• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN SPEED BUMP TIDAK STANDAR DALAM MENGURANGI KECEPATAN SEPEDA MOTOR AUTOMATIC PADA KAWASAN PERUMAHAN DI KOTA BANDUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGGUNAAN SPEED BUMP TIDAK STANDAR DALAM MENGURANGI KECEPATAN SEPEDA MOTOR AUTOMATIC PADA KAWASAN PERUMAHAN DI KOTA BANDUNG"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

178

PENGGUNAAN SPEED BUMP TIDAK STANDAR DALAM MENGURANGI KECEPATAN SEPEDA MOTOR AUTOMATIC PADA KAWASAN PERUMAHAN

DI KOTA BANDUNG

Abstrak

Kecelakaan akibat kecepatan kendaraan yang tidak terkontrol khususnya sepeda motor sering terjadi pada kawasan perumahan. Untuk meminimalisir hal tersebut diperlukan pemasangan alat pembatas kecepatan dalam hal ini speed bump namun mayoritas ukuran speed bump pada kawasan perumahan tidak standar. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah menganalisis kecepatan sepeda motor automatic terhadap karakteristik speed bump pada sebelum, saat dan setelah melewati speed bump. Metode survei kecepatan running speed dengan pengukuran langsung di lapangan, analisis profil kecepatan menggunakan software logger pro dan dihasilkan grafik kecepatan pada tiap lokasi studi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik berupa analisis regresi linear berganda dengan variabel terikat yakni kecepatan, dan variabel bebas meliputi tinggi speed bump, lebar speed bump, perbedaan material badan jalan dengan material speed bump dan kelengkapan marka. Model menunjukan bahwa kecepatan sepeda motor automatic pada kawasan speed bump dipengaruhi faktor visual seperti perbedaan material dan kelengkapan marka.

Kata Kunci: Speed Bump, Logger Pro, Analisis Regresi Linear, Kecepatan Kendaraan, Kawasan Perumahan, Sepeda Motor.

Abstract

Accidents due to uncontrolled vehicle speed, especially motorcycles, often occur in residential areas. To minimize this, it is necessary to install a speed limiter in this case a speed bump but calculating the size of the speed bump in a residential area is not standard. Therefore, the purpose of this study was to analyze the speed of an automatic motorcycle on the characteristics of the speed bump before, during and after passing the speed bump. Running speed survey method with direct measurements in the field, profile speed analysis using logger pro software and speed graphs generated from every study locations. The data analysis technique used is statistical analysis in the form of multiple linear regression with the analytical variable, namely speed, and the independent variables include the speed bump, the width of the speed bump, the difference between the road body material and the speed bump material and the completeness of the markings. The model shows that the speed of an automatic motorcycle in the speed bump area is influenced by visual factors such as differences in materials and markings.

Keywords: Speed Bump, Logger Pro, Linear Regression Analysis, Vehicle Speed, Residential Area, Motorcycle.

PENDAHULUAN

Di lingkungan pemukiman yang padat penduduk, anak-anak sering bermain di jalan akibat terbatasnya fasilitas umum yang tersedia dan hal tersebut membahayakan keselamatan jiwa mereka jika ada kendaraan yang lewat (Effendy et al., 2005). Berkendara dengan kecepatan lebih tinggi di pemukiman dengan harapan memperpendek waktu tempuh menjadi langkah yang diambil pengendara bermotor untuk mengefisienkan waktu tempuh sampai ketujuan (Terryanto et al., 2015). Jika kecepatan sepeda motor semakin tinggi maka akan meningkatkan resiko kecelakaan bagi pengendara sepeda motor (Fauza et al., 2018) karena tidak mempunyai batas kecepatan tertentu. Perilaku yang dapat memunculkan resiko kecelakaan pada pengendara sepeda motor antara lain adalah perilaku agresif, pelanggaran batas kecepatan, hilang kendali, melakukan manuver ekstrem, kurangnya peralatan pengaman yang dipakai, dan pelanggaran

(2)

179

rambu-rambu lalu lintas (Elliott dan Barry, 2007). Maka dari itu diaplikasikan salah satu alat perlambatan lalu lintas (traffic calming) yaitu speed bump untuk mengontrol kecepatan kendaraan namun mayoritas speed bump pada kawasan perumahan tidak standar sesuai dengan PermenHub No : 82 Tentang Alat Pengendali dan Pengaman Pemakai Jalan, 2018.

