• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN MEDIA ANIMASI AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA NARASI PADA SISWA KELAS V SDN 1 BABUSSALAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PEMANFAATAN MEDIA ANIMASI AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA NARASI PADA SISWA KELAS V SDN 1 BABUSSALAM"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

i

PEMANFAATAN MEDIA ANIMASI AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA

NARASI PADA SISWA KELAS V SDN 1 BABUSSALAM TAHUN AJARAN 2016/2017

Jurnal Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persayaratan dalam Menyelesaikan Studi Program Sarjana (SI) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Oleh:

BAIQ NOVI AINI E1E213029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM

2017

(2)

ii

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS MATARAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jalan Majapahit No. 62 Mataram NTB 83125

Telp. (0370) 623873

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING JURNAL SKRIPSI Skripsi dengan judul :

“PEMANFAATAN MEDIA ANIMASI AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA NARASI PADA SISWA KELAS V SDN 1

BABUSSALAM TAHUN AJARAN 2016/2017”

(3)

iii ABSTRAK

PEMANFAATAN MEDIA ANIMASI AUDIO VISUAL UNTUK MENGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA NARASI PADA SISWA KELAS V SDN 1

BABUSSALAM TAHUN AJARAN 2016/2017

Oleh BAIQ NOVI AINI NIM: E1E 213 029

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya keterampilan menulis cerita narasi siswa kelas V SDN 1 Babussalam. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya pemanfaatan media dalam proses pembelajaran yang dapat meningkatkan minat dan keterampilan menulis siswa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis cerita narasi siswa kelas V SDN 1 Babussalam pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan pemanfaatan media animasi audio visual. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu observasi dan tes. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh data peningkatan hasil belajar siswa dengan nilai rata-rata pada siklus I sebesar 79,36 dan 83,81 pada siklus II. Ketuntasan belajar siswa 72% dan pada siklus I 86,11% pada siklus II, dengan rincian peningkatan skor indikator kemampuan menulis dari siklus I ke siklus II sebagai berikut: (1) Kejelasan kronologis peristiwa meningkat sebesar empat point, (2) Keringkasan butir ide meningkat sebesar delapan point, (3) Diksi, meningkat sebesar enam point, (4) Ejaan dan tanda baca, meningkat sebesar 4 point, (5) Kesatupaduan pengembangan parageraf meningkat sebesar sebelas point, (6) Pertautan antar parageraf, meningkat sebesar lima point. Hasil ini menunjukkan pemanfaatan media animasi audio visual dapat meningkatkan keterampilan menulis cerita narasi siswa kelas V SDN 1 Babussalam Tahun Pelajaran 2016/2017.

Kata-kata kunci: Media animasi audio visual, keterampilan menulis cerita narasi.

(4)

iv

ABSTRACT

UTILIZATION OF VISUAL AUDIO ANIMATION MEDIA TO INCREASE SKILLS WRITING NARRATIVE STORY ON STUDENT V SDN 1

BABUSSALAM LESSON LEARNING 2016/2017 Oleh

BAIQ NOVI AINI NIM: E1E 213 029

This research is motivated by the low skills of writing narrative story of grade V SDN 1 Babussalam. This is due to the absence of media utilization in the learning process which can increase students' interest and writing skills. This study aims to improve the skills of writing narrative stories of grade V SDN 1 Babussalam on Indonesian subjects with the use of audio visual animation media. The type of research used is classroom action research conducted in 2 cycles. Technique used in data collection that is observation and test. Based on the results of data analysis, obtained data increase student learning outcomes with the average value in the first cycle of 79.36 and 83.81 in cycle II. The completeness of the students' learning is 72% and in the first cycle 86,11% in cycle II, with details of score improvement of indicator of writing ability from cycle I to cycle II as follows: (1) Chronological clarity of events increased by four points, (2) Increased by eight points, (3) Diction, increased by six points, (4) Spelling and punctuation, increased by four points, (5) Unity of parageraf development increased by eleven points, (6) Linkage between parageraf, increased by five points . This result shows the utilization of audio visual media can improve the skills of writing narrative story of grade V SDN 1 Babussalam Lesson Year 2016/2017.

