• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Tentang Nilai Agama

Secara garis besar, nilai agama merupakan nilai yang memiliki dasar kebenaran yang paling kuat dibandingkan dengan nilai-nilai lainnya. Nilai ini bersumber dari kebenaran tertinggi yang datang dari Tuhan. Nilai agama tersusun dari tiga unsur, yaitu ; iman, islam, dan ihsan. (Noor, 2017).

Sementara pembentuk nilai agama sendiri dalam kehidupan sehari-hari salah satunya adalah menjunjung tinggi perintah agama dan menjauhi larangannya, bertoleransi dalam menjalani kehidupan sosial, mengedepankan tenggang rasa dalam bermasyarakat, selalu berfikir positif dalam menyikapi sesuatu.

Dalam perkembangannya nilai-nilai moral dan agama merupakan kemampuan anak untuk bersikap dan bertingah laku. Di dalam Islam sendiri telah mengajarkan nilai-nilai positif yang bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini menyebabkan perlunya pengembangan pembelajaran terkait nilai nilai moral dan agama.

Pentingnya pemberian nilai agama dan moral bagi anak usia dini supaya anak-anak dapat mematuhi norma yang berlaku dalam masyarakat. Dalam hal ini tentu orang tualah yang paling bertanggung jawab, karena pendidikan yang utama dan pertama adalah pendidikan dalam keluarga, karena usia dini merupakan masa peletakan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, moral dan agama. (Nurdin, 2019)

Pada tingkatan dasar anak – anak belum menunjukkan secara keseluruhan internalisasi atau penghayatan dari nilai – nilai moral yang

(2)

dipelajarinya, membantu dan menyediakan peluang penghayatan sebagai bentuk pembelajaran mampu membentuk sikap terpuji pada anak secara perlahan dan dalam prosesnya membutuhkan pengulangan yang berkesinambungan dimana hal tersebut akan menjadi kebiasaan yang baik yang dilakukan oleh anak – anak.

2.1.1. Aqidah

Aqidah dari pendapat Syaikh Mahmoud Syaltout adalah segi teoritis yang dituntut pertama-tama dan terdahului dari segala sesuatu untuk dipercayai dengan suatu keimanan yang tidak boleh dicampuri oleh prasangka dan tidak dipengaruhi oleh keragu-raguan. Nilai aqidah lebih menunjuk kepada beberapa tingkat keimanan muslim terhadap kebenaran islam, terutama mengenai pokok-pokok keimanan islam.

Yaitu ; Iman kepada Allah SWT, Beriman kepada malaikat, Beriman kepada kitab-kitab Allah SWT, Beriman kepada Nabi dan Rasul Allah SWT, Beriman kepada hari akhir. Keenamnya adalah poin rukun iman, dan barang siapa yang menolak satu diantaranya dalah orang-orang yang tersesat (Misri, 2018).

2.1.2. Syariat

Syariat menurut Muhammad Yusron Hadi didefinisikan sebagai hukum yang ditentukan oleh Allah SWT bagi seluruh hamba Nya, agar-supaya hamba-hambanya menjadi orang yang beriman dan beramal sholeh dalam kesehariannya, baik yang berhubungan dengan perilaku dan perbuatan, maupun aqidah dan akhlak. Menurut Mahmud Syaitut, syariat yaitu peraturan yang Allah SWT sudah tetapkan untuk hamba

(3)

Nya untuk dikerjakan selama berhubungan dengan Allah, sesame saudara muslimnya, sesama saudara makhluk hidup, dan segala yang berhubungan dengan alam semesta dan kehidupan. Syariat juga diartikan segala yang mencakup aqidah, ibadah, akhlak, dan muamalah.

(Safrani, 2017).

2.1.3. Muamalah

Muamalah dalam segi Bahasa yaitu saling bertindak, saling berbuat dan juga saling mengamalkan. Muamalah juga memiliki arti yang luas dan sempit. Muamalah dalam arti sempitnya adalah yaitu aturan-aturan Allah SWT yang mengatur hubungan makhluknya dalam usahanya untuk mendapatkan alat-alat keperluan jasmaninya dengan cara yang baik, sedangkan dalam arti luasnya muamalah adalah peraturan- peraturan Allah SWT yang harus dipatuhi (Abdul, 2018).

2.2. Tinjauan Tentang Akhlak

Akhlak adalah tingkah laku oleh seseorang yang dilakukan karna keinginan untuk suatu perbuatan yang baik. Dalam penerapannya akhlak merupakan pengamalan sikap terpuji dan mencegah dari perbuatan tercela (Nurfalah,2018). Kata akhlak sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Arab yaitu akhlak yang dalam bentuk jamak berasal dari kata khuluq atau al – khuluq yang berarti sebuah tingkah laku atau tabiat maupun budi pekerti (Ali, 2000). Beberapa pengertian mengenai akhlak juga terdapat dalam kitab Ihya’

Ulum al–Din juz 3 dimana terdapat pengertian menurut Imam AlGhazali yaitu akhlak merupakan suatu sifat yang ada dalam jiwa manusia dan kemudian tertanam yang kemudian akan menimbulkan tindakan secara

(4)

spontan dengan tidak memerlukan respon dan pertimbangan dari pikiran terlebih dahulu.

Nilai akhlak merupakan objek yang menjadi keinginan yang memiliki kualitas dan membuat orang dapat menentukan sikap sebagai suatu pembelajaran yang berkaitan dengan moral, etika dan budi pekerti yang baik dalam perbuatan manusia.

