• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEKRETARIS JENDERAL BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SEKRETARIS JENDERAL BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN2021

TENTANG

RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA ESELON I DAN ESELON II DI LINGKUNGAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

TAHUN 2020-2024

SEKRETARIS JENDERAL BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menjabarkan kontribusi dan peranan satuan kerja Eselon I dan Eselon II dalam pelaksanaan Rencana Strategis Badan Pemeriksa Keuangan Tahun 2020-2024, diperlukan suatu dokumen Rencana Strategis di tingkat satuan kerja Eselon I dan Eselon II;

b. bahwa untuk memberikan acuan dalam perencanaan kegiatan dan penganggaran, memberikan panduan dalam pengambilan keputusan strategis dan arah kebijakan, menetapkan sasaran dan target jangka menengah, serta menetapkan indikator kinerja beserta langkah-langkah yang akan diterapkan di tingkat satuan kerja Eselon I dan Eselon II, diperlukan sebuah dokumen perencanaan strategis yang definitif dan komprehensif;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Sekretaris Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan tentang Rencana Strategis Satuan Kerja Eselon I dan Eselon II di Lingkungan Badan Pemeriksa Keuangan Tahun 2020-2024;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

13 2021

(2)

2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4654);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);

5. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 10);

6. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 3 Tahun 2018 tentang Penyusunan Peraturan, Instruksi, Surat Edaran, Keputusan, dan Pengumuman pada Badan Pemeriksa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 27);

7. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 1 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelaksana Badan Pemeriksa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 62) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 2 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 1 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelaksana Badan Pemeriksa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 197);

8. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 3 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Badan Pemeriksa Keuangan Tahun 2020-2024 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 246);

9. Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 5/K/I-XIII.2/8/2021 tentang Rencana Implementasi Rencana Strategis Badan Pemeriksa Keuangan Tahun 2020-2024;

(3)

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL BADAN PEMERIKSA KEUANGAN TENTANG RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA ESELON I DAN ESELON II DI LINGKUNGAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN TAHUN 2020-2024.

Pasal 1

Rencana Strategis Satuan Kerja Eselon I dan Eselon II di Lingkungan Badan Pemeriksa Keuangan Tahun 2020-2024 yang selanjutnya disebut Renstra Eselon I dan Eselon II merupakan acuan dalam perencanaan kegiatan dan penganggaran, memberikan panduan dalam pengambilan keputusan strategis dan arah kebijakan, menetapkan sasaran dan target jangka menengah, serta menetapkan indikator kinerja beserta langkah-langkah yang akan diterapkan di tingkat satuan kerja Eselon I dan Eselon II di lingkungan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Pasal 2

Rencana Strategis Eselon I dan Eselon II sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 memuat informasi sebagai berikut:

a. visi;

b. misi;

c. nilai dasar;

d. tujuan; dan e. sasaran strategis;

sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing satuan kerja yang disusun berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) BPK Tahun 2020-2024.

Pasal 3

Renstra Eselon I dan Eselon II sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 terdiri atas 91 (sembilan puluh satu) satuan kerja, yaitu:

a. Sekretariat Jenderal;

b. Biro Sekretariat Pimpinan;

c. Biro Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama Internasional;

d. Biro Sumber Daya Manusia;

e. Biro Keuangan;

f. Biro Teknologi Informasi;

g. Biro Umum;

h. Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Pemeriksaan Keuangan Negara;

i. Pusat Akademik dan Teknologi Pembelajaran Pendidikan dan Pelatihan Pemeriksaan Keuangan Negara;

j. Pusat Perencanaan dan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Pemeriksaan Keuangan Negara;

(4)

k. Pusat Sertifikasi dan Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Pemeriksaan Keuangan Negara;

l. Inspektorat Utama;

m. Inspektorat Pemerolehan Keyakinan Mutu Pemeriksaan;

n. Inspektorat Pemeriksaan Internal dan Mutu Kelembagaan;

o. Inspektorat Penegakan Integritas;

p. Direktorat Utama Perencanaan, Evaluasi, dan Pengembangan Pemeriksaan Keuangan Negara;

q. Direktorat Perencanaan Strategis dan Manajemen Kinerja;

r. Direktorat Evaluasi dan Pelaporan Pemeriksaan;

s. Direktorat Penelitian dan Pengembangan;

t. Direktorat Utama Pembinaan dan Pengembangan Hukum Pemeriksaan Keuangan Negara;

u. Direktorat Konsultasi Hukum dan Kepaniteraan Kerugian Negara/Daerah;

v. Direktorat Legislasi, Pengembangan, dan Bantuan Hukum;

w. Auditorat Utama Keuangan Negara I;

x. Auditorat I.A;

y. Auditorat I.B;

z. Auditorat I.C;

aa. Auditorat I.D;

bb. Auditorat Utama Keuangan Negara II;

cc. Auditorat II.A;

dd. Auditorat II.B;

ee. Auditorat II.C;

ff. Auditorat II.D;

gg. Auditorat Utama Keuangan Negara III;

hh. Auditorat III.A;

ii. Auditorat III.B;

jj. Auditorat III.C;

kk. Auditorat III.D;

ll. Auditorat Utama Keuangan Negara IV;

mm. Auditorat IV.A;

nn. Auditorat IV.B;

oo. Auditorat IV.C;

pp. Auditorat Utama Keuangan Negara V;

qq. Auditorat V.A;

rr. Auditorat Pengelolaan Pemeriksaan AKN V;

ss. BPK Perwakilan Provinsi Aceh;

tt. BPK Perwakilan Provinsi Sumatera Utara;

uu. BPK Perwakilan Provinsi Sumatera Barat;

vv. BPK Perwakilan Provinsi Riau;

ww. BPK Perwakilan Provinsi Kepulauan Riau;

(5)

xx. BPK Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan;

yy. BPK Perwakilan Provinsi Jambi;

zz. BPK Perwakilan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung;

aaa. BPK Perwakilan Provinsi Bengkulu;

bbb. BPK Perwakilan Provinsi Lampung;

ccc. BPK Perwakilan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

ddd. BPK Perwakilan Provinsi Banten;

eee. BPK Perwakilan Provinsi Jawa Barat;

fff. BPK Perwakilan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta;

ggg. BPK Perwakilan Provinsi Jawa Tengah;

hhh. BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur;

iii. Auditorat Utama Keuangan Negara VI;

jjj. Auditorat VI.A;

kkk. Auditorat VI.B;

lll. Auditorat Pengelolaan Pemeriksaan AKN VI;

mmm. BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Barat;

nnn. BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Tengah;

ooo. BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Selatan;

ppp. BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Utara;

qqq. BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur;

rrr. BPK Perwakilan Provinsi Bali;

sss. BPK Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Barat;

ttt. BPK Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Timur;

uuu. BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan;

vvv. BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat;

www. BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Tengah;

xxx. BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara;

yyy. BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara;

zzz. BPK Perwakilan Provinsi Gorontalo;

aaaa. BPK Perwakilan Provinsi Maluku;

bbbb. BPK Perwakilan Provinsi Maluku Utara;

cccc. BPK Perwakilan Provinsi Papua;

dddd. BPK Perwakilan Provinsi Papua Barat;

eeee. Auditorat Utama Keuangan Negara VII;

ffff. Auditorat VII.A;

gggg. Auditorat VII.B;

hhhh. Auditorat VII.C;

iiii. Auditorat VII.D;

jjjj. Auditorat Utama Investigasi;

kkkk. Auditorat Investigasi Keuangan Negara Pusat;

llll. Auditorat Investigasi Keuangan Daerah; dan

mmmm. Auditorat Investigasi Kekayaan Negara/Daerah yang Dipisahkan.