Keywords: Audio visual animation media, narrative story writing skills.

(5)

1 A. Pendahuluan

Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam komunikasi dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal ini senada dengan uraian dalam pengantar KTSP (Depdiknas, 2006: 317).

Oleh karena itu pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia mengarahkan siswa agar terampil berkomunikasi baik lisan maupun tulisan. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia selain untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, juga untuk meningkatkan kemampuan berfikir, mengungkap gagasan, perasaan, pendapat, menyampaikan informasi tentang suatu peristiwa dan kemampuan memperluas wawasan dilingkungan sekitar.

Menurut Tarigan (2013: 1) keterampilan berbahasa memiliki empat komponen, yaitu 1) keterampilan menyimak (listening skills), 2) keterampilan berbicara (speaking skills), 3) keterampilan membaca (reading skills), 4) keterampilan menulis (writing skills). Keempat aspek tersebut sebaiknya mendapatkan porsi yang seimbang dalam pengajaran berbahasa. Dalam pengajarannya antara aspek satu dengan yang lainnya tidak dipisahkan, melainkan harus terpadu karena saling berkaitan. Keempat aspek tersebut dibagi menjadi dua pembelajaran yaitu pembelajaran reseptif dan produktif.

Pembelajaran reseptif mencakup pembelajaran keterampilan menyimak dan membaca, sedangkan pembelajaran produktif mencakup pembelajaran keterampilan berbicara dan menulis.

Keterampilan menulis dikatakan sangat penting karena keterampilan menulis salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh siswa. Dengan menulis siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan atau pendapat, pemikiran, dan perasaan yang dimiliki. Selain itu dapat mengembangkan daya pikir dan kreatifitas siswa dalam menulis.

Berdasarkan hasil dokumentasi terhadap hasil nilai ulangan harian bahasa Indonesia kelas V SDN 1 Babussalam, secara umum nilai rata-rata bahasa Indonesia sudah baik, yaitu dengan rata-rata 82. Nilai rata-rata ini sebenarnya dapat jauh lebih tinggi apabila nilai rata-rata dari keterampilan menulis siswa sebaik nilai ketiga keterampilan berbahasa yang lain, yakni 85 untuk menyimak dengan ketuntasan klasikal mencapai 94%, 87 untuk berbicara dengan ketuntasan klasikal mencapai 100% , dan 82 untuk membaca dengan ketuntasan klasikal mencapai 80% , dan yang

(6)

2

terendah pada SK menulis yaitu 73. Setelah dilakukan peninjauan lebih dalam, ditemukan permasalahan yang urgen untuk segera diatasi terkait dengan bagian dari keterampilan menulis, yakni banyak siswa yang tidak tuntas pada tes menulis dalam bentuk meringkas cerita dengan kaidah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dari 34 siswa, ditemukan 18 orang memperoleh nilai dibawah KKM (KKM=79). Artinya, ketuntasan klasikal baru mencapai 47 % dan sisanya 53 % belum mencapai KKM. Padahal bentuk latihan ini merupakan salah satu bentuk latihan yang mudah dalam SK keterampilan menulis.

Dari data nilai di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis cerita pada siswa kelas V SDN 1 Babussalam, Kecamatan Gerung, Lombok Barat pada kenyataannya bukan merupakan keterampilan yang mudah dikuasai semua siswa.

Uraian permasalahan di atas menunjukkan perlunya pembenahan dalam pelajaran menulis karangan narasi, yakni dengan suatu cara pembelajaran yang memberikan siswa kesempatan latihan yang menyenangkan serta mampu membuat siswa lebih memahami sebuah cerita narasi yang bersifat fiktif sehingga siswa bisa terbantu dalam merencana, menggali ide, dan mengorganisasi ide dalam menulis cerita narasi.