Menurut islam akhlak memiliki karakteristik yang unik sesuai pada tiap individu, lingkungan, kelas sosial, ras dan bahkan pada masa depan dengan segala kondisi yang ada. Beberapa karakteristiknya islam yang berkaitan langsung dengan akhlak yaitu :

1. Islam berlandaskan penilaian yang logis serta argumentative sehingga dapat diterima dengan akal dan naluri. Karena dijelaskan dengan kebaikan dibalik apa yang diperintahkannya dan kerusakan jika dikerjakan apa yang dilarang. Hal ini juga dijelaskan secara detail juga secara global.

2. Islam yang manusiawi dan universal artinya tidak membolehkan bagi suatu ras maka tidak diperbolehkan pula kepada seluruh umat manusia.

Dengan demikian islam menjadi bersih dari tendensi reasial.

3. Islam datang dengan segala hal yang bersifat fitrah ada pada manusia dan menyempurnakannya. Sehingga beberapa hal diperbolehkan dalam islam untuk menjaga tabiat manusiawi dengan meletakkaan aturan- aturan dan batasan-batasan didalamnya juga untuk mencegah hal hal yang berlebihan yang akan menjuruskan manusia pada tabiat binatang.

(5)

4. Memperhatikan secara realistis aturan-aturan yang ada didalamnya.

Salah satu sumbernya Al-Qur’an. Al-Qur’an memiliki prinsip keadilan sehingga memberikan pintu orang-orang yang berusaha menggapai kemuliaan dimata Allah SWT dengan adanya ampunan dan maaf yang melimpah. Salah satunya adalah tawazun, yaitu memberikan keseimbangan dan keserasian didalamnya.

Pengaplikasian akhlak dalam kehidupan sehari hari dapat berbentuk berbaik sangka, menyerahkan sepenuhnya urusan kepada Allah SWT, tersenyum dihadapan orang lain, menghormati orang yang berusia lebih tua, membantu teman yang membutuhkan, dan juga menolong teman yang membutuhkan bantuan (Nadzhiroh, 2018).

2.2.1. Akhlak Mahmudah

Akhlak mahmudah yaitu akhlak yang terpuji disebut juga sebagai akhlak al-karimah atau akhlak yang mulia, atau al akhlak munjiyat atau akhlak yang menyelamatkan pelakunya. Secara terminologi akhlak terpuji menurut Al Ghazali, yaitu sumber ketaatan dan kedekatan kepada Sang Pencipta Allah SWT. (Nadzhiroh, 2018)

Nilai pendidikan akhlak Mahmudah berisi mengenai nilai perilaku secara universal yang meliputi seluruh aktivitas baik dalam hubungan manusia dengan Allah SWT, Rasulullah SAW, diri sendiri, ataupun sesama manusia, serta lingkungan dimana terwujud dalam pikiran, perasaan, sikap, perkataan dan perbuatannya berdasarkan norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat. Secara garis besar akhlak mahmudah terbagi menjadi 3 yakni:

(6)

1. Akhlak kepada Allah, diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia kepada Allah. Titik tolak akhlak kepada Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. Contoh yang termasuk ke dalam akhlak yang berhubungan dengan Allah yaitu mentauhidkan Allah, takwa, berdoa, dzikrullah dan tawakal.

2. Akhlak kepada sesama, meliputi akhlak kepada Rasulullah SAW, orangtua, diri sendiri dan orang lain. Contoh akhlak kepada sesama yaitu ukhuwah, ta‟awun, adil, pemurah, penyantun, pemaaf, menepati janji, musyawarah dan wasiat di dalam kebenaran.

3. Akhlak kepada lingkungan

Islam mengajarkan umatnya untuk berakhlak bukan hanya kepada sesama manusia tetapi juga kepada lingkungan.

2.2.2. Akhlak Mazmumah

Akhlak mazmumah adalah sifat-sifat yang tidak baik yang dapat terlihat dari kata, tingkah laku dan perilaku dari seseorang. Segala hal tersebut berasal dari hawa nafsu jahat. Akhlak mazmumah juga dapat berarti akhlak yang tidak sesuai dengan norma agama islam dan dapat berdampak merusak iman seseorang dan dapat menjauhkan diri dari Allah SWT. (Nadzhiroh, 2018)

2.3. Tinjuan Tentang Komunikasi Dakwah

Secara umum komunikasi dakwah adalah hal yang sama dengan bentuk proses komunikasi lainnya, namun yang membedakan terletak pada cara dan

(7)

tujuan komunikasi itu sendiri. Secara umum komunikasi antar manusia bertujuan agar adanya partisipasi dari komunikan terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator, sehingga dari pesan yang disampaikan dapat terjadi perubahan perilaku dan terjadi perubahan sikap yang sesuai dengan diharapakan. Sedangkan jika dalam komunikasi dakwah mengharapakan terjadinya sikap dan perilaku namun sikap dan perilaku tersebut berlandaskan Al Quran dan Hadist sesuai dengan apa yang disampaikan oleh komunikator.

Dari segi cara, jika komunikasi secara umum dilakukan dengan cara yang sangat beragam, seperti komunikasi secara langsung dengan tatap muka, komunikasi dengan kultural dan lain sebagainya. Jika komunikasi dakwah caranya menggunakan cara dakwah.

