• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2017"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Keadaan Ketenagakerjaan di DKI Jakarta Februari 2017

No. 27/05/31/Th.XIX, 5 Mei 2017

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di DKI Jakarta pada Februari 2017 sebesar 5,36 persen, mengalami penurunan 0,41 poin dibandingkan keadaan Februari 2016 yang sebesar 5,77 persen. Secara absolut jumlah pencari kerja atau penganggur mengalami penurunan sebesar 13 ribu orang, dari 306 ribu orang pada Februari 2016 menjadi 293 ribu orang pada

Februari 2017.

KEADAAN KETENAGAKERJAAN

DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2017

 Jumlah angkatan kerja pada Februari 2017 tercatat 5.461 ribu orang, bertambah sekitar

151 ribu orang dibandingkan jumlah angkatan kerja pada Februari 2016 sebanyak 5.310 ribu orang.

 Jumlah penduduk yang bekerja mengalami peningkatan dari 5.004 ribu orang pada

Februari 2016 menjadi 5.169 ribu orang pada Februari 2017, atau terjadi peningkatan sebanyak 165 ribu orang.

 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di DKI Jakarta pada Februari 2017 sebesar 5,36 persen, mengalami penurunan 0,41 poin dibandingkan keadaan Februari 2016 yang sebesar 5,77 persen.

 Penduduk bekerja pada Februari 2017 di DKI Jakarta menurut tiga sektor utama menunjukkan bahwa tertinggi terdapat pada sektor services sebesar 4.417 ribu orang (85,44 %), selanjutnya sektor manufacture sebesar 707 ribu orang (13,68 %) dan terakhir sektor agriculture sebesar 45 ribu orang (0,88 %).

 Dari 5.169 ribu orang penduduk yang bekerja pada Februari 2017, status pekerjaan yang terbanyak adalah sebagai buruh/karyawan sebesar 3.319 ribu orang (64,21 %), diikuti berusaha sendiri sebesar 835 ribu orang (16,15 %), sedangkan yang paling sedikit adalah pekerja bebas sebesar 156 ribu orang (3,03 %).

 Berdasarkan jumlah jam kerja pada Februari 2017, sebanyak 4.360 ribu orang (84,35 %)

bekerja 35 jam atau lebih per minggu, sedangkan yang bekerja dengan jumlah jam kerja kurang dari 8 jam per minggu hanya sebesar 67 ribu orang (1,30 %).

 Tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Februari 2017 untuk lulusan SMP dan SMA

Kejuruan lebih rendah dibandingkan Februari 2016, sedangkan tingkat pendidikan lain (SD ke bawah, SMA Umum, dan pendidikan tinggi (Diploma dan Universitas)) lebih tinggi.

(2)

1. Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja dan Angka Pengangguran

Secara keseluruhan struktur ketenagakerjaan di Provinsi DKI Jakarta selama periode Februari 2016 - Februari 2017 digambarkan pada bagian ini. Pada bulan Februari 2017, jumlah angkatan kerja tercatat 5.461 ribu orang, meningkat sebanyak 151 ribu orang dibanding keadaan Februari 2016 yang sebanyak 5.310 ribu orang. Peningkatan jumlah angkatan kerja terjadi baik pada angkatan kerja laki-laki maupun angkatan kerja perempuan. Angkatan kerja laki-laki meningkat sebanyak 81 ribu orang, sedangkan angkatan kerja perempuan mengalami peningkatan sebanyak 70 ribu orang .

Jumlah penduduk yang bekerja juga mengalami peningkatan dari 5.004 ribu orang pada Februari 2016 menjadi 5.169 ribu orang pada Februari 2017, atau terjadi peningkatan sebanyak 165 ribu orang. Peningkatan terjadi pada penduduk laki-laki sebesar 131 ribu orang, sedangkan pada penduduk perempuan terjadi peningkatan sebesar 34 ribu orang.

