• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum Wr. Wb.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum Wr. Wb."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1

(2)

2

(3)

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... 4

PENDAHULUAN ... 5

A. Latar Belakang ... 5

B. Tujuan ... 6

C. Sasaran ... 7

PERENCANAAN MUTU SUASANA AKADEMIK ... 8

A. Kebijakan Mutu Suasana Akademik ... 8

B. Perencanaan Standar Mutu Suasana Akademik ... 8

PENINGKATAN MUTU SUASANA AKADEMIK ... 10

A. Pembinaan Suasana dan Budaya Akademik ... 10

B. Strategi Peningkatan Suasana Akademik yang Kondusif ... 10

C. Kegiatan Penciptaan Suasana Akademik ... 11

D. Pencapaian Standar Mutu Suasana Akademik ... 11

KINERJA SUASANA AKADEMIK... 12

A. Pengukuran Kinerja Suasana Akademik ... 12

B. Tindakan Koreksi terhadap Temuan Kelemahan Suasana Akademik Hasil ... 12

Lampiran 1. Pelaksanaan kebebasan akademik, mimbar akademik, dan otonomi keilmuan ... 14

(4)

4

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Universitas Muhammadiyah Surabaya sebagai bagian dari perguruan tinggi muhammadiyah memiliki keinginan kuat dalam membangun suasana akademik yang kondusif dalam kegiatan tridharma perguruan tinggi sebagai upaya menumbuhkembangkan budaya akademik dalam waktu singkat. Hal ini sejalan dengan Renstra Universitas. Targetnya adalah terimplementasikan good university goverment secara bertanggung jawab dan konsekuen. Hasil akhir yang diharapkan adalah Universitas Muhammadiyah Surabaya menjadi salah satu universitas terkemuka dalam beberapa bidang di tingkat nasional atau masuk universitas terbaik di Indonesia. Untuk mencapai target tersebut ada dua penekanan penting yang harus dilakukan yaitu peningkatan kinerja tridhama perguruan tinggi. Peningkatan kinerja teridhama perguruan tinggi hanya dapat berhasil jika didukung oleh suasana akademik yang kondusif.

Dalam menciptakan suasana akademik yang kondusif di antara sivitas akademika di lingkungan universitas, maka harus dijamin oleh terselenggaranya kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademi dan otonomi, yang dapat dipertanggunng jawabkan berlandaskan etika akademik, moral akademik dan norma akademik, dan didukung oleh etos kerja yang tinggi oleh tenaga kependidikan. Untuk itu disusunlah pedoman pengembangan suasana akademik agar seluruh civitas menggunakan sebagai dasar dalam pelaksanaan pencapaian suasana akademik.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb Surabaya, 2 Oktober 2018 Rektor

TTD

Dr. dr, Sukadiono, MM

(5)

5

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehidupan perguruan tinggi sebagai penyelenggara pendidikan tinggi dapat berlangsung secara wajar, sehat dan produktif bila ditopang oleh adanya kebebasan akademik dan otonomi keilmuan. Adanya hubungan kondisional ini menandakan bahwa kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik dan otonomi keilmuan merupakan hal yang sangat esensial dalam kehidupan setiap perguruan tinggi. Oleh karena itu, pimpinan perguruan tinggi berkewajiban mengupayakan dan menjamin agar segenap anggota sivitas akademika di lingkungan Universitas Muhammadiyah Surabaya dapat melaksanakan kebebasan akademik dan otonomi keilmuan secara bertanggung jawab dan mandiri.

Sejalan dengan Statuta Universitas Muhammadiyah Surabaya bahwa Rektor mempunyai tugas memimpin penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat serta membina pendidik, tenaga kependidikan dan mahasiswa, dan hubungannya dengan lingkungan. Dalam menjalanakan tugasnya tersebut, rektor mempunyai wewenang menyusun dan/atau menetapkan kebijakan akademik, norma akdemik dan kode etik sivitas akademika. Selanjutnya Universitas Muhammadiyah Surabaya menjamin terselenggaranya kebebasan akademik, mimbar akademik, dan otonomi keilmuan dengan memperhatikan hak atas kekayaan intelektual (HaKI) dan etika keilmuan dengan menghindari terjadinya tindakan tercela.