(6)

Pasal 4

Renstra Eselon I dan Eselon II sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 tercantum dalam Lampiran I sampai dengan Lampiran XCI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini.

Pasal 5

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan memiliki daya laku surut sejak tanggal 30 Januari 2020.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 8 September 2021

SEKRETARIS JENDERAL BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAHTIAR ARIF

Salinan sesuai dengan aslinya

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Kepala Direktorat Utama Pembinaan dan Pengembangan Hukum

Pemeriksaan Keuangan Negara,

Blucer Welington Rajagukguk

(7)

RENCANA STRATEGIS

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN PERWAKILAN PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

2020-2024

LAMPIRAN LV : PERATURAN SEKJEN BPK-RI NOMOR : TAHUN 2021

TANGGAL : 13

8 SEPTEMBER 2021

(8)

Kata Pengantar

Segala puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya Renstra BPK Perwakilan Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta 2020-2024 dapat disusun dan diselesaikan. Renstra BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta disusun sebagai turunan dan penjabaran yang lebih detail dari Renstra BPK 2020-2024 dan Renstra Auditorat Utama Keuangan Negara (AKN) V 2020-2024 yang berisi visi, misi, tujuan, sasaran strategis, arah kebijakan pemeriksaan dan pengembangan tata kelola organisasi, kerangka kelembagaan, target kinerja dan ukuran pencapaiannya, beserta kerangka pendanaan untuk BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta selama lima tahun ke depan.

Dalam merumuskan renstra, selain berpedoman pada Renstra BPK 2020- 2024 dan Renstra AKN V 2020-2024, BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta juga memperhatikan isu strategis internal organisasi serta lingkungan strategis yang mencakup agenda pembangunan nasional yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi DKI Jakarta, reformasi birokrasi dan tata kelola, implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/Sustainable Development Goals (SDGs), perkembangan daerah/nasional terkait tata kelola keuangan negara dan praktik terbaik pengelolaan kinerja lembaga pemeriksa, Supreme Audit Institution Performance Measurement Framework (SAI PMF), perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, serta dampak pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di BPK.

Sebagai satuan kerja (satker) yang melaksanakan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan daerah, BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta harus meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan sehingga mampu memberikan manfaat bagi para pemangku kepentingan dalam rangka perbaikan tata kelola keuangan negara/daerah. Peningkatan kualitas dan manfaat atas hasil kinerja tersebut sangat diperlukan untuk meningkatkan

(9)

kepercayaan dari pemangku kepentingan. Nilai-nilai Dasar BPK yaitu Independensi, Integritas, dan Profesionalisme menjadi semangat moral yang selalu dijunjung tinggi dan diimplementasikan dalam melaksanakan setiap tugas dan tanggung jawab BPK. Selanjutnya, sistem pengendalian mutu BPK di tingkat pemeriksaan dan tata kelola organisasi juga semakin dioptimalkan untuk meningkatkan kualitas dan manfaat hasil pemeriksaan BPK.

Penyusunan Renstra BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta 2020-2024 ini melibatkan seluruh jajaran di BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta dan diharapkan akan menjadi pedoman bagi para pelaksana BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya.

Keberhasilan dari renstra ini ditentukan oleh peran aktif seluruh pegawai pada BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta. Mari kita rapatkan barisan untuk melaksanakan implementasi Renstra BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta demi kemajuan dan kejayaan BPK ke depan melalui peran aktif dalam pemeriksaan untuk mewujudkan tata kelola keuangan negara yang berkualitas dan bermanfaat dalam rangka pencapaian tujuan negara.

Kepala Perwakilan

BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta,

Pemut Aryo Wibowo

(10)

Ringkasan Eksekutif

BPK merupakan lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang bebas dan mandiri dalam melaksanakan tugasnya memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945). Pengaturan lebih lanjut dari mandat tersebut adalah dengan diterbitkannya Undang- Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan untuk mengatur pelaksanaan tugas dan kewenangan BPK. BPK berkedudukan di ibukota negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsi.

BPK sebagai lembaga negara berkewajban mendorong pencapaian tujuan negara sebagaimana diamanatkan UUD 1945. Oleh karena itu, BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta menyusun Renstra dalam rangka berkontribusi dalam pencapaian tujuan negara melalui pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang berkualitas dan bermanfaat.

Renstra ini menjabarkan rancangan atas rencana lima tahunan BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta dalam rangka mencapai visi, misi, tujuan, sasaran strategis, arah kebijakan, dan indikator keberhasilan. BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta terus berupaya meningkatan kualitas pemeriksaan agar memberikan manfaat yang lebih besar dalam peningkatan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta akan berperan dalam memberikan perbaikan berkelanjutan atas program pembangunan di Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta melalui pemeriksaan.

Visi BPK sebagaimana tertuang dalam Renstra BPK 2020-2024 adalah

“Menjadi Lembaga Pemeriksa Tepercaya yang Berperan Aktif dalam Mewujudkan Tata Kelola Keuangan Negara yang Berkualitas dan Bermanfaat untuk Mencapai Tujuan Negara.” Dalam rangka mencapai visi tersebut, BPK menyusun tiga misi yakni (1) Memeriksa tata kelola dan tanggung jawab keuangan negara untuk memberikan rekomendasi,

(11)

pendapat, dan pertimbangan; (2) Mendorong pencegahan korupsi dan percepatan penyelesaian ganti kerugian negara; dan (3) Melaksanakan tata kelola organisasi yang transparan dan berkesinambungan agar menjadi teladan bagi institusi lainnya.

Pencapaian visi dan pelaksanaan misi tersebut dilakukan dengan tujuan

“Meningkatnya Tata Kelola Keuangan Negara yang Berkualitas dan Bermanfaat.” Untuk mencapai tujuan tersebut, BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta akan mewujudkan sasaran strategis “Meningkatnya Pemeriksaan yang Bermutu Tinggi”.

BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta mendukung pencapaian visi, misi, dan tujuan Renstra BPK melalui Strategi 2 - Meningkatkan kualitas pemeriksaan secara strategis, antisipatif, dan responsif. Strategi tersebut dilaksanakan sesuai dengan tugas dan fungsi BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta dengan dua sasaran, yaitu meningkatnya pemeriksaan yang berkualitas dan meningkatnya layanan pemeriksaan.

Renstra BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta 2020-2024 didukung dengan kerangka kelembagaan yang disusun untuk meningkatkan kapasitas organisasi, terutama pada pengembangan institusi, tata kelola, dan pegawai yang profesional. Selanjutnya pelaksanaan Renstra ini didukung oleh sumber daya keuangan yang dikelola secara efektif dan dimanfaatkan secara efisien dengan tetap memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pencapaian Renstra BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta 2020-2024 akan diukur dengan Indikator Kinerja. Selanjutnya, pelaksanaan Renstra BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta 2020–2024 akan dipantau secara periodik dan berjenjang untuk memastikan ketercapaian dan kesesuaian dengan perkembangan peraturan perundang-undangan, lingkungan strategis, dan arah kebijakan BPK. Capaian renstra akan menjadi dasar untuk memastikan kesinambungan agenda pengembangan organisasi BPK.

(12)

Renstra ini merupakan dokumen hidup yang direviu setiap tahun agar adaptif dengan perkembangan peraturan perundang-undangan, lingkungan strategis, dan arah kebijakan BPK.