Hal yang mendasari komunikasi dakwah adalah untuk mengajak orang lain menuju kebaikan dan mencegah kepada yang mungkar ini merupakan salah satu kewajiban yang telah digariskan oleh Allah SWT. Aktifitas dakwah ini juga diwajibkan oleh Allah secara personal ataupun secara kolektif.

Membutuhkan kesadaran yang tinggi untuk memantapkan diri berdakwah di tengah masyarakat. Aktifitas dalam menyampaikan ajaran Allah ini harus didasarkan pada Al Quran dan Hadist. Dasar dalam pelaksanaan dakwah juga disebutkan dalam Al Quran surat Al Imran ayat 104, yaitu:

مُ ھُ ﻟٰۤ ُووَا ﯨ,

كَ ۗرِﻛَﻧْﻣُاﻟْ ﻋَنِ نَوْﮭَﯾَﻧْوَفِ وْرُﻌْﻣَﻟْﺑِﺎنَوْرُﻣُﯾَﺄْوَرِ اِﻟَﯾْﺧَاﻟْﻰ نَوْﻋُدْﯾﱠ اُﺔٌ ﻣِّﻣﱠ مْ ﻛُﻧْ نْﻛُﺗَوَﻟْ

ﻣُاﻟْ

ﻔْﻠِ

وْﺣُ

نَ

Artinya:

dan hendaklah diantara kamu ada sebagian umat yang menyeru kepada kebajikan dan mencegah kemunkaran, merekalah orang-orang yang beruntung”. (Q.S Ali-Imron:104)

(8)

Dakwah sebagai aktivitas dalam menjalankan kewajibannya merupakan sebuah aktivitas yang haruslah berlandaskan pada dasar-dasar ajaran agama Islam. Islam sendiri memiliki pokok-pokok ajarannya, yaitu Al Quran dan Hadist. Oleh sebab itu aktifitas dakwah yang akan dilakukan harus sesuai dengan pedoman tersebut. Berdakwah akan melibatkaa berbagai manusia untuk menyebarkan ajaran Islam tersebut. Maka dari itu perlu diperhatikan dan peraturan-peraturan yang berlaku di masyarakat, dengan memahami peraturan yang ada di masyarakat maka akan mempermudah dai sendiri dalam menjalankan dakwahnya.

2.4. Tinjauan Tentang Pesan Dakwah

Pesan pada dakwah merupakan isi pesan yang ingin disampaikan oleh pendakwah kepada penerima dimana isi pesan tersebut memberikan makna kebaikan didalamnya dengan menjauhi larangan atau amar makruf nahi munkar. Dalam penyampaiannya pesan dakwah sendiri dapat dilakukan secara langsung yaitu dengan bertatap muka atau secara tidak langsung yaitu menggunakan sarana media sehingga memiliki jangkauan penerima yang sangat luas. Penggunaan media komunikasi dalam dakwah dapat berupa bahasa, gambar, visual dan lainnya.

Dalam kehidupan sosial terdapat berbagai kultur budaya yang juga dianut oleh banyak daerah dengan beraneka ragam sesuai dengan masing – masing budaya yang ada pada suatu daerah. Dakwah sendiri bersentuhan langsung dengan realitas yang terdapat dalam masyarakat. Interaksi dakwah dengan sosio–kultural memberikan pengaruh dari dua sudut pandang yang

(9)

berbeda yaitu dakwah memberikan pengaruh pada lingkungan sehingga terbentuknya realitas sosial yang baru atau dakwah yang terpengharuh dengan perubahan masyarakat karena adanya kultur budaya pada lingkungan tersebut.

Penyampaian pesan dakwah sendiri memerlukan metode dalam keberhasilannya, pengetahuan dan kecakapan menjadi faktor penting dalam keberhasilan dakwah. Adanya metode yang benar maka dai akan mampu memahami materi dan dapat menyampaikan isi terkait dengan dakwah yang akan dilakukan sehingga hal tersebut dapat diterima dan dipahami oleh mad’u. Sebelum media dakwah dipilih dan digunakan untuk menyampaikan pesan, terlebih dahulu harus memperhatikan bagaimana kondisi masyarakat terkait bagaimana pemilihan media supaya penyampaian pesan – pesan dakwah dapat diterima dengan mudah (Abdullah, 2018).

. Terdapat hal yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan pesan dakwah. Selain memperhatikan ketepatan waktu dan perencanaan metode dalam penyampaian dakwah, hal yang perlu diperhatikan juga adalah pendakwah harus mampu menggambarkan bagaimana isi pesan dakwah yang supaya dapat menentukan jenis pesan apa yang nantinya akan tersampaikan.

Jenis pesan yang dimaksut dapat berupa infomational massage, intructional massage dan bahkan motivational massage.

Kegiatan dakwah dilakukan dimimbar atau dipanggung secara bertatap muka langsung dengan penerima dakwah, dengan ketersediaannya internet sekarang ini dapat membantu penyebaran dakwah yang dilakukan dengan cepat melalui beberapa media massa. Sekarang ini dakwah juga banyak

(10)

menjadi totonan yang mengasikkan untuk dilewatakan, dengan banyaknya metode – metode baru dalam penyebarannya yang terkesan tidak monoton namun masih mnyeru pada kebaikan serta meninggalkan larangan dari Allah SWT, penayangan dakwah yang beraneka ragam dalam media massa merupakan salah satu cara dalam merangsang penglihatan dan pendengaran oleh penerima pesan.

