KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOTIKA KELAS IIA JAKARTA JL. RAYA BEKASI TIMUR NO 170A JAKARTA TIMUR
Telp. 021-85910104, 85910238, Fax. 85909891
Email: [email protected] laman: www.lapas-narkotikajkt.com
Kepada, Yth :
Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia DKI Jakarta di –
Jakarta
S U R A T P E N G A N T A R Nomor : W10.PAS.PAS.2-PR.04.02-3109
No. Uraian Banyaknya Keterangan
1. Laporan SPIP Penerapan Manajemen Risiko Di Lingkungan Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Jakarta Periode TRIWULAN II Tahun 2022
1 (satu) bundel Dikirim dengan hormat untuk menjadi periksa
Jakarta, 24 Juni 2022 KEPALA,
BAYU IRSAHARA
NIP. 19790804 200012 1 001
Tembusan :
1. Sekretariat Jenderal Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia;
2. Inspektorat Jenderal Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
LAPORAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH TRIWULAN II TAHUN 2022
LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOTIKA KELAS IIA JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2022
Jalan Raya Bekasi Timur Nomor 170 A Jakarta Timur 13410 Telepon 021-85909891, Faksimili 021-85910104
Laman : lapas-narkotikajkt.com E-mail :[email protected]
KEPALA,
BAYU IRSAHARA NIP. 19790804 20 KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa, dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang professional, akuntabel, sinergi, transparan dan inovatif sebagai wujud pertanggungjawaban dalam mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran serta dalam rangka pelaksanaan good governance, Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Jakarta telah dapat merumuskan dan menyusun Laporan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Tahun 2022.
Laporan Penyelenggaraan SPIP Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Jakarta ini dalam penyusunannya merujuk kepada Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor : M.HH-02.PR.03.01 Tahun 2018 tentang pelaksanaan dan pelaporan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dilingkungan Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia.
Sebagaimana diketahui bahwa Sistem Pengendalian Intern Pemerintah ini menurut PP Nomor 60 Tahun 2008 adalah Proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturanperundang-undangan.
Harus diakui pula bahwa penerapan unsur-unsur SPIP di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Jakarta masih memiliki kelemahan, kekurangan dan jauh dari sempurna. Namun diharapkan kedepan secara bertahap kelemahan dan kekurangan tersebut dapat diperbaiki agar penerapan SPIP di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Jakarta benar-benar dapat terlaksana secara maksimal.
Demikian disampaikan, semoga Laporan Penyelenggaraan SPIP Tahun 2022 di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Jakarta ini dapat menjadi media pertanggungjawaban atas mandat yang diemban serta menjadi sarana evaluasi atas pencapaian kinerja dan umpan balik bagi upaya perbaikan kinerja pada masa yang akan datang.
Jakarta, 24 Juni2022
0012 1 001
A. PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
Sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), seluruh instansi pemerintah baik pusat dan daerah wajib melakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan. Pasal 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 disebutkan bahwa Sistem Pengendalian Intern adalah Proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturanperundang-undangan.
Sejalan dengan hal tersebut, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia telah menerbitkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 33 Tahun 2013 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH- 02.PW.02.03 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang dikuatkan dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor: M.HH-02.PR.03.01 Tahun 2018 tentang pelaksanaan dan pelaporan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dilingkungan Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia. Dalam peraturan tersebut dinyatakan bahwa Sistem Pengendalian Intern diselenggarakan secara menyeluruh terhadap proses perancangan dan pelaksanaan kebijakan, serta perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan anggaran di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Menindaklanjuti peraturan-peraturan dimaksud, Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Jakarta menyusun Rencana Tindak Pengendalian SPIP pada tahun 2022 Kemudian di tahun 2022 Rencana Tindak Pengendalian yang telah disusun tersebut masih terus dilakukan pemutakhiran dan pemantauan berkelanjutan. Sebagaimana kita ketahui bahwa sistem pengendalian intern sebenarnya telah diimplementasikan oleh instansi pemerintah, namun metodenya berbeda dengan konsep SPIP. Untuk itu Rencana Tindak Pengendalian yang disusun difokuskan pada hal-hal yang memerlukan pencegahan, penyesuaian maupunpenyempurnaan.
Penyusunan Desain Penyelenggaraan SPIP dan Rencana Tindak Pengendalian tahun 2022 ini akan dijadikan landasan bagi penyelenggaraan SPIP pada Lembaga
Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Jakarta dalam tahun 2022 dan akan dilakukan revisi atau perbaikan sesuai dengan perkembangan.
B. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian InternPemerintah.