Universitas Muhammadiyah Surabaya bercita-cita menjadi universitas yang mempunyai reputasi nasional dan internasional. Cita-cita ini memerlukan iklim universitas yang memiliki budaya akademis dan menghargai nilai-nilai dan etika akademis. Untuk mencapai cita- cita tersebut telah ditetapkan Kebijakan Suasana Akademik dan Standar Mutu Suasana Akademik sebagai acuan yang harus dipenuhi oleh semua unit kerja yang terkait dengan penciptaan susana akademik yang kondusif di lingkungan Universitas Muhammadiyah Surabaya. Penetapan standar mutu suasana akademik dimaksudkan sebagai acuan dalam merancang, merumuskan dan menetapkan berbagai standar turunan di tingkat fakultas, jurusan/bagian/program studi, dan unit terkait.

Kehidupan perguruan tinggi sebagai penyelenggara pendidikan tinggi dapat berlangsung secara wajar, sehat dan produktif jika ditopang oleh adanya kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik dan otonomi keilmuan. Adanya hubungan kondisional ini menandakan bahwa kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik dan otonomi keilmuan merupakan tiga hal yang sangat esensial dalam kehidupan setiap perguruan tinggi. Oleh karena itu, pimpinan berkewajiban mengupayakan dan menjamin agar

(6)

6

segenap anggota sivitas akademika di lingkungan Universitas Muhammadiyah Surabaya dapat melaksanakan kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik dan otonomi keilmuan secara bertanggung jawab dan mandiri.

Sejalan dengan diakuinya otonomi keilmuan, maka kalangan para ilmuwan bukan saja mengharapkan diakuinya kebebasan akademik sebagai hak sivitas akademika, melainkan juga berlakunya kebebasan mimbar akademik bagi mereka yang memenuhi prasyaratnya. Kebebasan akademik berlaku bagi sivitas akademika, baik para dosen maupun mahasiswa. Kebebasan akademik berlaku bagi setiap anggota sivitas akademika untuk melakukan studi, penelitian serta pembelajaran ilmu kepada dan antara sesama warga sivitas akademika. Kebebasan akademik inilah yang harus menjadi semangat dalam penyelenggaraan berbagai bentuk komunikasi di antara sesama warga sivitas akademika.

Kebebasan mimbar akademik memang merupakan hak bagi kalangan terbatas di antara para akademisi, yaitu mereka yang diakui memiliki wewenang dan wibawa ilmiah untuk menyatakan pikiran dan pendapatnya dari mimbar akademik mengenai sesuatu yang berkenaan dengan disiplin ilmunya. Diakuinya wewenang dan wibawa itu tentunya didasarkan pada terpenuhinya berbagai persyaratan serta reputasi yang bersangkutan sebagai akademika. Dengan berlakunya asas kebebasan mimbar akademik maka para ilmuwan dan akademisi memperoleh kesempatan dan kebebasan untuk menyatakan pikiran dan pendapat yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Kebebasan mimbar akademik merupakan lisensi bagi akademisi yang berhak menyandangnya, namun lisensi ini tidak terlepas dari pertanggungjawaban; kebebasan mimbar akademik dalam lingkup kebebasan akademik dipandu oleh etika akademik, moral akademik dan norma akademik. Jadi kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik merupakan kebebasan yang bermitra etik karena serentak disertai oleh kesadaran bertanggungjawab oleh pelakunya.

Dengan berlakunya kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik serta diakuinya otonomi keilmuan, maka lengkaplah landasan untuk menjadikan setiap unit kerja di lingkungan Universitas Muhammadiyah Surabaya sebagai wahana pembelajaran dengan ciri khasnya masing-masing. Kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik sekaligus membuka kesempatan bagi sivitas akademika untuk saling menguji pikiran dan pendapat. Keterbukaan ini penting dijadikan sebagai semangat dalam segala bentuk komunikasi antara sesama warga masyarakat akademik, karena betapapun hebatnya seseorang dalam penguasaan disiplin ilmunya, tak ada alasan baginya untuk beranggapan bahwa pikiran dan pendapatnyalah yang benar. Keterbukaan dalam komunikasi menjauhkan seorang dari arogansi akademik dan menghidupkan sikap saling-toleransi dalam perbedaan pendapat.

B. Tujuan

Pedoman Peningkatan Suasana Akademik disusun agar menjadi acuan peningkatan suasana akademik baik di tingkat universitas, fakultas, maupun jurusan/bagian/program studi dengan menerapkan siklus mutu yang berupa alur perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring dan evaluasi. Pedoman ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:

(7)

7

1.

