• Tidak ada hasil yang ditemukan

Media Komunikasi DPU Daarut Tauhiid

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Media Komunikasi DPU Daarut Tauhiid"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Lembaga Amil Zakat Nasional www.dpu-daaruttauhiid.org

Media Komunikasi DPU Daarut Tauhiid

Edisi No 148, DESEMBER 2014 Anak Laki-laki

ataukah Perempuan?

Madu Tidak Sehat bagi Bayi

Menunaikan Hak Orangtua

Kolom Aa Gym Konsultasi Kesehatan Kolom Teh Ninih

>>Hal

34 >>Hal

27 >>Hal

14

(2)

Rek BNI : 2251.2118

Wakaf

Pembebasan lahan dan perluasan Masjid Daarut Tauhiid

5jt/m 500rb/bln

Atau

Atas Nama:

Yayasan Daaarut Tauhiid

Wakaf Daarut Tauhiid @wakafDT www.wakaf.daaruttauhiid.org

(3)

saparedaksi

ALHAMDULILLAH, Swadaya edisi refresh memasuki bulan ketiga. Banyak respon positif yang kami terima.

Meskipun begitu, kami tetap membuka diri kepada para sahabat untuk tak bosan memberikan saran dan kritiknya. Sahabat dapat menggunakan media komu- nikasi berupa email (redaksimedia@gmail.com), BBM (PIN: 7E854357), atau WhatsApp (0856 2400 0445).

Beragamnya media komunikasi yang digunakan, memang dimaksudkan agar para sahabat lebih mudah dan leluasa berinteraksi dengan kami. Nah, untuk tuju- an tersebut, mulai edisi kali ini kami mengadakan rubrik yang melibatkan pembaca Swadaya. Rubrik itu diberi nama ‘Kuis Sahabat’. Dari namanya, tentu sudah bisa ditebak apa dan bagaimana isi rubriknya.

Pada edisi bulan ini, di rubrik Kuis Sahabat, kami mengajak sahabat-sahabat untuk mengirimkan foto dengan berbagai ekspresi sembari memegang ma- jalah Swadaya. Bagi lima pengirim foto terbaik, kami kirimkan buku terbaru karangan Betty Y. Sundari (Family Frame: Bingkai Keluarga Kokoh dan Bahagia).

Berkaitan kemudahan komunikasi dan informasi di era digital ini, ternyata menumbuhkan tantangan ter- sendiri bagi para orangtua. Tak sedikit orangtua yang ke- bingungan, bahkan galau dalam mendidik putra-putri mereka. Masa ketika teknologi informasi berkembang pesat, ternyata tak hanya menawarkan kemudahan dan hal positif lainnya, tapi juga memberikan kemudharatan yang ampuh menghancurkan akhlak generasi muda.

Memang benar, jika ada yang mengatakan tak mudah mengasuh anak di era digital. Namun, jika kita memiliki ilmunya dengan senantiasa menggali nilai- nilai kearifan dari al-Quran maupun al-Hadis, hal itu bukan persoalan. Semoga, majalah Swadaya yang kali ini mengangkat tema tersebut, bisa menjadi salah satu sumber acuan mengenyahkan galau dalam mengasuh anak di era digital.

Redaksi

S

Media Komunikasi Daarut Tauhiid

W adaya

Tak Mudah Asuh Anak di Era Digital

Diterbitkan oleh Lembaga Amil Zakat Nasional SK Menteri Agama RI No. 410 Tahun 2004 Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid ISSN 1693-3087 Penasihat KH.

Abdullah Gymnastiar Pengarah H. Gatot Kunta Kumara Redaktur Ahli Abu Fadhli, Prof. Dr. KH. Miftah Faridl, KH. Hilman Rosyad Syihab, LC Dewan Redaksi H.

Herman. H. Cucu Hidayat, Sansan Darajat Pemimpin Redaksi Suhendri Cahya Purnama Sekretaris Redaksi Cristi Aningsih Sarif Redaktur Astri Rahmayanti Reporter Edi Kurnia Koresponden Azis Asmono (Jakarta) Taufi k Hidayat (Bogor) Taufi k Asriana (Priangan Timur) Vita Febriarini (Semarang) Nurdin Syaiful Baladi (Yogyakarta) Eko Yulianto (Lampung) Indra Firdaus (Palembang) Putri Yulia (Batam) Layouter Magenta Alamat redaksi Jalan Gegerkalong Girang No. 32 Bandung, Jawa Barat Telp/

Fax. 022-2021 861 / 2021 862 E-mail redaksimedia@gmail.com Website www.dpu-daaruttauhiid.org

Sapa Redaksi Jejak Program

hikmah Keuangan

Cinta Wakaf Salam

Konsultasi Islam Fokus

Hikayat Konsultasi Muslimah

Kupas

Konsultasi Kesehatan

Pena Sahabat

Kolom A Deda

Kolom

Teh Ninih Hidup Bugar

Kabar Cabang Kuis Sahabat

Galeri

Kolom Aa Gym hal

hal hal

hal hal

hal hal

hal hal

hal

hal

hal

hal

hal

hal

hal hal

hal

hal hal Tak Mudah Asuh Anak di Era Digital

“Jangan Ikuti Model Pengasuhan Ala Barat”

Berburu Keutamaan dengan Berwakaf Masjid DT Menebar Amal

di Era Digital

Tawasul yang Boleh dan Tidak Parenting Era

Digital: Antara Cemas, Galau, dan Optimis

Ragam Cara Ra- sulullah Menyay- angi Anak-anak

Hukum Meng- gunakan Alat Kontrasepsi

Family Frame:

Bingkai Kelu- arga Kokoh dan

Bahagia Madu Tidak

Sehat bagi Bayi

Sedekah, Jalan Memperoleh In-

dahnya Hidayah Berolah Raga di Mana pun dan Kapan pun

Menunaikan Hak

Orangtua Jangan Menjomblo,

Please Dech!

Misykat, Cahaya Kemandirian Umat

Aku dan Swadaya

Kegiatan DPU DT di Daerah

Anak Laki-laki ataukah Perem- puan?

Uji Petik Audit Syariah DPU DT

3 4 22 5 24 6 25

9 26

10 27

11 28

14 29

16 32

18 34

20

daftarisi

Bulan Oktober 2014 (Un Audited)

(4)

Keuangan

DOMPET PEDULI UMMAT DAARUT TAUHIID

LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA GABUNGAN BULAN OKTOBER 2014 (UN AUDITED)

SUMBER DANA

Penerimaan dana Zakat Rp 331,667,321.13

Penerimaan dana Infaq Shadaqah Rp 308,205,932.65

Penerimaan dana Infaq Shadaqah Terikat Rp 2,586,416,022.49

Penerimaan dana Wakaf Rp 112,085,260.21

Penerimaan dana Pengelola Rp 686,524,782.29

Penerimaan dana Jasa Bank Rp 1,143,082.54

Jumlah Penerimaan Dana Rp 4,026,042,401.31

PENGGUNAAN DANA Dana Zakat

Penyaluran untuk Fakir Miskin Rp 423,361,591.00

Penyaluran untuk Muallaf Rp 1,250,000.00

Penyaluran untuk Ibnu Sabil Rp 3,281,163.00

Penyaluran untuk Fisabilillah Rp 55,596,907.00

Jumlah Dana Zakat Rp 483,489,661.00

Dana Infaq Shadaqah

Program Pendidikan Rp 11,688,456.00

Program Kesehatan Rp 700,000.00

Program Ekonomi Rp 1,800,000.00

Program Dakwah Sosial Rp 359,543,455.00

Program Kemanusiaan Rp 5,143,000.00

Penyusutan aset tetap Rp2,836,250.00

Jumlah Dana Infaq Shodaqoh Rp 381,711,161.00

Dana Infaq Shodaqoh Terikat

Program Dakwah Sosial Rp 113,851,500.00

Program Fidyah Rp 450,000.00

Program Qurban Rp 2,842,147,500.00

Program Pendidikan Rp 137,977,260.00

Program pemberdayaan ekonomi Rp 11,425,000.00

Program Kemanusiaan/ Bencana Rp 63,304,000.00

Program Pusosman Rp 19,665,400.00

Program Aqiqah Rp 13,692,000.00

Penyaluran non cash dan lainnya Rp 227,490,000.00

Jumlah Dana Infaq Shodaqoh Terikat Rp 3,430,002,660.00

Dana Jasa Bank

Sarana Umum Rp 2,721,500.00

Jumlah Dana Jasa Bank Rp 2,721,500.00

Dana Pengelola

Operasional Kantor Rp 392,980,971.46

Jumlah Dana Pengelola Rp 392,980,971.46

Jumlah Penggunaan Dana Rp 4,690,905,953.46

Surplus / Defi sit Rp (664,863,552.15)

Saldo Awal per 01 Oktober 2014 Rp 11,460,551,683.84

Saldo Akhir per 31 Oktober 2014 Rp 10,795,688,131.70

*Saldo dana yang tersedia merupakan saldo konsolidasi kantor pusat, cabang dan unit DPU(Bandung, Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Lampung, Palembang, Bogor, Tasimalaya dan Batam) dan digunakan untuk membiayai program-program bulan berikutnya

4 EDISI NO148, DESEMBER 2014

(5)

T

idak dapat dipungkiri, pertumbuhan teknologi yang kian pesat membawa dampak positif atau pun negatif bagi pendidikan anak-anak. Secara lang- sung, kemajuan teknologi berperan penting pada tumbuh kembang mereka. Dengan fasilitas-fasilitas yang dimiliki, mulai dari TV, gad- get, ipad, komputer, boleh dibilang setiap harinya mereka dihadapkan pada informasi-informasi se- cara bebas.

