• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TENTANG GULMA PADA BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG DI DESA MUNGGU,KECAMATAN MENGUWI,KABUPATEN BADUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KAJIAN TENTANG GULMA PADA BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG DI DESA MUNGGU,KECAMATAN MENGUWI,KABUPATEN BADUNG"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1

KAJIAN TENTANG GULMA PADA BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG DI DESA MUNGGU,KECAMATAN

MENGUWI,KABUPATEN BADUNG

Oleh

IR.I KETUT ARSA WIJAYA,M.Si

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR-BALI

2016

(2)

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan yang Mahaesa atas karunianya sehingga tulisan yang berjudul”Kajian Tentang Gulma pada Budidaya Tanaman Jagung di Desa Munggu ,Kecamatan Menguwi,Kabupaten Badung ” dapat tersusun.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara moril maupun material sehingga tulisan ini dapat terwujud.

Penulis menyadari tulisan ini masih jauh dari sempurna,untuk itu penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan tulisan ini. Akhir kata penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan pembacayang membacanya.

Denpasar,April 2016

Penulis.

(3)

3 ii

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Hal

1. Hasil rata-rata pengamatan populasi gulma pada tanaman jagung

umur 3 minggu setelah tanam(tanaman /m2) ... 7 2. Hasil pengamatan berat biomassa kering oven jenis gulma pada

tanaman jagung umur 3 minggu setelah tanam (g m2) ... 8 3. Hasil pengamatan persentase penyebaran jenis gulma pada tanaman

jagung umur 3 minggu setelah tanam (%) ... 8

iii

(4)

4

RINGKASAN

Penelitian yang berjudul “Kajian Tentang Gulma pada Budidaya Tanaman Jagung di Desa Munggu, Kecamatan Menguwi, Kabupaten Badung “ pada bulan April 2016. Pengambilan data dengan menggunakan petak kuadrat yang berukuran 50 cm x 50 cm sebanyak 2 kali pada setiap petakan percobaan..

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan tiga golongan gulma yaitu: 1) golongan gulma rerumputan (Panicum paludosum Roxb. dan Oryza sativa L.); 2) golongan gulma tekian (Cyperus rotundus L.) dan 3) golongan gulma berdaun lebar (Portulaca olera L.). Besarnya populasi dari jenis gulma tersebut adalah: Panicum paludosum Roxb sebanyak 64 tanaman/m2 ; Oryza sativa L sebanyak 29 tanaman/m2 ; Cyperus rotundus L sebanyak 22 tanaman/m2 dan Portulaca olera L sebanyak 1 tanaman/m2 . Selanjutnya mengenai prosentase penyebarannya adalah sebagai berikut: Panicum paludosum Roxb sebanyak 53,2 %; Oryza sativa L sebanyak 24,1 %; Cyperus rotundus L sebanyak 22,1 % dan Portulaca olera L sebanyak 0,7 %. Hasil rata-rata pengamatan berat biomassa kering oven dari masing – masing jenis gulma adalah: gulma Panicum paludosum Roxb seberat 20,3 g/m2; Oryza sativa L seberat 8,4 g/m2 ; Cyperus rotundus L seberat 11,0 g/m2 dan Portulaca olera L seberat 0,9 g/m2 .

iv

(5)

5

DAFTAR ISI

JUDUL...

.i

KATA PENGANTAR...

.ii

DAFTAR TABEL...

.iii

RINGKASAN...

.iv

DAFTAR ISI...

v

BAB. I PENDAHULUAN...

1

BAB .II KAJIAN PUSTAKA...

3

BAB. III METODE PENELITIAN...

6

BAB .IV HASIL DAN PEMBAHASAN...

7

BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN...

10

DAFTAR PUSTAKA...