(13)

Daftar Isi

Kata Pengantar ... i

Ringkasan Eksekutif ... iii

Daftar Isi ... vi

Daftar Gambar ...viii

Daftar Tabel ... ix

Bab I Pendahuluan ... 1

A. Kondisi Umum... 1

1. Kedudukan Satker ... 1

2. Tugas Pokok dan Fungsi Satker ... 2

3. Pemangku Kepentingan ... 4

4. Capaian Indikator Kinerja Satker ... 5

B. Isu dan Lingkungan Strategis ... 10

1. Isu Strategis ... 10

2. Agenda Pembangunan Nasional/Daerah (RPJMN/RPJMD) .. 12

3. Sustainable Development Goals ... 14

4. Perkembangan Nasional/Internasional ... 15

5. Supreme Audit Institution Performance Measurement Framework ... 16

6. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi ... 17

7. Dampak Pandemi COVID-19 ... 17

C. Alur Pikir Pengembangan Renstra ... 18

Bab II Visi, Misi, Nilai Dasar, Tujuan, dan Sasaran Strategis ... 21

A. Visi ... 21

B. Misi ... 21

C. Nilai Dasar ... 22

D. Tujuan ... 22

E. Sasaran Strategis ... 23

Bab III Sasaran, Aktivitas, dan Kerangka Kelembagaan ... 24

A. Arah Kebijakan dan Strategi BPK ... 24 1. Peningkatan Sinergi dan Kolaborasi dalam Pemeriksaan dan

Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Secara Berkelanjutan . 24

(14)

2. Peningkatan Sinergi dan Kolaborasi dalam Tata Kelola

Organisasi ... 24

B. Sasaran dan Aktivitas Satker ... 25

1. Meningkatnya pemeriksaan yang berkualitas ... 26

2. Meningkatnya Layanan Pemeriksaan ... 31

C. Kerangka Kelembagaan ... 43

Bab IV Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan ... 50

A. Target Kinerja ... 50

B. Risiko Kunci yang Memengaruhi Kinerja dan Rencana Penanganannya ... 51

C. Kerangka Pendanaan ... 52

Bab V Penutup ... 54

A. Manajemen Perubahan ... 54

B. Manajemen Pengetahuan ... 56

C. Manajemen Risiko ... 58

D. Monitoring dan Evaluasi ... 59

1. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi ... 59

2. Perbaikan dan Perubahan... 60

Lampiran LV.1 Aktivitas BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta ... 61

(15)

Daftar Gambar

Gambar 1. Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pemeriksaan 2016-2019 ... 8

Gambar 2. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan ... 15

Gambar 3. Alur Pikir Pengembangan Renstra ... 19

Gambar 4. Bentuk Visualisasi Renstra BPK... 25

Gambar 5. Visualisasi Renstra BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta 2020-2024 ... 26

(16)

Daftar Tabel

Tabel 1. Capaian Indikator Kinerja 2016-2020 ... 5

Tabel 2. APBD Pemerintah Provinsi DKI Jakarta 2016-2019 ... 11

Tabel 3. Tematik Lokal ... 38

Tabel 4. Rencana Pemeriksaan Signifikan Lainnya ... 39

Tabel 5. Jumlah SDM pada Sekretariat Perwakilan dan Unit Pemeriksaan 48 Tabel 6. Proyeksi Kebutuhan SDM 2020-2024 (dalam orang) ... 49

Tabel 7. Target Kinerja ... 50

Tabel 8. Risiko dan Rencana Aksi Penanganan Risiko ... 51

Tabel 9. Kerangka Pendanaan ... 52

(17)

Bab I Pendahuluan

A. Kondisi Umum

1. Kedudukan Satker

BPK adalah lembaga negara yang bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Berdasarkan UUD 1945 Pasal 23E ayat (1), (2), dan (3) diatur bahwa untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan satu Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri, selanjutnya hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), sesuai dengan kewenangannya dan hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti oleh lembaga perwakilan dan atau badan sesuai dengan undang-undang.

Sesuai amanat dari UUD 1945 hasil amandemen, dimana pada Pasal 23G ayat (1) menyatakan Badan Pemeriksa Keuangan berkedudukan di ibu kota negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsi. Dengan demikian, perwakilan-perwakilan BPK yang berada di setiap ibukota provinsi memiliki kedudukan hukum yang kuat dan merupakan representasi dari BPK secara keseluruhan. Untuk melaksanakan tugas yang dimaksud dalam undang-undang tersebut, BPK dibantu oleh Pelaksana BPK yang salah satu diantaranya adalah AKN V, antara lain bertugas memeriksa keuangan daerah pada pemerintah daerah dan BUMD di wilayah Sumatera dan Jawa.

Berdasarkan Peraturan BPK Nomor 1 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelaksana Badan Pemeriksa Keuangan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan BPK Nomor 2 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan BPK Nomor 1 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelaksana Badan Pemeriksa Keuangan,

(18)

BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta yang berkedudukan di Jakarta merupakan salah satu unsur Pelaksana BPK, yang berada di bawah AKN V dan bertanggung jawab kepada Anggota V BPK melalui Auditor Utama Keuangan Negara (Tortama KN) V. BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta dipimpin oleh seorang Kepala Perwakilan.

2. Tugas Pokok dan Fungsi Satker

Berdasarkan Peraturan BPK Nomor 1 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelaksana Badan Pemeriksa Keuangan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan BPK Nomor 2 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan BPK Nomor 1 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelaksana Badan Pemeriksa Keuangan, BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta mempunyai tugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan daerah pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan lembaga terkait di lingkungan entitas, termasuk melaksanakan pemeriksaan yang ditugaskan oleh AKN dan Auditorat Utama Investigasi (AUI). Untuk melaksanakan tugas tersebut, BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan fungsi, sebagai berikut:

a. perumusan dan pengevaluasian rencana aksi BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta dengan mengidentifikasi Indikator Kinerja Utama (IKU) berdasarkan Rencana Implementasi Renstra (RIR) BPK;

b. perumusan rencana kegiatan BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta berdasarkan rencana aksi serta tugas dan fungsi BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta;

c. perumusan kebijakan pelaksanaan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan daerah yang menjadi tugas BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta;

(19)

d. penyusunan program, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan daerah yang dilaksanakan oleh BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta meliputi pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu (PDTT) kecuali pemeriksaan investigatif;

e. penetapan tim pemeriksa untuk melaksanakan kegiatan pemeriksaan pada lingkup tugas BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta;

f. pemerolehan keyakinan mutu hasil pemeriksaan pada lingkup tugas BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta;

g. pengompilasian hasil pemantauan penyelesaian kerugian daerah pada lingkup tugas BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta;

h. penyusunan bahan penjelasan kepada pemerintah daerah dan DPRD tentang hasil pemeriksaan pada lingkup tugas BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta;

i. pengevaluasian kegiatan pemeriksaan pada lingkup tugas BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta, yang dilaksanakan oleh Pemeriksa BPK, pemeriksa yang bekerja untuk dan atas nama BPK, dan akuntan publik berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

j. pengompilasian dan pengevaluasian hasil pemeriksaan dalam rangka penyusunan sumbangan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) pada lingkup tugas BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta, baik yang pemeriksaannya dilaksanakan oleh Pemeriksa BPK maupun oleh pemeriksa yang bekerja untuk dan atas nama BPK;

k. pembahasan tindak lanjut hasil pemeriksaan pada lingkup tugas BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta dengan aparat pengawasan intern pada entitas terperiksa;

l. pemantauan pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan pada lingkup tugas BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta;

(20)

m. penyiapan bahan perumusan pendapat BPK pada lingkup tugas BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta yang akan disampaikan kepada pemangku kepentingan yang diperlukan karena sifat pekerjaannya;

n. penyiapan bahan permintaan pendapat dan konsultasi hukum terkait hasil pemeriksaan pada lingkup tugas BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta untuk disampaikan kepada Direktorat Utama Pembinaan dan Pengembangan Hukum Pemeriksaan Keuangan Negara (Ditama Binbangkum);

o. penyiapan hasil pemeriksaan yang berindikasi tindak pidana dan/atau kerugian daerah untuk disampaikan kepada AUI;

p. pengelolaan sumber daya manusia, keuangan, hukum, hubungan masyarakat, teknologi informasi, prasarana dan sarana, serta administrasi umum;

q. pemutakhiran data pada aplikasi Sistem Manajemen Pemeriksaan dan Database Entitas Pemeriksaan pada lingkup tugas BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta;

r. pelaksanaan pengelolaan risiko pada lingkup tugas BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta;

s. penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta; dan

t. pelaporan hasil kegiatan secara berkala kepada BPK.