Dengan demikian, dakwah dapat diartikan sebagai proses penyampaian ajaran agama Islam kepada umat manusia. Dakwah tidak hanya sebagai penyampaian saja, akan tetapi sebagai suatu usaha untuk mengubah way of thinking, way of feeling, dan way of life manusia sebagai sasaran dakwah kearah kualitas kehidupan yang lebih baik.

2.4.1. Strategi Penyampaian Pesan Dakwah

Dalam pengertiannya strategi dakwah sendiri merupakan sebuah perencaan dari serangkaian kegiatan yang diatur sedemikian rupa supaya tercapainya tujuan tertentu dalam dakwah. Dengan demikian strategi dakwah dapat diartikan sebagai suatu perencanaan yang berisi rangkaian kegiatan yang dibuat untuk mencapai tujuan dakwah tersebut (Syamsyudin AB, 2016:147)

Dakwah juga merupakan kegiatan dalam mengajak umat manusia untuk lebih berbuat kebajikan dengan selalu beriman kepada Allah SWT dan para Rasul-nya dengan menajuhi segala larangan buruk yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain supaya tercapainya individu dan masyarakat yang selalu mengamalkan ajaran islam dalam kehidupan sehari – hari dimana tidak lupa dengan metode dan teknik yang digunakan dalam melakukan strategi

(11)

dakwah. Salah satu strategi penyampaian pesan dakwah dapat dikemas melalui sebuah film animasi yang menyampaikan nilai agama dan moral.

Film animasi anak-anak tidak hanya menawarkan hiburan, tapi juga memberikan pesan-pesan mengajak ke jalan yang benar atau dakwah. Seperti yang disampaiakan oleh Moh. Ali Aziz, dakwah adalah mengajak untuk melakukan kebajikan dan mencegah kemungkaran, mengubah umat dari satu situasi kepada situasi lain yang lebih baik dalam segala bidang, merealisasikan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari bagi seorang pribadi, keluarga, kelompok atau massa, serta bagi kehidupan masyarakat sebagai keseluruhan tata hidup bersama dalam rangka pembangunan bangsa dan umat manusia.

2.4.2. Media Penyampaian Pesan Dakwah

Banyaknya kegiatan dakwah sekarang ini bukan hanya dilakukan dengan cara bertatap muka secara langsung tapi juga dapat disebarkan melalui media sehingga kegiatan tersebut dapat tersampaikan dengan baik dan secara luas. Pemanfaatan media sebagai alat dakwah dijadikan sebagai perantara dalam penyampaian pesan kepada penerima untuk mencapai suatu keberhasilan sehingga diperlukan pemilihan media yang tepat untuk digunakan. Kegiatan dakwah yang semakin merambah dunia media massa sekarang ini mampu membentuk opini publik terhadap realita yang berada di masyarakat baik mengenai hal yang baik ataupun buruk.

Beberapa media yang dapat memudahkan dalam penyampaian pesan dakwah yaitu :

(12)

1. Media Cetak

Penyampaian dakwah dengan menggunakan media cetak dapat dilakukan dengan menggunakan tulisan yang mengandung pesan – pesan baik secara islami. Media cetak yang digunakan dapat berupa majalah, koran, buku, banner, spanduk dan sebagainya.

2. Media Audio

Media yang digunakan untuk menyampaikan pesan – pesan dakwah dengan hanya dapat didengar dan tidak bisa dilihat.

Pemanfaatan media yang berasal dari suara ini dirasa cukup efektif untuk keberhasilan dakwah islam. Media audio yang digunakan yaitu berupa radio dan tape recorder.

3. Media Audio Visual (video)

Pemanfaatan media ini banyak sekali diminati karena memiliki dua dimensi yaitu selain dapat didengar juga dapat menampilkan gambarnya. Beberapa bentuk dari media ini adalah televisi (TV), video kaset (CD/DVD) dan dapat berupa film.

4. Internet

Penggunaan internat diera teknologi informasi saat ini menjadi salah satu pilihan yang tepat dalam keberhasilannya dakwah.

Penyebaran intenet yang semakin meluas dan penggunaanya yang dapat diakes melalui smartphone memudahkan pengguna dan penikmat dakwah dalam menerima pesan – pesan islami yang ada.

Masyarakat dengan banyak aktifitas yang tidak sempat untuk menonton telivisi maupun membaca koran, majalah dan

(13)

sebagainya dapat memanfaatkan penggunaan interniat sebagai media dakwah.

2.5. Tinjauan Tentang Media Massa Modern (New Media)

Penggunaan media massa modern saat ini sangat digandrungi dengan penggunaanya yang sangat mudah, media massa yang terus dikembangkan karena adanya perkembangan teknologi dan sosial budaya yang baru. Media massa modern diciptakan untuk membantu penyebaran informasi secara masal yang dimana penggunaanya juga dapat diakses secara masal serta mempermudah orang dalam mendapatkan informasi-informasi terbaru.

