• Tidak ada hasil yang ditemukan

AMALAN MAULID AL-BARZANJI DI PONDOK PESANTREN KHAIRUL UMMAH DI BATU GAJAH, AIR MOLEK (STUDI LIVING QUR AN)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "AMALAN MAULID AL-BARZANJI DI PONDOK PESANTREN KHAIRUL UMMAH DI BATU GAJAH, AIR MOLEK (STUDI LIVING QUR AN)"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

i

“AMALAN MAULID AL-BARZANJI DI PONDOK PESANTREN KHAIRUL UMMAH DI BATU GAJAH, AIR MOLEK (STUDI LIVING

QUR’AN)”

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program Studi Al-Qur’an Dan Tafsir

Disusun Oleh:

Jodi Wahono ( 4117008) Dosen Pembimbing:

Dr. Muhammad Taufiq, M. Ag PRODI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BUKITTINGGI

2021 M/ 1443 H

(2)

ii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama/NIM : Jodi Wahono/4117008

Tempat /Tanggal Lahir : Rimpian, 13 Juli 1999

Jurusan : Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir

Judul Skripsi : Amalan Maulid Al-Barzanji di Pondok Pesantren Khairul Ummah Batu Gajah Air Molek (Studi Living Qur‟an)

Menyatakan dengan ini sesungguhnya bahwa karya ilmiah (skripsi) saya dengan judul diatas adalah benar asli karya penulis. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa bukan karya sendiri, maka penulis bersedia diproses sesuai hukum yang berlaku dan gelar sarjana penulis dicopot hingga batas waktu yang ditentukan.

Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bukittinggi, 20 September 2021

Penulis

Jodi Wahono NIM: 4117008

(3)

iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI

Skripsi yang berjudul Amalan Maulid Al- Barzanji di Pondok Pesantren Khairul Ummah Batu Gajah Air Molek (Studi Living Qur‟an di Pondok Pesantren Khairul Ummah), yang disusun oleh Jodi Wahono, 4117008, telah diuji dalam sidang munaqasyah jurusan Ilmu Al-qur‟an Tafsir yang telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar sarjana pada jurusan Ilmu Al-qur‟an dan Tafsir, Bukittinggi.

(4)

iv

KATA PENGANTAR ميحرلأ نمحرلأ الله مسب

Puji dan syukur penulis haturkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan banyak nikmat, karena nikmat itulah penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Penulisan Skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pada Program Studi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir pada Fakultas Ushuludin Adab dan Dakwah di IAIN Bukittinggi.

Shalawat dan salam tidak lupa kita kirimkan untuk junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang banyak membawa perubahan besar kepada umat manusia, salah satunya beliau telah menuntun kita dari alam dan zaman jahiliyyah kepada alam dan zaman Islamiyah yang berperikemanusiaan seperti yang kita rasakan saat sekarang ini adanya.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada masa penyusunan Skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan Skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Ibu DR. Rida Ahida, M.Hum selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi beserta jajarannya.

2. Bapak DR. H. Nunu Burhanuddin, Lc. M.Ag selaku Dekan Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Bukittinggi beserta jajarannya.

(5)

v

3. Bapak DR. Muhammad Taufiq, M.Ag selaku Dosen Pembimbing dalam pembuatan Skripsi.

4. Bapak Muhammad Zubir, M.Ag selaku Dosen Ketua Program Studi Ilmu Al- Qur‟an dan Tafsir.

5. Ibu Fajriyani Arsya, MA selaku mantan Ketua Program Studi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir.

6. Kepada seluruh Dosen dan Staff IAIN Bukittinggi, yang telah mendidik, membimbing dan berbagi ilmu kepada penulis.

7. Kepada UKK, UKM selingkup IAIN Bukittinggi.

8. Kepada teman seperjuangan pada Program Studi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir Angkatan 2017, dan senior yang telah memberikan arahan dalam pembuatan Skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap kepada Allah SWT, berkenaan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan.

Bukittinnggi, 20 September 2121

Penulis

Jodi Wahono

NIM:4117008

(6)

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Setiap perjalanan hidup ada muara yang hendak dicapai. Kepada-Nya semua hal akan kembali. Melalui dan doa segala keinginan tercapai. Dengan mengucap syukur alhamdulillah selesai sudah penulisan skripsi ini. Teriring beribu-ribu ucapan terimakasih yang tiada akhir, penulis mendedikasikan tulisan sederhana ini untuk orang-orang yang penulis sayangi:

1. Kepada Kedua Orangtua yang paling kucintai dan kusayangi, ibuku Asniatun dan Ayahku Amran (Almarhum), yang telah membesarkan dengan penuh kasih sayang dan mendoakan setiap langkah kaki saya, yang memahamkan saya pula tentang cinta yang sebenar-benarnya cinta.

2. Adik tersayang Ilham Sasongko dan Muhammad Zaki Al-Fatih yang selalu ingin saya bahagiakan.

3. Untuk keluarga besar Pondok Pesantren Khairul Ummah serta Majelis Guru, Ustadzh/ustadzah, yang telah memberikan motivasinya dan menjadi informan.

4. Teman-teman kost, yang sudah mendoakan dan menganggap saya sebagai saudara layaknya keluarga sendiri di perantauan ini.

5. Teman-teman IAT angkatan 2017-2020, yang namanya tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah menyemangati dan mendoakan kelancaran skripsi ini.

6. Kepada sahabat-sahabat tercintaku, dan teman-teman IAT angkatan 2017 yang berjuang sama-sama untuk wisuda.

7. Teman-teman HMPS IAT, yang selalu memberikan semangat dan motivasinya.

8. Teman-teman KKN, PPL terdekat yang belum bisa disebutkan satu persatu, yang sudah memberi semangat.

9. Teman-teman seperjuangan dan adik-adik junior yang masih terus berjuang.

10. Almamater IAIN Bukittinggi.

(7)

vii

MOTTO HIDUP

“Dimanapun menuntut ilmunya kalau tak ikhlas takkan berbekas”

ٓ بَه َو

ٓ ْاوُذُب ۡعَيِلٓ الَِّإٓ ْا و ُشِهُأ ٓ

َٓاللّ ٱ

ٓ ُهَلٓ َيي ِصِل ۡخُه ٓ ٱ

َٓييِّذل

ٓ ْاىُويِقُي َوٓ َء بَفٌَُح ٓ

َٓة ٰىَلاصل ٱ

ٓ

ْٓاىُت ۡؤُي َو

ٓ َة ٰىَك ازل ٱ

ُٓييِدٓ َكِلَٰر َو ٓ تَوِّيَقۡل ٱ

ٓ

“Mereka tidak disuruh kecuali supaya mereka beribadah kepada Allah dengan memurnikan segala ibadah hanya untuk-Nya (Ikhlas), dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat , dan yang demikian itu agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah:5)

Dan Syeikh Sholeh Al-Ushoimi Hafizahullah menasehatkan: “Tidaklah para salafusholih itu unggul dan sampai pada derajat ilmu (yang tinggi), melainkan karena sebab ikhlasnya mereka saat menuntut ilmu, karena mengharap pahala Allah tuhan semesta alam”.

(8)

viii ABSTRAK

Jodi Wahono, NIM:4117.008, Judul Skripsi: “AMALAN MAULID AL- BARZANJI DI PONDOK PESANTREN KHAIRUL UMMAH BATU GAJAH AIR MOLEK (STUDI LIVING QUR’AN)”. Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Bukittinggi 2021.

Latar belakang peneliti membahas masalah ini tentang Amalan Maulid Al- Barzanji yang mana kegiatan rutinitas di Pondok Pesantren Khairul Ummah. Di Pondok tersebut Santriwan dan Santriwati melaksanakan kegiatan pembacaan maulid al- barzanji dengan menggunakan musik (marawis), pembacaan barzanji dilakukan secara rutin setiap malam senin dan juga diadakan setiap tiga bulan sekali yakni dalam memperingati hari besar agama Islam, seperti hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, tahun baru Islam, Isra‟ Mi‟raj, hari raya Idul Adha dan lain sebagainya, yang mana kegiatan tersebut diikuti oleh seluruh masyarakat di Pondok Pesantren Khairul Ummah Batu Gajah, Air Molek.

Penelitian ini menggunakan metode Living Qur‟an deskriptif kualitatif yang berbentuk penelitian lapangan dengan menggambarkan suatu fenomena yang terjadi pada santriwan di pondok pesantren Khairul Ummah. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan beberapa langkah yakni dimulai dengan observasi yakni pengamatan terlebih dahulu dilakukan dilokasi yang akan diteliti, kemudian wawancara yakni menanyakan langsung kepada orang-orang yang dianggap akan memberikan informasi yang valid, setelah itu baru dokumentasi yakni berupa tulisan, gambar, dan beberapa informan di dalam penelitian ini.

