i
VALIDITAS DALAM EVALUSI PEMBELAJARAN
Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran
Dosen Pengampu:
Laila Kodariyati, M.Pd.
Disusun Oleh:
Kelompok 9 PGMI A Semester 5
Asep Yudianto (1601050004) Imelda Parlowati (1601050014) Reni Ratna Sari (1601050026) Dwi Erfina Suhartin (1501050070)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO LAMPUNG
T.A. 2018/2019
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah evaluasi pembelajaran ini. Makalah ini dibuat sebagai media untuk menambah wawasan pengetahuan demi tercapainya tujuan pembelajaran. Penyusunan makalah ini dimaksudkan agar kedepannya kita tidak mengalami kesulitan dalam melakukan perkuliahan mata kuliah evaluasi pembelajaran ini. Oleh karena itu, kami berharap dengan adanya makalah ini, mahasiswa dapat mengetahui bagaimana itu yang dimaksud dengan evaluasi pembelajaran yang meliputi pengukuran, penilaian dan evaluasi dari proses pembelajaran tersebut.
Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, demi penempurnaan makalah ini kami mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak. Akhir kata kami ucapkan banyak terima kasih kepada para dosen yang telah membimbing dan mengarahkan kami, serta rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Metro, 30 Oktober 2018 Penulis,
Kelompok 9
iii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 1
C. Tujuan Penulisan ... 2
D. Manfaat Penulisan ... 2
BAB II PEMBAHASAN ... 3
A. Pengertian Validitas ... 3
B. Macam-Macam Validitas ... 4
C. Cara Mengetahui Validitas Alat Ukur ... 6
D. Validitas Butir Soal Atau Viditas Item ... 11
E. Tes Terstandar Sebagai Kriterium dalam Menentukan Validitas ... 15
F. Validitas Vaktor ... 17
BAB III PENUTUP ... 20
A. Kesimpulan ... 20
B. Saran ... 20
DAFTAR PUSTAKA ... 21
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Persoalan alat ukur yang digunakan evaluator ketika melakukan kegiatan evaluasi sering dihadapkan pada persoalan akurasi, konsisten dan stabilitas sehingga hasil pengukuran yang diperoleh bisa mengukur dengan akurat sesuatu yang sedang diukur. Instrumen ini memang harus memiliki akurasi ketika digunakan. Konsisten dan stabil dalam arti tidak mengalami perubahan dari waktu pengukuran satu ke pengukuran yang lain.
Data yang kurang memiliki validitas , akan menghasilkan kesimpulan yang bias, kurang sesuai dengan yang seharusnya, dan bahkan bisa saja bertentangan dengan kelaziman. Untuk membuat alat ukur instrumen itu, diperlukan kajian teori, pendapat para ahli serta pengalaman-pengalaman yang kadangkala diperlukan bila definisi operasional variabelnya tidak kita temukan dalam teori. Alat ukur atau instrumen yang akan disusun itu tentu saja harus memiliki validitas , agar data yang diperoleh dari alat ukur itu bisa reliabel, valid dan disebut dengan validitas.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka penulis dapat menuliskan rumusan maslah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan validitas?
2. Apa saja macam-macam validitas?
3. Bagaimana cara mengetahui validitas alat ukur?
4. Apa saja validitas butir soal atau viditas item ?
5. Bagaimana tes terstandar sebagai kriterium dalam menentukan validitas?
6. Apa yang dimaksud validitas vaktor?
2 C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu validitas.
2. Untuk mengetahui macam-macam validitas.
3. Untuk mengetahui cara mengidentifikasi validitas alat ukur.
4. Untuk mengetahui validitas butir soal atau viditas item .
5. Untuk mnegetahui tes terstandar sebagai kriterium dalam menentukan validitas.
6. Untuk mengetahuiapa itu validitas vaktor.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini diantaranya sebagai pedoman guru dalam melakukan evaluasi pembelajaran serta memudahkan pengevaluasian pembelajaran secara sistematis dan terstruktur.
