10 BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori
1. Pembelajaran Tematik
a. Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang menggabungkan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam tema dengan proses pembelajaran yang bermakna menyesuaikan perkembangan peserta didik (Akbar, dkk, 2016). Implementasi pembelajaran tematik membantu peserta didik dalam membangunkan kebermaknaan konsep dan prinsip yang baru dan lebih kuat (Lubis, dkk, 2020). Pembelajaran yang memberikan pengalaman sebagai proses belajar peserta didik mampu mengembangkan segala kemampuan yang dimiliki peserta didik baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotor.
b. Tujuan Pembelajaran Tematik
Sukayati, 2004. Pembelajaran tematik dibuat selain untuk mendukung ketercapaian tujuan yang ditetapkan, diharapkan pada proses pembelajaran kepada peserta didik dapat :
1) Meningkatkan pemahaman peserta didik dari konsep-konsep yang dipelajarinya agar lebih bermakna.
2) Mengembangkan keterampilan menemukan, memanfaatkan dan mengelola informasi yang didapat.
3) Menumbuhkan sikap positif, kebiasaan baik dan nilai luhur yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
4) Menumbuhkan keterampilan sosial contohnya kerja sama, komunikasi, sosial dan menghargai pendapat orang lain.
5) Meningkatkan semangat belajar.
6) Memilih kegiatan sesuai minat dan kebutuhan.
Adapun Menurut panduan penyusunan pembelajaran tematik pendidikan agama islam (PAI) SD, 2009. Menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran tematik yakni : 1) siswa mudah memusatkan perhatian pada satu tema karena materi disampaikan dengan jelas, 2) siswa mampu
mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antara aspek dalam tema yang sama, 3) agar pemahaman siswa terhadap materi lebih dalam, 4) kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik karna mengaitkan lebih banyak aspek sesuai dengan pengalaman pribadi dalam situasi yang nyata diikat dalam tema tertentu, 5) guru dapat menghemat waktu karna mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkan sekaligus dan dapat diberikan dalam 2- 3 pertemuan.
Dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa tujuan dari pada pembelajaran tematik itu sendiri ialah meningkatkan dan menumbuhkan segala pemahamaan dan kemampuan serta keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik.
c. Prinsip Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik memiliki beberapa prinsip dalam penerapannya pada kurikulum 2013 dari kemendikbud diantaranya yakni:
1) Pembelajaran tematik memiliki satu tema aktual, dimana tema tersebut sebagai pemersatu dari berbagai materi dan muatan. Tema ini dibuat dekat dengan dunia peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
2) Pembelajaran tematik memilih materi dari berbagai muatan yang saling terkait sehingga tema dapat disampaikan secara bermakna.
3) Pembelajaran tematik harus mendukung dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang termuat dalam kurikulum.
4) Materi pelajaran dapat dipadukan dalam satu tema, dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik, seperti kemampuan, minat, kebutuhan, dan pengetahuan awal.
5) Materi pelajaran yang dipadukan tidak dipaksakan, yang artinya materi yang tidak dapat dipadukan tidak usah dipadukan.
(Suhendra, 2019)
Menurut Depdiknas. 2006, prinsip dasar pembelajaran tematik diantaranya :
1) Terintegrasi dengan lingkungan / bersifat kontekstual. Dapat diartikan dalam sebuah format keterkaitan antara kemampuan peserta didik
dalam menemukan dan memecahkan masalah yang nyata dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
2) Memiliki tema sebagai alat pemersatu beberapa mata pelajaran atau bahan kajian.
3) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan (Joyful learnig).
4) Pembelajaran memberikan pengalaman langsung yang bermakna bagi peserta didik.
5) Menanamkan konsep dari berbagai mata pelajaran atau bahan kajian dalam suatu proses pembelajaran tertentu.
6) Pemisahan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain sulit dilakukan
7) Pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minat peserta didik.
8) Pembelajaran yang bersifat fleksibel.