11

(6)

6

v

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pangan merupakan kebutuhan dasar yang paling esensial bagi manusia untuk mempertahankan hidup dan kehidupan. Pangan sebagai sumber zat gizi (karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air) menjadi landasan utama untuk mencapai kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan. Indonesia sebagai salah satu negara agraris semestinya dapat memenuhi sumber kebutuhan pangannya sendiri, dengan memanfaatkan semua potensi sumber daya manusia, sumberdaya alam, modal sosial dan pemerintah, seharusnya Indonesia mampu menjadi salah satu negara swasembada pangan.

Tanaman jagung merupakan salah satu tanaman pangan yang mendapat perioritas dalam pembangunan pertanian Indonesia . DI indonesia peranan jagung sangat penting baik sebagai bahan makanan, bahan baku industri maupun bahan pakan ternak ( Najiyati dan Danarti,1994). Jagung sebagai bahan makanan merupakan sumber karbohidrat selain padi.

Pertumbuhan dan hasil tanaman jagung , selain dipengaruhi oleh populasi tanaman, juga dipengaruhi oleh kehadiran gulma pada pertanaman. Rendahnya hasil jagung yang disebabkan oleh adanya kompetisi dengan gulma ,terutama terhadap CO2, cahaya matahari, unsur hara dan ruang tumbuh (Sukman dan Yakup,1991).

Akibat kompetisi ini hasil tanaman jagung turun sampai 13 % bahkan di Columbia penurunan hasil mencapai 45,6 % (Charmer,1976 dalam Purnomo,1986). Besarnya penurunan hasil panen yang disebabkan oleh gulma sangat bervariasi tergantung dari

(7)

7 jenis tanaman pokok dan jenis gulma. Menurut Rukmana dan Saputra (1999) kehilangan hasil jagung yang disebabkan oleh jenis gulma rumput belulang (Eleusine indica L) berkisar 58,8 -72,1 %. Adanya gulma dalam jumlah yang cukup banyak dan rapat selama musim petumbuhan akan menyebabkan kehilangan hasil secara total (Sastrautomo,1990). Selanjutnya dikatakan pula besarnya kehilangan hasil tanaman pangan akibat kompetisi sangatlah erat kaitannya dengan jumlah individu gulma yang turut berperan dalam kompetisi serta siklus hidup dari gulmanya.

Akibat perilaku gulma yang menghambat pertumbuhan dan penurunan hasil cendrung membuat manusia berusaha mengurangi atau menghilangkan gulma itu (Moenandir, 1990). Pengendalian gulma dilaksanakan pada saat tertentu, yang bila tak diberantas pada saat itu akan benar-benar menurunkan hasil akhir pertanaman.

Berdasarkan uraian di atas maka sangat penting dilakukan penelitian yang berjudul “Kajian tentang Gulma pada Budidaya Tanaman Jagung di Desa Munggu,Kecamatan Menguwi, Kabupaten Badung”.

1.2 Rumusan Masalah

Jenis –jenis gulma apa saja yang dapat tumbuh pada budidaya tanaman jagung dan berapa persentase penyebarannya dari masing-masing gulma yang bersangkutan.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan impormasi awal tentang jenis- jenis gulma yang tumbuh serta persentase penyebarannya pada budidaya tanaman jagung.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai pedoman untuk mengambil keputusan dalam memilih cara pengendalian gulma yang efektif dan efisien pada budidaya tanaman jagung

(8)

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Gulma yang Tumbuh pada Tanaman Jagung

Di Indonesia peranan jagung sangat penting baik sebagai bahan makanan, bahan baku industri maupun bahan pakan ternak. Pertumbuhan dan hasil jagung ,selain dipengaruhi oleh populasi tanaman ,juga dipengaruhi oleh kehadiran gulma pada pertanaman.