3 BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketetapan dan kecermatan suatu instrument pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukur secara tepat atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Artinya hasil ukur dari pengukuran tersebut merupakan besaran yang mencerminkan secara tepat fakta atau keadaan sesungguhnya dari apa yang diukur.1
Dari pengertian diatas, maka penulis dapat mengungkapkan bahwa validitas merupakan suatu yang mengindikasikan suatu instrument atau bentuk pengukuran benar-benar adanya atau valid yang merujuk pada terjalankannya fungsi ukur atau pengukuran telah berjalan baik atau normal sesuai apa yang diharapkan.
Validitas tes dapat diuji dengan menggunakan kriteria luar yang kemudian disebut validitas esternal, dapat juga dengan menggunakan kriteria total nilai yang kemudian disebut validitas pemahaman.2 Validitas dapat diuji atau dieksekusi dapat menggunakan kriteria luar dan juga bias menggunakan kriteria keseluruhan nilai yang telah didapati. Sisi lain dari pengertian validitas adalah aspek kecermatan pengukuran. Suatu alat ukur yang valid tidak hanya mampu menghasilkan data yang tepat juga harus memberikn gambaran yang cermat mengenai data tersebut. Jadi validitas lebih menekankan pada alat pengukuran atau pengamatan.
1 Zulkifli Matondang, “Validitas Dan Reabilitas Suatu Instrumen Penelitian”, JurnalTabularasa PPS UNIMED, vol. 6, no. 1 (2009), p. 89.
2 Suramto, Dkk, “Validitas, Realbilitas dan Nilai Standar dari Tes Pemahaman, Tes Penalaran dan Tes Berhitung”, Jurnal Psikologi, no. 2 (1996), p. 75.
4 B. Macam-macam validitas
Secara garis besar ada dua macam valiidtas, yaitu validitas logis dan validitas empiris.3
1. Validitas logis
Istilah “validitas logis” mengandung kata “logis” berasal dari kata
“logika”, yang berarti penalaran. Dengan makna demikian maka validitas logis untuk sebuah instrument evaluasi menunjuk pada kondisi bagi sebuah instrument yang memmenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil penalaran.
Ada dua macam validitas logis yang dapat diacapai oleh instrument, yaitu: validitas isi dan validitas kontraks (construct validity).
Validitas isi bagi sebuah instrument menunjuk suatu kondisi sebuah instrument yang disusun berdasarkan isi materi pelajaran yang dievaluasi.selanjutnya validitas konstrak disusun berdasarkan konstruk – aspek-asepek kejiwaan – yang seharusnya dievaluasi.
2. Validitas empiris
Istilah “validitas empiris” memuat kata “empiris” yang artinya
“pengalaman”. Sebuah instrument dapat dikatakan memiliki validitas empiris apabila sudah diuji dari pengalaman. Sebagai contoh sehari-hari, seseorang dapat diakui jujur oleh masyarakat apabila dalam pengalaman dibuktikan bahwa orang tersebut memang jujur.
Bagi instrumen yang kondisinya sesuai dengan kriterium yang sudah tersedia, yang sudah ada, disebut memiliki validitas “ada sekarang”, yang dalam istilah bahsa inggris disebut memiliki courrent validity. Selanjutnya instrument yang kondisinya sesuai dengan kriterium yang diramalkan akan terjadi, disebut memiliki validitasramalan atau validitas prediksi, yang dalam istilah bahsa inggris disebut memiliki predictive validity
3 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Revisi edition (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), p. 64.
5
Dari uraian adanya dua jenis validitas, maka kita dapat mengenal secara keseluruhan adanya validitas, yaitu:
a. Validitas isi (content validity)
Sebuah tes dapat dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Oleh karena itu yang diajarkan tertera dalam kurikulum maka validitas isi ini juga disebut kurikuler.