Berbeda dengan media sosial, media massa memiliki pengawas misalnya pengawas media penyiaran yang dikenal dengan sebutan Kemenkominfo yang bertugas mengatur alokasi frekuensi, dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dengan berbagai undang-undang yang telah tercantum dalam buku Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) yang berfungsi untuk mengawasi hal-hal mengenai penyiaran terutama isi siaran. Kemudian media cetak yang diawasi oleh Dewan Pers (pengawas), dan media online (website) diawasi oleh Satuan Tugas (Satgas) berdasarkan undang-undang yang dibentuk oleh Dewan Pers. Bahkan pada website jika dilihat dari aspek legalnya harus berbadan hukum atau memiliki izin dari pihak-pihak terkait (Lewanmeru, 2018)

Media modern atau media baru menjelaskan bahwa adanya konvergensi antara teknologi dalam komunikasi yang terkomputerisasi serta terhubung kedalam jaringan internet, cepatnya akses internet sekarang ini membantu penyebaran informasi dengan cepat dan tidak terbatas.

(14)

Kemunculan media massa yang beragam ini mampu mengubah cara individu dalam berinteraksi dan berkomunikasi dimana sekarang ini komunikasi dapat dilakukan secara virtual melalui banyak bentuk seperti pesan teks, suara, gambar bahkan video kepada sesama pengguna.

Beberapa merupakan fungsi media massa modern yaitu :

1. Memberikan informasi dengan cepat dan mudah yang dapat diakses dimana saja dan kapan saja oleh pengguna dengan memudahkan pencarian secara langsung dari sumber informasi yang beragam.

2. Membantu dalam transaksi jual beli dimana memudahkan pengguna internet dalam memesan produk ataupun menghubungi costumer service yang bersangkutan.

3. Memberikan hiburan bagi penggunanya seperti menonton film, bermain game online, jejaring soail dan banyak lainnya.

4. Menjadi salah satu medioa komunikasi yang sangat efisien, penggunanya sendiri dapat melakukan komunikasi tanpa terkendala jarak dan waktu serta dapat dilakukan dimana saja.

5. Menjadi sarana pendidikan dengan banyaknya fitur – fitur pendidikan seperti e-book. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik, dapat menghemat waktu dan tenaga, lebih interaktif bahkan mampu mengubah peran giuru menjadi lebih produktif yang positif.

Keberhasilan media massa dalam berperan sebagai agen of change dapat dilihat dari pengaruh media massa terhadap individu dan masyarakat.

Media tidak hanya dapat mempengaruhi apa yang seseorang telah ketehui

(15)

melainkan juga mempengaruhi bagaiamana seseorang belajar tentang dunianya dan berinteraksi satu sama lain.

2.6. Tinjuan Tentang Youtube

YouTube didirikan oleh Chad Hurley, Steve Chen, dan Jawed Karim, yang sebelumnya merupakan karyawan pertama PayPal. Hurley belajar desain di Indiana University of Pennsylvania, sementara Chen dan Karim belajar ilmu komputer di University of Illinois at Urbana-Champaign.

Youtube merupakan aplikasi jejaring internet yang mengacu dalam situs web video sharing atau berbagi video yang didirikan pada februari 2005, diciptakan menjadi salah satu database video yang paling populer didunia internet, youtube memiliki video yang lengkap serta variatif dimana kabar terbaru google mengembangkan youtube dengan menggabungkan layanan – layanan google pada youtube. Youtube juga memudahkan masyarakat untuk menonton, mengunggah, dan sharing video. YouTube juga memberikan kemudahan untuk masyarakat yang ingin mencari informasi melalui menonton video secara gratis. Biasanya video-video yang ada di YouTube adalah film, video musik, acara televisi, dan video buatan penggunanya sendiri (Asas, Diah, 2018).

Konten yang diunggah di YouTube kebanyakan di lakukan oleh individu, tetapi perusahaan-perusahaan media seperti CBS, BBC, Vevo, Hulu, dan organisasi lain sudah mengunggah material mereka ke situs ini sebagai bagian dari program kemitraan YouTube. Tetapi bagi pengguna yang tidak mendaftar di youtube hanya dapat menonton saja dan tidak dapat

(16)

melakukan unggahan video, sementara bagi pengguna yang sudah terdaftar dapat menonton dan mengunggah video.

2.7. Tinjauan Tentang Film

Film (movie) yang dalam artian lain disebut dengan sinema merupakan bentuk teknologi audiovisual yang berisi gagasan, ide, pesan dari suatu kejadian yang dibuat dan ditayangkan. Banyak sekali kegiatan dan kejadian yang dapat di audiovisualkan, seperti contohnya adalah hal – hal nyata yang ada disekitar manusia dalam bentul film dokumenter hingga berbagai hal fiktif yang berasal dari imajinasi manusia. Film sendiri terkadang mampu memberikan pengharuh yang cukup signifikan pada orang – orang yang menonton atau melihatnya. Adapun hukum yang mengatur di Indonesia sendiri yaitu pada UU No 33 Tahun 2009 tentang perfilm pada Bab 1 Pasal 1 dimana film merupakan sebuah karya seni budaya yang merupakan media komunikasi massa dalam pranata sosial yang harus dibuat dengtan adanya kaidah sinematografi dengan atau tanpa adanya suara yang dapat dipertunjukkan. Seperti yang diketahui film menjadi salah satu komunikasi massa yang dalam artian tersebar dimana – mana dengan jumlah yang banyak yang mampu mempengaruhi setiap penggunanya, menggunakan saluran media untuk dapat menghubungkan komunikator dengan komunikan secara masal.