3. Pemangku Kepentingan

Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta meliputi pihak internal dan eksternal, yaitu sebagai berikut:

a) Pemangku kepentingan internal:

(1) Badan, terutama Anggota V BPK;

(2) Tortama KN V;

(3) Sekretaris Jenderal;

(4) Inspektorat Utama;

(21)

(5) AUI;

(6) Ditama Binbangkum; dan

(7) Direktorat Utama Perencanaan, Evaluasi, dan Pengembangan Pemeriksaan Keuangan Negara (Ditama Revbang).

b) Pemangku kepentingan eksternal:

(1) DPRD Provinsi DKI Jakarta;

(2) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta;

(3) Instansi Penegak Hukum;

(4) Pengelola BUMD se-DKI Jakarta;

(5) Unsur media cetak dan media televisi lokal dan nasional; dan (6) Unsur masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat (LSM).

4. Capaian Indikator Kinerja Satker

Renstra BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta 2016-2020 menetapkan indikator-indikator untuk mengukur pemanfaatan hasil pemeriksaan dan kualitas sistem pengendalian mutu. Capaian dari indikator- indikator tersebut dapat dilihat dalam Tabel di bawah ini.

a. Capaian Indikator Kinerja Satker

Tabel 1. Capaian Indikator Kinerja 2016-2020

Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Target 2019

Realisasi

2016 2017 2018 2019 SS - 1 Meningkatnya Pemanfaatan Hasil Pemeriksaan

IKU1.1 Persentase Penyelesaian Tindak Lanjut atas Rekomendasi Hasil Pemeriksaan

75% 51,11% 48,57% 51,41% 75,13%

IKU1.2 Persentase Penyampaian LHP yang Mengandung Unsur Tindak Pidana ke IPH

100% 100% 100% 100% 100%

IKU1.3 Tingkat Pemenuhan Permintaan Penghitungan Kerugian Negara dan Pemberian Keterangan Ahli

100% 100% 100% 100% 100%

IKU1.4 Jumlah Bahan Pendapat dan Pertimbangan yang Dimanfaatkan Ditama Revbang

1 1 2 1 1

S - 1.1 Meningkatkan Kualitas Perencanaan Pemeriksaan

IK1.1.1 Tingkat Implementasi Strategi Pemeriksaan 95% 95% 100% 100% 100%

IK1.1.2 Rasio Jumlah LHP Kinerja terhadap seluruh LHP 31% 23,81% 25% 21,43% 31,58%

(22)

Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Target 2019

Realisasi

2016 2017 2018 2019

IK1.1.3 Tingkat Evaluasi LHP 100% 100% 100% 100% 100%

S - 1.2 Meningkatkan Kualitas Pemantauan TLRHP dan Kerugian Negara IK1.2.1 Tingkat Kemutakhiran Data Tindak Lanjut Hasil

Pemeriksaan

100% 100% 100% 100% 100%

IK1.2.2 Jumlah Laporan Pemantauan Penyelesaian Kerugian Negara

2 2 2 2 2

IK1.2.3 Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Pemantauan Penyelesaian Kerugian Negara ke Ditama Revbang

100% 50% 100% 50% 100%

S – 2.1 Meningkatkan Kualitas Hasil Pemeriksaan

IK2.1.1 Pemenuhan Quality Control dan Quality Assurance Pemeriksaan

100% 100% 100% 100% 73,68%

IK2.1.2 Indeks Kepuasan Auditee atas Kinerja Pemeriksa BPK

3,9 4,14 4,57 4,23 4,18

IK2.1.3 Ketepatan Waktu Penyampaian LHP 100% 100% 100% 100% 45%

IK2.1.4 Persentase Gugatan atas LHP yang dimenangkan BPK

100% 100% 100% 100% 100%

S – 3.1 Menciptakan Budaya Berintegritas, Independen dan Profesional di Lingkungan AKN IK3.1.1 Indeks Pemahaman Pegawai Terhadap Visi, Misi,

dan Nilai Dasar BPK

5,0 - - 3,92 4,51

IK3.1.2 Indeks Implementasi Nilai Dasar BPK 5,0 - - 4,67 4,61

IK3.1.3 Tingkat Kepatuhan Pegawai terhadap Kode Etik dan peraturan Disiplin

100% - - 100% 100%

S – 3.2 Meningkatkan Kualitas Organisasi di Lingkungan AKN

IK3.2.1 Hasil Evaluasi Itama atas Akuntabilitas Kinerja AA A BB BB A IK3.2.2 Tingkat Pemanfaatan Teknologi dan Informasi 90% 68,99% 90% 97,01% 98,68%

IK3.2.3 Jumlah Best-Practice yang Disusun 1 0 0 1 1

IK3.2.4 Tingkat Penerapan Best-Practice 100% 0% 0% 100% 100%

IK3.2.5 Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Output dan Kinerja

100% 91,67% 100% 100% 100%

IK3.2.6 Jumlah Media Relation yang Dilaksanakan 3 2,30 1 1,6 0,80 IK3.2.7 Tingkat Pemenuhan Sarana dan prasarana 96% 96,28% 90% 96,15% 96,15%

S – 3.3 Meningkatkan Kompetensi Pegawai di Lingkungan AKN IK3.3.1 Persentase Pemeriksa yang Memenuhi Standar

Jam Pelatihan Pemeriksa

100% 72,46% 100% 88,79% 88,79%

IK3.3.2 Persentase Pegawai yang Memenuhi Jam Pelatihan Teknis/Manajerial (Non Pemeriksa)

100% 69,81% 30,19% 92,31% 97,96%

S – 3.4 Meningkatkan Kompetensi Pegawai di Lingkungan AKN

IK3.4.1 Tingkat Kinerja Implementasi Anggaran 80% 91,79% 86,95% 75,87% 88,27%

SKOR KINERJA 94,09 92,66 95,16 97,43

(23)

Terdapat capaian indikator yang secara konsisten memenuhi target, antara lain indikator Indeks Kepuasan Auditee atas Kinerja Pemeriksa BPK, jumlah Bahan Pendapat dan jumlah Laporan Pemantauan Penyelesaian Kerugian Negara. Selain itu juga beberapa capaian indikator menunjukkan tren yang meningkat antara lain indikator Persentase Penyelesaian Tindak Lanjut atas Rekomendasi Hasil Pemeriksaan dan Indeks Pemahaman Pegawai Terhadap visi, misi, dan nilai dasar BPK. Namun demikian masih terdapat capaian indikator yang tidak pernah mencapai target yaitu Presentase Pegawai (Pemeriksa dan Non Pemeriksa) yang Memenuhi Standar Jam Pelatihan dan jumlah Media Relation yang dilaksanakan.

b. Capaian Pemeriksaan

BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta telah menerbitkan 69 (enam puluh sembilan) Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan daerah selama periode 2016 sampai dengan Semester II 2019. Hasil pemeriksaan tersebut meliputi 4 (empat) LHP Keuangan, 18 (delapan belas) LHP Kinerja dan 47 (empat puluh tujuh) LHP Dengan Tujuan Tertentu. Dari hasi pemeriksaan tersebut BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta mengungkapkan 907 temuan pemeriksaan dan memberikan 2.764 rekomendasi. Selama periode Tahun 2016 sampai dengan Tahun 2019, sejumlah 1.757 (63,57%) tindak lanjut telah sesuai dengan rekomendasi, 854 (30,90%) belum sesuai dengan rekomendasi, 144 (5,21%) rekomendasi belum ditindaklanjuti dan sisanya sejumlah 9 (0,33%) rekomendasi tidak dapat ditindaklanjuti.