Kriteria yang dapat diterima untuk validitas isi membutuhkan 2 kelompok independent atau individu dalam mengkonstruksi tes menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap hal harus diberikan informasi seperti (1) deskripsi umum dari butir yang dikonstruksi; (2) rangkaian tujuan perilaku; (3) jumlah butir yang dikonstruksi untuk setiap tujuan pembelajaran; (4) format (multiple choice,melengkapi, esay dan lain-lain);(5) sifat siswa yang mengikuti tes harus dipersiapkan (umur, kemampuan membaca, latarbelakang sosial ekonomi, dan data relevan lain); dan (6) tujuan terhadap pengadministrasian dan penskoran tes. Ketika 2 tes telah dikonstruksi, kedua bentuk diberikan kepada kelompok siswa yang sama; korelasi antara 2 pengukuran akan menunjukkan seberapa baik butir soal mengukur kemampuan atau sifat yang sama.4
b. Validiitas konstrak (construct validity)
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir- butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiao aspek berfikir seperti yang disebutkan dalam tujuan instruksional khusus.
c. Validitas “ada asekarang” (concurrent validity)
Sebuah tes diakatakan memiliki validitas “ada asekarang” jika hasilnya sesuai dengan pengalaman. Jika ada istilah “sesuai” tentu ada
4 Siswanto, “Validitas Sebagai Alat Penentuankehandalantes Hasil Belajar”, Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. IV, No. 1 (2008), P. 109.
6
dua hal yang dipasangkan. Dalam hal ini tes dipasangkan dengan hasil pengalaman.pengalaman selalu mengenai hal yang telah lampau sehingga data pengalaman tersebut sekarang sudah ada (ada sekarang, concurrent).
d. Validitas prediksi (predictive validity)
Memprediksi artinya meramal, dengan meramal selalu mengenai hal yang akan dating, jadi sekarang belum terjadi. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas prediksi atau validitas ramalan apabila mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan dating.
C. Cara mengetahui validitas alat ukur
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium. Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik kolerasi prodak moment yang dikemukakan oleh Pearson. Rumus korelasi product moment ada dua macam, yaitu:
1. Korelasi product moment dengan simpangan, dan 2. Korelasi product moment dengan angka kasar
Rumus korelasi product moment dengan simpangan:5
rxy =
Dimana:
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan (x = X – X dan y = Y – Y)
= jumlah perkalian x dengan y x2 = kuadrat dari x
5 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, p. 70.
7 y2 = kuadrat dari y
Contoh perhitungan:
Misalkan akan menghitung validitas tes prestasi belajar matematika.
Sebagai kriterium diambil nilai rata-rata ulangan yang akan dicari validitasnya diberi kode X dan rata-rata nilai harian diberi kode Y.
Kemudian dibuat tabel persiapan sebagai berikut:
Tabel Persiapan Untuk Mencari Validitas Tes Prestasi Matematika
No Nama X Y x Y x2 y2 xy
1 Nadia 6,5 6,3 0 0,1 0,0 0,01 0,0
2 Susi 7 6,8 + 0,5 + 0,4 0,25 0,16 +0,2
3 Cecep 7,5 7,2 + 1,0 + 0,8 1,0 0,64 +0,8
4 Ema 7 6,8 + 0,5 + 0,4 0,25 0,16 +0,2
5 Dian 6 7 - 0,5 -0,6 0,25 0,36 -0,3
6 Asmara 6 6,2 - 0,5 -0,2 0,25 0,04 +0,1
7 Seswoyo 5,5 6,1 - 1,0 -1,3 1,0 1,69 +1,3
8 Jihad 6,5 6 0 -0,4 0,0 0,16 0,0
9 Yanna 7 6,5 + 0,5 + 0,1 0,25 0,01 +0,5
10 Lina 6 5,9 - 0,5 -0,6 0,25 0,36 +0,3
Jumlah 65,0 63,8 3,5 3,59 2,
X = ∑
=
= 6,5
Y =
=
= 6,38 dibulatkan 64 x = X – X
y = Y – Y
dimasukan ke rumus rxy =
8
=
√
=
√
=
= 0,748
Indeks korelasi antara X dan Y inilah indeks validitas soal yang dicari.
