• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PER KAPITA, TINGKAT PENDIDIKAN, JUMLAH PENDUDUK USIA PRODUKTIF DAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA TERHADAP KEMISKINAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PER KAPITA, TINGKAT PENDIDIKAN, JUMLAH PENDUDUK USIA PRODUKTIF DAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA TERHADAP KEMISKINAN"

Copied!
167
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PER KAPITA, TINGKAT PENDIDIKAN, JUMLAH PENDUDUK USIA PRODUKTIF DAN INDEKS

PEMBANGUNAN MANUSIA TERHADAP KEMISKINAN (Studi Kasus pada Provinsi di Indonesia Periode 2015 – 2019)

Oleh:

Rifki Alif Al Habib 11170840000067

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2022

(2)

ii

ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PER KAPITA, TINGKAT PENDIDIKAN, JUMLAH PENDUDUK USIA PRODUKTIF DAN INDEKS

PEMBANGUNAN MANUSIA TERHADAP KEMISKINAN (Studi Kasus pada Provinsi di Indonesia Periode 2015 – 2019)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Rifki Alif Al Habib NIM: 11170840000067

Di Bawah Bimbingan

Najwa Khairina, S.E., M.A.

NIP. 198711132018012001

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1443 H/2022 M

(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Senin, 24 Mei 2021 telah dilaksanakan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Rifki Alif Al Habib 2. NIM : 11170840000067 3. Jurusan : Ekonomi Pembangunan

4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Pendapatan Per Kapita, Tingkat Pendidikan, Jumlah Penduduk Usia Produktif dan Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Kemiskinan (Studi Kasus pada Provinsi di Indonesia Periode 2015 – 2019) Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 24 Mei 2021

1. Djaka Badranaya, S.Ag., M.E. (_______________________)

NIP. 197705302007011008 Penguji I

2. Dr. Sofyan Rizal, M.Si. (_______________________)

NIP. 197604302011011002 Penguji II

(4)

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

1. Nama : Rifki Alif Al Habib 2. NIM : 11170840000067 3. Jurusan : Ekonomi Pembangunan 4. Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 9 Februari 2022 Yang Menyatakan

Rifki Alif Al Habib

(5)

v

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Hari, Tanggal, Tahun telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1. Nama : Rifki Alif Al Habib 2. NIM : 11170840000067 3. Jurusan : Ekonomi Pembangunan

4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Pendapatan Per Kapita, Tingkat Pendidikan, Jumlah Penduduk Usia Produktif dan Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Kemiskinan (Studi Kasus pada Provinsi di Indonesia Periode 2015-2019) Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 26 Januari 2022

1. Dr. Muhammad Hartana Iswandi Putra, M.Si (_____________________)

NIP. 196806052008011023 Ketua

2. Najwa Khairina, S.E., M.A. (_____________________)

NIP. 198711132018012001 Pembimbing

3. Dr. Sofyan Rizal, M.Si. (_____________________)

NIP. 197604302011011002 Penguji Ahli

(6)

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI

Nama : Rifki Alif Al Habib

Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 7 September 1999 Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Jl. HR. Rasuna Said No. 26 Kel. Cipete, Kec. Pinang, Kota Tangerang

Email : rifkialifalhabib@gmail.com

II. PENDIDIKAN FORMAL

2005 – 2011 SD Negeri Panunggangan 5 2011 – 2014 SMP Negeri 3 Kota Tangerang 2014 – 2017 SMA Negeri 3 Kota Tangerang 2017 – 2021 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

III. PENGALAMAN ORGANISASI

2015 – sekarang Anggota Purna Paskibraka Indonesia

2016 – 2017 Ketua Paskibra SMA Negeri 3 Kota Tangerang

2018 – 2019 Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan

2019 – 2020 Anggota Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis

2020 Ketua KKN 113 Pelaju UIN Jakarta

(7)

vii ABSTRACT

This study was conducted to analyze the effect of per capita income, education level, number of working age population and human development index on poverty. The samples were taken using purposive sampling method. This study uses panel data which was analyzed using the e-views 10 program and also Microsoft Excel. The sample used in this study was 34 provinces. The time span of the sample used in this study was 5 years with the period 2015 – 2019. The data used was secondary data. The results of this study indicate that partially each of the per capita income, education level, number of working age population and human development index has a negative and significant effect on the poverty.

Likewise, the results simultaneously show that per capita income, education level, number of working age population and human development index together have a negative and significant effect on poverty.

Keywords: Per Capita Income, Education Level, Number of Working Age Population, Human Development Index, Poverty

(8)

viii ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh antara pendapatan per kapita, tingkat pendidikan, jumlah penduduk usia produktif dan indeks pembangunan manusia terhadap kemiskinan. Adapun sampel yang diambil menggunakan metode purposive sampling. Penelitian ini menggunakan data panel yang dianalisis dengan menggunakan program e-views 10 dan juga Microsoft Excel.

Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 34 provinsi. Rentang waktu sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 5 tahun dengan periode 2015 – 2019. Data yang digunakan menggunakan data sekunder. Adapun hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial masing-masing dari pendapatan per kapita, tingkat pendidikan, jumlah penduduk usia produktif dan indeks pembangunan manusia berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kemiskinan.

Demikian juga dari hasil secara simultan didapatkan bahwa pendapatan per kapita, tingkat pendidikan, jumlah penduduk usia produktif dan indeks pembangunan manusia secara bersama-sama berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kemiskinan.

Kata Kunci: Pendapatan Per Kapita, Tingkat Pendidikan, Jumlah Penduduk Usia Produktif, Indeks Pembangunan Manusia, Kemiskinan

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Analisis Pengaruh Pendapatan Per Kapita, Tingkat Pendidikan, Jumlah Penduduk Usia Produktif dan Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Kemiskinan (Studi Kasus Persoalan Stunting pada Provinsi di Indonesia Periode 2015 – 2019)” tepat pada waktu yang telah ditentukan. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW berserta keluarga, sahabat, dan umatnya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini merupakan hasil kerja keras yang banyak memperoleh arahan, bantuan, bimbingan, dan dukungan serta doa restu dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini dengan penuh keikhlasan, ketulusan, dan kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Nenek penulis, Mbah Uti Suirah yang tiada hentinya memberikan bantuan baik moril maupun materil. Terima kasih atas doa dan semangat yang selalu diberikan, terima kasih telah terus-menerus mengingatkan penulis untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Walaupun banyak jalan terjal yang dilalui penulis, Mbah Uti selalu menguatkan pada setiap langkahnya.

Terima kasih sebanyak-banyaknya karena tanpa Mbah Uti, penulis tidak akan berada di posisi saat ini.

2. Kedua orang tua penulis, Abi Ali Ahmad Rivai dan Umi Heriyanti Utami yang telah mendidik penulis hingga saat ini. Terima kasih sudah selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk penulis. Terima kasih atas kasih sayang yang telah diberikan, terlepas dari berbagai situasi dan kondisi sulit yang dialami, kalian tetap berusaha yang terbaik. Dan juga kepada adik penulis, Akhdan Arkan Al Fawwas yang juga selalu ada ketika dibutuhkan, yang selalu siap ketika diperlukan. Terima kasih karena sudah banyak

(10)

x

memberikan bantuan kepada penulis dalam bentuk apapun. InsyaAllah Akhdan akan menempati posisi ini dalam beberapa tahun ke depan.

3. Seluruh keluarga penulis, terima kasih telah memberikan doa dan semangat dalam penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Najwa Khairina, S.E., M.A. selaku dosen pembimbing skripsi, terima kasih telah berkenan meluangkan waktu untuk membimbing penulisan skripsi ini dengan arahan dan kesabarannya. Terima kasih telah memberikan banyak bantuan dan arahan di dalam penulisan yang memiliki berbagai lika- liku ini. Terima kasih telah memahami kendala yang dialami penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Dr. Pheni Chalid, M.A. selaku dosen pembimbing akademik, terima kasih telah memberikan motivasi dan bimbingan selama penulis menjadi mahasiswa.