Penggunaan alat pembatas kecepatan yaitu speed bump pada kawasan perumahan akan mengontrol dan mengurangi kecepatan kendaraan. Khusus untuk speed bump tidak standar tentunya akan memberikan dampak yang berbeda. Dengan intensitas pengguna sepeda motor berjenis automatic, terdapat pertanyaan apakah speed bump tidak standar ini akan berpengaruh signifikan pada kecepatan kendaraan. Pemilihan spesifik moda dalam hal ini sepeda motor jenis automatic karena suspensi sepeda motor ini terbilang cukup keras ketika melewati jalan yang tidak rata seperti jalan rusak ataupun alat pembatas kecepatan.

Beberapa studi mengenai speed bump sebelumnya telah dilakukan di Indonesia. Studi yang telah dilakukan diantaranya kajian efektivitas speed bump dalam mereduksi kecepatan oleh Arif (2019), pengaruh penggunaan speed bump terhadap tingkat kebisingan oleh Argya (2011) dan analisis pengaruh speed bump terhadap kecepatan oleh Effendy (2005). Terkait studi mengenai speed bump tersebut, studi membahas penggunaan speed bump tidak standar dalam mengurangi kecepatan sepeda motor automatic pada perumahan di Bandung masih terbatas, khususnya yang terfokus pada sepeda motor. Studi ini dilakukan agar dapat memberikan rekomendasi atau evaluasi bagaimana speed bump ini perlu diterapkan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, terdapat dua tujuan studi ini.

1. Pertama adalah untuk menganalisis profil kecepatan kendaraan pada sebelum, saat dan setelah melewati speed bump.

2. Kedua adalah untuk untuk mengetahui apakah dimensi speed bump (tinggi dan lebar bagian bawah speed bump), perbedaan material badan jalan dengan material speed bump, dan kelengkapan marka pada lokasi tersebut mempengaruhi pada kecepatan kendaraan yang melintas pada speed bump.

Data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan pengukuran langsung yaitu merekam kendaraan pada lokasi studi dan dianalisis menggunakan software logger pro. Regresi linear berganda digunakan dalam melakukan investigasi hubungan antara karakteristik speed bump dan kecepatan kendaraan.

Makalah ini diawali dengan pendahuluan dan dilanjutkan dengan studi literatur terkait speed bump. Selanjutnya metodologi penelitian dan analisis dideskripsikan. Makalah ini diakhiri dengan pembahasan hasil serta kesimpulan.

STUDI LITERATUR

ROAD HUMPS JENIS SPEED BUMP

Alat pembatas kecepatan (road humps) adalah kelengkapan tambahan pada jalan yang berfungsi untuk membuat pengemudi kendaraan bermotor mengurangi kecepatannya. Alat pengendali atau pembatas kecepatan (road humps) berupa peninggian sebagian jalan yang melintang terhadap sumbu jalan dengan lebar, tinggi, dan kelandaian tertentu. Alat ini biasanya bermaterial aspal, karet atau beton dan diberikan marka dengan garis – garis berwarna kuning atau putih untuk meningkatkan keselamatan para pengendara terutama di malam hari. Pemilihan bahan material untuk polisi tidur harus memperhatikan keselamatan pemakai jalan. (Keputusan

(3)

180

Menteri Perhubungan Nomor: KM. 82 Tahun 2018 Tentang Alat Pengendali dan Pengaman Pemakai Jalan, 2018).

Alat pembatas kecepatan diaplikasikan pada tempat seperti jalan di lingkungan pemukiman, jalan lokal yang mempunyai kelas jalan III C dan pada jalan-jalan yang sedang dilakukan pekerjaan konstruksi. Road Humps dibagi atas 3 diantaranya, speed bump, speed table, dan speed hump.