9) Pengguanan variasi metode dalam pembelajaran.
Dari uraian prinsip diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik didasari oleh tema yang berisi kumpulan kompetensi dasar dari berbagai muatan yang telah disesuaikan dengan substansi yang diperlukan. Materi pembelajaran yang diberikan menyesuaikan karakteristik peserta didik dan materi pelajaran dipadukan tanpa memaksakan materi yang sulit untuk dipadukan.
d. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik memiliki karakteristik, (S Sugiyar, 2016) menyatakan karakteristik pembelajaran tematik antara lain:
1) Berpusat pada peserta didik, sesuai dengan pendekatan belajar yang lebih banyak menempatkan peserta didik sebagai subjek dan guru berperan sebagai fasilisator yang memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk kegiatan pembelajaran.
2) Memberikan pengalaman langsung pada peserta didik, proses pembelajaran dimana peserta didik dihadapkan pada sesuatu yang nyata sebagai dasar dalam memahami hal yang abstrak.
3) Pemisahan antar mata pelajaran tidak terlihat jelas, fokus pembelajaran diarahkan pada tema yang terdekat dengan kehidupan peserta didik sehari-hari.
4) Menyajikan konsep yang beragam dari berbagai mata pelajaran untuk membantu peserta didik dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan.
5) Pembelajaran bersifat fleksibel (luwes), bahan ajar yang digunakan guru dapat dengan bebas dikaitkan dengan mata pelajaran lain atau kehidupan dan keadaan lingkungan sekolah peserta didik berada.
6) Hasil dari proses pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik.
7) Pembelajaran tematik menggunakan prinsip belajar sambil bermain sehingga proses pembelajaran tidak membosankan bahkan menjadi menyenangkan, mereka memperoleh pengetahuan baru secara utuh dan bermakna.
(S Sugiyar, 2016)
Sejalan dengan menurut Tim Depag RI mengemukakan bahwa karakteristik pembelajaran tematik meliputi tujuh karakter yakni 1) berorientasi pada siswa, 2) memberikan pengalaman secara langsung, 3) pemisahaan aspek tidak begitu jelas, 4) penyajian konsep dari berbagai aspek, 5) bersifat fleksibel, 6) hasil pembelajaran sesuai minat dan kebutuhan siswa dan menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
Dari rincian diatas, secara garis besar karakteristik pembelajaran tematik ialah pembelajaran yang menekankan peserta didik sebagai subjek belajar, pengalaman sebagai sumber belajar, dan keluaran hasil yang diharapkan dapat mengetahui minat serta kebutuhan peserta didik. Serta memberikan pembelajaran yang fleksibel dan tidak memberatkan peserta didik.
e. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik juga memiliki kelebihan dan kekurangan, diantaranya:
1) Kelebihan Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Kelebihan pembelajaran tematik diungkapkan oleh Rusman, antara lain:
a. Pengalaman kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik.
b. Kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan peserta didik.
c. Kegiatan belajar lebih bermakna dan berkesan hingga hasil belajar dapat bertahan lama.
d. Membantu mengembangkan keterampilan berfikir.
e. Menyajikan kegiatan pembelajaran yang pragmatis sesuai permasalahan yang sering ditemui.
f. Mengembangkan keterampilan sosial peserta didik.
(Lubis, dkk, 2020)
Adapun menurut Saud 2006 pada buku karakter pembelajaran tematik, di jelaskan bahwa pembelajaran tematik memiliki keunggulan yakni:
Keunggulan pembelajaran tematik yakni :
a. Mendorong guru untuk mengembangkan kreativitas.
b. Memberikan peluang bagi guru untuk mengembangkan proses pembelajaran yang utuh, dinamis, dan bermakna sesuai dengan keinginan dan kemampuan guru maupun kebutuhan dan kesiapan peserta didik.
c. Mempermudah dan memotivasi peserta didik untuk mengenal, menerima, dan memahami ketertarikan / hubungan antar konsep dalam pengetahuan, nilai dan tindakan terdapat dalam beberapa pokok bahasan / studi.
d. Menghemat waktu, sarana dan tenaga dan juga biaya dalam proses pembelajaran yang menyederhanakan langkah –langkah selama proses pembelajran.