6. Bapak Dr. Muhammad Hartana Iswandi Putra, M.Si. selaku Ketua Jurusan dan Ibu Dr. Fitri Amalia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terima kasih telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

7. Segenap dosen pengajar Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terima kasih atas semua ilmu pengetahuan, budi pekerti, dan nilai kehidupan yang telah Bapak/Ibu berikan.

8. Segenap teman-teman penulis sejak SMA, kepada Tiara Alya Mulyana, A.

Andhika Wirapradana, Fitri Handayani, Hana Septiani, Syahrul Ramadhan, Sugeng Priyanto, I Putu Aditya dan M. Rijlan Kholapa serta teman-teman penulis yang tidak dapat disebutkan satu per satu namanya. Terima kasih telah banyak membantu penulis, memberikan semangat serta menjadi tempat stress relief bagi penulis, walaupun pada akhirnya menjadi stres bersama. See you on top, guys!

9. Segenap teman-teman Paskibra SMA Negeri 3 Kota Tangerang, kepada Bang Munawir, Bang Radika Akbar, Zidan Hafizh, Salsa Abdiliah, Devia

(11)

xi

Nala Assyifa serta seluruh keluarga Paskibra SMA Negeri 3 Kota Tangerang yang tidak dapat disebutkan satu per satu namanya yang selalu ada mengulurkan tangan ketika penulis menemui berbagai kesulitan baik ketika masa perkuliahan maupun di luar itu. Terima kasih telah menjadi keluarga kedua bagi penulis.

10. Teman terbaik yang pernah dan akan selalu dimiliki penulis, Zahrotu Diniyah yang selalu ada bagi penulis baik dalam penyusunan skripsi ini maupun di luarnya, yang selalu ada baik suka maupun duka. Terima kasih karena selalu memberikan semangat dan motivasi yang tiada hentinya.

Terima kasih karena tidak pernah menyerah, karena selalu kuat dalam menguatkan. Terima kasih sudah memberikan banyak bantuan dalam segala hal. Dan terima kasih karena sudah memprioritaskan, Laugh!

Jakarta, 9 Februari 2022 Penulis,

Rifki Alif Al Habib

(12)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v

ABSTRACT ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II ... 10

TINJAUAN PUSTAKA ... 10

A. Teori-teori Terkait dengan Penelitian ... 10

1. Pendapatan Per Kapita ... 10

2. Tingkat Pendidikan ... 13

3. Penduduk ... 16

(13)

xiii

4. Indeks Pembangunan Manusia ... 18

5. Kemiskinan ... 20

B. Penelitian Terdahulu ... 25

C. Kerangka Pemikiran ... 36

D. Hipotesis ... 37

BAB III ... 38

METODOLOGI PENELITIAN ... 38

A. Populasi dan Sampel ... 38

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 41

C. Data dan Sumber Data ... 41

D. Metode Pengumpulan Data ... 42

E. Metode Analisis Data ... 43

1. Penentuan Model Estimasi ... 46

2. Penentuan Metode Regresi Data Panel ... 48

3. Uji Asumsi Klasik ... 50

4. Uji Hipotesis ... 55

5. Operasional Variabel Penelitian ... 57

BAB IV ... 61

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61

A. Gambaran Umum Objek Penelitian... 61

1. Gambaran Umum Provinsi-provinsi di Indonesia ... 61

2. Gambaran Pendapatan Per Kapita di Indonesia ... 74

3. Gambaran Tingkat Pendidikan di Indonesia ... 81

4. Gambaran Jumlah Penduduk Usia Produktif di Indonesia ... 86

5. Gambaran Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia ... 92

6. Gambaran Kemiskinan di Indonesia ... 96

B. Temuan Hasil Penelitian ... 102

(14)

xiv

1. Uji Statistik Deskriptif ... 103

2. Estimasi Model Regresi Data Panel ... 104

3. Penentuan Metode Regresi Data Panel ... 105

4. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 106

5. Uji Hipotesis ... 111

6. Pembahasan ... 116

BAB V ... 126

SIMPULAN DAN SARAN ... 126

A. Simpulan ... 126

B. Saran ... 127

DAFTAR PUSTAKA ... 128

LAMPIRAN ... 132

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 25

Tabel 3.1 Daftar Provinsi di Indonesia ... 39

Tabel 3.2 Pengambilan Keputusan Uji Durbin-Watson ... 54

Tabel 3.3 Operasional Variabel Penelitian ... 57

Tabel 4.1 Pendapatan Per Kapita Tiap Provinsi (dalam Rupiah) ... 76

Tabel 4.2 Angka Partisipasi Murni Tingkat SMA/K (Dalam Persentase) .... 84

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Usia Produktif ... 87

Tabel 4.4 Indeks Pembangunan Manusia ... 94

Tabel 4.5 Jumlah Penduduk Miskin Menurut Provinsi ... 97

Tabel 4.6 Statistik Deskriptif ... 103

Tabel 4.7 Fixed Effect Model (FEM) ... 104

Tabel 4.8 Uji Chow ... 105

Tabel 4.9 Uji Hausman ... 105

Tabel 4.10 Uji Multikolinearitas ... 108

Tabel 4.11 Uji Heteroskedastisitas ... 109

Tabel 4.12 Uji Autokorelasi ... 110

Tabel 4.13 Pengambilan Keputusan Uji Durbin-Watson ... 111

Tabel 4.14 Hasil Regresi Metode Fixed Effect... 112

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2015-2019 ... 2

Gambar 1.2 Garis Kemiskinan Indonesia 2015-2019 ... 4

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 36

Gambar 4.1 Peta Provinsi di Indonesia ... 62

Gambar 4.2 PDB Per Kapita 2015 – 2019 (dalam juta Rupiah) ... 75

Gambar 4.3 Persentase Angka Partisipasi Murni Pendidikan Tahun 2016 – 2019 ... 86

Gambar 4.4 Jumlah Penduduk Indonesia Menurut Jenis Kelamin 2015 - 2019 ... 87

Gambar 4.5 Garis Kemiskinan Indonesia 2015 - 2019 ... 97

Gambar 4.6 Uji Normalitas ... 107

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Provinsi-provinsi di Indonesia ... 132

Lampiran 2 Pendapatan Per Kapita Tiap Provinsi di Indonesia (Dalam Rupiah) ... 133

Lampiran 3 Angka Partisipasi Murni Tingkat SMA/K (Dalam Persentase) ... 134

Lampiran 4 Angka Partisipasi Murni (APM) Pendidikan Menurut Provinsi Tahun 2015 ... 136

Lampiran 5 Angka Partisipasi Murni (APM) Pendidikan Menurut Provinsi Tahun 2016 ... 137

Lampiran 6 Angka Partisipasi Murni (APM) Pendidikan Menurut Provinsi Tahun 2017 ... 138

Lampiran 7 Angka Partisipasi Murni (APM) Pendidikan Menurut Provinsi Tahun 2018 ... 140

Lampiran 8 Angka Partisipasi Murni (APM) Pendidikan Menurut Provinsi Tahun 2019 ... 141

Lampiran 9 Jumlah Penduduk Usia Produktif Tiap Provinsi ... 143

Lampiran 10 Indeks Pembangunan Manusia Tiap Provinsi ... 144

Lampiran 11 Jumlah Penduduk Miskin Menurut Provinsi ... 145

Lampiran 12 Output Hasil Statistik Deskriptif... 146

Lampiran 13 Output Common Effect Model ... 146

Lampiran 14 Output Fixed Effect Model ... 146

Lampiran 15 Output Random Effect Model... 147

Lampiran 16 Output Chow Test ... 148

Lampiran 17 Output Hausman Test ... 148

Lampiran 18 Uji Normalitas ... 149

Lampiran 19 Uji Multikolinearitas ... 149

Lampiran 20 Output Glejser Test ... 149

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi perekonomian suatu negara dalam kurun waktu tertentu adalah data produk domestik bruto (PDB), baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDB pada dasarnya adalah jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh semua unit bisnis di negara tertentu, atau nilai total barang dan jasa akhir yang diproduksi oleh semua unit ekonomi.