Di antara dampak positif dari penggunaan teknologi, yakni menambah ilmu pengetahuan melalui browsing, games, dan tontonan yang mem- berikan informasi. Selain itu, memperluas wawasan secara global, baik pertemanan maupun budaya.

Komunikasi antar keluarga, teman, dan pekerjaan juga lebih mudah. Dampak positif ini jelas berman- faat, jika bisa mengontrolnya dengan baik.

Dalam hal ini, peran orangtua sangat penting bagi anak. Dari mulai memberikan pendamping- an, mengarahkan anak kepada informasi-informasi yang sesuai umurnya, melakukan pengawasan penggunaan teknologi dan melakukan proteksi dari hal-hal yang negatif.

Lantas, seperti apakah dampak negatif yang dihasilkan dari era digital? Hal umum yang terjadi adalah buah hati mengalami penurunan konsen- trasi, kemampuan bersosialisasi, menganalisa per- masalahan, malas menulis dan membaca. Hal lain yang perlu diwaspadai adalah kesehatan fi sik dan psikis keluarga. Alangkah indahnya jika di antara keluarga, masih selalu menjaga dan saling tegur sapa, daripada sibuk dengan gadget di tangannya.

Berdasarkan fenomena saat ini, anak usia seko- lah sangat asik dengan media jejaring sosial, games online, chatting, dan sebagainya. Hal ini seharus- nya menjadi fokus utama bagi para penyelenggara pendidikan dan pemerintah, khususnya orangtua dalam sebuah keluarga. Jelas sekali, kontrol diri penting untuk tetap dijaga. Mulai anak-anak, rema-

ja, dewasa, orang tua  hingga manula, ada baiknya selektif dalam menerapkan atau menggunakan se- suatu untuk dirinya.

Dompet Peduli Ummat (DPU) Daarut Tauhiid sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional selalu ber- usaha menghadirkan hal-hal baru, khususnya tero- bosan dalam bersedekah, terutama bagi anak dan remaja. Hal ini juga sebagai pendukung kurikulum pendidikan karakter di sekolah. Jika ingin sedekah di era digital ini, dapat menggunakan aplikasi ko- munikasi seperti whatsapp, twitter, BBM dan face- book.

Jadi, jika kita bersinergi melakukan kebaikan bersama, bisa dibayangkan, betapa besar kekuat- an silaturahim dan ukhuwah tersebut. Bayangkan anak-anak dan keluarga kita, menggunakan pon- selnya untuk membaca al-Quran, buku-buku refe- rensi, menebarkan nasihat dan saling mengingat- kan dalam amal saleh.

Betapa indahnya, jika semua kemajuan teknologi saat ini, menjadi jalan tersebarnya ber- bagai kebaikan. Mari kita saling bersinergi dan berbagi. Mari jalin terus silaturahim dan perkokoh ukhuwah. Mari menebar amal di era digital.

Menebar Amal di Era Digital

salam

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (QS. at-Tahrim [66]: 6).

Reza Shulbi Kepala Cabang DPU Daarut Tauhiid Batam Oleh:

adi en- er- ain an ara gur ya.

ko- mes

us- ara

ua diri ma-

(6)

B

isa jadi, maksud dari Kahlil Gibran dalam puisi ‘Anak-anakmu’ pada awal tulisan ini mengandung makna positif. Yakni pesan kepada setiap orangtua agar menga- suh anaknya tidak secara otoriter. Anak memiliki

‘jiwa’nya sendiri yang berbeda dengan ‘jiwa’ kedua orangtuanya. Jadi, jangan bentuk anak agar sesuai citra dari orangtuanya. Biarkan mereka menjadi diri sendiri, dan bebas menentukan akan jadi indi- vidu seperti apa mereka kelak.

Namun, sang penyair dari Lebanon ini mungkin saja akan berpikir ulang jika ia hidup di era saat ini.

Masa ketika arus informasi begitu luas tanpa sekat dan batas. Masa ketika nilai-

nilai kebenaran dan kebathilan berlomba sama kuatnya un- tuk memengaruhi jiwa-jiwa muda itu untuk mengikutinya.

Masa ketika beragam norma dan tabu dengan mudahnya dilabrak, karena kebebasan un- tuk memperolehnya. Peran dan fungsi dari kedua orangtua menjadi sangat penting dalam membentuk kepribadian anak

yang kuat. Kepribadian yang berlandaskan nilai-nilai qurani, sehingga menjadi imun/kebal terhadap ber- bagai pengaruh negatif pada era digital.

Cemas dan Galau

Masa kini yang ditandai dengan aneka ke- mudahan dalam mengakses informasi, memang menghadirkan tantangan tersendiri bagi para orangtua. Digitalisasi yang terjadi dan mengambil wujud berupa berbagai jenis perangkat teknologi informasi, di satu sisi merevolusi cara hidup manu- sia modern ke arah positif. Tapi di sisi lain, teknolo- gi informasi juga signifi kan menyumbang keme- rosotan akhlak (dekadensi moral) generasi muda.

Hal ini membuat tidak sedikit dari orangtua yang harap-harap cemas saat melepas anak-anaknya ke- luar rumah. Baik itu untuk bersekolah atau sekadar hanging out (bersenang-senang) bersama teman-te- mannya. Banyak pula yang galau karena menyadari jika anak-anak mereka dapat menjadi sasaran empuk dari beragam dampak buruk pesatnya perkembang- an teknologi informasi. Mudahnya akses untuk mem- peroleh informasi apa saja—terutama yang bermu- atan negatif—jadi biang lahirnya generasi lemah, baik mental maupun emosionalnya.

Padahal, dalam al-Quran surah an-Nisa [4]: 9, Al- lah telah mewanti-wanti agar kita tidak mewariskan

‘estafet kekhalifahan’ ini kepada generasi yang lemah. “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mere- ka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (ke- sejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah me- reka mengucapkan perkataan yang benar.” Sebaliknya, kita se- bagai orangtua harus berusaha semaksimal mung- kin melahirkan generasi yang kuat, cerdas, penyejuk mata dan hati, serta pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa. “Dan orang-orang yang berkata: ‘Ya Tuhan kami anugerahkan kepada kami, isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami, dan jadikan kami imam bagi orang-orang yang bertakwa’.” (Qs. al-Furqan [25] : 74).

Parenting/Pola Asuh Era Digital

Pola asuh orangtua kepada anaknya (parenting) menjadi solusi dari semua persoalan ini. Keluarga merupakan madrasah pertama sang anak sebelum ia berinteraksi dengan lingkungan sosial di luar x

PARENTING ERA DIGITAL

ANTARA CEMAS, GALAU DAN OPTIMIS

x

fokus

Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu // Mereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri // Mereka terlahir melalui engkau tapi bukan darimu

// Meskipun mereka ada bersamamu tapi mereka bukan milikmu.

~Kahlil Gibran, ‘Anak-anakmu’~

“Dan orang-orang yang berkata:

‘Ya Tuhan kami anugerahkan kepada kami, isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai

penyenang haƟ kami, dan jadikan kami imam bagi orang-

orang yang bertakwa’.”

(Qs. al-Furqan [25] : 74).

6 EDISI NO148, DESEMBER 2014

(7)

rumahnya. Dalam keluarga, sang anak dibentuk agar memiliki kekebalan terhadap pengaruh nega- tif. Bukan membentuk sang anak agar bebas dari pengaruh negatif, karena itu terasa begitu naif. Sa- ngat tidak mungkin di era digital, sang anak seratus persen dapat bebas dari dampak buruk perkem- bangan teknologi. Jadi, yang sangat realistis adalah mempersiapkan anak agar mampu menolak dan menjauhi pengaruh negatif yang menghampirinya.

Untuk itu, ayah maupun ibu harus bahu-mem- bahu mengemban perannya. Saling berbagi tang- gung jawab dalam pengasuhan terhadap anak- anak mereka. Ayah dan ibu setidaknya harus paham tugas mengasah, mengasih dan mengasuh anak bukan hanya ‘dibebankan’ kepada salah satu pihak.

Ibu memang secara fi trah maupun kodratnya me- rupakan sosok pertama dan utama bagi sang anak pada masa-masa awal kehidupannya. Dari ibu, sang anak mulai belajar nilai-nilai kehidupan yang pen- ting bagi kehidupannya ketika dewasa. Kegagalan peran ibu pada tahap ini akan berdampak fatal.

Anak bukan tak hanya menjadi pribadi yang hampa nilai, tapi ia juga akan menjadi asing dengan dirinya sendiri dan Tuhannya, Allah SWT.

Namun, ayah pun tidak bisa lepas dari tanggung jawab dalam mengasah, men-

gasih dan mengasuh anaknya.

Dalam al-Quran, kita temukan bahwa Allah SWT setidaknya menyebutkan tiga fi gur ayah teladan, yakni Nabi Ibrahim, Nabi Ya’qub, dan Luq- man al- H a k i m .

Diabadikannya kisah tiga sosok mulia tersebut dalam al-Quran agar menjadi acuan—terutama bagi sang ayah—dalam mendidik anak. Lalu, pola pendidikan seperti apa yang dilakukan Nabi Ibrahim, Nabi Ya’qub, dan Luqman al-Hakim kepada anak-anak mereka?

Jawabnya adalah sebagai berikut:

sendiri dan Tuhannya, Allah SWT.

Namun, ayah pun tidak bisa lepas dari tanggung jawab dalam mengasah, men-

gasih dan mengasuh anaknya.