Hal yang diperlukan dalam menangani masalah tersebut dengan menggunakan media. Media ini harus mampu menyampaikan pengetahuan dan keterampilann tulisan. Arsyad (2011:3) menyatakan bahwa media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Dalam konteks ini media yang dibutuhkan adalah media yang mampu membuat siswa tertarik mengikuti proses pembelajaran hingga akhir. Salah satunya dengan menggunakan animasi. Roy Disney dalam (Ruslan, 2016: 25) mengatakan animasi bukan hanya berbicara pembuatan film nyata, tentang karakter nyata, tetapi bagaimana penonton percaya bahwa itu adalah nyata dengan membuat ilusi-ilusi dari animasi tersebut, sehingga menarik dan memotivasi pengguna untuk terlibat dalam proses pembelajaran terutama dalam upaya meningkatkan keterampilan menulis cerita narasi pada siswa, yang khususnya bersifat fiktif, karena siswa akan sangat kesulitan dalam mengembangkan gagasan dan kreativitas mereka dalam proses pembelajaran jika hanya mengandalkan buku tanpa alat bantu pembelajaran yang lebih variatif dan inovatif.

Berdasarkan paparan di atas merupakan faktor utama yang melatar belakangi peneliti untuk mengadakan penelitian pada siswa kelas V SD Negeri 1 Babussalam

(7)

3

dengan judul “Pemanfaatan Media Animasi Audio Visual untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Babussalam”.

B. Kajian Pustaka dan Hioptesis Tindakan

Teori yang relevan dalam penelitian in, adalah sebagai berikut : 1. Keterampilan menulis

Keterampilan menulis merupakan kemampuan memindahkan gagasan ke lambang-lambang tulisan dengan memperhatikan tiga aspek yaitu: tujuan, gagasan yang hendak dikomunikasiakan dan sistem pemindahan gagasan.

2. Cerita Narasi

Cerita narasi merupakan cerita yang berusaha menggambarkan sejelas- jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu.

3. Media Animasi Audio Visual

Media animasi audio visual adalah media yang dapat membuat benda mati seolah- olah hidup, dan dapat membantu dalam menjelaskan prosedur serta urutan suatu kejadian yang bersifat abstrak secara lebih sistematis, sehingga terlihat lebih realistis, yang berupa suara dan gambar secara bersamaan sehingga dalam penggunaanya melibatkan peran aktif dua alat indera secara bersamaan, yaitu indera pendengaran dan indera penglihatan sehingga terlihat lebih realistis untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pengajaran meningkatkan daya tarik, serta motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini, adalah penelitian yang dilakukan oleh:

1. Shofa, Vina Mardliyatus.,. 2015. Keefektifan Media Video Animasi Terhadap Kemampuan Menulis Karangan Narasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Bandungrejo 02 Mranggen Tahun Pelajaran 2015/2016.

2. Wahyuningsih, R.,A. 2011. Efektivitas Penggunaan Media Audio-Visual Dalam Pembelajaran Keterampilan Menulis Bahasa Prancis Pada Siswa Kelas X MAN 1 Yogyakarta

Hasil penelitian tersebut bahwa penggunaan media audio-visual lebih efektif daripada media konvensional dalam pembelajaran keterampilan menulis.

Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara dari guru dan siswa kelas V di SDN 1 Babussalam ditemukan beberapa permasalahan terkait dengan keterampilan menulis cerita narasi siswa. Dari segi siswa, secara garis besar dapat disimpulkan sebagai permasalahan yang tergolong dalam kesulitan menulis cerita narasi sesuai dengan kaidah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar untuk aspek; (1) kesesuaian sinopsis dengan isi cerita, keterpaduan antar kalimat,

(8)

4

(2) pemilihan kosa kata, (3) penggunaan ejaan dan tanda baca. Sedangkan dari sisi guru terkait dengan permasalahan dengan penggunaan media pembelajaran yang digunakan masih bersifat kovensional dalam pembelajaran bahasa Indonesia , khususnya keterampilan menulis cerita narasi yang bersifat fiktif sehingga siswa masih sangat kesulitan dalam mengembangkan keterampilan menulis cerita narasi.