Mendorong, mengakomodasi, dan memfasilitasi tumbuhkembangnya budaya akademik.

2.

Meningkatkan kualitas interaksi dosen dan mahasiswa dalam kegiatan- kegiatan akademik.

3.

Mendorong sivitas akademika untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan akademis.

4.

Mendorong tumbuhnya sikap dan kepribadian ilmiah di kalangan sivitas akademika.

C. Sasaran

1.

Meningkatkan penerapan pembelajaran yang interaktif, holistik, integratif, saintifik, kontekstual, tematik, efektif, kolaboratif, dan berpusat pada mahasiswa dalam seluruh mata kuliah agar tercipta interaksi akademik yang kondusif antara dosen dan mahasiswa.

2.

Meningkatkan keterlibatan sivitas akademika dalam penelitian untuk pengembangan IPTEKS yang inovatif dan penyampaian hasilnya dalam berbagai seminar ilmiah dan jurnal ilmiah yang bereputasi baik pada tingkat nasional maupun internasional.

3.

Meningkatkan keiikutsertaan sivitas akademika dalam berbagai kegiatan akademik baik pada pada tingkat nasional maupun internasional.

4.

Meningkatkan keterlibatan sivitas akademika dalam mengimplementasikan hasil penelitian kepada masyarakat dalam rangka transformasi ilmu pengetahuan dan hasil penelitian yang bermanfaat langsung bagi kepada masyarakat.

(8)

8

2

PERENCANAAN MUTU SUASANA AKADEMIK

A. Kebijakan Mutu Suasana Akademik

Universitas Muhammadiyah Surabaya menciptakan suasana yang kondusif bagi kegiatan akademik, interaksi antara dosen dan mahasiswa, antara sesama mahasiswa, antara sesama dosen yang mendorong mereka menjadi pribadi yang proaktif, kritis, inovatif, dinamis, dan etis. Kebijakan Mutu Pendukung Suasana Akademik Universitas Muhammadiyah Surabaya yaitu:

1)

Menjunjung tinggi etika akademis dan budaya akademis sebagai pedoman berperilaku dan berinteraksi bagi sivitas akademika dalam mewujudkan visi misi melalui kegiatan pembelajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat;

2)

Menjunjung tinggi kebebasan akademik, kebenaran ilmiah, obyektivitas, keterbukaan, serta otonomi keilmuan dengan menyelenggarakan kegiatan- kegiatan dan menyediakan fasilitas yang berkualitas;

3)

Menyediakan sarana dan prasarana yang berkualitas untuk mendukung keberhasilan akademik; dan

4)

Mendorong kegiatan monitoring dan evaluasi untuk menjamin akuntabilitas penyelenggaraan kegiatan-kegiatan akademis.

B. Perencanaan Standar Mutu Suasana Akademik

Peningkatan suasana akademik seperti halnya dengan peningkatan kinerja, tidak terjadi secara kebetulan, tetapi lebih merupakan akibat dari tindakan pengelolaan/pembinaan yang direncanakan, diorganisasikan, dilaksanakan dan dikendalikan, komprehensif dan terintegrasi. Semua komponen yang terkait dengan pencapaian tingkat mutu, suasana akademis yang lebih baik dan lebih kondusif harus disiapkan dan dikondisikan dengan baik.

Kondisi dan suasana akademik yang kondusif dan melibatkan komponen- komponen yang terkait tersebut tidak dapat langsung mencapai tingkat ideal sekaligus, tetapi harus melalui mekanisme PDCA (Plan, Do, Check, Action) yang harus dikerjakan dengan sistematis, tahap demi tahap (step-by-step), berkelanjutan dan tentu saja memerlukan kesabaran serta komitmen semua pihak berkepentingan (stake takeholders) yang terlibat dalam proses peningkatan dan penjaminan mutu internal. Langkah perbaikan bisa

(9)

9

diawali dengan mengidentifikasi masalah utama dan pemetaan, yang dalam hal ini dapat dijadikan sebagai tolok ukur kondisi suasana akademis yang diharapkan. Langkah yang biasanya diambil adalah dengan analisis SWOT (strength, weakness, opportunity, threat). Berdasarkan hasil analisis tersebut kemudian dibuat strategi dan langkah perbaikan terhadap faktor-faktor yang secara signifikan bisa menghasilkan perubahan suasana akademik yang lebih kondusif.