2) Kekurangan Pembelajaran Tematik
Selain kelebihan, pembelajaran tematik juga memiliki keterbatasan atau kekurangan, diantaranya adalah :
a. Keterbatasan guru dalam menciptakan suasana pembelajaran tematik.
b. Keterbatasan pada peserta didik, pembelajaran tematik menuntut agar kemampuan peserta didik dalam belajar relatif baik.
c. Keterbatasan pada sarana dan prasarana, pembelajaran tematik memerlukan banyak sekali bahan bacaan yang variasi dan juga internet untuk mendukung pembelajaran tematik.
d. Keterbatasan pada kurikulum, diharuskan bahwa kurikulum lebih luwes dan berorientasi pada peserta didik sehingga dapat mencapai ketuntasan pemahaman peserta didik.
e. Keterbatasan aspek penilaian, membutuhkan penilaian yang menyeluruh yakni menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari beberapa muatan yang dipadukan
f. Keterbatasan suasana pembelajaran. kecernderungan pembelajaran yang mengutamakan salah satu bidang kajian dan melupakan kajian lainnya.
(Prastowo, 2019)
Adapun menurut Saud 2006 pada buku karakter pembelajaran tematik, di jelaskan bahwa pembelajaran tematik memiliki kelemahan yakni:
Kelemahan pembelajaran tematik :
a. Dari aspek guru, dituntut ketersedian peran guru dalam menguasai pengetahuan dan wawasan yang luas serta memiliki kreativitas tinggi, dan keterampilan metodologi yang handal.
b. Dari aspek peserta didik, dituntut untuk mampu belajar dengan baik dari aspek intelegensi hingga kreatifitas.
c. Dari aspek saranan dan sumber belajar, pembelajaran tematik memerlukan bahan atau sumber informasi yang cukup banyak di gunakan untuk menunjang dan memperkaya serta memperbanyak wawasan dan pengetahuan yang diperlukan.
d. Dari aspek kurikulum, kurikulum yang harus digunakan merupakan kurikum terbuka untuk pengembangannya, yang bersifat luwes.
e. Dari aspek penilaian dan pengukuran, pembelajaran tematik membutuhkan sistem peilaian terpadu dalam artinya sistem yang berusaha menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari beberapa mata pelajaran.
f. Dari segi suasana dan penekanan proses pembelajaran, pembelajaran tematik cenderung mengakibatkan pudarnya pengutamaan salah satu mata pelajaran. Lebih menekankan menggabungkan substansi gabungan sesuai pemahaman dan selera guru.
Dari hasil uraian tersebut, pembelajaran tematik mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan tersebut dapat menguntungkan bagi guru selama proses pembelajaran seperti menghemat waktu, selain itu membuat guru dan peserta didik menjadi lebih kreatif.
Namun, pembelajaran ini juga memilik kelemahan seperti pada uraian diatas yang menuntut guru dan peserta didik diharuskan untuk berfikir kreatif, dan membutuhkan sistem penilaian dengan menggabungkan dari kumpulan dan panduan penguasaan dari materi-materi yang disatukan.
f. KI dan KD Kompetensi Inti :
1) Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2) Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangga.
3) Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4) Menyajikan pengetahuan faktuan dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
Kompetansi Dasar : Matematika
3.1 Menjelaskan makna bilangan cacah sampai dengan 99 sebagai banyak anggota suatu kumpulan objek.
4.1 Menyajikan bilangan cacah sampai dengan 99 yang bersesuaian dengan banyak anggota kumpulan objek yang disajikan.
PPKn
1.1 Mensyukuri ditetapkannya bintang, rantai, pohon, beringin, kepala banteng, dan padi kapas sebagai gambar pada lambang negara
“Garuda Pancasila”.