Hasil penelitian yang didapat dari data yang diperoleh peneliti yakni nilai- nilai yang terkandung didalam maulid al-barzanji yang ada diponpes khairul ummah banyak sedikitnya kita mengetahui kehidupan Nabi Muhammad SAW, ciri-ciri Nabi Muhammad SAW, selalu mengingat Nabi Muhammad SAW ketika mendengar syair-syair juga Shalawat dan mengikuti keteladanan Nabi Muhammad SAW. Dan adapun Qur‟an Value yang terdapat didalam maulid Al- Barzanji dipondok pesantren khairul ummah maulid al-barzanji yang ada diponpes khairul ummah banyak sedikitnya kita mengetahui kehidupan Nabi Muhammad SAW, ciri-ciri Nabi Muhammad SAW, selalu mengingat Nabi Muhammad SAW ketika mendengar syair-syair juga Shalawat dan mengikuti keteladanan Nabi Muhammad SAW, adapun penerapannya, maulid al-barzanji yang ada diponpes khairul ummah itu dilaksanakan setiap hari ahad malam senin, yang itu sudah menjadi rutinitas mingguan santri pondok pesantren khairul ummah.

(9)

ix DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN ORISINILITAS ... ii

PENGASAHAN TIM PENGUJI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

MOTO HIDUP ... vii

ABSTRAK ... viiii

DAFTAR ISI ... ix

BAB I: Pendahuluan A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah... 7

C. Perumusan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat penelitian ... 8

F. Penjelasan Judul ... 9

G. Penelitian Sebelumnya ... 10

H. Sistematika Penulisan ... 12

BAB II: Al-Barzanji Dalam Islam A. Pengertian Maulid Al-Barzanji ... 14

B. Sejarah Pondok Pesantren Khairul Ummah ... 16

C. Hubungan Al-Barzanji Dengan Zikir ... 19

D. Hubungan Al-Barzanji dengan Shalawat ... 22

E. Syariat Al-Barzanji Dalam Islam ... 27

F. Maulid Al-Barzanji Di Pondok Pesantren Khairul Ummah ... 29

BAB III: Metode Penelitian A. Jenis Penelitian ... 31

B. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ... 32

C. Informasi dan Objek Penelitian ... 33

D. Sumber Data ... 34

E. Teknik Pengumpulan Data ... 34

F. Teknik Analisis Data ... 35 BAB VI: ANALISIS AMALAN MAULID AL-BARZANJI DI PONDOK PESANTREN KHAIRUL UMMAH

A. Latar Belakang Pondok Pesantren Khairul Ummah ...

BAB V: Penutup

A. Kesimpulan ...

B. Saran ...

DAFTAR PUSTAKA ...

LAMPIRAN ...

(10)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam ialah agama yang rahmat bagi semesta alam, agama yang telah banyak melewati berbagai ujian dari zaman awal jahiliah hingga zaman milenial, zaman yang berkembang dengan berbagai macam kemajuan teknologi. Di Indonesia sendiri Islam mengalami perkembangan yang sangat signifikan.

Perkembangan tersebut dapat dilihat dengan angka 90% dari lima agama di Indonesia yang memeluk agama Islam.1 Kemudian dari perkembangan yang pesat tersebut tentu tidak dapat dipisahkan dari kitab sucinya sendiri sebagai pedoman nomor wahid bagi agama Islam, apalagi proses pengenalan umat Islam terhadap al-Qur‟an sejalan dengan proses penyebaran Islam khususnya di bumi Nusantara ini.

Kemudian proses perkembangan agama Islam di Indonesia tentu tidak sepenuhnya melalui jalan yang mulus. Misalnya pada Islam di Indonesia sejak awal abad ke 20 telah mengalami dinamika yang sangat panjang, bahkan menjadi bagian dialektika lokal dan umat Islam dunia. Pada awal abad ke 20 ini, umat- umat muslim di Indonesia hidup di bawah penjajahan, sehingga konsentrasi mereka saat itu mengusir para penjajah tersebut dari bumi Nusantara. Meskipun demikian kegiatan penyebaran Islam yang ditandai dengan gerakan-kerakan

1M. Nurdin Zuhdi, Pasar Raya Tafsir Indonesia: Dari Kontestasi Metodologi Hingga Kontekstualisasi, (Yogyakarta: Kaukaba Dipantara, 2014), 44-45.

(11)

2

dakwah, mendirikan sarana pendidikan Islam tidak pernah surut.2 Selanjutnya, apa yang terjadi pada awal-awal perkembangan Islam dahulu seperti perjuangan- perjuangan saudara-saudara muslim dalam memperjuangkan Islam dengan menghadapi para penjajah tentu tidak lagi kita rasakan pada saat sekarang ini, dan yang harus kita lakukan ialah bagaimana mempertahankan yang sudah ada dan meningkatkan semangat dakwah agar ajaran-ajara Islam lebih meluas serta tumbuh subur di bumi Nusantara ini.

Dibalik proses penyebaran Islam ini tentu kita tidak dapat menafikan bahwa tumbuh kembangnya tidak hanya terletak pada satu daerah saja, dan sudah tentu setiap daerah memiliki kebiasaan atau tradisi masing-masing baik itu di lingkungan masyarakat atau di lembaga-lembaga pendidikan yang ada di Indonesia seperti Pondok Pesantren. Tradisi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah adat kebiasaan turun-temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat.3 Beragam tradisi keagamaan yang menjadi rutinitas di tengah-tengah masyarakat muslim Indonesia atau di lembaga-lembaga seperti teradisi pembacaan yasin, tahlilan, dan barzanji. Kemudian dari beberapa tradisi keagamaan tersebut yang menjadi fokus penelitian penulis ialah tradisi pembacaan Al-Barzanji yang biasanya dilakukan pada acara maulid Nabi SAW..

Al-Barzanji dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah bacaan puji- pujian yang berisi riwayat Nabi Muhammad SAW. (sering dibacakan pada perayaan Maulid),4 dapat juga diartikan sebagai kegiataan doa, pujian-pujian, dan

2Anwar Mujahidin, Lokalitas Ibrahim dan Musa Antara Tasir Al-Misbah dan Tafsir Al- Azhar, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2019), hlm. 51.

3https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/tradisi , diakses pada 06/10/2021, 14.11

4https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/barzanji , diakses pada 06/05/2021, 13.45.

(12)

3

penceritaan riwayat Nabi Muhammad yang pelantunannya menggunakan irama atau nada.5 Sedangkan istilah “Al-Barzanji” diambil dari nama penulisnya yakni Syaikh Ja‟far bin Hasan bin Abdul Karim bin Muhammad al-Barzanji.6 kitab Barzanji ini merupakan kitab yang sangat populer dan sudah tersebar diseluruh negeri terutama di Indonesia. Kegiataan keagamaan ini dilakukan pada acara maulid Nabi Muhammad SAW. karena bagi sebagian umat Islam di Indonesia khususnya barzanji dan maulid ini tidak dapat dipisahkan. Maulid tidak menjadi meriah apabila tidak ada barzanji dan barzanji ialah bagian dari maulid.

Pembacaan Al-Barzanji pada setiap daerah tentu saja dilakukan dengan cara beragam pula misalnya dilakukan pada saat sebelum acara pernikahan, adapula yang dilakukan pada setiap kegiatan-kegiatan keagamaan, dan yang dilakukan pada hari-hari tertentu dengan diringi musik islami (Marawis).

Adapun dalil yang mendukung dalam pembacaan kitab Al-Barzanji ini ialah terdapat dalam surah al-Ahdzab ayat ke 56:

ٓاىِإ

َٓاللّ ٓٱ

ُٓهَتَكِئ َٰلَه َو ٓ

ٓىَلَعٓ َىىُّلَصُي ۥٓ

ٓ ِّيِباٌل ٱ

ٓبَهُّيَأ َٰي ٓ ٱ

َٓييِزال

ِٓهۡيَلَعْٓاىُّلَصْٓاىٌَُهاَء ٓ

ٓبًويِل ۡسَتْٓاىُوِّلَس َو ٦٥

ٓ

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi.

Hai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.

Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menjelaskan bahwa: Yang dimaksud ayat di atas ialah bahwa menggambarkan kepada hamba-hamba-Nya

5Syukron Maksum, “Maulid Al-Barzanji, (t.k.: Medpress Digital, t.t), hlm. 9.

6Ibid,.

(13)

4

tentang kedudukan seorang hamba dan nabi-Nya di sisi-Nya di alam tinggi. Yaitu, Allah memujinya di sisi para Malaikat muqarrabin, dan para Malaikat pun bershalawat kepadanya. Kemudian Allah memerintahkan penduduk bumi untuk mengucapkan shalawat dan salam kepadanya, agar menyatu antara pujian penghuni alam atas dan alam bawah seluruhnya. 7 Selanjutnya dalam penafsirannya Ibnu Katsir menambahkan sebuah penjelasanya bahwa Al-Bukhari meriwayatkan, Abul „Aliyah berkata: “Shalawat Allah SWT. adalah pujian-Nya kepada Nabi di sisi para Malaikat. Sedangkan shalawat para Malaikat adalah do‟a”. Ibnu „Abbas berkata: “Mereka bershalawat, mereka meminta barakah.” Demikian yang dita‟liq oleh al-Bukhari dari Ibnu „Abbas.