Dalam al-Quran, kita temukan bahwa Allah SWT setidaknya menyebutkan tiga fi gur ayah teladan, yakni Nabi Ibrahim, Nabi Ya’qub, dan Luq- man al- H a k i m .

1. Memberikan teladan dalam mendidik anak dengan penanaman nilai akidah/tauhid dan akhlak terlebih dahulu. Lihat surah Lukman [31] : 12-19.

2. Berikan pemahaman apa pun kepada sang anak dengan kalimat-kalimat thayyibah. Yakni kalimat yang laksana pohon, yang akarnya menghujam ke bumi dan dahannya menju- lang ke langit, dengan buah sangat banyak.

Lihat surah Ibrahim [14]: 24-25).

3. Senantiasa menghiasi setiap perilaku dengan akhlak mulia.

Analoginya adalah sebatang pohon supaya tumbuh dengan baik, maka perlu diberi pupuk. Begitu pula sang anak, agar ia tumbuh dengan baik, maka juga perlu ‘dipupuk’ de- ngan akhlak mulia. Dan ayah—begitu pula ibu—menjadi contoh utamanya. Lihat surah al-Baqarah [2] : 133, dan al-Israa’ [17] :23-24).

4. Perkuat keyakinan sang anak bahwa al-Quran sebagai obat dan penyejuk hati ketika sedang galau atau gelisah. Dengan sang anak memiliki keyakinan bahwa Quran se- bagai panduan dalam kehidupannya

(quran oriented), maka ia pun insy- aAllah akan kebal terhadap berbagai pengaruh negatif dari lingkungan- nya. Lihat surah Fushshilat [41]:

44, dan al-Israa’

[17]: 82).

(8)

Ini berarti, ayah selain bertanggung jawab ter- hadap urusan nafkah, ia juga punya tanggung ja- wab besar dalam mendidik anaknya. Ayah tidak dapat bebas melepaskan seluruh tanggung jawab pengasuhan kepada ibu. Tentu hal tersebut bukan perkara gampang. Setelah berlelah-lelah dalam urusan pekerjaan, sang ayah pun harus punya te- naga ekstra agar sang anak mendapatkan waktu pengasuhan darinya. Saling melengkapi dan bersi- nergi antara ayah dan ibu merupakan kensekuensi logis parenting anak pada era digital.

Tetap Optimis

Sikap mental optimis senantiasa per- lu dikedepankan. Dengan sikap mental seperti ini, tak hanya orangtua yang akan me- rasa nyaman menjalankan fungsi dan perannya, anak-anak yang diasuh pun menjadi lebih percaya diri. Rasa cemas atau galau yang berlebihan dari orangtua kepada anak-anaknya, hanya akan mem- buat mereka (anak-anak) merasa tidak dipercaya.

Jika kondisi ini terjadi, anak-anak itu akan mencari

‘orang lain’ yang mereka anggap dapat menghargai dan membuatnya percaya diri. ‘Orang lain’

itu dapat berupa teman pergaulan atau informasi-informasi keliru yang mere-

Dompet Peduli Ummat (DPU) Daarut Tauhiid memiliki layanan via ponsel yang insyaAl- lah memudahkan siapa pun untuk bersedekah. Di mana pun dan kapan pun, sedekah dapat dilakukan. Cepat dan tidak bertele-tele. Layanan itu adalah:

SMS Sedekah XL

Ketik DPU kirim ke 2500 (untuk sedekah senilai Rp. 2500,-) Ketik DPU kirim ke 5000 (untuk sedekah senilai Rp. 5000,-)

SMS Mandiri

Sebelumnya harus memiliki rekening di Bank Mandiri dan mendaftarkan nomer ponsel sebagai nasa- bah Mandiri SMS level Finansial (SMS01).

Bila sudah, dilanjutkan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Ketik perintah melalui SMS

dpudt<spasi>zakat<spasi>nominal zakat, misal: dpudt zakat 100000 dpudt<spasi>infak<spasi>nominal infak, misal: dpudt infak 100000 Selanjutnya kirim SMS ke SMS Center DPU-DT di 0812 107 3606.

Reply dengan PIN Mandiri SMS apabila menyetujui transaksi pembayaran zakat/infak tersebut.

Setelah proses ini berhasil, segera akan diperoleh konfi rmasi SMS atas keberhasilan transaksi pemba- yaran zakat/infak dari Bank Mandiri dan DPU-DT.

ka peroleh dari berbagai perangkat teknologi infor- masi

Semoga, kita yang oleh Allah dianugerahi kelu- arga dapat menjaga amanah itu dengan semaksimal mungkin. Sebagaimana fi rman Allah SWT dalam surah at-Tahrim [66]: 6, “Hai orang-orang yang beriman, peli- haralah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu..” Pun bagi yang belum berkeluarga, tidak ada salahnya mulai memikirkan hal tersebut. Mempersiapkan sejak dini agar siap menjadi fi gur ayah atau ibu teladan, tentu saja lebih elok daripada ketika saatnya menjadi ayah/ibu,

kita tidak siap sama sekali.

Wallahu a’lam bishawab.

(Suhendri Cahya Purnama) pada era digital.

imis senantiasa per- engan sikap mental orangtua yang akan me- ankan fungsi dan perannya, uh pun menjadi lebih percaya u galau yang berlebihan dari

k-anaknya, hanya akan mem- nak) merasa tidak dipercaya.

i, anak-anak itu akan mencari ka anggap dapat menghargai rcaya diri. ‘Orang lain’

man pergaulan atau eliru yang mere-

Ummat (DPU) Daarut nan via ponsel yang insyaAl-

a pun untuk bersedekakkk h. DDDi mana edekah dapat dilakukan. Cepat dan tidak

tu adalah:

agar siap menjadi fi gur ayah atau ibu teladan, tentu saja lebih elok daripada ketika saatnya menjadi ayah/ibu, kita tidak ssiap sama sekali.

Wallahu a’lam bishawab.

(Suhendri Cahya Purnama)

KEMUDAHAN BERSEDEKAH VIA PONSEL

8 EDISI NO148, DESEMBER 2014

(9)

hikayat

B

erikut ini beberapa contoh perilaku Ra- sulullah ketika mengekpresikan kasih sayangnya kepada anak-anak. Semoga kita semua bisa menjadikannya seba- gai acuan dalam hidup ini.

Ketika Ja’far bin Abu Thalib terbunuh dalam peperangan Mut’ah, Nabi Muhammad saw sa- ngat sedih. Beliau segera datang ke rumah Ja’far dan menjumpai isterinya, Asma bin Umais yang sedang membuat roti, memandikan anak-anak dan memakaikan bajunya. Beliau berkata, “Suruh kemarilah anak-anak Ja’far.” Ketika mereka datang, beliau menciuminya sambil meneteskan air mata.

Asma bertanya kepada beliau karena telah me- ngetahui ada musibah yang menimpanya. “Wa- hai Rasulullah, apa gerangan yang menye- babkanmu menangis? Apakah sudah ada berita yang sampai kepadamu mengenai suamiku Ja’far dan kawan-kawannya?”

Beliau menjawab, “Ya benar, mere- ka hari ini ditimpa musibah.” Air mata beliau mengalir dengan deras. Asma pun menjerit sehingga banyak perem- puan berkumpul mengerumuninya.

Kemudian Nabi Muhammad saw kem- bali kepada keluarganya dan beliau ber- sabda, “Janganlah kalian melupakan kelu- arga Ja’far, buatlah makanan untuk mereka karena sesungguhnya mereka sedang sibuk meng hadapi musibah kematian Ja’far.”

Al-Aqraa bin Harits melihat Nabi Mu- hammad mencium al-Hasan lalu ber- kata, “Wahai Rasulullah, aku mem- punyai sepuluh orang anak, tetapi aku belum pernah mencium me- reka.” Rasulullah bersabda,

“Aku tidak akan mengangkat engkau sebagai seorang pe- mimpin apabila Allah telah mencabut rasa kasih sayang

dari hatimu. Barang siapa yang tidak memiliki rasa kasih sayang, niscaya dia tidak akan disayangi.”

Seorang anak kecil dibawa kepada Nabi Mu- hammad supaya didoakan berkah dan diberi nama. Anak-anak tersebut dipangku oleh beliau.

Tiba-tiba anak itu kencing, lalu orang-orang yang melihatnya berteriak. Beliau berkata, “Jangan dipu- tuskan anak yang sedang kencing, biarkanlah dia sampai selesai dahulu kencingnya.”

Beliau pun berdoa dan memberi nama, kemu- dian membisiki orangtuanya supaya jangan mem- punyai perasaan bahwa beliau tidak senang terke- na air kencing anaknya. Ketika mereka

telah pergi, beliau mencuci sen- diri pakaian yang terkena

kencing tadi.

Ragam Cara Rasulullah Menyayangi Anak-anak

Rasulullah saw memberikan contoh kepada kita bagaimana mengasuh anak-anak. Yakni pola asuh yang didasari oleh kasih sayang dan kelemahlembutan. Anak diasuh bukan dengan perilaku maupun

kata-kata kasar yang mencederai harga dirinya.

impanya. “Wa- ang menye-

udah ada engenai nya?”

mere- mata Asma erem- ninya.

kem- au ber- kan kelu- uk mereka dang sibuk

’far.”

bi Mu- ber- m-

i

diri pakaian yang terkena kencing tadi.