4. Peraturan Kepala Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan Nomor PER- 690/K/DH/2012 tentang Pedoman Pemantauan Perkembangan Penyelenggaran Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.
5. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 33 Tahun 2013 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH- 02.PW.02.03 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
6. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M. HH.- 02.PR.03.01 Tahun 2018 Tentang Pelaksanaan dan Pelaporan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia;
7. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Kementerian Hukumdan Hak Asasi Manusia;
8. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 7 Tahun 2015 Tentang Rencana Strategis Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Tahun 2015-2019;
9. Keputusan Kepala Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Jakarta Nomor W10.PAS.PAS2.KP.01.04-0442 Tahun 2022 tanggal 5 Februari Tahun 2022 tentang Pembentukan Tim Satuan Tugas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Jakarta Tahun Anggaran 2022
10. Keputusan Kepala Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Jakarta Nomor W10.PAS.PAS2-PW.01.01- 0010 Tahun 2022 tentang Pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Jakarta Tahun 2022.
C. MAKSUD DANTUJUAN
Maksud dilaksanakannya Manajemen Risiko SPIP pada Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Jakarta adalah sebagai rencana kerja pelaksanaan SPIP pada Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Jakarta dengan pelaksanaan manajemen resiko tersebut diharapkan menjadi landasan dalam pengembangan SPIP lebih efektif danefisien.
Sedangkan tujuan dilaksanakannya SPIP pada Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Jakarta antara lain sebagai berikut:
1. Memberikan gambaran tentang strategi penerapan dan tahap-tahap pengembangan SPIP;
2. Menjadi dasar bagi perencanaan dan penganggaran penyelenggaraan SPIP;
3. Menjadi dasar bagi pengukuran keberhasilan penyelenggaraan SPIP;
4. Memberikan arah dalam pengembangan SPIP secara menyeluruh hingga tercipta keterpaduan antara sub-sub unsur SPIP dengan lingkungan pengendalian dalam aktIitas dan kegiatan pelaksanaan tugas dan fungsi Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Jakarta;
5. Menjadi dasar dalam membangun infrastruktur pengendalian sebagai bagian dari penyelenggaraan SPIP;
6. Menjadi dasar bagi pelaksanaan kegiatan, pemantauan, dan dokumentasi penyelenggaraan SPIP;
7. Menghindari resiko yang mungkin terjadi dalam proses kegiatan Pemerintahan;
8. Menurunkan faktor resiko/ memperkecil kemungkinan/ peluang terjadinya penyimpangan atau kerugian negara yang disebabkan karena proses kegiatan Pemerintahan;
9. Meminimalisir tingkat keparahan suatu resiko atau kerugian yang pernah terjadi dalam proses kegiatan Pemerintahan.
D. RUANG LINGKUP
Laporan Pelaksanaan pada Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Jakarta yang disusun Tahun 2022 ini merupakan sebagai bentuk pemutakhiran data RTP dan pengembangan berkelanjutan. Manajemen Resiko disusun untuk mencapai tujuan pada tingkat instansi (entitas) dan tujuan pada tingkat kegiatan pada Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Jakarta, dalam rangka mencapai visi dan misi presiden pada tahun 2019 – 2024, yaitu:
1. Mempercepat dan melanjutkan PembangunanInfrastruktur 2. Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM)
3. Undang Investasi Seluas Luasnnya untuk buka lapangan kerja 4. Reformasi Birokrasi (RB)
5. APBN nya fokus dan tepat waktu
BAB II
PELAKSANAAN MANAJEMEN RESIKO DI LINGKUNGAN
LEMBAGA PEMASYARKATAN NARKOTIKA KELAS IIA JAKARTA
A. GAMBARAN MANAJEMEN RESIKO
Kementerian Hukum dan HAM RI telah menerbitkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M. HH.-02.PR.03.01 Tahun 2018 Tentang Pelaksanaan dan Pelaporan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Salah satu poin penting dalam hal SPIP yaitu dilakukannya penyusunan mitigasi risiko dan kalender kerja
pelaksanaan mitigasi risiko. Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Jakarta sangat fokus dalam menyediakan data dukung sebagai pertanggungjawaban akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi secara efektif dan efisien dengan membentuk tim Satuan Tugas SPIP sebagaimana tertuang dalam Keputusan Kepala Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Jakarta Nomor W10.PAS.PAS2.KP.01.04-0442 Tahun 2022 tanggal 5 Februari Tahun 2022 tentang Pembentukan Tim Satuan Tugas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Jakarta Tahun Anggaran 2022
Dalam rangka mengantisipasi risiko-risiko yang mungkin muncul dalam pelaksanaan tugas dan fungsi yang dapat menghambat pencapaian target kinerja tersebut, dilakukan mitigasi risiko atas pelaksanaan kegiatan tugas dan fungsi. Sebelum dilakukan mitigasi risiko, Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Jakarta telah melakukan penyusunan Rencana Tindak Pengendalian (RTP). Bahan yang dijadikan mitigasi risiko adalah dokumen RTP tahun 2022 tersebut sebagai monitoring atas pengendalian risiko yang sudah dipetakan dalam RTP tersebut.
