• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Gambaran Umum Perusahaan

Sesuai dengan kebutuhan kehidupan manusia sehari-hari, tempat tidur merupakan salah satu kebutuhan primer. Karena semakin berkembangnya zaman dan teknologi, maka kebutuhan primer ini semakin berkembang dalam produknya. Sehingga yang biasanya kita menggunakan tempat tidur dari bahan tilam kapuk dengan rangka tempat tidur dari kayu, kini hal tersebut sudah mulai ditinggalkan oleh kebanyakan masyarakat, dan masyarakat mulai memakai produk yang beda yang kita kenal dengan nama spring bed. Jenis-jenis dari produk ini beragam dan mempunyai kelasnya masing-masing sesuai dengan kualitas, dan mutu produk tersebut.

Adapun sejarah berdirinya pabrik PT. Bintang Toba Lestari ini berawal dari usaha keluarga. PT. Bintang Toba Lestari dibangun dengan modal keluarga yaitu pada tanggal 5 Mei 1996 yang berlokasi di Jl. Pulau Button No. 98/99 Medan.

Seiring dengan bertambahnya kebutuhan pangsa pasar, ide-ide yang muncul dan keinginan untuk lebih mengembangkan usaha ini PT. Bintang Toba Lestari. Didorong semakin berkembangnya pangsa pasar usaha ini, perusahaan mengembangkan beberapa jenis macam produk ke dalam rangkaian produksi

spring bed ini. PT. Bintang Toba Lestari merupakan produsen spring bed yang

(2)

2.1.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

Ruang lingkup usaha PT. Bintang Toba Lestari sudah meluas sampai keluas kota Medan seiring semakin digemari oleh masyarakat (konsumen). PT. Bintang Toba Lestari memproduksi 2 (dua) jenis produk yaitu spring bed dan

busa. PT. Bintang Toba Lestari ini sudah dipasarkan ke seluruh Sumatera. Lokasi kantor pemasaran produk spring bed dan lokasi sama. PT. Bintang Toba Lestari memproduksi produk-produk spring bed dan busa.

Selain produksi-produksi diatas, PT. Bintang Toba Lestari juga menyediakan dan melayani pesanan tersendiri bagi para konsumen. Apabila konsumen ingin membeli satu buah spring bed atau membeli banyak (misalnya grosir) harganya tetap sama. Tidak ada perbedaan harga untuk konsumen yang ingin menjual lagi atau konsumen yang langsung menggunakan

spring bed tersebut, hanya saja bagi konsumen yang yang membeli banyak

(misalnya grosir) mendapatkan bonus dari pihak industri. Strategi promosi yang dilakukan oleh PT. Bintang Toba Lestari ini adalah mempromosikan lewat pemasangan iklan di koran.

2.1.3. Lokasi Perusahaan

Lokasi dan layout pabrik termasuk hal yang penting yang dapat

mempengaruhi usaha dan tujuan perusahaan. Penentuan lokasi dan layout pabrik yang tepat akan dapat mereduksi biaya distribusi bahan baku maupun produk jadi, sehingga efisiensi dan aktivitas perusahaan dapat tercapai dengan baik. Pabrik perakitan spring bed PT. Bintang Toba Lestari terletak di Jl. Pulau Button

(3)

No. 98/99 Medan Belawan dan dibangun diatas areal tanah seluas 6.200 m2. Dalam areal ini terdapat bangunan seperti head office, pabrik, toilet dan pos satpam.

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dari lokasi suatu pabrik adalah sebagai berikut :

− Berada dekat dengan pemukiman tenaga kerja. − Dekat dengan pasar yang ditinjau.

− Fasilitas dan sarana transportasi yang memadai.

2.1.4. Struktur Organisasi Perusahaan

Perusahaan yang terdiri dari berbagai dari aktivitas yang berbeda-beda yang saling terkait harus dikoordinasikan sedemikian rupa sehingga dapat mencapai sasaran dan tujuan perusahaaan dengan efisien. Adanya berbagai aktivitas ini maka perlu dilakukan pengorganisasian sebagai salah satu fungsi dari manajemen.

Dalam sistem pengorganisasian pada unit yang berbeda-beda diperlukan struktur organisasi yang dapat mempersatukan seluruh sumber daya dengan cara yang teratur. Dengan struktur organisasi tersebut diharapkan setiap personil yang berada didalam organisasi dapat diarahkan sehingga mendorong mereka melaksanakan aktivitas masing-masing dengan baik dan mendorong tercapainya sasaran perusahaan.

PT. Bintang Toba Lestari menggunakan struktur organisasi berbentuk garis dengan seorang manager sebagai pelaksana operasional program kerja

(4)

perusahaan. Bentuk ini ditunjukan dengan adanya spesialisasi tugas pada setiap unit organisasi sehingga pelimpahan wewenang dari pimpinan dalam bidang pekerjaan tertentu dapat langsung dilimpahkan kepada unit organisasi yang menangani pekerjaan tersebut.