(10)

Betty Y. Sundari (Teh Betty)

D

alam buku Family Frame: Bingkai Ke- luarga kokoh dan bahagia, karangan Betty Y. Sundari, mengupas bagaimana cara mengokohkan bingkai utama da- lam keluarga. Selain itu, istri dari H. Abdurrahman Yuri Ramdho Ganendra (A Deda) ini dengan gam- blang mengulas bagaimana menguatkan bingkai tersebut, serta apa saja pemanis dalam roman- tisme berumah tangga.

Al-Quran menjadi acuan utama dalam buku ini. Lalu dikuatkan dengan kisah dan contoh yang dilakukan oleh Rasulullah saw dalam bersi- kap dan menjadi imam bagi keluarganya. Tidak hanya itu, hadis dan teori dari beberapa tokoh akan menambah wawasan pengetahuan bagi

BINGKAI KELUARGA KOKOH DAN BAHAGIA

FAMILY FRAME:

kupas

KELUARGA adalah mutiara yang tidak ternilai harganya. Karena dari keluarga lahir putera dan puteri yang akan meneruskan per- juangan orangtuanya. Namun, orangtua yang bagaimana, yang bisa menjadi contoh bagi para anak-anaknya?

para suami dan istri. Diharapkan dengan memu- liakan istri dan suami, maka akan menjadi jalan menuju Surga-Nya.

Tidak hanya teori dan kisah, buku ini juga menya- jikan evaluasi diri dan cara untuk instropeksi bagi ke- dua pasangan. Bagaimana mencari solusi bila terjadi khilaf dalam rumah tangga, ego pasangan dan juga emosi diri.

Nah, tunggu apa lagi. Ayo! Segera dapatkan buku Family Frame sebagai bacaan ‘wajib’ bagi calon suami dan istri, pun yang sudah menikah. Dengan ilmu, kita songsong keluarga yang penuh cinta ke- pada Allah dan Rasul-Nya. Dengan ilmu pula, tidak mustahil akan lahir keluarga bahagia dalam bingkai

“Rumahku Surgaku”.

ahuan bagi “Rumahku Surgaku”.

FAMILY FRAME

(BINGKAI KELUARGA KOKOH DAN BAHAGIA) Judul Buku : Family Frame

(Bingkai Keluarga Kokoh dan Bahagia) Penulis : Betty Y. Sundari (Teh Betty) Harga : Rp. 40.000,-

(belum termasuk ongkos kirim) Penerbit : Emqies Publishing Ukuran : 15 x 15 cm, 154 hal.

Cara pemesanan, ketik:

swadaya_family frame_(nama pemesan)_(alamat lengkap pemesan), kirim ke HP/WA (0888 211 6623).

Bisa juga melalui Fanspage (Emqies Publishing), dan Tweeter (@penerbit_emqies).

“10% dari penjualan buku ini akan didonasikan bagi program beasiswa pendidikan DPU Daarut Tauhiid”

10 EDISI NO148, DESEMBER 2014

(11)

penasahabat

Rosiana Poerba karyawan PT. Telkom Bandung

Oleh:

Sedekah,

Jalan Memperoleh Indahnya Hidayah

SETIAP orang bebas menentukan pilihan hidup. Namun, tidak ada yang bebas menentukan kon- sekuensinya. Pun halnya pilihan menjadi seorang mualaf, merupakan keputusan hidup yang harus saya jalani. Setelah beberapa tahun membina biduk rumah tangga, ada sesuatu yang hampa di jiwa ini. Apakah Islam jalan terbaik yang saya pilih? Keraguan dalam hati mulai membuncah.

sungguhnya. Kesibukan suami yang sering keluar kota, semakin menambah kehampaan nilai Islam saya. Kembali, saya dihadapkan pada niatan awal ketika menikah. Apakah ini saat yang tepat untuk mengajak suami dan anak-anak agar kembali ke agama saya yakini sebelumnya? Ah, saya masih ragu!

Dalam kegamangan ini, akhirnya saya berniat untuk memasukkan anak-anak ke sekolah Is-

lam ternama di Bandung. Bahkan sepu- lang sekolah, mereka saya ikutkan

kegiatan pengajian di masjid dekat rumah. Saya melakukan

hal tersebut dikarenakan se- dari kecil saya sudah terbiasa mendapatkan pengajaran agama yang lebih dari cu- kup di keluarga. Kini, dalam agama Islam yang saya sen- diri masih ragu, saya ingin agar anak-anak juga mendapatkan pelajaran agama yang intens sejak kecil, agar kelak kemudian hari punya pondasi yang kuat.

Namun, apa yang saya inginkan tersebut ternyata pemahamannya berseberangan dengan suami. Be- liau ingin agar anak-anak beraktifi tas seperti biasa dan tidak terlalu terbebani dengan belajar agama lebih banyak, biarlah tumbuh biasa-biasa saja. “Biarkan me- reka bermain, berkembang bersama dengan teman seusianya, tidak dibebani dengan hafalan dan ajaran Islam,” ujarnya saat itu. Kembali, saya dihadapkan pada dilema yang saya pilih.

Lambat laun, hubungan kami berangsur-angsur menjadi hambar. Kehangatan dan keceriaan suami

M

emang, pada awal mulanya tujuan saya menikah adalah agar kelak da- pat membawa suami untuk masuk ke agama keyakinan saya saat itu. Saya dilahirkan di Medan dalam lingkungan keluarga Nasrani yang taat. Jadi, terhitung mudah jika hen- dak mempengaruhi suami yang pemahaman ke- agamaannya masih kurang. Hingga, saya dihadap- kan pada suatu ujian kehidupan yang menjadi titik balik dalam memahami makna hijrah dan merasakan indahnya hi- dayah dari Allah SWT.

Perbedaan Prinsip dan Pilihan Hidup

Sarana rumah tinggal yang indah, mobil dan segala fasilitasnya sudah menjadi bagian keseharian dalam ru- mah tangga saya. Tidak hanya itu, tiga orang buah hati yang sehat, cantik, dan pintar pun sudah menghiasi kebahagiaan di dalam ke- luarga. Kemudahan rezeki yang Allah titipkan menjadi pelengkap dalam rumah tangga ini. Saya adalah perempuan beruntung dan sangat berba- hagia.

Kami mengawali karir di kota kelahiran saya, Medan. Kemudian berpindah tugas ke Aceh dan selanjutnya pindah lagi, dan kebahagiaan kami berlabuh di Kota Bandung. Kota Kembang ini pun menjadi saksi bagaimana episode suka duka dalam kehidupan rumah tangga saya bermula.

Dengan pemahaman Islam yang masih seumur jagung, saya belum memahami makna Islam se-

(12)

mulai berkurang. Kebersamaan bersamanya semakin jarang. Sejak saya mengenal beliau, mulai ada hal-hal sangat berbeda yang saya rasakan. Setelah sekian lama menahan rasa penasaran dan keingintahuan, akhirnya saya beranikan diri untuk bertanya.

Ternyata, saya mendapatkan jawaban yang ti- dak pernah saya pikirkan selama menikah dengan- nya. Dia yang saya kenal baik, ramah dan penyay- ang, kini memiliki tambatan hati yang lain. Arghhh!

Bagai disambar petir di siang bolong. Saya menan- gis dan tak tahu harus bagaimana. Apalagi ada perkataan yang semakin membuat saya terpuruk, ia ingin bercerai dan meninggalkan saya beserta anak-anak.

Secercah Cahaya Ilahi

Saya benar-benar merasa rapuh ketika itu. Ke- pada keluarga saya tidak mungkin mengadu. Ke- pada keluarga suami pun saya sungkan. Kepada Allah saya merasa tidak dekat. Benar-benar saya merasa berada di jurang keputusasaan. Semua ke- bahagiaan hidup rasanya sirna. Benar-benar hilang tak berbekas. Di saat saya terpuruk, alhamdulillah seberkas cahaya kasih sayang Allah menyinari hati dan jiwa ini. Tiba-tiba ada seorang teman di kan- tor mengajak untuk ikut ke pengajian di salah satu ustaz di Kota Bandung.

Saya tertarik dan mencoba berbagi serta men- cari solusi tentang permasalahan yang sedang di- alami. Sejak terjadi peristiwa ini, saya tidak berani mengadukan apa yang saya alami kepada siapa pun, termasuk teman dekat di kantor. Di sana, kami disambut hangat, diberi nasihat, didoakan dan lalu kami disuruh pulang. Ustaz tersebut hanya berpe- san, ”Ini adalah awal dari permulaan hijrah. Tugas Anda perbanyak istiqfar, berzikir, salat wajib di awal waktu dan tahajud teratur. Apabila ada hal mem- buat bingung, silakan telepon saya saja.” Mende- ngar pesan ustaz tersebut, dalam hati saya berkata,

“Apaan itu hijrah? Aah... masa bodo.”

Saya bingung, jauh-jauh saya kemari, tapi cuma diberi jawaban seperti itu. Belum juga saya mencer- itakan semua masalah yang saya alami. Saya benar- benar bingung. Namun, di tengah kebingungan itu, saya melakukan apa yang beliau sarankan. Saya mulai beristiqfar terus memohon ampun atas dosa dan khilaf selama ini, kemudian rajin tahajud, ber- zikir dan sedikit-demi sedikit saya berusaha meng- ingat Allah SWT dalam tiap kesempatan. Saya mulai mengadukan permasalahan ini kepada Allah. Ya!

Kepada Tuhannya umat Islam yang saya tidak per-

Dan apabila yang terbaik menurut- Mu kami berpisah, maka berikan hamba kekuatan agar mampu dalam menghadapi berbagai rintangan, beri keikhlasan, dan bangkit menjadi manusia penuh berkah dan manfaat, serta menjadi haji yang mabrur.”

nah kenal.