B. PELAKSANANAAN MANAJEMEN RISIKO
Kegiatan manajemen risiko yang dilakukan oleh Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Jakarta sudah dilakukan pada saat TRIWULAN II sampai dengan TRIWULAN IIV. Sebagai dasar pelaksanaan kegiatan manajemen risiko tersebut, telah disusun kalender manajemen risiko yang akan diselenggarakan dalam kurun waktu satu tahun yaitu pada tahun 2022. Berikut ini mitigasi risiko yang telah disusun diambil berdasarkan risiko kegiatan yang paling besar pada saat penilaian Rencana Tindak PengendalianSPIP.
PIAGAM
MANAJEMEN RISIKO
LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOTIKA KELAS IIA JAKARTA
TAHUN 2022
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOTIKA KELAS IIA JAKARTA
PIAGAM MANAJEMEN RESIKO
NOMOR : W.10.PAS.PAS.2.OT.02.01-2402
LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOTIKA KELAS IIA JAKARTA TAHUN 2022
Dalam rangka pencapaian sasaran pada unit Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Jakarta Kelas IIA Jakarta saya menyatakan :
1. Piagam Manajemen Risiko ini merupakan hasil penuangan pelaksanaan Proses Manajemen Risiko yang meliputi Penetapan Tujuan, Identifikasi Risiko (Daftar Risiko), Analisa Risiko (Peta Risiko), Evaluasi Risiko (Indikator Risiko Utama-IRU) dan Penanganan Risiko (Rencana aksi) (terlampir)
2. Pelaksanaan proses tersebut telah dilakukan dengan melibatkan seluruh koordinator Risiko dan sesuai dengan ketentuan terkait penerapan Manajemen Risiko dan sesuai dengan ketentuan terkait penerapan Manajemen Risiko yang berlaku di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
3. Rencana Penanganan Risiko yang dituangkan dalam piagam ini akan dillaksanakan oleh seluruh jajaran dalam unit organisasi yang saya pimpin.
4. Untuk mengingatkan efektifitas penerapan Manajemen Risiko, akan dilakukan pemantauan dan reviu secara berkala dengan melibatkan seluruh jajaran dalam unit organisasi yang saya pimpin.
Ditetapkan oleh :
Kepala Lapas Narkotika Kelas IIA Jakarta
BAYU IRSAHARA
NIP. 19790804 200012 1 001
LEVEL PROGRAM
UNIT PEMILIK RISIKO
LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOTIKA KELAS IIA JAKARTA
TAHUN 2O22
PENETAPAN TUJUAN
DI LINGKUNGAN UNIT PEMILIK RISIKO
LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOTIKA KLAS IIA JAKARTA
TAHUN 2022
Lampiran Keputusan Kepala Lapas Narkotika Kelas IIA Jakarta Nomor : W.10.PAS.PAS2.PR.04.02- 1151 Tahun 2022
Tanggal : 24 Juni2022
Tentang : Penerapan Manajemen Risiko pada Unit Lapas Narkotika Kelas IIA Jakarta
PENETAPAN TUJUAN
Unit Pemilik Risiko : LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOTIKA KELAS IIA JAKARTA Periode Penerapan : Tahun 2022
No Strategi/ Program/
Kegiatan Sasaran Indikator Kinerja Permasalahan
1 2 3 4 5
Program Penegakan dan Pelayanan Hukum
Meningkatnya Kualitas Penyelenggaraan
Pemasyarakatan Penyelenggaraan Pemasyarakatan
Indeks Kepuasaan Masyarakat Terhadap Layanan Pemasyarakatan Sulitnya mendapatkan responden terkait survei Indeks Kepuasan Masyarakat.