Selain itu, data hasil tes keterampilan menulis cerita narasi siswa menunjukkan masih banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM. Maka dengan melihat data hasil belajar, aktivitas siswa dan kesulitan guru dalam mengajar, perlu sekali proses pembelajaran untuk ditingkatkan kualitasnya, mengingat keterampilan menulis menjadi salah satu bagian penting dari keterampilan berbahasa.

Alternatif tindakan yang dipilih adalah dengan pemanfaatan media animasi audio visual. Media animasi audio visual merupakan media yang sangat cocok digunakan dalam pembelajaran dengan konsep belajar dari pengalaman yang memungkinkan siswa untuk melihat secara langsung sebuah tayangan cerita narasi yang bersifat fiktif. Dalam animasi, cerita disampaikan dengan gambar bergerak sehingga penyampainnya lebih jelas. Dengan begitu, pendengar akan lebih paham maksud dan arah pembicaraan dari pada dengan bahasa verbal.

Animasi merupakan daya tarik utama dalam mengoperasikan program multimedia interaktif. Bukan saja mampu menjelaskan suatu konsep atau proses yang sukar di jelaskan dengan media lain, animasi juga memiliki daya tarik estetika, sehingga tampilan menarik dan memotivasi pengguna untuk terlibat dalam proses pembelajaran terutama dalam upaya meningkatkan keterampilan menulis cerita narasi karena media animasi lebih variatif dan inovatif.

Berdasarkan kerangka berfikir, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah jika pemanfaatan media animasi audio visual dilakukan secara optimal, keterampilan menulis cerita narasi kelas V SDN 1 Babussalam meningkat.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN 1 Babussalam kecamatan Gerung, kabupaten Lombok Barat.

Penerapan tindakan dalam penelitian ini dilakukan pada semester dua tahun pelajaran 2016/2017. Subjek dalam penelitian ini, adalah siswa kelas V SDN 1 Babussalam yang berjumlah 38 siswa, terdiri atas 21 laki-laki dan 17 perempuan.

Dalam penelitian ini, pembelajaran dilakukan oleh peneliti agar rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dipersiapkan dapat dilaksanakan dengan baik. Guru kelas V SDN 1 Babussalam sebagai observer aktivitas guru, dan guru kelas VI sebagai

(9)

5

observer aktivitas siswa yang akan mengamati proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan.

Faktor-faktor yang menjadi fokus dalam penelitian ini diantaranya faktor guru, yang diteliti adalah dengan mengamati kemampuan pemanfaatan media animasi audio visual yang dilakukan guru pada saat proses pembelajaran. Selain itu faktor siswa, yang diteliti adalah dengan mengamati aktivitas siswa salama proses pembelajaran keterampilan menulis dengan pemanfaatan media animasi audio visual.

Variabel penelitian ini dibagi menjadi variabel harapan dan variabel tindakan.

Definisi operasional variabel harapan keterampilan menulis cerita narasi merupakan suatu kecakapan dalam berkomunikasi dalam mengungkapkan ide atau gagasan secara terencana dan sistematik melalui bahasa tulis, dengan modal dasar ide, ilmu pengetahuan, pengalaman hidup dan perbendaharaan kata untuk menyampaikan ide- ide, pengetahuan serta pengalaman yang dimiliki yang dapat atau gagasan dalam bentuk tulisan cerita yang berusaha menggambarkan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu. Definisi operasional variabel tindakan yaitu media animasi audio visual adalah media yang dapat membuat benda mati seolah-olah menjadi hidup. Media animasi juga dapat menunjukkan proses abstrak apabila dilakukan pada peralatan yang sesungguhnya, dapat membantu dalam menjelaskan prosedur dan urutan suatu kejadian yang bersifat abstrak secara lebih sistematis sehingga terlihat lebih realistis untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pengajaran, meningkatkan daya tarik, serta motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu:

(a) perencanaan tindakan, (b) penerapan tindakan, (c) mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan, dan (d) melakukan refleksi. Pelaksanaan Siklus I terdiri dari 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 3 × 35 menit dan Pelaksanaan Siklus II terdiri dari 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu yang sama yaitu 3 × 35 menit.