Struktur organisasi dan manajemen adalah alat untuk mempermudah pelaksanaan tugas, pendelegasian wewenang dan tanggung jawab dari atasan ke bawahan, juga berfungsi sebagai pengawasan item terhadap hasil kerja bawahan. Tanpa adanya struktur organisasi yang jelas dan baik, maka tidak akan tercipta suatu kesatuan pelaksanaan tugas yang efisien dan efektif. Semakin jelas dan baik struktur organisasi perusahaan, maka sistem operasional akan dapat terlaksana secara terintegrasi.

Untuk membagi tugas dan tanggung jawab terhadap kegiatan-kegiatan didalam perusahaan, PT. Bintang Toba Lestari membentuk suatu struktur organisasi perusahaan. Sturktur organisasi perusahaan pada PT. Bintang Toba Lestari adalah berbentuk struktur organisasi garis, disini wewenang diturunkan mulai dari manajemen puncak yaitu manager menuju kepala-kepala bagian (Head

Section). Sedangkan pertanggung jawaban dimulai dari manajemen tingkat rendah

yaitu kepala bagian (Head Section) menuju pimpinan tertinggi perusahaan yaitu

manager. Struktur organisasi juga ditentukan dan dipengaruhi oleh badan usaha,

jenis usaha, besarnya usaha, dan sistem produksi perusahaan tersebut. Ada beberapa sturktur organisasi yang umum yaitu :

(5)

1. Organisasi Garis (Line Organizations)

Organisasi garis adalah suatu bentuk struktur organisasi dimana kekuasaan dan tanggung jawab diturnkan secara garis dari tingkat pimpinan

atas kepada tingkat bawahannya. Dalam bentuk organisasi seperti ini, tidak seorang bawahan pun yang mempunyai atasan lebih dari satu orang, jadi kesimpang siuran perintah yang diterima oleh bawahan sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi. Pada struktur organisasi garis, prinsip

Unity of Command atau kesatuan dalam komando akan terpelihara dengan

baik. Atasan hanya memerintah bawahan tertentu dan bawahan akan memberikan laporan kepada atasan yang memberi perintah.

Kebaikan dari struktur organisasi ini adalah :

− Organisasi ini sederhana sehingga sesuai dipakai untuk perusahaan kecil.

− Adanya Unity of Command (kekuasaan komando).

− Setiap pengambilan keputusan dapat dilaksanakan dengan cepat sebab jumlah orang yang diajak berkonsultasi masih sedikit.

Kekurangan dari struktur organisasi ini adalah :

− Seluruh organisasi tergantung pada satu orang, sehingga kalau orang itu tidak mampu, seluruh organisasi akan terancam hancur.

− Adanya kecenderungan seorang pemimpin bertindak otoriter. − Kesempatan karyawan untuk berkembang menjadi terbatas.

(6)

2. Organisasi Fungsional

Dalam struktur organisasi ini, setiap petugas memiliki fungsi yang telah ditentukan oleh pemimpin perusahaan. Jadi tugas dan tanggung jawab dalam organisasi ini dinagi menurut fungsi masing-masing. Pimpinan tiap bidang berhak memerintah kepada senua pelaksana yang menyangkut bidang kerjanya. Petugas-petugas yang setingkat mempunyai wewenang dan tanggung jawab yang sama.

Kebaikan dari struktur organisasi adalah :

− Terdapat spesialisasi pekerjaan, sehingga menjamin keahlian setiap pejabat pada bagian masing-masing.

− Daya kreasi bawahan dapat lebih berkembang karena bawahan tersebut memiliki wewenang tertentu untuk mengambil keputusan yang berhubungan dengan pekerjaan menurut fungsi masing - masing.

− Kekuasaan seorang atasan tidak terlalu mutlak, seperti halnya pada organisasi garis.

− Adanya peraturan - peraturan kerja yang lebih baik. Kekurangan dari struktur organisasi ini adalah :

− Koordinasi sulit diterapkan karena bawahan memiliki beberapa atasan.

− Proses pengambilan keputusan sering kali terlambat karena ditentukan oleh top manajemen.

(7)

− Dituntut adanya karyawan yang benar-benar terampil dan menguasai bidangnya, yang kadang-kadang sulit untuk diperoleh.

3. Organisasi Garis dan Staff

Organisasi garis dan staff paling banyak diterapkan karena dianggap paling dapat memenuhi kebutuhan terutama perusahaan-perusahaan besar. Hal ini disebabkan karena penggabungan dari kebaikan organisasi garis dan fungsional, dimana terdapat fungsi Unity of Command dan spesialisasi bidang pekerjaan.

Dengan adanya seorang pemimpin yang bertanggung jawab atas suatu aktiva dimana para bawahannya memberikan pertanggung jawaban kepadanya, maka tercapailah prinsip Unity of Command, selanjutnya spesialisasi tidak diabaikan, dengan adanya spesialisasi yang terdiri dari beberapa ahli di bidangnya masing-masing.