2.1 Bersikap santun, rukun, mandiri, dan percaya diri sesuai dengan sila- sila pancasila dalam lambang negara “Garuda Pancasila” dalam kehidupan sehari-hari.
3.1 Mengenal simbol sila-sila pancasila dalam lambang negara “Garuda Pancasila”.
4.1 Menceritakan simbol-simbol sila pancasila dalam lambang negara
“Garuda sila Pancasila”.
PJOK
3.5 Memahami berbagai gerak dominan (bertumpu, bergantung, berseimbangan, berpindah/lokomotor, tolakan, putaran, ayunan, melayang, dan mendarat) dalam aktivitas senam lantai.
4.5 Mempraktikkan berbagai pola gerak dominan (bergantung, bertumpu, keseimbangan, berpindah/lokomotor, tolakan, putaran, ayunan, melayang, dan mendarat) dalam aktivitas senam lantai.
2. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Menurut terminologi, kata media berasal dari bahasa latin
“Medium” yang memiliki arti sebuah perantara (Sumiharsono, dkk,
2017). Media pembelajaran merupakan sebuah sarana untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran (Kustandi, dkk, 2020). Dari Martin dan Briggs (1986) juga menyatakan bahwa media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan pembelajaran. Dari pendapat tersebut jika disimpulkan sebuah media merupakan alat perantara untuk memudahkan pendidik dalam melakukan komunikasi kepada peserta didik.
b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Sebuah media pembelajaran memiliki fungsi dan kebermanfaatan bagi pengguna diantaranya menvisualisasikan sesuatu yang tidak dapat dilihat sehingga dapat terlihat jelas. Media secara umum memiliki fungsi dan kebermanfaatan yakni :
1) Penggunaan media merupakan fungsi tambahan dalam proses belajar mengajar, tetapi juga sebagai alat bantu untuk memberikan situasi belajar mengajar yang efektif.
2) Penggunaan media adalah bagian integral dari keseluruhan situasi pembelajaran.
3) Media dalam penggunaannya integral dengan tujuan dan isi mata pelajaran.
4) Media dalam pengajarannya bukan hanya sebagai alat hiburan atau pelengkap.
5) Media dalam pengajaran mengutamakan untuk mempercepat pembelajaran dan membantu peserta didik dalam menangkap pengertian yang diberikan pendidik.
6) Media digunakan dalam pembelajaran mengutamakan tingginya mutu belajar mengajar.
(Sumiharsono, dkk, 2017)
Sadiman, dkk. 1990 dari buku hakikat pembelajaran mengungkapkan fungsi media secara umum, sebagai berikut : 1) memperjelas penyajian materi atau pesan agar tidak terlalu bersifat visual;
2) mengatasi keterbatasan waktu, dan daya indra misal objek yang terlalu besar untuk dibawa ke kelas dapat diganti dengan gambar, slide, dan
sebagainya; 3) meningkatkan antusias belajar memungkinkan siswa belajar sendiri berdasarkan minat dan kemampuannya dan mengatasi sikap pasif siswa dan; 4) memberikan rangsangan yang sama dan menyamakan pengalaman dan presepsi siswa terhadap isi pelajaran.
Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi dan manfaat dari media pembelajaran ialah media yang digunakan dapat berfungsi memudahkan guru dan peserta didik selama proses pembelajaran, media merupakan alat peraga pendukung dalam proses pembelajaran.
c. Ciri-Ciri Media Pembelajaran
Media pembelajaran memiliki beberapa ciri-ciri sebagai petunjuk penggunaan media dan memilih media yang cocok digunakan oleh guru, serta melihat kegunaan media. Ada 3 ciri media yang dikemukakan oleh Gerlach & Ely (1971) diantaranya :
1) Ciri Fiksatif (Fixative Property)
Menggambarkan kemampuan media yakni merekam, melestarikan, menyimpan, dan merekonstruksi, dari suatu objek atau peristiwa.