1. Metode pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut.

a. Tes

Tes digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa serta sebagaimana besar tingkat keberhasilan penyampaian kegiatan belajar mengajar.

Tes biasanya diberikan guru pada akhir kegiatan pembelajaran maupun akhir penyampaian suatu materi pembahasan. Tes untuk mengetahui hasil belajar siswa akan diberikan diakhir setiap siklus.

b. Observasi

Observasi digunakan untuk mengetahui bagaimana tingkat aktivitas guru dan siswa pada saat kegitan belajar mengajar. Hal ini dilakukan agar guru bisa mengevaluasi diri, sehingga guru dapat memperbaiki proses pembelajaran dan agar guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan lebih baik lagi.

2. Instrumen dengumpulan data a. Lembar tes

b. Lembar observasi aktivitas guru c. Lembar observasi aktivitas siswa

3. Analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut.

a. Hasil belajar siswa

(10)

6 1) Ketuntasan Individu

Setiap siswa dalam proses belajar mengajar dikatakan tuntas secara individu apabila mampu memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 79 sebagai standar kriteria ketuntasan minimal. Niai akhir individual per siswa ditentukan dengan rumus sebagai berikut.

2) Menghitung nilai rata-rata

M= keterangan:

M : Nilai rata-rata

Ʃ : Jumlah nilai yang diperoleh individu N : Banyaknya individu

3) Ketuntasan klasikal

Menurut Aqib, dkk (2014:41) untuk mengetahui prestasi belajar siswa yang diperoleh dari hasil penelitian yang ini maka akan dilakukan analisis data sebagai berikut:

Ketuntasan belajar tercapai jika KB≥ 85% siswa mencapai nilai lebih dari atau sama dengan 70.

b. Data aktivitas siswa

Data hasil observasi tentang aktivitas siswa dianalisis secara deskriptif untuk setiap siklus dengan berpedoman pada indikator yang nampak pada saat tindakan dengan rubrik yang sudah dibuat sebelumnya. Setelah data diperoleh dari lembar observasi peserta didik, kemudian data tersebut dianalisis dengan cara sebagai berikut.

a. Menentukan skor yang diperoleh peserta didik secara klasikal dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Skor 1 diberikan jika ≤ 25 % siswa melaksanakan deskriptor.

2) Skor 2 diberikan jika 26%-50% siswa melaksanakan deskriptor.

3) Skor 3 diberikan jika 51%-75% siswa melaksanakan deskriptor.

4) Skor 4 diberikan jika 76%-100% siswa melaksanakan deskriptor.

b. Menentukan Jumlah Indikator dan Deksriptor yang Dinilai

Jumlah indikator yang dinilai pada lembar observasi aktivitas belajar siswa 5 indikator. Di mana terdapat 3 deskriptor untuk masing-masing indikator.

Rumus untuk menghitung skor maksimal dari aktivitas belajar peserta didik adalah sebagai berikut.

SMI = jumlah indikator x skor tertinggi Banyak indikator yang diamati = 5 Skor maksimal tiap indikator = 4 Skor maksimal ideal = 5x 4

= 24 Skor minimal keseluruhan indikator = 5 x 1 = 5

c. Analisis data aktivitas belajar siswa menggunakan MI (Mean Ideal) dan SDI (Standar Deviasi Ideal)

MI= ( ) ( )

SDI = ( ) ( ) (Nurkencana, dkk; 1990:100)

(11)

7

Upaya menentukan kriteria aktivitas siswa digunakan skor standar seperti yang tertera pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Pedoman Konversi Aktivitas Belajar Siswa

Interval Skor Kategori

X ≥ MI + 1,5 SDI X ≥ 14,95 Sangat Aktif

MI + 0,5 SDI ≤ X < MI + 1,5 SDI 11,65 ≤ X < 14,95 Aktif MI – 0,5 SDI ≤ X < MI + 0,5 SDI 8,35 ≤ X < 11,65 Kurang Aktif