Rumus korelasi product moment dengan angka kasar:
r
xy=
∑ ∑ ∑√ ∑ ∑ ∑ ∑
Dimana rxy = koefisien korelasianata vaariabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan dengan menggunakan data hasil tes presentasi maematika diatas kini dihitung dengan rumus korelasi prodact moment dengan angka kasar yang tebel persiapannya sebagai berikut:
Tabel Persiapan Untuk Mencari Validitas Tes Prestasi Metematika
No Nama X Y x2 y2 XY
1 Nadia 6,5 6,3 42,25 39,69 40,95
2 Susi 7 6,8 49 46,24 47,6
3 Cecep 7,5 7,2 56,25 51,84 54
4 Ema 7 6,8 49 46,24 47,6
5 Dian 6 7 36 49 42
6 Asmara 6 6,2 36 38,44 37,2
7 Seswoyo 5,5 5,1 30,25 26,01 28,05
8 Jihad 6,5 6 42,25 36 39
9 Yanna 7 6,5 49 42,25 45,5
10 Lina 6 5,9 36 34,81 35,4
Jumlah 65,0 63,8 426,0 410,52 417,3
9 Di masukkan kedalam rumus:
r
xy=
∑ ∑ ∑√ ∑ ∑ ∑ ∑
r
xy=
√
=
√
=
√
=
√
=
√
= 0743
Jika diperbanndingkan dengan validitas sesuai yang dihitung dengan rumus simpangan, ternyata terdapat perrbedaan sebesar 0.003, lebih besar yang dihitung dengan rumus simpangan. Hal ini wajar karena dalam mengerjakan perkalian atau penjumlahan jika diperoleh 1 atau angka dibelakang koma dilakukan pembulatan ke atas. Perbedaan ini sangat kecil sehinggga dapat di
Untuk memperjelas pengertian tersebut dapat disampaikan keterangan sebagai berikut:
Korelasi positif menunjukkan adanya hubungan sejajar antara dua hal.
Misalnya hal pertama nilainya naik. Hal kedua ikut naik. Sebaliknya jika hal pertama turun, yang kedua ikut turun.
Contoh korelasi positif antara nilai ipa dan matematika
IPA = 2, 3, 5, 7, 4, 3, 2
Matematika = 4, 5, 6, 8, 5, 4, 3
Koefisien nilai matemaatika sejajar dengan IPA karena naik dan turun nya nilai matematika mengikuti naik dan turunnya nilai IPA. Coba perhatikan
10
Korelasi negatif menunjukkan adanya hubungan kebalikan antara dua hal. Misalnya hal pertama nilainya naik, justru yang kedu turun.
Sebaliknya jika yang pertama turun yang kedua naik.
Contoh korelasi negatif antara nilai bahasa indonesia dengan matematika Bahasa Indonesia : 5, 6, 8, 4, 3, 2
Matematika : 8, 7, 5, 1, 2, 3
Keadaan hubungan antara dua hal yang kita jumpai dalam kehidupan sehari- hari tidak selalu hanya positif atau negatif saja, tetapi mungkin 0. Besarnya korelasi pun tidak menentu. Coba cermatilah bagaimana hubungan antara dua nilai mata pelajaran A dan B berikut.
Contoh korelasi tidak tertentu.
Nilai A : 5, 6, 4, 7, 3, 8, 7 Nilai B : 4, 4, 3, 7, 4, 9, 4
Keadaan kedua nilai tersebut jika dihitung dengan rumus korelasi mungkin positif mungkin negatif.