.Menurut Sundaru,dkk. (1976) gulma adalah setiap tumbuhan yang tidak diinginkan tumbuh pada suatu tempat dan waktu tertentu, sehingga manusia berusaha untuk membrantasnya. Menurut Soedarsan (1983) ada berbagai cara untuk mengklasifikasikan gulma yaitu:

1. Klsasifikasi berdasarkan umur atau daur hidup yaitu gulma tahunan (perennial weed), gulma dua musim (biannual weed) dan gulma semusim (annual weed)..

2. Klasifikasi berdasarkan habitat yaitu: gulma obligat yakni gulma yang tumbuh pada habitat yang belum ada campur tangan manusia.

3. Klasifikasi berdasarkan kerugiaan yang disebabkan yaitu: gulma keras atau gulma berbahaya (noxius weed) dan gulma lunak (soft weed).

4. Klasifikasi berdasarkan kesamaan dalam sifat saingan atau respon terhadap herbisida yaitu: gulma rerumputan (grasses), gulma berdaun lebar (broad leaf), gulma teki (sedges) dan gulma pakis (fern).

Gulma selalu berada disekitar tanaman, karena gulma tertentu berassosiasi dengannya. Menurut Rukmana dan saputra (1999) gulma yang banyak tumbuh pada areal pertanaman jagung antara lain adalah: Babandotan (Ageratum conyzoides L.);

Putri malu (Mimosa pudica); Jajagoan( Echinochloa crusgalli ); Meniran (Phylanthus

(9)

9 niruri L); Jampang (Digitaria sp.); Teki( Cynodon dactilon); Gelang atau Krokot (Portulaca oleracea L.); Alang-alang (Imperata cylindrica L .); Carulang atau belulang (Eleuine indica L.); Das-dasan (Fimbristylis miliacea L.); Bayam duri (Amarantus spinosus) dan Semanggi (Marsilea crenata ).

2.2 Persaingan Gulma dengan Tanaman Budidaya

Persaingan merupakan proses fisik antara dua jenis tumbuhan yang tumbuh bersama dalam mengambil sumber daya yang diperlukan untuk pertumbuhannya (Zimdahl, 1980). Dua atau lebih tumbuhan yang hidup pada lingkungan yang sama membutuhkan persyaratan tumbuh yang sama, dan jika salah satu tidak tersedia dalam jumlah yang cukup maka timbulah persaingan (Moenandir, 1988). Sumber daya pertumbuhan yang diperebutkan dalam persaingan tersebut antara lain unsur hara, cahaya, air dan ruang tumbuh (Kuntoharjo, 1980). Tjitrosoedirdjo dkk (1988) menyatakan bahwa derajat persaingan dipengaruhi oleh jenis tanaman, spesies gulma, densitas kedua jenis, umur tanaman dan gulma, lamanya waktu gulma berkompetisi, status kesuburan tanah dan tersedianya air.

Persaingan antara tanaman dengan gulma mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi tertekan. Hal ini disebabkan karena gulma tumbuh lebih cepat, menghabiskan sumber daya lebih banyak, mempunyai daya regenerasi tinggi sehingga populasinya cepat bertambah, dan daya adaptasinya terhadap lingkungan sangat memungkinkan gulma tumbuh baik walaupun keadaan lingkungan kurang mendukung. Gulma juga menunjukkan efek allelopati terhadap tanaman, dimana allelopati atau senyawa beracun yang dikeluarkannya menyebabkan keadaan lingkungan tanaman terganggu dan hal ini kurang menguntungkan bagi tanaman, sehingga pertumbuhan tanaman tidak normal dan tidak mampu berproduksi dengan baik (Moenandir, 1988).

Tjitrosoedirdjo dkk. (1984) mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi derajat kompetisi, yaitu spesies (jenis gulma), densitas tumbuhan, waktu, distribusi gulma, kultur teknik, jenis (varietas tanaman budidaya) dan pemupukan. Menurut Rukmana dan saputra (1999) keberadaan gulma pada areal tanaman budidaya dapat menimbulkan kerugian ,baik dari segi kualitas maupun

(10)

10 kuantitas hasil. Kerugian yang ditimbulkan oleh gulma diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Penurunan hasil pertanian akibat persaingan dalam prolehan air, unsur hara dan tempat hidup.