X < MI – 0,5 SDI X < 8,35 Tidak Aktif X = jumlah skor aktivitas belajar siswa

c. Data aktivitas guru

Penilaian terhadap aktivitas guru dilakukan melalui observasi langsung, dimana seorang guru yang sedang mengajar diobservasi langsung oleh observer pada saat kegiatan belajar mengajar dilakukan. Setelah diperoleh data, kemudian dianalisis dengan cara sebagai berikut.

a. Menentukan skor yang diperoleh guru dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Skor 0 diberikan jika tidak ada deskriptor yang tampak 2) Skor 1 diberikan jika hanya satu deskriptor yang tampak 3) Skor 2 diberikan jika dua deskriptor tampak

4) Skor 3 diberikan jika semua deskriptor tampak

b. Menentukan Jumlah Indikator dan Deskriptor yang Dinilai

Jumlah indikator yang dinilai pada lembar observasi aktivitas guru adalah 5 indikator. Di mana masing-masing indikator memiliki 3 deskriptor.

c. Menentukan Skor Maksimal Ideal (SMI) aktivitas mengajar guru

Rumus untuk menghitung skor maksimal dari aktivitas mengajar guru, adalah sebagai berikut:

SMI = jumlah indikator x skor tertingggi Banyaknya indikator = 5 Skor maksimal tiap indikator = 3 Skor maksimal ideal = 5 x 3

= 15 Skor minimal keseluruhan indikator = 5 x 0 = 0

d. Analisis data aktivitas guru menggunakan MI (Mean Ideal) dan SDI (Standar Deviasi Ideal)

MI = ( ) ( )

SDI = ( ) ( ) (Nurkencana, dkk; 1990:100)

Upaya menentukan kriteria aktivitas guru digunakan skor standar seperti yang tertera pada tabel berikut:

(12)

8

Tabel 3.2 Pedoman Konversi Aktivitas Guru

Interval Skor Kategori

Y ≥ MI + 1,5 SDI Y ≥ 11,25 Sangat Baik MI + 0,5 SDI ≤ Y < MI + 1,5 SDI 8,75 ≤ Y < 11,25 Baik MI – 0,5 SDI ≤ Y < MI + 0,5 SDI 6 ≤ Y < 8,75 Kurang Baik

Y < MI – 0,5 SDI Y < 6 Tidak Baik Y: Jumlah skor aktivitas mengajar guru.

D. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil penelitian yang diperoleh sebagai berikut.

1. Siklus I

a) Jumlah skor aktivitas guru pada siklus I, yakni 9 dengan kategori Baik.

b) Jumlah skor aktivitas siswa pada siklus I, yakni 9,5 dengan kategori kurang aktif.

c) Ketuntasan hasil belajar siswa terlihat dari 34 orang siswa, terdapat 20 orang siswa yang tuntas, sedangkan siswa yang tidak tuntas ada 14 orang siswa, adapun nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 50. Persentase ketuntasan hasil belajar siswa yaitu 58,8 %. Hasil yang diperoleh pada Siklus I masih belum berhasil, hal ini dapat dilihat dari nilai persentase ketuntasan yang mendapat 58,8 % dari 34 orang siswa, bagi siswa yang belum tuntas belajar secara individu akan ditindaklanjuti pada siklus ke II.

2. Siklus II

a) Jumlah skor aktivitas guru pada siklus II, yakni sebesar 15 dengan kategori Sangat Baik.

b) Jumlah skor aktivitas siswa pada siklus II, yakni sebesar 13,5 dengan kategori aktif.

c) Ketuntasan hasil belajar siswa terlihat dari 34 orang siswa, terdapat 30 orang siswa yang tuntas, sedangkan siswa yang tidak tuntas ada 4 orang siswa, adapun nilai tertinggi 100, dan nilai terendah 60 dan persentase ketuntasan hasil belajar siswa yaitu 88%.