Dalam pelaksanaan sehari-hari, prinsip-prinsip organisasi seperti pembagian tugas, pendelegasian wewenang, tingkat-tingkat pengawasan, kesatuan perintah, dan koordinasi dapat berjalan dengan baik dan luwes. Tidak sampai terjadi tumpang tindih pekerjaan. Struktur organisasi PT. Bintang Toba Lestari dapat dilihat pada Gambar 2.1.

(8)

2.1.5. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Manajemen suatu organisasi dibutuhkan orang-orang yang memegang jabatan tertentu dalam organisasi, dimana masing-masing melaksanakan tugas. Wewenang dan tanggung jawab untuk masing-masing bagian sesuai dengan struktur organisasi perusahaan, yaitu :

1. Factory Manager

Factory Manager adalah merupakan pimpinan puncak dari PT. Bintang

Toba Lestari. Tugas dari Factory Manager adalah sebagai berikut :

− Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan tugas para kepala bagian. − Mengarahkan dan meneliti kegiatan perusahaan.

− Menyebarkan dan menerapkan kebijakan yang berhubungan dengan kegiatan produksi serta mengawasi pelaksanaannya.

2. Kepala Produksi

Bertanggung jawab langsung kepada Factory Manager dalam melaksanakan tugasnya. Kepala Produksi membawahi bagian produksi.

Tugas dari Kepala. Produksi adalah sebagai berikut :

− Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan dalam bagian produksi. − Merencanakan dan mengatur produksi perusahaan agar sesuai dengan

spesifikasi dan standard mutu yang telah di tentukan.

− Membuat laporan produksi secara periodik mengenai pemakaian bahan dan jumlah produksi.

− Merencanakan dan meneliti metoda kerja dalam usaha meningkatkan produktivitas kerja.

(9)

− Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi untuk mengetahui kekurangan dan penyimpangan, sehingga dapat dilakukan perbaikan. 3. Kepala Accounting

Kepala Accounting bertanggung jawab langsung kepada Factory Manager. Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Accounting membawahi staff accounting dan kasir.

Tugas dari Kepala Accounting adalah sebagai berikut :

− Merencanakan dan mengawasi perencanaan dan kegiatan akuntansi dari keuangan perusahaan.

− Membantu Factory Manager dalam melaksanakan anggaran perusahaan.

− Memastikan bahwa transaksi keuangan dilakukan dengan benar.

− Memeriksa dan menganalisa data dan laporan aliran dana dan biaya perusahaan.

− Bertanggung jawab atas dana diokumen-dokumen penting yang disimpan dalam perusahaan.

4. Kepala Personalia

Kepala Personalia bertanggung jawab langsung kepada Factory Manager. Adapun tugas dari Kepala. Personalia adalah sebagai berikut :

− Merencanakan dan menerapkan sistem penerimaan pegawai yang dibutuhkan oleh perusahaan.

(10)

− Mengadakan penelitian kepegawaian seperti masalah pengembangan organisasi perusahaan, evaluasi kerja, gaji dan upah karyawan.

− Menetapkan kebijakan-kebijakan dan prosedur mengenai persediaan dan pemanfaatan fasilitas seperti komunikasi, perumahan dan transportasi perusahaan.

5. Kepala Gudang Barang Jadi

Kepala gudang barang jadi bertanggung jawab penuh kepada manager pembelian. Adapun tugas dari Kepala. Gudang Barang Jadi adalah sebagai berikut :

− Mengawasi gudang bahan produksi.

− Dapat mengetahui jumlah bahan produksi yang dipergunakan perhari, perbulan, dan pertahun untuk semua bahan produksi.

6. Kepala Marketing

Kepala Marketing bertanggung jawab kepada Factory Manager. Adapun tugas dari Kepala Marketing adalah sebagai berikut :

− Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi kegiatan dibidang pemasaran.

− Merencanakan kegiatan penelitian pasar guna mendapatkan data tentang tingkat kebutuhan konsumen dan tingkat persaingan, sehingga dapat ditentukan rencana volume penjualan kepada target market. − Menentukan kebijaksanaan serta strategi pemasaran perusahaan yang

mencakup jenis produk yang akan dipasarkan, harga, pendistribusian dan promosi.

(11)

− Menentukan rencana anggaran biaya pemasaran.

− Mengkoordinir tenaga ahli yang memberikan pelayanan teknis kepada masyarakat.

7. Foreman Rangka Dipan.

Tugasnya adalah sebagai berikut :

− Mempersiapkan rangka yang sudah dikeringkan untuk dipersiapkan ke proses produksi dan diberi

− Membuat lubang memasang drat baut sakura. − Membuat sandaran spring bed.

− Memasang Per yang telah dijadikan satu diatas rangka spring bed kemudian diikat /ditembak dengan staples CL 73.

− Memasang Cutter Sheet diatas Per kemudian meletakan busa diatas

Cutter Sheet.