Speed bump merupakan alat pembatas kecepatan yang digunakan hanya pada tempat dan jalan tertentu seperti area parkir, jalan privat, atau jalan lingkungan terbatas dengan kecepatan kendaraan di bawah 10 kilometer per jam. Speed bump pada umumnya mempunyai ukuran dengan tinggi 7,5 sentimeter sampai 15 sentimeter dan lebar 30 sentimeter sampai 90 sentimeter.

Spesifikasi speed bump standar yang diterbitkan oleh PermenHub No : 82 Tentang Alat Pengendali dan Pengaman Pemakai Jalan, 2018 adalah dengan dimensi tinggi maksimal 12 sentimeter, lebar bagian atas 15 sentimeter dengan kelandaian maksimal 15 % dan kelengkapan marka kombinasi warna putih atau kuning dengan ukuran 20 sentimeter sedangkan warna hitam 30 sentimeter.

Speed Bump tidak standar pada umumnya tidak mengacu pada PermenHub No : 82 Tentang Alat Pengendali dan Pengaman Pemakai Jalan, 2018. Speed bump atau biasa dikenal dengan nama polisi tidur di Kota Bandung mayoritas tidak standar, baik dari ukuran maupun kelengkapan marka. Hal ini dikarenakan rukun warga setempat atau pihak terkait di kawasan perumahan tidak mengetahui penempatan maupun ukuran speed bump yang dianjurkan sesuai dengan tipe jalan. Speed bump tidak standar mempunyai ciri-ciri seperti jenis material berbeda, tidak ada marka berwarna, ketidakstabilan ukuran sepanjang bentang lebar jalan.

METODOLOGI

ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA

Analisis regresi linear berganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor predictor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis regresi berganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal 2 (Sugiyono, 2017). Persamaan model regresi linear sederhana dirumuskan pada Persamaan 1.

Yi = β0 + β1x1 + β2x2 + βnxn + … + e (1)

dimana, Y merupakan nilai yang diprediksikan, variable terikat; 𝛽0 adalah konstanta atau bila nilai X = 0; 𝛽 merupakan koefisien variabel x atau koefisien regresi; X adalah variabel bebas;

Ԑ adalah standar error; dan n adalah jumlah data.

Analisis dilakukan pada data profil kecepatan sepeda motor automatic dengan software Microsoft excel dan SPSS yang menghasilkan output Model Summary atau korelasi dan kontribusi antara variabel bebas dan terikat, uji t-parsial mendeskripsikan pengaruh masing- masing, dan uji f mendeskripsikan pengaruh simultan atau gabungan dari variabel bebas terhadap variabel terikat dalam hal ini kecepatan sepeda motor automatic.

(4)

181

METODE SURVEI DAN OBJEK STUDI

Survei pendahuluan dilakukan pada kawasan perumahan di Kota Bandung untuk mendapatkan data berupa lokasi studi, titik tinjauan speed bump, jarak antar speed bump, bentuk speed bump, dimensi speed bump serta lebar dan panjang bentang ruas jalan lokasi studi. Setelah survei pendahuluan dan diskusi eliminasi lokasi studi dilakukan, maka selanjutnya dilakukan survei lanjutan berupa survei kecepatan, dan jarak penurunan kecepatan sepeda motor automatic. Pada tahap survei ini, dilakukan untuk mendapatkan data kecepatan kendaraan yang melintasi speed bump, dan data jarak penurunan kendaraan pada speed bump menggunakan kamera sebagai alat perekam kendaraan dengan metode running speed atau kecepatan selama kendaraan tersebut bergerak. Survei pendahuluan dan lanjutan ini dilakukan dengan menjaga protokol kesehatan agar terhindar dari penyebaran virus corona.

Karakteristik jalan dan speed bump ditentukan setelah survei pendahuluan. Karakteristik tersebut diantaranya.