Rentan terjadi pungutan liar (pungli) terkait pelayanan Meningkatnya Pelayanan Informasi dan Kerjasama
Pemasyarakatan di wilayah sesuai standar
Persentase Narapidana yang mendapatkan pelayanan integrasi (Asimilasi, PB,
CB, CMB, Remisi) dan pendayagunaan TPP sesuai standar Sulitnya WBP memenuhi persyaratan untuk mendapatkan hak integrasi
Meningkatnya Pelayanan Perawatan Narapidana/
Tahanan di wilayah sesuai standar
Persentase Narapidana/Tahanan yang mendapatkan pelayanan kebutuhan dasar
dan Kesehatan Lingkungan sesuai standar Belum optimalnya pelayanan kebutuhan dasar primer kepada WBP Belum seluruh WBP memiliki kartu jaminan kesehatan (BPJS) Meningkatnya Pelayanan Pembinaan Narapidana di
wilayah sesuai standar
Persentase Narapidana yang mendapatkan pembinaan kepribadian, latihan keterampilan dan kegiatan kerja Produksi sesuai standar
Kurangnya sarana dan jenis kegiatan pembinaan yang ada dan Petugas pembina yang terampil
Jumlah narapidana narkotika yang memperoleh layanan rehabilitasi Tidak adanya ruangan yang memadai dalam pelaksanaan rehabilitasi WBP
Meningkatnya pelayanan Keamanan dan Ketertiban di wilayah sesuai standar
Persentase pengaduan yang ditindaklanjuti sesuai standar Kurang terpenuhinya unsur unsur pengaduan yang disampaikan seperti identitas korban dan pelaku
Persentase ganguan Keamanan yang ditindak dan ditanggulangi sesuai standar Adanya gangguan keamanan dan ketertiban di lingkungan Lapas Narkotika Jakarta
Persentase pencegahan gangguan keamanan dan pemeliharaan keamanan
sesuai standar Potensi penyelundupan narkoba ke dalam Lapas Narkotika Jakarta
Ketidak harmonisan antara petugas dengan WBP
Layanan Perkantoran Jumlah layanan internal perkantoran Kurangnya disiplin pegawai dalam menerapkan SOP pada melaksanaan
tugas.
Tidak adanya penggantian atas BMN yang rusak
Jakarta, 24 Juni2022
Kepala Lapas Narkotika Kelas IIA Jakarta
BAYU IRSAHARA
NIP. 19790804 200012 1 001
IDENTIFIKASI RISIKO (DAFTAR RISIKO)
DI LINGKUNGAN UNIT PEMILIK RISIKO
LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOTIKA KELAS IIA JAKARTA
TAHUN 2022
Lampiran Keputusan Kepala Lapas Narkotika Kelas IIA Jakarta Nomor : W.10.PAS.PAS2.PR.04.02- 1141 Tahun 2022
Tanggal : 24 Juni2022
Tentang : Penerapan Manajemen Risiko pada Unit Lapas Narkotika Kelas IIA Jakarta
DAFTAR RISIKO Unit Pemilik Risiko : LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOTIKA KELAS IIAJAKARTA
Periode Penerapan : Tahun 2022
No Indikator Kinerja Permasalahan Risiko Penyebab Dampak Pengendalian Intern yang Ada Sisa Risiko Kriteria Risiko
Pernyataan Pemilik Uraian Sumber C/UC Uraian Pihak yang
Terkena
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Indeks Kepuasaan Masyarakat Terhadap Layanan Pemasyarakatan
Sulitnya mendapatkan responden terkait survei Indeks Kepuasan Masyarakat.
Jumlah target responden survei IKM tidak terpenuhi
Kepala Lapas Narkotika Jakarta
Beberapa layanan terhadap masyarakat dan warga binaan mengalami hambatan karena pandemi Covid-19
Eksternal C Berkurangnya jumlah responden survei IKM
Lapas Narkotika Jakarta
1. Melaksanakan sosialisasi survei IKM melalui virtual dan media sosial.
2.Menyediakan pelayanan alternatif kepada masyarakat dengan sistem online
Jumlah target responden survei IKM tidak terpenuhi
Risiko Operasional
Rentan terjadi pungutan liar (pungli) terkait pelayanan
Adanya pungutan liar terkait pelayanan pemasyarakatan di lingkungan Lapas
Kepala Lapas Narkotika Jakarta
Rendahnya integritas petugas Internal C
Terjadinya diskriminasi terhadap pengguna layanan
Pemasyarakatan
Kementerian Hukum dan HAM RI
Meningkatkan kapasitas petugas layanan informasi dengan cara :
1.Melakukan penguatan terhadap petugas layanan informasi.