Adapun ringkasan dari hasil penelitian yang memuat data hasil observasi aktivitas guru, aktivitas siswa, dan data hasil belajar pada Siklus I dan Siklus II dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Siklus Rata-rata skor prestasi siswa

Ketuntasan klasikal

Aktivitas guru Aktivitas siswa Jumlah

skor

Kriteria Jumlah skor

kriteria

I 67,64 58,8% 9 Baik 9,5 Kurang

II 80 88% 15 Sangat

baik

13,5 Aktif

(13)

9

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa hasil aktivitas guru pada siklus I, sebesar 9 dengan kategori baik, meningkat menjadi 15 pada Siklus II dan dikategorikan sangat baik. Hasil aktivitas siswa pada Siklus I sebesar 9,5 dikategorikan kurang aktif, meningkat menjadi 13,5 dan berkategori sangat baik pada Siklus II. Sedangkan ketuntasan klasikal hasil belajar siswa yang diperoleh dari standar KKM sebesar 70, yaitu sebesar 58,8% pada Siklus I, meningkat menjadi 88%

pada Siklus II. Jadi peningkatan ketuntasan klasikal dari Siklus I ke Siklus II sebesar 29,2%. Dan rata-rata pada siklus I sebesar 67,64 dan meningkat pada siklus II sebesar 80.

E. Kesimpulan dan saran

Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Penerapan metode Outdoor Study, dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 3 Beleka Tahun Ajaran 2016/2017. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan ketuntasan klasikal, dari siklus ke siklus berikutnya. Pada siklus I ketuntasan klasikal belum tercapai dengan prosentase 58,8 % dengan rata-rata nilai 67,64 dan pada siklus II ketuntasan klasikal meningkat dengan prosentase 88 % dengan rata-rata nilai 80.

2. Penerapan metode Outdoor Study dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV SDN 3 Beleka Tahun Ajaran 2016/2017 dengan kategori aktif. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan aktivitas belajar siswa dari setiap siklus. Pada siklus I, aktivitas siswa berkategori kurang aktif dengan jumlah skor 9,5 dan pada siklus II, aktivitas siswa meningkat dengan jumlah skor 13,5 dengan kategori aktif.

3. Penerapan metode Outdoor Study dapat meningkatkan aktivitas mengajar guru kelas IV SDN 3 Beleka Tahun Pelajaran 2016/2017. Hal ini terlihat dari peningkatan skor aktivitas mengajar guru pada siklus I, yaitu 9 dengan kategori baik. Selanjutnya pada siklus II, yaitu 15 dengan kategori sangat baik.

Adapun saran-saran yang dapat dikemukakan oleh peneliti dari hasil penelitian ini, adalah sebagai berikut:

1. Bagi pihak sekolah diharapkan lebih memotivasi dan membantu guru untuk menggunakan dan menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan siswa, salah satunya perkembangan rasa ingi tahu siswa, agar kedepannya guru bisa mewujudkan pembelajaran yang bermakna bagi siswa.

2. Bagi guru kelas atau guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, dengan mengoptimalkan penggunaan metode Outdoor Study dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, pokok bahasan perubahan energi. Oleh karena itu guru diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran yang menggunakan metode Outdoor Study pada pokok bahasan dan mata pelajaran lainnya yang relevan.

3. Bagi siswa, penggunaan metode Outdoor Study dalam pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar, sehingga siswa harus lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, karena konsep pembelajaran dapat dipahami dengan mudah dan pembelajaran lebih menyenangkan.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Aenunsyah. 2013. Penggunaan Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SDN Lebangkar Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi tidak diterbitkan. Mataram: FKIP Universitas Mataram.

Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.

__________.2014. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.

__________ dkk.. 2011. Penelitian Pendidikan Kelas untuk Guru SD, SLB, TK.

Bandung: CV Yrama Widya.

Aries, Erna Febru. 2011. Asesmen dan Evaluasi. Malang: Aditya Media Publishing.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

_________________.2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

________________ dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad, Ahmad. 2009. Media Pembelajaran. Depok: Rajagrafindo Persada.

____________.2011. Media Pembelajaran. Depok: Rajagrafindo Persada.

Dalman, H. 2016. Keterampilan Menulis. Jakarta. Fajar Interpratama Mandiri.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Gie, The Liang. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi Offset.