Standar mutu suasana akademik dikembangkan melalui perencanaan sebagai berikut:

1)

Universitas Muhammadiyah Surabaya merencanakan dan menyediakan sarana, prasarana dan dana guna mendukung terlaksananya peningkatan suasana akademik.

2)

Suasana akademik yang kondusif dikembangkan dengan membangun hubungan antara sivitas akademika, khususnya dosen dan mahasiswa, melalui kegiatan tridharma.

3)

Universitas Muhammadiyah Surabaya menetapkan etika akademik dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa sebagai pedoman berperilaku dan berinteraksi bagi sivitas akademika dan tenaga pendukung suasana akademik.

4)

Kegiatan akademik dosen bidang pembelajaran berorientasi kepada mahasiswa dalam mengembangkan intelektualitas, yang ditopang oleh keterampilan lunak (soft skills) dan nilai-nilai inti (core values).

(10)

10

3

PENINGKATAN MUTU SUASANA AKADEMIK

A. Pembinaan Suasana dan Budaya Akademik

Suasana akademik di lingkungan Universitas Muhammadiyah Surabaya tidak akan bisa terwujud dengan sendirinya, melainkan harus direncanakan, diorganisasikan, dioperasikan dan dikendalikan dengan model manajemen tertentu. Suasana akademik juga dapat dikendalikan melalui penggunaan PDCA, yang akan menghasilkan pengembangan dan perbaikan secara berkelanjutan (continuous improvement) atau kaizen mutu suasana akademik.

Secara sederhana, suasana akademik yang kondusif dapat disimpulkan dari derajat kepuasan dan derajat motivasi sivitas akademika dalam berperilaku untuk mencapai tujuan pribadi, sebagai fungsi dari tujuan perguruan tinggi. Dalam pengertian tersebut, kinerja pribadi anggota sivitas akademika (yang tidak terlepas dan dilandasi dengan tujuan pribadi) terkait dan menunjang kinerja kelembagaan. Oleh karena itu, manajemen Universitas Muhammadiyah Surabaya harus mampu melakukan sinkronisasi antara tujuan pribadi dengan visi, misi dan tujuan lembaga. Dimensi yang digunakan sebagai komponen perencanaan dalam program pembinaan suasana akademik, adalah:

(1)

Tata hubungan antar pribadi,

(2)

Kepedulian mengenai tujuan kelembagaan,

(3)

Kemampuan inovasi,

(4)

Kepedulian pada peningkatan kualitas berkelanjutan, serta

(5)

Kenyamanan suasana kerja.

B. Strategi Peningkatan Suasana Akademik yang Kondusif

Peningkatan suasana akademik dapat dicapai melalui strategi sebagai berikut;

1)

Pimpinan universitas menyediakan sarana dan prasarana pendukung pengembangan suasana akademik yang kondusif di tingkat universitas .

2)

Dekan/direktur, ketua program studi menyelenggarakan koordinasi dengan dosen dan perwakilan mahasiswa untuk perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan pendukung pengembangan suasana akademik yang kondusif ditingkat fakultas/pascasarjana/ program studi.

(11)

11 C. Kegiatan Penciptaan Suasana Akademik

Dalam penciptaan suasana akademik, otonomi keilmuan, dan kebebasan mimbar akademik maka program studi/fakultas wajib melakukan kegiatan rutin diantaranya : 1. Kegiatan interaksi akademik antar civitas akademika dalam kegiatan pendidikan,

penelitian dan pengabdian kepada masyaralat, dapat berupa kuliah tamu/kuliah umum, pelatihan, seminar, workshop, diskusi, bedah buku, lokakarya, simposium, penelitian atau pengabdian masyarakat bersama dengan melibatkan mahasiswa 2. Kegiatan interaksi program non akademik yang melibatkan warga kampus, seperti

kegiatan dalam memperingati milad universitas, pengabdian untuk masyarakat sekitar atau kegiatan lain yang sejenis yang melibatkan seluruh komponen warga masyarakat kampus maupun masyarakat sekitar..

D. Pencapaian Standar Mutu Suasana Akademik

Standar mutu suasana akademik dapat dicapai melalui upaya sebagai berikut:

1)

Suasana akademik yang kondusif diciptakan melalui hubungan dosen dan mahasiswa yang terbuka, dialogis, harmonis, dan profesional melalui kegiatan yang dapat mengintensifkan interaksi dosen-mahasiswa serta monitoring dan evaluasi yang transparan dan obyektif.