Tabel 1

Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Kegiatan Utama Februari 2016 – Februari 2017 (ribu orang)

KegiatanUtama Februari 2016 Agustus 2016 Februari 2017

Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1. Angkatan Kerja 3.202,31 2.108,46 5.310,77 3.216,83 1.962,00 5.178,84 3.283,84 2.178,03 5.461,87 a. Bekerja 2.984,58 2.019,97 5.004,55 3.008,36 1.853,47 4.861,83 3.115,06 2.054,10 5.169,17 b. Pengangguran 217,74 88,49 306,22 208,47 108,54 317,01 168,78 123,92 292,70 2. Bukan Angkatan Kerja 654,65 1.754,33 2.408,98 644,40 1.916,65 2.561,05 598,78 1.721,96 2.320,74 3. Penduduk 15 Tahun Ke atas 3.856,96 3.862,79 7.719,75 3.861,23 3.878,65 7.739,89 3.882,62 3.899,99 7.782,61 4. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja/TPAK ( %) 83,03 54,58 68,79 83,31 50,58 66,91 84,58 55,85 70,18 5. Tingkat Pengangguran Terbuka/TPT (%) 6,80 4,20 5,77 6,48 5,53 6,12 5,14 5,69 5,36 6. Pekerja Tidak Penuh 205,41 303,47 508,89 218,93 347,38 566,31 363,07 445,90 808,98 a.Setengah Penganggur 81,36 32,20 113,55 74,66 38,67 113,33 85,28 85,06 170,34 b.Paruh Waktu 124,06 271,28 395,33 144,27 308,71 452,98 277,79 360,84 638,64

Selama periode Februari 2016–Februari 2017, tingkat pengangguran terbuka (TPT) mengalami penurunan dari 5,77 persen menjadi 5,36 persen, atau turun sebesar 0,41 poin. Menurut jenis kelamin, TPT laki-laki mengalami penurunan dari 6,80 persen menjadi 5,14 persen

(3)

(turun 1,66 poin), sementara TPT perempuan mengalami peningkatan dari 4,20 persen menjadi 5,69 persen (naik 1,49 poin).

Secara absolut, jumlah penganggur mengalami penurunan sebanyak 13 ribu orang dari 306 ribu orang pada Februari 2016 menjadi 293 ribu orang pada Februari 2017. Selama periode Februari 2016 - Februari 2017, penganggur laki-laki mengalami penurunan 48 ribu orang, sementara penganggur perempuan mengalami peningkatan sebesar 35 ribu orang.

Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) mengalami peningkatan sebesar 1,39 poin, yaitu dari 68,79 persen pada Februari 2016 menjadi 70,18 persen pada Februari 2017. TPAK laki-laki mengalami peningkatan sebesar 1,55 poin, yaitu dari 83,03 persen pada Februari 2016 menjadi 84,58 persen pada Februari 2017. TPAK perempuan juga mengalami peningkatan sebesar 1,27 poin, yaitu dari 54,58 persen pada Februari 2016 menjadi 55,85 persen pada Februari 2017.

2. Penduduk yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama

Distribusi penduduk yang bekerja menurut lapangan pekerjaan utama (lapangan usaha), dibedakan menurut tiga sektor utama yaitu sektor agriculture, manufacture dan services. Sektor agriculture merupakan sektor pertanian, sektor manufacture merupakan agregat sektor pertambangan dan penggalian; industri; listrik, gas dan air minum; serta konstruksi. Sektor services merupakan gabungan sektor perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi; sektor transportasi, pergudangan dan komunikasi; sektor keuangan dan jasa perusahaan; serta sektor jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan

Tabel 2

Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut Sektor Utama, Februari 2016 – Februari 2017

Sektor Utama Satuan Februari 2016 Agustus 2016 Februari 2017

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Agriculture Ribu orang 16,28 53,65 45,42

(%) 0,33 1,10 0,88

2. Manufacture Ribu orang 840,96 666,94 707,21

(%) 16,80 13,72 13,68

3. Services Ribu orang 4.147,31 4.141,24 4.416,53

(%) 82,87 85,18 85,44

Jumlah Ribu orang 5.004,55 4.861,83 5.169,16

(4)

