• Tidak ada hasil yang ditemukan

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-50058/PP/M.V/16/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-50058/PP/M.V/16/2013"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-50058/PP/M.V/16/2013 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai

Tahun Pajak : 2006

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap Koreksi Pajak dapat diperhitungkan Pajak Pertambahan Nilai sebesar Rp . 412.250.648,00 dengan pokok sengketa sebagai berikut:

Pajak dapat diperhitungkan cfm Terbanding

Pajak dapat diperhitungkan cfm Pemohon Banding

Rp 19.198.210.836,00 Rp 19.610.461.484,00 Rp 412.250.648,00

1. Koreksi yang berasal dari Pajak Masukan jawaban Tidak Ada sebesar Rp.72.400.500

Menurut Terbanding : bahwa terkait dengan koreksi yang disengketakan, dalam proses keberatan, Terbanding telah menyampaikan permintaan data/dokumen kepada Pemohon Banding sebanyak tiga kali (3x) melalui surat nomor S-9617/PJ.071/2009 tanggal 18 November 2009, nomor S-956/WPJ.19/BD.05/2010 tanggal 4 Mei 2010, dan nomor S-1239/WPJ.19/BD.05/2010 tanggal 27 Mei 2010. Pemohon Banding merespon dengan menyampaikan data sebagai berikut :

a. SPT PPN Masa Agustus 2006

b. Asli voucher, kwitansi invoice, laporan penggunaan kartu makan a.n. MLP (Rp. 4.457.000 dan Rp. 4.915.000)

bahwa berdasarkan hal di atas, Pemohon Banding tidak menyampaikan ke-10 asli Faktur Pajak yang disengketakan tersebut. Pemohon Banding juga hanya menyampaikan sebagian dokumen pendukung yang terkait transaksi dengan CV MLP;

Menurut Pemohon Banding

: Koreksi atas pajak masukan karena berdasarkan konfirmasi KPP tempat PKP Penjual dijawab tidak ada sebesar Rp 72.400.500,-

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(2)

Menurut Majelis : bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 23 Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2000;

bahwa Majelis akan meneliti apakah PPN terutang telah atau belum dibayar oleh Pemohon Banding selaku Pembeli sehingga dapat menjawab pertanyaan apakah dalam hal kepada Pemohon Banding dapat atau tidak dapat diterapkan ketentuan mengenai tanggung renteng;

bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 23 Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2000 diatur bahwa : “ Pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya bertanggungjawab secara renteng atas pembayaran pajak, sepanjang tidak dapat menunjukkan bukti bahwa pajak telah dibayar."

Penjelasan Pasal 23 Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2000 adalah sebagai berikut : “Sesuai dengan prinsip beban pembayaran pajak untuk Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah adalah pada pembeli atau konsumen barang atau penerima jasa. Oleh karena itu sudah seharusnya apabila pembeli atau konsumen barang dan penerima jasa bertanggung jawab renteng atas pembayaran pajak yang terutang apabila ternyata bahwa pajak yang terutang tersebut tidak dapat ditagih kepada penjual atau pemberi jasa dan pembeli atau penerima jasa tidak dapat menunjukkan bukti telah melakukan pembayaran pajak kepada penjual atau pemberi jasa “

bahwa Majelis akan meneliti apakah Pajak Pertambahan Nilai terutang telah atau belum dibayar oleh Pemohon Banding selaku pembeli, sehingga dapat menjawab pertanyaan apakah dalam hal ini kepada Pemohon Banding dapat atau tidak dapat diterapkan ketentuan mengenai tanggung renteng;

bahwa dari koreksi sebesar Rp.72.400.500.- yang diberikan bukti-buktinya oleh Pemohon Banding yang terdiri dari Faktur Pajak, Invoice dan Rekening Koran Bank NJH Nomor X0X-0-0X0XXX-X dan dari penelitian majelis terhadap bukti-bukti tersebut majelis berpendapat :

1. bahwa terhadap 4 (empat) Faktur yang berasal dari PT. BGF dan PT.DYT Bersama dengan nilai PPN dengan perincian :