2)

Suasana akademik yang kondusif diciptakan melalui kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dosen dengan mengikutsertakan mahasiswa.

3)

Dosen dan tenaga kependidikan berusaha maksimal untuk menciptakan lingkungan sosial dan psikologis yang kondusif untuk meningkatkan suasana akademik sehingga mendukung proses pembelajaran.

4)

Dosen meningkatkan kompetensi akademik, ketrampilan interaktif dan kualitas personalnya.

5)

Universitas Muhammadiyah Surabaya mendorong ditumbuhkannya sikap kepribadian ilmiah melalui keaktifan mahasiswa dalam seluruh kegiatan yang bersifat akademik baik kurikuler maupun ko-kurikuler.

6)

Dosen, mahasiswa dan tenaga kependidikan mematuhi dan menjunjung tinggi kode etik.

(12)

12

4

KINERJA SUASANA AKADEMIK

A. Pengukuran Kinerja Suasana Akademik

Peningkatan mutu suasana akademik dapat dilakukan melalui kegiatan pengukuran kinerja yang ditujukan terhadap komponen yang relevan. Berdasarkan standar yang telah ditetapkan, kemudian dapat dilakukan langkah perencanaan untuk meningkatkan mutu secara berkelanjutan dan mengimplementasikannya melalui tindakan-tindakan nyata.

Pencapaiaan standar mutu suasana akademik dapat dipetakan melalui kegiatan monitoring dan evaluasi.

Komponen-komponen pengukuran kinerja suasana akademik mencakup input, proses kegiatan akademik, output, dan indikator kinerja (tolak ukur).

1. Input, yang terdiri dari:

a)

mahasiswa;

b)

dosen dan tenaga pendidikan;

c)

sarana dan prasarana akademik; dan

d)

kurikulum

2. Proses/kegiatan akademik, yang menekankan interaksi antara dosen dan mahasiswa dalam kegiatan akademik (tridharma perguruan tinggi)

3. Output, yaitu terciptanya suasana akademik yang kondusif

4. Indikator kinerja (tolok ukur), yang sesuai dengan standar mutu suasana akademik, yang mencakup:

a)

budaya akademika (perilaku akademik, kebebasan akademik; tradisi akademik;

perkembangan budaya akademik; integritas dan kejujuran; kebenaran ilmiah;

etika dan moral; dan norma akademik);

b)

kuantitas interaksi kegiatan akademik (interaksi dosen dan mahasiswa dalam perkuliahan; interaksi dosen dan mahasiswa dalam penelitian; interaksi dosen dan mahasiswa dalam pengabdian kepada masyarakat; dan interaksi akademik dosen dan mahasiswa di luar kelas);

c)

keikutsertaan sivitas akademika dalam kegiatan akademik; pengembangan kepribadian ilmiah

Indikator kinerja peningkatan suasana akademik secara rinci diukur dengan instrumen audit mutu suasana akademik yang akan disusun berikutnya.

B. Tindakan Koreksi terhadap Temuan Kelemahan Suasana Akademik Hasil Monitoring dan evaluasi melalui audit mutu internal terhadap standar mutu suasana

(13)

13

akademik di setiap satuan kerja dilaporkan dalam bentuk peta mutu. Temuan mayor dan minor untuk setiap butir mutu sebagai tindakan koreksi disampaikan kepada pimpinan unit kerja terkait. Mekanisme tersebut merupakan perbaikan berkelanjutan terhadap peningkatan mutu suasana akademik. Upaya peningkatan suasana akademik secara berkelanjutan akan menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan Universitas Muhammadiyah Surabaya

(14)

14

Lampiran 1. Pelaksanaan kebebasan akademik, mimbar akademik, dan otonomi keilmuan

PERATURAN REKTOR Nomor: 1110/PRN/II.3.AU/F/2018

TENTANG

PELAKSANAAN KEBEBASAN AKADEMIK, KEBEBASAN MIMBAR AKADEMIK, DAN OTONOMI KEILMUAN DI UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH SURABAYA

Bismillahirrahmanirrahim,

REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

Menimbang : a. Bahwa pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memerlukan suasana yang kondusif yang berasaskan pada kebebasan untuk mengkaji dan menyampaikan pada khalayak tentang hasil pengkajian tersebut secara bertanggung jawab dengan dilandasi dengan kewenangan akademik dan etika.

b. Bahwa untuk menjamin terciptanya lingkungan yang kondusif tersebut perlu diatur dalam suatu Peraturan Rektor.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.