2. Penurunan kualitas hasil, misalnya biji tanaman tercampur dengan biji gulma atau bagian lain dari gulma.

3. Menjadi inang hama dan penyakit.

4. Membuat tanaman keracunan akibat senyawa racun (alelopati) yang dikeluarkan oleh gulma.

5. Menyulitkan pekerjaan dilapangan dan dalam pengolahan hasil.

6. Bisa merusak atau menghambat penggunaan alat pertaniaan.

7. Mengurangi jumlah dan kualitas air.

8. Menghambat pergerakan air.

9. Menimbulkan pendangkalan perairan sehingga produksi ikan menurun.

2.3 Cara Pengendalian Gulma pada Tanaman Jagung

Pengendalian adalah mengurangi sebagian dari populasi gulma yang tumbuh agar tidak merugikan baik secara ekonomis maupun ekologis terhadap tanaman pokok.

Sedangkan tindakan memberantas (eradikasi) hanya ditujukan terhadap gulma yang sangat merugikan dan hanya terbatas pada tempat-tempat tertentu (Anon., 1976).

Pengendalian gulma pada tanaman jagung dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain : 1) Pengendalian gulma dengan tangan; 2) Pengendalian secara mekanik yaitu dengan menggunakan alat-alat sederhana seperti sabit maupun dengan alat yang lebih modern ; 3) Pengendalian secara kultur teknik yaitu cara pengendalian yang ditujukan kepada perbaikan lingkungan tempat tumbuh tanaman seperti mengatur pengairannya dengan baik ; 4) pengendalian secara biologis yaitu dengan menggunakan ternak sperti itik; 5) pengendalian yang bersifat kimiawi yaitu dngan menggunakan herbisida yang bersifat selektif seperti Gramoxone, Zelan-D (bahan aktif 2,4-D); dan 6) Pengendalian secara terpadu yaitu dengan mengkombinasikan beberapa cara yang telah disebutkan tadi dengan harapan memperoleh hasil yang lebih baik seperti penyemprotan dengan herbisida yang dilanjutkan dengan penyiangan dengan tangan dengan tujuan gulma yang tidak mati akibat penggunaan herbisida tersebut dapat dihilangkan dengan mencabutnya dengan tangan.

(11)

11

BAB III

BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di lahan sawah petani di Desa Munggu, Kecamatan Mengwi, Badung, Provinsi Bali. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2016.

3.2 Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Varietas jagung varietas Bisi 2, pupuk ure 50 kg/ha, 100 kg SP 36 dan 100 kg KCL per hektar ,tali rafia, tas dan kantong plastik serta pestisida .

Alat-alat yang digunakan yaitu alat pengolahan tanah (traktor), cangkul, sabit, timbangan, oven dan alat-alat tulis.

3.3 Metode dan Rancangan Penelitian

Percobaan dilaksanakan dalam rancangan acak kelompok (RAK) dengan 7 perlakuan dan 4 ulangan sehingga diperoleh sebanyak 28 petak percobaan. Ukuran masing-masing petak adalah 6 m x 5 m. Jarak antar petak yang satu dengan yang lain 50 cm dan jarak antara ulangan yang satu dengan yang lainnya adalah 1 m.

3.4.Pelaksanaan Percobaan

Pelaksanaan opercobaan meliputi penyiapan lahan, penanaman benih jagung dengan jarak tanam 60 cm x 40 cm Yang ditanam sebanyak 2 biji perlubang ,pemeliharaan tanaman tanaman jagung.

3.5 Variabel pengamatan

(12)

12 Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengamatan pada jenis gulma dan populasi, biomassa gulma kering oven pada setiap spesies gulma serta persentase penyebarannya yang dilakukan pada saat 3 minggu setelah tanam jagung dengan menggunakan metode kuadrat berukuran 0,5 m x 0,5 m sebanyak 2 kali pada setiap petak pengamatan.