Film sebagai alat komunikasi dengan ruang lingkup yang tidak terbatas, dimana didalamnya menjadi ruang untuk berekspresi dengan bebas. Para pembuat film memiliki potensi yang baik dalam mempengaruhi suatu sudut pandangan masyarakat mengenai isi film dan pesan yang tekandung

(17)

didalamnya dan hal tersebut menjadi kekuatan film dalam menjakau banyaknya segmen sosial. Film memiliki keterkaitan erat dengan masyarakat, terkadang film dibuat dengan merekam kejadian pada realita kehidupan sehari – hari yang ada di masyarakat yang kemudian diproyeksikan kedalam layar.

2.7.1. Film Sebagai Media Komunikasi

Komunikasi sendiri merupakan tindakan dalam menyampaikan pesan dari komunikator kepada penerima secara langsung atau melalui beragam saluran. Film sebagai media komunikasi berperan dalam menggambarkan kehidupan sosial sehari – hari yang ada dalam masyarakat. Film hampir digemari oleh seluruh lapisan masyarakat dari berbagai kalangan, sekarang ini film dapat diakses melalui banyak sekali media seperti disaksikan di rumah dengan menggunakan televisi, dilapangan terbuka dengan teknologi media yang mumpuni, di gedung – gedung bioskop hingga pada smartphone yang dapat dilihat dimana dan kapan saja.

Film sebagai media komunikasi memeiliki kekuatan yang berpengaruh terhadap masyarakat dengan memebrikan dampak yang cukup besar. Film dengan masyarakat memiliki hubungan yang linier yaitu dimana film mampu mempengaruh dan membentuk masyrakat melalui isin pesan yang tersirat pada film tanpa berperilaku sebaliknya. Adanya kritik yang muncul di masyarakat secara perspektif biasanya didasari dengan adanya argumen bahwa potret yang didalam film merupakan kejadian yang dialami oleh masyarakat secara langsung (Alex, 2009).

(18)

2.7.2. Jenis-Jenis Film

Film dikategorikan dalam beberapa jenis yaitu film fiksi dan film non–

fiksi. Film fiksi sendiri merupakan film yang dibuat dengan cerita fiktif yang berasal dari imajinasi, film fiktif dibagi menjadi dua yaitu film dengan cerita pendek dan film dengan cerita panjang, perbedaan antara keduanya hanya terlihat dari berapa durasi film dalam penayangan yaitu film cerita pendek memiliki durasi waktu dibawah 60 menit sedangkan film cerita panjang memiliki durasi waktu yang lebih panjang yaitu 90 – 100 menit bahkan hingga 120 menit atau lebih. Pada film nonfiksi lebih menggambarkan mengenai dokumentasi pada suatu kejadian secara real atau nyata baik tentang manusia, alam, flora hingga fauna.

Bagaimana suatu film tersebut tumbuh dan berkembang, semua itu bergantung pada kemajuan teknologi dan paduan seni sehingga mampu menghasilkan film dengan kualitas yang baik. Beberapa jenis film berdasarkan sifatnya, yaitu :

1. Film cerita (Story Film)

Film yang berisi dengan suatu cerita dengan banyak maksut yang kemudian dipertunjukkan oleh banyak perag, termasuk dalam jenis film yang didistribusikan sebagai barang dagangan yang disajikan untuk semua publik.

2. Film Berita (News Film)

Film dengan isi yang mengandung suatu fakta pada persitiwa yang benar – benar terjadi, film yang disajikan dengan harus memiliki unsur berita (newsvalue).

(19)

3. Film Dokumenter

Sejarah film dokumenter pertama kali diciptakan oleh John Gierson yang pada dasarnya film terpacu pada kenyataan yang menginterprestasikan sebuah kebenaran. Fokus pada film dokumenter terletak pada fakta mengenai peristiwa yang terjadi dan yang membedakan dengan film berita adalah film berita harus berhubungan dengan suatu kejadian yang mempunyai nilai berita.

4. Film Animasi (Cartoon)

Kemunculan gagasan dalam pembuatan film animasi bermula pada karya yang dihasilkan oleh seniman pelukis sinematografi yang kemudian muncul ide atau gagasan untuk menghidupkan gambar – gambar yang mereka lukis yang bersifat lucu.

Semakin banyaknya film animasi yang bermuculan, film animasi dibuat tidak hanya semata – mata karena unsur hiburannya namun juga banyak sekali sekarang ini dibuat dengan memberikan pesan yang mengandung unsur edukasi dan pesan moral khususnya untuk anak – anak.

(20)

2.7.3. Klasifikasi Film

Sekarang ini banyak sekali tayangan film yang dibuat dan dipublishkan tidak sesuai dengan norma – norma yang berlaku pada masyarakat, mengandung banyak hal – hal negatif yang dapat dikonsumsi pada semua kalangan termasuk oleh anak – anak dibawah umur. Hal tersebut tidak ada mengubah pola pikir anak – anak namun juga mampu mengubah perilaku anak – anak untuk meniru hal negatif yang mereka lihat. Contohnya saja pada kasus penganiayaan yang sekarang ini marak terjadi oleh anak dibawah umur baik individu maupun kelompok yang mana hal tersebut biasa disebut dengan adegan pembulian. Anak – anak kebanyakan meniru adegan yang mereka lihat dalam film yang kemudian direalisasikan pada kehidupan nyata termasuk adegan yang dapat merugikan orang lain.