1. Rentang lebar jalan setiap lokasi studi yang digunakan adalah 3,6 meter – 7,5 meter.

2. Klasifikasi jalan dengan 1 jalur, 2 lajur, 1 arah dengan median.

3. Segmen jalan area studi sepanjang 25 m sebelum dan 25 m setelah speed bump.

4. Material speed bump yang ditentukan yaitu aspal dengan perbedaan material jalan tiap lokasi studi.

5. Studi dilakukan pada speed bump yang memiliki marka berwarna dan tidak.

6. Bentuk speed bump yang digunakan yaitu tipe sinusoidal.

7. Jumlah sepeda motor yang dikumpulkan sebanyak 40 kendaraan, termasuk sepeda motor automatic dan non-matic.

Dari hasil eliminasi lokasi studi tersebut, dilakukan survei kecepatan eksisting yang mengacu pada metode Binamarga No. 001 /T/BNKT/1990 mengenai Panduan Survei dan Perhitungan Waktu Perjalanan Lalu Lintas. Pada mayoritas kawasan perumahan atau lokasi studi diperkirakan kecepatan rata – rata kendaraan kurang dari 40 km/jam dengan penggal jalan sepanjang 25 meter. Semakin tinggi kecepatan rata – rata kendaraan makan semakin panjang segmen atau penggal jalan penelitian

ANALISIS

DATA LOKASI

Survei pendahuluan dilakukan pada wilayah administratif Kota Bandung menyebar hingga Kabupaten Bandung dan setelah dilakukan eliminasi titik tinjauan didapatkan tujuh titik tinjauan speed bump dari empat lokasi studi. Titik tinjauan dari lokasi tersebut dieliminasi berdasarkan karakteristik jalan dan speed bump yang telah ditentukan. Lokasi studi hasil eliminasi ini sudah mencakup variabel yang dibutuhkan untuk analisis. Variabel terikat dalam hal ini adalah kecepatan sepeda motor automatic, variabel bebas dalam hal ini adalah tinggi speed bump, lebar speed bump, perbedaan material badan jalan dengan material speed bump dan kelengkapan marka pada speed bump tersebut. Hasil eliminasi lokasi studi yang menjadi lokasi studi penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.

(5)

182

Tabel 1. Karakteristik Lokasi Studi

GRAFIK KECEPATAN TIAP LOKASI STUDI

Tahap setelah melakukan pengukuran langsung dengan metode survei running speed dengan merekam kendaraan saat bergerak, lalu menganalisis profil kecepatan tersebut menggunakan Microsoft excel dan software logger pro. Dapat dilihat profil kecepatan sepeda motor automatic saat deselerasi mendekati speed bump lalu akselerasi menjauhi titik tinjauan pada setiap lokasi.

(a) (b)

Gambar 1. Grafik Kecepatan Sepeda Motor Automatic TKI SB 1 (a) dan TKI SB 2 (b)

No Lokasi Wilayah

Tinggi SB (cm)

Lebar SB (cm)

Perbedaan Material SB dengan Jalan

Kelengkapan Marka

1 Taman Kopo Indah III SB 1 (TKI)

Kab.

Bandung 5,5 75 Berbeda Tidak

2 Taman Kopo Indah

III SB 2 (TKI) Kab.

Bandung 5,5 60 Berbeda Tidak

3 Taman Kopo Indah

III SB 3 (TKI) Kab.

Bandung 5,3 40 Berbeda Tidak

4 Batununggal Indah

VIII SB 1 (BTN) Kota

Bandung 7 70 Sama Tidak

5 Batununggal Indah

VIII SB 2 (BTN) Kota

Bandung 7 80 Sama Tidak

6 Jl. Raflesia Mitra

Dago (RFL) Kota

Bandung 5 120 Sama Ada

7 Tarumanegara,

Cibaduyut (TTC) Kota

Bandung 9 90 Sama Ada

0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0 45.0 50.0 55.0 60.0

-30 -20 -10 0 10 20 30

Kecepatan (km/jam)

JARAK (m)

0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0 45.0 50.0 55.0 60.0

-30 -20 -10 0 10 20 30

Kecepatan (km/jam)

JARAK (m)

(6)

183

(a) (b)

Gambar 2. Grafik Kecepatan Sepeda Motor Automatic TKI III SB 3 (a) dan BTN VII SB 1 (b)

(a) (b)

Gambar 3. Grafik Kecepatan Sepeda Motor Automatic BTN VII SB 2 (a) dan RFL (b)

(a) (b)