3.6.Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan dari hasil pengamatan di lapangan ,selanjutnya dianalisis secara deskriptip

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Hasil rata –rata pengamatan jenis dan populasi gulma menunjukkan bahwa jenis gulma yang diperoleh sebanyak 3 jenis golongan gulma yaitu : Jenis gulma golongan rerumputan (Panicum paludosum Roxb dan Oryza sativa L.); jenis gulma golongan tekian (Cyperus rotundus L) dan jenis gulma golongan berdaun lebar ( Portulaca olera L.), sedangkan besar populasi dari masing- masing gulma tersebut adalah Panicum paludosum Roxb sebanyak 64,0 tanaman/m2; Oryza sativa L. Sebanyak 29 tanaman/m2; Cyperus rotundus L sebanyak 22 tanaman/m2 dan Portulaca olera L sebanyak 1 tanaman/m2 (Tabel 1).

Tabel 1. Hasil rata-rata pengamatan populasi gulma pada tanaman jagung umur 3 minggu setelah tanam(tanaman/ m2).

Jenis gulma

Ulangan

Jumlah Rata-rata

I II III IV

Panicum paludosum

Roxb. 93 90 30 43 256 64,00

Oryza sativa L. 18 54 22 20 114 28,50

(13)

13

Cyperus rotundus L. 12 11 30 34 87 21,75

Portulaca olera L 2 2 0 0 4 1,00

Jumlah 125 157 82 97 461 115,25

Hasil pengamatan berat biomassa gulma kering oven pada masing-masing jenis gulma adalah Panicum paludosum Roxb sebanyak 20,3 g/m2; gulma Oryza sativa L sebanyak 8,4 g/m2 ; gulma Cyperus rotundus L.sebanyak 11,0 g/m2 dan gulma Portulaca olera L sebanyak 0,9 g/m2 (Tabel 2)

Tabel 2. Hasil pengamatan berat biomassa kering oven jenis gulma pada tanaman jagung umur 3 minggu setelah tanam (g/ m2).

No

. Jenis gulma Ulangan

Jumlah Rata-rata

I II III IV

1 Panicum paludosum Roxb. 21,3 25,2 15,1 19,5 81,1 20,3

2 Oryza sativa L 7,0 12,9 5,0 8,6 33,5 8,4

3 Cyperus rotundus L. 10,2 7,0 11,9 14,8 43,9 11,0

4 Portulaca olera L 1,0 2,7 0 0 3,7 0,9

Hasil rata-rata pengamatan persentase penyebaran dari masing- masing jenis gulma adalah sebagai berikut : gulma Panicum paludosum Roxb sbesar 53,3 % ; gulma Oryza sativa L sebesar 24,1 %; gulma Cyperus rotundus L. Sebesar 22,1 % dan gulma Portulaca olera L 0,7 % ( Tabel 3 ).

Tabel 3. Hasil pengamatan persentase penyebaran jenis gulma pada tanaman jagung umur 3 minggu setelah tanam (%).

No

. Jenis gulma

Ulangan

Jumlah

Rata- rata penye

baran

I II III IV

1 Panicum paludosum Roxb. 74,4 57,3 36,6 44,3 212,6 53,2

(14)

14

2 Oryza sativa L 14,4 34,4 26,8 20,6 96,2 24,1

3 Cyperus rotundus L. 9,6 7,0 36,6 35,1 88,3 22,1

4 Portulaca olera L 1,6 1,3 0 0 2,9 0,7

Jumlah 399,6

4. 2 Pembahasan

Populasi gulma yang paling banyak ditemukan pada penelitian ini adalah gulma Panicum paludosum Roxb. yaitu sebanyak 64,0 tanaman / m-2, yang selanjutnya diikuti oleh gulma Oryza sativa L. sebanyak 28,5 tanaman/ m-2 ; gulma Cyperus rotundus L sebanyak 21,75 tanaman /m-2 dan yang paling rendah adalah gulma Portulaca olera L sebanyak 1,0 tanaman / m-2. Sukman dan Yakup (1991) menyatakan bahwa persaingan gulma selama 6 minggu pertama atau setelah penanaman mempunyai pengaruh yang besar terhadap hasil tanaman budidaya.

