

Koordinasi penyusunan rencana

,program dan anggaran

Terlaksanya kegiatan pelaksanaan urusan

administrasi UPT

Meningkatnya koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan manajemen

Kementerian Kesehatan SASARAN

PROGRAM/

KEGIATAN

Gambar 2

(22)

Sasaran program yaitu meningkatnya koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan manajemen Kementerian Kesehatan. Untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran tersebut maka ditetapkan indikator kinerja yang tertuang dalam dokumen Perjanjian Kinerja (PK) yaitu:

1) Nilai Penerapan Reformasi Birokrasi pada Lingkup Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat

2) Presentasi kinerja RKAKL Lingkup Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat

Sasaran dan indikator kinerja utama yang tertuang dalam dokumen Perjanjian Kinerja merupakan pemberian dari eselon 1 yaitu milik Sekertariat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat. BKTM Makassar sebagai salah satu UPT yang dimiliki oleh Kementerian Kesehatan turut berkontribusi dalam pencapaian sasaran tersebut melalui pencapaian sasaran di lingkup BKTM Makassar sehingga sasaran yang digunakan menjadi koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan manajemen. Dengan demikian indikator yang digunakan untuk mengukur capaian beserta target per tahun hingga tahun 2024 menjadi sebagai berikut:

(23)

Tabel 1

Target Indikator Kinerja Utama BKTM Makassar Tahun 2020 – 2024

N O

SASARAN PROGRAM/

KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA

TARGET

2020 2021 2022 2023 2024

1 Meningkatnya koordinasi pelaksanaan tugas,

pembinaan dan pemberian dukungan manajemen

1 Nilai

Penerapan Reformasi Birokrasi

56,5% 57,5% 58,5% 59,5% 60%

2 Presentasi kinerja RKAKL

80% 82,5% 85% 87,5% 90%

Sesuai dengan tugas dan fungsi BKTM Makassar yang tertuang dalam Permenkes Nomor 31 Tahun 2020, di mana BKTM Makassar merupakan UPT di bidang kesehatan tradisional masyarakat, maka telah ditetapkan tujuan yang selaras dengan tugas dan fungsi BKTM di bidang kesehatan tradisional yaitu terwujudnya pelayanan kesehatan tradisional di fasyankes di wilayah jejaring BKTM Makassar. Guna mencapai tujuan tersebut maka ditetapkan beberapa kegiatan rutin setiap tahunya yang merupakan perwujudan tugas dan fungsi BKTM Makassar sekaligus ditetapkan sebagai indikator kinerja antara. Adapun indikator kinerja antara yang telah ditetapkan untuk dilaksanakan hingga tahun 2024 sebagai berikut:

(24)

Tabel 2

Target Indikator Antara BKTM Makassar Tahun 2020 – 2024

N o

INDIKATOR KINERJA ANTARA

TARGET

2020 2021 2022 2023 2024 1 Penyusunan

rencana, program, dan anggaran

2 kegi atan

2 kegiat

an

2 kegiat

an

2 kegiat

an

2 kegiat

an 2 Fasilitasi

pengembangan dan penerapan model yankestrad

1 kegi atan

1 kegiat

an

1 kegiat

an

1 kegiat

an

1 kegiat

an 3 Fasilitasi rujukan

penapisan yankestrad

1 kegi atan

1 kegiat

an

1 kegiat

an

1 kegiat

an

1 kegiat

an 4 Bimbingan teknis

yankestrad

2 kegi atan

2 kegiat

an

2 kegiat

an

2 kegiat

an

2 kegiat

an 5 Pelaksanaan

kemitraan di bidang kesehatan

tradisional

2 kegi atan

2 kegiat

an

2 kegiat

an

2 kegiat

an

2 kegiat

an 6 Pelaksanaan urusan

administrasi UPT bidang kesehatan tradisional

masyarakat

7 kegi atan

7 kegiat

an

7 kegiat

an

7 kegiat

an

7 kegiat

an

(25)

BAB IV

STRATEGI PELAKSANAAN A. Analisis Situasi

Berdasarkan latar belakang yang ada dilakukan analisa Strength, Weakness, Opourtunities dan Treath (SWOT) sebagai dasar untuk menentukan arah dan prioritas strategis.