5. Statuta Universitas Muhammadiyah Surabaya.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN REKTOR TENTANG PELAKSANAAN KEBEBASAN AKADEMIK, KEBEBASAN MIMBAR

AKADEMIK, DAN OTONOMI KEILMUAN DI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA.

Pasal 1 Umum Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :

(15)

15

(1) Kebebasan akademik adalah kebebasan sivitas akademika untuk mendalami dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi secara bertanggung jawab melalui pelaksanaan catur dharma.

(2) Kebebasan mimbar akademik adalah kewenangan yang dimiliki oleh profesor dan/atau dosen yang memiliki otoritas dan wibawa ilmiah untuk menyatakan secara terbuka dan bertanggung jawab mengenai sesuatu yang berkenaan dengan rumpun ilmu dan cabang ilmunya.

(3) Otonomi keilmuan adalah otonomi sivitas akademika pada suatu cabang ilmu pengetahuan dan/atau teknologi dalam menemukan, mengembangkan, mengungkapkan, dan/atau mempertahankan kebenaran ilmiah menurut metode keilmuan, dan budaya akademik.

Pasal 2 Asas

(1) Dalam penyelenggaraan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berasakan pada kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan otonomi keilmuan.

(2) Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh sivitas akademika melalui pembelajaran dan/atau penelitian ilmiah dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan etika untuk kemajuan peradaban dan kesejahteraan umat manusia.

(3) Otonomi keilmuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kemandirian dan kebebasan sivitas akademika suatu cabang ilmu pengetahuan teknologi, seni, dan/atau olahraga yang melekat pada kekhasan/keunikan cabang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan/atau olahraga yang bersangkutan, dalam menemukan, mengembangkan, mengungkapkan, dan/atau mempertahankan kebenaran menurut kaidah keilmuannya, untuk menjamin keberlanjutan perkembangan, cabang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan/atau olahraga.

Pasal 3 Pelaksanaan

(1) Kebebasan akademik dilaksanakan dalam upaya mendalami, menerapkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan/atau olahraga melalui kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat secara berkualitas dan bertanggung jawab.

(2) Kebebasan mimbar akademik dilaksanakan dalam menyebarluaskan hasil penelitian dan menyampaikan pandangan akademik melalui kegiatan perkuliahan, ujian sidang, seminar, diskusi, simposium, ceramah, publikasi ilmiah, dan pertemuan ilmiah lain yang sesuai dengan kaidah keilmuan.

(3) Pelaksanaan kebebasan mimbar akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (2):

a. merupakan tanggung jawab setiap anggota sivitas akademika yang terlibat;

b. menjadi tanggung jawab perguruan tinggi atau unit organisasi di dalam perguruan tinggi, apabila perguruan tinggi atau unit organisasi tersebut secara resmi terlibat dalam pelaksanaannya; dan

(16)

16

c. sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan dilandasi etika dan norma/kaidah keilmuan.

(4) Dalam melaksanakan kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik setiap anggota sivitas akademika:

a. mengupayakan agar kegiatan dan hasilnya dapat meningkatkan mutu akademik perguruan tinggi yang bersangkutan;

b. mengupayakan agar kegiatan dan hasilnya bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, negara, dan kemanusiaan;

c. bertanggung jawab secara pribadi atas pelaksanaan dan hasilnya, serta akibatnya pada diri sendiri atau orang lain;

d. melakukannya dengan cara yang tidak bertentangan dengan nilai agama, nilai etika, dan kaidah akademik; dan

e. tidak melanggar hukum dan tidak mengganggu kepentingan umum.

Pasal 4 Pemanfaatan

Kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik dimanfaatkan oleh perguruan tinggi untuk:

a. melindungi dan mempertahankan hak kekayaan intelektual;

b. melindungi dan mempertahankan kekayaan dan keragaman alami, hayati, sosial, budaya bangsa dan negara Indonesia;

c. menambah dan/atau meningkatkan mutu kekayaan intelektual bangsa dan Negara Indonesia; dan

d. memperkuat daya saing bangsa dan negara Indonesia.

