BIMBINGAN TEKNIS PENGELOLAAN AIR DI LAHAN RAWA PASANG SURUT UNTUK BUDIDAYA PADI

BIMBINGAN TEKNIS

PENGELOLAAN AIR DI LAHAN RAWA PASANG SURUT UNTUK BUDIDAYA PADI

KHAIRIL ANWAR

PENELITI AHLI UTAMA BIDANG

PENGELOLAAN LAHAN, AIR DAN IKLIM

BALAI PENELITIAN PERTANIAN LAHAN RAWA

RAWA IDENTIK DENGAN AIR DAN TANAH YANG CEPAT BERUBAH ,

KARENA ITU

PENGELOLAAN LAHAN RAWA MEMBUTUHKAN PENGELOLAAN AIR AGAR DAPAT MEMINIMALKAN TERJADINYA PENURUNAN KUALITAS TANAH, DAN

MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SERTA INDEKS PERTANAMAN PADI SEHINGGA MENDUKUNG

PENGEMBANGAN LAHAN RAWA BERKELANJUTAN

TUJUAN PENGELOLAAN AIR

 AGAR TINGGI MUKA AIR DI SAWAH BISA DIATUR SESUAI KEPERLUAN DALAM BUDIDAYA PADI SEHINGGA PRODUKTIVITAS DAN INDEKS

PERTANAMAN DAPAT DITINGKATKAN

 AGAR ASAM/ZAT RACUN DAPAT DICEGAH MASUK SAWAH, DAN YANG ADA DISAWAH DAPAT DIKELUARKAN

 AGAR TANAH JANGAN CEPAT RUSAK SEHINGGA BISA

BERKELANJUTAN

PENERAPAN SEMUA KOMPONEN TEKNOLOGI DALAM BUDIDAYA PADI MEMBUTUHKAN PENGATURAN TINGGI MUKA AIR (TMA)

PETAK SAWAH SAAT APLIKASI

KOMPONEN TEKNOLOGI

TMA SAWAH YANG DIBUTUHKAN

KETERANGAN

Penyemaian Macak2 (0,2-0,5 cm) Setelah tumbuh,TMA 1-3 cm Penyemprotan herbisida Macak-macak TMA tinggi, gulma bagian

bawah tidak mati

Pengolahan tanah 5-15 cm TMA tinggi, TR2/4 amblas Pemberian kapur Macak-macak TMA tinggi, kapur larut

Tanam Maca-macak TMA tinggi, kesulitan tanam

Pemupukan Macak-macak TMA tinggi,pupuk larut Pemberian pestisida tabur Macak-macak TMA tinggi, pengenceran Fase pematangan Kering basah, lambat matang

UNTUK BISA MENGENDALIKAN TINGGI MUKA AIR BUTUH DUKUNGAN INFRASTRUKTUR/SARANA TATA AIR MIKRO

1. TANGGUL KELILING PETAK SAWAH AGAR AIR TIDAK BISA BEBAS KELUAR MASUK.

 TINGGI TANGGUL HARUS LEBIH TINGGI DARI GENANGAN TERTINGGI DI SAWAH, YANG BISA TERJADI PADA PUNCAK MUSIM HUJAN.

 LEBAR TANGGUL DIBUAT AGAR MAMPU MENAHAN REMBESAN (1-1,5M). JUGA

BERFUNGSI SEBAGAI JALAN USAHATANI DAN UNTUK TANAM SAYUR-SAYURAN.

 TANGGUL DIBUAT DARI TANAH LIAT UNTUK MEMINIMALKAN REMBESAN

.

 SALURAN HASIL GALIAN BERFUNGSI SEBAGAI SALURAN IRIGASI/DRAINASE/ PENYANGGA

5

Tanggul keliling

2. SALURAN AIR UNTUK MEMPERLANCAR GERAKAN AIR DI PETAK SAWAH (MASUK/KELUAR)

 SALURAN KELILING PADA BAGIAN DALAM TANGGUL KELILING SAWAH, UNTUK

MENAMPUNG AIR DAN MENGALIRKAN AIR KE/

DARI SAWAH. LEBAR 25-40 CM, DALAM 20-25 CM.

 SALURAN KEMALIR/PARIT CACING DI TENGAH SAWAH UNTUK MEMPERLANCAR GERAKAN AIR DI TENGAH SAWAH.