Pada tahun 2019, produk domestik bruto (PDB) perekonomian Indonesia atas dasar harga berlaku mencapai 15.833,9 triliun rupiah, dan PDB per kapita mencapai 59,1 juta rupiah atau 4.174,9 dolar AS.

Perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,02% pada 2019, turun dari capaian 2018 sebesar 5,17%. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain kondisi ekonomi global dan fluktuasi harga komoditas.

Pada tahun 2019, struktur spasial perekonomian Indonesia didominasi oleh Pulau Jawa dan Sumatera. Jawa menyumbang PDB terbesar dengan 59%, diikuti oleh Sumatera dengan 21,32% dan Kalimantan dengan 8,05%.

(19)

2 Sumber: Badan Pusat Statistik

Pembangunan nasional ditujukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi kemudian penguatan untuk meningkatkan taraf hidup dan kerukunan seluruh masyarakat (Syahputra, 2017). Sebagai bagian dari upaya mencapai pembangunan ekonomi, pemerintah Indonesia meningkatkan perekonomian di tingkat daerah. Dalam melaksanakan pembangunan ekonomi daerah, pemerintah merumuskan rencana yang membahas topik pembangunan daerah. Rencana tersebut tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) atau Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), dan untuk negara dikenal dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) atau Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD). Fokus pembangunan ekonomi daerah, masalah yang timbul di daerah dan cara mengatasi masalah tersebut dijabarkan dalam rencana jangka menengah untuk lima tahun ke depan dan rencana jangka panjang untuk dua puluh tahun ke depan. Tujuan RPJMN/D adalah mewujudkan daerah yang mandiri dan berkembang melalui sumber daya alam yang dimiliki di berbagai

6 5,5 5 4,5 4 3,5 3 2,5

4,88 5,03 5,07 5,17 5,02

2015 2016 2017 2018 2019

Gambar 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2015-2019

(20)

3

daerah. salah satu prioritas utama dalam rencana daerah atau masalah nasional adalah kemiskinan.

Handalani (2019), menunjukkan bahwa kemiskinan di Indonesia memiliki sejarah yang panjang. Pemerintah telah melakukan pengentasan kemiskinan dengan berbagai cara. Dalam perjalanan pengentasan kemiskinan di Indonesia, tidak hanya perlu mendobrak strategi dan peraturan kementerian dan lembaga, belum lagi pembentukan badan khusus untuk Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).

Menurut TNP2K (Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, 2016), upaya penanggulangan kemiskinan terhenti karena ketegangan keuangan di Asia pada 1997-1998.

Menurut Badan Pusat Statistik (2019), masalah kemiskinan di Indonesia telah dikonfirmasi, dengan 25.144.720 orang di Indonesia per Maret 2019, masyarakat Indonesia masih dalam kemiskinan, sedangkan angka kemiskinan per Maret 2019 adalah 9,14%. Jumlah penduduk miskin terbesar berada di pedesaan. Pada tahun 2019, penduduk miskin pedesaan sebanyak 15.149.920 juta jiwa dengan tingkat kemiskinan 12,85%, penduduk miskin perkotaan sebesar 9.994.800 juta jiwa dengan tingkat kemiskinan 6,69%. Pada Maret 2018, penduduk miskin sebanyak 25.949.800 juta jiwa, dengan angka kemiskinan 9,82%, turun dari tahun sebelumnya. Per Maret 2018, perdesaan dan perkotaan masing-masing 13,20% dan 7,02% di pedesaan dan perkotaan (BPS, 2018).

(21)

4 Sumber: Badan Pusat Statistik

Jika dikaitkan dengan kesejahteraan, terdapat korelasi positif antara kesejahteraan dengan tingkat pendapatan yang diperoleh masyarakat.

Pendapatan memungkinkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup, terutama kebutuhan pokok. Pendapatan masyarakat di suatu daerah dapat diukur dengan pendapatan perkapita (Todaro & Smith, 2007). Pendapatan per kapita sendiri merupakan pendapatan rata-rata penduduk suatu daerah pada suatu periode tertentu, yang dihitung dengan membagi pendapatan pada suatu periode tertentu dengan jumlah penduduk wilayah tersebut (Sukirno, 2008). Pendapatan per kapita suatu daerah biasanya digambarkan dengan PDRB per kapita. Pendapatan per kapita erat kaitannya dengan tingkat kesejahteraan, karena pendapatan yang lebih tinggi mempengaruhi kualitas hidup masyarakat itu sendiri.

Salah satu akar penyebab kemiskinan adalah kurangnya sumber daya manusia yang berkualitas. Pemerintah terus membangun kebijakan untuk menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Hal ini dapat dicapai dengan membuat pendidikan mudah diakses oleh semua

450.000 400.000 350.000 300.000 250.000 200.000 150.000

387.160 401.220 425.250 344.809 361.990

2015 2016 2017 2018 2019

Gambar 1.2 Garis Kemiskinan Indonesia 2015-2019

(22)

5

orang. Pendidikan itu penting dalam pembangunan. Semakin tinggi tingkat pendidikan di suatu daerah, maka semakin tinggi pula kualitas sumber daya manusia di daerah tersebut. Pendidikan tidak hanya intelektual, tetapi juga meningkatkan peluang kehidupan yang lebih baik. Tingkat pendidikan berkorelasi positif dengan produktivitas penduduk, sehingga pendapatan juga meningkat, yang pada gilirannya dapat mengurangi tingkat kemiskinan di wilayah tersebut.

Selain itu, jumlah penduduk merupakan salah satu indikator utama suatu negara. Para ekonom klasik yang dipelopori oleh Adam Smith bahkan menganggap populasi sebagai input potensial yang dapat digunakan sebagai faktor produksi untuk meningkatkan output suatu perusahaan.

Semakin besar jumlah penduduk, semakin banyak tenaga kerja yang tersedia. Di sisi lain, para ekonom seperti Robert Malthus berhipotesis bahwa pada kondisi awal, penduduk memang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tetapi dalam kondisi optimal, pertumbuhan penduduk tidak meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan justru menurunkannya. Menurut teori Harold-Dormer, modal manusia merupakan faktor yang mempengaruhi proses pertumbuhan ekonomi dari dalam, dan bersifat endogen. Hubungan antara teori Harrod-Domar dan kemiskinan menjelaskan bahwa peningkatan modal dan tenaga kerja bersama akan menghasilkan produksi dan pendapatan nasional.

Peningkatan kapasitas produktif dan pendapatan nasional ditentukan oleh peningkatan belanja publik. Pada tahap selanjutnya, jika distribusi

(23)

6

pendapatan baik maka pendapatan perkapita masyarakat akan meningkat sehingga mengurangi kemiskinan (Arsyad, 2010).

Sebagai salah satu indikator penting pembangunan, Indeks Pembangunan Manusia telah menjadi standar untuk mengukur kualitas pembangunan manusia di suatu negara atau wilayah. Thembry O. M.

Palenewen, Een N. Walewangko, (2018) menyatakan bahwa Indeks Pembangunan Manusia menjelaskan bagaimana masyarakat mencapai hasil pembangunan yang mengarah pada pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan lainnya. Modal manusia memberikan kesempatan kerja kepada masyarakat melalui pendidikan dan kesehatan yang baik, dan secara tidak langsung memberikan pendapatan kepada masyarakat, sehingga membantu masyarakat keluar dari kemiskinan dan kerentanan.