Pasal 5 Penerapan

Dalam penciptaan suasana akademik, otonomi keilmuan, dan kebebasan mimbar akademik maka program studi/fakultas wajib melakukan kegiatan rutin diantaranya kuliah tamu/kuliah umum, pelatihan, seminar, workshop, diskusi, bedah buku, lokakarya, simposium, penelitian bersama dengan melibatkan mahasiswa, pengabdian bersama dengan melibatkan mahasiswa, dan kegiatan lain yang sejenis.

Pasal 6 Penjaminan

(1) Pelaksanaan kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan otonomi keilmuan di perguruan tinggi merupakan tanggung jawab pribadi sivitas akademika, yang wajib dilindungi dan difasilitasi oleh universitas.

(2) Rektor mengupayakan dan menjamin agar setiap anggota sivitas akademika melaksanakan otonomi keilmuan secara bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan dilandasi etika dan norma/kaidah keilmuan.

Pasal 7

Monitoring dan Evaluasi

(17)

17

(1) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi suasana akademik dilakukan satu tahun sekali.

(2) Prosedur monitoring dan evaluasi suasana akademik meliputi:

a. Lembaga Penjaminan Mutu mengusulkan tim monitoring dan evaluasi suasana akademik ke Rektor.

b. Tim monitoring dan evaluasi menyusun instrumen monitoring dan evaluasi suasana akademik.

c. Lembaga Penjaminan Mutu memberikan surat pemberitahuan kepada prodi/

fakultas/lembaga terkait tentang pelaksanaan monitoring dan evaluasi.

d. Tim monitoring dan evaluasi melakukan monitoring dan evaluasi suasana akademik di prodi/fakultas/lembaga.

e. Prodi/fakultas/lembaga terkait menyiapkan berkas, data, dokumentasi terkait laporan pertanggungjawaban suasana akademik.

f. Lembaga Penjaminan Mutu mendokumentasikan hasil dari monitoring dan evaluasi sebagai bahan acuan untuk pembahasan dengan pihak terkait.

g. Prodi/fakultas/lembaga terkait menyampaikan permasalahan yang timbul serta solusi yang telah dilaksanakan.

h. Penandatanganan laporan hasil monitoring dan evaluasi antar pihak.

i. Lembaga Penjaminan Mutu melaporkan hasil monitoring dan evaluasi ke Rektor.

(3) Sistematika laporan monitoring dan evaluasi suasana akademik terdiri atas:

a. Latar Belakang

b. Tujuan Monitoring dan Evaluasi Suasana Akademik c. Manfaat Monitoring dan Evaluasi

d. Metode Pelaksanaan e. Hasil dan Pembahasan

1) Hasil Pelaksanaan Monev 2) Pembahasan

f. Simpulan dan Saran 1) Simpulan 2) Saran

(4) Hasil monitoring dan evaluasi suasana akademik digunakan sebagai bagian dari analisis dan perencanaan strategi pengembangan suasana akademik dan implementasinya secara efektif dan nyaman yang tertuang dalam laporan evaluasi diri tiap tahun.

(5) Format monitoring dan evaluasi suasana akademik Universitas tercantum dalam Lampiran Peraturan Rektor ini, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Rektor ini.

Pasal 8 Penutup

(1) Hal-hal lain yang belum tercantum dalam Peraturan Rektor ini akan diatur lebih lanjut dalam peraturan lain.

(2) Peraturan Rektor ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

(18)

18

(3) Pada saat Peraturan Rektor ini mulai berlaku, seluruh ketentuan mengenai kebebasan akademik di lingkungan Universitas Muhammadiyah Surabaya dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Tembusan Yth:

1.

Wakil Rektor

2.

Dekan/Direktur

3.

Kepala Biro/UPT/Lembaga

Ditetapkan di : Surabaya

Pada tanggal : 23 Rabi’ul Akhir 1440 H 31 Desember 2018 M Rektor,

Dr. dr. Sukadiono, M.M.

(19)

19 LAMPIRAN PERATURAN REKTOR NOMOR: 1110/PRN/II.3.AU/F/2018

Monitoring dan Evaluasi Suasana Akademik Universitas Muhammadiyah Surabaya Program Studi :

No Responden :

Dalam rangka meningkatkan mutu suasana akademik, serta pengukuran kepuasan maka kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuisioner ini dengan memberikan tanda (X) pada kotak yang sesuai. Penilaian Anda dijamin kerahasiaannya. Terima Kasih.