Banyaknya hal negatif yang terjadi harus ada pengawasan yang lebih ketat mengenai tayangan film yang boleh atau tidak ditayangkan kepada anak – anak. Di Indonesia sendiri terdapat undang – undang yang mengatur boleh tidaknya film ditayangkan yaitu berdasarkan PP Nomor 18 Tahun 2014 mengenai lembaga sensor film. Terdapat empat kategori dalam penggolongan film dan iklan yang mengacu pada usia penontonnya, yaitu :

1. Film untuk anak-anak

Terdapat sejumlah syarat yang harus dipenuhi bagi sebuah film agar dapat dikategorikan sebagai tontonan yang aman bagi anak- anak. Beberapa di antaranya adalah mengandung unsur pendidikan, budaya, hingga budi pekerti. Selanjutnya, film tersebut tidak memperlihatkan adegan kekerasan, baik secara

(21)

verbal maupun nonverbal. Film yang bersangkutan juga tidak mengandung adegan yang mampu mendorong anak untuk melakukan perilaku seksual. Hal lainnya seperti klenik, horor, serta perbuatan melanggar hukum dan norma juga tidak diizinkan muncul di film kategori ini.

2. Film 13 tahun keatas

Sebuah film dikatakan memenuhi syarat untuk masuk pada kategori ini jika ia mengandung nilai pendidikan, budi pekerti, dan mendorong rasa ingin tahu yang positif. Selain itu, tema, judul, dan aspek lainnya harus sesuai dengan masa-masa peralihan anak-anak menuju remaja. Film yang bersangkutan pun tidak dibenarkan untuk menampilkan pergaulan bebas antar manusia serta adegan-adegan berbahaya lainnya.

3. Film 17 tahun keatas

Sama halnya dengan film 13+ dimana film ini juga harus mengandung nilai positif baik mengenai nilai pendidikan, budi pekerti dan harus memiliki isi dan pesan sesuai dengan usia tersebut. Penyajian yang berkaitan dengan seksualitas hingga kekerasan harus mengandung hal edukatif yang proposional dengan tidak menampilkan adegan – adegan kekerasan yang berlebihan.

4. Film untuk dewasa

Banyak hal yang dikaitkan dengan film ini yang hanya dikhususkan untuk orang yang dewasa. Pemilihan tema mengenai

(22)

permasalahan yang terjadi pada keluarga sering kali menjadi tontonan pada film dewasa, tidak hanya mengenai kekerasan dan sadisme tetapi adegan visual dan dialog tentang sex juga dapat ditampilkan tetapi tidak berlebihan.

2.8. Tinjauan Tentang Film Animasi

Animasi sendiri merupakan sebuah gambar dengan gerakan – gerakan tertentu. Film animasi yang menggambarkan manusia, flora atau fauna memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan menggunakan gambar statis atau teks dimana kemampuan dengan menggunakan gambar makhluk hidup sangat membantu dalam memperjelas urutan prosedur serta urutan pada kejadian.

Beberapa fitur utama animasi dalam keberhasilan pembuatan film perlu sekali diketahui untuk menghasilkan film animasi dengan kualitas yang tinggi yaitu gambar animasi yang dibuat memiliki unsur yang menggambarkan suatu pergerakan dan dalam penerapannya objek – objek pendukung yang dibuat juga mempengaruhi kualitas dalam film. Film animasi mampu memikat penonton dari cerita yang memuat kisah – kisah yang ringan, menghibur serta mendidik. Film animasi juga dapat membantu anak dalam memperkaya kompetensi dan pengalaman dalam berbagai materi ajar dengan menampilkan hal yang tidak rumit.

Pembuatan gambar animasi memang membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan pembuatan gambar dalam bentuk statis atau teks.

Namun sekarang ini banyak sekali fitur – fitur pendukung dalam

(23)

memudahkan pembuatan animasi yaitu seperti adobe flash, adobe director, 3D studio MX, swift 3D dan masih banyak lainnya.

2.9. Tinjauan Tentang Film Animasi Nussa dan Rara

Menurut akun resmi Nussa Official, film animasi Nussa dan Rara diterbitkan karena dirasa adanya kekhawatiran keluarga mengenai tontonan anak yang sekarang ini jarang sekali menayangkan kebaikan terutama mengenai kaidah – kaidah yang terdapat dalam islam. Gagasan film animasi Nussa dan Rara dicetuskan oleh Mario Irwinsyah yang kemudian diciptakan dalam penayangan dengan adanya kolaborasi daru rumah animasi The Little Gianz dengan 4 Stripe Production. Serial animasi dari CEO Aditya Triantoro ini juga banyak didukung oleh tokoh publik dan artis Indonesia. Studio Little Giantz memberi nama kedua tokoh kakak beradik ini dengan Nussa dan Rara, diungkap pemberian nama ini memiliki arti menjadi sebuah kesatuan. Nussa sebagai kakak, kucing peliharaannya yang diberi nama Anta, dan adiknya yang diberi nama Rara. Jika digabung menjadi kesatuan yaitu ‘Nusantara’

kreator sendiri memberi nama tokohnya seperti ini agar memberi tanda bahwa animasi ini adalah animasi dan hasil karya anak bangsa.

Gambar 2.1 Logo Nussa Official Sumber: https://www.nussaofficial.com/

(24)

Animasi ini menggambarkan cerita keseharian Nussa sebagai kakak dan Rara sebagai adiknya. Tokoh Nussa dan Rara kurang lebih bercerita tentang bagaimana menyikapi hal – hal yang terjadi dalam kehidupan sehari – hari dengan tetap berfikir postif, bersikap baik dan selalu mensyukuri segala hal yang mereka alami. Pesan – pesan yang sesuai dengan nilai agama dimunculkan dalam film ini juga dimunculkan dengan cara yang ringan dan persuasif dan informatif agar dengan mudah dapat diterima oleh berbagai kalangan.