Bukan hanya satu ulama yang berkata: “Shalawat Rabb adalah rahmat dan shalawat malaikat adalah istighfar”.8

Ibnu katsir dalam kitab tafsirnya menjelaskan bahwa ayat 56 pada surah al-Azab membahas tentang kedudukan seorang hamba dan nabi-Nya di sisi-Nya di tempat tertinggi. Kemudian Allah memujinya di sisi pada malaikat, dan para malaikat pun bershalawat kepadanya. Para penduduk bumi pun mengucapkan shalawat dan salam kepada Nabi.

Sementara Mahmud Yunus dalam kitab tafsirnya menjelaskan: Salawat allah kepada Muhammad, artinya menumpahkan rahmat kepadanya. Arti salawat malaekat kepada Muhammad, ialah memintakan rahmat kepada Allah untuk Muhammad. Salawat manusia kepada Muhammad ialah

7Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 6, Terj M Abdul Ghofar E.M dan Abu Ihsan Al-Atsari, (Bogor:

Pustaka Imam asy-Syafi‟I, 2004), hlm. 520.

8Ibid,.

(14)

5

berdo‟a (meminta) kepada Allah, supaya menurunkan hujan rahmat kepadanya, yaitu dengan membaca: “Allahhumma shalli‟ala ali Muhamad”. Adapun memberi salam ialah dengan membaca: “Assalamu

„alaika ay-yuhannabiy-yu warahmatul-lahi wa barakatu”.9

Mahmud Yunus dalam penafsirannya menjelaskan bahwa shalawat Allah kepada Muhammad ialah bentuk memberikan rahmat kepadanya. Sedangkan shalawat malaikat kepada Muhammad ialah bentuk meminta rahmat kepada Allah untuk Muhammad. Sedangkan shalawat manusia kepada Muhammad ialah bentuk doa (meminta) kepada Allah supaya menurunkan hujan rahmat kepadanya.

Sedangkan Ahmad Mustafa Al-Maraghi dalam tafsirnya menjelaskan:

Salawat yang dilakukan Allah, maksudnya ialah memberi rahmat. Sedang yang dilakukan oleh para malaikat, yang dimaksud ialah memohonkan ampun. Jadi artinya ayat tersebut, sebagaimana dikatakan oleh ibnu Abbas adalah, “Sesungguhnya Allah memberi rahmat kepada nabi, sedangka pada malaikat mendoakan dan memohon ampun untuknya.”

Pada malam itu, Allah SWT. Memberitakan kepada hamba-hamba-Nya tentang kedudukan hamba dan nabi-Nya di kalangan masyarkat atas, bahwa Allah memujinya di hadapan para malaikat yang didekatkan, dan para malaikat bersalawat kapada nabi dengan memohonkan ampunan untuknya dari Allah. Hai orang-orang yang beriman, doakanlah agar nabi mendapat rahmat, dan tampaklah kemuliaannya dengan cara apa pun yang kamu lakukan. Yaitu mengikuti dia dengan baik dan mematuhi

9Mahmud Yunus, “Tafsir Qur‟an Karim”, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung Jakarta, 2004), hlm. 624.

(15)

6

pemerintahan dalam segala hal yang dia perintahkan. Juga dengan ucapkan salawat dan salam kepadanya dengan lidahmu.10

Ahmad Mustafa Al-Maraghi menjelaskan dalam penafsirannya bahwa shalawat yang dilakukan oleh Allah adalah sebuah pemberian rahmat kepada Nabi. Sedangkan shawalat yang dilakkukan oleh para malaikat ialah sebuah permohonan ampun untuknya, dan hambanya pun diperintahkan untuk bershalawat agar mendapatkan keberkahan. Dari penjelasan tiga mufassir di atas dapat disimpulkan bahwa shalawat ialah bukan hal yang dilarang selain dapat meningkatkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW shalawat juga salah satu bentuk usaha seorang hamba Allah untuk mendapat keberkahan-Nya.

Al-Barzanji yang menjadi fokus penelitian kali ini ialah sebuah kegiatan rutin yang ada di Pondok Pesantren Khairul Ummah. Di Pondok tersebut Santriwan dan Santriwati melaksakan kegiatan pembacaan barzanji tersebut dengan menggunakan musik (marawis), pembacaan barzanji ini tidak hanya dilakukan ketika acara maulid Nabi saja, tetapi dilakukan rutin pada setiap malam senin dan setiap sebulan sekali akan diadakan barzanji akbar yang diikuti oleh seluruh masyarakat di Pondok Pesantren.

Kemudian di kalangan masyarakat dan santri, kitab Al-Barzanji ini sudah menjadi tradisi ritual yang melekat dan sarat akan seni budaya yang tetap dilestarikan, sehingga menjadi tradisi turun temurun yang tidak lengkang dimakan zaman. Pembacaan Al-Barzanji yang dipenuhi dengan shalawat kepada rasul juga dapat dihiasi dengan pembacaan dzikir yang diharapkan dengan membacanya

10Ahmad Mustafa Al-maraghi, “Tafsir Al-Marghi” Terj Bahrun Abubakar dkk, (Semarang: PT. Karya toha Putra Semarang, 1992), hlm. 56.

(16)

7

mendapatkan keberkahan serta pahala seperti yang sudah dijelaskan oleh beberapa mufassir di atas. Bahwa setiap kegiatan ritual berupa shalawat atau dzikir ialah rutinitas yang dipercaya dapat memberikan keberkahan serta rahmat dari Allah SWT.

Kemudian dari pemaparan-pemaparan tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang membahas tentang “AMALAN MAULID AL- BARZANJI DI PONDOK PESANTREN KHAIRUL UMMAH BATU GAJAH, AIR MOLEK (STUDI LIVING QUR’AN)”.

B. Batasan Masalah

Agar lebih terarah dan tidak meluas, maka penulis menfokuskan penelitian ini dengan pembahasan tentang “Amalan Maulid Al-Barzanji di Pondok Pesantren Khairul Ummah Batu Gajah Air Molek (Studi Living Qur’an)”.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas yang menjadi tolak ukur penulis dalam melakukan penelitian tentang Studi Living Qur‟an ialah:

1. Apa saja kandungan nilai-nilai Maulid Al-Barzanji di Pondok Pesantren Khairul Ummah?

2. Qur‟an Value dalam Maulid Al-Barzanji di Pondok Pesantren Khairul Ummah?

(17)

8 D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas yang menjadi tujuan penlitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apa saja nilai-nilai yang terkandung di dalam Maulid Al-Barzanji yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Kahirul Ummah.

2. Untuk mengetahui apa saja nilai-nilai Qur‟an yang terkandung dalam Maulid Al-Barzanji yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Khairul Ummah.

E. Manfaat Penelitian

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan memberikan contoh bentuk penelitian lapangan yang mengkaji fenomena di masyarakat atau lembaga-lembaga pendidikan baik yang formal atau tidak formal seperti di Pondok Pesantren yang memiliki tradisi pembacaan Al-Barzanji.

b. Menambah ilmu pengetahuan dan membantu meningkatkan kesadaran dalam berinteraksi dengan hal-hal yang bersifat keagamaan khususnya terhadap Al- Qur‟an.

F. Penjelasan Judul 1. Amalan

Menurut kamus besar bahasa Indonesia kata amal ialah perbuatan baik atau buruk.11 Sedangkan kata amalan ialah perbuatan yang baik. Secara

11kbbi.kemdikbud.go.id/entri/amal , diakses pada 06/12/2021, 21.11.

(18)

9

semantik, kata amal berasal dari bahasa Arab, yang memiliki arti pekerjaan searti dengan kata al-fi‟l. perbedaan dari dua kata tersebut ialah jika kata „amal biasanya digunakan untuk menggambarkan suatu aktivitas yang dilakukan dengan sengaja dan maksud tertentu, sedangkan kata al- fil‟l digunakan untuk mejelaskan suatu pekerjaan.12

2. Maulid

Arti kata maulid dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah hari lahir (terutama hari lahir Nabi Muhammad SAW.). 13 Kemudian dalam pengertian lain Maulid diartikan sebagai (hari), tempat atau waktu kelahiran Nabi. Selanjutnya secara istilah maulid nabi ialah sebuah upacara keagamaan yang diadakan kaum muslim untuk memperingati hari kelahiran Rasulullah SAW. kegiatan tersebut diharapkan dapat menumbuhkan rasa cinta kepada Rasulullah SAW.14

3. Al-Barzanji

Al-Barzanji menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah bacaan puji- pujian yang berisi riwayat Nabi Muhammad SAW. (sering dibacakan pada perayaan Maulid).15 Kitab Al-Barzanji ini umumnya dibaca saat perayaan maulid Nabi Muhammad SAW. sebagai bentuk rasa syukur dan mempupuk keimanan bagi sebagai umat muslim di Indonesia.

12Lihat, Jalaluddin Rahman, Konsep Perbuatan Manusia Menurut Al-Qur‟an: Suatu Kajian Tafsir Temaitk, (Jakarta: Bulan Bintang, 1992).

13https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/maulid, diakse pada 06/12/2021, 21.27.

14Hizbut Tahrir Indonesia, Peringatan Maulid Nabi Saw, Agar Tidak Menjadi Tradisi dan Seremoni Belaka, Bulletin al-Islam, Edisi 348/Tahun XIV, Tahun 2007, hlm. 1.

15https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/barzanji , diakses pada 06/12/2021, 21.45.

(19)

10 G. Penelitian Sebelumnya

Berdasarkan hasil penelusuran terhadap berbagai penelitian-penelitian sebelumnya, penulis telah membaca dan menelaah secara mendalam beberapa penelitian tersebut, diantaranya yang penulis temukan dan jadikan tinjauan dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:

1. Ahmad Muttaqin dalam jurnalnya “Barzanji Bugis” dalam Peringatan Maulid: Studi Living Hadis di Masyarakat Bugis, Soppeng, Sul-Sel menjelaskan tentang bagaimana masyarakat Bugis mengamalkan kegiatan pembacaan Banzanji. Kemudian dari hasil penelitian tersebut dijelaskan bahwa barzanji bagi masyarakat Bugis ialah suatu praktik religi yan dianggap sebagai tradisi suci di dalam perayaan Maulid dan barzanji bugis dibaca saat perayaan mauled supaya masyarakat dapat memahami kitab barzanji secara mudah yang terdiri dari sirah nabawiyah.16

2. Anna Rahma Syam dalam jurnalnya Tradisi Barzanji dalam Persepsi Masyarakat Kabupaten Bone mejelaskan bahwa tradisi barzanji yang dipahami oleh masyarakat di kabupaten Bone ialah sebagai tradisi yang baik untuk dipertahankan eksistensinya karena dalam pelaksanaannya memberi menfaat bagi kehidupan masyarakat tersebut.

Masyarakat di kabupaten Bone selalu membacakan barzanji dalam setiap kegiataan keagamaan, selain itu juga pembacaan barzanji ini

16Ahmad Muttaqi, “Barzanji Bugis” dalam Peringatan Maulid: Studi Living Hadis di Masyarakat Bugis, Soppeng, Sul-Sel”, Jurnal Living Hadis, Vol. 1, Mei 2016.

(20)

11

dinilai dapat menumbukan rasa cinta terhadap Nabi Muhammad SAW.17

3. Selanjutnya skripsi yang ditulis oleh Faerus Zabad “PENGARUH PEMBACAAN KITAB AL-BARZANJI TERHADAP MAHABBAH SANTRI KEPADA NABI MUHAMMAD SAW (Studi di Pondok Pesantren Nuruzzaman, Cilengkrang Bandung), dalam penelitiannya Faeruz Zabad menjelaskan bahwa kegiatan pembacaan kitab Al- Barzanji ini sudah menjadi tradisi yang dilakukan oleh santri pada malam jumat. Tradisi pembacaan Al-Banzanji tersebut diyakini dapat meninggkatkan rasa mahabbah santri kepada Nabi Muhammad SAW.

hasil dari penelitian tersebut ialah bahwa minat pembacaan santri terhadap kitab Al-Bazanji ini sangat tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin baik pelaksaan pembacaan kita Al- Bazanji maka semakin baik pula mahabbah santri kepada Nabi Muhammad SAW.18

4. Skripsi Tradisi Barzanji Pada Masyarakat Muslim Bulukumba Di Desa Balangtaroang Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba, dalam skripsinya dijelaskan bahwa orang-orang Bugis Desa Balangtaroang sangat kental dengan ritual Barzanjinya. Pembacaan Barzanji ini merupakan penyempurna dari upacara adat yang mereka lakukan.

17Anna Rahma Syam dkk, Tradisi Barzanji Dalam Persepsi Masyarakat Kabupaten Bone, Jurnal DIskursus Islam, Vol. 04, No. 2, Agustus 2016.

18 Faeruz Zabad, Skripsi: “PENGARUH PEMBACAAN KITAB AL-BARZANJI TERHADAP MAHABBAH SANTRI KEPADA NABI MUHAMMAD SAW (Studi di Pondok Pesantren Nuruzzaman, Cilengkrang Bandung), (Bandung: Uin Sunan Gunung Jati, 2021).

(21)

12

Sebagaian masyarakat juga percaya bahwa orang melakukan hajatan tanpa melakukan pembacaan Barzanji akan mendapatkan musibah.

H. Sistematika Penulisan

Agar pembahasan dalam penelitian ini tersusun secara sistematis dan mudah dipahami, maka diperlukan susunan yang efektif dan selanjutnya dituangkan dalam dalam beberapa bab dan sub bab. Sistematika pembahasan dalam skripsi ini diantaranya ialah sebagai berikut:

Bab pertama ialah pendahuluan, yang berisikan latar belakang alasan perlunya dilakukan kajian yang berjudul “Amalan Maulid Al-Barzanji di Pondok Pesantren Khairul Ummah Batu Gajah Air Molek (Studi Living Qur’an)”. Selanjutnya terdapat perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, penjelasan judul, penelitian sebelumnya, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab kedua penulis akan membahas tentang deskritif Pondok Pesantren Kahirul Ummah dimulai dari letak georafis, sejarah Pondok Pesantren, dan hal-hal lain yang berkaitan. Selanjutnya membahas tinjau umum tentang Living Qur‟an, sejarah, dan manfaat kajian tentang Living Qur‟an. Kemudian tinjauan umum tentang barzanji dan garis besar isi kandungan barzanji.

Bab tiga akan membahas metode penelitian yang mencakup jenis penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data dan yang lainnya.

Bab empat membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan amalan Maulid Al-Barzanji di Pondok Pesantren Kahirul Ummah.

(22)

13

Bab lima yakni kesimpulan dan saran yang berisikan rangkuman dari penelitian yang dilakukan dan memberikan gagasan solutif untuk penelitian selanjutnya.

(23)

14 BAB II

Al-BARZANJI DALAM ISLAM

A. Pengertian Maulid Al-Barzanji

Ada dua istilah yang akan penulis jabarkan pada pemaparan kali ini diantaranya ialah Maulid dan Al- Barzanji. Arti kata maulid dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah hari lahir (terutama hari lahir Nabi Muhammad SAW.).19 sedangkan dalam kamus Al-Munawwir “maulid” berasal dari Bahasa Arab - Walada Yalidu Wiladan-yang berarti kelahiran.20 Kemudian dalam pengertian lain Maulid diartikan sebagai (hari), tempat atau waktu kelahiran Nabi. Selanjutnya secara istilah maulid nabi ialah sebuah upacara keagamaan yang diadakan kaum muslim untuk memperingati hari kelahiran Rasulullah SAW. kegiatan tersebut diharapkan dapat menumbuhkan rasa cinta kepada Rasulullah SAW.21

Selanjutnya, kegiatan maulid ini sendiri diawali oleh Khalifah Mudhaffar Abu Said pada tahun 630 H yang diadakan secara besar-besaran dan menghabiskan biaya sekitar 300.000 dinar uang emas. Adapun alasan Khalifah Mudhaffar Abu Said mengadakan maulid ini ialah agar terhindar dari kekejaman Temujin yang dikenal dengan nama Jengiz Khan (1167-1227) dari Mongol.

Jengiz Khan ialah seorang raja Mongol yang naik tahta pada saat berusia 13 tahun yang mampu mengadakan konfederasi tokoh-tokoh agama. Kemudian untuk

19https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/maulid, diakse pada 06/12/2021, 21.27.

20 A.W.Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka Progressif, 1984), hlm. 1580.

21Hizbut Tahrir Indonesia, Peringatan Maulid Nabi Saw, hlm. 1.

(24)

15

menghadapi ancaman raja Mongol tersebut, Mudhaffar mengadakan acara Maulid selama 7 hari 7 malam dan menghabiskan 5.000 ekor kambing, 10.000 ekor ayam, 100.000 keju. Selanjutnya dalam acara maulid ini Mudhaffar mengundang para orator untuk menghidupkan kembali nadi heroisme Muslimin. Adapun hasil dari acara Maulid tersebut ialah semangat heroisme Muslimin dapat dihupkan kembali.22

Pembahasan selanjutnya ialah pembahasan tentang Al-Barzanji. Al- Barzanji menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah bacaan puji-pujian yang berisi riwayat Nabi Muhammad SAW. (sering dibacakan pada perayaan Maulid).23 Sedangkan istilah “Al-Barzanji” diambil dari nama penulisnya yakni Syaikh Ja‟far bin Hasan bin Abdul Karim bin Muhammad al-Barzanji.24 Kitab Al- Barzanji ini umumnya dibaca saat perayaan maulid Nabi Muhammad SAW.

sebagai bentuk rasa syukur dan mempupuk keimanan bagi sebagai umat muslim di Indonesia.

Kemudian, orang yang pertama kali memperkenalkan kegiatan Al- Barzanji ini ialah Sultan Salahudin Yusuf al-Ayyubi dan iparnya Muzaffarudin Gekburi. Menurut Slahudin dan Muzaffarudin, semangat juang umat Islam harus dipupuk kembali dengan cara mempertebal kecintaan umat kepada Nabi. Mereka pun menghimbau kepada seluruh umat muslim yang ada di dunia untuk selalu memperingati perayaan maulid pada setiap tahunnya. Selanjutnya, salah satu kegiatan yang diprakarsai oleh Sultan Salahudin pada kegiatan Maulid ialah

22Abd. Al-Rahman Al-Sayuthi, Husnu Al-Maqsub: Fi Amali Al-Maulid, (Beirut: Darul Kutub Al-Ilmiyah, 1985), hlm. 43-45.

23https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/barzanji , diakses pada 06/12/2021, 21.45.

24Syukron Maksum, “Maulid Al-Barzanji, hlm. 9.

(25)

16

menyelenggarakan sayembara penulisan riwayat Nabi beserta pujian-pujian bagi Nabi dengan Bahasa yang seindah mungkin. Pemenang dari seluruh ulama dan sastrawan yang diundang dalam sayembara tersebut ialah Sayikh Ja‟far Al- Barzanji.25 Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa Maulid dengan Al- Barzanji sengat berkait erat, kitab Al-Barzanji akan dibacakan dalam kegiatan Maulid Nabi bahkan dalam kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya dengan tujuan dapat meningkatkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW.

B. Sejarah Pondok Pesantren Khairul Ummah

Pondok pesantren khairul ummah terletak di Desa Batu Gajah, Kecamatan Pasir Penyu, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau. Pondok pesantren ini didirikan pada tanggal 17 juli 1995 M oleh beberapa orang yaitu H. Ruchiyat Saefudin, MBA dan KH. Munashir Jufri, dibawah Yayasan Indragiri (YASIIN).

Kemudian, pimpinan pertama dari tahun 1995 langsung yang dipimpin langsung oleh KH. Munashir Jufri sampai tahun 2005. Seterusnya mulai tahun 2005, pimpinan pondok pesantren khairul ummah dipegang oleh KH. Muhammad Mursyid M, Pd. sampai sekarang. Sedangkan jenjang pendidikan yang dilaksanakan di pondok pesantren khairul ummah ialah sebagai berikut:26

1. Madrasah Aliyah (MA) 2. Madrasah Tsanawiyah (MTS) 3. Sekolah Dsar Islam Terpadu (SDIT)

25Ibid,. hlm. 10-11.

26khairulummah.sch.id/tentang-kami/, diakse pada 07/31/2021.

(26)

17 VISI

Menjadi model sekolah dasar Islam yang berkualitas yang menyeru kepada yang ma‟ruf dan mencegah yang munkar serta menjadikan peserta didik yang beriman, berakhlak mulia, cerdas, terampil, mandiri, berwawasan luas serta mampu berkompetisi sesuai dengan jenjang usianya.

MISI

a. Menghasilkan generasi yang berakhlak islami dan berprestasi tinggi serta dekat Al-Qur‟an dan As-Sunnah.

b. Membangun kemampuan diri dalam mengenal dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

c. Menghasilkan generasi yang mampu berkomunikasi menggunakan bahasa arab dan bahasa inggris dengan baik dan benar.

d. Menerapkan 4 H (Head, Heart, Hands, Health) yang siap menghadapi tantangan zaman pada usianya.

Pondok pesantren khairul ummah diselenggarakan dengan memadukan secara integratif nilai dan ajaran Islam dalam bangunan kurikulum dengan pendekatan pembelajaran yang efektif dan pelibatan yang optimal dan koperatif antara guru dan orang tua, serta masyarakat untuk membina karakter dan kompetensi peserta didik.

Kurikulum sekolah Islam terpadu berlandaskan kepada kurikulum nasional (DIKNAS) yang diperkaya dengan pendekatan dan isi yang sesuai dengan pijakan filosofis, visi dan tujuan pendidikan Islam. Implikasinya, kurikulum SIT memberikan tambahan muatan pada pelajaran agama islam, pelajaran membaca

(27)

18

dan menghafal Al-Qur‟an serta mempertajam kurikulum kepanduan dalam kerangka pembentukan karakter.

Kurikulum pendidikan SIT merupakan perpaduan antara kurikulum nasional dengan kurikulum pendidikan islam yang pembelajaran Al-Qur‟an, Bahasa Arab, dan kepemimpinan kader.

Kurikulum Diknas

Kurikulum ini dimodifikasi sedemikian rupa dan diperkaya dengan nilai- nilai keislaman dan kemelayuan sehingga dapat memenuhi target-target out put siswa yaitu melahirkan siswa yang berprestasi, berakhlak islami, dekat dengan Al- Qur‟an serta mampu mengenal dan berinteraksi dengan lingkungan. Adapun kegiatan belajar mengajar di pondok pesantren khairul ummah sebagai berikut:

1. Tahsin dan Tahfizh Al-Qur‟an 2. Bahasa Arab & Inggris

3. Pramuka SIT

4. Pembinaan Keislaman

5. Pembiasaan Adab Islam dan Ibadah (PAIDI) 6. Kajian Anak Muslim (KAMUS)

Ekstra Kurikuler

A. Wajib

1. Pembiasaan Adab Islami dan Ibadah (PAIDI) 2. Pramuka SIT

3. Renang

(28)

19 B. Pilihan

1. Tahsin Al-Qur‟an 2. Tahfizh

3. Silat

4. Melukis dan mewarnai 5. Marawis

6. Nasyid

7. Ucil (Ustadz Cilik) 8. Dramb Band 9. Badminton 10. Futsal 11. Volly Ball 12. Sepak Bola 13. Sepak Takraw 14. Tenis Meja

C. Hubungan Al-Barzanji Dengan Zikir

Kata “zikir” merupakan istilah yang dekat dengan umat muslim. Zikir menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah puji-pujian terhadap Allah yang dilakukan berulang-ulang. 27 Kata zikir dengan berbagai macam bentuknya terdapat 280 kali dalam Al-Qur‟an. Kata tersebut pada mulanya digunakan oleh pengguna Bahasa Arab dalam arti sinonim lupa. Pendapat lain mengatakan bahwa

27https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/zikir, diakses pada 07/22/2021, 17.57.

(29)

20

kata zikir pada mulanya berarti mengucapkan dengan lidah/menyebut sesuatu, kemudian makna tersebut berkembang menjadi “mengingat”.28 Secara umum, zikir juga dapat diartikan sebagai memelihara sesuatu, karena tidak melupakan sesuatu berarti memeliharanya atau terpelihara dalam benaknya. Dari situlah kata zikir tidak harus selalu dikaitkan dengan sesuatu yang telah terlupakan, tetapi bisa saja ia masih tetap berada dalam benak dan selalu terpelihara.29

Menurut Ulama Ada dua jenis zikir yang dipahami yaitu pengertian zikir secara sempit dan pengertian zikir secara luas. Pengertian zikir zecara sempit ialah dilakukan dengan lidah saja. Yang dimaksud zikir dengan lidah ini ialah zikir yang menyebut-nyebut nama Allah atau apa-apa yang berkaitan dengan-Nya, seperti mengucapkan Tasbih, Tahmid, Tahlil, Takbir, dan yang lain sebagainya.

Rasululllah SAW pernah memberikan nasihat kepada sahabatnya mengenai masalah zikir. Sahabat Rasul pun berkata:30

“Sesungguhnya banyak pintu-pintu kebajikan. Aku tidak dapat melaksanakan seluruhnya, maka beri tahulah aku sesuatu yang dapat kubergantung padanya dan janganlah memperbanyak (pesanmu) sehingga menjadikannya aku lupa.”

Kemudian Nabi SAW memberinya petunjuk dengan berkata:

“Hendaklah lidahmu selalu basah dengan berzikir kepada Allah” (HR. at- tarmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban melalui Abdullah bin Busr).

28M Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur‟an Tentang Zikir dan Doa, (Tangerang: Lentera Hati, 2018), hlm. 9.

29Ibid,. hlm. 10-11.

30Ibid,. hlm. 12-13.

(30)

21

Sedangkan pengertian zikir secara luas ialah hadirnya kesadaran dalam diri manusia bahwa kehadiran Allah ada dimana dan kapan saja, serta memiliki kesadarannya dengannya antara makhluk, kebersamaan dalam arti pengetahuan- Nya terhadap apa pun di alam raya ini serta bantuan dan pembelaan-Nya terhadap hamba-hambanya yang taat. Dari zikir inilah yang menjadi pendorong utama melaksanakan tuntunan-Nya dan dan menjauhi segala apa yang menjadi larangan- Nya.31

Lebih lanjut, ada beberapa hal yang membedakan antara Al-Barzanji dengan zikir diantarnya ialah: Pertama zikir ialah sebuah ritual keagamaan yang mengkhususkan dalam memberi puji-pujian terhadap Sang Pencipta yaitu Allah SWT. Didalam ritual tersebut ada beberapa yang menjadikannya nilai ibadah apabila kita mengucapkannya dengan lisan diantarnya ialah bacaan Tasbih, Tahmid, Tahlil, Takbir. Kedua dalam zikir ada beberapa hal penting yang benar- benar harus di ingat dan direnungkan salah satunya ialah Allah SWT. Dan inilah yang paling utama karena dari-Nya lah segalanya berpangkal dan berlabuh semua zikir. Selanjutnya yang membedakan antaranya Al-Barzanji dengan zikir ialah Al- Barzanji merupakan sebuah kegiatan yang mengkhususkan diri dalam pembacaan puji-pujian yang berisikan riwayat Nabi Muhammad SAW. Kegiatan tersebut pun lebih sering dilakukan pada saat hari-hari tertentu seperti perayaan maulid, pernikahan, khitanan, dan yang lainnya.

Selanjutnya, dari pemaparan mengenai Al-Barzanji dan Zikir di atas ada beberapa yang dapat disarikan sebagai bentuk hubungan erat antaranya kedua

31Ibid,. hlm. 14.

(31)

22

amalan tersebut, diantarnya ialah meskipun pelafalan zikir dan Al-Barzanji berbeda yang zikir menyebutkan asma Allah seperti Tasbih, Tahmid, Tahlil, Takbir sedangkan Al-Barzanji membacakan riwayat-riwayat berisikan riwayat atau kisah-kisah tentang nabi Muhammad namun keduanya dilakukan dengan tujuan mengharapkan ridha Allah. Sederhananya ketika kita membacakan Al- Barzanji untuk mengharapkan ridha Allah dan meningkatkan rasa cinta kepada Nabi makan jangan lupa kepada sang Khaliq Yang Maha atas segalanya, dengan demikian maka setiap hamba-Nya untuk berzikir pada Allah.

D. Hubungan Al-Barzanji Dengan Shalawat

Secara Bahasa shalawat berasal dari kata shalaat dalam bentuk tunggal.

Sedangkan dalam bentuk jamak menjadi shalawaat, yang bermakna doa untuk mengingat Allah SWT secara berkesinambungan. Sedangkan secara istilah shalawat ialah rahmat yang sempurna, kesempurnaan atas rahmat bagi kekasihnya. Disebut rahmat yang sempurna karena tidak diciptakan shalawat kecuali hanya kepada Nabi Muhammad SAW.32 Shalawat ialah sebentuk doa yang ditujukan kepada Rasulullah SAW sebagai rasa cinta dan hormat umat Islam kepadanya. Bahkan Allah pun memerintahkan para malaikat untuk mendoakan mereka yang bershalawat, sebagaimana yang terkandung dalam Al-Qur‟an dalam surah Al-Ahzab ayat 56:

32Habib Abdullah Assegaf dan Indriya R. Dani, Mukjizat Shalawat, (Jakarta: Quantum Media Anggota IKAPI, 2009), hlm. 2.

(32)

23

ٓاىِإ

َٓاللّ ٓٱ

ُٓهَتَكِئ َٰلَه َو ٓ

ٓىَلَعٓ َىىُّلَصُي ۥٓ

ٓ ِّيِباٌل ٱ

ٓبَهُّيَأ َٰي ٓ ٱ

َٓييِزال

ْٓاىُوِّلَس َوِٓهۡيَلَعْٓاىُّلَصْٓاىٌَُهاَء ٓ

ٓبًويِل ۡسَت ٦٥

ٓ

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi.

Hai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.

Shalawat dari Allah berarti memberi rahmat baginya. Shalawat dari malaikat berarti memohon ampunan (istigfar) baginya, dan dari orang mukmin berarti do‟a agar diberi rahmat seperti dengan perkataan, Allahumma salli „ala Sayyidina Muhammad yang bermakan “Ya Allah, Limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami, Nabi Muhammad saw”.33

Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menjelaskan bahwa: Yang dimaksud ayat di atas ialah bahwa menggambarkan kepada hamba-hamba-Nya tentang kedudukan seorang hamba dan nabi-Nya di sisi-Nya di alam tinggi. Yaitu, Allah memujinya di sisi para Malaikat muqarrabin, dan para Malaikat pun bershalawat kepadanya. Kemudian Allah memerintahkan penduduk bumi untuk mengucapkan shalawat dan salam kepadanya, agar menyatu antara pujian penghuni alam atas dan alam bawah seluruhnya. 34 Selanjutnya dalam penafsirannya Ibnu Katsir menambahkan sebuah penjelasanya bahwa Al-Bukhari meriwayatkan, Abul „Aliyah berkata: “Shalawat Allah SWT. adalah pujian-Nya kepada

33Ibid,. hlm. 2-3.

34Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 6, hlm. 520.

(33)

24

Nabi di sisi para Malaikat. Sedangkan shalawat para Malaikat adalah do‟a”. Ibnu „Abbas berkata: “Mereka bershalawat, mereka meminta barakah.” Demikian yang dita‟liq oleh al-Bukhari dari Ibnu „Abbas.

Bukan hanya satu ulama yang berkata: “Shalawat Rabb adalah rahmat dan shalawat malaikat adalah istighfar”.35

Ibnu katsir dalam kitab tafsirnya menjelaskan bahwa ayat 56 pada surah al-Azab membahas tentang kedudukan seorang hamba dan nabi-Nya di sisi-Nya di tempat tertinggi. Kemudian Allah memujinya di sisi pada malaikat, dan para malaikat pun bershalawat kepadanya. Para penduduk bumi pun mengucapkan shalawat dan salam kepada Nabi.

Sementara Mahmud Yunus dalam kitab tafsirnya menjelaskan: Salawat allah kepada Muhammad, artinya menumpahkan rahmat kepadanya. Arti salawat malaekat kepada Muhammad, ialah memintakan rahmat kepada Allah untuk Muhammad. Salawat manusia kepada Muhammad ialah berdo‟a (meminta) kepada Allah, supaya menurunkan hujan rahmat kepadanya, yaitu dengan membaca: “Allahhumma shalli‟ala ali Muhamad”. Adapun memberi salam ialah dengan membaca: “Assalamu

„alaika ay-yuhannabiy-yu warahmatul-lahi wa barakatu”.36

Mahmud Yunus dalam penafsirannya menjelaskan bahwa shalawat Allah kepada Muhammad ialah bentuk memberikan rahmat kepadanya. Sedangkan shalawat malalikat kepada Muhammad ialah bentuk meminta rahmat kepada

35Ibid,.

36Mahmud Yunus, “Tafsir Qur‟an Karim”,hlm. 624.

(34)

25

Allah untuk Muhammad. Sedangkan shalawat manusia kepada Muhammad ialah bentuk doa (meminta) kepada Allah supaya menurunkan hujan rahmat kepadanya.

Sedangkan Ahmad Mustafa Al-Maraghi dalam tafsirnya menjelaskan:

Salawat yang dilakukan Allah, maksudnya ialah memberi rahmat. Sedang yang dilakukan oleh para malaikat, yang dimaksud ialah memohonkan ampun. Jadi artinya ayat tersebut, sebagaimana dikatakan oleh ibnu Abbas adalah, “Sesungguhnya Allah memberi rahmat kepada nabi, sedangka pada malaikat mendoakan dan memohon ampun untuknya.”

Pada malam itu, Allah SWT. Memberitakan kepada hamba-hamba-Nya tentang kedudukan hamba dan nabi-Nya di kalangan masyarkat atas, bahwa Allah memujinya di hadapan para malaikat yang didekatkan, dan para malaikat bersalawat kapada nabi dengan memohonkan ampunan untuknya dari Allah. Hai orang-orang yang beriman, doakanlah agar nabi mendapat rahmat, dan tampaklah kemuliaannya dengan cara apa pun yang kamu lakukan. Yaitu mengikuti dia dengan baik dan mematuhi pemerintahan dalam segala hal yang dia perintahkan. Juga dengan ucapkan salawat dan salam kepadanya dengan lidahmu.37

Ahmad Mustafa Al-Maraghi menjelaskan dalam penafsirannya bahwa shalawat yang dilakukan oleh Allah adalah sebuah pemberian rahmat kepada Nabi. Sedangkan shawalat yang dilakkukan oleh para malaikat ialah sebuah permohonan ampun untuknya, dan hambanya pun diperintahkan untuk bershalawat agar mendapatkan keberkahan. Dari penjelasan tiga mufassir di atas

37Ahmad Mustafa Al-maraghi, “Tafsir Al-Maraghi”,hlm. 56.

(35)

26

dapat disimpulkan bahwa shalawat ialah bukan hal yang dilarang selain dapat meningkatkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW shalawat juga salah satu bentuk usaha seorang hamba Allah untuk mendapat keberkahan-Nya.

Kemudian ada beberapa ayat-ayat Al-Qur‟an dan Hadis yang menerangkan tentang shalawat diantaranya ialah sebagai berikut:

1. Dalam Surat Al-Ahzab ayat 44

ٓۡنُهُتاي ِحَت

َٓق ۡلَيَٓم ۡىَي ٓ

ُٓهًَ ۡى

ٓب ٗوي ِشَكٓا ٗش ۡجَأٓ ۡنُهَلٓاذَعَأ َوٓ نَٰلَس ۥٓ

٤٤

ٓ

Salam penghormatan kepada mereka (orang-orang mukmin itu) pada hari mereka menemui-Nya ialah: "salam"; dan Dia menyediakan pahala yang mulia bagi mereka.

2. Dalam Surat Al-Ahzab ayat 56

ٓاىِإ

َٓاللّ ٓٱ

ُٓهَتَكِئ َٰلَه َو ٓ

ٓىَلَعٓ َىىُّلَصُي ۥٓ

ٓ ِّيِباٌل ٱ

ٓبَهُّيَأ َٰي ٓ ٱ

َٓييِزال

ْٓاىُوِّلَس َوِٓهۡيَلَعْٓاىُّلَصْٓاىٌَُهاَء ٓ

ٓبًويِل ۡسَت ٦٥

ٓ

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi.

Hai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.

3. Dalam Surat Yunus Ayat 10

(36)

27

ٓۡنُهٰى َى ۡعَد

ٓ َكٌَ َٰحۡبُسٓبَهيِف ٓ

ٓانُهالل ٱ

ٓ ِىَأٓ ۡنُهٰى َى ۡعَدٓ ُش ِخاَء َوٓ نَٰلَسٓبَهيِفٓ ۡنُهُتاي ِحَت َو ٓ

ُٓذ ۡوَحۡل ٱ

ِٓ ا ِللّ ٓ

ِّٓة َس

َٓييِوَلَٰعۡل ٱ

ٓ

ٔٓ

ٓ

Doa mereka di dalamnya ialah: "Subhanakallahumma", dan salam penghormatan mereka ialah: "Salam". Dan penutup doa mereka ialah:

"Alhamdulillaahi Rabbil 'aalamin."

Sedangkan dalam dalil hadis satunya ialah:

1. Dalam Hadis Riwayat Muslim, Rasulullah

saw

Bersabda

“Orang barshalawat kepadaku satu kali, Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.”

Kemudian dari pemaparan singkat di atas hubungan antara Al-Barzanji dengan Shalawat ialah sama-sama memberikan bentuk doa kepada Nabi Muhammad melalui ridha Allah SWT. Hanya saja perbedaan dari keduanya ialah jika shalawat sudah tertulis dalam nash Al-Qur‟an sedangkan Al-Barzanji ialah karya syair tentang riwayat Nabi Muhammad yang apabila membacanya diharapakan dapat meningkatkan rasa cinta kepadanya.

E. Syariat Al-Barzanji Dalam Islam

kata syariat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki makna hukum agama yang menetapkan peraturan manusia, hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan manusia dan alam sekitar berdasarkan Al-

(37)

28

Qur‟an dan Hadis.38 Syariat dapa pula diartikan sebagai ketentuan yang ditetapkan oleh Allah SWT yang dijelaskan oleh rasull-Nya.39 Kemudian ada beberapa hikmah ditetapkannya syariat di muka bumi ini, diatarnya ialah: Pertama, untuk mengetahui Allah dan semua yang berkaitan dengan-Nya, seperti keberadaan- Nya, sifat-sifat-Nya dan yang lainnya. Kedua, agar dapat mengetahui cara beribadah kepada Allah SWT yang merupakan pengagungan terhadap-Nya dan mengungkapkan rasa syukur yang telah diberikan-Nya.40

Selanjutnya hikmah yang ketiga ialah untuk mendorong manusia agar menjauhi larangan-Nya dan melaksanakan perintah Allah SWT. Keempat, untuk mengehantikan kezaliman orang-orang yang berlaku aniaya dengan meletakkan berbagai hukuman dan sanksi syariat. Undang-undang tersebut jauh berbeda dengan udang-undang buatan manusia yang kian hari dilecehkan oleh banyak orang.41

Kemudian pandangan masyarakat terhadap kegiatan keagamaan ini memiliki pandangaan yang berbeda-beda terhadap Maulid dan pembacaan Al- Barzanji ini. Salah satu alasan yang tidak menerima riatual yang sudah mentradisi ini ialah karena pada kegiatan tersebut tidak pernah dilakukan pada masa Nabi, Khilafa Al-Rasyidin, dan Tabiin. Maulid nabi pertama kali dilakukan pada masa Dinasti Ayyubiyah abad V H/XI M, dibawah pemerintahan Salahudin al-Ayyubi.

Kemudian dari situlah sebagian ulama berpendapat bahwa peringatan maulid Al-

38kbbi.kemdikbud.go.id/entri/syariat, diakses pada 07/24/2021.

39Suparman Usman, “Syari‟at, Fikih, Dan Ilmu Hukum Dalam Persfektif Pembinaan Hukum Nasional, Al-Qala, No. 62/XI,1996, hlm. 24.

40Syekh Ali Ahmad Al-Jarjawi, Indahnya Syariat Islam, Terj. Faisal Saleh dkk, (Beirut:

Darul El-Fikri, 1418), hlm. 7.

41Ibid,.

(38)

29

Barzanji ialah bid‟ah dalam agama. Berbeda dengan ulama yang pro, mereka berpendapat sekalipun peringatan maulid Nabi tidak pernah dilaksanakan Nabi dan para sahabatnya, tetapi Nabi tidak pernah menganjurkan atau melarang untuk memperingatinya. Dengan demikiran memperingati maulid Nabi tidaklah secara otomatis termasuk dalam kategori sebagai bid‟ah yang diharamkan.42

Dengan demikian maka diperlukan pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan bid‟ah oleh Nabi. Bid‟ah ialah sesuatu yang baru setelah Nabi yang berkenaan dengan ibadah mahdah, seperti salat, puasa, haji, dan ibadah lainnya. Nabi bersabda, “Salatlah sebagaimana engkau melihat saya salat.” HR Bukhari. Sebagai ritual ibadah mahdah, maka pelaksaan salat di mana dan di waktu kapan pun harus sesuai dengan Nabi, dilarang ada penambahan atau bahkan pengurangan, karena pengurangan terhadap ibadah mahdah adalah haram hukumnya. Sedangkan ibadah gair mahdah ialah ibadah yang menyangkut pengembangan kebudayaan yang didalamnya diperlukan pembaharuan serta inovasi agar umat Islam tidak tertinggal bahkan ditinggal oleh umatnya sendiri.

Kemudian bagi yang setuju dengan maulid menolak anggapan jika Nabi tidak pernah mempringati maulidnya. Bahkan Nabi Muhammad SAW memperingatinya setipa waktum hanya saja dengan nuansa yang berbeda. Nabi Muhammad SAW lebih menonjol pada ibadah ritual, sedangkan kaum muslim sekarang lebih kepada ibadah sosialnya.43

42 uin-alauddin.ac.id/tulisan/detail/kontroversi-maulid-nabi-dan-barzanji, diakses pada 07/24/2021, 20.09.

43Ibid,.

(39)

30

F. Maulid Al-Barzanji Di Pondok Pesantren Khairul Ummah

Kegiatan pembacaan Al-Barzanji di Pondok Pesantren Khairul Ummah dilakukan secara rutin pada malam senin setiap satu minggu sekali dalam sebulan.

Kegiatan pembacaan Al-Barzanji tersebut sudah menjadi rutinitas wajib bagi para santriwan dan santriwati di Pondok Pesantren Khairul Ummah. Kemudian selain setiap minggu sekali pembacaan Barzanji ini diadakan juga pada setiap akhir bulan, kegiatan tersebut diistilahkan dengan Barzanji akbar.

Selanjutnya setiap kegiatan keagamaan ini diadakan selalu diiringi dengan musik islami yaitu marawis atau hadroh. Untuk yang bertugas memainkan alat musik tersebut pada setiap seminggu sekali ialah perwakilan dari setiap kelas khususnya santriwan. Kegiatan Al-Barzanji pada malam senin ini hanya dilakukan khusus oleh para santriwan dan santriwati saja dibawah bimbingan Osku (Organisasi Santri Khairul Ummah). Sedangkan untuk pelaksanaan Barzanji akbar dihadiri oleh Pimpinan Pondok, Ustadz, Ustadzah, karyawan, serta santriwan dan santriwati. Adapun pemain musik marawis atau hadroh dalam kegiatan barzanji akbar ini dilakukan oleh pemain inti. Kemudian untuk kegiatan Maulid Nabi serupa dengan kegiatan Barzanji akbar yang diadakan setiap akhir bulan, hanya saja biasanya masyarakat yang bermukim disekitar Pondok Pesantren ikut melaksanan perayaan maulid Nabi Muhammad SAW.