2.Adanya pengawasan dari satoppatnal 3.Menyampaikan layanan informasi melalui social media bahwa pelayanan tidak dipungut biaya
Adanya pungutan liar terkait pelayanan pemasyarakatan di lingkungan Lapas
Risiko Fraud
2
Persentase Narapidana yang mendapatkan pelayanan integrasi (Asimilasi, PB, CB, CMB, Remisi) dan pendayagunaan TPP sesuai standar
Sulitnya WBP memenuhi persyaratan untuk mendapatkan hak integrasi
Tidak terpenuhinya persyaratan WBP untuk mendapatkan hak integrasi
Kepala Seksi Bimbingan Narapidana/An ak Didik
1. WBP Tidak memiliki penjamin dari keluarga
2. Lokasi tempat tinggal penjamin berada di luar wilayah kerja Lapas Narkotika Jakarta
3. WBP melakukan pelanggaran tata tertib di dalam Lapas Narkotika Jakarta
Eksternal UC Tertundanya pelaksanaan
pembebasan bersyarat bagi WBP WBP
Memberikan pelayanan pengusulan integrasi secara online
Tidak terpenuhinya persyaratan WBP untuk mendapatkan hak
integrasi Risiko
Operasional
3
Persentase Narapidana/Tahanan yang mendapatkan pelayanan kebutuhan dasar dan Kesehatan Lingkungan sesuai standar
Belum optimalnya pelayanan kebutuhan dasar primer kepada WBP
masih adanya Kebutuhan dasar WBP berupa air dan sanitasi yang belum terpenuhi
Kalapas Jumlah penghuni melebihi kemampuan
penyediaan kebutuhan air dan sanitasi Internal C Penularan penyakit menular
menjadi lebih cepat WBP
Penambahan penyediaan sarana kebutuhan air dan sanitasi
masih adanya Kebutuhan dasar WBP berupa air dan sanitasi yang belum terpenuhi
Resiko Operasional
Belum seluruh WBP memiliki kartu jaminan kesehatan (BPJS)
WBP masih banyak yang belum memiliki kartu BPJS
Kepala Seksi Bimbingan Narapidana/An ak Didik
1. Kelengkapan administrasi pembuatan BPJS yang belum
lengkap
2. Belum mengetahui pentingnya kartu BPJS
Eksternal UC
Kesulitan dalam hal pembiayaan dan rujukan
Lapas Narkotika Jakarta
1.Sosialisasi
2.Pendataan kepemilikan kartu BPJS pada WBP/Tahanan Baru
WBP masih banyak yang belum memiliki kartu BPJS
Risiko Operasional
4
Persentase Narapidana yang mendapatkan pembinaan kepribadian, latihan keterampilan dan kegiatan kerja Produksi sesuai standar
Kurangnya sarana dan jenis kegiatan pembinaan yang ada dan Petugas pembina yang terampil
Sarana dan jenis kegiatan pembinaan sudah tidak relevan serta petugas pembina kurang terampil
Kepala Seksi Kegiatan Kerja
1. Keterbatasan lahan 2. Kurangnya perencanaan dalam penentuan jenis program pembinaan 3. Kurangnya pelatihan pada petugas pembina
Internal C
Belum optimalnya WBP yang ikut Pelatihan keterampilan dan kerja produksi
Lapas Narkotika Jakarta dan WBP
1.Petugas Melakukan assessment sesuai minat dan bakat terhadap WBP 2.Sosialisasi pelatihan kemandirian dan kerja produksi
Sarana dan jenis kegiatan pembinaan sudah tidak relevan serta petugas pembina kurang terampil
Risiko Operasional
5 Jumlah narapidana narkotika yang memperoleh layanan rehabilitasi
Tidak adanya ruangan yang memadai dalam pelaksanaan rehabilitasi WBP
Prasarana tidak proporsional dengan jumlah
peserta rehablitiasi
Kepala Seksi Bimbingan Narapidana/An ak Didik
Tidak tersedianya anggaran pembangunan ruang kelas dan blok khusus rehabilitasi WBP
Eksternal UC Pelaksanaan layanan rehabilitasi terhadap WBP tidak optimal
Lapas Narkotika Jakarta
Memaksimalkan Sarana prasarana yang ada Prasarana tidak proporsional dengan jumlah peserta rehablitiasi
Resiko Operasional
6 Persentase pengaduan yang ditindaklanjuti sesuai standar
Kurang terpenuhinya unsur unsur pengaduan yang disampaikan seperti identitas korban dan pelaku
Pengaduan yang sulit ditelusuri
Kepala Seksi Adkamtib
Pengaduan tidak memenuhi unsur-