Rincian status tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan periode Tahun 2016 sampai dengan Tahun 2019 dapat dilihat pada Gambar 1.

(24)

Gambar 1. Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pemeriksaan 2016-2019

63,57%

30,90%

5,21%

0,33%

Sesuai Dengan Rekomendasi

Belum Sesuai dan Dalam Proses Tindak Lanjut

Belum Ditindak Lanjuti

Data tindak lanjut rekomendasi pada Gambar 1 tersebut menunjukkan bahwa rekomendasi BPK yang ditujukan untuk melakukan perbaikan berupa koreksi dan pencegahan dari permasalahan yang ditemukan, sebagian besar telah ditindaklanjuti oleh entitas.

Pemeriksaan BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta juga telah mendorong peningkatan akuntabilitas pelaporan keuangan Pemerintah Daerah di Provinsi DKI Jakarta. Hal tersebut dapat dilihat dari perbaikan opini laporan keuangan daerah selama 4 (empat) tahun terakhir. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) telah memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dalam 3 (tiga) tahun terakhir setelah sebelumnya memperoleh opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) untuk laporan keuangan Tahun Anggaran (TA) 2015.

(25)

Manfaat hasil pemeriksaan BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta juga dapat dilihat dari nilai temuan yang diungkapkan. Nilai temuan pemeriksaan menunjukkan seberapa besar uang daerah yang bisa dikembalikan, diterima, dihemat, atau diefektifkan dalam upaya pencapaian tujuan program-program pemerintah.

Total nilai temuan pemeriksaan periode 2016-2019 adalah Rp3,23 triliun dan sudah dipulihkan dengan status sesuai rekomendasi sebesar Rp1,2 triliun per posisi 31 Desember 2019.

c. Capaian Reformasi Birokrasi

BPK telah menyusun Road Map Reformasi Birokrasi Tahun 2016–

2020 berdasarkan Keputusan Sekretaris Jenderal BPK Nomor 521/K/X-XIII.2/10/2016 tentang Road Map Reformasi Birokrasi Badan Pemeriksa Keuangan Tahun Anggaran 2016 sampai dengan Tahun Anggaran 2020. Road Map tersebut memiliki program- program reformasi birokrasi yang terpadu dengan Renstra BPK 2016–2020. Program Reformasi Birokrasi BPK diharapkan menjadi pendorong untuk mempercepat peningkatan kompetensi dan mengubah pola pikir pegawai sehingga mampu meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan BPK dan membangun kualitas kelembagaan BPK yang lebih matang dengan menunjukkan karakteristik organisasi yang berintegritas, independen, dan profesional.

Pelaksanaan Reformasi Birokrasi BPK 2016–2020 memiliki tiga sasaran utama yang sejalan dengan sasaran Reformasi Birokrasi Nasional 2015–2019 yaitu: birokrasi yang bersih dan akuntabel, birokasi yang efektif dan efisien, serta birokrasi yang memiliki pelayanan publik berkualitas. Untuk mewujudkan ketiga sasaran Reformasi Birokrasi BPK 2016–2020, area-area perubahan birokrasi yang ditetapkan meliputi: mental aparatur, pengawasan, akuntabilitas, kelembagaan, tata laksana, Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur, peraturan perundang-undangan, dan pelayanan

(26)

publik. BPK telah melaksanakan evaluasi internal atau Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) setiap tahunnya. Hasil penilaian PMPRB menunjukkan capaian yang memuaskan, yaitu tahun 2016 dengan nilai 84,48, tahun 2017 dengan nilai 87,10, tahun 2018 mendapat nilai 87,14, dan tahun 2019 mendapat nilai 88,12.

B. Isu dan Lingkungan Strategis

1. Isu Strategis

Isu-isu strategis yang dihadapi BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta dalam mencapai kondisi yang diinginkan pada lima tahun mendatang merupakan turunan dari Renstra BPK 2020-2024 dan hasil analisis perbandingan kondisi lingkungan organisasi BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta saat ini dengan kondisi lingkungan organisasi yang diharapkan. Isu-isu strategis yang perlu diperhatikan meliputi hal-hal berikut:

a. Tindak Lanjut atas Rekomendasi Perlu Ditingkatkan

Tingkat tindak lanjut atas rekomendasi BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta menunjukkan apresiasi pimpinan entitas atas hasil pemeriksaan BPK. Selain itu tingkat tindak lanjut juga dapat menunjukkan efektivitas rekomendasi sebagai langkah perbaikan atas permasalahan yang ditemukan. Oleh karenanya tingkat tindak lanjut yang rendah, oleh pemangku kepentingan dapat dibaca sebagai rendahnya apresiasi pimpinan entitas terhadap hasil pemeriksaan BPK atau rekomendasi perbaikan atas permasalahan yang ditemukan sulit dan/atau tidak dapat diterapkan oleh entitas.

(27)

Tingkat penyelesaian tindak lanjut atas rekomendasi BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta periode Tahun 2016 sampai dengan Tahun 2019 berkisar pada angka 48,57 % s.d. 75.13%.

b. Kompleksitas atas Entitas Pemeriksaan

Kota Jakarta yang merupakan ibukota negara Republik Indonesia, memegang peranan penting di Indonesia karena sebagai pusat perekonomian, pusat pemerintahan, sekaligus pusat pendidikan dan kebudayaan. Aktivitas tersebut menjadikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memiliki Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang terbesar di Indonesia. APBD Pemerintah Provinsi DKI Jakarta periode Tahun 2016 sampai dengan Tahun 2019 sebagaimana dalam Tabel 2.

Tabel 2. APBD Pemerintah Provinsi DKI Jakarta 2016-2019

Entitas APBD (dalam Triliun Rupiah)

2016 2017 2018 2019

Pemprov DKI Jakarta 67,16 70,19 83,26 86,89

Berdasar tabel di atas, dari periode Tahun 2016 sampai dengan Tahun 2019, APBD Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengalami peningkatan secara signifikan. Namun peningkatan APBD tersebut belum sepenuhnya dapat mengatasi permasalahan besar dan mendasar di Jakarta. Permasalahan kemacetan, pemenuhan air bersih, penanganan banjir, pengurangan dan pengendalian pencemaran udara, kemiskinan, pendidikan yang belum merata adalah sebagian dari permasalahan tersebut. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikan segala permasalahan di Jakarta sekaligus transparan dan akuntabel dalam penggunaan dana publik yang menjadi tanggung jawabnya. Untuk mendorong akuntabilitas, transparansi, dan kebermanfaatan hasil pemeriksaan, BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta berupaya untuk memperhatikan isu-isu besar yang

(28)

dihadapi oleh Pemerintah Provinsi Jakarta melalui hasil pemeriksaan.

c. Peningkatan Kompetensi SDM BPK

Kondisi pemeriksa pada BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta saat ini belum memadai, baik dari sisi jumlahnya maupun kesesuaian peran pemeriksa pada saat pemeriksaan. Kesesuaian jumlah pemeriksa merupakan hal yang penting untuk dapat menjamin pemeriksaan dapat dilaksanakan secara profesional sesuai dengan peran, kompetensi, dan jabatan yang telah ditetapkan.