8. Foreman Matras.

Tugasnya adalah sebagai berikut :

− Menyarungi rangka yang sudah diolah didevisi rangka dengan kain

spring bed kemudian dijahit.

9. Foreman Rakit Per.

Tugasnya adalah sebagai berikut :

− Membuat Per ulir dari besi baja lurus.

(12)

10. Foreman Jahit.

Tugasnya adalah sebagai berikut :

− Memotong kain yang telah diproses dimesin gunting sesuai dengan jenis dan ukuran spring bed.

− Menjahit kain yang telah dipotong menjadi sarung spring bed. 11. Foreman Quilting.

Tugasnya adalah sebagai berikut :

− Menjahit kain dengan memberi lapisan busa PP nonwaven pada kain sesuai dengan motif /corak bunga pada spring bed.

12. Foreman Cutting.

Tugasnya adalah sebagai berikut :

− Memotong busa sesuai dengan ukuran spring bed yang akan diproduksi.

13. Foreman Foaming

Tugasnya adalah sebagai berikut :

− Membalutkan busa pada spring bed yang akan diproduksi sesuai dengan ukurannya.

14. Foreman Gudang Bahan Baku. Tugasnya adalah sebagai berikut :

− Mempersiapkan bahan baku spring bed yang akan diproduksi. 15. Staff Pajak.

Tugasnya adalah sebagai berikut : − Membuat laporan pajak.

(13)

− Melaporkan segala pajak yang terjadi diperusahaan kepada pajak pemerintah.

− Membayar segala pajak yang terjadi diperusahaan kepada pajak pemerintah.

16. Staff Administrasi Gudang Barang jadi. Tugasnya adalah sebagai berikut :

− Mencatat barang jadi yang masuk melalui kontainer atau dari luar/pusat ke stok.

− Mencatat hasil produksi yang sudah menjadi barang jadi ke stok. − Mencatat pengeluaran barang ke dalam stok.

17. Staff Central Stock.

Tugasnya adalah sebagai berikut :

− Mencatat semua barang masuk dan keluar didevisi gudang barang jadi.

− Mencatat semua bahan baku yang masuk dan keluar didevisi gudang bahan baku.

18. Penagihan

Tugasnya adalah sebagai berikut :

− Membuat daftar tagihan (umur piutang). − Menagih piutang yang telah jatuh tempo.

(14)

19. Kasir.

Tugasnya adalah sebagai berikut :

− Mencatat penerimaan dan pengeluaran kas. − Membayar transaksi pengeluaran kas. − Membuat laporan kas masuk dan keluar. 20. Human Resource

Bertanggung jawab kepada Kepala Personalia. Adapun tugas dari Human

Resource adalah sebagai berikut :

− Menangani masalah-masalah yang behubungan dengan perburuhan.

− Mengkoordinir kegiatan surat menyurat baik keluar maupun ke dalam perusahaan.

21. Purchasing

Staff ini bertanggung jawab penuh kepada Kepala Personalia. Adapun

tugas dari Purchasing adalah sebagai berikut :

− Melakukan pemilihan dan evaluasi atas supplier.

− Melaporkan setiap kegiatan pembelian kepada Kepala Personalia. − Mengeluarkan Purchasing Order (PO).

− Pembinaan sumber daya manusia dijajarannya. 22. Foreman Delivery

Tugasnya adalah sebagai berikut :

− Mengatur schedule pengiriman ke konsumen.

(15)

23. Foreman Kasur busa Dan Spring Bed. Tugasnya adalah sebagai berikut :

− Mencatat dan menerima barang yang telah diproduksi baik itu berupa kasur busa dan spring bed.

− Mengeluarkan barang yang telah diproduksi ke bagian delivery kemudian dicatat dalam pengeluaran barang.

24. Foreman Panel, Umum dan Office. Tugasnya adalah sebagai berikut :

− Mencatat dan menerima barang masuk melalui kontainer.

− Mengeluarkan barang (panel, umum dan office) untuk dikirim ke konsumen melalui bagian delivery lalu mencatat pengeluarannya. 25. Sales

Tugasnya adalah sebagai berikut : − Menjual produk.

− Membuat nota pesanan. 26. Sales Counter

Tugasnya adalah sebagai berikut :

− Menerima dan mencatat pengeluaran Via telepon. − Membuat surat jalan barang ke konsumen.

2.1.6. Jumlah Tenaga Kerja dan jam kerja

Tenaga kerja pada PT. Bintang Toba Lestari adalah tenaga kerja tetap yang terdiri dari tenaga kerja langsung dan tenaga kerja yang tidak langsung.

(16)

Tenaga kerja langsung adalah pekerja pada bagian produksi/pengolahan di pabrik, sedangkan tenaga kerja langsung adalah pekerja yang kerjanya tidak berhubungan langsung dengan proses produksi.