STRENGHTH WEAKNESS

1. Amanat UU 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 48 agar 17 jenis Pelayanan (termasuk Pelayanan Tradisional) terintegrasi dalam Pelayanan Kesehatan Formal

2. Adanya PP 103 Tahun 2014 tentang Pelayanan

Kesehatan Tradisional

3. Adanya Permenkes No 61 Tahun 2016 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris

4. Adanya Permenkes No 37 Tahun 2017 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Integrasi

5. Adanya Permenkes No 15 Tahun 2018 tentang Pelayanan Kesehatan

1. Kebijakan dan regulasi bidang pelayanan kesehatan tradisional di kab./kota masih terbatas

2. Belum adanya standar pelayanan kesehatan tradisional di fasyankes

3. Belum adanya mutu dan akreditasi di bidang pelayanan kesehatan tradisional

4. Jumlah dan jenis SDM bidang pelayanan kesehatan tradisional, alternatif dan

komplementer masih sangat terbatas

5. Masih terbatasnya anggaran dalam mendukung kegiatan kesehatan tradisional

(26)

Tradisional Komplementer

6. Adanya Permenkes No 9 Tahun 2016 tentang Asuhan Mandiri

7. Riset/Produk tentang Ramuan dan Keterampilan telah banyak ditapis di Sentra P3T, B2P2OOT, Badan Litbangkes, LIPI, dan PT.

Swasta

8. Kurikulum pelatihan teknis pelayanan kesehatan tradisional

9. Adanya Permenkes RI Nomor 20 tahun 2021 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK dan WBBM di Lingkungan Kementerian Kesehatan

6. Dukungan sistem pembiayaan untuk pelayanan kesehatan tradisional belum ada atau belum terakomodirnya pelayanan kesehatan tradisional dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

7. Infrastruktur pelayanan kesehatn tradisional belum memadai

8. Sistem informasi, komunikasi dan database pelayanan kesehatan tradisional belum terintegrasi ke pihak-pihak terkait

OPPORTUNITY THREAT

1. Trend gaya hidup kembali kea lam (back to nature)

2. Pelayanan kesehatan tradisional dapat

dimplementasikan ke seluruh siklus kehidupan (continuum care)

3. Pelayanan kesehatan tradisional dapat

1. Maraknya produk herbal asing dan tenaga kesehatan asing masuk ke Indonesia

2. Adanya produk jamu yang mengandung bahan kimia

3. Berkembangnya metode pelayanan kesehatan tradisional asing yang bertentangan dengan

(27)

berkontribusi pada seluruh program kesehatan

4. Saintifiasi Jamu

mempercepat penyediaan jumlah dan jenis Obat Herbal Terstandar (OHT)

5. Potensi pasar local dan global obat tradisional cenderung meningkat

6. Penyerapan tenaga kerja dalam industri obat tradisional

7. Pengembangan sektor lain:

pertanian, kehutanan dan perkebunan serta pariwisata

8. Dukungan swasta, LSM dan masyarakat

9. Ditetapkanya indikator nilai reformasi birokrasi dalam Perjanjian Kinerja BKTM Makassar

norma yang berlaku di Indonesia.

Setelah dilakukan analisis SWOT maka dilanjutkan dengan analisis TOWS untuk menentukan strategi yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu 2020-2024. Adapun alternatif strategi yang dipilih diperoleh dari telaahan sebagai berikut:

1. Memanfaatkan strength (kekuatan) tertentu untuk

(28)

2. Memanfaatkan strength (kekuatan) tertentu untuk menggapai opportunity

3. Meminimalkan atau meniadakan weakness (kelemahan) tertentu dengan menghadapi threat (ancaman) tertentu

4. Meminimalkan atau meniadakan weakness (kelemahan) tertentu dengan memanfaatkan opportunity (peluang) tertentu

5. Memanfaatkan strength (kekuatan) dan opportunity (peluang) tertentu untuk meniadakan suatu weakness (kelemahan) yang ada

Strength (kekuatan):