Peningkatan kompetensi pemeriksa melalui workshop, pendidikan dan pelatihan (diklat), serta Focus Group Discussion (FGD) harus sering dilakukan untuk meningkatkan kompetensi.

2. Agenda Pembangunan Nasional/Daerah (RPJMN/RPJMD)

RPJMN 2020–2024 mengambil tema “Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong- Royong.” RPJMN 2020-2024 merupakan tahapan ke-4 atau terakhir dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005- 2025 sehingga menjadi penting dalam upaya pencapaian target pembangunan dalam RPJPN. Sasaran pembangunan jangka menengah periode ini adalah untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh SDM yang berkualitas dan berdaya saing.

RPJMN 2020-2024 ditopang oleh 4 (empat) pilar yaitu: (1) kelembagaan politik dan hukum yang mantap; (2) kesejahteraan masyarakat yang terus meningkat; (3) struktur ekonomi yang semakin maju dan kokoh; dan (4) terwujudnya keanekaragaman hayati yang

(29)

terjaga. Berdasarkan 4 (empat) pilar tersebut, Pemerintah menetapkan tujuh agenda pembangunan dalam RPJMN 2020–2024 dalam upaya mencapai tujuan dari rencana pembangunan nasional periode terakhir ini. Pemerintah kemudian menjabarkan lebih lanjut agenda pembangunan ke dalam Program Prioritas, Kegiatan Prioritas, dan Proyek Prioritas.

BPK menentukan tema dan merancang strategi pemeriksaan dalam Renstra BPK 2020-2024 berdasarkan agenda-agenda pembangunan pemerintah. Keselarasan antara tema pemeriksaan dengan agenda pembangunan tersebut diharapkan meningkatkan kemanfaatan hasil pemeriksaan BPK dalam upaya pencapaian tujuan pembangunan nasional.

Adapun agenda-agenda pembangunan pemerintah, yaitu:

a. memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan;

b. mengembangan wilayah untuk mengurangi kesenjangan;

c. mengembangkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing;

d. revolusi mental dan pembangunan kebudayaan;

e. memperkuat infrastruktur untuk mendukung pengembangan ekonomi dan pelayanan dasar;

f. membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana, dan perubahan iklim; dan

g. memperkuat stabilitas polhukhankam dan transformasi pelayanan publik.

Sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi DKI Jakarta 2017–2022, terdapat beberapa isu strategis yang menjadi perhatian dan dikedepankan dalam perencanaan pembangunan daerah karena dampaknya yang signifikan. Isu-isu strategis tersebut antara lain adalah pembangunan manusia, pembangunan ekonomi dan infrastruktur, integritas aparatur, kota

(30)

lestari, transportasi, energi, telekomunikasi dan informatika, sumber daya air, sanitasi, pendidikan, kesehatan, serta perumahan.

BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta menentukan tema dan merancang strategi pemeriksaan sesuai Renstra BPK 2020–2024 dan isu yang berkembang di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Keselarasan antara tema pemeriksaan dengan agenda pembangunan tersebut diharapkan meningkatkan kemanfaatan hasil pemeriksaan BPK dalam upaya pencapaian tujuan pembangunan nasional dan daerah. Bidang pembangunan yang akan menjadi bahan pemeriksaan antara lain pembangunan manusia, pembangunan ekonomi dan infrastruktur, transportasi, sumber daya air, sanitasi, pendidikan, kesehatan, dan pembangunan terkait lainnya.

3. Sustainable Development Goals

Pada bulan September 2015, Sidang Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) yang diikuti oleh para pemimpin 193 (seratus sembilan puluh tiga) negara anggota PBB telah mengadopsi kesepakatan yang bersejarah terkait dengan tujuan dan target-target universal yang transformatif, komprehensif dan berjangka panjang yang dikenal dengan SDGs menjadi agenda global hingga tahun 2030. Pada deklarasi tersebut, seluruh negara peserta berkomitmen untuk mengintegrasikan SDGs yang terdiri dari 17 (tujuh belas) tujuan/goals. BPK telah melakukan pemeriksaan atas persiapan dan implementasi SDGs pada tahun 2018 dan 2019. Selanjutnya BPK akan melakukan tahapan pendekatan pemeriksaan berikutnya yang disepakati dalam International Organization of Supreme Audit Institutions (INTOSAI), yaitu dengan melakukan pemeriksaan dan mendukung implementasi tujuan ke-17 SDGs sebagaimana tercantum dalam Gambar 2.

(31)

Gambar 2. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

Dalam mendukung implementasi SDGs, BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta telah melakukan pemeriksaan atas implementasi dan pencapaian atas tujuan SDGs di atas yaitu: tujuan 4 pendidikan berkualitas; tujuan 6 air bersih dan sanitasi layak; dan tujuan 11 kota dan pemukiman yang berkelanjutan. Dalam lima tahun ke depan, BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta akan melakukan pemeriksaan secara berkelanjutan terhadap implementasi dan pencapaian atas tujuan SDGs: tujuan 1 tanpa kemiskinan; tujuan 3 kehidupan sehat dan sejahtera; tujuan 4 pendidikan berkualitas; tujuan 6 air bersih dan sanitasi layak; tujuan 7 energi bersih dan terjangkau; dan tujuan 11 kota dan pemukiman yang berkelanjutan.

4. Perkembangan Nasional/Internasional

Pada level nasional, BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta akan memedomani Renstra BPK Wide dan Renstra AKN V Tahun 2020-2024 sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan pemeriksaan, khususnya pemeriksaan tematik nasional. Pada level daerah, BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta memedomani dan memerhatikan konsep pembangunan di Provinsi DKI Jakarta sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 1 Tahun 2018 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2017-2022.

(32)

Dalam Peraturan Daerah tersebut, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menetapkan 5 kegiatan strategis daerah yakni: Pembangunan Manusia, Pembangunan Ekonomi dan Infrastruktur, Peningkatan Integritas Aparatur, Pembangunan Kota Lestari, dan Pengembangan Jakarta.

5. Supreme Audit Institution Performance Measurement Framework

INTOSAI menggunakan mekanisme pengukuran kinerja lembaga pemeriksa, yaitu SAI PMF. SAI PMF merupakan instrumen yang dikembangkan oleh INTOSAI Development Initiative untuk melakukan penilaian kualitatif dan holistik atas kapabilitas organisasi secara menyeluruh dengan kriteria yang dikembangkan berdasarkan International Standards of Supreme Audit Institutions (ISSAI) serta best practices yang berlaku secara internasional.

Secara keseluruhan, domain tersebut terdiri dari 25 (dua puluh lima) indikator dan 79 (tujuh puluh sembilan) dimensi yang mencakup kriteria-kriteria sebagai dasar penilaian pengukuran kinerja atas lembaga pemeriksa. Pengukuran dengan SAI PMF bersifat: (i) kualitatif yang menarasikan kondisi organisasi berdasarkan kriteria- kriteria; (ii) holistik yang menilai organisasi secara menyeluruh; dan (iii) memiliki posisi yang sejajar dalam pencapaian tujuan organisasi sehingga lebih berguna untuk mendeteksi area yang bermasalah dalam organisasi. SAI PMF menekankan pada pendekatan proses yang mengukur kinerja utama kegiatan-kegiatan pendukungnya. BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta akan mempergunakan SAI PMF sebagai alat untuk mengukur kinerja. Hasil penilaian tersebut akan digunakan sebagai basis perumusan renstra untuk perbaikan kinerja organisasi.