unsur pengaduan Eksternal UC Tidak terselesaikan laporan pengaduan
Kementerian Hukum dan HAM RI
Merespon pengadu/pelapor untuk melengkapi
unsur-unsur pengaduan Pengaduan yang sulit ditelusuri
Risiko Reputasi
7 Persentase ganguan Keamanan yang ditindak dan ditanggulangi sesuai standar
Adanya gangguan keamanan dan ketertiban di lingkungan Lapas Narkotika Jakarta
Terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban di Blok Hunian
Kepala Lapas Narkotika Jakarta
Adanya ketersinggungan dalam pergaulan antar WBP dan permasalahan pribadi antar WBP
Internal C Potensi adanya korban jiwa Lapas Narkotika Jakarta
Petugas melakukan mediasi terhadap WBP yang bersangkutan
Terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban di Blok Hunian
Risiko Operasional
Potensi penyelundupan narkoba ke dalam Lapas Narkotika Jakarta
Narkoba masuk ke dalam Lapas Narkotika Jakarta
Kepala Lapas Narkotika Jakarta
Kurangnya kemampuan petugas untuk mendeteksi narkoba secara manual
Internal C Rusaknya reputasi Kementerian Hukum dan HAM RI
Kementerian Hukum dan HAM RI
Melakukan sosialisasi dari atasan langsung untuk mengoptimalkan pemeriksaan lalu lintas barang dan orang
Narkoba masuk ke dalam Lapas Narkotika Jakarta
Risiko Reputasi
8
Persentase ganguan Keamanan yang ditindak dan ditanggulangi sesuai standar
Ketidak harmonisan antara petugas dengan WBP
Hubungan petugas dengan WBP tidak harmonis
Kepala Lapas Narkotika Jakarta
Adanya arogansi petugas dan WBP
yang tidak mematuhi peraturan Internal C Terjadinya pemberontakan oleh WBP
Lapas Narkotika Jakarta
1. Sosialisasi nilai-nilai budaya kerja dan tata tertib kepada petugas dan WBP 2.
Mengoptimalkan peran wali blok
Hubungan petugas dengan WBP tidak harmonis
Risiko Operasional
9 Jumlah layanan internal perkantoran
Kurangnya disiplin pegawai dalam menerapkan SOP pada melaksanaan tugas.
Pelayanan internal yang diberikan tidak sesuai dengan SOP
Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Kurangnya kesadaran pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai SOP
Internal C Pelayanan internal tidak optimal Pegawai Lapas Narkotika Jakarta
1. Sosialisasi kepada pegawai 2.Peningkatan pengawasan oleh atasan langsung
Pelayanan internal yang diberikan tidak sesuai dengan SOP
Risiko Operasional
Tidak adanya penggantian atas BMN yang rusak
BMN yang rusak tidak dapat dilakukan penggantian
Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Tidak tersedianya anggaran belanja
modal untuk penggantian BMN Internal C Pelaksanaan tugas tidak berjalan optimal
Lapas Narkotika Jakarta
Melakukan usulan pengadaan BMN yang rusak
BMN yang rusak tidak dapat dilakukan penggantian
Risiko Operasional
Jakarta, 24 Juni2022
Kepala Lapas Narkotika Kelas IIA Jakarta
BAYU IRSAHARA
NIP. 19790804 200012 1 001
ANALISIS RISIKO (PETA RISIKO)
DI LINGKUNGAN UNIT PEMILIK RISIKO
LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOTIKA KELAS IIA JAKARTA
TAHUN 2022
Lampiran Keputusan Kepala Lapas Narkotika Kelas IIA Jakarta Nomor : W.10.PAS.PAS2.PR.04.02- 1141 Tahun 2022 Tanggal : 24 Juni2022
Tentang : Penerapan Manajemen Risiko pada Unit Lapas Narkotika Kelas IIA Jakarta
PETA RISIKO
Unit Pemilik Risiko : LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOTIKA KELAS IIAJAKARTA
Periode Penerapan : Tahun 2022
No Sisa Risiko Kemungkinan Dampak
Tingkat Risiko Profil Risiko
Uraian Nilai Uraian Nilai
1 2 3 4 5 6 7 = 4 x 6 8
1 Jumlah target responden survei IKM tidak terpenuhi Hampir Pasti 4 Satuan Kerja/ UPT 2 8 Rendah
2 Adanya pungutan liar terkait pelayanan pemasyarakatan di
lingkungan Lapas Moderat 3 Kementerian Hukum
dan HAM RI 5 15 Sedang