Setelah beberapa bulan saya mengamalkan- nya, hati saya masih merasa hampa. Kemudian saya memberanikan diri untuk menelepon ustaz tersebut. Ternyata, via telepon ia mendengarkan keluh kesah saya yang tidak adanya perubahan. Ia pun menyarankan terlebih dahulu melakukan amal saleh yang ringan-ringan saja, yaitu dengan ber- buat baik pada sesama. Misalnya, bersikap ramah, murah senyum dan menyapa siapa pun, dan ber- usaha membantu baik hal-hal yang kecil. Dan dila- rang mengeluh, apalagi menunjukkan kesedihan.

Kembali saya melakukan apa yang beliau sa- rankan. Beberapa bulan berlalu, masih! Saya ma- sih mengalami kehampaan yang mendera jiwa ini.

Kembali saya menelepon ustaz yang sudah saya anggap sebagai sosok guru spiritual itu. Akhirnya, ia memberikan satu jawaban yang menurutnya me- rupakan solusi fi nal dari semua masalah saya. Be- liau menyarankan untuk rajin bersedekah. “Berikan harta yang terbaik, bukan uang sisa yang engkau miliki,” ujarnya.

Saya disarankan memberikan harta ter- baik yang dimiliki. Pada saat itu, kebetulan saya mendapatkan bonus 4 juta rupian dari kantor. Saya langsung berpikir, mem- berikan setengahnya untuk sedekah.

Lalu, 2 juta itu saya bagi menjadi 20 ribu- an, hingga berpuluh-

puluh amplop. Pada saat itu (tahun 2004), uang 20 ribu memiliki nilai yang lu- mayan besar untuk saya.

Kemudian, saya berangkat ke Rumah Sakit Hasan

Sadikin, rumah sakit umum di Kota Ban- dung. Tujuan saya adalah mencari bangsal

12 EDISI NO148, DESEMBER 2014

12

(13)

orang-orang yang tidak mampu. Ketika me- langkah memasuki bangsal tersebut, saya merind- ing. Ini karena saya melihat kondisi anak-anak yang sangat prihatin, orang dewasa, dan juga yang sudah sepuh tergeletak tak berdaya dengan segala kesusahan- nya. Tidur beralaskan tikar, terlihat sangat menderita.

Tak kuasa air mata saya menetes. Ya Allah... betapa beruntungnya saya, tidak seperti mereka. Ujian yang saya alami saat ini, tidak sebanding dengan kemiskin- an hidup dan penderitaan penyakit yang mereka teri- ma. Sembari mengusap air mata, saya membagikan amplop tersebut kepada mereka dan mengucapkan,

“Ada yang menitipkan rezekinya untuk Anda.”

Kemantapan Hati

Sejak kejadian itu, entah kenapa hati saya mulai merasa ten- ang, nyaman, damai dan saya bersama anak-

anak semakin kuat menjadi tim yang

solid. Saling ba- hu-mem-

bahu dalam mengatasi berbagai kendala secara ber- sama-sama. Saya pun berniat ingin meminta jawaban terakhir berkaitan masalah yang saya hadapi kepada Allah SWT di Tanah Suci. Ya... saya ingin berhaji.

Tahun 2004 saya putuskan berhaji sekaligus memohon petunjuk dan berdoa di Arofah. ”Yaa... Al- lah apabila Engkau masih memberikan kesempatan kepada kami untuk bersatu kembali dalam membina keluarga sakinah, maka persatukan hati kami, dan apabila yang terbaik menurut-Mu kami berpisah, maka berikan hamba kekuatan agar mampu dalam menghadapi berbagai rintangan, beri keikhlasan, dan bangkit menjadi manusia penuh berkah dan manfaat, serta menjadi haji yang mabrur.”

Alhamdulillah, Baitullah tempat saya bersujud dan merasakan kedamaian di hati. Pupus sudah keinginan untuk kembali kepada agama sebelumnya, atau mem- pengaruhi suami dan anak-anak untuk berpindah keya- kinan. Saya bahagia menjadi seorang muslim. Inilah jalan dan pilihan hidup yang saya cari dan sudah saya temu- kan sehingga tak ada seorang pun yang dapat meng- goyahkannya. Kemudian semakin mantap untuk bersi- kap terhadap suami yang telah meninggalkan saya

dan anak-anak.

Sepulang dari haji, saya memutuskan bercerai, dan bersiap menjadi single par-

ent tepat pada tahun 2005. Setelah seki- tar tiga tahun merasa terombang amb- ing dalam kegelisahan, cinta dan asa saya yang diabaikan olehnya, akhirnya saya mendapatkan petunjuk dari Allah SWT yaitu ketenangan dengan keputusan yang dipilih ini.

Kini, hampir 13 tahun telah berlalu, sedekah dan berbagi tidak pernah saya lewatkan. Menjadi ibu asuh untuk anak-anak yang kurang mampu di lingkungan sekitar adalah kebahagiaan yang tia- da bandingnya. Ya Allah, terima kasih atas hidayah dan kebahagiaan yang kini Engkau titipkan, untuk saya dan tiga anak-anak saya.

(14)

MENUNAIKAN HAK ORANGTUA

Saudaraku, ada banyak jalan bagi datangnya azab Allah SWT.

Satu di antara yang terbesar adalah durhaka kepada orangtua.

Ketika kita sampai menyakiti hati keduanya, membuat air matanya meleleh, membuat tubuhnya tersiksa, membuat perasaannya tercabik-cabik karena perilaku kita, pada saat itulah datangnya azab Allah Azza wa Jalla hanya tinggal menunggu waktu. Kecuali

apabila kita segera bertobat dan memohon maaf

kepadanya.

Oleh: NINIH MUTHMAINNAH

kolomtehninih

14 EDISI NO148, DESEMBER 2014

(15)

S

ehebat apa pun orang, sejaya apa pun dia, setinggi apapun kariernya, sangat mu- dah bagi Allah untuk menjatuhkan kita pada serendah-rendahnya derajat, apabila yang bersangkutan sampai menyakiti hati ibu dan bapaknya. Bahkan, kehancuran jamaah kaum mus- limin bisa berawal dari kedurhakaan salah seorang dari mereka kepada orangtuanya. Dr. Abdullah Az- zam dalam bukunya yang berjudul Wasiyat Al-Must- hafa li Ahli Ad-Da’wah menuliskan, “Sungguh, jika kemaksiatan sebesar durhaka kepada kedua orang- tua meluas dan merajalela, dia akan dapat merobo- hkan jamaah Islam secara total dan menjadi faktor utama datangnya kemurkaan Allah Ta’ala.”

Itulah mengapa, al-Quran sangat menekankan hak-hak keduanya serta menganjurkan seorang anak untuk memberikan perlakuan yang terbaik kepada mereka. Dalam al-Quran kita akan menemukan se- jumlah ayat yang berkaitan dengan hak orangtua dan kewajiban kita kepadanya, antara lain:

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang ber- tambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua ta- hun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS.

Luqman [31]: 14).

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan se- baik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkan- lah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan ren- dahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan

penuh kesayangan dan ucapkanlah, ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil’.” (QS. al-Isrâ’

[17]: 23-24)

Al-Quran memberi gambaran yang indah ten- tang bagaimana seorang anak memperlakukan orangtuanya. Hal ini tersirat dalam kisah Nabi Yusuf beserta ayah dan kerabat dekatnya. ”Maka ketika mereka masuk ke (tempat) Yusuf, Yusuf merangkul ibu bapanya dan dia berkata, ’Masuklah kamu ke ne- geri Mesir, insya Allah dalam keadaan aman’. Dan dia menaikkan kedua ibu-bapaknya ke atas singgasana.

Dan mereka (semuanya) merebahkan diri seraya su- jud kepada Yusuf ...” (QS. Yusuf [12]: 99-100).

Saudaraku, kita layak berkaca kepada Nabiyal- lah Yusuf , walaupun telah menjadi seorang yang berkedudukan tinggi di negeri Mesir, beliau tidak pernah lupa akan kewajibannya untuk memberi- kan penghormatan terbaik kepada kedua orang- tuanya. Tanpa ada rasa malu, minder, atau merasa tinggi, beliau menyambut kedatangan orangtua dan saudara-saudaranya saat mereka tiba di Mesir.

Lalu, membawanya ke istana dan memperlakukan- nya dengan penuh hormat. Bahkan, sebagaimana digambarkan dalam ayat tadi, Nabi Yusuf memberi- kan penghormatan tertinggi, yaitu mendudukkan keduanya di atas singgasana. Padahal, inilah tem- pat yang tidak seorang pun bisa duduk di atasnya kecuali para raja.

Sesungguhnya, apa yang dilakukan oleh Nabi Yusuf menyiratkan sebuah pesan bahwa berbuat baik kepada orangtua, tidak cukup sekadar baik dan memenuhi unsur keadilan, yaitu memperlaku- kan sesuatu sebagaimana mestinya, akan tetapi ha- rus mencapai tingkat ihsan, yaitu memperlakukan- nya dengan perlakuan terbaik. Mahabenar Allah Azza wa Jalla dengan segala fi rman-Nya.

(16)

kabarcabangsemarang

K

ata misykat dalam bahasa Arab berarti “ca- haya“. Adapun menurut istilahnya, misykat dapat dimaknai sebagai program pember- dayaan ekonomi produktif yang dikelola secara intensif dan berkesinambungan. Para pe- serta program selain diberikan dana bergulir untuk pengembangan usaha, juga diberikan pelatihan keterampilan, wawasan kewirausahaan, kebiasaan menabung, pembinaan akhlak dan karakter, serta pembelajaran ilmu agama (baca al-Quran, fi kih dan ilmu tauhid).