(33)

Dalam menyusun isu strategis dan kondisi saat ini, BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta senantiasa memperhatikan ketentuan yang tercantum dalam SAI PMF khususnya domain C Audit Quality and Reportinguntuk meningkatkan kualitas pemeriksaan baik dalam pemeriksaan keuangan maupun pemeriksaan kinerja dan tujuan tertentu.

6. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Saat ini dunia industri telah memasuki sebuah era yang sering disebut Revolusi Industri 4.0. Di era ini, muncul istilah disruptif dimana kemajuan teknologi informasi secara empiris menjadi penghela yang membentuk tatanan baru bagi berbagai model bisnis yang sangat mengandalkan data sebagai sumber daya utama untuk meningkatkan nilai organisasi.

Perkembangan teknologi informasi telah memungkinkan bagi BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta untuk bekerja menggunakan kombinasi data yang dapat diperoleh melalui kewenangan, dengan data lainnya yang tersedia di domain publik seperti di media sosial, berita online, maupun di portal-portal lainnya yang mengandung data.

Lingkungan data yang beragam ini membuka peluang bagi BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta untuk mampu memperoleh manfaat dari konsep big data.

7. Dampak Pandemi COVID-19

Kondisi pandemi COVID-19 memengaruhi organisasi dan pelaksanaan tugas BPK termasuk BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta. Sejak Pemerintah membentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta memberlakukan sistem pelaksanaan tugas kedinasan dari rumah (work from home).

(34)

Melalui work from home, proses komunikasi, koordinasi, dan pelaksanaan tugas lebih banyak memanfaatkan teknologi informasi.

Selain itu, BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta juga merespon dampak utama COVID-19 di lingkungan internal dengan: menjaga dan memantau kesehatan dan keselamatan pegawai; menyesuaikan perencanaan strategis, operasional dan pemeriksaan agar lebih adaptif; memfokuskan kembali dan realokasi anggaran; serta menerapkan protokol kesehatan dalam pelaksanaan tugas.

C. Alur Pikir Pengembangan Renstra

Alur pikir pengembangan renstra dibangun dengan memerhatikan empat hal yang terdiri atas Dasar Hukum, Lingkungan Strategis, Kondisi Saat Ini, dan Kondisi yang Diinginkan. Bagian Dasar Hukum memberi gambaran mandat BPK sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan gambaran tentang best practices suatu lembaga Supreme Audit Institution (SAI). Bagian Lingkungan Strategis memberi gambaran kondisi lingkungan seputar BPK yang melingkupi keberadaan BPK sebagai organisasi baik secara nasional maupun internasional. Sedangkan, bagian Kondisi Saat Ini memberi gambaran baseline yang menjelaskan kondisi BPK pada saat Renstra BPK 2020-2024 ini disusun, diantaranya meliputi evaluasi capaian renstra sebelumnya, isu-isu strategis, hasil peer review, dan lain sebagainya. Kondisi Saat Ini telah diuraikan dalam Bagian Isu dan Lingkungan Strategis sebelumnya. Alur pikir pengembangan Renstra BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta 2020-2024 dapat diilustrasikan pada Gambar 3.

(35)

Gambar 3. Alur Pikir Pengembangan Renstra

Selanjutnya, dengan mempertimbangkan Dasar Hukum, Lingkungan Strategis, dan Kondisi Saat Ini dirumuskan “kondisi yang diinginkan”

pada periode Renstra BPK 2020–2024 yaitu menjadikan BPK sebagai Lembaga Pemeriksa Tepercaya yang Berperan Aktif dalam Mewujudkan Tata Kelola Keuangan Negara yang Berkualitas dan Bermanfaat untuk Mencapai Tujuan Negara, antara lain dengan:

1) hasil pemeriksaan yang mampu merespon isu strategis yang menjadi perhatian pemangku kepentingan, mensinergikan pembangunan lintas sektoral dan kewilayahan, serta mendukung implementasi SDGs, yang dituangkan dalam rekomendasi yang berkualitas dan pendapat yang bersifat insight dan foresight.

2) hasil pemeriksaan yang mampu merespon isu lokal yang menjadi perhatian Pemerintah Daerah dan masyarakat DKI Jakarta;

3) meningkatnya kepercayaan masyarakat atas kinerja BPK Perwakilan Provins DKI Jakarta dalam merespon pengaduan masyarakat sebagai bahan awal pemeriksaan;

4) rekomendasi yang Spesific, Measurable, Achievable, Relevant, Time Sensitive (SMART), serta dapat ditindaklanjuti oleh entitas pemeriksa dan capaian penyelesaian tindak lanjut yang terus meningkat.

5) perencanaan pemeriksaan yang lebih optimal dan hasil pemeriksaan berkualitas tinggi dengan dukungan konsultasi hukum, teknologi secara menyeluruh, serta sarana prasarana yang mumpuni;

(36)

6) pegawai memiliki kompetensi tinggi sebagai human capital yang unggul dan memiliki kapabilitas yang relevan sesuai dengan proses bisnis BPK untuk mencapai kinerja organisasi yang optimal; dan

7) tata kelola organisasi yang transparan dengan adanya perbaikan berkelanjutan atas kinerja pemeriksaan dan kelembagaan dan berbasis teknologi informasi dan komunikasi.

(37)

Bab II Visi, Misi, Nilai Dasar, Tujuan, dan Sasaran Strategis

A. Visi

BPK menetapkan Visi BPK 2020-2024 sebagai berikut:

Menjadi Lembaga Pemeriksa Tepercaya yang Berperan Aktif dalam Mewujudkan Tata Kelola Keuangan Negara yang Berkualitas dan Bermanfaat untuk Mencapai Tujuan Negara.

B. Misi

Tujuan negara merupakan arah bagi setiap institusi atau organisasi pemerintahan dalam menyusun kebijakan perencanaan program pembangunan yang sejalan dengan RPJPN, RPJMN, dan Rencana Tahunan. BPK memiliki tugas untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara yang bebas dan mandiri.

Dalam rangka menjaga kebebasan dan kemandirian, BPK memiliki kewajiban untuk: (1) menjalankan pemeriksaan sesuai dengan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN); (2) mematuhi kode etik pemeriksa; dan (3) melaksanakan sistem pengendalian mutu.

Sehubungan dengan upaya pencapaian tujuan negara dan mandat sesuai peraturan perundang-undangan, BPK menetapkan Misi BPK 2020-2024 sebagai berikut:

1. memeriksa tata kelola dan tanggung jawab keuangan negara untuk memberikan rekomendasi, pendapat, dan pertimbangan;

2. mendorong pencegahan korupsi dan percepatan penyelesaian ganti kerugian negara; dan

3. melaksanakan tata kelola organisasi yang transparan dan berkesinambungan agar menjadi teladan bagi institusi lainnya.

(38)

BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta sesuai dengan tugasnya yaitu memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan daerah pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, BUMD dan lembaga terkait di lingkungan entitas, akan mendukung Misi BPK 2020-2024.

C. Nilai Dasar

Penyusunan visi dan misi pada Renstra BPK 2020-2024 tetap berpijak pada nilai-nilai dasar dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab BPK. Semua pegawai BPK akan selalu memegang nilai-nilai dasar yang terdiri dari:

1. Independensi

Nilai independensi selalu dijunjung tinggi dalam pelaksanaan setiap tugas dan tanggung jawab, baik secara kelembagaan, organisasi, maupun individu. Dalam melaksanakan setiap penugasan pemeriksaan bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi, ekstern, dan/atau organisasi yang dapat memengaruhi independensi.

2. Integritas

Nilai integritas dibangun dengan mengedepankan sikap yang jujur, objektif, dan tegas dalam menerapkan prinsip, nilai, dan keputusan.