Pengembangan sumber daya manusia dapat dicapai dengan meningkatkan investasi pada manusia. Pembangunan manusia di Indonesia ditandai dengan pengentasan kemiskinan (Lutfi et al., 2016).

Berdasarkan dari hasil penelitian di atas menunjukan terdapat pengaruh yang mungkin terjadi antara pendapatan, pendidikan, jumlah penduduk dan Indeks Pembangunan Manusia terhadap kemiskinan, maka dari itu peneliti ingin membuktikan kebenarannya. Subjek penelitian ini adalah Provinsi-provinsi yang ada di Indonesia. Adapun tahun penelitian adalah periode tahun 2015 – 2019 dengan pertimbangan bahwa periode tersebut merupakan periode yang paling dekat dengan saat ini. Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti Pendapatan Per Kapita, Tingkat Pendidikan,

(24)

7

Jumlah Penduduk Usia Produktif, dan Indeks Pembangunan Manusia serta Kemiskinan. Dengan demikian judul penelitian ini adalah “Analisis Pengaruh Pendapatan Per Kapita, Tingkat Pendidikan, Jumlah Penduduk Usia Produktif dan Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Kemiskinan (Studi Kasus pada Provinsi di Indonesia Periode 2015 – 2019)”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan, maka dapat disimpulkan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh dari Pendapatan Per Kapita terhadap Kemiskinan di Indonesia?

2. Bagaimana pengaruh dari Tingkat Pendidikan terhadap Kemiskinan di Indonesia?

3. Bagaimana pengaruh Jumlah Penduduk Usia Produktif terhadap Kemiskinan di Indonesia?

4. Bagaimana pengaruh Indeks Pembangunan Manusia terhadap Kemiskinan di Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang sudah dijelaskan, maka dapat disimpulkan beberapa tujuan penelitian sebagai berikut:

(25)

8

1. Mengetahui pengaruh dari Pendapatan Per Kapita terhadap Kemiskinan di Indonesia.

2. Mengetahui pengaruh dari Tingkat Pendidikan terhadap Kemiskinan di Indonesia.

3. Mengetahui pengaruh dari Jumlah Penduduk Usia Produktif terhadap Kemiskinan di Indonesia.

4. Mengetahui pengaruh dari Indeks Pembangunan Manusia terhadap Kemiskinan di Indonesia.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan di bidang ekonomi maupun kesehatan, khususnya dalam kebijakan pemerintah di bidang pendapatan, pendidikan, kesehatan dan Indeks Pembangunan Manusia dalam pengaruhnya terhadap kemiskinan masyarakat.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan informasi terkait dampak yang ditimbulkan dengan adanya pendapatan per kapita, pendidikan, jumlah penduduk usia produktif dan Indeks Pembangunan Manusia yang baik terhadap kemiskinan masyarakat khususnya di Provinsi yang ada di Indonesia. Penelitian ini juga dapat diharapkan menjadi acuan bagi pemangku kebijakan tentang

(26)

9

bagaimana memaksimalkan adanya pendapatan per kapita, pendidikan, jumlah penduduk usia produktif dan Indeks Pembangunan Manusia yang baik dalam menekan angka kemiskinan khususnya di provinsi yang ada di Indonesia.

(27)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori-teori Terkait dengan Penelitian 1. Pendapatan Per Kapita

Aspek ekonomi sangat penting di suatu negara. Ekonomi biasanya menjadi fokus utama pemerintahan di setiap negara. Pasalnya, aspek ekonomi ini juga menjadi indikator utama kesejahteraan rakyat. Tentunya kesejahteraan rakyat menjadi salah satu tujuan utama mewujudkan kepentingan nasional.

Pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan yang menyebabkan adanya peningkatan jumlah produksi barang dan jasa di suatu negara. Biasanya makna pertumbuhan itu sendiri merupakan ungkapan yang menggambarkan tingkat perkembangan. Dari sini juga dapat dipahami bahwa pertumbuhan ekonomi digunakan untuk mengukur capaian pembangunan ekonomi. Perkembangan tersebut terlihat dari pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) suatu negara. Pengertian PDB sendiri adalah jumlah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh masyarakat dalam suatu negara selama satu tahun, termasuk pula yang dihasilkan warga negara asing yang berada di wilayah negara tersebut. Karenanya, pertumbuhan ekonomi dapat pula diartikan sebagai keadaan perekonomian yang menunjukkan adanya kenaikan PDB suatu negara bila dibanding dengan tahun sebelumnya. Sementara Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai tambah bruto yang timbul dari seluruh sektor

(28)

11

perekonomian di daerah tersebut. Menghitung PDRB bertujuan untuk membantu membuat kebijakan daerah atau perencanaan, evaluasi hasil pembangunan, memberikan informasi yang dapat menggambarkan kinerja perekonomian daerah.

Sementara pendapatan nasional dibagi dengan total penduduk disebut pendapatan per kapita. Oleh karena itu, pendapatan per kapita adalah pendapatan rata-rata semua penduduk di suatu negara. Sedangkan definisi pendapatan per kapita biasanya merupakan parameter yang berkaitan dengan kesejahteraan dan kemakmuran suatu negara, karena nilainya diperoleh dari pendapatan rata-rata penduduk negara tersebut.

Para ahli sejak lama percaya bahwa pertumbuhan ekonomi dapat menjadi salah satu indikator dasar kesehatan ekonomi (Yaya et al., 2020).

Hal ini terjadi pada tiap provinsi di Indonesia jika mengacu pada laporan BPS. Laju pertumbuhan ekonomi yang ada diukur dalam Produk Domestik Bruto (PDRB) yang dihasilkan dalam rentang waktu tertentu, biasanya tiga bulan sekali dengan rumus PDRB = konsumsi + investasi + belanja pemerintah + (ekspor-impor).

Menyandarkan ekonomi pada PDB telah lama menghasilkan kritik yang luas. Di balik tampilan luarnya yang amat netral, PDB adalah representasi dari sebuah model masyarakat tertentu dan karenanya dapat memengaruhi proses politik dan budaya, PDB mengendalikan kebijakan makro ekonomi pemerintah dan menentukan prioritas di bidang sosial.

Contoh sederhananya adalah laporan soal Indeks Tendensi Konsumen (ITK)

(29)

12

yang memang hanya berfokus pada masyarakat kelas menengah, yang membuat ITK terlihat tinggi.

Angka-angka yang muncul dalam rumus PDB seakan-akan menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia telah melakukan kesalahan yang sangat umum, Pemerintah Indonesia menggambarkan konsep pertumbuhan ekonomi sebagai keadaan perekonomian rakyat, bahkan keadaan kesejahteraan rakyat. Ketergantungan pada angka pertumbuhan ekonomi mengurangi kesempatan untuk mereview masalah ekonomi aktual yang dihadapi masyarakat. Angka pertumbuhan ekonomi yang tepat meninggalkan kesan yang buruk. Seorang ahli melihat pertumbuhan ekonomi yang bersandar pada kalkulasi angka PDB telah menciptakan ketimpangan yang luas pada berbagai aspek dalam masyarakat (Fioramonti, 2013).

Pertumbuhan ekonomi yang dirayakan, sejak awal memiliki celah masalah, dimana terlemparnya masyarakat miskin kebanyakan dari nikmat pertumbuhan ekonomi. Asumsi ini terlihat dari besarnya kenaikan konsumsi rumah tangga bukan karena pulihnya daya beli masyarakat namun justru dilatarbelakangi oleh kontribusi dari belanja pemerintah (government expenditure). Terbukti, realisasi belanja pemerintah naik pesat. Data yang juga relevan dengan asumsi adanya ketimpangan ini bisa dilihat dari bertahannya rata-rata rasio gini selama tujuh tahun terakhir meski pemerintah terus sesumbar soal bertumbuhnya ekonomi.