No. DNSRI-424-0000301 Tgl 03 Agustus 2006 sebesar

No. DNSRI-424-0000302 Tgl 04 Agustus 2006 sebesar

No. DNSRI-424-0000303 Tgl 18 Agustus 2006 sebesar

No. EIOYD-015-0000171 Tgl 06 Juli 2006 sebesar

Jumlah

Rp. 17.869.950.- ; Rp. 11.227.768.- Rp. 22.010.310.- Rp. 3.500.000.- Rp. 54.608.028.-

Tidak dilengkapi dengan perician pembayaran sehingga tidak dapat ditelusuri antara Faktur/Invoice dengan Bukti Pembayaran. Atas hal tersebut majelis berpendapat bahwa Pemohon Banding tidak dapat membuktikan/menunjukkan adanya pembayaran PPN tersebut, sehingga koreksi Terbanding tetap dipertahankan.

2. bahwa terhadap 2 (dua) Faktur Pajak dengan nilai PPN Rp. 9.372.000.- atas Faktur Pajak dari CV.MLP dengan Faktur Pajak No. EOVHL-403-0000096 tanggal 06 Juli 2006 sebesar Rp.

4.915.000.- dan No. EOVHL-403-0000097 tanggal 19 Juli 2006 sebesar Rp. 4.457.000.- tidak terkait langsung dengan kegiatan usaha sehingga tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 9 ayat (8) huruf b UU PPN sehingga Koreksi Terbanding tetap dipertahankan.

3. bahwa terhadap 4 (empat) Faktur Pajak dari PT. KVR, PT. ELC dan PT. BVQ dengan perincian sbb :

No. CWINN-017-0012326 TGL 06 Juli 2006

No. CWINN-017-0012327 TGL 06 Juli 2006

No. DAOEG-034-0064467 TGL 05 Juli 2006

No. DZZNY-423-0000001 TGL 20 Juli 2006

Jumlah

Rp. 1.374.861.- Rp. 1.374.861.- Rp. 825.000.- Rp. 4.845.750.- Rp. 8.420.472.-

bahwa dari penelitian atas untuk faktur-faktur a quo, terbukti bahwa sebagian telah dilengkapi dengan Bukti Bayar yang sesuai sehingga koreksi Terbanding tidak dapat dipertahankan;

bahwa dengan demikian majelis berketetapan bahwa koreksi Terbanding sebesar Rp. 8.420.472.- tidak dapat dipertahakan dan banding Pemohon Banding dikabulkan sebagian dengan perincian sbb :

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(3)

2. Koreksi yang berasal dari SSP PPN Jasa Luar Negeri sebesar Rp. 339.850.148

Menurut Terbanding : bahwa secara keseluruhan, Pemohon Banding melakukan penyetoran PPN JKL pada tanggal 15 September 2006 dan melaporkan PPN yang telah disetor pada Masa Pajak Aguatus 2006. Hal ini tidak sesuai dengan Pasal 4 ayat (2) keputusan Menteri Keuangan No. 568/KMK,04/2000 dimana PPN yang telah disetor seharusnya dilaporkan dalam SPT Masa PPN pada Masa Pajak yang sama dengan bulan penyetoran yang dalam hal ini adalah SPT Masa PPN Masa Pajak September 2006

Menurut Pemohon Banding

: bahwa Pemohon Banding tidak setuju dan mengaiukan banding atas koreksi Terbanding terhadap pengkreditan SSP PPN Jasa Luar Negeri (terlampir Surat Setoran Pajak);

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(4)

Menurut Majelis : Koreksi Pajak Masukan Masa Agustus 2006 atas PPN Jasa Luar Negeri (JLN) sebesar Rp.

339.850.148.-

bahwa Ketentuan yang mengatur yaitu

Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor KMK-568/KMK.04/2000 yang menyatakan bahwa saat dimulainya pemanfaatan BKP tidak berwujud/JKP di luar Daerah Pabean adalah saat yang terjadi lebih dahulu antara saat secara nyata digunakan/dimanfaatkan, saat dinyatakan sebagai utang, saat ditagih (invoice), saat dibayar. PPN yang dipungut harus disetorkan paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya setelah terjadi pemungutan dan dilaporkan (dikreditkan) dalam SPT PPN pada masa pajak yang sama dengan bulan penyetoran. Peraturan DJP Nomor Per-159/PJ/2006 Pasal 9 ayat (9) Pajak Masukan dapat dikreditkan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya masa pajak yang bersangkutan, dimana Faktur Pajak yang diterbitkan setelah melewati 3 bulan bukan merupakan Faktur Pajak sehingga tidak dapat dikreditkan.