2.10. Fokus Penelitian

Fokus penelitian kualitatif bersifat holistic (utuh), yang artinya menyeluruh dan tidak dapat dipisahkan sehingga penelitian kualitatif berdasarkan keseluruhan situasi sosial yang diteliti yaitu aspek tempat pelaku, dan aktivitas yang berinteraksi secara sinergis (Sugiono, 2019). Pada penelitian mengenai film animasi Nussa dan Rara, hal yang difokuskan yaitu pada bagaimana peneliti memahami dan dapat mengambil kesimpulan mengenai nilai – nilai agama dan akhlak yang terkandung dalam film Nussa dan Rara episode “Merdeka”. Nilai agama dan akhlak yang ada didalam serial ini juga tidak terlepas dari muatan agama yang dimaksudkan untuk sarana dakwah dalam menyampaikan pesan moral yang diajarkan agama islam.

2.11. Penelitian Terdahulu

Setelah melakukan penelusuran terhadap berbagai literatur dan karya ilmiah peneliti menemukan ada beberapa karya yang membahas persoalan ini yaitu sebagai berikut:

(25)

1. Moch. Eko Ikhwantoro, Abd. Jalil, Ach. Faisol, “Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Film Animasi Nussa dan Rara Karya Aditya Triantoro”, dalam Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 4, No. 2, (2019).

Dalam jurnal ini membahas tentang nilai pendidikan Islam yang terdapat dalam film animasi Nussa dan Rara yaitu nilai pendidikan aqidah, nilai pendidikan ibadah dan nilai pendidikan akhlak. Penelitian ini sama-sama membahas tentang film animasi Nussa dan Rara, yang menjadi perbedaan skripsi penulis dengan jurnal Moch. Eko Ikhwantoro terletak pada fokus penelitiannya. Penelitian Moch. Eko Ikhwantoro fokus pada nilai-nilai pendidikan Islam pada film animasi Nussa dan Rara dan relevansinya dengan pendidikan Islam, sedangkan penelitian peneliti fokus kepada nilai agama dan akhlak.

2. Diah Novita Fardani dan Yorita Febri Lismanda, “NilaiNilai Pendidikan Karakter untuk Anak Usia Dini dalam Film Nussa”, dalam Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Vol. 1, No. 2, (2019).

Dalam jurnal ini membahas tentang nilai-nilai pendidikan karakter yaitu kerja keras, mandiri, religius, bersahabat, jujur, peduli sosial, kreatif dan tanggung jawab. Perbedaannya terletak pada tujuan penelitiannya, jurnal Diah bertujuan penerapan nilai-nilai pendidikan karakter untuk anak usia dini sementara penelitian penulis bukan terfokus pada anak usia dini saja, melainkan secara umum meskipun secara khusus untuk anak-anak, penelitian penulis bertujuan untuk mengetahui nilai agama dan akhlak film animasi Nussa dan Rara beserta tafsirnya.

(26)

3. Ade Ratna Sari Hutasuhut dan Yaswinda, “Analisis Pengaruh Film Nussa dan Rara terhadap Empati terhadap Anak Usia Dini di Kota Padang”, dalam Jurnal Pendidikan Tambusai, Vol. 4, No. 2, (2019).

Dalam jurnal ini membahas nilai empati dalam film animasi Nussa dan Rara yang sesuai dengan perkembangan anak. Perbedaanya terletak pada tujuan penelitian, jurnal Ade Ratna sari Hutasuhut meneliti untuk mengetahui nilai empati dari film animasi Nussa dan Rara terhadap anak usia dini di kota Padang, sementara penelitian penulis mengkaji untuk mengetahui kepada nilai agama dan akhlak agar dapat menjadi media pembelajaran pada anak-anak.

Gambar

Gambar 2.1 Logo Nussa Official   Sumber: https://www.nussaofficial.com/

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis validasi ahli materi pada Tabel 2 bahwa media audiovisual berbasis macromedia flash pada sub materi reproduksi bakteri dinyatakan valid dan layak untuk

Anadara granosa yang sering disebut kerang darah karena adanya warna merah kecoklatan dari daging anadara. Warna ini terjadi karena adanya haemoglobia dalam darah. Penelitian

Terdapat hubungan yang bermakna antara peningkatan jumlah leukosit dengan apendisitis akut perforasi di RSU Provinsi NTB pada tahun 2012-2013, akan tetapi

kondisi terbaik hidrolisis enzim yaitu pada konsentrasi enzim selulase 5% v/v selama 12 jam pada hidrolisat asam sulfat 1% v/v selama 60 menit dengan kadar

Bagi warga jemaat / pasangan yang berencana akan melangsungkan perkawinan di 6 bulan kedepan, diharapkan dapat mengikuti katekisasi PRA PERKAWINAN, yang akan dilaksanakan selama

Menurut Munawir (2010:5) (dalam Wau, 2017:64), profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama perode tertentu dimana profitabilitas suatu

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kesesuaian materi dan soal dalam Lembar Kerja Siswa MGMP matematika Kabupaten Pati kelas IX SMP semester gasal

[r]