(30)

13

Dari sini bisa kita lihat bagaimana pertumbuhan ekonomi terus terjadi, ini dapat kurang lebih membuktikan bahwa kemungkinan besar terjadi kenaikan pada pendapatan per kapita setiap tahunnya. Terjadinya kenaikan secara terus-menerus ini apakah dapat serta merta menekan angka stunting? Atau apakah masih banyak adanya celah kecacatan di dalam penggunaan pertumbuhan ekonomi yang sangat berkaitan erat dengan pendapatan per kapita sebagai acuan pemerintah yang terus sesumbar akan

“pencapaiannya?”. Dengan penelitian ini kita akan buktikan bersama.

2. Tingkat Pendidikan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menetapkan bahwa pendidikan ditujukan untuk mengembangkan seluruh potensi peserta didik agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, moralitas, dan keterampilan bagi dirinya, masyarakat, negara dan bangsa diperlukan.

Pendidikan didefinisikan sebagai upaya sadar dan terencana untuk menciptakan iklim belajar dan proses pembelajaran yang memungkinkan peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan dan status. Tujuan pendidikan adalah melatih peserta didik agar menjadi manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Pendidikan yang ada di Indonesia, meliputi:

(31)

14

a. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri dari pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Tingkat pendidikan formal:

1) Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan dasar dari jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berupa Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau sederajat lainnya dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Ibtidaiyah (MTs) atau sederajat lainnya.

2) Pendidikan menengah merupakan lanjutan dari pendidikan dasar. Pendidikan menengah meliputi pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan.

Pendidikan menengah berupa Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Islam (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Sekolah Menengah Kejuruan (MAK) atau yang sederajat.

3) Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan yang mengikuti pendidikan menengah dan meliputi program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi. Perguruan tinggi dapat berbentuk akademisi, politeknik, sekolah menengah, lembaga penelitian atau universitas.

b. Pendidikan nonformal merupakan jalur pendidikan yang dapat terstruktur dan berlapis di samping pendidikan formal.

Pendidikan nonformal diperuntukkan bagi warga masyarakat yang membutuhkan layanan pendidikan yang merupakan alternatif, pelengkap, dan/atau pelengkap pendidikan formal untuk mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan tersebut meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan pemuda, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan literasi, dan lain-lain.

(32)

15

c. Pendidikan informal merupakan pendekatan pendidikan keluarga dan lingkungan dalam bentuk kegiatan belajar mandiri.

Setelah siswa lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan, nilai pendidikan formal diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal.

Tingkat pendidikan akan mempengaruhi tingkat konsumsi pangan masyarakat dalam memilih pangan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Orang dengan pendidikan tinggi cenderung memilih makanan dengan kuantitas dan kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang berpendidikan lebih rendah (Sulistiyoningsih, 2012).

Penghasilan keluarga yang mencukupi akan mendukung tumbuh kembang anak dan status gizi anak, karena orang tua dapat memenuhi segala kebutuhan anak (Ucu, 2017). Pendapatan keluarga yang tinggi dapat memenuhi kebutuhan pangan keluarga, sehingga gizi keluarga dapat tercukupi. Sebaliknya, jika pendapatan rendah akan mengakibatkan ketersediaan pangan bagi keluarga tidak mencukupi. Oleh karena itu, efisiensi pemenuhan gizi dalam keluarga tergolong rendah, dan berdampak pada pertumbuhan anak.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Intje Picauly dan Sarci Magdalena Toy (2013) menunjukkan bahwa anak dari keluarga berpenghasilan rendah memiliki kemungkinan 62,128 kali lebih besar mengalami stunting dibandingkan dengan keluarga berpenghasilan tinggi (Picauly & Toy, 2013).

(33)

16

Perubahan sikap dan perilaku sebagian besar dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dan penyerapan informasi akan semakin mudah (Wawan, A. & M., 2011) sehingga dapat diimplementasikan dalam perilaku dan gaya hidup. Menurut penelitian, (Kusmiyati et al., 2014) pendidikan dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang, semakin mudah informasi yang tersedia maka semakin baik pengetahuannya, tetapi orang yang berpendidikan rendah belum tentu memiliki tingkat pengetahuan yang rendah. Pengetahuan dapat diperoleh tidak hanya dari pendidikan formal, tetapi juga melalui pendidikan non-formal, seperti pengalaman pribadi, media lingkungan dan pendidikan kesehatan.

3. Penduduk

Penduduk adalah seseorang yang telah tinggal di suatu daerah selama 6 bulan atau lebih, termasuk mereka yang telah tinggal kurang dari 6 bulan tetapi memiliki tujuan untuk tinggal di daerah tersebut. Laju pertumbuhan penduduk adalah persentase pertumbuhan penduduk yang dinyatakan selama periode waktu tertentu. Kepadatan penduduk adalah rasio yang mengukur jumlah orang per kilometer persegi. Sebaran penduduk adalah pola persebaran penduduk dalam suatu wilayah berdasarkan batas- batas geografis dan administratif. Komposisi penduduk diartikan sebagai pengelompokan sebaran penduduk berdasarkan ciri-ciri tertentu. Umumnya dalam menentukan komposisi penduduk, kriteria yang menjadi tolak ukur

(34)

17

adalah berdasarkan umur, jenis kelamin, tempat tinggal dan jenis mata pencaharian.

Penduduk merupakan salah satu poin penting pada pembangunan ekonomi di suatu negara, sebab jumlah penduduk selalu berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi negara itu sendiri (Pujoalwanto, 2014).

Ekonom klasik seperti Adam Smith bahkan menganggap populasi sebagai input potensial yang dapat digunakan sebagai faktor produksi untuk meningkatkan output perusahaan. Semakin besar jumlah penduduk, semakin banyak tenaga kerja yang tersedia. Selain itu, Robert Malthus meyakini bahwa pada kondisi awal, penduduk memang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, namun dalam kondisi optimal, pertumbuhan penduduk tidak akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tetapi akan menurunkan pertumbuhan ekonomi.

Hal senada juga diungkapkan Mudrajad Kuncoro terhadap pernyataan tersebut, menurutnya, kependudukan termasuk dalam pokok persoalan dalam pembangunan ekonomi suatu daerah. Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali dapat mengakibatkan tidak tercapainya tujuan pembangunan ekonomi yaitu kesejahteraan rakyat dan upaya pengentasan kemiskinan. Pertumbuhan penduduk yang berlebihan diyakini akan menyebabkan penipisan sumber daya, tabungan yang tidak mencukupi, kerusakan lingkungan, perusakan ekologi, yang pada gilirannya menyebabkan masalah sosial seperti kemiskinan, keterbelakangan dan kelaparan.

(35)

18 4. Indeks Pembangunan Manusia

Pembangunan menuntut pengutamaan masyarakat dan menyatakan bahwa pembangunan adalah tentang peningkatan pilihan masyarakat, bukan sekedar peningkatan pendapatan. Oleh karena itu, program pembangunan manusia perlu difokuskan pada seluruh lapisan masyarakat, bukan hanya aspek ekonomi. Pembangunan manusia tidak hanya memperhatikan pengembangan kekuatan manusia, tetapi juga memperhatikan pengerahan kekuatan manusia secara maksimal. Pembangunan manusia menjadi dasar analisis visi dan pilihan pembangunan untuk mencapai tujuan tersebut (Arofah & Rohimah, 2019).

Pembangunan manusia adalah membangun populasi dengan meningkatkan sumber daya manusia. Bagi warga, visi untuk hidup dan pembangunan sosial diartikulasikan dengan berpartisipasi aktif dalam proses yang mempengaruhi dan membentuk kehidupan masyarakat.