Hasil rata-rata berat biomassa gulma kering oven dari masing –masing gulma yang tertinggi ditemukan pada gulma Panicum paludosum Roxb seberat 20,3 g /m2 sedangkan yang terendah pada gulma Portulaca olera L seberat 0,9 g / m-2. Sedangkan hasil pengamatan tentang penyebaran gulma yang paling tinggi adalah gulma Panicum paludosum Roxb. sebanyak 53,2 % dan yang terendah pada gulma Portulaca olera L sebanyak 0,7 %.

Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa golongan gulma rerumputan (Panicum paludosum Roxb) lebih mendominasi penyebarannya dibandingkan dengan gulma golongan tekian maupun gulma berdaun lebar.

Hasil identifikasi jenis gulma menunjukkan bahwa pada areal penelitian tanaman jagung din Desa Munggu, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, ditemukan 3 golongan gulma (4 jenis gulma) yaitu golongan gulma rerumputan (Panicum paludosum Roxb, Oryza sativa L); golongan gulma tekian (Cyperus rotundus L.);

golongan gulma berdaun lebar (Portulaca olera L.). Rukmana dan Saputra mengatakan bahwa kehilangan hasil tanaman budidaya jagung akibat gangguan oleh gulma sebesar 58,80 – 72 %. Selanjutnya Purnomo (1986) menyatakan bahwa kehilangan hasil tanaman jagung akibat adanya kompetisi dengan gulma berkisar 13,0 %.

(15)

15 Berdasarkan hasil pengamatan di atas maka kehadiran gulma pada budidaya tanaman jagung, perlu mendapat perhatian yang serius serta diperlukan pengambilan keputusan yang tepat untuk melakukan tindakan pengendalian gulma yang efektif dan efisien agar tidak terjadi penurunan hasil tanaman jagung yang banyak atau dapat mengurangi penurunan hasil tanaman jagung akibat persaingan.

(16)

16 10

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan sebagai berIkut:

1. Hasil pengamatan menemukan tiga golongan gulma yaitu : 1) golongan gulma rerumputan (Panicum paludosum Roxb. dan Oryza sativa L.); 2) golongan gulma tekian(Cyperus rotundus L) dan 3) golongan gulma berdaun lebar (Portulaca olera L.).

2. Besarnya populasi dari jenis gulma Panicum paludosum Roxb sebanyak 64 tanaman/m2 ; Oryza sativa L sebanyak 29 tanaman/m2 ; Cyperus rotundus L sebanyak 22 tanaman/m2 dan Portulaca olera L sebanyak 1 tanaman/m2 . 3. Berat biomassa kering oven dari gulma Panicum paludosum Roxb adalah

seberat 20,3 g/m2; gulma Oryza sativa L seberat 8,4 g/m2 ; Cyperus rotundus L seberat 11,0 g/m2 dan Portulaca olera L seberat 0,9 g/m2.

4. Prosentase penyebaran dari jenis gulma Panicum paludosum Roxb sebanyak 53,2 %; Oryza sativa L sebanyak 24,1 %; Cyperus rotundus L sebanyak 22,1

% dan Portulaca olera L 0,7 %.

5.2.Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas gulma golongan rerumputan menempati posisi yang paling atas pada besarnya populasi, berat biomassa kering oven; dan persentase penyebaran,sehingga dalam usaha penanganan pengendalian gulma tersebut hendaknya menjadi perioritas utama dalam target pengendalian yang efektif dan efisien.