Jumlah tenaga kerja yang mencakup pada perusahaan PT. Bintang Toba Lestari adalah sebanyak 71 orang, dengan perincian seperti yang terdapat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Jumlah tenaga kerja

No. Jabatan Jumlah

(Orang)

1 Factory Manager 1

2 Kepala Produksi 1

3 Kepala Accounting 1

4 Kepala Personalia 1

5 Kepala Gudang Bahan Jadi 1

6 Kepala Marketing 1

7 Foreman Rangka/ Dipan 3

8 Foreman Matras 3

9 Foreman Rakti Per 3

10 Foreman potong Jahit 3

11 Foreman Quilting 3

12 Foreman Cutting 3

13 Foreman Foaming 3

14 Foreman Gudang Bahan Jadi 3

15 Staff Pajak 2

16 Staff Admin Gudang Barang Jadi 2

17 Staff Central Stock 2

18 Staff Penagihan 4

19 Staff Kasir 2

20 HRD 5

21 Purchasing 2

22 Foreman Delivery 3

23 Foreman Kasur Busa 5

24 Foreman Panel, Umum dan Office 6

25 Sales 5

26 Sales Counter 3

TOTAL 71

(17)

Ketentuan jam kerja di PT. Bintang Toba Lestari hanya mempunyai satu shift dimana waktu kerja pegawai kantoran sama dengan waktu kerja karyawan bagian proses produksi. Pengaturan jam kerja di PT. Bintang Toba Lestari sebagai berikut :

Karyawan bagian kantor dan karyawan bagian produksi. 1. Untuk hari Senin - Kamis.

Pukul 08.00 – 12.00 Wib Kerja aktif. Pukul 12.00 – 13.00 Wib Istirahat. Pukul 13.00 – 16.00 Wib Kerja aktif. 2. Untuk hari Jumat.

Pukul 08.00 – 12.00 Wib Kerja aktif. Pukul 12.00 – 14.00 Wib Istirahat. Pukul 14.00 – 16.00 Wib Kerja aktif. 3. Untuk hari Sabtu.

Pukul 08.00 – 13.00 Wib Kerja aktif.

Hari minggu dan hari besar lainnya merupakan hari libur. Namun pada hari libur terkadang pabrik juga beroperasi untuk tujan tertentu. Pelaksanaan kerja pada hari libur dan diluar ketentuan diatas dikategorikan kedalam jam kerja lembur. Kerja lembur dilakukan bila order dari konsumen cukup besar dan harus di kirim dalam jangka waktu yang relatif singkat.

(18)

2.1.7. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya

Kesejahteraan merupakan salah satu faktor dalam usaha untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Untuk mencapai hal itu pemenuhan kebutuhan hidup merupakan sarana yang paling terpenting. Pemberian upah yang memadai adalah upah yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan. Karena setiap pekerja pada PT. Bintang Toba Lestari adalah merupakn karyawan tetap, maka setiap karyawan menerima gaji pada setiap bulannya yang

dihitung dari awal bulan sampai dengan akhir bulan. Gaji pekerja pada PT. Bintang Toba Lestari berdasarkan pada ketentuan UMR (Upah Minimum

Regional), pada karyawan buruh produksi.

Selain upah resmi diatas, perusahaan juga memberikan upah lainnya yaitu berupa :

1. Upah lembur.

Yaitu upah yang diberikan apabila karyawan melebihi jam kerja yang telah ditetapkan yang pembayarannya bersamaan dengan pembayaran gaji pada tiap bulannya.

2. Tunjangan jabatan.

Yaitu sebagai pelengkap gaji pokok, mengingat adanya pekerjaan-pekerjaan yang memegang peranan dan tanggung jawab serta

tuntunan khusus. Tunjangan jabatan ini bisa diberikan untuk tingkat jabatan manajerial.

(19)

3. Tunjangan hari raya (THR)

Yaitu tunjangan yang diberikan kepada karyawan yang telah bekerja lebih dari 3 bulan, dengan besar tunjangan sebagai berikut :

− Karyawan dengan masa kerja 3-6 bulan memperoleh tunjangan sebesar ¼ kali gaji pokok sebulan.

− Karyawan dengan masa kerja 6-9 bulan memperoleh tunjangan ½ kali gaji pokok sebulan.

− Karyawan dengan masa kerja 9-12 bulan memperoleh tunjangan sebesar ¾ kali gaji pokok sebulan.

− Karyawan dengan masa kerja 1-3 tahun memperoleh tunjangan sebesar 1 kali gaji pokok sebulan.

− Karyawan dengan masa kerja 3-5 tahun memperoleh tunjangan sebesar 1,5 kali gaji pokok sebulan.

− Karyawan dengan masa kerja 5 tahun memperoleh tunjangan sebesar 2 kali gaji pokok sebulan.