Keberadaan Misykat di DPU Daarut Tauhiid Semarang, sangat disambut baik oleh beberapa koorporate. Mereka berupaya untuk bersinergi dalam program pemberdayaan ekonomi bagi ma- syarakat dhuafa ini. Hingga tahun 2014, beberapa instansi/lembaga yang bekerja sama adalah Rohis BPKP Jawa Tengah, program CSR FIF Group, Rohis

PT. Indosat, Rohis PT. Telkom Drive 4 Jateng DIY. Dan pada Agustus lalu, telah diresmikan dua majelis Misykat hasil kerja sama dengan program CSR PT.

Indonesia Power UBP Semarang. Alhamdulillah, pada tahun 2014 ini, telah lebih dari 100 orang di- berdayakan dan merasakan manfaat dari program Misykat.

Untuk peta penyebaran penerima manfaat pro- gram, tersebar di beberapa lokasi. Di antaranya di wilayah Kecamatan Tembalang (6 orang), Keca- matan Semarang Tengah (7 orang), Kecamatan Semarang Utara (42 orang), Kecamatan Candisari (42 orang), Kecamatan Semarang Selatan (5 orang), dan Semarang Barat (8 orang).

Pelatihan keterampilan bagi anggota pun telah beberapa kali diberikan. Mulai dari pembuatan kue kering, pembuatan susu sari tempe, pembuatan nugget, pembuatan nata de coco, pelatihan cabut

CAHAYA KEMANDIRIAN UMAT

Dompet Peduli Ummat (DPU) Daarut Tauhiid Semarang punya kepedulian tinggi terhadap pengembangan ekonomi berbasis masyarakat. Salah satu wujud konkretnya adalah program

Ikhtiar-Ku. Program ini memiliki beberapa sub program, di antaranya program Misykat.

MISYKAT

Sri Lestari, Majelis al-Hidayah Usaha rias dan warung kelontong

“Alhamdulillah, saya bisa mengembangkan usaha dengan mengikuti program Misykat. Se- lain itu, saya juga bisa belajar agama dari para pendamping Misykat.”

Paryati, Majelis Nur Mahmudah Usaha warung

“Terima Kasih DPU Daarut Tauhiid, dengan saya mengikuti program Misykat, saya bisa mem- buka usaha warung di rumah, yang mana sebe- lumnya saya hanya berjualan keliling.”

TESTIMONI ANGGOTA MISYKAT

16 EDISI NO148, DESEMBER 2014

(17)

duri ikan bandeng, dan pelatihan anyaman tas. Tu- juan pelatihan ini, selain memberikan ketrampilan, para anggota juga dapat memanfaatkannya untuk menambah penghasilan diluar usaha yang sudah dijalankan.

Selain pemberian pelatihan kepada anggota, dampingan setiap pekan juga merupakan salah satu mekanisme yang “wajib” diikuti. Hal inilah yang menjadikan Misykat dapat terus berkelanjutan, dan mampu mewujudkan kemandirian bagi para ang- gotanya.

Keberadaan Misykat merupakan hasil dari donasi CSR, zakat atau infak yang dititipkan me- lalui DPU Daarut Tauhiid Semarang, baik secara perorangan atau instansi. Dana tersebut lalu dis- alurkan dalam bentuk program pemberdayaan ekonomi. Mekanisme ini kemudian memunculkan istilah “lingkaran malaikat”, yang menerbitkan ca- haya bagi kemandirian umat. Insya Allah! .

(Vita Febriarini)

Keberadaan Misykat merupakan hasil

dari donasi CSR, zakat atau infak yang

diƟ Ɵ pkan melalui DPU Daarut Tauhiid

Semarang, baik secara perorangan

atau instansi. Dana tersebut lalu

disalurkan dalam bentuk program

pemberdayaan ekonomi.

(18)

galeri

Bandung. Pengobatan gratis bagi warga di Kampung Ciputri, Lembang, Kabupaten Band- ung Barat, Kamis (16/10).

Batam. Kajian Fikih dalam Beribadah oleh Ustad Mawardi Saleh, bekerja sama dengan Ikatan Da’i Indonesia (IKADI) di Masjid Suka- jadi Batam, Ahad (12/10).

Batam. Kajian Tauhiid Aa Gym bersama warga binaan Lapas Kelas II A Batam, dihadiri 836 jamaah, Rabu (29/10).

Batam.Peringatan Muharam bersama KH.

Abdullah Gymnastiar di SD Nabilah Batam Center, dihadiri 935 jamaah, Kamis (30/10).

Bandung. Distribusi 12 tangki air di tiga wilayah, yakni di Kampung Sukaasih, Kampung Kubang, dan Kampung Legok Ombol Kecamatan Maja- laya, Kabupaten Bandung, Rabu (5/11).

Batam. Kajian Tauhiid bersama KH. Abdullah Gymnastiar di Masjid Jabal Arafah, dihadiri 1.350 jamaah, Selasa (28/10).

Batam. Tabligh Akbar Aa Gym di SDN 08 Sei Harapan Sekupang, dihadiri Wakil Wali Kota Batam, H Rudi SE MM, Bupati Karimun, Nurdin Basirun serta 2.037 jamaah, Rabu (29/10).

Batam. Sosialisasi program Kencleng-KU bersama majelis ta’lim ibu-ibu di Puri Legenda Batam Center, Rabu (5/11).

Batam. Penerimaan donasi program Peduli Gaza-KU bagi Palestina dari Pemuda Pancasila Kepulauan Riau (KEPRI) sebesar 50 juta rupiah, Selasa (7/10).

Batam. Tabligh Akbar bersama KH. Abdullah Gymnastiar di Masjid Raya Batam, dihadiri 2.260 jamaah, Selasa (28/10).

Batam. Tausiah shubuh bersama KH. Abdul- lah Gymnastiar di Masjid al-Kaffah Legenda Bali Batam, dihadiri oleh 235 jamaah, Kamis (30/10).

Bogor . Kajian MTMQ dan santunan anak yatim di Misykat al-Mu’minin Rancabungur, Bogor, Selasa (28/10).

18 EDISI NO148, DESEMBER 2014

(19)

Bogor. Hantaran jenazah (alm) Heni Handayani di Kacapiring I/6 RT. 001/012, Kelurahan Kedung Waringin, Tanah Sareal, Bogor, Selasa (28/10).

Palembang. Pelatihan entrepreneurship bekerja sama dengan BI bagi Santri Kader Pelopor Pemuda Mandiri di Ponpes Kampung Tauhiid Sriwijaya, Pemulutan Ogan Ilir, Selasa-Sabtu (7-11/10).

Palembang. Kajian MTMQ dan pencairan dana Misykat di Masjid al-Fatah Sekip, Ahad (26/10).

Yogyakarta. Kajian Tauhiid bersama Aa Gym di Masjid Kampus UGM, Sabtu (25/10).

Tasikmalaya. Peresmian majelis Misykat at- Tin di Tawang, Tasikmalaya, Kamis (23/10).

Palembang. Pesantren kilat bagi para siswa Sekolah Kusuma Bangsa di Gedung Wisma Atlet, Rabu-Jumat (22-24/10).

Palembang. Bantuan kebutuhan pokok untuk Yakub di Pakjo, Rabu (29/10).

Lampung. Bantuan untuk Ilham, bekerja sama dengan Autish Care indonesia (ACI) dan Tangan di Atas (TDA), Selasa (28/10).

Tasikmalaya. Pemberian santunan 65 anak yatim di Kajian MTMQ bersama Pegadaian Syariah di Masjid Agung Tasikmalaya, awal November.

Palembang. Bantuan kesehatan bagi Humairoh di Desa Pamulutan, Ogan Ilir, Sabtu (25/10).

Palembang. Kesepakatan kerja sama dengan Sekolah Izzuddin untuk program Beasiswa-KU, Jumat (31/10).

Lampung.Sosialisasi program Dakwah Sosial DPU DT Lampung bekerja sama dengan TVRI Lampung, Oktober 2014.

(20)

jejakprogram

DOMPET Peduli Ummat (DPU) Daarut Tauhiid men- jadi salah satu dari dua lembaga amil zakat di Jawa Barat yang dikunjungi oleh tim Kementerian Aga- ma (Kemenag) RI, Kamis (16/10) pagi. Kedatangan tim yang dipimpin oleh Jaja Jaelani, Direktur Pem- berdayaan Zakat, dalam rangka melakukan Uji Petik Audit Syariah.

DPU Daarut Tauhiid dianggap sebagai lembaga amil zakat nasional yang amanah dan kredibel da- lam menghimpun serta mengelola dana zakat dari masyarakat. Kehadiran tim ini disambut langsung oleh H. Herman, Direktur Utama DPU Daarut Tauhi- id. Proses uji petik berlangsung hingga siang, meli- puti pemeriksaan berkas-berkas serta alur manaje- rial yang berjalan di DPU Daarut Tauhiid.

Pada kesempatan terpisah, saat bertemu de- ngan KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) setelah

salat Juhur berjamaah di Masjid Daarut Tauhiid, Jaja Jaelani mengatakan uji petik ini sebagai langkah awal bagi Kemenag untuk melakukan audit syariah sesuai dengan UU Zakat no.23 tahun 2011 dan PP no. 12 tahun 2014 LAZNAS dan BAZNAS. Audit ter- sebut rencananya akan dilakukan pada awal Janu- ari tahun depan. Adapun audit syariah dibutuh- kan sebagai standar penilaian bahwa lembaga itu bebas dari berbagai praktik riba atau hal-hal yang bertentangan dengan syariat.