Gambar 4. Grafik Kecepatan Sepeda Motor Automatic TTC SB 2 (a) dan Kecepatan Rata-Rata Setiap Lokasi Studi (b)

0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0

-30 -20 -10 0 10 20 30

Kecepatan (km/jam)

JARAK (m) 0.0

5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0 45.0 50.0 55.0 60.0

-30 -20 -10 0 10 20 30

Kecepatan (km/jam)

JARAK (m) 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0

-30 -20 -10 0 10 20 30

Kecepatan (km/jam)

JARAK (m)

0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0

-30 -20 -10 0 10 20 30

Kecepatan (km/jam)

JARAK (m)

0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0 45.0

-30 -10 10 30

Kecepatan (km/jam) )

JARAK (m)

0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00

-30 -20 -10 0 10 20 30

Kecepatan (km/jam)

Jarak (m)

TKI 1 TKI 2 TKI 3 BTN 1

BTN 2 RFL TTC

(7)

184

PERSENTASE PERUBAHAN KECEPATAN SEPEDA MOTOR AUTOMATIC PADA TIAP LOKASI STUDI

Terdapat kecepatan rata-rata dan persentase perubahan kecepatan untuk setiap lokasi studi.

Perubahan kecepatan ditampilkan setiap jarak 5m dimulai dari deselerasi yaitu -25 m sampai 0m dan akselerasi dari 0 m sampai +25 m dapat dilihat pada Tabel 2. Perubahan kecepatan terendah dan tertinggi dilihat dari sepeda motor saat deselerasi mendekati speed bump dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 2. Kecepatan Rata-Rata dan Persentase Perubahan Kecepatan Tiap Lokasi Studi

Jarak (m) -25 -20 -15 -10 -5 0 5 10 15 20 25

TKI 1

(Km/Jam) 36,74 33,91 28,25 25,12 20,41 16,78 19,54 20,20 24,11 27,95 31,01 Persentase

Perubahan -1,87% -7,70% -16,69% -11,08% -18,74% -17,78% 16,45% 3,40% 19,35% 15,89% 10,98%

TKI 2

(Km/Jam) 37,55 34,38 30,21 26,57 22,24 16,65 18,75 20,20 24,16 28,10 31,23 Persentase

Perubahan -5,36% -8,46% -12,12% -12,04% -16,32% -25,12% 12,61% 7,71% 19,62% 16,29% 11,14%

TKI 3

(Km/Jam) 39,85 36,35 31,62 27,24 22,45 19,65 21,65 22,46 25,43 30,25 32,64 Persentase

Perubahan -3,35% -8,80% -12,99% -13,88% -17,57% -12,47% 10,18% 3,74% 13,22% 18,94% 7,93%

BTN 1

(Km/Jam) 45,24 43,25 40,43 37,26 34,54 28,59 30,35 32,55 35,29 38,65 41,40 Persentase

Perubahan -4,46% -4,40% -6,52% -7,83% -7,31% -17,23% 6,16% 7,27% 8,41% 9,51% 7,14%

BTN 2

(Km/Jam) 43,24 41,32 39,84 36,57 32,42 25,38 27,46 31,25 33,25 36,36 38,24 Persentase

Perubahan -4,68% -4,44% -3,57% -8,21% -11,33% -21,74% 8,21% 13,79% 6,40% 9,36% 5,17%

RFL

(Km/Jam) 37,23 34,52 30,94 26,18 22,27 16,41 19,16 22,41 25,33 29,18 32,27 Persentase

Perubahan -4,49% -7,29% -10,36% -15,40% -14,94% -26,31% 16,79% 16,94% 13,04% 15,18% 10,60%

TTC

(Km/Jam) 32,89 29,69 24,95 20,52 16,82 13,23 15,66 18,80 22,58 26,26 29,65 Persentase

Perubahan -3,64% -9,73% -15,98% -17,77% -18,04% -21,30% 18,30% 20,06% 20,12% 16,32% 12,91%