3. Profesionalisme

Nilai profesionalisme dikembangkan dengan menerapkan prinsip kehati-hatian, ketelitian, dan kecermatan, serta berpedoman kepada standar yang berlaku.

D. Tujuan

BPK mempunyai peran strategis melalui pemeriksaan dalam rangka mengawal pengelolaan keuangan negara agar program pembangunan nasional dapat mencapai tujuan negara. Pemeriksaan keuangan negara akan memberikan keyakinan yang memadai terhadap objek pemeriksaan. Proses pemeriksaan meliputi perencanaan, pelaksanaan,

(39)

pelaporan, dan pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan.

Pemeriksaan dilakukan dalam rangka mendorong tata kelola keuangan negara yang baik melalui perolehan keyakinan bahwa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan/atau prinsip-prinsip tata kelola yang baik.

Pelaksanaan peran strategis BPK dalam melakukan pemeriksaan keuangan negara pada periode 2020–2024 dielaborasi dalam visi dan misi Renstra BPK 2020–2024. Untuk memastikan tercapainya visi dan pelaksanaan misi tersebut, BPK tidak terkecuali BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta menetapkan tujuan sebagai berikut:

“Meningkatnya tata kelola keuangan negara yang berkualitas dan bermanfaat.”

E. Sasaran Strategis

Dalam rangka mendukung pencapaian visi, misi, dan tujuan strategis BPK serta dengan mempertimbangkan landasan berpikir yang telah dibangun, BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta menetapkan sasaran strategis (SS) yaitu “Meningkatnya pemeriksaan yang bermutu tinggi.”

Hal ini selaras dengan sasaran strategis BPK yaitu “Meningkatnya pemanfaatan rekomendasi, pendapat, dan pertimbangan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara serta penyelesaian ganti kerugian negara yang didukung tata kelola organisasi berkinerja tinggi.” Sasaran strategis BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta tersebut juga mendukung pencapaian sasaran strategis yang ditetapkan AKN V yaitu “Meningkatnya kualitas pemeriksaan secara strategis, antisipatif, dan responsive.”

(40)

Bab III Sasaran, Aktivitas, dan Kerangka Kelembagaan

A. Arah Kebijakan dan Strategi BPK

Dalam rangka mendukung tercapainya sasaran strategis dan tujuan BPK, diperlukan arah kebijakan dan strategi. Renstra BPK periode 2020–

2024 menetapkan dua arah kebijakan sebagai berikut:

1. Peningkatan Sinergi dan Kolaborasi dalam Pemeriksaan dan Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Secara Berkelanjutan

Dalam rangka mewujudkan visi menjadi lembaga negara yang ingin menjadi pemeran aktif tepercaya dalam mewujudkan tata kelola keuangan negara yang berkualitas untuk mencapai tujuan negara, arah kebijakan BPK yang pertama ditekankan pada peningkatan sinergi dan kolaborasi dalam pemeriksaan dan penyelesaian ganti kerugian negara secara berkelanjutan. Terdapat lima strategi yang akan dilaksanakan untuk mendukung arah kebijakan ini, dengan rincian sebagai berikut:

Strategi 1 – Meningkatkan Kapabilitas Organisasi Pemeriksaan yang Modern dan Dinamis

Strategi 2 – Meningkatkan Kualitas Pemeriksaan Secara Strategis, Antisipatif, dan Responsif

Strategi 3 – Meningkatkan Efektivitas Pengawasan Terhadap Pemeriksaan Keuangan Negara

Strategi 4 – Mewujudkan Pusat Unggulan Pendidikan dan Pelatihan Pemeriksaan Keuangan Negara

Strategi 5 – Menguatkan Regulasi dan Aspek Hukum Pemeriksaan Keuangan Negara Serta Penyelesaian Ganti Kerugian Negara

2. Peningkatan Sinergi dan Kolaborasi dalam Tata Kelola Organisasi Keberhasilan tercapainya arah kebijakan pemeriksaan dapat diwujudkan jika mendapat dukungan tata kelola organisasi yang baik.

Oleh sebab itu, arah kebijakan yang kedua akan difokuskan pada

(41)

peningkatan sinergi dan kolaborasi dalam tata kelola organisasi di BPK. Strategi yang akan dilaksanakan pada arah kebijakan ini adalah sebagai berikut.

Strategi 6 – Mengoptimalkan Pengelolaan Sumber Daya dan Kerja Sama dengan Pemangku Kepentingan

Bentuk visualisasi renstra BPK dapat dilihat dalam gambar berikut:

Gambar 4. Bentuk Visualisasi Renstra BPK

B. Sasaran dan Aktivitas Satker

BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta berperan dalam mendukung salah satu strategi BPK yaitu “meningkatnya kualitas pemeriksaan secara strategis, antisipatif, dan responsive.” Untuk mendukung strategi tersebut, BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta menetapkan tujuan, sasaran strategis dan sasaran satker sebagaimana dapat dilihat pada visualisasi berikut.

(42)

Gambar 5. Visualisasi Renstra BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta 2020-2024

BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta menetapkan dua sasaran yaitu: 1) meningkatnya pemeriksaan yang berkualitas; dan 2) meningkatnya layanan pemeriksaan.

Sasaran dan aktivitas yang akan dilaksanakan dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Meningkatnya pemeriksaan yang berkualitas

Perumusanan sasaran ini merupakan implementasi tugas pokok utama BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta sebagai Lembaga Pemeriksa Eksternal Pemerintah Daerah di wilayah Provinsi DKI Jakarta sehingga pemeriksaan yang semakin berkualitas menjadi sebuah keutamaan. Untuk mencapai peningkatan pemeriksaan yang berkualitas, BPK Perwakilan DKI Jakarta menyusun aktivitas- aktivitas yang akan dilakukan dalam strategi pemeriksaan ke depan.

Aktivitas ini akan menghasilkan Rincian Output yang dianggarkan sebagaimana tercantum dalam Tabel 9 Kerangka Pendanaan.

Aktivitas ini juga disesuaikan dengan hasil penilaian mandiri dengan pendekatan SAI PMF dan evaluasi dari hasil penilaian indikator

Gambar

Tabel 1. Capaian Indikator Kinerja 2016-2020
Gambar 1. Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pemeriksaan      2016-2019  63,57%30,90% 5,21%0,33%
Gambar 2. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Gambar 3. Alur Pikir Pengembangan Renstra
+7

Referensi

Dokumen terkait

LUH UPAYANI ERISKAWATI, D1510046, PROSEDUR KENAIKAN PANGKAT JABATAN FUNGSIONAL PEMERIKSA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA (BPK RI) PERWAKILAN PROVINSI

1. Pemeriksaan interim berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan pemberian opini auditor pada Kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat, apabila dilakukan

Hasil pemeriksaan BPK terhadap kegiatan pengendalian pencemaran udara pada Pemerintah Pusat yaitu Kementerian Negara Lingkungan Hidup, Departemen Perindustrian,

Pegawai Non Struktural, yang selanjutnya disebut Pegawai, adalah pegawai negeri sipil pada Pelaksana BPK yang telah diangkat dan ditetapkan dengan Keputusan

Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat Penguji Tagihan/Penandatangan Surat Perintah Membayar, Pejabat Pembuat Komitmen Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas

Relasi antara Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) : Hubungan yang terjadi antara DPR-RI sebagai lembaga

06 PMP ini dimaksudkan untuk digunakan sebagai panduan oleh BPK dan pelaksananya dalam mengelola (manage) pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang

Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Pusat Badan Pemeriksa Keuangan yang selanjutnya disingkat JDI Hukum Pusat BPK adalah suatu sistem pendayagunaan peraturan