Contohnya fotografi, videotape, audio tape, disket komputer, compact disk, dan film.
2) Ciri Manipulatif (Manipulative Property)
Transformasi dari suatu kejadian yang memungkinkan memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang lama dan memakan waktu berhari hari yang dapat disajikan hanya dengan waktu dua / tiga menit dengan teknik recording.
3) Ciri Distributif (Distributive Property)
Media yang memungkinkan objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan disajikan kepada peserta didik dengan jumlah besar dengan stimulus pengalaman yang relatif mengenai sebuah kejadian.
(Kustandi, dkk, 2020)
Dari ciri media pembelajaran diatas yang meliputi fiksatif, manipulatif, distributif digunakan untuk memilih dan merancang media
pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan anak dan menyesuaikan gaya belajar.
d. Jenis Media Pembelajaran
Jenis-jenis media yang dikemukakan oleh Trianto, diantaranya sebagai berikut :
1) Audio visual gerak, adalah media yang menggunakan kemampuan audio visual dan gerak seperti rekaman video pembelajaran.
2) Audio visual diam, ialah media yang kedua dari segi kelengkapan kemampuan karena memiliki semua kemampuan kecuali penampilan gerak.
3) Audio semi gerak, yang memiliki kemampuan yang hanya menampilkan suara disertadi gerak titik secara linear, dan tidak dapat menampilkan gerakan nyata secara utuh.
4) Visual gerak, yang memiliki kemampuan seperti yang pertama namun tidak miliki penampilan suara.
5) Visudal diam, hanya mempunyai kemampuan menyampaikan informasi secara visual saja.
6) Audio, media yang hanya memiliki kemampuan suara semata.
7) Cetak, media yang hanya mampu menampilkan informasi berupa huruf dan angka serta simbol verbal tertentu.
(Trianto, 2011)
Sedangkan menurut Arief S. Sadiman (1990) menyatakan bahwa jenis media yang dipakai dalam proses belajar mengajar di Indonesia yakni:
1) Media Grafis 2) Media Audio
3) Media Audio Visual, dan 4) Media Proyeksi Diam.
Dari beberapa pernyataan diatas jenis media sangatlah beragram, dari jenis audio, visual hingga cetak. Jenis media yang beragram digunakan untuk menyesuaikan karakter, gaya belajar peserta didik dan materi yang akan disampaikan, seperti media audio digunakan dalam
untuk materi bahasa indonesia bagaimana cara membaca puisi, dan digunakan pada siswa yang gaya belajarnya audio. Selain itu juga, berfungsi untuk guru dapat berkreasi dan berinovasi agar mampu membuat suasana kelas lebih nyaman dan penyampaian pesan dapat lebih mudah disampaikan.
e. Kriteria Pemilihan Media
Pemilihan sebuah media perlu pertimbangan atau kriteria yang digunakan untuk dapat memenuhi kebutuhan dan tercapainya tujuan pembelajaran. Ada beberapa kriteria umum yang diperlukan untuk memilih sebuah media, diantaranya sebagai berikut:
1) Tujuan pembelajaran,
2) Melihat kesesuaian media dengan materi, 3) Karakter peserta didik,
4) Gaya belajar peserta didik seperti auditif, visual dan kinestetik, 5) Lingkungan peserta didik,
6) Fasilitas yang tersedia untuk mendukung penggunaan media.
(Jalinus, dkk, 2016 )
Kriteria khusus yang sangat perlu diperhatikan untuk memilih sebuah media, yang dikemukakan oleh (Erickson, 1993) diantaranya yakni:
1) Apakah materinya berguna bagi peserta didik
2) Apakah media mampu menarik minat peserta didik dalam belajar 3) Apakah media dan tujuan pembelajaran sudah berkaitan
4) Bagaimana pengaturan formatnya pada penyajian sebuah media 5) Apakah materinya mutakhir dan autentik
6) Apakah kecermatan dan konsep sudah jelas 7) Apakah isi dan presentase memenuhi standart 8) Apakah penyajian sudah objektif
9) Apakah bahan sudah memenuhi standart kualitas teknis
10) Apakah bahan sudah melalui pamatapan validasi atau uji coba.