Tabel 3. Persentase Perubahan Kecepatan Saat Deselerasi

Jarak (m) -25 0 Jarak (m) -25 0

TKI 1 (Km/Jam) 36,74 16,78 TKI 2 (Km/Jam) 37,55 16,65

Persentase Perubahan

(%) -54,32% Persentase Perubahan (%) -55,66%

TKI 3 (Km/Jam) 39,85 19,65 BTN 1 (Km/Jam) 45,24 28,59

Persentase Perubahan

(%) -50,69% Persentase Perubahan (%) -36,81%

BTN 2 (Km/Jam) 43,24 25,38 RFL (Km/Jam) 37,23 16,41

Persentase Perubahan

(%) -41,31% Persentase Perubahan (%) -55,93%

TTC (Km/Jam) 32,89 13,23 Rata-rata Seluruh Lokasi

(Km/Jam) 38,96 18,16

Persentase Perubahan

(%) -59,77% Persentase Perubahan (%) -53,39%

(8)

185

Pengolahan deskriptif statistik dilakukan dengan menggunakan software SPSS. Data deskriptif dapat dilihat pada Tabel 2. Notasi negatif (-) untuk bagian hulu atau sebelum titik speed bump, (+) untuk bagian hilir atau setelah speed bump dan (@) untuk titik 0 atau pada saat melewati speed bump. Deskriptif data kecepatan dari 280 motor matic pada 7 titik tinjauan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 4. Deskriptif Data Kecepatan

Distance (m) N Min (km/jam) Max (km/jam) Mean

(km/jam) Std,

Deviation

Kec(-)25m 280 24,677 54,464 38,932 7,169

Kec(-)20m 280 21,146 51,725 36,038 6,862

Kec(-)15m 280 17,696 47,244 32,281 7,025

Kec(-)10m 280 13,318 44,366 27,747 7,599

Kec(-)5m 280 11,655 38,707 23,523 7,309

Kec(@)0m 280 8,356 35,258 18,668 7,336

Kec(+)5m 280 11,567 36,137 20,728 7,118

Kec(+)10m 280 12,336 39,876 23,804 7,019

Kec(+)15m 280 14,467 42,245 27,299 6,756

Kec(+)20m 280 19,988 47,453 30,996 6,534

Kec(+)25m 280 21,435 49,461 34,114 6,351

ANALISIS REGRESI LINEAR

Analisis regresi linear pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model persamaan regresi linear dengan variabel bebas yang telah ditentukan, yaitu lebar speed bump, tinggi speed bump, material, dan penggunaan marka serta mengetahui signifikansi variabel tersebut terhadap variabel terikat yakni kecepatan kendaraan di setiap titik pada semua lokasi studi.

Hasil data model pengaruh karakteristik speed bump terhadap kecepatan tersebut menunjukan bahwa variabel bebas yang paling berpengaruh adalah pada aspek visual yaitu perbedaan material badan jalan dengan material speed bump dan kelengkapan marka. Untuk variabel bebas dimensi seperti tinggi dan lebar speed bump terutama pada lebar speed bump nilai signifikansinya > 0.05 yang artinya tidak ada pengaruh yang signifikan dalam mengurangi kecepatan sepeda motor automatic. Sebagian besar lokasi studi adalah jalan lokal yang artinya bukan hanya masyarakat sekitar yang menggunakan jalan tersebut, sehingga pengendara yang baru melintas tidak menyadari akan adanya speed bump di ruas jalan tersebut. Model dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Model Pengaruh Karateristik Speed Bump Terhadap Kecepatan Sepeda Motor Matic

Variabel Koefisien t Koefisien t Koefisien t

Kec(-10m) Kec (-20m) Kec (-25m)

(Konstanta) 52,618 12,478 56,718 13,080 58,081 12,330

Tinggi SB (cm) -1,742 -4,639 -1,443 -3,739 -1,277 -3,046

Lebar SB (cm) -0,042 -1,266 -0,044 -1,292 -0,042 -1,131

Perbedaan material antara SB dan jalan [D] -15,41 -12,45 -11,76 -9,247 -11,22 -8,123

Terdapat Marka SB [D] -12,33 -12,77 -9,662 -9,735 -9,474 -8,788

Koef Determinasi; Nilai-P ANOVA [0,546; 0,000] [0,403; 0,000] [0,351; 0,000]

(9)