4. Cuti.

Untuk menghilangkan rasa jenuh dan bosan selama bekerja, perusahaan memberikan cuti bagi karyawan. Lama cuti yang diberikan perusahaan adalah 12 hari kerja setiap tahunnya dengan rincian 6 hari cuti massal dan 6 hari cuti individual. Cuti massal adalah dimana pabrik dan kantor ditutup dan seluruh karyawan diliburkan, kecuali satuan pengamanan tidak diliburkan tetapi diberi imbalan sebagai pengganti cuti. Sedangkan cuti

(20)

individual adalah cuti yang diberlakukan kepada masing - masing karyawan.

2.2. Proses Produksi 2.2.1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk, ikut dalam proses produksi dan memiliki persentase yang besar dibandingkan bahan-bahan lainnya. Jadi, bahan baku ini dapat disebut sebagai bahan utama. Adapun bahan baku yang digunakan adalah sebagai berikut :

− Busa, yaitu merupakan bahan baku utama dalam proses produksi perakitan

spring bed, busa digunakan sebagai alas spring coil. Adapun bahan dasar

dalam pembentukan busa ini merupakan dari bahan-bahan kimia. Dimana bahan-bahan dasar kimia tersebut diperoleh dari dalam dan luar negeri. Sehingga persentase dari standard mutu yang ditetapkan dapat dipenuhi dengan baik.

− Per, juga merupakan salah satu dasar dari bahan baku. Sebelum Per ini dibentuk, Per ini awalnya merupakan berupa gulungan kawat. Bahan baku ini didapat dari dalam negeri berupa gulungan kawat, dimana gulungan kawat ini diolah kembali menjadi spring coil (kawat Per).

2.2.2. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi dan ditambahkan kedalam proses pembuatan produk dalam rangka meningkatkan

(21)

mutu produk yang mana komponennya merupakan bagian dari produk akhir. Bahan tambahan yang digunakan adalah sebagai berikut :

− Kain, yaitu bahan yang digunakan untuk dijahit dengan busa yang menjadi kain busa, dimana kain busa ini pada proses berikutnya akan dipasang pada rangka kawat Per.

− Cotton Sheet, bahan ini dipasang pada tiap sudut-sudut kawat Per, agar kain busa tidak mudah robek karena bertimpa langsung dengan rangka Per. − Stapless, berfungsi untuk meletakkan klem pada matras dan melekatkan

triplek pada busa dan kain quilting untuk sandaran.

− Kain Divan, bahan ini berfungsi sebagai rangka bawah tempat tidur spring

bed. Yang awalnya bahan ini merupakan kayu yang kemudian dibentuk

menjadi ukuran rangka spring bed.

− Benang, bahan ini juga berguna bagi proses produksi. Dimana benang berfungsi sebagai bahan dasar untuk menjahit cotton cheep dengan kain. − Tripleks, digunakan sebagai salah satu bahan tambahan yang berfungsi

sebagai kepala/ sandaran spring bed. Dimana sebelum sandaran tersebut dipasang pada spring bed, awalnya dibentuk dulu berdasarkan ukuran sandaran spring bed yang ditentukan.

− Kawat, selain digunakan sebagai bahan baku dalam pembentukan Per, kawat juga digunakan sebagai pengikat Per yang satu dengan Per yang lainnya.

− Kaki spring bed, ini digunakan sebagai penopang produk, dan sebagai alas dari rangka bawah produk jadi.

(22)

2.2.3. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan-bahan yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu produk atau suatu bahan yang ditambahkan pada produk dimana bahan ini bagian dari produk akhir. Bahan penolong yang digunakan adalah :

− Label produksi, biasanya dapat kita lihat pada produk jadi. Label ini dapat dilihat pada produk spring bed itu sendiri yang di tempel pada cotton

cheep, dan pada matras bawah.

− Plastik, berfungsi untuk membungkus produk jadi agar tidak terkena noda. Besarnya kebutuhan masing-masing bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan dalam kondisi proses produksi yang berjalan normal disesuaikan dengan jenis dan banyaknya pesanan.

Produksi rata-rata yang dapat dikerjakan oleh PT. Bintang Toba Lestari sangat normal dengan jumlah hari kerja 26 hari/bulan. Dalam hal mutu/kualitas produk, perusahaan sangat mengutamakannya, seperti seluruh jenis bahan baku dan hasil produksi yang sangat dijaga ukuran serta takarannya, dimana setiap waktu petugas bagian quality control selalu mengadakan pemeriksaan pada produk.

2.3. Uraian Proses Produksi

Proses produksi adalah metode atau teknik untuk membuat suatu barang atau jasa bertambah nilainya dengan menggunakan sumber tenaga kerja, mesin, bahan baku, bahan tambahan dan dana yang ada.Sedangkan proses adalah suatu cara, metode dan teknik bagaimana mengubah sumber daya (material, tenaga

(23)

kerja, mesin, dana dan metode) yang ada untuk memperoleh hasil. Sedangkan untuk produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa. Dari definisi diatas maka dapat dibuat kesimpulan bahwa proses produksi adalah cara, metode, dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber daya material, tenaga kerja, mesin, dana, dan metode yang ada.