“Secara umum kami puas atas hasil uji petik yang telah dilakukan. Kami mendapati DPU Daarut Tauhiid memiliki manajemen pengelolaan LAZNAS yang sudah berjalan baik. DPU Daarut Tauhiid juga bersikap kooperatif dan sangat terasa sekali suasa- na ukhuwahnya,” ujar Jaja sembari tersenyum.

(Suhendri Cahya Purnama)

UJI PETIK AUDIT SYARIAH DPU DT

20 EDISI NO148, DESEMBER 2014

(21)

Aneka Program

Peduli Kemanusian DPU Daarut Tauhiid

Semarang

Dompet Peduli Ummat (DPU) Daarut Tauhiid Semarang melalui Program PeduliKU yang bekerja sama dengan Bank Permata Syariah Semarang mem-

berikan bantuan air bersih sebanyak 7 mobil tangki dengan kapasitas 6.000 liter. Bantuan diberikan ke- pada 220 Kepala Keluarga atau sekitar 750 orang di RW 6 yang terbagi menjadi 6 RT di Kampung Deliksari, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang.

Adapun bantuan air bersih ini diberikan secara bertahap selama 5 hari, dimulai pada tanggal 27 Oktober 2014. Tentunya program ini tidak cukup memadai untuk kondisi musim kemarau yang cu- kup panjang, sehingga DPU Daarut Tauhiid Sema- rang mengajak kepada semua pihak yang peduli dan ingin meringankan beban mereka di lokasi-lo- kasi yang mengalami krisis air bersih dengan ber- partisipasi dalam program PeduliKu “Bantuan Air Bersih“

Bandung

Beberapa pekan terakhir ini, warga Kota Ban- dung dan sekitarnya siaga satu. Pasalnya, cuaca ke- marau yang kering menjadi pemicu kebakaran. Be- lum lagi dengan minimnya pengetahun mengenai kelistrikan dan pencegahan terhadap bahayanya, membuat peristiwa kebakaran jadi sering terjadi.

September lalu, kebakaran terjadi di Kampung Ci- buruy, Desa Mekarjaya, Kecamatan Arjasari, Kabu- paten Bandung. Selasa (14/10), DPU Daarut Tauhiid memberikan bantuan kepada warga yang terkena dampak kebakaran di Kecamatan Arjasari. Secara simbolis, bantuan diserahkan oleh Pepen Efendi, Kabag Program DPU Daarut Tauhiid Bandung.

Bogor

DPU Daarut Tauhiid Bogor memberikan bantu- an kepada para korban angin puting beliung pada Selasa (28/10). Bantuan diserahkan langsung ke- pada warga Kampung Suka Maju, Desa Pagelaran, Ciomas, Bogor. Daerah ini dilanda angin puting be- liung pada Sabtu (25/10). Adapun bantuan yang di- berikan yakni bahan-bahan bangunan seperti gen- teng, asbes, semen, kayu kaso, kayu tiang, angkop asbes, karpet, air, paku, dan lain-lain.

(Astri Rahmayanti)

(22)

hikmah

Sosok Luqman al-Hakim

Bagi Irena, perbincangan mengenai pengasu- han anak haruslah dilihat dari perspektif Islam. Men- jadikan al-Quran sebagai tuntunan (guiden) dan pe- tunjuk dalam membedah persoalan tersebut. Nah, dari al-Quran, ada seorang sosok yang menurutnya sangat pas menjadi contoh bagaimana mengasuh anak secara islami. Sosok itu adalah Luqman al-Ha- kim. Dalam al-Quran, Allah mengabadikan kisahnya dalam surah Luqman [31], surah yang diambil dari namanya.

“Luqman ini bukan nabi. Lazimnya yang ada ki- sah dalam Quran adalah nabi, tapi Luqman kisah hidupnya diabadikan oleh Allah SWT,” ujar Irena.

“Jadi, boleh kita anggap ia sebagai seorang pakar atau profesor pendidikan. Luqman dengan indahn- ya mengajarkan tentang masalah akhlak di dalam keluarga maupun juga di dalam masyarakat, dan mudah dipahami oleh semua kalangan,” lanjutnya.

Bahkan ajaran Luqman ini, menurut Irena, dicuri oleh kalangan Barat dengan mengganti namanya menjadi ‘Don Kissot’, yang tidak lain tidak bukan adalah Luqman al-Hakim. Salah satu bukti ajaran Luqman ‘dibajak’ adalah kisahnya bersama sang anak yang pergi ke pasar sembari membawa seekor keledai. Kisah sarat hikmah tentang kehidupan itu,

Irena Handono:

“Jangan Ikuti Model Pengasuhan Ala Barat”

Raut wajahnya begitu keibuan. Dihiasi kacamata bergagang hitam dan jilbab abu-abu dengan renda tanpa warna, melahirkan kesan sederhana. Selaras dengan busana yang dikenakan, coklat muda nan terang. Selintas, ia seperti perempuan paruh baya pada umumnya. Namun, ketika men- dengar apa yang ia bicarakan, gagasan brilian yang dikemukakan, dan komitmennya terhadap

Islam, agama yang kini ia anut, siapa pun pasti sepakat. Ia bukan perempuan biasa.

I

rena Handono, akrab dipanggil Ummi lrena ini dikenal sebagai mantan biarawati yang kini mendedikasikan hidupnya sebagai seorang ustadzah. Keputusan besarnya untuk menjadi mualaf pada 1983, mengubah seluruh garis hidupnya. Islam yang dulunya sesuatu hal asing, tapi kini begitu dekat di hati. Menyatu dalam setiap helaan nafas dan detak jantung yang berdenyut. Ya, bagi Irena, Islam tak sekadar keyakinan. Tapi Islam adalah tujuan hidup. Senantiasa ia bela dan agung- kan di atas logika manusia yang banyak cela.

Senin (29/9) pagi, Edi Kurnia dan Suhendri Ca- hya Purnama dari majalah Swadaya diterima lang- sung oleh beliau. Di kediamannya yang juga sebagai kantor Irena Center, Lembaga Kajian Perbandingan Agama dan Pembinaan Muallaf, perbincangan me- ngalir santai. Menerebas waktu hingga satu jam ber- lalu. Perbincangan ini tak mengulik soal kehidupan pribadi Irena. Karena telah banyak tinta tertulis, dan kata yang terucap mengenai perempuan berdarah Tionghoa tersebut. Perbincangan dengan Irena men- yoal isu pengasuhan anak (parenting) dalam kehidup- an manusia modern. Manusia yang akrab dengan berbagai peralatan teknologi canggih (high tech), tapi ironisnya banyak yang asing dengan nilai-nilai Islam dalam mengasuh anak.

22 EDISI NO148, DESEMBER 2014

(23)

di Barat juga sangat dikenal, namun bukan atas nama Luqman al-Hakim. Ada upaya pengaburan fakta dari kalangan Barat, sehingga mengesankan ajaran tersebut bukan dari Islam (al-Quran).

Tinggalkan Pola Asuh Model Barat

Menyoal tentang pola asuh islami, Irena ber- keyakinan jika pola asuh itu merupakan solusi bagi hidup manusia saat ini. Seringkali ia merasa sedih ketika umat Islam—khususnya di Indonesia–yang banyak berkiblat kepada budaya Barat dalam men- gasuh anak-anaknya. Padahal, berdasarkan penga- laman langsung Irena, masyarakat di Barat saat ini mulai beralih pola pengasuhannya. Mereka secara perlahan tapi pasti meninggalkan model penga- suhan yang ironisnya masih diikuti oleh sebagian muslim di Indonesia.

“Salah satu contoh adalah bagaimana kini ba- nyak masyarakat Barat yang memilih menyusui bayinya dibanding memberikan sang bayi susu formula,” kata Irena. “Padahal, sebelumnya mereka beranggapan jika menyusui itu adalah tindakan primitif. Bayi itu baiknya diberi susu formula diban- ding ASI,“ lanjutnya.

Keyakinan itu terbukti keliru. Menurut Irena, pa- kar kesehatan Barat ternyata menemukan jika ASI satu-satunya nutrisi paling baik bagi bayi. Tidak ada satu pun jenis susu formula yang menyamai, apa- lagi mengalahkan kehebatan ASI. Bayi yang diberi- kan ASI terbukti antibodinya lebih kuat (jarang sa- kit), cenderung tidak emosional, dan ikatan emosi dengan orangtua (khususnya ibu) sangat kuat ter- jalin. Adapun fakta bahwa ASI sangat cocok bagi bayi sudah gamblang dinyatakan dalam al-Quran, fi rman Allah pada abad ke-7 Masehi yang terbukti kebenarannya di abad 20.

“Allah memerintahkan kaum ibu untuk menyusui bayinya dalam surah Luqman [31]: 14, ‘Dan Kami per- intahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orangtuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyu- kurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang- tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.’ Ini perintah Allah. Berapa lama? Sampai dengan dua tahun. Itu yang terbaik,”

kata Irena bersemangat.

Memuliakan Peran Ibu

Selain model pengasuhan Barat yang mulai banyak ditinggalkan oleh masyarakatnya sendiri, Irena juga menyinggung soal perempuan karir/be-

kerja. Ia menyarankan—terutama perempuan yang telah menjadi ibu—untuk memprioritaskan peran- nya sebagai pengasuh anak-anak. Bukan sebagai pencari nafkah utama, yang oleh Allah bebankan kepada laki-laki (suami).