Hamdani . 2011. Dasar-Dasar Kependidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Indonesian Fairy Tales. Bebek Buruk Rupa - The Ugly Duckling: Youtobe. 30 juli 2016. https://www.youtube.com/watch?v=zKX5LtCmJwA. Di akses tanggal 03/05/201/18.15 wita.

Indonesian Fairy Tales. Si Singa dan Si Tikus: Youtobe. 9 juni 2016.

https://www.youtube.com/watch?v=ddqb0Rvqwo4. Di akses tanggal 03/05/18.20 wita.

Kartika, Friska. 2015. Film Animasi 2 Dimensi Dongeng Semut dan Sepotong Roti Keju. Youtobe. https://www.youtube.com/watch?v=m1_woeeD07Y. Di akses tanggal 03/05/17/18.45 wita.

Kusumaningsih, Dewi dkk. 2013. Terampil Berbahasa Indonesia. Yogyakarta:

C.V Andi Offset.

Mulyadi,. 2009. Classroom Management. Malang: Aditya Media.

Mulyasa. 2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Nurkancana, W & Sunartana, PPN. 1990. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional.

(15)

Prawiradilaga,. 2007. Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group.

Purwanto. 2016. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ruslan, Arief . 2016. Animasi Perkembangan dan Konsepnya. Bogor: Ghalia Indonesia.

Saddhono, Kundharu, dan Selamet Y.2014. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Semi, M. Antar. 2007. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa Bandung.

Shofa, Vina Mardliyatus.,. 2015. Keefektifan Media Video Animasi Terhadap Kemampuan Menulis Karangan Narasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Bandungrejo 02 Mranggen Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi tidak diterbitkan. Semarang: Universitas PGRI Semarang.

Slameto,. 2010. Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta. PT. Rineka Cipta.

Susilana, Rudi, dan Riyana, Cepi. 2009. Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

Tarigan, Henry Guntur. 2013. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: CV Angkasa.

Wahyuningsih, R.,A. 2011. Efektivitas Penggunaan Media Audio-Visual Dalam Pembelajaran Keterampilan Menulis Bahasa Prancis Pada Siswa Kelas X MAN 1 Yogyakarta. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta: Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta.

Wardartul J. 2016. Penerapan Metode Peta Pikiran (MID MAPPING) Dalam Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas IV SDN 2 Pengenjek Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi tidak diterbitkan. Mataram: FKIP Universitas Mataram.

Wijono, Adi. 2016. Dongeng Ayam dan Kelinci Bersaudara. Youtobe.

https://www.youtube.com/watch?v=5O2KbZeFdH0. Di akses tanggal 03/05/17/18.34 wita.

Gambar

Tabel 3.1 Pedoman Konversi Aktivitas Belajar Siswa
Tabel 3.2 Pedoman Konversi Aktivitas Guru

Referensi

Dokumen terkait

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia barang/jasa yang memenuhi persyaratan kualifikasi usaha kecil serta Surat Ijin (SIUP) untuk menjalankan kegiatan usaha bidang

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi kepala sekolah, guru, siswa, dan orang tua dalam meningkatkan program pengayaan siswa khususnya dalam persiapan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gaya hidup seperti aktivitas fisik, konsumsi fast food , konsumsi kopi murni, teh, perilaku merokok serta

CHAPTER II LITERATURE REVIEW consists of Pragmatics, Communicative Competence, Speech Acts, The Classification of Speech Acts, Direct and Indirect Speech

Maka sekretaris Jenderal Kemdikbud telah mengeluarkan Surat Keterangan Penugasan untuk Tim Ad hoc yang tugasnya menyatukan data Padamu Negeri dengan Dapodik.Kami sampaikan

GAME THE MISSION: EVAKUASI PESAWAT JATUH BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN UNITY3D..

Sistem pemanen energi dengan piezoelektrik untuk perangkat elektronika daya rendah meliputi sistem penyearah untuk mengubah arus bolak-balik dari tranduser

The purpose of this research is to compare the extraction methods of waste rubber seed oil with solvent by soxhletation and extraction solvent by stirring with several solvents to