186

[D] = Variabel dummy 1= ya dan 0 = tidak; huruf tebal = signifikan pada 5%; Koefisien = unstandardized coefficien

KESIMPULAN

Studi ini mendapatkan beberapa temuan sebagai bukti nyata bahwa aspek visual pada speed bump yang paling berpengaruh dalam menurunkan kecepatan kendaraan dan dapat menjadi rekomendasi penerapan speed bump di perumahan:

1. Persentase perubahan kecepatan rata-rata terendah dari -25 menuju titik 0m adalah Jalan Batununggal VII SB 1 dengan penurunan kecepatan sebesar 39,62% dari 47,35 km/jam ke 28,59 km/jam. Hal ini diakibatkan karena kondisi visual dari speed bump tersebut kurang jelas dalam hal ini perbedaan material dan kelengkapan marka.

2. Sedangkan persentase perubahan kecepatan rata-rata tertinggi dari -25 m menuju titik 0m adalah Jalan Tarumanegara Cibaduyut dengan penurunan kecepatan sebesar 61,23%

dari 34,14 km/jam ke 13,23 km/jam. Hal ini terjadi karena pengendara lebih waspada dan menyadari adanya speed bump yang ditandai adanya marka berwarna pada jalan sehingga pengendara lebih menurunkan kecepatan atau deselerasi ketika akan melewati speed bump.

3. Variabel bebas yang paling berpengaruh pada variabel terikat dalam hal ini kecepatan sepeda motor automatic adalah perbedaan material jalan dengan material speed bump.

Variabel bebas lainnya seperti dimensi speed bump tidak terlalu berpengaruh dibuktikan dengan model estimasi kecepatan secara parsial pada uji t namun berpengaruh secara simultan pada uji F dengan tingkat kepercayaan 95%.

Terdapat beberapa saran untuk studi selanjutnya. Koefisien determinasi menunjukan terdapat sekitar 27 - 64 % pengaruh variabel bebas lain yang mempengaruhi variabel terikat yakni kecepatan kendaraan sepeda motor automatic seperti karakteristik pengendara dan kondisi lingkungan. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan pengembangan variabel bebas yang digunakan. Segmen jalan penelitian ini adalah 25 m sebelum dan sesudah speed bump. Rata- rata kecepatan sepeda motor automatic yang keluar dari area studi belum mencapai kecepatan eksisting. Perlu studi lebih lanjut untuk memperpanjang area studi.

Variabel Koefisien t Koefisien t Koefisien t

Kec (-5m) Kec (-0m) Kec (+5m)

(Konstanta) 47,584 12,881 43,401 14,781 40,496 12,452

Tinggi SB (cm) -1,677 -5,098 -1,671 -6,394 -1,136 -3,924

Lebar SB (cm) -0,034 -1,173 -0,031 -1,332 -0,027 -1,064

Perbedaan material antara SB dan jalan [D] -15,96 -14,72 -17,99 -20,884 -15,77 -16,528

Marka SB [D] -12,33 -14,59 -12,69 -18,889 -12,15 -16,327

Koef Determinasi; Nilai-P ANOVA [0,622; 0,000] [0,762; 0,000] [0,688; 0,000]

Variabel Koefisien t Koefisien t Koefisien t

Kec (+10m) Kec (+20m) Kec (+25m)

(Konstanta) 43,094 12,560 48,485 14,274 50,633 15,189

Tinggi SB (cm) -1,156 -3,785 -0,917 -3,033 -0,856 -2,883

Lebar SB (cm) -0,025 -0,928 -0,039 -1,446 -0,036 -1,381

Perbedaan material antara SB dan jalan [D] -14,88 -14,779 -12,82 -12,863 -12,38 -12,663

Marka SB [D] -11,64 -14,827 -10,38 -13,364 -9,91 -12,999

Koef Determinasi; Nilai-P ANOVA [0,638; 0,000] [0,578; 0,004] [0,569; 0,000]

(10)

187

UCAPAN TERIMAKASIH

Sebagian dari pengumpulan data studi ini dibiayai oleh Hibah Dosen Muda Institut Teknologi Nasional Bandung Tahun 2021. Para penulis berterimakasih kepada pihak-pihak yang membantu kelancaran jalannya pengumpulan data. Para penulis juga sangat berterimakasih kepada Bapak Tri Basuki Joewono, Ph.D. yang memberikan banyak masukan untuk studi, metodologi survei, dan pengumpulan data.