Koefisien korelasi selalu terdaapat antara -1,00 sampai + 1,00 namun karena menghitung sering dilakukan pembulatan angka – angka sangat mungkin diperoleh koefisien lebih dari 1,00. Koefisien negatif menunjukkan hubungan kebalikan sedangkan koefisien positif menunjukkan adanya kesejajaran untuk mengadakan interprestasi mengenai besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut:
- Antara 0,800 samapai dengan 1,00 : sangat tinggi - Antara 0,600 samapai dengan 0,800 : tinggi
- Antara 0,400 samapai dengan 0,800 : cukup - Antara 0,200 samapai dengan 0,400 : cukup - Antara 0,00 samapai dengan 0,200 : cukup
11
Penafsiran harga koefisien korelasi ada dua cara yaitu:
a. Dengan melihat harga r dan diinterpretasikan misalnya korelasi tinggi, cukup dan sebagainya.
b. Dengan berkonsultasi ke tabel harga kritik product moment sehingga dapat diketahui signifikan tidaknya korelasi tersebut. Jika harga r lebih kecil dari harga kritik dalam tabel, maka korelasi tersebut tidak signifikan. Begitu juga arti sebaliknya.
D. Validitas Butir Soal atau Validitas Item
Jika seorang peneliti atau seorang guru mengetahui bahwa validitas soal tes misalnya terlalu rendah atau rendah saja, maka selanjutnya ingin mengetahui butir-butir tes manakah yang menyebabkan soal secara keseluruhan tersebut jelek karena memiliki validitas rendah. Maka dari itu keperluan inilah dicari validitas butir soal.6
Skor pada item menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah.
Dengan kata lain sebuah item memiliki validitas yang tinggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran dengan skor total. Kesejajaran ini dapat di artikan dengan korelasi sehingga untuk mengetahui validitas item digunakan rumus korelasi.
Untuk soal-soal bentuk objektif skor untuk item bisa diberikan dengan 1(bagi item yang dijawab benar) dan 0 (bagi item yang dijawab salah), sedangkan skor total selanjutnya merupakan jumlah dari skor untuk semua item yang membangun soal tersebut.
Contoh perhitungan:
Table Analisis Item Untuk Perhitungan Validitas Item
No. Nama Butir Soal/ Item Skor
Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Hartati 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8
6 Ibid., p. 75.
12
2 Yoyok 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 5
3 Oktaf 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 4
4 Wendi 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 5
5 Diana 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6
6 Paul 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 4
7 Susana 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7
8 Helen 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8
Misalnya, akan dihitung validitas item nomor 6, maka skor item tersebut variabel x dan skor total disebut variabel y. Selanjutnya perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi produk momen.
Contoh perhitungan mencari validitas item :
Tabel Persiapan Untuk Menghitung Validitas Nomor 6
No. Nama X X2 Y Y2 XY
1 Hartati 1 1 8 64 8
2 Yoyok 0 0 5 25 0
3 Oktaf 1 1 3 9 3
4 Wendi 1 1 5 25 5
5 Diana 1 1 6 36 6
6 Paul 0 0 4 16 0
7 Susana 1 1 7 49 7
8 Helen 1 1 8 64 8
Jumlah 6 6 46 288 37
Keterangan :
X= skor item nomor 6 Y = skor total
Dari perhitungan yang telah dilakukan diperoleh data sebagai berikut:
13
∑
∑
∑
∑
∑
p= =0.75
q= = 0.25
Data diatas dimasukkan ke dalam rumus korelasi produk moment:
r
xy=
∑ ∑ ∑√ ∑ ∑ ∑ ∑
=
√
=
√
=
=
0, 421Koefisien validitas nomor 6 adalah 0,421. Dilihat secara sepintas, bilangan ini memang sesuai dengan kenyataannya.Hal ini dapat diketahui dari skor-skor yang tertera baik pada item maupun skor total. Oktav yang hanya memiliki skor total 3 dapat memperoleh skor 1 pada item sedangkan Yoyok dan Wendi yang mempunyai skor total sama, yaitu 5 skor pada item tidak sama. Validitas item tersebut kurang meyakinkan, tentu saja validitasnya tidak tinggi.
Masih ada cara-cara lain untuk menghitung validitas item, salah satunya dengan rumus sebagai berikut:
14 pbi=
M
p-M
i√
S
iKeterangan:
pbi = koefesien korelasi biserial
M
p = rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicarivaliditasnya.