Dari kedua uraian dari para ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam memilih sebuah media pembelajaran perlu dilihat bagaimana media sesuai dengan tujuan dan materi pembelajaran, bahan yang digunakan
dalam membuat media, kemenarikan produk yang menyesuaikan karakter peserta didik, kesesuaian media dengan karakter dan gaya belajar peserta didik, melihat sarana dan prasarana yang mendukung penggunaan media.
Oleh karena itu, media harus sesuai dengan perkembangan karakter peserta didik dan mampu memudahkan guru dalam menyampaikan dan mencapai tujuan pembelajaran, dilihat dari fungsinya media merupakan alat bantu yang dapat memudahkan guru dalam menyampaikan pesan.
3. MENTIK (Media Engklek Tematik)
a. Pengertian MENTIK (Media Engklek Tematik)
MENTIK (Media Engklek Tematik) merupakan media yang memodifikasi sebuah permainan tradisional engklek. Media yang mudah digunakan oleh peserta didik, yang bertujuan untuk meningkatkan dan membangun semangat serta keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran. Media ini digunakan berkelompok, dengan memuat materi dari mata pelajaran Matematika, PPKn, dan PJOK, pada tema 5
“Pengalamanku”, subtema 1 “Pengalaman Masa Kecilku”. MENTIK (Media Engklek Tematik) terdiri dari banner sebagai alas dan card sebagai pelengkap permainan.
b. Desain MENTIK (Media Engklek Tematik) Pembuatan MENTIK (Media Engklek Tematik) :
1. MENTIK (Media Engklek Tematik) didesain menggunakan aplikasi Corel draw.
2. Alas media dicetak menggunakan banner dengan ukuran 6 X 3 meter.
3. Card dicetak menggunakan kertas bufalo kemudian dilaminating.
4. Panduan dicetak dan dikemas seperti buku saku.
Desain atau rancangan media : 1. Banner sebagai alas,
Didalamnya berisikan bentuk persegi, persegi panjang, jejak kaki dan tangan, lingkaran kecil dan lingkaran besar menyerupai simbol sila- sila pancasila. Logo umm dan nama media. Setiap kotak terdapat sebuah gambar objek dan angka dengan jumlah yang telah ditentukan dan memuat materi PJOK.
2. Card
Berisikan sebuah jawaban dari soal perjodohan.
3. Panduan
Berisikan aturan penggunaan media.
c. Manfaat MENTIK (Media Engklek Tematik)
Adapun manfaat yang didapat dari media MENTIK (Media Engklek Tematik) ini, yakni :
Bagi peserta didik;
1) Memberikan kesan baru dengan media berbasis permainan,
2) Meningkatkan semangat belajar peserta didik selama pembelajaran, 3) Memudahkan peserta didik menerima pesan dari guru.
Bagi guru;
1) Motivasi guru untuk membuat sebuah media yang menarik, kreatif, inovatif dan menyenangkan.
d. Langkah-Langkah Penggunaan Media
Langkah-langkah menggunakan MENTIK (Media Engklek Tematik), antara lain :
1. Peserta didik dibagi menjadi 2 kelompok,
2. Setiap anggota kelompok, berada diposisi yang ditentukan, dan diberikan Card setiap anggota,
3. Penggunaan media atau permainan dimulai saat guru memberikan instruksi “Mulai”,
4. Setelah anggota tahap 1 menyelesaikan misi ditahap 1 dengan membawa sebuah benda yang diberikan oleh guru, setelah tahap 1 selesai maka tahap 2 melakukan langkah selanjutnya, dan menerima benda dari tahap 1,
5. Tahap terakhir menunggu semua anggota menyelesaikan setiap tahap.
Setelah itu, tahap terakhir akan menyelesaikan misi terakhir.