1. Amanat UU 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 48 agar 17 jenis Pelayanan (termasuk Pelayanan Tradisional) terintegrasi dalam Pelayanan Kesehatan Formal

2. Adanya PP 103

Weakness (kelemahan):

1. Belum optimalnya dukungan komitmen pemerintah daerah

2. Belum adanya standar pelayanan kesehatan

tradisional di fasyankes

3. Belum adanya mutu dan akreditasi di bidang pelayanan kesehatan

tradisional

4. Jumlah dan jenis SDM bidang pelayanan kesehatan

(29)

Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional

3. Adanya Permenkes No 61 Tahun 2016 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris

4. Adanya Permenkes No 37 Tahun 2017 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Integrasi

5. Adanya Permenkes No 15 Tahun 2018 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer

6. Adanya

tradisional, alternatif dan komplementer masih sangat terbatas

5. Masih terbatasnya anggaran dalam mendukung

kegiatan kesehatan tradisional

6. Dukungan sistem pembiayaan untuk pelayanan

kesehatan tradisional belum ada atau belum teraokomodirnya pelayanan kesehatan tradisional dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

7. Infrastruktur

pelayanan kesehatn tradisional belum memadai

8. Sistem informasi, komunikasi dan database pelayanan kesehatan tradisional terbatas

(30)

Permenkes No 9 Tahun 2016 tentang Asuhan Mandiri

7. Riset/Produk tentang Ramuan dan Keterampilan telah banyak ditapis di Sentra P3T, B2P2OOT, Badan

Litbangkes, LIPI, dan PT. Swasta

8. Kurikulum pelatihan teknis pelayanan kesehatan tradisional

(31)

Opportunity (peluang):

1. Trend gaya hidup kembali ke alam (back to nature)

2. Pelayanan kesehatan tradisional dapat

dimplementasik an ke seluruh siklus kehidupan (continuum care)

3. Pelayanan kesehatan tradisional dapat berkontribusi pada seluruh program kesehatan

4. Saintifiasi Jamu mempercepat penyediaan jumlah dan jenis Obat Herbal Terstandar (OHT)

Strategi SO

1. Sosialisasi &

implementasi Permenkes No 37 Tahun 2017 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Integrasi di puskesmas

2. Sosialisasi &

implementasi Permenkes No 9 Tahun 2016 tentang Asuhan Mandiri kepada puskesmas &

kelompok masyarakat

3. Sosialisasi &

implementasi Permenkes No 61 Tahun 2016 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional

Strategi WO

1. Penyusunan rekomendasi kebijakan yang ditujukan kepada direktorat yankestrad terkait pelayanan kesehatan tradisional berdasarkan hasil monitoring evaluasi

pelaksanaan kebijakan yankestrad di kab./kota provinsi jejaring

2. Penyusunan rancangan kebijakan yang ditujukan kepada pemda terkait regulasi pelaksanaan pelayanan kesehatan tradisional di

(32)

5. Potensi pasar local dan global obat tradisional cenderung meningkat

6. Penyerapan tenaga kerja dalam industri obat tradisional

7. Pengembanga n sektor lain:

pertanian, kehutanan dan perkebunan serta pariwisata

8. Dukungan swasta, LSM dan masyarakat

Empiris kepada puskesmas dan penyehat tradisional

4. Sosialisasi Permenkes No 15 Tahun 2018 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer kepada pemda

5. Sosialisasi dan bimbingan teknis

pemanfaatan asuhan mandiri ramuan dan keterampilan

6. Penguatan dan

pengembang an fasyankes yang

melaksanakan pelayanan kesehatan tradisional

provinsi jejaring

3. Advokasi rekomendasi kebijakan dan rancangan kebijakan terkait pelaksaaan pelayanan kesehatan tradisional kepada pemda

4. Sinkronisasi perencanaan di bidang pelayanan kesehatan tradisional antara pemda dan BKTM Makassar

5. Pengusulan NSPK yang ditujukan kepada Direktorat Yankestrad terkait

penyelenggara an pelayanan kesehatan

(33)

integrasi

7. Kerjasama dengan institusi Pendidikan dalam membangun pendidikan di bidang kesehatan tradisional

8. Pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkup BKTM Makassar

tradisional di fasyankes

6. Pengusulan NSPK yang ditujukan kepada Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat terkait integrasi pelayanan kesehatan tradisional ke dalam program kesehatan masyarakat