M
i = rerata skor totalS
i = standar deviasi dari skor totalp = proporsi siswa yang menjawab benar
(p = banyaknya siswa yang benar)
jumlah seluruh siswa
q = proporsi siswa yang menjawab salah
(q= 1-p)
Apabila item 6 tersebut dicari validitasnya dengan rumus ini maka perhitungannya melalui langkah-langkah berikut:
1. Mencari
M
p ==
= 6.17
2. Mencari
M
i = 8+5+3+5+6+4+7+8 = 46 =5.75 8 815
3. Dari kalkulator diperoleh harga standar deviasi, yaitu n = 1.7139atau
n-1 = 1,8323. Untuk n kecil diambil standar deviasi yang n = 1.7139 4. Menentukan harga p, yaitu
= 0,17
5. Menentukan harga q, yaitu
= 0,25
atau 1- 0,75 =0,25 6. Masukkan ke rumuspbi =
M
p-M
i√ S
i=
6,17-5,75√
1,7139
= 0,42 =1,7321 1,7139
= 0,4244
Dari perhitungan validitas item 6 dengan dua cara ternyata hasilnya berbeda tetapi sangat kecil yaitu 0,0034. Mungkin hal ini disebabkan karena adanya pembulatan angka.
E. Tes Terstandar sebagai Krikerium dalam Menentukan Validitas
Tes berstandar adalah tes yang telah dicobakkan berkali-kali sehingga dapat dijamin kebaikkanya. Dinegara-negara berkembang biasa tersedia tes semacam ini, dan dikenal dengan nama standardized tes. Sebuah tes terstandar biasanya memiliki identitias antara lain: sudah dicobakan berapa
16
kali dan dimana berapa koefisien validitas, realiabilitas, taraf kesukaran daya pembeda dan lain-lain keterangan yang dianggap perlu. 7
Cara menentukan vaiditas soal yang menggunkan tes terstandar sebagai kriterium dilakukan dengan mengalikan koefisien validitas tes terstandar tersebut. 8
Tabel Persiapan Perhitungan Validitas²² Tes Matematika Dengan Kriterium
Tes Terstandar Matematika
No Nama X Y X2 Y2 XY Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Nining Maruti Bambang Seno Hartini Heru
5 6 5 6 7 6
7 6 6 7 7 5
25 36 25 36 49 36
49 36 36 49 49 25
35 36 30 42 49 30
X= hasil tes matematika yang dicari validitasnya
Y= hasil tes terstandar
Jumblah 35 38 207 244 222
Dimasukkan ke dalam rumus korelasi product moment dengan angka kasar sebagai berikut:
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
√
√
7 Suharsimi Arikunto, DASAR-DASAR EVALUASI PENDIDIKAN, Revisi edition (Jakarta:
Bumi Aksara, 2003).
8 Suharsimi Arikunto, DASAR-DASAR EVALUASI PENDIDIKAN (Jakarta: Bumi Aksara, 1991).
17
√
√
= 0,108
Jika seandainya dari tes terstandar diketahui bahwa validitasnya 0,89 mka bilangan 0,108 ini belum merupakan validitas soal matetematika yang dicari. Validitas tersebut harus dikalikan dengan 0,89 yang hasilnya 0,108 x 0,89 = 0,086
F. Validitas faktor
Selain validitas soal secara keseluruhan dan validitas butir atau item, masih ada lagi yang perlu diketahui validitasnya yaitu faktor-faktor atau bagian keseluruhan materi. Setiap keseluruhan maeri pelajaran terdiri dari pokok-pokok bahasan atau mungkin sekelompok pokok bahasan yang merupakan suatu kesatuan.9
Contoh:
Guru akan mengevaluasi penguasaan siswa untuk tiga pokok bahasan, yaitu bunyi, cahaya dan listrik. Untuk keperluan ini guru tersebut membuat 30 butir soal, untuk bunyi 8 butir soal, untuk cahaya 12 butir soal, dan untuk listrik 10 butir soal.