(17)

17

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 1976. Pedoman Pengendalian Tumbuh-tumbuhan Pengganggu. Jakarta : Departemen Pertanian.Direktorat Jendral Perkebunan.

Lovett, J.V. 1979. Plant Community Dinamics and Weed Management. Australia :

Departement of Agronomy and Soil Science University of New England. Armidale NSW. 2351.

Moenandir,H.J.(1990) Persaingan Tanaman Budidaya dengan Gulma( Ilmu Gulma Buku III).Jakarta. Rajawali Pers.Cet. I:101 hal.

Najiyati,S.dan Danarti (1994) Palawija.Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Jakarta.Penebar Swadaya. Hal1-42.

Purnomo,1986(Pengaruh Pengelolaan Tanah dan tanaman terhadap Pertumbuhan Gulma dan Produksi Kacang Hijau. Penelitian palawija. Malang I (1): 43-50.

Soedarsan,A.;Basuki; S. Wirjahardja; M.A.Rifai (1983). Pedoman Pengenalan Berbagai Jenis Gulma Penting pada Tanaman Perkebunan .Departemen Pertanian. Direktorat Jendral Perkebunan.115 hal.

Soerjani,M ; Koestermans ,A.J.G.H dan Tjitrosoepomo,G (1987). Weeds of Rice in Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka. 716 hal.

Steel,R.G.D dan Torrie,J.H (1991). Prinsip dan Prosedur Statistika. Terjemahan Edisi ke dua . Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.

Rukmana,H.R dan Saputra,U.S (1999). Gulma dan Teknik Pengendalian. Penerbit Kanisius Yogyakarta Cet. Ke 5. 88 hal.

Sundaru, M., Mahyuddin, S., Bakar, J. 1976. Beberapa Jenis Gulma pada Padi Sawah.

Bogor : Lembaga Pusat Penelitian Pertanian.

Sukman,Y dan Yakup (1991). Gulma dan Teknik Pengendaliaannya. Jakarta. Rajawali Press.157 hal.

Tjitrosoedirdjo, S., Utomo, H., Wiroatmojo, J. 1985. Pengelolaan Gulma di Perkebunan.

Jakarta : PT. Gramedia.

11

(18)

18

Gambar

Tabel  1.  Hasil    rata-rata  pengamatan  populasi  gulma  pada  tanaman  jagung  umur  3  minggu setelah tanam(tanaman/ m 2 )
Tabel  2.    Hasil  pengamatan  berat  biomassa    kering  oven  jenis  gulma  pada  tanaman    jagung umur 3 minggu setelah tanam (g/ m 2 )

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menguji hipotesis yang diaju- kan dalam penelitian ini digunakan teknik analisis data kuantitatif dengan menguna- kan metode analisis regresi berganda tiga prediktor

Subsektor Desain Produk terwakili oleh tujuh usaha yaitu Stasiun Edukasi yang baru berdiri tahun 2012 dan beralamatkan di Jl Yudistira No 3 Salatiga dengan produk

Hal ini sejalan dengan penelitian Kadek Juni Supartono (2016) yang menyimpulkan bahwa adanya interaksi antara pembe-lajaran dan kemampuan awal siswa

Pemroduksi kapal ikan local mampu bersaing dengan kualitas yang baik, dengan adanya potensi ini penelitian ini dilakukan untuk menganalisa kelayakan usaha usaha kapal ikan di

Selanjutnya melakllkan tes diagnosa yang dilalmkan untuk mengetahui atau memastikan apakah pemeriksanaan yang dilakukan sesuai dengan tes diagnosa Dan yang terakhir

Terdapat serikat pekerja SP SEJATI yang aktif di PT Eksploitasi dan Industri Hutan I Juata dan telah dikukuhkan melalui SK DPC Unit Manajemen Industri Juata

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penggunaan media pembelajaran dan upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dengan menggunakan media pembelajaran