Rekap Pembayaran PPN atas Pemanfaatan Jasa Luar Nagari bulan Agustus 2006 Pemberi Jasa

LN

No & Tgl Invoice Tgl Pembayaran

Nilai (USD) PPN

CDE, Ltd.

CDE, Ltd.

CDE, Ltd.

CDE, Ltd.

CDE, Ltd.

CDE, Ltd.

CDE, Ltd.

CDE, Ltd.

CDE, Ltd.

31003228 10-3- 06 31003137 14-4-

06 31003676 12-6-

06 31003677 12-6-

06 - - 31003810 05-7-

06 - 31003894 18-7-

06

- - - - - - - - -

94,887.60 25,428.00 40,323.80 31,380.00 - - 41,890.00 - 169,150.01

Rp 34.914.950 Rp 9.897.666 Rp 12.990.945 Rp 7.216.496 Rp 4.792.459 Rp 9.584.919 Rp 32.610.632 Rp 96.161.677 Rp 131.680.403

Jumlah (disetor 15 September 2006) Rp 339.850.148 (tidak ada bukti kontrak, invoice, bukti bayar dan tidak ada SSP JLN)

Ketentuan yang mengatur yaitu

Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor KMK-568/KMK.04/2000 Pasal 4 ayat (2) “bagi Pengusaha Kena Pajak, Pajak Pertambahaan Nilai yang telah disetor sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai pada Masa Pajak yang sama dengan bulan penyetoran” Dengan demikian setelah disetor baru dilaporkan pada SPT masa bulan penyetoran yaitu bulan September 2006.

Peraturan DJP Nomor Per-159/PJ/2006 Pasal 9 ayat (9) Pasjak Masukan dapat dikreditkan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya masa pajak yang bersangkutan, dimana Faktur Pajak yang diterbitkan setelah melewati 3 bulan bukan merupakan Faktur Pajak sehingga tidak dapat dikreditkan.

bahwa berdasarkan ketentuan tersebut maka SSP yang dianggap sebagai Faktur Pajak PPN JLN yang disetor dan dilaporkan pada bulan September 2006 tersebut bisa dikreditkan pada bulanbulan September, Oktober, November atau Desember 2006;

bahwa dengan demikian apabila Pemohon Banding mengkreditkan SSP sebagai Faktur Pajak PPN JLN tersebut pada Masa Agustus 2006 maka tidak bisa karena pada saat itu SSP ysng bersangkutan belum disetor & dilaporkan sehingga tidak ada Faktur Pajak PPN JLN (Pajak Masukan) yang dapat dikreditkan, sehingga koreksi Terbanding tetap dipertahankan;

bahwa terhadap pembayaran PPN JLN tersebut apabila memang ada SSPnya karena tidak bisa dikreditkan pada PPN Masa Agustus 2006 maka bisa dipindahbukukan ke SKP yang akan diterbitkan oleh Terbanding.

bahwa dari data tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa dari jumlah koreksi Pajak Masukan Dalam Negeri sebesar Rp 72.400.5000,- tidak dapat dipertahankan sebesar Rp 8.420.472,- sedangkan sisanya sebesar Rp 63.980.028,- tetap dipertahankan. Demikian juga koreksi Pajak Pertambahan Nilai JLN sebesar Rp. 339.850.148.- yang disetor tanggal 15 September 2006 oleh Pemohon Banding dikreditkan pada SPT Masa Agustus 2006 tidak berdasar dan Koreksi Terbanding tetap dipertahankan ;

bahwa dari penjelasan tersebut diatas maka koreksi Terbanding atas PM DN dan SSP FP JLN menjadi sebagai berikut :

Koreksi Pajak Masukan Dipertahankan Tidak dapatdipertahankan PM jawaban negatip

Rp. 72.400.500,- SSP PPN JLN Rp.

339.850.148.-

Rp. 63.980.028.- Rp. 339.850.148.-

Rp. 8.420.472.- N i h i l Jumlah Rp.