Pembangunan manusia mengacu pada lingkungan di mana orang atau penduduk dapat mencapai potensi penuh mereka sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi mereka, membuat hidup mereka produktif dan kreatif. Rakyat adalah pusat model negara dan basis untuk mengembangkan modal. Untuk mengembangkan manusia sepenuhnya adalah pemahaman yang baik tentang proses perkembangan. Bagian dari visi pembangunan adalah mengembangkan kawasan yang kondusif bagi masyarakat agar mereka dapat hidup layak, panjang umur dan sejahtera (Ginting et al., 2020)

(36)

19

Pembangunan manusia adalah model pembangunan dari semua kegiatan pembangunan dengan manusia (masyarakat) sebagai tujuan utama dan titik akhir, seperti mencapai kapasitas sumber daya (mendapatkan pendapatan untuk kehidupan yang lebih baik), meningkatkan derajat kesehatan (hidup sehat jangka panjang), meningkatkan pendidikan, dll.

Dengan kata lain, orang yang sedang berkembang adalah orang yang dianggap sebagai subjek pembangunan, yaitu pembangunan untuk kepentingan manusia atau penduduk. Tujuan dan norma sebenarnya dari pengembangan sumber daya manusia adalah untuk meningkatkan status dasar masyarakat, sehingga memperluas kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan berkelanjutan (Mahroji & Nurkhasanah, 2019).

Menurut (Erisman 2017) terdapat beberapa komponen indeks pembangunan manusia:

a. Angka Harapan Hidup Saat Lahir (AHH) didartikan dugaan mean jumlah tahun diterima individu ketika hadi ke dunia, AHH pantulan dari kesehatan masyarakat. Jumlah identifikasi berdasarkan prediksi masyarakat Sensus masyarakat 2010.

b. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) diartikan penjumlahan tahun akhir masyarakat untuk menerima pengetahuan reguler, perkiraan pada keadaan normal, RLS tidak berkurang. Pada saat yang sama, angka lingkup masyarakat yang diukur dalam RLS adalah untuk mereka yang berusia 25 tahun atau lebih. RLS

(37)

20

hanya dihitung pada masyarakat berusia 25 tahun ke atas, karena diperkirakan telah menyelesaikan proses pendidikan pada usia tersebut.

c. Harapan Lama Sekolah (HLS) diartikan waktu sekolah yang diharapkan (berupa tahun) untuk anak-anak dalam usia spesifik di periode datang. HLS dipakai dalam menentukan syarat pengembangan prosedur pendidikan pada semua tingkatan. HLS diukur dari usia tujuh tahun, hal ini berdasarkan program pemerintah yaitu wajib belajar.

d. Pengeluaran per kapita yang ditetapkan berdasarkan pengeluaran per kapita serta kesetaraan daya beli. Rata-rata pengeluaran per kapita setiap tahun.

5. Kemiskinan

Kemiskinan adalah ketika seseorang kekurangan atau tidak memiliki sesuatu yang berhubungan dengan kualitas hidup yang biasanya dimiliki masyarakat, yaitu pangan pokok, perumahan, air bersih, dan akses pendidikan dan kesehatan yang memadai. Menurut pandangan Chambers yang lain, kemiskinan merupakan suatu konsep yang saling terkait yang meliputi kemiskinan itu sendiri, ketidakberdayaan, kerentanan terhadap keadaan darurat, isolasi dan ketidakberdayaan. Badan Pusat Statistik memandang kemiskinan sebagai ketidakmampuan seseorang secara finansial untuk memenuhi kebutuhannya: kebutuhan pokoknya, termasuk kebutuhan makanan pokok dan bukan makanan yang diukur dengan

(38)

21

pengeluaran. Oleh karena itu, BPS mengadopsi konsep metode kebutuhan pokok dan menggunakan garis kemiskinan berdasarkan besaran pengeluaran per kapita per bulan dalam pengukurannya.

Menurut identifikasi yang dilakukan oleh Sharp, penyebab kemiskinan dari segi ekonomi ada 3 sebagai berikut:

a. Dari perspektif makro, kemiskinan muncul karena perbedaan pola kepemilikan sumber daya, yaitu sekelompok orang menguasai kepemilikan sumber daya, yang berujung pada kemiskinan itu sendiri.

b. Penyebab lain dari kemiskinan adalah tidak meratanya kualitas setiap sumber daya manusia. Beberapa orang miskin tidak memiliki pengetahuan dan keahlian yang dimiliki orang kaya.

c. Perbedaan akses permodalan tentunya menjadi hambatan bagi satu orang untuk melakukan usaha, dan kelompok lain yang memiliki akses permodalan harus lebih fleksibel jika ingin memulai usaha, terlepas dari keterbatasan modal yang terbatas.

Secara umum, ada empat jenis kemiskinan, yaitu:

a. Kemiskinan absolut berarti pendapatan seseorang berada di bawah garis kemiskinan, sehingga ia tidak dapat atau tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya untuk hidup dan bekerja.

(39)

22

b. Kemiskinan relatif, suatu kondisi ketimpangan pendapatan akibat tidak meratanya distribusi kebijakan pembangunan di masyarakat.

c. Kemiskinan budaya adalah ketika seseorang menjadi miskin karena karakternya sendiri yang tidak aktif, sering malas, bahkan jika seseorang membantu orang itu untuk berdiri dan menjalani kehidupan yang lebih baik, dia tidak mau bekerja keras karena sifat buruknya yang mendarah daging.

d. Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang diperburuk oleh kurangnya akses terhadap sumber daya dalam sistem sosial budaya dan sosial politik yang tidak mendukung pengentasan kemiskinan (Suryawati, 2005).

Dalam menentukan kemiskinan, terdapat dua indikator, yaitu:

a. Indikator Kuantitatif Kemiskinan

Dengan mengacu pada indikator objektif yang dianut oleh BPS dan Bank Dunia, maka setara dengan 2.100 kalori per orang per hari atau setara dengan US$ 1,55 per hari dari pendapatan penduduk berupa rata-rata pengeluaran rumah tangga per hari untuk konsumsi dan kebutuhan pokok lainnya. Oleh karena itu, jika pengeluaran per kapita seseorang berada di bawah garis kemiskinan, maka disebut kemiskinan.

b. Indikator Kualitatif Kemiskinan

Berikut indikator kualitatif kemiskinan menurut Muttaqin:

(40)

23

1) Terbatasnya kebutuhan makanan yang layak secara kesehatan

2) Terbatasnya kebutuhan perumahan yang layak secara kesehatan

3) Terbatasnya kebutuhan sandang/pakaian yang layak 4) Terbatasnya akses pendidikan berkualitas

5) Terbatasnya akses pelayanan kesehatan yang berkualitas 6) Terbatasnya peluang mendapatkan pekerjaan yang layak

secara kemanusiaan

7) Terbatasnya akses air bersih yang layak bagi kesehatan 8) Terbatasnya akses informasi

9) Terbatasnya akses transportasi 10) Terbatasnya akses sosial

11) Terbatasnya kesempatan berusaha dan kepemilikan sumber ekonomi strategis

12) Terbatasnya akses pelayanan pemerintahan

13) Terbatasnya tingkat partisipasi dalam pemerintahan dan pengambilan keputusan publik

14) Kurangnya rasa aman 15) Kurangnya rasa percaya diri

16) Terbatasnya kemampuan untuk memanfaatkan waktu luang 17) Terbatasnya kemampuan resolusi konflik dan masalah

sosial

(41)

24

18) Buruknya kualitas lingkungan, baik secara kesehatan maupun secara sosial

19) Rendahnya tingkat disiplin masyarakat 20) Rendahnya etos kerja

21) Kurang suka menabung/ berinvestasi 22) Kurang berorientasi ke masa depan

23) Sikap nrimo dan mudah menyerah pada nasib/takdir 24) Sikap tergantung (Hermawati & Dkk, 2015).

(42)

25 B. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

a. N o .

Judul Penulis Hasil Persamaan Perbedaan

1 Pengaruh Pendapatan Perkapita, Investasi dan Inflasi Terhadap Kemiskinan di Provinsi Sumatera Utara

Hastina Febriaty dan Nurwani (2017)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pendapatan Perkapita berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kemiskinan di Provinsi Sumatera Utara, Investasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kemiskinan di Provinsi Sumatera Utara sedangkan Inflasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kemiskinan di Provinsi Sumatera Utara.

Menggunakan pendapatan perkapita sebagai variabel independen dan

kemiskinan sebagai variabel dependen.

Menggunakan Investasi dan Inflasi sebagai variabel independen, serta objek penelitian berbeda.

(43)

26 a. N

o .

Judul Penulis Hasil Persamaan Perbedaan

2 Pengaruh PDB dan Jumlah Penduduk Terhadap Kemiskinan di Indonesia Periode 1990 – 2008

Candra Mustika (2017)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan

penduduk di Indonesia selama periode 1990 sampai 2008 terus

mengalami

peningkatan dengan laju pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 1995 sebesar 8,57 % dan terendah pada tahun 2005 sebesar 0,47 %.

Sedangkan jumlah penduduk miskin cenderung berfluktuasi dan berdasarkan indeks keparahan, wilayah pedesaan mengalami tingkat kemiskinan yang lebih parah dari pekotaan.

Menggunakan jumlah

penduduk sebagai variabel independen dan

kemiskinan sebagai variabel dependen.

Menggunakan variabel PDB sebagai

variabel independen dan perbedaan objek

penelitian, serta waktu penelitian.

3 Pengaruh Pendapatan

Devito Frans, Sri

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Menggunakan pendapatan

Menggunakan variabel

(44)

27 a. N

o .

Judul Penulis Hasil Persamaan Perbedaan

Asli Daerah, Pendapatan Perkapita, dan Tingkat Pendidikan Terhadap Tingkat Kemiskinan (Studi

Empiris Pada Kota Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2011- 2015)

Rahayu, dan Dewa Putra Khrisna Mahardika (2017)

Pendapatan Asli Daerah dan

Pendapatan Perkapita tidak berpengaruh terhadap Tingkat Kemiskinan pada. Ini berarti bahwa dengan semakin tingginya Pendapatan Asli Daerah dan PDRB Perkapita belum mampu menurunkan Tingkat Kemiskinan.

Sedangkan Rata-rata Lama Sekolah berpengaruh dengan arah negatif terhadap Tingkat Kemiskinan.

Ini berarti bahwa semakin tinggi Rata- rata Lama Sekolah dapat berdampak pada berkurangnya Tingkat Kemiskinan

perkapita dan tingkat

pendidikan sebagai variabel independen, serta

menggunakan tingkat

kemiskinan sebagai variabel dependen.

pendapatan asli daerah (PAD)

sebagai variabel independen dan perbedaan objek serta waktu

penelitian.

4 Analisis Pengaruh Pendidikan,

I Made Tony Wirawan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pendidikan

Menggunakan tingkat

Pendidikan dan

Menggunakan tingkat

pengangguran

(45)

28 a. N

o .

Judul Penulis Hasil Persamaan Perbedaan

PDRB Per Kapita dan Tingkat Penganggura n Terhadap Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Bali

dan Sudarsana Arka (2019)

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah penduduk miskin, PDRB per kapita berpengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah penduduk miskin, sedangkan tingkat Pengangguran berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah penduduk miskin.

Variabel yang berpengaruh paling dominan terhadap jumlah penduduk miskin yaitu variabel PDRB per

kapita.

PDRB Perkapita sebagai variabel independen, serta tingkat kemiskinan sebagai variabel dependen.

sebagai variabel independen dan perbedaan objek serta waktu

penelitian.

5 Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Pendapatan Perkapita,

I Made Anom Iswara dan I Gusti Bagus

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan asli daerah dan

pendapatan perkapita

Menggunakan pendapatan perkapita dan tangkat

Pendidikan

Menggunakan pendapatan asli daerah sebagai

variabel

(46)

29 a. N

o .

Judul Penulis Hasil Persamaan Perbedaan

dan Tingkat Pendidikan Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Provinsi Bali Tahun 2006 – 2011

Indrajaya (2017)

secara parsial tidak berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan.

Serta, pendapatan asli daerah, pendapatan perkapita, dan tingkat pendidikan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap tingkat kemiskinan.

sebagai variabel independen, serta tingkat kemiskinan sebagai variabel dependen.

independen dan perbedaan pada objek serta waktu penelitian.

6 Pengaruh Pendidikan, Pendapatan Perkapita dan Jumlah Penduduk Terhadap Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur

Elda Wahyu Azizah, Sudarti, dan Hendra Kusuma (2018)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pendidikan

berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap Kemiskinan Kabupaten dan Kota Provinsi Jawa Timur.

Pendapatan perkapita berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap Kemiskinan Kabupaten dan Kota Provinsi Jawa Timur.

Jumlah Penduduk berpengaruh positif

Menggunakan variabel Pendidikan, pendapatan perkapita, serta jumlah

penduduk sebagai variabel independen.

Menggunakan tingkat

kemiskinan sebagai variabel dependen.

Menggunakan perbedaan objek dan wkatu

penelitian.

(47)

30 a. N

o .

Judul Penulis Hasil Persamaan Perbedaan

dan signifikan

terhadap Kemiskinan Kabupaten dan Kota Provinsi Jawa Timur.

7 Analisis Pengaruh Pendapatan Per Kapita, Tingkat Penganggura n, IPM dan Pertumbuhan Penduduk Terhadap Kemiskinan di Jawa Tengah Tahun 2009 – 2013

Nurul Fadlillah, Sukiman, dan Agustin Susyatna Dewi (2016)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jika pendapatan per kapita meningkat, maka jumlah penduduk miskin akan menurun. Jika tingkat pengangguran terbuka meningkat, maka jumlah penduduk miskin juga akan meningkat.

Jika IPM meningkat, maka jumlah

penduduk miskin akan menurun. Jika pertumbuhan

penduduk meningkat, maka jumlah

penduduk miskin akan meningkat, peningkatannya tidak signifikan. Variabel

Menggunakan pendapatan perkapita, IPM, dan

pertumbuhan penduduk sebagai variabel independen, serta tingkat kemiskinan sebagai variabel dependen.

Meggunakan tingkat

pengangguran sebagai variabel independen dan perbedaan pada objek dan waktu penelitian.

(48)

31 a. N

o .

Judul Penulis Hasil Persamaan Perbedaan

pendapatan perkapita memiliki koefisien paling besar, sehingga variabel pendapatan perkapita adalah variabel yang memiliki elastisitas paling besar.

8 Korupsi, Indikator Makro Ekonomi, dan IPM terhadap Tingkat Kemiskinan di Indonesia

Palupi Lindiasari Samputra dan Adis Imam Munandar (2019)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya variabel PDRB per kapita secara statistik tidak signifikan pengaruhnya terhadap tingkat kemiskinan. Faktor yang mampu menurunkan tingkat kemiskinan di propinsi-propinsi Indonesia adalah IPM (semakin besar pengaruhnya

Menggunakan IPM sebagai variabel

independen dan tingkat kemiskinan sebagai variabel dependen.

Menggunakan korupsi dan indikator makro ekonomi sebagai variabel independen, serta

menggunakan 28 provinsi sebagai objek penelitian.

(49)

32 a. N

o .

Judul Penulis Hasil Persamaan Perbedaan

di propinsi luar Sumatera dan Jawa- Bali), inflasi dan jumlah penduduk.

Hanya variabel korupsi yang berdampak positif terhadap

meningkatnya tingkat kemiskinan di

Indonesia.