3 Tidak terpenuhinya persyaratan WBP untuk mendapatkan hak
integrasi Hampir Pasti 4 Satuan Kerja/ UPT 2 8 Rendah
4 masih adanya Kebutuhan dasar WBP berupa air dan sanitasi
yang belum terpenuhi Hampir Pasti 4 Satuan Kerja/ UPT 2 8 Rendah
5 WBP masih banyak yang belum memiliki kartu BPJS Hampir Pasti 4 Satuan Kerja/ UPT 2 8 Rendah
6 Sarana dan jenis kegiatan pembinaan sudah tidak relevan serta
petugas pembina kurang terampil Hampir Pasti 4 Satuan Kerja/ UPT 2 8 Rendah
7 Prasarana tidakproporsional dengan jumlahpeserta rehablitiasi Pasti 5 Satuan Kerja/ UPT 2 10 Rendah
8 Pengaduan yang sulit ditelusuri Pasti 5 Kementerian Hukum
dan HAM RI 5 25 Sangat Tinggi
9 Terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban di Blok Hunian Pasti 5 Satuan Kerja/ UPT 2 10 Rendah
10 Narkoba masuk ke dalam Lapas Narkotika Jakarta Moderat 3 Kementerian Hukum
dan HAM RI 5 15 Sedang
11 Hubungan petugas dengan WBP tidak harmonis Hampir Pasti 4 Satuan Kerja/ UPT 2 8 Rendah
12 Pelayanan internal yang diberikan tidak sesuai dengan SOP Hampir Pasti 4 Pegawai 1 4 Sangat Rendah
13 BMN yang rusak tidak dapat dilakukan penggantian Pasti 5 Satuan Kerja/ UPT 2 10 Rendah
Jakarta, 24 Juni2022 Kepala Lapas Narkotika Kelas IIA Jakarta
BAYU IRSAHARA NIP. 19790804 200012 1 001
Lampiran 12a KRITERIADANSKALA KEMUNGKINAN TERJADINYA RISIKO
No Kriteria
Kemungkinan Definisi Kriteria Kemungkinan Skala Nilai 1 Sangat Kecil Sangat kecil kemungkinan terjadi dalam periode 1 tahun 1 2 Kecil Kecil kemungkinan terjadi dalam periode 1 tahun 2 3 Moderat Kemungkinan terjadi 50/50 dalam periode 1 tahun 3 4 Hampir Pasti Hampir Pasti terjadi dalam periode 1 tahun 4
5 Pasti Pasti terjadi dalam periode 1 tahun 5
KRITERIA DAN SKALA DAMPAK TERJADINYA RISIKO
No Kriteria Dampak Definisi Kriteria Dampak Skala Nilai 1 IndIidu Berdampak terhadap IndIidu Pejabat/ Pegawai atau
berkaitan dengan Risiko Kepatuhan
1 2 Satuan Kerja/ UPT Berdampak terhadap Satuan Kerja/ UPT atau berkaitan
dengan Risiko Pelaporan
2 3 Kantor Wilayah/ Unit
Eselon II
Berdampak terhadap Kantor Wilayah atau berkaitan dengan Risiko Operasional
3 4 Unit Eselon I Berdampak terhadap Unit Eselon I atau berkaitan dengan
Risiko Keuangan dan Risiko Hukum
4 5 Kementerian Berdampak terhadap Kementerian atau berkaitan dengan
Risiko Reputasi dan Risiko Kebijakan
5
Range Warna Level Risiko
21-25 MERAH 5 sangat tinggi
16-20 ORANGE 4 tinggi
11-15 KUNING 3 sedang
6-10 BIRU 2 rendah
1-5 HIJAU 1 sangat rendah
EVALUASI RISIKO UTAMA
(INDIKATOR RISIKO UTAMA-IRU)
DI LINGKUNGAN UNIT PEMILIK RISIKO
LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOTIKA KELAS IIA JAKARTA
TAHUN 2022
Lampiran Keputusan Kepala Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Jakarta Nomor : W.10.PAS.PAS2.PR.04.02- 1151 Tahun 2022
Tanggal : 24 Juni2022
Tentang : Penerapan Manajemen Risiko pada Unit Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Jakarta
INDIKATOR RESIKO
Unit Pemilik Risiko : LAPAS NARKOTIKA KELAS IIA JAKARTA Periode Penerapan : 2022
No Sisa Risiko Tingkat
Risiko
Prioritas Risiko
Toleransi Risiko
Indikator Risiko
Indikasi Batas Aman
1 2 3 8 5 6 7
1 Adanya pungutan liar terkait pelayanan pemasyarakatan
di lingkungan Lapas 15 2 10 Persentase petugas yang mempunyai integritas tinggi dalam
melaksanakan pelayanan pemasyarakatan 90%
2 Pengaduan yang sulit ditelusuri 25 1 20 Persentase pengaduan yang didukung dengan informasi,bukti, dan
saksi yang akurat 10%
3 Narkoba masuk ke dalam Lapas Narkotika Jakarta 15 3 10 Jumlah petugas yang memiliki kemampuan untuk mendeteksi
narkoba secara manual 8 petugas
Jakarta, 24 Juni2022