e. Indikator Pengembangan Media
Tabel 2.1 Indikator Pengembangan Media No Mapel Kompetensi Dasar dan
Indikator Tahapan Kegiatan
1 Matematika Kompetensi Dasar: 1 Guru memberikan stimulus kepada
Menyanyikan
“Garuda 3.1 Menjelaskan makna
bilangan cacah
sampai dengan 99 sebagai banyak anggota suatu kumpulan objek.
siswa dengan menyanyi
“Garuda Pancasila”
Pancasila”
bersama sama
4.1 Menyajikan bilangan cacah sampai dengan 99 yang bersesuaian dengan banyak anggota kumpulan objek yang disajikan.
2 Guru memberikan eksplorasi materi, dan
menyampaikan tujuan
pembelajaran pada tema 5 subtema 1 kepada peserta didik
Guru
menyampaikan eksplorasi materi dan tujuan pembelajaran
Indikator: 3 Peserta didik akan dibagi menjadi 2 kelompok
Pembagian kelompok dengan berhitung 3.1.1 Menentukan bilangan
cacah sesuai banyak anggota suatu kumpulan objek (C3) 4.1.1 Mempertunjukkan
bilangan cacah sesuai banyak anggota suatu kumpulan objek (P2)
4 Guru memberikan lembar kegiatan
Guru memberikan lembar kegiatan kepada setiap siswa 2 PPKn Kompetensi Dasar 5 Peserta didik
Mendiskusikan lembar kegiatan
Peserta didik mendiskusikan jawaban lembar kegiatan, dan mendiskusikan penempatan setiap anggota 3.1 Mengenal simbol
sila-sila pancasila dalam lambang negara garuda pancasila.
4.1 Menceritakan simbol-simbol sila pancasila pada lambang garuda pancasila.
6 Menggunakan MENTIK (Media Engklek Tematik)
Peserta berada diposisi yang telah ditentukan
Indikator 7 Permainan
dimulai, saat guru memberikan instruksi
“mulai”
3.1.1 Menyesuaikan nama dengan gambar simbol sila sila pancasila (C3)
4.1.1 Menyebutkan secara lisan gambar simbol- simbol sila pancasila pada lambang garuda pancasila. (P2)
8 Anggota tahap
1
menyelesaikan misi ditahap 1 dengan membawa sebuah benda yang diberikan oleh guru, setelah tahap 1 selesai maka tahap 2 melakukan langkah selanjutnya, dan menerima
benda dari tahap 1
3 PJOK Kompetensi Dasar 9 Tahap terakhir
menunggu semua anggota menyelesaikan misi
3.5 Memahami berbagai gerak dominan (bertumpu, bergantung, berseimbangan, berpindah/lokomotor, tolakan, putaran, ayunan, melayang, dan mendarat) dalam aktivitas senam lantai.
4.5 Mempraktikkan berbagai pola gerak dominan
(bergantung, bertumpu, keseimbangan, berpindah/lokomotor, tolakan, putaran, ayunan, melayang, dan mendarat) dalam aktivitas senam lantai.
10 Tahap terakhir
akan
membacakan hasil lembar kegiatan pada kegiatan 3
Indikator 11 Guru
memberikan penguatan kepada siswa
Pemberian penguatan seusai kegiatan pembelajaran 3.5.1 Menjodohkan pola
gerak dominan bertumpu, keseimbangan, berpindah/
Lokomotor, mendarat dengan gambar (C1) 4.5.1 Melakukan pola
gerak dominan bertumpu, keseimbangan, berpindah/
Lokomotor, mendarat (P2)
12 Pemberian lembar evaluasi
Mengerjakan lembar evaluasi
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Adapun penelitian relevan dari penelitian ini, disajikan dalam bentuk tabel :
Tabel 2.2 Penelitian Relevan
No Nama
Penelitian
Judul Hasil Persamaan Perbedaan
1 Marfuatin, Emy (2019)
Pengembang an media gunungan pada
pembelajaran tematik
Hasil penelitian diperoleh media gunungan tema 5 permainan
tradisional subtema 2 permainan
Mengembang kan permainan engklek menjadi media
pembelajaran tematik.