9 Pengaruh Jumlah Penduduk dan

Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Terhadap Kemiskinan di Kabupaten Kuantan Singingi

Novi Silastri (2017)

Hasil penelitia menunjukkan bawha jumlah penduduk berpengaruh negatif dan

singnifikan terhadap kemiskinan, artinya dengan bertambah jumlah penduduk akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga tingkat kemiskinan akan turun. PDRB berpengaruh negatif

Menggunakan jumlah

penduduk dan PDRB sebagai variabel

independen, serta tingkat kemiskinan sebagai variabel dependen

Menggunakan objek dan waktu

penelitian yang berbeda.

(50)

33 a. N

o .

Judul Penulis Hasil Persamaan Perbedaan

dan signifikan

terhadap kemiskinan Artinya, semakin tinggi pertumbuhan ekonomi, maka akan semakin menurunkan tingkat kemiskinan.

10 Role of Higher Education in Poverty Reduction A Case Study of Tribhuvan University, Nepal

Renuka Bhandari (2021)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan positif antara pendidikan tinggi dengan kemiskinan.

Pendidikan tinggi menguntungkan individu dan masyarakat secara ekonomi, sosial dan politik, yang

berdampak positif pada pengurangan kemiskinan.

Menggunakan variabel tingkat Pendidikan sebagai variabel independen dan tingkat kemiskinan sebagai variabel dependen.

Menggunakan proksi

Pendidikan tinggi pada tingkat

Pendidikan dan perbedaan objek serta waktu

penelitian.

11 Poverty and Developmen:

Role of

Augustine Addai-

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 91,8 persen

Menggunakan tingkat

Pendidikan

Menggunakan Mixed

Methods

(51)

34 a. N

o .

Judul Penulis Hasil Persamaan Perbedaan

Education in Poverty Reduction in the Ada East District of Ghana

Boateng (2019)

responden

menganggap peran pendidikan penting untuk pengurangan kemiskinan dan pembangunan.

Responden

menjunjung tinggi pendidikan dan setuju bahwa penduduk yang berpendidikan merupakan prasyarat untuk memiliki negara maju yang bebas dari

kemiskinan atau dengan tingkat kemiskinan yang minimal.

sebagai variabel independen dan tingkat kemiskinan sebagai variabel dependen.

Approach yang terdiri dari penelitian kuantitatif dan kualitatif, serta perbedaan pada objek dan waktu penelitian.

12 How Much Does Reducing Inequality Matter for Global Poverty?

Christoph Lakner, Daniel Gerszon Mahler, dan Mario Negre, Espen Beer

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan tahunan 1% dalam indeks Gini setiap negara terbukti memiliki dampak yang lebih besar pada

Menggunakan kemiskinan sebagai variabel dependen.

Membahas tentang Sustainable Development Goals (SDGs) dan

ketimpangan sosial, serta

(52)

35 a. N

o .

Judul Penulis Hasil Persamaan Perbedaan

Prydz (2020)

kemiskinan global daripada jika setiap negara mengalami tingkat pertumbuhan tahunan 1% lebih tinggi dari yang diharapkan.

Perubahan distribusi yang disimulasikan dalam penelitian ini secara teknis menyoroti

pertumbuhan yang berpihak pada masyarakat miskin sangat penting untuk mencapai tujuan kemiskinan yang ditetapkan oleh komunitas

pembangunan global.

perbedaan pada objek dan waktu penelitian.

(53)

36 C. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

(54)

37 D. Hipotesis

Secara etimologis, hipotesis berasal dari dua kata hypo yang berarti

"kurang dari" dan tesis berarti pendapat. Jadi, hipotesisnya adalah pendapat atau kesimpulan yang tidak final, yang harus diuji (Djarwanto, 1994).

Berdasarkan rumusan masalah, landasan teori dan kerangka penelitian yang telah dijelaskan di atas, ditetapkan hipotesis untuk penelitian ini sebagai berikut:

1. Diduga Pendapatan Per Kapita berpengaruh secara signifikan terhadap Kemiskinan.

2. Diduga Tingkat Pendidikan berpengaruh secara signifikan terhadap Kemiskinan.

3. Diduga Jumlah Penduduk Usia Produktif berpengaruh secara signifikan terhadap Kemiskinan.

4. Diduga Indeks Pembangunan Manusia berpengaruh secara signifikan terhadap Kemiskinan.

5. Diduga variabel independen Pendapatan Per Kapita, Tingkat Pendidikan, Jumlah Penduduk Usia Produktif dan Indeks Pembangunan Manusia berpengaruh signifikan secara simultan (bersama-sama) terhadap Kemiskinan.

(55)

38 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan wilayah yang tergeneralisasi terdiri atas subjek atau objek dengan kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian dilakukan penarikan kesimpulan (Kuncoro, 2003). Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah Provinsi- provinsi yang ada di Indonesia.

Sampel merupakan bagian dari populasi. Jika populasi besar, dan peneliti tidak dapat mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena adanya keterbatasan dana, tenaga, dan waktu maka peneliti dapat menggunakan sampel yang telah diambil dari populasi (Kuncoro, 2003).

Metode pengumpulan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Purposive sampling merupakan pengambilan data yang disesuaikan dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti (Asnawi & Wijaya, 2005).

Kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Masyarakat berusia 15 – 18 Tahun pada seluruh Provinsi di Indonesia

2. Masyarakat yang berada pada usia produktif pada seluruh Provinsi di Indonesia

(56)

39

3. Masyarakat pada tingkat Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) pada seluruh Provinsi di Indonesia

Selengkapnya mengenai rincian pemilihan sampel penelitian dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 3.1 Daftar Provinsi di Indonesia

No. Nama Provinsi

1 Aceh

2 Sumatera Utara

3 Sumatera Barat

4 Riau

5 Kepulauan Riau

6 Jambi

7 Sumatera Selatan

8 Kepulauan Bangka Belitung

9 Bengkulu

10 Lampung

11 DKI Jakarta

12 Banten

13 Jawa Barat

14 Jawa Tengah

15 DI Yogyakarta

16 Jawa Timur

(57)

40

No. Nama Provinsi

17 Bali

18 Nusa Tenggara Barat

19 Nusa Tenggara Timur

20 Kalimantan Barat

21 Kalimantan Tengah

22 Kalimantan Selatan

23 Kalimantan Timur

24 Kalimantan Utara

25 Sulawesi Utara

26 Gorontalo

27 Sulawesi Tengah

28 Sulawesi Barat

29 Sulawesi Selatan

30 Sulawesi Tenggara

31 Maluku

32 Maluku Utara

33 Papua Barat

34 Papua

Sumber: Badan Pusat Statistik

Gambar

Gambar 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2015-2019
Gambar 1.2 Garis Kemiskinan Indonesia 2015-2019
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ FUNGSI HANYU PINYIN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN : STUDI KASUS DI SMA KATOLIK BUDI MURNI 1 MEDAN ” ini untuk

Dapat dikatakan bahwa jumlah penduduk, tingkat pengangguran terbuka, dan indeks pembangunan manusia berpengaruh terhadap kemiskinan di Provinsi Jawa Timur karena adanya

Respons siswa (Tabel 4.) setelah menggunakan buku pengayaan Echinodermata berstrategi PQ4R menunjukkan bahwa pada aspek penyajian kebahasaan mendapat respons positif

Melakukan analisa pressure buildup test dengan metode Horner untuk mendapatkan nilai tekanan reservoir awal, skin dan effisiensi aliran sumur SGC-X untuk

Sehingga Skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Jumlah Penduduk dan Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Tingkat Kemiskinan di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur Tahun

Kegiatan pembelajaran ini mencakup semua mata pelajaran dengan sistem klasikal dan daring (dalam jaringan). Pendidik sebagai penentu materi dan capaian pembelajaran,

Maka, dengan adanya drag force yang arahnya berlawanan dengan arah  partikel ini akan menyebabkan gerakan  partikel menjadi lambat karena semakin kecilnya gaya total ke