Keterangan: 5: Baik Sekali, 4: Baik, 3: Cukup/Sedang, 2: Kurang Baik, 1: Tidak Baik

No Deskripsi 1 2 3 4 5

1 Kebebasan akademik dosen dalam pengembangan diri, sebagai pemateri di seminar ilmiah, simposium, konferensi baik yang bertaraf lokal, nasional maupun internasional.

2 Pengembangan kompetensi dosen, melalui pelatihan, sertivikasi kompetensi, magang, dan studi lanjut.

3 Kegiatan untuk menghasilkan produk dan publikasi ilmiah, Hak Paten/HAKI, karya tulis, karya teknologi tepat guna, buku, majalah, koran, jurnal ilmiah, prosiding, dosen dan mahasiswa.

4 Kerjasama prodi/dosen melalui kemitraan/

kerjasama riset, pengabdian masyarakat, pengembangan ilmu dan teknologi baru dan lain- lain.

5 Kegiatan seminar, kuliah pakar, menghadirkan pakar/ahli dalam rangka pengembangan keilmuan.

6 Kegiatan dan pelaksanaan diskusi dan seminar ilmiah yang dilaksanakan dosen dan mahasiswa.

7 Ketersediaan prasarana dan sarana untuk menunjang kegiatan-kegiatan ilmiah mahasiswa.

8 Ketersediaan sarana dan prasarana pengembangan kegiatan minat dan bakat mahasiswa (olah raga, seni dan budaya).

9 Ketersediaan sarana/prasarana sumber belajar dosen dan mahasiswa (jaringan internet, TV Edukasi, Jurnal Ilmiah, dan sumber belajar lainnya).

10 Sistem pelayanan akademik yang efektif dan

(20)

20

efisien dalam menunjang kegiatan pembelajaran dan kegiatan lainnya.

Hasil rekomendasi sebagai acuan:

Range Nilai

Rata-rata Konversi Angka Mutu dan Kualifikasi Suasana Akademik

≤ 2.00 Suasana Akademik sangat tidak menunjang Program Studi/universitas dalam menjalankan kegiatan pembelajaran dan kegiatan akademik lainnya.

2.01- 3.00 Suasana Akademik cukup baik, beberapa aspek perlu diperbaiki/disempurnakan sehingga kegiatan akademik program studi dalam berlangsung dengan baik.

3.01- 4.00 Suasana Akademik sudah baik, hanya tinggal menyesuaikan beberapa aspek teknis yang masih kurang untuk menunjang kegiatan akademik program studi/universitas

4.01- 5.00 Suasana Akademik sangat baik, sudah memenuhi ketentuan dalam menunjang keberlangsungan kegiatan akademik di program studi/universitas.

Referensi

Dokumen terkait

Penyampaian LPPD kepada Pemerintah pada dasarnya mengetengahkan gambaran kinerja Pemerintah Daerah secara utuh sepanjang tahun 2016, berdasarkan tolok ukur kinerja

Sistem kredit semester adalah suatu sistem penyelenggaraan pendidikan dimana beban studi mahasiswa, beban kerja tenaga pengajar dan beban penyelenggaraan program

timkesehatan lembaga dan direkomendasikan untuk pulang/checkup di luar. Santri dalam keadaan tidak stabil secara psikologis dengan mendapatkan izin/rekomendasi dari tim BK

Oleh karena itu, penulis menyusun buku ajar untuk mata kuliah Pengantar Dasar Matematika yang bertujuan untuk memberikan bekal pada mahasiswa tentang konsep

sebanyak tiga kali yaitu sebelum pengambilan mata kuliah, menjelang ujian tengah semseter dan ujian akhir semester serta dapat melakukan pembimbingan diluar waktu

Rencana Induk Penelitian dan Pengabdian Universitas Krisnadwipayana 2016- 2020 adalah sebuah pedoman dan arahan kebijakan bagi pelaksanaan penelitian dan pengabdian

Tetapi apabila dilihat dari tingkat capaian 2 (dua) program urusan wajib bidang penanaman modal yang dicanangkan dalam dokumen RPJMD Provinsi Banten Tahun 2012-2017, yaitu

Setelah mempelajari modul gatal pada penyakit tropis, mahasiswa sistem kedokteran tropis mampu memahami penyakit-penyakit tropis dengan gejala gatal pada kulit, patomekanisme,