“Sejak kapan munculnya fenomena perempuan berkarir? Di mana? Kembali lagi, awal munculnya di Barat yang notabene bukan Islam dan guiden-nya bukan al-Quran. Padahal, Allah dalam ayat-ayatnya menempatkan peran suami sebagai sumber atau pencari nafkah,” jelas Irena.

Namun, menurut Irena, bukan berarti Islam me- larang perempuan untuk bekerja/berkarir. Sepa- jang ia tidak meninggalkan anak-anaknya di rumah dan diasuh oleh orang lain, boleh-boleh saja ia me- ngembangkan potensinya dalam berkarir. “Toh, di zaman sekarang ini, sangat memungkin kaum pe- rempuan/ibu untuk berkarir tanpa meninggalkan anak-anaknya di rumah,” ujar Irena.

“Intinya, setiap saat kita dihadapkan pilihan dengan konsekuensinya masing-masing. Orang ti- dak bekerja juga sulit, apalagi orang yang bekerja.

Kesulitan itu adalah suatu hikmah tersendiri. Su- atu tantangan bagi kita. Ka-

lau kita mau hidup lebih baik di mata Allah, ya terimalah aturan- nya,” pungkas Irena mengakhiri perbin- cangan. (Suhendri Cahya Purnama)

(24)

cinta wakaf

lembaga yang diamanahkan untuk menghimpun dan mengelola dana wakaf dari masyarakat, pembebasan lahan dan perluasan masjid menjadi salah satu pro- gram wakaf yang dikelola secara profesional.

“Dibutuhkan anggaran sebesar 6 miliar rupiah un- tuk merealisasikannya. Anggaran sebesar itu akan di- gunakan untuk membebaskan tanah di sekitar masjid dan biaya pembangunan Masjid DT agar lebih luas. In- sya Allah proses pembangunannya akan dimulai pada awal tahun 2015,” ujar Agus Kurniawan, Wakil Direktur Wakaf DT ketika ditemui pada akhir Oktober lalu.

“Untuk itu, kami membuka kesempatan kepada masyarakat luas supaya bisa turut serta berperan. Ber- buru keutamaan dalam mewakafkan hartanya bagi pembangunan masjid. Caranya dengan mewakafkan sebagian hartanya senilai 5 juta rupiah per meter, atau 500 ribu rupiah per bulan secara rutin, misalnya sela- ma setahun atau dua tahun,” lanjut Agus.

“Harta yang hendak diwakafkan dapat disalurkan melalui transfer ke BNI 2251 2118 an. Yayasan Daarut Tauhiid. Bisa juga minta dijemput oleh tim kami dengan menghubungi nomer 085 200 123 123 atau 022 200 6655. Namun, jika punya waktu luang, kita bisa saling bersilaturahim di kantor Wakaf DT, Gedung Yayasan lan- tai 2, Gegerkalong Girang no. 67,“ kata Agus mengakhiri perbincangan. (Suhendri Cahya Purnama)

G

eliat dakwah begitu terasa di masjid ini. Setiap harinya, salat berjamaah lima waktu selalu dipenuhi oleh para jamaah. Setelah selesai salat, seba- gian jamaah tidak lantas meninggalkan masjid.

Ada yang melanjutkan dengan mengikuti kajian keislaman, atau sekadar bertilawah (membaca mushaf quran). Kondisi serupa juga kerap terlihat ketika diadakan pengajian dari Aa Gym (acara al-Hikam & Ma’rifatullah). Bahkan seringkali ada sebagian jamaah yang harus rela berada di area sekitar masjid karena kehabisan tempat.

Padahal, sejak tahun 2012, masjid yang ter- letak di Jalan Gegerkalong Girang ini direnovasi.

Bukan hanya arsitektur masjid yang semakin “di- percantik”, renovasi masjid juga meliputi perluas- an area untuk beribadah. Diharapkan dengan renovasi tersebut, para jamaah dapat beribadah tanpa harus berdesak-desakan atau semakin le- bih leluasa beraktivitas.

Namun ternyata, kondisi itu tidak berlang- sung lama. Sejak awal 2014, kebutuhan untuk memperluas area masjid semakin terasa. Untuk itulah, Lembaga Wakaf DT berupaya menghim- pun dana wakaf untuk membebaskan lahan dan pembangunan masjid seluas 350 m2. Sebagai

Berburu Keutamaan dengan Berwakaf Masjid DT

Sejak dibangun tahun 1993, Masjid Daarut Tauhiid (DT) berkembang pesat, terutama dalam hal meng- ajak umat Islam untuk beribadah memakmurkannya. Seiring dengan pesatnya kegiatan dakwah dari KH.

Abdullah Gymnastiar (Aa Gym), masjid DT pun berkembang tak hanya sebagai salah satu pusat ibadah umat Islam di Bandung, tapi juga menjadi pusat majelis ilmu/pengkajian wawasan keislaman.

24 EDISI NO148, DESEMBER 2014

(25)

konsultasiislam

Bolehkah mencintai lelaki yang ternyata su- dah mengkhitbah perempuan lain ? Ataukah ha- rus melupakannya?

+628123055xxx Sekadar mencintai tidak dilarang. Tetapi ka- lau sampai ada komitmen untuk menikah, berarti mendekati kemudharatan dan mengundang per- musuhan. Sebaiknya rasa cinta itu untuk sementara disalurkan dalam bentuk doa saja. Tidak boleh kita berbuat sesuatu yang orang lain tersinggung atau tersakiti. Jodoh itu ditentukan oleh Allah SWT. Kita tinggal ikhtiar yang sesuai dengan ajaran agama dan berdoa. Berusaha melupakannya merupakan langkah yang aman.

Apakah dosa bila isteri tidak memberikan nafkah batin kepada suaminya?

+628566642xxx Istri tidak memberi nafkah batin, padahal suami memerlukannya adalah dosa. Dan menurut hadis, pe- rempuan tersebut dikutuk oleh malaikat. Tetapi kalau suaminya ridha karena berbagai alasan, serta ia tidak akan memenuhi hajat seksualnya kepada perempu- an lain yang bukan istrinya, hukumnya tidak apa-apa asalkan tidak mengakibatkan kemudharatan kepada yang bersangkutan atau kepada sang istri.

Pak kiai, apa itu arti dari tawasul? Mohon penjelasannya.

+628132442xxx Tawasul adalah perantara atau berdoa dengan memakai perantara. Tawasul tidak boleh kalau ber- tawasul kepada orang yang sudah wafat. Tapi tawa- sul menjadi baik kalau:

a. Tawasul dengan memanggil Allah dengan sifat- sifatnya yang baik.

b.  Tawasul dengan amal kebajikan seperti salat, saum, infak, umrah, dan lain-lain.

c.  Tawasul dengan meminta didoakan kepada orang-orang saleh yang masih hidup.

Bagaimana caranya agar tidak mengulang kesalahan dengan meminjam uang ke ‘bank keliling’? Di satu sisi butuh uangnya, di sisi lain tahu meminjam uang kepada lintah darat itu ti- dak boleh. Mohon solusinya.

+628570204xxx Meminjam uang kepada rentenir, baik pribadi maupun lembaga tidak boleh. Kecuali dalam ke- adaan terpaksa karena tidak ada jalan lain dan ke- perluan dana tidak bisa ditangguhkan.

Solusinya cari pinjaman dalam bentuk modlo- robah (bagi hasil) di bank syariah, koperasi syariah atau baitul maal. Jika kepada pribadi atau individu, jangan ada ketentuan membayar bunga yang di- tentukan. Jika pada saat membayar Anda memberi infak suka rela sebagai tanda terima kasih, itu tidak apa-apa.

Prof. Dr. KH. Miftah Faridl Dewan Syariah DPU Daarut Tauhiid dan ketua MUI Kota Bandung

SMS/WA: 0856 24000 445, PIN BB: 7E 854 357.

Oleh:

Tawasul

yang Boleh dan Tidak

an

xx mi pe- au ak pu- pa da

on

xx an er- wa- at- at, da

infak suka rela sebagai tanda terima kasih, itu tidak apa-apa.

Referensi

Dokumen terkait

Seperti yang terlihat pada Gambar 1A, hasil KLT dari ekstrak metanol, fraksi larut etilasetat dan fraksi tidak larut etil asetat dengan penampak bercak lampu UV

Bahan uji diperoleh dengan fraksinasi ekstrak fraksi etanol daun sungkai, selanjutnya formulasikan ke dalam basis gel antiseptic, diuji aktivitasnya terhadap

Hasil uji aktivitas antimikroba dari kedua jenis ekstrak yang diuji, fraksi ekstrak metanol larut n-heksan menunjukkan aktivitas yang lebih baik dibandingkan dengan

Hipotesis ketiga (H3) yang menyatakan peningkatan kepercayaan pembuat keputusan terhadap biaya pengembangan sistem akan mempunyai hubungan negatif dengan kemauan mereka

Penulis menggambarkan beberapa kesimpulan yang menunjukkan jumlah persentase fungsi hedges yang ditemukan di discussion section di Asian EFL jurnal terbitan bulan september

Proses produksi adalah metode atau teknik untuk membuat suatu barang atau jasa bertambah nilainya dengan menggunakan sumber tenaga kerja, mesin, bahan baku, bahan tambahan dan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kebutuhan luas area gudang produk jadi dan merancang tata letak usulan gudang produk jadi, yang dapat mempermudah proses

perkembangan teknologi saat ini sehingga pembelajaran dengan media moodle seperti ini bisa digunakan untuk membantu guru dan siswa jika pertemuan di dalam kelas