412.250.648.- Rp. 403.830.176- Rp. 8.420.472.-

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(5)

Menimbang : bahwa atas hasil pemeriksaan dalam persidangan Majelis berkesimpulan untuk mengabulkan sebagian banding Pemohon Banding sehingga PPN Masa Pajak Agustus 2006 atas nama Pemohon Banding ditetapkan sebagai berikut:

Dasar Pengenaan Pajak Rp 196.411.932.242,-

Pajak Keluaran yang harus

dipungut/dibayar sendiri Rp 19.641.193.224,-

Pajak Masukan menurut Terbanding Rp 19.198.210.836,- Rp Koreksi Pajak Masukan Tidak

Dapat Dipertahankan Rp 8.420.472,- Rp Pajak Masukan dapat

diperhitungkan hasil persidangan Rp 19.206.631.308,-

PPN yang kurang/(lebih) dibayar Rp 434.561.916,-

Sanksi administrasi:

Kenaikan Pasal 13 ayat (2) KUP Rp 208.589.720,-

Jumlah PPN yang masih harus dibayar Rp 643.151.636,-

Mengingat : Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak dan ketentuan Perundangundangan lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan yang berkaitan dengan perkara ini;

Memutuskan : Menyatakan mengabulkan sebagian banding Pemohon Banding terhadap Keputusan Direktur Jenderal Pajak Pajak Nomor : KEP-384/WPJ.19/BD.05/2010 tanggal 30 Juli 2010, tentang Keberatan Wajib Pajak atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Pajak Pertambahan Nilai Barang Penyerahan BKP dan/atau JKP Masa Pajak Agustus 2006 Nomor: 00010/207/06/092/09 tanggal 18 Mei 2009 atas Nama: PT XXX, sehingga besarnya PPN Masa Pajak Agustus 2006 ditetapkan dengan perhitungan sebagai berikut:

Dasar Pengenaan Pajak Rp 196.411.932.242,-

Pajak Keluaran yang harus

dipungut/dibayar sendiri Rp 19.641.193.224,-

Pajak Masukan menurut Terbanding Rp 19.198.210.836,- Rp Koreksi Pajak Masukan Tidak

Dapat Dipertahankan Rp 8.420.472,- Rp Pajak Masukan dapat

diperhitungkan hasil persidangan Rp 19.206.631.308,-

PPN yang kurang/(lebih) dibayar Rp 434.561.916,-

Sanksi administrasi:

Kenaikan Pasal 13 ayat (2) KUP Rp 208.589.720,-

Jumlah PPN yang masih harus dibayar Rp 643.151.636,- Demikian diputus di Jakarta berdasarkan musyawarah Majelis V Pengadilan Pajak, dengan susunan Majelis dan Panitera Pengganti sebagai berikut:

ABC, SH, LLM Drs. DEF, Ak Drs. GHI, MM JKL, SH, M.Hum.

sebagai Hakim Ketua, sebagai Hakim Anggota, sebagai Hakim Anggota, sebagai Panitera Pengganti

Putusan Nomor :Put-50058/PP/M.V/16/2013 diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua pada hari Rabu tanggal 22 Januari 2014 dengan susunan Majelis dan Panitera Pengganti sebagai berikut:

Drs. MNO, MBA Drs. GHI, MM Drs. PQR, MA JKL, SH, M.Hum.

sebagai Hakim Ketua, sebagai Hakim Anggota, sebagai Hakim Anggota, sebagai Panitera Pengganti

dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota, Panitera Pengganti serta dihadiri/tidak dihadiri oleh Terbanding dan dihadiri/tidak dihadiri oleh Pemohon Banding.

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

Referensi

Dokumen terkait

Dari penjelasan warna coklat disebutkan salah satunya adalah berbau kebudayaan dan kebudayaan ini bisa mewakili dari smart yang telah ditemukan pada analisa keyword

[r]

Berdasarkan dasar pemikiran diatas, maka penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran dan Kinerja Mengajar

[r]

Terakhir, perguruan tinggi yang memiliki program studi relevan dengan lima mata pelajaran sekolah dasar yakni matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial,

Kenaikan atas laba bersih tersebut tidak lepas adanya pengaruh dari perolehan atas penjualan yang naik sebesar 8 % menjadi Rp3,11 triliun dari Rp2,88 triliun dan laba kotor naik 68

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan atau informasi bagi manajemen Salwa House Kafe mengenai beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen sehingga

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah