• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis Yang Relevan - Asih Khamdiyah Bab II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis Yang Relevan - Asih Khamdiyah Bab II"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penelitian Sejenis Yang Relevan

Untuk membedakan penelitian yang berjudul “Analisis Wacana Persuasif dalam Iklan Obtat Herbal pada Majalah Elfata dan Saran Implementasinya sebagai Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA” dengan penelitian sebelumnya, maka peneliti meninjau penelitian mahasisiwa Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Skripsi berjudul Analisis Wacana Persuasi dalam Iklan Obat Herbal pada Majalah OTC Digest, oleh Muafanah, NIM O601040127, Tahun 2011.

Skripsi tersebut mendeskripsikan teknik-teknik persuasi dan bentuk tindak tutur (lokusi, ilokusi, dan perlokusi), serta untuk mendeskripsikan aspek komunikasi yang terdapat pada wacana persuasif dalam iklan obat herbal. Sumber data yang digunakan adalah iklan obat herbalOTC Digest.Jenis penelitian dan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian Muafanah yaitu penelitian deskriptif kualitatif. Tahap penelitian terdiri dari: penyediaan data, analisis data, dan penyajian hasil analisis data. Dalam tahap penyediaan data digunakan teknik sadap dengan teknik lanjutan yaitu Simak Bebas Libas Cakap (SBLC) dan teknik catat. Tahap analisis datanya menggunakan metode padan dengan teknik dasar teknik Pilah Unsur Penentu (PUP) selanjutnya menggunakan teknik lanjutan berupa Teknik Hubung Banding Menyamakan (HBS) dan Teknik Hubung Banding Memperbedakan (HBB). Tahap penyajian analisis datanya dengan menggunakan metode informal. Penelitian tersebut menghasilkan teknik-teknik persuasi yaitu: rasionalisasi, identifikasi, sugesti, konformitas, kompensasi, dan penggantian. Selain itu juga menghasilkan bentuk

(2)

7

tindak tutur (lokusi, ilokusi, dan perlokusi).Aspek komunikasi berupa aspek sosial, budaya, ekonomi, moral dan agama.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu terletak pada rumusan masalah, data, sumber data, penambahan teori yang digunakan (teori bahasa, fungsi bahasa, teori untuk penambahan materi pembelajaran, dan ada tahun yang berbeda dengan buku yang digunakan, seperti Kamus Besar Bahasa Indonesia yang digunakan peneliti yaitu tahun 2008 serta saran implementasinya sebagai materi pembelajaran bahasa Indonesia di SMA). Tujuan penelitian ini dengan tujuan penelitian sebelumnya yakni adanya penerapan pembelajaran karena penelitian sebelumnya belum dikaitkan dengan pembelajaran.Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wacana iklan obat herbal pada majalah Elfata.Sumber datanya adalah majalah Elfata sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan sumber data majalah OTC Digest.

B. Bahasa

1. Pengertian Bahasa

Menurut Kridalaksana (2009: 24) bahasa adalah sistem lambang bunyi yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Keraf (2004: 1) menjelaskan bahwa bahasa berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.

(3)

8

Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa bahasa merupakan sistem lambang (simbol) yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri.

2. Fungsi Bahasa

Menurut Jakobson (dalam Mulyana 2005: 65) bahasa memiliki beberapa fungsi, yaitu (a) fungsi referensial, (b) fungsi emotif, (c) fungsi konatif atau persuasif, (d) fungsi metalinguistik, (e) fungsi fatik, (dan (f) fungsi puitik. Dalam penelitian ini fungsi bahasa yang berkaitan yaitu fungsi konatif atau fungsi persuasif.

C. Wacana

1. Pengertian Wacana

Menurut Kridalaksana (2009: 259) wacana adalah satuan bahasa terlengkap, dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar.Wacana ini direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh (novel, buku, seri ensiklopedi, dan sebagainya), paragraf, kalimat atau kata yang membawa amanat yang lengkap. Rentetan kalimat yang berkaitan yang menghubungkan preposisi yang satu dengan yang lain itu membentuk kesatuan yang dinamakan wacana (Alwi dkk, 2003: 219). Departemen Pendidikan Nasional (2008: 1552) mendifinisasikan wacana adalah satuan bahasa terlengkap yang direalisasikan dalam bentuk karangan atau laporan utuh, seperti novel, buku, artikel, pidato, atau khotbah.

(4)

9

satuan gramatikal tertinggi atau terbesar yang dinyatakan dalam bentuk karangan utuh (dalam hal ini wacana berupa iklan obat herbal pada majalah Elfata).

2. Jenis Wacana

Menurut Kinneavy (dalam Parera 2004: 221) membedakan empat wacana berdasarkan tujuannya, (a) wacana ekspresif, (b) wacana referensial, (c) wacana susastra, dan (d) wacana persuasif. Dalam penelitian ini penulis membatasi yaitu hanya membahas wacana persuasif.Hal ini disebabkan iklan obat herbal pada majalah Elfata menggunakan wacana persuasif.

D. Wacana Persuasif

1. Pengertian Wacana Persuasif

Istilah persuasif merupakan alihan bentuk kata persuation dalam bahasa Inggris. Bentuk persuation tersebut diturunkan dari kata kerja to persuade yang artinya „membujuk atau menyakinkan‟. Jadi wacana persuasif adalah wacana yang berisi paparan daya-bujuk, berdaya-ajak, ataupun berdaya himbau yang dapat membangkitkan ketergiuran pembacanya yang meyakini dan menuruti himbauan implisit maupun eksplisit yang dilontarkan oleh penulis atau pembuatnya (Marwoto dkk., 1987: 176). Persuasi adalah suatu seni verbal yang bertujuan untuk menyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki pembicara waktu ini pada waktu yang akan datang (Keraf, 2007: 118).

(5)

10

Persuasi tidak mengambil bentuk paksaan atau kekerasan terhadap orang yang menerima persuasi. Oleh sebab itu, ia memerlukan juga upaya-upaya tertentu untuk merangsang orang untuk mengambil keputusan sesuai dengan keinginannya. Upaya yang disodorkan yaitu berupa bukti-bukti, walau tidak setegas seperti yang dilakukan dalam argumentasi. Bentuk-bentuk persuasi yang dikenal secara umum adalah propaganda yang dilakukan oleh golongan-golongan atau badan-badan tertentu, iklan-iklan dalam surat kabar, majalah, atau media masa lainnya, selebaran-selebaran, kampanye lisan dan sebagainya. Semua bentuk persuasi tersebut biasanya mempergunakan pendekatan emotif, yaitu berusaha membangkitkan dan merangsang emosi para pembaca serta bertujuan untuk mengubah pikiran orang lain. Wacana persuasif bertujuan agar orang lain dapat menerima dan melakukan sesuatu yang diinginkan oleh penulis. Perlu diciptakan sesuatu dasar yaitu dasar kepercayaan. Persuasi itu sendiri adalah suatu usaha untuk menciptakan kesesuaian dan kesepakatan melalui kepercayaan. Orang yang menerima persuasi akan turut puas dan gembira karena ia tidak menerima keputusan itu berdasarkan ancaman (Keraf, 2007:118-119).

Dari beberapa pendapat tersebut dapat diambil simpulan bahwa wacana persuasif adalah wacana yang berisi paparan berdaya-bujuk, berdaya-ajak, ataupun berdaya himbau tanpa paksaan/kekerasan yang membangkitkan ketergiuran pembacanya untuk meyakini dan menuruti himbauan implisit maupun eksplisit.

2. Ciri-Ciri Wacana Persuasif

Menurut Ryoma (2012: 1) ciri-ciri wacana persuasif sebagai berikut: a. harus menimbulkan kepercayaan pendengar/pembacanya,

b. bertolak atas pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah,

(6)

11

d. harus menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan tujuan tercapai, e. harus ada fakta secukupnya.

Dalam hal ini wacana iklan obat herbal merupakan wacana persuasif karena berdaya himbau dan berdaya ajak tanpa paksaan yang membangkitkan ketergiuran kepada pembacanya untuk meyakini dan menuruti himbauan yang implisit dan eksplisit.

3. Teknik-Teknik Persuasif

Adapun macam-macam teknik persuasif, menurut Keraf (2007: 124-131) rasionalisasi, identifikasi, sugesti, konformitas, kompensasi, penggantian, dan proyeksi. Sedangkan menurut Hasan Sadily antara lain:

a. Rasionalisasi

Rasionalisasi berasal dari bahasa Inggris “rational”(kebijaksanaan; menurut pikiran sehat; masuk akal), yaitu proses pembuktian mengenai suatu kebenaran dalam bentuknya yang agak lemah dan biasanya dipergunakan dalam persuasi.

b. Identifikasi

Identifikasi berasal dari bahasa Inggris “identification” (penjaman/ identifity: mempersamakan; meneliti dan menetapkan nama sesungguhnya), agar identifikasi dapat berjalan sebagai mana yang diharapkan, haruslah diciptakan, ia harus berusaha mencari dasar umum yang seluas-luasnya. Identifikasi merupakan kunci keberhasilan pembicara.Bila terdapat situasi konflik antara pembicara dan hadirin, maka pembicara harus berusaha mengaburkan situasi tersebut.

c. Sugesti

(7)

12

atau mempengaruhi orang lain untuk menerima suatu keyakinan atau pendirian tertentu tanpa memberi suatu dasar tertentu atau kepercayaan yang logis pada orang yang ingin dipengaruhi.

d. Konformitas

Konformitas berasal dari bahasa Inggris “conform” (menyesuaikan; menyelaraskan; mematutkan; bersesuaian dengan; menyesuaikan diri dengan), yaitu suatu keinginan atau suatu tindakan untuk membuat diri serupa dengan sesuatu hal yang lain. Konformitas adalah suatu mekanisme mental untuk menyesuaikan diri dengan sesuatu yang diinginkan itu

e. Kompensasi

Kompensasi berasal dari bahasa Inggris “compensate”(membenarkan:

mengganti), adalah suatu tindakan atau suatu hasil dari usaha untuk mencari suatu pengganti (subsitut) bagi suatu hal yang tidak bisa diterima, suatu sikap atau suatu keadaan yang tidak dapat dipertahankan.

f. Penggantian

Penggantian berasal dari bahasa Inggris “displacement” (pemindahan; penggantian; pendesakan), merupakan suatu proses yang berusaha menggantikan suatu maksud atau hal yang mengalami rintangan dengan suatu maksud atau hal lain yang sekaligus menggantikan emosi kebencian asli, kadang-kadang emosi cinta yang kasih.

g. Proyeksi

(8)

13

yang dimiliki seseorang, tidak mau diakui lagi sebagai sifat atau wataknya, tetapi dilontarkan sebagai sifat dan watak orang lain.

4. Iklan sebagai Bentuk Wacana Persuasi

Iklan termasuk bentuk wacana persuasi karena iklan memiliki perbedaan. Umumnya iklan dipasang di media massa, baik cetak maupun elektronik. Perbedaan antara iklan dengan informasi atau pengumuman biasa terletak pada ragam bahasa, retorika, penyampaian, dan daya persuasi yang diciptakan. Pada iklan, bahasanya distrategikan agar berdaya persuasi, yaitu mempengaruhi masyarakat agar tertarik dan membeli.Sedangkan informasi atau pengumuman bahasa hanya bersifat memberi informasi dan memberitahukan.Sehubungan dengan tujuan tersebut, Jefkin (dalam Mulyana, 2005: 64) dengan jelas mengemukakan bahwa advertising aims to persuade people to buy (iklan bertujuan mempengaruhi masyarakat untuk membeli (produk).

Bahasa iklan memiliki ciri dan karakter tertentu.Dalam iklan, penggunaan bahasa menjadi salah satu aspek penting bagi keberhasilan iklan.Oleh karena itu bahasa iklan harus mampu menjadi manifestasi atau presentasi dari hal yang diinginkan pihak pengiklanan kepada masyarakat luas.Tujuannya ialah untuk mempengaruhi masyarakat agar tertarik dengan sesuatu yang dilakukan (Mulyana, 2005: 65).

(9)

14

a. Yang Menyapa (Penyapa) atau Yang Disapa (Pesapa)

Orang yang menyapa dengan n (penutur) dan orang orang yang disapa dengan t (petutur). Simbol-simbol ini merupakan singkatan untuk penutur/penulis dan petutur pembaca. Jadi penggunaan n dan t tidak membatasi pragmatik pada bahasa lisan saja. Istilah –istilah penerima (orang yang menerima dan menafsirkan pesan) dan yang disapa (orang yang seharusnya menerima dan menjadi sasaran pesan).

b. Konteks Sebuah Tuturan

Konteks diartikan sebagai aspek-aspek yang gayut dengan lingkungan fisik dan sosial sebuah tuturan. Konteks sebagai suatu pengetahuan latar belakang yang sama-sama dimiliki oleh n san t dan yang membantu t menafsirkan makna tuturan. c. Tujuan sebagai Ujaran

Istilah tujuan lebih netral daripada maksud, karena tidak membebani pemakainya dengan suatu kemauan atau motivasi yang sadar, sehingga dapat digunakan secara umum untuk kegiatan-kegiatan yang berorientasi tujuan. Untuk kegiatan terakhir ini penggunaan istilah maksud dapat menyesatkan.

d. Tuturan sebagai Tindakan atau Kegiatan: Tindak Ujar

Tindak tutur sebagai bentuk tindakan atau aktivitas adalah bahwa tindak tutur itu merupakan tindakan juga. Jika tata bahasa berurusan dengan unsur-unsur kebahasaan yang abstrak seperti kalimat (dalam sintaksis, dan preposisi (dalam semantik), sedangkan pragmatik berurusan dengan tindak-tindak atau performasi-performasi verbal yang terjadi dalam situasi dan waktu tertentu. Dengan demikian pragmatik menangani bahasa pada tingkatan yang lebih konkret daripada tata bahasa. e. Tuturan sebagai Produk Tindak Verbal

(10)

15

adalah tindakan verbal.Karena tercipta melalui tindakan verbal, tuturan itu merupakan produk tindak verbal.Tindak verbal adalah tindak mengekspresikan kata-kata atau bahasa. Sedangkan tindak non verbal adalah isyarat dan rangkaian tanda-tanda yang bermakna bahasa.

E. Iklan

1. Pengertian Iklan

Iklan di sini disejajarkan dengan konsep advertising. Kata advertising sendiri berasal dari bahasa latin. Latin ad-vere yang berarti menyampaikan pikiran dan gagasan kepada pihak lain Klepper (dalam Mulyana, 2005: 63).

Menurut Wight (dalam Mulyana, 2005: 63-64) bahwa iklan merupakan proses komunikasi yang mempunyai kekuatan penting sebagai sarana pemasaran, membantu pelayanan, serta gagasan dan ide-ide melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang bersifat persuasif.

Departemen Pendidikan Nasional (2008: 521) menyebutkan iklan adalah (a) berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan, dan (b) pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang dan jasa yang dijual, dipasang di dalam media masa (seperti surat kabar dan majalah) atau ditempat umum.

2. Tujuan Periklananan

Tujuan periklanan menurut Susanto (1989: 213) yaitu:

(11)

16

b. menimbulkan dalam diri komunikan suatu perasaan suka akan barang, jasa ataupun idea yang disajikan, dengan memberikan preferensi kepadanya,

c. menyakinkan komunikan akan kebenaran tentang apa yang dianjurkan dalam iklan dan karenanya mengerjakannya untuk berusaha memiliki atau menggunkan barang/jasa yang dianjurkan.

3. Jenis-Jenis Iklan

Jenis-jenis iklan berdasarkan tujuan menurut Sulistyowati (2007: 1-2) dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu: informasi, persuasif, dan reminder.

a. IklanInformatif (Informative Advertising) Iklan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) bertujuan untuk membentuk atau menciptakan kesadaran/pengenalan dan pengetahuan produk-produk atau fitur-fitur baru dari produk yang sudah ada, 2) menginformasikan perubahan harga dan kemasan produk,

3) menjelaskan cara kerja produk, 4) mengurangi ketakutan konsumen, 5) mengoreksi produk.

b. Iklan Persuasif (Persuasive Advertising) Iklan ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1) bertujuan untuk menciptakan kesukaan, preferensi, dan keyakinan sehingga konsumen mau membeli dan menggunakan barang dan jasa,

2) mempersuasif khalayak untuk memilih merek tertentu, 3) menganjurkan untuk membeli,

(12)

17

5) membujuk untuk membeli sekarang. c. Iklan Reminder (Reminder Advertising) Iklan ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1) bertujuan untuk mendorong pembelian ulang barang dan jasa,

2) mengingatkan bahwa suatu produk memiliki kemungkinan akan sangat dibutuhkan dalam waktu dekat,

3) mengingatkan pembeli dimana membeli produk tersebut, 4) menjaga kesadaran akan produk (consumer’s state of mind), 5) menjalin hubungan baik dengan konsumen.

F. Pragmatik

Menurut Wijana dan Rohmadi (2010: 3-4) pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yaitu bagaimana satuan kebahasaan itu digunakan di dalam komunikasi. Sedangkan menurut Kridalaksana (2008: 198) pragmatik adalah syarat-syarat yang mengakibatkan serasi tidaknya pemakaian bahasa dalam komunikasi. Yule (2006: 5) pragmatik yaitu studi tentang hubungan antara bentuk-bentuk linguistik dan pemakai bentuk-bentuk itu.

(13)

18

1. Hubungan Wacana dan Pragmatik

Wacana merupakan unsur kebahasaan yang relatif paling kompleks dan paling lengkap. Satuan pendukung kebahasaanya meliputi fonem, morfem, kata, klausa, kalimat, paragraf hingga karangan utuh. Namun, wacana pada dasarnya juga merupakan unsur bahasa yang bersifat pragmatis (Mulyana, 2005: 1).

Mulyana (2005: 79) berpendapat pendekatan pragmatik terhadap wacana perlu mempertimbangkan faktor-faktor nonverbal, seperti:

a) paralingual (intonasi, nada, pelan, keras),

b) kinesik (gerak tubuh dalam komunikasi, gerakan mata, tangan, kaki, dan sebagainya),

c) proksemik (jarak yang diambil oleh para penuturnya),

d) kronesik (penggunaan dan strukturasasi waktu dalam interaksi).

2. Tindak Tutur

a. Pengertian Tindak Tutur

Tindak tutur atau tindak ujar (speech act) adalah fungsi bahasa sebagai sarana tindak.Semua kalimat atau ujaran yang diucapkan oleh penutur sebenarnya mengandung fungsi komunikasi tertentu. Tuturan dari seseorang (penutur) tentu saja tidak semata-mata hanya asal bicara, tetapi mengandung maksud tertentu. Fungsi inilah yang menjadi semangat para penutur untuk menindakkan sesuatu. Misalnya, sering mendengar seorang ibu mengatakan kepada salah seorang anaknya,

Contoh:

(1) Tina, adik belum makan!

(14)

19

yaitu ibu itu memerintahkan (secara halus) agar Tina memberi makan (menyuapi) adiknya (Mulyana: 2005: 80).

b. Tindak Tutur

Searle (dalam Wijana 1996: 17-21) mengemukakan bahwa secara pragmatis setidak-tidaknya ada tiga jenis tindakan yang dapat diwujudkan oleh seorang penutur, yakni tindak lokusi (locutionary act), tindak lokusi (ilocutionary act), dan tindak perlokusi (perlocutionary act).

1) Tindak Lokusi

Tindak lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu.Tindak tutur ini disebut sebagai the act of saving something.

Contoh:

(2) Ikan paus adalah binatang menyusui. (3) Jari tangan jumlahnya lima.

Kalimat (2) dan (3) diutarakan oleh penuturnya semata-mata untuk menginformasikan sesuatu tanpa tendensi untuk melakukan sesuatu apalagi untuk mempengaruhi lawan tuturnya. Informasi yang diutarakan adalah termasuk jenis binatang apa ikan paus itu, dan berapa jumlah jari tangan.

2) Tindak Ilokusi

Sebuah tuturan selain berfungsi untuk mengatakan atau menginformasikan sesuatu, dapat juga dipergunakan untuk melakukan sesuatu. Bila hal ini terjadi, tindak tutur yang terbentuk adalah tindak ilokusi. Tindak ilokusi disebut sebagai the act of doing something.Kalimat (4) dan (5) misalnya cenderung tidak hanya digunakkan

(15)

20

(4) Ada anjing gila. (5) Ujian sudah dekat.

Kalimat (4) yang dapat ditemui di pintu pagar atau bagian depan rumah pemilik anjing tidak hanya berfungsi untuk membawa informasi, tetapi untuk memberi peringatan. Akan tetapi, bila ditujukan kepada pencuri, tuturan itu mungkin pula diutarakan untuk menakut-nakuti. Kalimat (5) ini mungkin dimaksudkan untuk menasehati agar lawan tutur tidak hanya berpergian menghabiskan waktu secara sia-sia.

Dari paparan yang terurai di atas jelaslah bahwatindak ilokusinya sangat sukar diidentifikasi karena terlebih dahulu harus mempertimbangkan siapa penutur dan lawan tutur, kapan dan dimana tindak tutur itu terjadi, dan sebagainya.

3) Tindak Perlokusi

Sebuah tuturan yang diutarakan oleh seseorang seringkali mempunyai daya pengaruh, atau efek bagi yang mendengarnya. Efek atau daya pengaruh ini dapat secara sengaja atau tidak sengaja dikreasikan oleh penuturnya. Tindak tutur yang pengutaraannya dimaksudkan untuk mempengaruhi lawan tutur disebut dengan tindak perlokusi. Tindak perlokusi ini disebut the act of affecting someone. Untuk jelasnya perhatikan kalimat berikut ini.

Contoh:

(6) Rumahnya jauh. (7) Televisinya 20 ini.

(16)

21

tidak terlalu banyak memberikan tugas kepadanya. Bila kalimat (7) diutarakan oleh seseorang kepada temannya pada saatakan diselenggarakannya siaran langsung kejuaraan dunia tinju kelas berat, maka kalimat tersebut tidak hanya mengandung ilokusi, tetapi juga ilokusi yang berupa ajakan untuk menonton ditempat temannya, dengan perlokusi lawan tutur menyetujui ajakannya.

G. Majalah Elfata

Elfata dalam bahasa Arab berasal dari kata al fata yang artinya pemuda.Elfata

merupakan majalah bulanan yang terbit mengupas segala problematika remaja pada zaman modernisasi ini dan membahasnya dalam ruang lingkup syari‟at dan

kebijaksanaan dari sisi akal.Kupasan bersifat ilmiah, mudah, cerdas, dan terkini. Majalah Elfata terbit pertama kali pada tahun 1999.Selain itu majalah ini banyak terdapat iklan obat herbal.

H. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA

Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan adalah kurikulum karena kurikulum merupakan komponen pendidikan yang dijadikan acuan oleh setiap satuan pendidikan, baik oleh pengelola maupun penyelenggara, khususnya oleh guru dan kepala sekolah. Oleh karena itu, sejak Indonesia memiliki kebebasan untuk menyelenggarakan bagi anak-anak bangsa, sejak itu pula pemerintah menyusun kurikulum (Mulyasa, 2007:4).

(17)

22

pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar dan tujuan pendidikan (Mulyasa, 2007:46).

Di bidang pendidikan, pemerintah telah menetapkan standar kompetensi lulusan san standar isi, untuk dijadikan acuan dalam pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Dalam KTSP, kiprah guru lebih dominan lagi, terutama dalam menjabarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar, tidak saja dalam program tertulis tetapi juga dalam pembelajaran nyata di kelas. Pemerintah juga telah menetapkan aspek pendidikan yang harus distandarkan, yang pada saat ini telah disahkan serta siap dilaksanakan yaitu standar isi dan standar kompetensi lulusan (SKL) (Mulyasa, 2007: 8-11).

Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia untuk saat ini sudah menggunakan KTSP.KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan yang sudah siap dan mampu mengembangkannya dengan memperhatikan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 36.

(18)

23

I. Kerangka Pikir

(19)

24

Analisis Wacana Persuasif Iklan Obat Herbal Pada Majalah Efata dan Saran Implementasinya sebagai Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dilakukan penelitian, diperoleh keluaran daya maksimum untuk laser CO 2 sealed-off pada arus listrik 10,75 mA dengan jumlah garis radiasi laser yang dihasilkan sebanyak

(1) Bagi Wajib Pajak yang karena kondisi keuangannya tidak memungkinkan untuk melunasi sekaligus pembayaran Pajak Penghasilan Final yang terutang dalam rangka penilaian

Tujuan sekolah Adiwiyata secara umum bertujuan untuk mewujudkan masyarakat sekolah yang peduli dan berbudaya lingkupan dengan menciptakan kondisi yang lebih baik

In this novel, Christina and Valhalla have revealed the ideas of liberal feminism which are freedom of choice and

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1). Pengaruh harga produk jasa terhadap sikap konsumen, 2). Pengaruh variasi produk jasa terhadap sikap konsumen, 3). Pengaruh

The SNF are putted on the spent fuel baskeets (canister) consisting the racks.. The decay heat from spent fuel bundles of baskets be transferred to the serial heat

DATA PENGUNJUNG DARI BERBAGAI INSTITUSI KE PERPUSTAKAAN PATIR SELAMA DELAPAN..

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : profil petani pembudidaya tanaman sayuran di Desa Gombong Kecamatan Belik dari segi umur, luas lahan, jenis kelamin,