(40)

31 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan yang akan dikaji yaitu mengenai

“AMALAN MAULID AL-BARZANJI DI PONDOK PESANTREN KHAIRUL UMMAH BATU GAJAH, AIR MOLEK (STUDI LIVING QUR’AN). Maka dari judul tersebut sudah jelas bahwa penulis akan menggunakan pendekatan Living Qur‟an dalam penelitian ini. Secara bahasa Living Qur‟an adalah gabungan dari dua kata yang berbeda yaitu Living, yang berarti “hidup” dan “Qur‟an”, yaitu kitab suci Islam. Secara sederhana, istilah Living Qur‟an bisa diartikan dengan (Teks) Al-Qur‟an yang hidup di masyarakat. Menurut istilah Studi Living Qur‟an adalah kajian atau penelitian ilmiah tentang berbagai peristiwa Sosial terkait dengan kehadiran Al-Qur‟an disebuah komunitas tetentu.44

Adapun kajian Living Qur‟an ialah sebuah pendekatan baru dalam kajian Al-Qur‟an, kajian atau penelitian tentang berbagai Al-Qur‟an, kajian atau penelitian tentang berbagai peristiwa sosial terkait dengan kehadiran Al-Qur‟an disebuah komunitas muslim tentang Living Qur‟an juga dimaknai dengan “teks Al-Qur‟an yang hidup dalam masyarakat.45

Selanjutnya jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah field research (penelitian lapangan), yang mengaitkan ayat-ayat Al-Qur‟an dengan fenomena yang terjadi ditengah-tengah masyarakat.

44Didi Junaedi, Journal Of Qur‟an Hadith Studies, Vol.4, No.2, (2015), hlm. 172.

45Didi Junaedi, Journal Sebuah Pendekatan Baru Dalam Kajian Al-Qur‟an, (UIN Jogjakarta), Vol.4, No.2, 2015.

(41)

32

Penelitian ini juga bisa disebut sebagai penelitian kualitatif yang mana menurut kirk & Miller, pada mulanya bersumber pada pengamatan lapangan yakni tradisi tertentu dalam pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan terhadap fenomena-fenomena yang pernah terjadi dimasyarakat.46 Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perspektif pastisipan.

Pemahaman tersebut tidak ditemukan terlebih dahulu, tetapi didapat setelah melakukan analisis terhadap kenyataan sosial yang menjadi focus penelitian.

Adapun fenomologi adalah suatu penelitian yang mencoba menjelaskan atau mengungkap makna konsep atau fenomena pengalaman yang disadari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu.47

B. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian 1. Lokasi

Lokasi penelitian ini dilakukan dipondok pesantren Khairul Ummah, Batu gajah, Air Molek. Penelitian ini ditujukan langsung kepada pihak-pihak pesantren yakni Ustadz, Ustadzah, santri dan seluruh staf yang ada di Pesantren Khairul Ummah. Adapun peneliti memilih lokasi ini karena penulis melihat bahwa kurangnya pemahaman tentang amalan maulid al barzanji dengan hubungannya bersholawat.

46Pupu Saeful Rahmad, Journal Penelitian Kualitatif, Eguilibrium, Vol.5, No.9.

47Pupu Saeful Rahmad, Jurnal Penelitian Kualitatif, Eguilibrium, Vol.5, No.9, Januari- Juni 2009, hlm. 2-6.

(42)

33 2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian yang digunakan ialah selama 3 bulan, yaitu berkisar dari bulan Mei-Juli 2021, yang mana peneliti telah melalui berbagai tahapan dari tahap persiapan, observasi, interview (wawancara) dan dokumentasi.

C. Informasi dan Objek Penelitian

Menurut McLeod Informasi merupakan data yang telah diproses atau memiliki arti. Adapun karakter.istik penting yang harus dimiliki oleh informasi seperti: relevasi, akurat, ketetapan waktu, dan visualisasi pada sebuah organisasi.48 Pada penelitian ini penulis membagi 2 informasi:

1. Informan Kunci, ialah yang dianggap dapat membantu memberikan informasi secara keseluruhan yang diinginkan penulis.

Adapun yang menjadi informan atau narasumber yang akan membantu dalam pemberian informasi Ustadz, Ustadzah, santri dan seluruh staf yang ada di Pesantren Khairul Ummah.

2. Informasi Pendukung, ialah orang yang dianggap mengetahui permasalahan yang diteliti yaitu majelis guru yang berfungsi untuk menambah informasi dari informan kunci, agar semakin baiknya hasil penelitian. Sedangkan yang menjadi objek penelitian ini ialah Ustadz, Ustadzah, santri dan seluruh staf yang ada di Pesantren Khairul Ummah tentang bagaimana amalan Al-Barzanji di Pondok Tersebut.

48Suliyoto Ati, Pengantar Konsep Informasi Data, (Universitas Terbuka, Mei 2020), hlm.

2.

(43)

34 D. Sumber Data

Sumber data merupakan subjek dari mana data diperoleh. Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data yaitu data primer dan data sekunder sebagai berikut:

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer ialah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti (atau petugasnya) dari sumber pertamanya.49 Dengan Kepala Sekolah MA Pondok Pesantren Khairul Ummah.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder ialah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti sebagai penunjang dari sumber pertama. Dapat juga dikatakan data yang tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen.50

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian, pengumpulan data perlu dilakukan secara hati- hati, sistematis dan cermat, sehingga data yang dikumpulkan relevan dengan masalah penelitian yang akan dicari jawabannya sebagai upaya menguji kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk itu metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelotian ini adalah sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi merupakan cara atau metode menghimpun keterangan atau data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan catatan

49Sumaidi Suryabrata, Metode Penelitian, (Jakarta: Rajawali, 1987), hlm. 93.

50Ibid,. hlm. 94.

(44)

35

secara sistematis terhadap fenomena yang sedang dijadikan secara pengamatan. 51 Adapun peneliti melakukan pengamatan langsung kepondok pesantren Khairul Ummah.

b. Interview (wawancara)

Wawancara atau interview adalah salah satu kaidah mengumpulkan data yang biasa digunakan dalam penelitian sosial.

Wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan fakta, kepercayaan, perasaan, keinginan dan sebagainya yang diperlukan untuk memenuhi tujuan penelitian.52 Peneliti melakukan wawancara ke beberapa majelis, serta pengelola pondok pesantren.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah surat-surat atau benda-benda yang berharga termasuk rekaman yang dapat dijadikan alat bukti untuk mendukung keterangan masyarakat supaya lebih meyakinkan.53

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data untuk penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan, dan setelah selesai dilapangan. Yang dimaksud dengan analisis data sebelum kelapangan adalah analisis yang dilakukan terhadap data pendahuluan atau data sekunder, yang akan digunakan untuk focus penelitian namun focus penelitian ini masih bersifat sementara. Analisis data

51Siti Mania, “Journal Observasi Sebagai Alat Evaluasi Dalam Dunia Pendidikan Dan Pengajaran”, Lentera Pendidikan, Vol. 11, No. 2, Desember, hlm. 221.

52Nita Rosaliza, Journal Ilmu Budaya, Vol. 11, No. 2, Februari 2015, hlm. 71.

53Jurnal Pari, “Kajian Penyusunan Sistem”, J. Pari, Vol. 2, No. 2, Desember 2016, hlm.

81.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis dan pengumpulan data yang ditelah dilakukan pada bab sebelumnya, perancangan ini memiliki tujuan untuk menambah nilai jual produk ikan nila dengan

Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi

Dari pengertian ini, dapat dipahami bahwa tugas da'i yang bersifat nahi munkar adalah upaya liberasi atau memerdekakan dan membebaskan orang lain dari berbagai

ALOKASI DANA KODE PROGRAM / SASARAN PROGRAM / INDIKATOR KINERJA PROGRAM / OUTPUT PROGRAM / KEGIATAN / INDIKATOR KINERJA KEGIATAN VOLUME / SATUANI. 033.15.DL Program Pendidikan

Pada sistem distribusi radial 3 fasa dalam keadaan seimbang, hasil perbandingan THD antara metode PSO dengan metode numerical errornya tidak lebih dari 10%.Dalam sistem

Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dan pengambilan sampel dengan teknik sensus sampling pada 75 orang aparat pengawas intern

Jumlah kuesioner care giver yang akan diberikan kepada anggota keluarga untuk diisi berjumlah 24 pertanyaan yang dilakukan oleh keluarga terhadap lansia di rumah dan

Similarly to γ-tocopherol, the content of plastochro- manol-8 was the highest in 2013 (Table 1), when it strong- ly increased with average temperature and total sunshine during