Jenis-jenis produksi sangat banyak, tergantung dari metode, dan cara yang digunakan untuk menghasilkan produk. Namun secara garis besar dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu :

1. Proses produksi yang terus menerus (Continue) 2. Proses produksi yang terputus-putus (Intermittent)

Dalam aktivitas produksinya sehari-hari PT. Bintang Toba Lestari menggunakan jenis proses produksi yang terputus-putus Intermittent. Hal ini dikarenakan kegiatan produksi dari perusahaan tersebut berlangsung untuk memenuhi permintaan atau pesanan disamping juga sebagai persediaan atau stock.

Untuk memperoleh produk dengan kualitas yang baik, diperlukan pedoman kerja dan tahapan yang harus dilaksanakan oleh semua operator. Secara umum proses pembuatan spring bed dapat diklarifikasikan sebagai berikut :

1. Busa dibuat terlebih dahulu didevisi Foaming kemudian busa yang telah dibuat dipotong sesuai dengan ukuran spring bed.

2. Kain diproses dengan menambahkan busa setebal 1 cm dan ditambah

(24)

3. Selanjutnya kain yang telah diproses dimesin quilting dipotong sesuai dengan ukuran spring bed, dan dijahit dibagian menjahit biasa menjadi sarung sprig bed.

4. Kawat baja yang masih harus dipress menjadi per ulir (bulat) kenudian dirangkai menjadi satu melalui ram per (rakit Per) dengan meletakan per 5. Proses berikutnya rangka dipersiapkan untuk disolari dan diberi oli.

6. Selanjutnya rangka diberi per yang telah dipress dimesin rakit Per diatasnya lalu ditembak dengan CL 73 agar menyatu dengan rangka.

7. Rangka yang sudah menyatu dengan per selanjutnya diberi Cotton Sheet diatas per Coil tersebut lalu diatas Cotton Sheet diberi busa setebal 3 cm. 8. Kemudian rangka tersebut disarungi kain yang telah dipersiapkan dan di

jahit pinggirnya dengan mesin jahit lis pinggir.

9. Spring bed yang telah disarungi dibungkus dengan plastik dan mika dan diberi plat sudut dan kartu garansi.

10. Spring bed yang telah siap diproses lalu ditransfer ke gudang barang jadi.

2.4. Mesin dan Peralatan

PT. Bintang Toba Lestari dalam melaksanakan kegiatan produksinya menggunakan teknologi, yaitu selain menggunakan tenaga mesin juga menggunakan tenaga manusia.

(25)

2.4.1. Mesin Produksi

Beberapa jenis mesin yang digunakan dalam proses produksi dimana prinsip kerja dari setiap mesin masing-masing berbeda dalam sistem kerja dan hasil dari mesin produksi yang digunakan. Adapun mesin dan peralatan yang

digunakan PT. Bintang Tiba Lestari dalam kegiatan produksi pengolahan

spring bed-nya adalah sebagai berikut :

1. Mesin Press Kawat Baja

Power = 4 Hp

Tegangan = 220 Volt Faktor Kerja = cos φ 0,81 Kuat Arus = 6 A Jumlah Mesin = 4 unit

Fungsi = Mencetak kawat menjadi Per.

Cara kerja = Gumpalan kawat dimasukkan kedalam mesin press agar menjadi per

Gambar 2.2. Mesin Press

2. Mesin Rakit Per

(26)

Faktor Kerja = cos φ 0,7 Kuat Arus = 7 A Jumlah Mesin = 4 Unit

Fungsi = Merakit kawat Per 3. Mesin Jahit Biasa

Power = 3 Hp

Tegangan = 220 Volt Faktor Kerja = cos φ 0,69 Kuat Arus = 6 A Jumlah Mesin = 10 Unit

Fungsi = Menjahit kain penutup matras 4. Mesin Jahit Quilting

Power = 6 Hp

Tegangan = 380 Volt Faktor Kerja = cos φ 0,61 Kuat Arus = 8 A Jumlah Mesin = 1 Unit

Fungsi = Menjahit kain untuk lapisan busa 5. Mesin Corner Machine

Power = 4 Hp

Tegangan = 380 Volt Faktor Kerja = cos φ 0,69 Kuat Arus = 6 A Jumlah Mesin = 4 Unit

Fungsi = Menjahit lis pinggir matras spring bed 6. Mesin Foaming

Power = 6 Hp

(27)

Faktor Kerja = cos φ 0,69 Kuat Arus = 7 A Jumlah Mesin = 1 Unit

Fungsi = Membuat busa balutan pada spring bed 7. Mesin Potong Busa

Power = 4 Hp

Tegangan = 380 Volt Faktor Kerja = cos φ 0,69 Kuat Arus = 5 A Jumlah Mesin = 3 Unit

Fungsi = Memotong busa balutan sesuai dengan spring

bed

2.4.2. Peralatan

Pada umunya di PT. Bintang Toba Lestari semua lintasan produksi menggunakan alat angkut manual agar dapat membantu kelancaran seluruh produksi. Disamping itu alat material handling yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Gun Ar Cl 73

Fungsi : Sebagai pengikat kawat Per dengan besi spring coil. 2. Gun Ar 22

Fungsi : Sebagai pengikat besi spring coil dengan kawat Per. 3. Martil

(28)

4. Gergaji kayu

Fungsi : Memotong kayu. 5. Gergaji tripleks

Fungsi : Memotong tripleks.