 ALTERNATIF: TERAPKAN SISTIM TANAM JAJAR LEGOWO UNTUK MEMPERLANCAR GERAKAN AIR

 JARAK ANTAR PARIT CACING 3-12 M, DALAM SEBATAS MATA CANGKUL. SEMAKIN MASAM SEMAKIN RAPAT.

Saluran keliling dalam

Parit cacing/kemalir

Jajar legowo

3. PINTU AIR UNTUK MENGATUR AIR MASUK/KELUAR DARI/KE PETAK SAWAH

 PINTU AIR DAPAT DIBUAT DARI BAHAN KAYU, SEMEN ATAU PIPA PARALON DI PETAK SAWAH.

 PIPA PARALON LEBIH PRAKTIS DAN LEBIH MAMPU MENEKAN REMBESAN.

 DIBUTUHKAN ELBOW/KNEE DAN PIPA PENUTUP, PENUTUP BISA DIMODIFIKASI.

 UKURAN DAN JUMLAH PIPA PARALON

DISESUAIKAN AGAR MAMPU MENGELUARKAN/

MEMASUKAN AIR, SESUAI LUAS LAHAN SAWAH DAN POTENSI LUAPAN AIR PASANG/SURUT

ATAU CURAH HUJAN SETEMPAT SERTA KELANCARAN DRAINASE.

7

Pipa penghubung air

 POSISI MULUT ELBOW 15-20 CM DIBAWAH PERMUKAAN SAWAH AGAR DAPAT

MENGERINGKAN SAWAH KETIKA DIPERLUKAN (MAU PANEN, ATASI KERACUNAN BESI, DAN KELUARKAN AIR ASAM).

 PIPA PENUTUP ELBOW HARUS LEBIH TINGGI DARI PUNCAK GENANGAN MUSIM HUJAN DI SALURAN LUAR HAMPARAN SAWAH (SALURAN SEKUNDER/ TERSIER/KUARTIER).

 PENUTUP ELBOW DAPAT DIMODIFIKASI AGAR LEBIH PRAKTIS DENGAN MEMASUKAN BAHAN SEMEN COR PADA PIPA PENUTUP ELBOW (AGAK PENDEK, 20-25 CM) DAN DIKASIH TANGKAI

UNTUK MEMUDAHKAN MENGANGKAT.

Mulut elbow

Pipa penutup elbow

Modifikasi Penutup elbow

DESAIN TATA AIR MIKRO TIAP SATU PETAK SAWAH (100 m x 200 m)

KOTAK PEMBAGI AIR

MENGENDALIKAN TINGGI MUKA AIR DAN KUALITAS AIR DI PETAK SAWAH MEMBUTUHKAN DUKUNGAN PINTU PENGENDALI TINGGI MUKA AIR DI SALURAN TERSIER/ SEKUNDER YANG BERADA

DI DEPAN HAMPARAN SAWAH

 PINTU AYUN/KLEP SATU ARAH.

DIGUNAKAN UNTUK MEMPERBAIKI KUALITAS AIR PADA LAHAN YANG

MAMPU DILUAPI AIR PASANG BESAR.

(TIPE LUAPAN B).

 PINTU DAM/TABAT LIMPAS.

DIGUNAKAN PADA HAMPARAN SAWAH YANG TIDAK TERLUAPI AIR PASANG.

SUMBER AIR DARI AIR HUJAN (TIPE LUAPAN C).

Bahan terpal Pintu fiber

Tabat limpas semen Tabat limpas kayu

 PINTU STOPLOG/PINTU ULIR.

DIGUNAKAN PADA HAMPARAN SAWAH YANG TERLUAPI AIR PASANG BESAR DAN KECIL (TIPE LUAPAN A).

 PINTU STOPLOG/SISTEM ELBOW

PERMANEN. DIGUNAKAN PADA DAERAH CEKUNGAN . AIR PASANG TIDAK

MASUK, SUMBER AIR DARI AIR HUJAN ATAU KIRIMAN DARI DAERAH HULU

SUNGAI (RAWA LEBAK) ATAU RAWA PASANG SURUT RAWAN BANJIR AKIBAT DRAINASE

KAWASAN KURANG LANCAR.

11

PINTU ULIR

PINTU SISTEM ELBOW

PINTU KOMBINASI: AYUN DAN STOPLOG

 DUA SLOT PINTU PADA SATU

BANGUNAN AIR PUPR DAPAT DIPASANG 2 PINTU AIR: PINTU AYUN DAN PINTU STOPLOG/TABAT.