Apabila guru ingin mengetahui validitas faktor, maka ada 3 faktor dalam soal ini. seperti halnya pengertian validitas faktor adalah sebgai berikut :butir-butir soal dalam vaktor dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap soal-soal secara keseluruhan. Sebagai tanda bahwa butir-butir faktor tersebut mempunyai dukungan yang besar terhadap seluruh soal, yakni apabila jumblah skor untuk butir-buktir faktor tersebut menunjukkan adanya kesejajaran dengan skor total. Agar uraian ini lebih jelas disajikan contoh tabel dibawah ini.
9 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, p. 82.
18
Contoh Tabel Analisis Butir Untuk Menghitung Validitas Butir Dan Validitas Faktor
Sudah dijelaskan bahw butir-butir soal faktor dikatakan valid apabila menunjukan kesejajaran skor dengan skor total. Cara mengetahui kesejajaran tersebut digunakan juga rumus korelasi product mement.
Misalnya kita akan mengetahui validitas vaktor1. Yakni soal-soal untuk materi bunyi, kita membuat daftar untuk menyejajarkan kedua skor tersebut sebagai berikut.
Tabel Untuk Menghitung Kesejajaran Skor Faktor 1 Dengan Skor Total
Nama Subjek Skor faktor 1 (X) Skor total (Y) X2 Y2 XY Amir
Hasan Ninda Warih Irzal Gandi Santo Tini
6 7 4 3 8 6 5 7
19 25 17 12 29 23 19 26
36 49 16 9 64 36 25 49
361 625 289 144 841 529 361 676
11 4 17 5 68 36 23
2
19 Yanti
Hamid Dedi Desi Wahyu
5 4 7 8 5
16 15 26 30 20
25 16 49 64 25
256 225 676 900 400
13 8 95 18
2 80 60 18
2 24 0 10 0 Jumah ... ... ...
.
...
...
...
...
Data yang tertera didalam tabel tersebut digunakan untuk menentukan besarnya validiitas faktor. 1 langkah selanjutnya adalah menjumblahkan kolom, kemudian masukkan kedalam rumus korelasi product moment.
Harga r yang diperoleh menunjukan indeks validitas vaktor 1. Untuk faktor 2 dan fakktor 3 caranya sama, hanya skor faktornya saja yang diganti.10
10 Arikunto, DASAR-DASAR EVALUASI PENDIDIKAN.
20 BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Prinsip validitas adalah pengukuran atau pengamatan yang berarti prinsip keandalan instrument dalam mengumpulkan data. Instrument harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Jadi validitas lebih menekankan pada pengukuran atau pengamatan.
Uji valiidtas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content) dari suatu instrument, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrument yang digunakan dalam suatu peneitian. Untuk menguji validitas setiap butir soal, maka skor-skor yang ada pada butir soal maka skor-skor yang ada pada butir yang dimaksud dikorelasikan dengan skor totalnya.
B. Saran
Demikian makalah ini kami buat, semoga apa yang telah disajikan akan memberikan ilmu dan informasi. Selanjutnya demi kesempurnaan makalah ini kami mohon saran dan kritik guna memperbaiki dikemudian hari.
21
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, DASAR-DASAR EVALUASI PENDIDIKAN, Jakarta: Bumi Aksara, 1991.
----, DASAR-DASAR EVALUASI PENDIDIKAN, Revisi edition, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.
siswanto, “Validitas Sebagai Alat Penentuankehandalantes Hasil Belajar”, Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, vol. IV, no. 1, 2008.
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Revisi edition, Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2003.
Suramto, Dkk, “Validitas, Realbilitas dan Nilai Standar dari Tes Pemahaman, Tes Penalaran dan Tes Berhitung”, Jurnal Psikologi, no. 2, 1996, p. 75.
Zulkifli Matondang, “Validitas Dan Reabilitas Suatu Instrumen Penelitian”, JurnalTabularasa PPS UNIMED, vol. 6, no. 1, 2009.