• Tidak ada hasil yang ditemukan

PETUNJUK TEKNIS PENERIMAAN DAN DISTRIBUSI LOGISTIK KESEHATAN DALAM PENANGANAN COVID-19

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PETUNJUK TEKNIS PENERIMAAN DAN DISTRIBUSI LOGISTIK KESEHATAN DALAM PENANGANAN COVID-19"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

PETUNJUK TEKNIS PENERIMAAN DAN DISTRIBUSI LOGISTIK KESEHATAN DALAM PENANGANAN COVID-19

Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan

2021

(2)

2 DAFTAR ISI

1 Definisi Operasional 3

2 Proses/Tahapan Kementerian Kesehatan Menerima Donasi Logistik Kesehatan untuk Penanganan COVID-19 dari Luar Negeri/Dalam

Negeri dan Pendistribusiaanya 4

3 Proses Pemenuhan Permintaan Bantuan Alat Kesehatan dan/atau Logistik Kesehatan dari Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Fasilitas Pelayanan Kesehatan, dan pihak lain yang

membutuhkan 7

4 SOP Penerimaan dan Pendistribusian Barang Donasi dan Pengadaan

Logistik COVID-19 di Gudang Pusat Krisis Kesehatan 8 5 Alur Donasi Logistik COVID-19 Pusat Krisis Kesehatan Kementerian

Kesehatan 9

(3)

3 I. Definisi Operasional

1. Yang dimaksud dengan Donasi Luar Negeri dalam petunjuk teknis ini adalah seluruh bantuan atau donasi berbentuk barang yang membutuhkan proses importasi.

2. Yang dimaksud dengan Donasi Dalam Negeri dalam petunjuk teknis ini adalah seluruh bantuan atau donasi berbentuk barang yang tidak membutuhkan proses importasi (barang ada di dalam negeri).

(4)

4

II. Proses/Tahapan Kementerian Kesehatan Menerima Donasi Logistik Kesehatan untuk Penanganan COVID-19 dari Luar Negeri/Dalam Negeri dan Pendistribusiaanya

1. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan memberikan informasi dan rekomendasi alat kesehatan yang dibutuhkan oleh Pemerintah Indonesia.

2. Pemberi Donasi menyampaikan tawaran donasi (declaration gift letter) kepada Kementerian Kesehatan. Surat ditujukan dengan menyertakan: jenis barang, jumlah, merek, spesifikasi, dan harga.

3. Untuk donasi luar negeri, Kepala Pusat Krisis Kesehatan sebagai Consignee memberikan jawaban kepada pemberi donasi melalui konsep verbal yang dibuat oleh Biro Kerja Sama Luar Negeri.

4. Pemberi donasi berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan terkait jadwal dan mekanisme pengiriman barang serta dokumen importasi.

5. Untuk donasi luar negeri, Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan memfasilitasi proses persetujuan pembebasan pajak dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai berdasarkan rekomendasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui aplikasi Indonesian National Single Window (INSW).

6. Pusat Krisis Kesehatan dapat menerima donasi dari luar negeri setelah entry process INSW dokumen importasi selesai dan mendapat persetujuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

7. Pusat Krisis Kesehatan dapat didampingi oleh Satuan Kerja (Satker) terkait di Kementerian Kesehatan dalam menerima barang donasi atau pengadaan.

8. Pusat Krisis Kesehatan melakukan proses clearance di bandara/pelabuh untuk barang donasi dari luar negeri atau barang pengadaan yang membutuhkan impor.

(5)

5

9. Pusat Krisis Kesehatan sebagai Consignee menandatangani Berita Acara Serah Terima Barang (BAST) bersama dengan pemberi donasi.

10. Pusat Krisis Kesehatan dapat mendistribusikan alat kesehatan dan/atau logistik kesehatan berdasarkan permintaan atau rencana distribusi dari Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan ke Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Fasilitas Pelayanan Kesehatan, dan pihak lain yang membutuhkan.

Proses pengecekan, uji fungsi dan atau kalibrasi terhadap alat-alat kesehatan yang diterima, serta dukungan teknis lainnya dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan melalui Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

11. Pusat Krisis Kesehatan dapat juga mendistribusikan logistik kesehatan secara langsung kepada Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Fasilitas Pelayanan Kesehatan, dan pihak lain yang membutuhkan dalam kondisi tertentu.

12. Pusat Krisis Kesehatan bersama dengan Biro Keuangan dan BMN menyusun Berita Acara Serah Terima (BAST) antara Pusat Krisis Kesehatan dengan Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Fasilitas Pelayanan Kesehatan, dan pihak lain yang menerima barang donasi.

13. Pusat Krisis Kesehatan menandatangani BAST dengan Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Fasilitas Pelayanan Kesehatan, dan pihak lain yang menerima barang donasi.

14. Pusat Krisis Kesehatan melakukan registrasi hibah ke Kementerian Keuangan dengan nilai sesuai dokumen yang ada.

(6)

6

Bagan Penerimaan Barang Donasi dan Pengadaan Logistik Kesehatan serta Pendistribusiannya

DONASI

PUSAT KRISIS KESEHATAN

GUDANG

DISTRIBUSI KE:

Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Fasilitas Pelayanan Kesehatan, dan

pihak lain yang membutuhkan.

PENGADAAN

BAST

BAST

(7)

7

III. Proses Pemenuhan Permintaan Bantuan Alat Kesehatan dan/atau Logistik Kesehatan dari Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Fasilitas Pelayanan Kesehatan, dan pihak lain yang membutuhkan

1. Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Fasilitas Pelayanan Kesehatan, dan pihak lain yang membutuhkan mengirimkan surat permintaan bantuan kepada Kementerian Kesehatan.