Tabel 2 memperlihatkan struktur penduduk yang bekerja menurut tiga sektor utama. Penduduk bekerja keadaan Februari 2017 di DKI Jakarta menurut tiga sektor utama menunjukkan bahwa tertinggi terdapat pada sektor services sebesar 4.417 ribu orang (85,44 %), kemudian diikuti oleh sektor manufacture sebesar 707 ribu orang (13,68 %) dan terakhir sektor agriculture sebesar 45 ribu orang (0,88 %).

3. Penduduk yang Bekerja menurut Status Pekerjaan Utama

Secara sederhana, pendekatan kegiatan formal dan informal dari penduduk yang bekerja dapat diidentifikasi berdasarkan status pekerjaan utama. Dari enam kategori status pekerjaan utama, pendekatan pekerja formal mencakup kategori berusaha dengan dibantu buruh tetap dan kategori buruh/karyawan, sedangkan status pekerjaan lainnya termasuk pekerja informal. Berdasarkan identifikasi ini, pada bulan Februari 2017 terdapat sebanyak 3.494 ribu orang penduduk (67,60 %) bekerja pada kegiatan formal dan 1.675 ribu orang (32,40 %) bekerja pada kegiatan informal.

Tabel 3

Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut Status Pekerjaan Utama, Februari 2016 – Februari 2017

Status Pekerjaan

Utama Satuan

Februari 2016 Agustus 2016 Februari 2017

L P L+P L P L+P L P L+P

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Berusaha Sendiri Ribu orang 404,59 328,68 733,27 532,35 304,30 836,66 557,02 277,70 834,72

(%) 13,56 16,27 14,65 17,70 16,42 17,21 17,88 13,52 16,15

Berusaha dibantu buruh tidak tetap

Ribu orang (%) 255,15 8,55 124,45 6,16 379,60 7,59 228,60 7,60 107,43 5,80 336,03 6,91 209,01 6,71 142,71 6,95 351,72 6,80 Berusaha dibantu buruh tetap Ribu orang (%) 180,40 6,04 46,43 2,30 226,83 4,53 146,13 4,86 57,72 3,11 203,85 4,19 131,31 4,22 43,85 2,13 175,17 3,39 Buruh/ karyawan Ribu orang 1974,20 1252,33 3226,53 1963,52 1173,01 3136,53 1.994,13 1.324,87 3.318,99

(%) 66,15 62,00 64,47 65,27 63,29 64,51 64,02 64,50 64,21

Pekerja Bebas Ribu orang 107,57 26,93 134,50 84,35 18,67 103,02 115,75 40,67 156,42

(%) 3,60 1,33 2,69 2,80 1,01 2,12 3,72 1,98 3,03 Pekerja tidak Dibayar Ribu orang (%) 62,67 2,10 241,16 11,94 303,83 6,07 53,40 1,78 192,35 10,38 245,75 5,05 107,85 3,46 224,30 10,92 332,15 6,43 Jumlah Ribu orang 2984,58 2019,97 5004,55 3008,36 1853,47 4861,83 3.115,06 2.054,10 5.169,16

(5)

Pada Tabel 3 terlihat bahwa dari 5.169 ribu orang penduduk yang bekerja pada Februari 2017, status pekerjaan yang terbanyak adalah sebagai buruh/karyawan sebesar 3.319 ribu orang (64,21 %), diikuti berusaha sendiri sebesar 835 ribu orang (16,15 %), sedangkan yang paling sedikit adalah pekerja bebas sebesar 156 ribu orang (3,03 %). Penduduk yang bekerja dengan status buruh/karyawan, sebesar 60,08 persen adalah laki-laki dan 39,92 persen perempuan. Sementara itu, penduduk yang bekerja dengan status pekerja keluarga/tak dibayar, laki-laki sebesar 32,48 persen dan perempuan sebesar 67,52 persen.

Dalam setahun terakhir (Februari 2016-Februari 2017) penduduk bekerja dengan status berusaha dibantu buruh tetap berkurang 52 ribu orang dan penduduk bekerja berstatus buruh/karyawan bertambah 92 ribu orang. Keadaan ini menyebabkan jumlah penduduk bekerja pada kegiatan formal bertambah sekitar 40 ribu orang, namun secara persentase pekerja formal menurun dari 69,00 persen pada Februari 2016 menjadi 67,60 persen pada Februari 2017.

4. Penduduk yang Bekerja menurut Jumlah Jam Kerja

Secara umum, komposisi jumlah orang yang bekerja menurut jumlah jam kerja per minggu pada keadaan Februari 2016 dan Februari 2017 tidak mengalami perubahan berarti (Tabel 4). Pada Februari 2016 dan Februari 2017, penduduk bekerja dengan jumlah jam kerja kurang dari 8 jam per minggu persentasenya relatif kecil yaitu hanya 1,26 persen (pada Februari 2016) dan 1,30 persen (pada Februari 2017) dari total penduduk yang bekerja, atau sebanyak 63 ribu orang (pada Februari 2016) dan 67 ribu orang (Februari 2017). Sementara itu penduduk yang bekerja sebagai pekerja penuh waktu (full time worker), yaitu penduduk bekerja dengan jumlah jam kerja 35 jam atau lebih per minggu mencapai 4.496 ribu orang (89,83 %) pada Februari 2016 dan 4.360 ribu orang (84,35 %) pada Februari 2017. Sehingga terlihat dalam setahun terakhir (Februari 2016-Februari 2017) terjadi penurunan jumlah pekerja dengan jumlah jam kerja normal (35 jam atau lebih dalam seminggu) sebesar 136 ribu orang atau penurunan persentase pekerja dengan jumlah jam kerja normal sebesar 5,48 poin.

Jika dilihat menurut jenis kelamin pada Februari 2017, terlihat pekerja perempuan yang bekerja di bawah jam kerja normal (1-34 jam selama seminggu) lebih tinggi dibandingkan pekerja laki-laki. Pekerja perempuan yang bekerja dibawah jam kerja normal sebesar 446 ribu (21,71 %) sedangkan pekerja laki-laki sebesar 363 ribu (11,65 %).

(6)

Tabel 4

Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut Jumlah Jam Kerja Seminggu, Februari 2016 – Februari 2017

Jumlah Jam Kerja Seminggu

Satuan

Februari 2016 Agustus 2016 Februari 2017

L P L+P L P L+P L P L+P (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 1-7 Ribu orang 16,37 46,89 63,26 6,79 21,60 28,38 28,31 38,78 67,09 (%) 0,55 2,32 1,26 0,23 1,17 0,58 0,91 1,89 1,30 8-14 Ribu orang 36,64 59,44 96,08 47,86 59,99 107,85 43,84 78,62 122,46 (%) 1,23 2,94 1,92 1,59 3,24 2,22 1,41 3,83 2,37 15-24 Ribu orang 51,79 104,07 155,86 79,20 146,19 225,39 115,26 160,21 275,47 (%) 1,74 5,15 3,11 2,63 7,89 4,64 3,70 7,80 5,33 25-34 Ribu orang 100,62 93,08 193,69 85,08 119,61 204,69 175,66 168,29 343,95 (%) 3,37 4,61 3,87 2,83 6,45 4,21 5,64 8,19 6,65 35+ *) Ribu orang 2779,16 1716,50 4495,66 2789,43 1506,09 4295,52 2.751,99 1.608,20 4.360,19 (%) 93,12 84,98 89,83 92,72 81,26 88,35 88,34 78,29 84,35

Jumlah Ribu orang 2984,58 2019,97 5004,55 3008,36 1853,47 4861,83 3.115,06 2.054,10 5.169,16

(%) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

*) Termasuk sementara tidak bekerja

5. Penduduk yang Bekerja menurut Pendidikan

Pada Februari 2017, jumlah penduduk yang bekerja menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan (Tabel 5) terjadi fluktuasi baik menurut tingkat pendidikan dan jenis kelamin. Dibandingkan Februari 2016, pekerja dengan tingkat pendidikan SD ke bawah, SMP, dan SMA Kejuruan pada Februari 2017 mengalami peningkatan, sedangkan pekerja dengan tingkat pendidikan SMA Umum, Diploma dan Universitas mengalami penurunan. Pekerja yang mempunyai ijasah SMA Umum berkurang sebesar 171 ribu orang dari 1.200 ribu orang pada Februari 2016 menjadi 1.029 ribu orang pada Februari 2017.

Pada Februari 2017, penduduk bekerja dengan jenjang pendidikan tinggi (Diploma dan Universitas) mendominasi, yaitu sebesar 1.138 ribu orang (22,02 %), diikuti dengan pendidikan SD ke bawah sebesar 1.081 ribu orang (20,91 %). Sementara penduduk yang bekerja dengan tingkat pendidikan SMP merupakan yang paling sedikit, yaitu 863 ribu orang (16,69 %).

Bila dibandingkan berdasarkan jenis kelamin, pada Februari 2017 terlihat perbedaan pola pekerja antara laki-laki dan perempuan. Pekerja laki-laki didominasi oleh lulusan SMA Umum sebesar 689 ribu orang atau 22,11 persen dan SMA Kejuruan sebesar 659 ribu orang atau 21,14 persen. Untuk pekerja perempuan didominasi oleh lulusan SD ke bawah yaitu sebesar 509 ribu orang atau 24,80 persen, namun yang memiliki pendidikan tinggi (Diploma dan Universitas) juga cukup banyak sebesar 490 ribu orang atau 23,87 persen.

(7)

Tabel 5

Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, Februari 2016 – Februari 2017

Pendidikan Tertinggi

yang Ditamatkan

Satuan

Februari 2016 Agustus 2016 Februari 2017

L P L+P L P L+P L P L+P

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

SD Ke Bawah Ribu orang 455,22 492,56 947,78 477,11 403,98 881,09 571,47 509,39 1.080,86

(%) 15,25 24,38 18,94 15,86 21,80 18,12 18,35 24,80 20,91

SMP Ribu orang 392,29 270,16 662,45 436,01 287,03 723,04 548,60 314,39 862,99

(%) 13,14 13,37 13,24 14,49 15,49 14,87 17,61 15,31 16,69

SMA Umum Ribu orang 862,05 337,48 1199,54 768,73 409,69 1178,42 688,78 340,20 1.028,99

(%) 28,88 16,71 23,97 25,55 22,10 24,24 22,11 16,56 19,91

SMA Kejuruan Ribu orang 586,18 373,37 959,54 607,46 290,83 898,29 658,59 399,71 1.058,30

(%) 19,64 18,48 19,17 20,19 15,69 18,48 21,14 19,46 20,47

Diploma dan

Universitas Ribu orang 688,84 546,41 1235,25 719,07 461,94 1181,00 647,62 490,41 1.138,03

(%) 23,08 27,05 24,68 23,90 24,92 24,29 20,79 23,87 22,02

Jumlah Ribu orang 2984,58 2019,97 5004,55 3008,36 1853,47 4861,83 3115,06 2054,10 5169,16

(%) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

6. Tingkat Pengangguran Terbuka menurut Pendidikan

Tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Februari 2017 untuk lulusan SMP dan SMA Kejuruan lebih rendah dibandingkan Februari 2016, sedangkan tingkat pendidikan lain (SD ke bawah, SMA Umum, dan pendidikan tinggi (Diploma dan Universitas)) lebih tinggi.