Strategi ST

1. Menyusun pedoman pembinaan hatra bagi pengelola program kestrad di puskemas

2. Sosialisasi terkait upaya

pembinaan penyehat

Strategi WT

1. Penguatan kelembagaan di bidang kesehatan tradisional

2. Melakukan upaya akselerasi pengintegrasia n pelayanan kesehatan

(34)

kepada pengelola kestrad fasyankes di kab./kota provinsi jejaring

3. Melaksanakan penapisan terkait bahan, alat, dan metode pelayanan kesehatan tradisional yang ada di

masyarakat

4. Berkoordinasi dengan BPOM dan Dinkes Provinsi terkait pengawasan obat tradisional

fasyankes kab./kota provinsi jejaring

B. Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran

Strategi pencapaian tujuan dan sasaran merupakan penjabaran operasional dari kebijakan dan program sebagai upaya pencapaian target unit kerja. Oleh karena itu dalam mencapai tujuan dan sasaran dari BKTM Makassar diperlukan

(35)

kebijakan-kebijakan sebagai sebuah strategi untuk mencapai target dari indikator kinerja yang telah ditentukan.

Tujuan BKTM Makassar yaitu terwujudnya pelayanan kesehatan tradisional dalam rangka menciptakan masyarakat sehat, mandiri, dan berkeadilan. Dalam rangka mewujudkan tujuan maka BKTM Makassar berupaya agar pelayanan kesehatan tradisional dapat diintegrasikan dengan pelayanan kesehatan konvensional. Pada tahap awal BKTM Makassar berupaya untuk mengintegrasikan pelayanan kesehatan tradisional ke dalam program kesehatan masyarakat yang ada di puskesmas. Untuk itu ditetapkan sasaran yaitu puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan tradisional integrasi di wilayah provinsi jejaring BKTM Makassar.

Selain tujuan di bidang kesehatan tradisional, BKTM Makassar sebagai UPT yang secara administrasi dibina oleh Sekertariat Jenderal Kesehatan Masyarakat memiliki perjanjian kinerja dengan Sekertariat Jenderal Kesehatan Masyarakat. Oleh karena itu ditetapkan pula tujuan yang mendukung tujuan Sekertariat Jenderal Kesehatan Masyarakat yaitu Nilai Reformasi Birokrasi pada Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat dan Presentasi kinerja RKAKL pada Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat.

Berdasarkan analisis TOWS yang telah dilakukan, guna mencapai tujuan dan sasaran tersebut maka ditetapkan strategi BKTM Makassar yaitu :

a) Lingkup BKTM Makassar

(36)

1) Pelaksanaan pembangunan Zona Integritas di lingkup BKTM Makassar

2) Melaksanakan penapisan terkait bahan, alat, dan metode pelayanan kesehatan tradisional yang ada di masyarakat

3) Menyusun pedoman pembinaan hatra bagi pengelola program kestrad di puskemas 4) Sosialisasi terkait upaya pembinaan penyehat

tradisional kepada pengelola kestrad fasyankes di kab./kota provinsi jejaring

5) Melakukan upaya akselerasi pengintegrasian pelayanan kesehatan tradisional di fasyankes kab./kota provinsi jejaring

b) Di Kab/Kota Prov. Jejaring

1) Sosialisasi & implementasi Permenkes No 37 Tahun 2017 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Integrasi di puskesmas

2) Sosialisasi & implementasi Permenkes No 9 Tahun 2016 tentang Asuhan Mandiri kepada puskesmas &

kelompok masyarakat

3) Sosialisasi & implementasi Permenkes No 61 Tahun 2016 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris kepada dinkes kab./kota, puskesmas dan penyehat tradisional

4) Sosialisasi Permenkes No 15 Tahun 2018 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer kepada pemda

(37)

5) Sosialisasi dan bimbingan teknis pemanfaatan asuhan mandiri ramuan dan keterampilan