 DIGUNAKAN PADA SALURAN

PEMBUANGAN PADA SISTIM ALIRAN SATU ARAH.

• PINTU AYUN DIGUNAKAN MENAHAN AIR MASUK SALURAN SAAT AIR PASANG.

• PINTU STOPLOG DIGUNAKAN MENAHAN AIR KELUAR SALURAN SAAT AIR SURUT PADA KETINGGIAN TERTENTU AGAR AIR SALURAN TIDAK KERING.

DUA SLOT PINTU

CARA MENCEGAH TANAMAN PADI DARI AIR ASAM, KERACUNAN BESI, ALUMINIUM DAN AIR ASIN MELALUI PENGATURAN AIR

.

 AIR ASAM. PADA MUSIM KEMARAU, PIRIT PADA TANAH DIRUBAH JADI ASAM. SAAT HUJAN ATAU ADA LUAPAN AIR PASANG, ASAM NAIK KE

PERMUKAAN SAWAH DAN ASAM DARI TANGGUL TERCUCI KE SALURAN AIR ATAU SAWAH.

 UPAYA MENGATASI:

 LANCARKAN GERAKAN AIR PASANG MASUK DAN KELUAR DARI PETAK SAWAH SAAT AIR SURUT.

 BILA AIR PASANG MAMPU MASUK SAWAH.

MASUKAN AIR SEKITAR SEBELUM PUNCAK PASANG DAN KELUARKAN SAAT SURUT.

 PADA SAWAH DENGAN SUMBER AIR DARI HUJAN SAJA, CUCI ASAM SAAT AWAL MUSIM HUJAN, 2-4 MINGGU PERTAMA. BIARKAN AIR BEBAS KELUAR

SAWAH. 13

pirit PIRIT

AIR ASAM

PUNCAK PASANG SALURAN SEKUNDER

H2O2

 KERACUNAN BESI. TERJADI KARENA SAAT

LAHAN SAWAH YANG MENGANDUNG PIRIT (FeS₂) TERGENANG, BESI TERBENTUK MELEBIHI YANG DIBUTUHKAN /DIATASDAYA TOLERANSI

TANAMAN PADI.

 KERACUNAN BESI UMUMNYA TERJADI 7-30 HARI SETELAH TANAM/SEBAR BENIH (TERGENANG.)

 UPAYA MENGATASINYA:

 LANCARKAN GERAKAN AIR KELUAR DARI PETAK SAWAH, TERUTAMA PADA 1 BULAN PERTAMA

SETELAH TANAM/SEBAR.

 HINDARI LAHAN TERGENANG DENGAN AIR YANG SAMA TERLALU LAMA (> 1 MINGGU) SETELAH DIGENANGI (BULAN PERTAMA).

 BILA SUDAH TERPAPAR, KERINGKAN LAHAN HINGGA MACAK-MACAK. TAMBAHKAN PUPUK NPK UNTUK PULIH.

KERACUNAN BESI

PARAH DI AREA TERGENANG

 KERACUNAN ALUMINIUM. TERJADI AKIBAT KEKERINGAN PADA TANAH

MENGANDUNG PIRIT (MISALNYA MUSIM KEMARAU ATAU SAAT PERTUMBUHAN TANAMAN). ASAM TERBENTUK

MENINGKATKAN KELARUTAN ALUMINIUM MELEBIHI DAYA TOLERANSI TANAMAN.

UPAYA MENGATASINYA:

 CUCI LAHAN SETELAH OLAH TANAH AGAR RACUN TERBENTUK SELAMA MUSIM

KEMARAU TERCUCI.

• SETELAH TANAM, ATUR TINGGI MUKA AIR SAWAH JANGAN SAMPAI KEKERINGAN

TERLALU LAMA (> 1 MINGGU).

15

KERACUNAN Al

 AIR ASIN/PAYAU. TERJADI PADA KEMARAU PANJANG. AIR LAUT LEBIH BANYAK

MENGUAP SEHINGGA TERJADI

PENINGKATAN KADAR GARAM. SAAT AIR PASANG, AIR LAUT TERDORONG LEBIH

JAUH KE HULU SUNGAI/SALURAN KARENA KECILNYA DORONGAN AIR KAWASAN

HULU SUNGAI KE ARAH LAUT.

 UPAYA MENGATASINYA:

 ATUR JADWAL TANAM AGAR FASE

PERTUMBUHAN SAMPAI MASAK SUSU TERHINDAR DARI AIR ASIN.