2. Kepala Pusat Krisis Kesehatan menindaklanjuti permintaan bantuan alat kesehatan dan/atau logistik kesehatan sesuai stok yang ada.

(8)

8

IV. SOP Penerimaan dan Pendistribusian Barang Donasi dan Pengadaan Logistik COVID-19 di Gudang Pusat Krisis Kesehatan

1. Barang donasi dan pengadaan masuk ke gudang Pusat Krisis Kesehatan disertai pencatatan informasi mengenai jenis barang, asal barang, jumlah barang, waktu kedatangan, gudang penyimpanan, serta alat transportasi yang digunakan.

2. Dilakukan pengecekan kesesuaian antara surat pengiriman barang dengan fisik/

spesifikasi dan jumlah barang yang masuk di gudang Pusat Krisis Kesehatan.

3. Terhadap alat kesehatan seperti oksigen konsentrator, ventilator, BIPAP, CPAP, VPAP, dan HFNC, Pusat Krisis Kesehatan memfasilitasi Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan/atau Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Jakarta untuk melakukan pengecekan, uji fungsi dan/atau kalibrasi.

4. Setelah barang diterima akan dilakukan pengiriman barang sesuai permintaan.

Dasar pengiriman barang adalah sebagai berikut:

a. Surat permintaan logistik COVID-19.

b. Notulen rapat atau tangkapan layar percakapan elektronik (screenshoot pesan) terkait kebutuhan dan permintaan logistik COVID-19.

5. Menghubungi dan memberikan informasi kepada pihak ekspedisi untuk mengirim barang dengan informasi:

a. Jenis dan jumlah barang.

b. Tujuan/tempat lokasi.

c. Alat transportasi yang akan digunakan.

d. Sifat pengiriman Segera/Reguler.

6. Sebelum barang didistribusikan dilakukan:

a. Mengecek kembali kondisi, jenis dan jumlah barang.

b. Mencatat barang dan memasukannya ke dalam sistem pencatatan Logistik.

c. Menyiapkan dokumen Surat Jalan, Berita Acara Serah Terima (BAST) dan memastikan barang dibawa oleh pihak ekspedisi dengan baik dan aman.

7. Setelah barang dibawa oleh pihak ekspedisi, tim logistik menerima laporan mengenai posisi barang dan dokumentasi proses pengiriman barang saat sampai ke tujuan.

8. Pihak ekspedisi diwajibkan membawa Surat Tanda Perimaan Barang yang telah diterima dan ditandatangani oleh pihak penerima barang yang akan dijadikan dasar pembuatan Berita Acara Serah Terima (BAST).

(9)

9

V. Alur Donasi Logistik COVID-19Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan

Jakarta, 12 Juli 2021

Kepala Pusat Krisis Kesehatan

Dr. dr. Eka Jusup Singka, M.Sc NIP. 197005242000121001 LAPORAN EKSPEDISI BAHWA

BARANG TELAH DITERIMA DI LOKASI TUJUAN

BARANG DONASI DAN PENGADAAN MASUK GUDANG

PENGECAKAN KESESUAIAN BARANG DENGAN DOKUMEN

LENGKAP/BERFUNGSI TIDAK LENGKAP/TIDAK

BERFUNGSI

PENGIRIMAN BARANG OLEH EKSPEDISI

UJI FUNGSI DAN KALIBRASI (FASYANKES DAN BPFK)

PEMBUATAN BAST

BILA BARANG PENGADAAN, MAKA

PUSKRIS MEMINTA RETUR KE PENYEDIA

NON ALAT KESEHATAN ALAT KESEHATAN

BILA BARANG DONASI, MAKA PUSKRIS BERKOORDINASI DENGAN FASYANKES

DAN KSLN

Referensi

Dokumen terkait

Persamaan regresi nilai prediksi fungsi paru dari rentang tangan belum bisa dikatakan akurat untuk diaplikasikan pada anak- anak di Indonesia dengan riwayat asma

The products designed was learning materials in the form of acid and base module based on guided discovery learning for senior high school student.. Thepreparation module

Augmented Reality juga dapat diimplementasikan pada media pengenalan sebuah objek seperti pengenalan macam-macam buah-buahan dalam suatu bentuk informasi dengan menggunakan

SISTEM PERTAHANAN SEMESTA PERTAHANAN BERLAPIS (POSTUR) LAPIS NIRMILITER (RAKYAT) LAPIS MILITER (TNI) DOKTRIN HANNEG. SOSOK PERTAHANAN

Router MikroTik menyediakan fasilitas untuk pengaturan bandwidth, sehingga dengan adanya fasilitas ini seorang administrator jaringan bisa mengelola/membatasi

Oleh karena itu, ada peluang bagi eksportir dari DC yang memiliki pengalaman memasok negara Uni Eropa untuk menjual langsung kepada pembeli dengan mengandalkan pemasok Uni

Sehubungan dengan kesimpulan penelitian diatas, maka penulis mengajukan saran sebagai berikut: (1) Guru hendaknya menerapkan pembelajaran menggunakan metode SAS dengan

Diharapkan kepada BUMN/BUMS/BUMD dapat menyusun rencana program dan kegiatan CSR-PKBL dengan mengakomodir lebih banyak dari program kegiatan yang terdaftar dalam