6) Penguatan dan pengembangan fasyankes yang melaksanakan pelayanan kesehatan tradisional integrasi

7) Penyusunan rancangan kebijakan yang ditujukan kepada pemda terkait regulasi pelaksanaan pelayanan kesehatan tradisional di kab./kota provinsi jejaring

8) Advokasi rekomendasi kebijakan dan rancangan kebijakan terkait pelaksaaan pelayanan kesehatan tradisional kepada pemda

9) Sinkronisasi perencanaan di bidang pelayanan kesehatan tradisional antara pemda dan BKTM Makassar

c) Di Lintas Program/ Sektor

1) Kerjasama dengan institusi pendidikan dalam membangun pendidikan di bidang kesehatan tradisional

2) Berkoordinasi dengan BPOM dan Dinkes Provinsi terkait pengawasan obat tradisional

3) Penguatan kelembagaan di bidang kesehatan tradisional dengan LP/LS

d) Di Kementerian Kesehatan

1) Penyusunan rekomendasi kebijakan yang ditujukan kepada direktorat yankestrad terkait pelayanan

(38)

evaluasi pelaksanaan kebijakan yankestrad di kab./kota provinsi jejaring

2) Pengusulan NSPK yang ditujukan kepada Direktorat Yankestrad terkait penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional di fasyankes

3) Pengusulan NSPK yang ditujukan kepada Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat terkait integrasi pelayanan kesehatan tradisional ke dalam program kesehatan masyarakat

C. Kegiatan Prioritas

Sebagai perwujudan dari strategi yang telah ditetapkan maka direncanakan beberapa kegiatan rutin yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu tahun 2020 hingga 2024 sebagai berikut:

a) Penyusunan rencana program dan anggaran di bidang kesehatan tradisional

b) Sinkronisasi rencana program antara BKTM Makassar dan daerah

c) Pelaksanaan layanan kesehatan tradisional dalam rangka pengembangan model

d) Pelaksanaan kegiatan penguatan kelembagaan di bidang kesehatan tradisional

e) Pelaksanaan kegiatan pengembangan model pelayanan kesehatan tradisional di fasyankes kab./kota

f) Sosialisasi dan advokasi kesehatan tradisional

g) Pelaksanaan kegiatan fasilitasi rujukan penapisan pelayanan kesehatan tradisional

(39)

h) Kegiatas fasilitasi & pemanfaatan TOGA

i) Asuhan mandiri pemanfaatan ramuan dan akupresur j) Kegiatan identifikasi sasaran kemitraan di bidang

kesehatan tradisional

k) Kegiatan pertemuan sasaran kemitraan di bidang kesehatan tradisional

l) Peningkatan SDM BKTM Makassar dalam pelaksanaan tugas teknis pelayanan kesehatan tradisional

m) Pembangunan budaya kerja & pola pikir di lingkungan BKTM Makassar

n) Pelaksanaan pembangunan zona integritas di lingkup BKTM Makassar

o) Pelaksanaan urusan administrasi UPT

(40)

BAB V P E N U T U P

Rencana Aksi Balai Kesehatan Tradisional Masyarakat (BKTM) Makassar Tahun 2020-2024 merupakan komitmen perencanaan yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, dan strategi serta Indikator program dan kegiatan. Dokumen ini sekaligus memberikan arah kepada pemangku kepentingan (stakeholder) di wilayah kerja BKTM Makassar untuk berperan aktif dalam pembangunan kesehatan tradisional.

Rencana Aksi BKTM Makassar akan menjadi acuan di dalam penyusunan Rencana Kerja Tahunan (RKT) BKTM Makassar di bidang kesehatan tradisional. Evaluasi terhadap Rencana Aksi akan dilaksanakan setiap tahunnya melalui pengukuran kinerja dan secara keseluruhan akan dievaluasi pada akhir periode.

Hasil dari evaluasi tersebut akan menjadi bahan untuk pengembangan instansi dimasa yang akan datang.

Rencana Aksi ini merupakan komitmen bersama seluruh pimpinan dan staf pada lingkup BKTM Makassar. Oleh karena itu perlu adanya tanggung jawab bersama untuk melaksanakannya.