DAFTAR PUSTAKA

Asmoro, D. (1990). Panduan Survei dan Perhitungan Waktu Perjalanan Lalu Lintas. Jakarta : Direktorat Jenderal Bina Marga Direktorat Pembinaan Jalan Kota.

Adji, W. (2018). Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia PM 82 Tahun 2018 Mengenai Alat Pengendali dan Pengaman Jalan. Jakarta: Kementrian Perhubungan Republik Indonesia.

Prasetyanto, D. (2019). Rekayasa Lalu Lintas dan Keselamatan Jalan. Bandung: Institut Teknologi Nasional Bandung.

Arianto, Effendy Judy. ANALISIS PENGARUH" SPEED HUMPS" TERHADAP KECEPATAN. Diss. Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro, 2005.

http://eprints.undip.ac.id/15114/

Terryanto, T., Mayuni, S., & Said, S. Kajian Fasilitas Pembatas Kecepatan pada Komplek Perumahan di Kota Pontianak (Doctoral dissertation, Tanjungpura University).

https://media.neliti.com/media/publications/190904-ID-kajian-fasilitas-pembatas- kecepatan-pada.pdf

Fauza, D. (2018). Identifikasi Aggressive Driving Pada Remaja Pengguna Sepeda Motor (Doctoral dissertation, University of Muhammadiyah Malang).

https://eprints.umm.ac.id/43364/

Elliott, M. A., Baughan, C. J., & Sexton, B. F. (2007). Errors and violations in relation to motorcyclists’ crash risk. Accident Analysis & Prevention, 39(3), 491-499.

https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0001457506001588

Joewono, B. T., & Jaganaputra, A. (2011, April). Pengasruh Penggunaan Speed Bumps Terhadap Tingkat Kebisingan. Jurnal Transportasi, 11 , 19-28.

Raharjo, S. (2018). Pengolahan Data Statistik Dengan SPSS. Retrieved Juni 5, 2021, from www.spssindonesia.com: https://www.spssindonesia.com/

PASARIBU, ARIF GUMANDAR. "Kajian Efektifitas Polisi Tidur (Road Humps) Dalam Mereduksi Kecepatan Lalu Lintas Jalan Tuasan Dan Jalan Rumah Sakit Haji."

Rahman, M., Kojima, A., & Kubota , H. (2019). Predictic Individual Vehicle Speed Profile Of Urban Residential Street Where Single Hump Is Present Considering The Road Geometric Features. Journal Of The Eastern Asia Society for Transportation Studies, 2137-2153.

Supranto, J. (2001). Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

Responsivensess , atau ketanggapan yaitu suatu kemauan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat (responsif) d an tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian

Dalam penelitian ini, kualitas tingkat pelayanan mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap penerimaan retribusi sampah melalui kemauan membayar sampah dengan koefisien path

Tidak terdapatnya perbedaan yang signifi kan antara konsumsi keluarga tanpa adanya pendapatan angkatan kerja perempuan dengan konsumsi keluarga setelah adanya

Asetilkolin yang dihasilkan diteruskan ke sel syaraf lainnya atau ke efektor (misalnya otot) untuk meneruskan impuls syaraf. Akan tetapi, sebelum impuls kedua dapat dipancarkan

Bersama ini kami sampaikan dengan hormat bahwa setelah dilakukan evaluasi dokumen penawaran sesuai ketentuan yang berlaku, Perusahaan Saudara ditetapkan sebagai pemenang seleksi

The control law based on robust model reference adaptive control can control angular velocity of brushed dc motor, although the parameters of system are time varying. In order

Hal ini sesuai pernyataan Ketaren (1986) yang menyatakan bahwa apabila proses pemerasan kelapa parut menjadi santan tidak higienis maka akan terdapat beberapa bentuk kerusakan yang

Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara perlakuan pemberian dosis tawas terhadap kematian larva nyamuk Aedes aegypti dengan nilai sigifikansi