2.5. Utilitas

Untuk kelancaran kegiatan produksi, diperlukan unit pendukung seperti : 1. Genset

Fungsi : Pembantu power listrik atau pembangkit listrik bagi mesin dan peralatan jika arus listrik PLN terputus.

2. Forklift

Fungsi : Memindahkan bahan-bahan yang mempunyai volume besar dan berat seperti gulungan kawat dan bahan lainnya yang baru tiba atau yang akan dipindahkan dari truk ke gudang bahan baku.

2.6. Safety and Fire Protection

Pada umunya pabrik mempunyai risiko besar dalam kecelakaan kerja, seharusnya pihak perusahaan harus memperhatikan masalah keselamatan pekerjanya. Keselamatan kerja merupakan sarana utama untuk pencegahan kecelakaan kerja, cacat dan kematian yang diakibatkan oleh kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja yang terjadi dapat mengakibatkan hambatan-hambatan yang sekaligus juga merupakan kerugian yang secara tidak langsung dapat merusak

(29)

mesin-mesin dan peralatan kerja, dengan berhentinya proses produksi untuk sesaat maka hal tersebut dapat menyebabkan biaya produksi yang semakin tinggi.

Salah satu usaha yang dapata dilakukan oleh pihak perusahaan untuk memperkecil biaya produksi adalah menggunakan mesin-mesin yang dilengkapi dengan alat pelindung yang aman guna memperkecil kecelakaan kerja yang ditimbulkan dari mesin-mesin dan peralatan tersebut.

Masalah keselamatan kerja sudah harus diperhatikan pada saat perancangan awal pabrik didirikan. Walaupun pabrik sudah beroperasi, perencanaan tetap penting untuk mencapai standard keselamatan yang tinggi. Cara untuk mencegah terjadinya kecelakaan dengan menggunakan peralatan pelindung diri yang tergantung pada jenis pekerjaan di lapangan.

Mengingat kondisi pabrik PT. Bintang Toba Lestari tidak terlalu berisiko kecelakaaan kerjanya pada karyawan, maka sistem keselamatan dan kesejahteraan kerja pada karyawan tidak terlalu menjadi prioritas dalam perakitan spring bed di pabrik. Lain halnya pada divisi pembuatan busa, setiap karyawan harus memakai alat pelindung diri seperti masker. Karena dalam proses pembuatan busa ini, bahan utamanya adalah berupa bahan - bahan kimia.

Agar proses produksi dapat berjalan dengan baik maka pihak perusahaan harus mengutamakan pengamanan pada arus listrik. Maka saklar-saklar harus ditempatkan pada posisi yang mudah dijangkau dan tertutup. Sekring-sekring harus pada panel tertutup, kabel listrik harus terpasang baik agar tidak terjadi korslet.

(30)

II-26

pada tempat tempat tertentu untuk penanganan selanjutnya. Limbah padat yang terdapat pada PT. Bintang Toba Lestari berupa potongan-potongan busa dari bahan baku. Dimana sisa dari busa ini dikumpulkan dan disatukan kembali untuk dijual kepada penampung.

Gambar

Tabel 2.1. Jumlah tenaga kerja
Gambar 2.2. Mesin Press  2.  Mesin Rakit Per

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang akan penulis lakukan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan berbagai pihak yang teribat. Manfaat penelitian

Menurut Rawlins, R.P & Heacock, P.E (1988 : 423) isolasi sosial menarik diri merupakan usaha menghindar dari interaksi dan isolasi sosial menarik diri

everage variance extracted (AVE) di atas 0,50 yang dapat diartikan bahwa seluruh indikator relatif dari masing- masing variabel yaitu variabel penerapan good governance (PGG) ,

Bahwa atas perbuatan yang telah dilakukan terperiksa Brigadir A.K dimaksud, menunjukan bahwa terperiksa tidak dapat dan tidak berperilaku sebagai insan anggota

Kalaupun ada peluang membuat PP untuk kebutuhan tertentu di luar perencanaan yang dilakukkan pemerintah selama setahun, maka harus melibatkan putusan Mahkamah Agung. Karenanya,

Pacitan Lambang Kabupaten Pacitan Tanda pengenal m... Lambang Kabup>aten Pacitan

Sosialisasi terbuka kepada masyarakat sebagai bagian penting dari pelaksanaan sebuah kebijakan publik terutama program Branchless Banking, tidak dilakukan dengan baik oleh