Kepala Lapas Narkotika Kelas IIA Jakarta
BAYU IRSAHARA
NIP. 19790804 200012 1 001
PENANGANAN RISIKO (RENCANAN AKSI)
DI LINGKUNGAN UNIT PEMILIK RISIKO
LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOTIKA KELAS IIA JAKARTA
TAHUN 2022
Lampiran Keputusan Kepala Lapas Narkotika Kelas IIA Jakarta Nomor : W.10.PAS.PAS2.PR.04.02- 1141 Tahun 2022
Tanggal : 24 Juni2022
Tentang : Penerapan Manajemen Risiko pada Lapas Narkotika Kelas IIA Jakarta
RENCANA AKSI PENANGANAN RISIKO
Unit Pemilik Risiko : LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOTIKA KELAS IIA JAKARTA
Periode Penerapan : Tahun 2022
No
1
Indikator Risiko
Opsi Penanganan
4
Kegiatan Pengendalian
5
Indikator Pengendalian Jadwal
8
Penanggung Jawab
9
Cadangan Risiko
(Rp) 10 Indikasi
2
Batas Aman
3
Output 6
Target 7
1
Persentase petugas yang mempunyai integritas tinggi dalam melaksanakan pelayanan pemasyarakatan
90%
Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko
Melakukan kerjasama dengan APH / Stake holder lainnya dalam rangka pencegahan terjadinya pungutan liar melalui kegiatan sosialisasi
Laporan kegiatan
sosialisasi 1 Tahunan Kasi Adkamtib
2
Persentase pengaduan yang didukung dengan informasi,bukti, dan saksi yang akurat
10%
Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko
Melakukan monitoring dan evaluasi terkait tindak lanjut pengaduan
Laporan monev tindak
lanjut pengaduan 12 Bulanan Kasi Adkamtib
3 Narkoba masuk ke dalam Lapas
Narkotika Jakarta 8 petugas
Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko
Melakukan kerjasama dengan APH / Stake holder untuk melaksanakan pelatihan P4GN
Laporan kegiatan
pelatihan P4GN 1 Tahunan Kasi Adkamtib
Jakarta, 24 Juni2022
Kepala Lapas Narkotika Kelas IIA Jakarta
BAYU IRSAHARA
NIP. 19790804 200012 1 001
BAB I PENUTUP
A. HAMBATAN DAN PEMECAHAN MASALAHNYA
1. Hambatan Pelaksanaan Penyusunan Laporan :
1) Kurangnya tingkat pemahaman anggota Satuan Tugas SPIP tentang tahapan dan implementasi penyelenggaraan SPIP di masing-masing sub bidang sehingga perlu ditingkatkan kesadaran seluruh pegawai pada umumnya dan satgas SPIP pada khususnya tentang pelaksanaan SPIP pada setiap tugas dan fungsi,
2) Kurangnya koordinasi dan ketertarikan dalam penyampaian laporan penyelenggaraan SPIP setiap tahapan pada setiap subseksi antar JFU dan Pejabat Struktural.
2. Rencana Solusi Dalam Mengatasi Hambatan:
1) Meningkatkan koordinasi secara kontinyu dan bekelanjutan anatara pejabat struktural , satgas SPIP, dan JFU dalam pelaksanaan Tugas dan Fungsinya.
2) Menigkatkan kesadaran anggota Satuan Tugas SPIP tentang tahapan dan implementasi penyelenggaraanSPIP
3) Mensosilisasikan penyelenggaran SPIP setiap tahapan untuk menumbuhkan kesadaran seluruh pegawai pada umumnya dan satgas SPIP pada khususnya tentang pelaksanaan SPIP pada setiap tugas dan fungsi.
B. SARAN DANKESIMPULAN
1. Agar meningkatkan pemahaman setiap pegawai terhadap pelaksanaan SPIP 2. Pelaksanaan kemajuan aksi Sistim Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan
pelaksanaan mitigasi risiko ini akan menjadi dokumen hidup yang senantiasa akan disesuaikan dengan perkembangan dan kondisi untuk perbaikan SPIP secara berkelanjutan pada Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Jakarta.
3. Apabila terdapat perubahan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku ataupun apabila terdapat kekeliruan dalam dokumen ini, maka akan diadakan perbaikan sebagaimanamestinya
Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan perkenan Bapak, kami mengucapkan terima kasih.
Ditetapkan di : Jakarta Pada Tanggal : 24 Juni2022
KEPALA,
BAYU IRSAHARA
NIP. 19790804 200012 1 001