Tingkat pengangguran terbuka (TPT) yang mengalami penurunan tertinggi terjadi pada tingkat pendidikan SMA Kejuruan. TPT SMA Kejuruan mengalami penurunan sebesar 3,99 poin dari 11,85 persen pada Februari 2016 menjadi 7,86 persen pada Februari 2017. Untuk tingkat pendidikan SMP mengalami penurunan 2,20 poin dari 6,45 persen pada Februari 2016 menjadi 4,25 persen pada Februari 2017. Untuk tingkat pendidikan SD ke bawah, TPT meningkat 1,16 poin dari 1,97 persen pada Februari 2016 menjadi 3,13 persen pada Februari 2017. TPT untuk tingkat pendidikan SMA Umum meningkat sebesar 0,84 poin dari 5,10 persen pada Februari 2016 menjadi 5,94 persen pada Februari 2017. Adapun TPT untuk tingkat pendidikan tinggi (Diploma dan Universitas) meningkat 1,60 poin dari 3,75 persen pada Februari 2016 menjadi 5,35 persen pada Februari 2017.

(8)

Tabel 6

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, Februari 2016 – Februari 2017 (%)

Pendidikan Tertinggi yang

Ditamatkan

Februari 2016 Agustus 2016 Februari 2017

L P L+P L P L+P L P L+P (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) SD Ke Bawah 2,40 1,57 1,97 3,40 0,62 2,14 4,49 1,55 3,13 SMP 8,86 2,69 6,45 6,41 1,65 4,58 5,06 2,80 4,25 SMA Umum 5,11 5,05 5,10 7,23 9,50 8,03 5,01 7,75 5,94 SMA Kejuruan 13,96 8,30 11,85 11,41 13,58 12,13 6,34 10,26 7,86 Diploma dan Universitas 3,74 3,76 3,75 3,19 2,64 2,97 4,68 6,22 5,35 Jumlah 6,80 4,20 5,77 6,48 5,53 6,12 5,14 5,69 5,36

Menurut jenis kelamin dapat terlihat pola penurunan yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. Untuk laki-laki peningkatan TPT terjadi pada tingkat pendidikan SD ke bawah dan pendidikan tinggi (Diploma dan Universitas), sedangkan untuk perempuan peningkatan TPT terjadi pada seluruh tingkat pendidikan kecuali pendidikan SD ke bawah.

(9)

BPS Provinsi DKI Jakarta Jl Salemba Tengah No. 36-38 Jakarta Pusat 10440 Homepage:

http://jakarta.bps.go.id

Satriono, SSi, MM.

Kepala Bidang Statistik Sosial Telp: 021-37928493, Pesawat 300

Gambar

Tabel  2  memperlihatkan  struktur  penduduk  yang  bekerja  menurut  tiga  sektor  utama

Referensi

Dokumen terkait

Teknologi DLC yang diterapkan pada Jarlokaf memiliki dua perangkat utama yaitu Central Terminal (CT) di sisi sentral dan Remote Terminal (RT) di sisi

Pengujian yang telah dilakukan secara keseluruhan terhadap rasio keuangan yang digunakan pada penelitian ini menunjukan tidak ada perbedaan yang signifikan antara

Analisis Tobin’s Q < 1 maka menunjukkan bahwa nilai buku aset perusahaan lebih besar dari nilai pasar perusahaan, sehingga perusahaan akan menjadi sasaran akuisisi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan power otot tungkai terhadap kemampuan tendangan T pada pesilat putra

Memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok di dalam rumah dan gambaran perilaku merokok di dalam rumah kepada masyarakat

Rencana Kerja yang selanjutnya disebut Renja adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 1 (satu) tahun yang memuat kebijakan program dan kegiatan pembangunan

Menurut hemat saya, posisi Pemerintah Tiongkok sebenarnya sudah jernih dan ada ketegasan terhadap Huakiao, orang Tiongkok yang tetap mempertahankan WN-Tiongkok dan

berdasarkan Surat Keputusan Yayasan Sandjaja No. Saat ini Universitas Katolik Soegijapranata Semarang memiliki 13 program studi yaitu Arsitek, Sipil, Manajemen,