(41)

BALAI KESEHATAN TRADISIONAL MASYARAKAT MAKASSAR

Jl.Perintis Kemerdekaan Km.11 Telp : (0411)-584172, Fax : (0411)-84172 e-mail : sulsekbktm@yahoo.co.id

KEPUTUSAN

KEPALA BALAI KESEHATAN TRADISIONAL MASYARAKAT MAKASSAR NOMOR: NOMOR: PR.03.1/1/724/2021

TENTANG

PERUBAHAN KEDUA ATAS KEPUTUSAN KEPALA BALAI KESEHATAN TRADISIONAL MASYARAKAT NOMOR PR.03.01/1/1012/2020

TENTANG

PERUBAHAN RENCANA AKSI BALAI KESEHATAN TRADISIONAL MASYARAKAT TAHUN 2020-2024

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALABALAI KESEHATAN TRADISIONAL MASYARAKAT MAKASSAR

MENIMBANG : a. bahwa berdasarkan hasil evalausi SAKIP yang merekomendasikan perlunya indikator kinerja organsiasi serta adanya perubahan sasaran program dalam perjanjian kinerja Balai Kesehatan Tradisional Masyarakat Tahun 2020 , maka perlu dilakukan perubahan Rencana Aksi Balai Kesehatan Tradisional Masyarakat ;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, maka perlu dilakukan perubahan Rencana Aksi Balai Kesehatan Tradsional Masyarakat Tahun 2020-2024 dengan Keputusan Kepala BKTM Makassar;

MENGINGAT : 1. Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);

4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5036);

5. Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015 tentang Kementerian

(42)

6. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 10);

7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2020 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan.

8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2021 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pelaksana Tugas bidang Kesehatan Tradsional.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : SURAT KEPUTUSAN KEPALA BALAI KESEHATAN TRADISIONAL MASYARAKAT TENTANG PERUBAHAN

KEDUA RENCANA AKSI BALAI KESEHATAN

TRADISIONAL MASYARAKAT TAHUN 2020-2024

KESATU : Rencana Aksi Balai Kesehatan Tradsional Masyarakat yang telah dirubah merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif yang memuat visi, misi, tujuan dan sasaran strategis, program dan kegiatan pembangunan bidang kesehatan tradisional sesuai dengan tugas dan fungsi Balai Kesehatan Tradisional Masyarakat ;

KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan dengan ketentuan bahwa apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan diubah dan dibetulkan sebagaimana mestinya

Dutetapkan : di Makassar Pada Tanggal : 12 Juli 2021 KEPALA BKTM

DR.dr. ANNA KHUZAIMAH,M.Kes NIP. 19710406200122001

Tembusan :

1. Direktur Jenederal Kesehatan Masyarakat di Jakarta;

2. Sekretaris Jenderal Kesehatan Masyarakat Republik Indonesia di Jakarta;

Referensi

Dokumen terkait

Bab ini antara lain akan menjelaskan tentang kecerdasan emosional, komik, ramalan zodiak dan astrologi, multimedia dan telepon selular serta sekilas penjelasan

Deputi Bidang IV yang selanjutnya disebut Deputi IV, mempunyai tugas pokok menyelenggarakan bantuan administrasi kepada semua kegiatan serta membina dan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan terhadap penggunaan alih kode dalam novel Juaro karya Taufik Wijaya dapat disimpulkan sebagai berikut. 1)

Praktek Kerja dan Tugas Akhir ini merupakan salah satu matakuliah yang wajib ditempuh dan disusun sebagai persyaratan kelulusan di Program Studi D3 Komputerisasi

Rencana pembangunan daerah yang selaras dapat dilihat dari: (i) tingkat kesesuaian prioritas pembangunan RKPD dengan prioritas pembangunan RPJMD; (ii) tingkat kesesuaian

Cord rewind button Nút thu dây điện nguồn Tuas penggulung kabel Power control dial Vòng điều khiển mức điện Tombol pengatur daya Curved wand Thanh cắm cong Pipa

Jumat, 23 September 2016 Catur Maiyulinda Info Harga TBS Kelapa Sawit √ Datang Langsung Permintaan telah

[r]