 HAMPARAN SAWAH DILENGKAPI TANGGUL KELILING PENAHAN AIR ASIN DAN PINTU PENGENDALI ARUS AIR .

KEMARAU 2015 PADI KENA AIR ASIN

SALINITAS

BANJIR DAN KEKERINGAN

PENYEBAB:

 BERTANAM TIDAK MENGIKUTI DINAMIKA TINGGI MUKA AIR ATAU POLA CURAH HUJAN SETEMPAT.

 TERJADI CURAH HUJAN TIDAK NORMAL (LA NINA ATAU EL NINO) .

 ADANYA BANJIR KIRIMAN DARI KAWASAN HULU SUNGAI.

 SISTIM TATA AIR MAKRO (KAWASAN) DAN MIKRO (HAMPARAN SAWAH) KURANG BAIK.

UPAYA MENGATASINYA:

 JADIKAN DINAMIKA TINGGI MUKA AIR ATAU POLA CURAH HUJAN SEBAGAI ACUAN TANAM PADI.

 TERAPKAN SISTIM POLDER DAN MINIPOLDER (TANGGUL KELILING) SECARA BERJENJANG (SKALA HAMPARAN SAWAH HINGGA SATUAN DAERAH IRIGASI RAWA (DIR).

 GUNAKAN VARIETAS TOLERAN SESUAI CEKAMAN.

 BENAHI TATA AIR MAKRO/KAWASAN /DIR (KEMENTERIAN PUPR). BUTUH KOORDINASI ANTAR INSTANSI.

BANJIR KIRIMAN

SISTIM POLDER/MINI POLDER ANTISIPASI BANJIR DAN KEKERINGAN

DUKUNGAN PUPR (TATA AIR MAKRO):

 PEMBUATAN TANGGUL KELILING SKALA POLDER (BLOK BESAR) DAN MINI POLDER (BLOK KECIL 15-30 HA, 1 HAMPARAN

SAWAH)

 KETINGGIAN TANGGUL POLDER

/MINIPOLDER HARUS LEBIH TINGGI DARI PUNCAK GENANGAN SAAT MUSIM HUJAN.

 TIAP SALURAN AIR (SEKUNDER/TERSIER /KUARTIER) MEMBUTUHKAN PINTU

PENGATUR TINGGI MUKA AIR SESUAI KEPERLUAN UNTUK MENUNJANG

BUDIDAYA PADI.

 MEMBUTUHKAN KELANCARAN JARINGAN SALURAN AGAR AIR MUDAH BERGERAK (MASUK/KELUAR)

 POLDER DILENGKAPI SISTEM POMPANISA- SI

MINIPOLDER

SATU POLDER

PENDANGKALAN DAN BANYAKNYA GULMA DI SALURAN (KUARTIER, TERSIER, SEKUNDER DAN PRIMER) MENGHAMBAT GERAKAN ARUS AIR IRIGASI DAN DRAINASE SERTA PENCUCIAN

ASAM LAHAN SAWAH: PERLU PEMBERSIHAN RUTIN

TANGGUL POLDER/MINIPOLDER SERING MEREMBES

 PENYEBAB:

 TANAH BELUM MATANG.

 ADANYA BATANG, RANTING KAYU ATAU AKAR DALAM TANAH YANG MELAPUK MEMBENTUK RONGGA/ ALUR AIR.

 ADA LAPISAN GAMBUT ATAU PASIR SEHINGGA SULIT MENAHAN AIR.

 PEMBUATAN TANGGUL BUKAN DARI TANAH LIAT ATAU TIDAK DILAKUKAN PEMADATAN.

 PENCEGAHAN:

 SAAT BUKA LAHAN, BATANG KAYU JANGAN DIBENAMKAN.

 BIKIN TANGGUL DARI TANAH LIAT

KEMUDIAN DIPADATKAN. ₂₀

ALIRAN AIR BAWAH TANAH

GAMBUT

PASIR

TANGGUL TANAH LIAT

MENGATASI CEKAMAN AIR/TANAH AKAN LEBIH LEBIH BAIK BILA DIPADUKAN DENGAN PENGGUNAAN PADI VARIETAS

TOLERAN CEKAMAN

KERAGAAN VARIETAS INPARA DI LAHAN RAWA PASANG SURUT

TERIMA KASIH

ATAS PERHATIANNYA