Penelitian terdahulu:
- Bentuk alas engklek masih umum dan
permainan tradisional.
tradisional kelas III sekolah dasar dikatakan layak, serta media gunungan dapat membuat peserta didik belajar secara menyenangkan.
- Sasaran pada penelitian peserta didik kelas 3 Sedangkan peneliti:
- Bentuk alas engklek dibuat menyerupai bentuk sila pancasila - Sasaran penelitian
peserta didik kelas 1
2 Nina Nurhasana h dan Iva Sarivah (2020)
Model pengembanga n media permainan engklek berbasis pendidikan karakter untuk peserta didik kelas IV sekolah dasar.
Hasil dari peneliian media permainan engklek karakter yang digunakan untuk media
pembelajaran PPKn dianggap layak secara ilmiah.
Mengembang kan Permainan engklek menjadi media
pembelajaran.
Peneliti terdahulu : - Sasaran yang
diteliti peserta didik kelas IV sekolah dasar,
- Meneliti tentang pendidikan karakter peserta didik sekolah dasar.
Sedangkan peneliti : - Sasaran peneliti
kelas 1 SD
- Meneliti bagaimana pengembangan media
pembelajaran tematik berbasis permainan
3 Trajkovik, Vladimir, dkk. 2018
Traditional gamer in elementary school:
Releationship s of strudent’s personality traits, motivation and experience with learning outcomes
Hasil dari
penelitian ini yakni permainan
tradisional dapat meningkatkan motivasi belajar dan pengalaman atau hasil belajar peserta didik.
Pendekatan pengajaran menggunakan permainan traditional engklek
Peneliti terdahulu : - Meneiliti
bagaimana engklek dapat
meningkatkan pengalaman belajar siswa
Sedangkan peneliti : - Meneliti
bagaimana pengembangan media
pembelajaran tematik berbasis permainan engklek
C. Kerangka Pikir
Adapun Konsep kerangka pikir pengembangan MENTIK (Media Engklek Tematik) :
Kondisi Ideal :
Media pembelajaran yang dibuat menarik, kreatif dan inovatif dapat membuat peserta didik khususnya kelas 1 lebih bersemangat dan antusias selama pembelajaran, dapat mempermudah guru menyampaikan informasi kepada peserta didik kelas 1.
Kondisi Lapangan :
Dari hasil wawancara guru kelas 1 SDN 5 Pecalukan ditemukan bahwa :
1. Media yang digunakan berupa gambar yang diprint, dan
memanfaatkan media yang diambil dari lingkungan sekitar.
2. Peserta didik kelas 1 memiliki karateristik senang bermain.
Analisis Kebutuhan :
Media berbasis permainan tradisional sebagai alat bantu untuk mempermudah guru dan peserta didik dalam menyampaikan dan menerima pesan.
Tindak Lanjut :
Pengembangan media yang memodifikasi permainan tradisional engklek.
Metode Penelitian : Model ADDIE
Analisis, Desain, Pengembangan, Implementasi, dan Evaluasi
Hasil produk dari penelitian ini yakni MENTIK (Media Engklek Tematik) untuk pembelajaran tematik subtema pengalaman masa kecilku kelas 1 sekolah dasar Teknik Pengumpulan Data:
1. Obsevasi 2. Wawancara 3. Angket 4. Tes
5. Dokumentasi
Instrumen Penelitian:
1. Pedoman Observasi 2. Pedoman Wawancara 3. Angket
4. Tes
5. Dokumentasi
Teknik Anaisis Data:
1. Kualitatif 2. Kuantitatif
Gambar 2.1 Kerangka Pikir