• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2018"

Copied!
180
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI

TAHUN 2018

DINAS KESEHATAN

KABUPATEN BOYOLALI

JL. PANDANARAN 156 BOYOLALI

(2)
(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... v

DAFTAR GAMBAR... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ... 1

B. SISTEMATIKA PENYAJIAN ... 3

BAB II GAMBARAN UMUM A.

KEADAAN GEOGRAFIS ... 4

B.

KEADAAN ADMINISTRATIF... 5

C.

KEADAAN PENDUDUK 1. Kepadatan, Penyebaran dan Pertumbuhan Penduduk... 6

2. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin ... 8

3. Komposisi Penduduk Menurut Umur... 9

D.

KEADAAN EKONOMI... 10

E.

KEADAAN PENDIDIKAN... 10

F.

KEADAAN PERILAKU MASYARAKAT 1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ... 11

2. Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM)... 12

G. KEADAAN LINGKUNGAN……….. 14

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN

A. ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS) 1. Angka Kematian Ibu (AKI)... 16

2. Angka Kematian Bayi (AKB) ... 18

3. Angka Kematian Balita (AKABA) ... 21

B. ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS) 1. Penyakit Menular... 22

2. Penyakit Tidak Menular... 31

3. Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) ... 33

C. STATUS GIZI MASYARAKAT 1. Prosentase Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)……… 34

2. Prosentase Balita dengan Berat Badan di Bawah Garis Merah….... 35

(BGM/D) 3. Balita dengan Gizi Buruk……….. 35

BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN

A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR 1. Pelayanan Kesehatan Ibu... 38

2. Pelayanan Kesehatan Bayi ... 42

3. Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita... 44

4. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat ... 45

5. Pelayanan Imunisasi... 45

(4)

6. Pelayanan Kesehatan Gigi ... 48

7. Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut (Usila)... 50

8. Upaya Promosi Kesehatan………. 50

9. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)……….……. 52

B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DAN PENUNJANG 1. Komplikasi Kebidanan yang Ditangani... 53

2. Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani ... 54

3. Pelayanan Gawat Darurat... 55

C. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN 1. Kunjungan Rawat Jalan dan rawat Inap... 55

2. Kunjungan Kesehatan Jiwa ... 56

3. Indikator Pelayanan Rumah Sakit ... 57

4. Pelayanan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat ... 57

5. Ketersediaan Obat ... 58

D. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT 1. Pemberian ASI Eksklusif……….. 59

2. Pemberian Kapsul Vitamin A pada Bayi, Balita dan Ibu Nifas... 60

3. Pemantauan Pertumbuhan Balita... 62

E. UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT... 65

F. PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI DASAR ... 66

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

A. SARANA KESEHATAN 1. Puskemas ... 74

2. Rumah Sakit ... 74

B. TENAGA KESEHATAN 1. Jenis Tenaga Kesehatan ... 75

2. Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan ... 75

C. PEMBIAYAAN KESEHATAN ... 76

BAB VI PENUTUP

A. KESIMPULAN ... 77

B. SARAN ... 83

LAMPIRAN

(5)

DAFTAR LAMPIRAN

RESUME TABEL 1

TABEL 2 TABEL 3 TABEL 4 TABEL 5 TABEL 6 TABEL 7

TABEL 8 TABEL 9

TABEL 10 TABEL 11 TABEL 12 TABEL 13 TABEL 14 TABEL 15 TABEL 16 TABEL 17

TABEL 18 TABEL 19 TABEL 20 TABEL 21

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2018

LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN 2018JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR, RASIO JENIS KELAMIN PER KECAMATAN 2018

PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KEATAS YANG MELEK HURUF DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN 2018 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN ,KECAMATAN DAN PUSKESMAS 2018

JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN,KECAMATAN DAN PUSKESMAS 2018

JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR,KECAMATAN DAN PUSKESMAS 2018

KASUS BARU TB BTA+,SELURUH KASUS TB,KASUS TB PADA ANAK, DAN CASE NOTOFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN,KECAMATAN DAN PUSKESMAS 2018

JUMLAH KASUS DAN PENEMUAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN,KECAMATAN DAN PUSKESMAS 2018 ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN,KECAMATAN DAN PUSKESMAS 2018

PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS 2018

JUMLAH KASUS HIV, AIDS, DAN SYPHILIS MENURUT JENIS KELAMIN 2018 PROSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN 2018

KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS 2018

JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS 2018

KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS 2018

JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS 2018

PROSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS 2018

JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS 2018

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS 2018 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS-lanjutan JUMLAH KASUS DBD MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS 2018

(6)

TABEL 22 TABEL 23 TABEL 24 TABEL 25 TABEL 26 TABEL 27 TABEL 28 TABEL 29

TABEL 30 TABEL 31 TABEL 32 TABEL 33

TABEL 34 TABEL 35 TABEL 36 TABEL 37 TABEL 38 TABEL 39 TABEL 40 TABEL 41 TABEL 42 TABEL 43

TABEL 44

KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS 2018

PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS 2018

PENGUKURAN TEKANAN DARAH PENDUDUK >18 TAHUN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS 2018

PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS 2018

CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN KLINIS (CBE) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS 2018

PROSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS 2018

JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KLB 2018 CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS 2018

PROSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS 2018

PROSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS 2018

JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATAKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS 2018

JUMLAH DAN PROSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN,KECAMATAN DAN PUSKESMAS 2018

PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN DAN PUSKESMAS 2018

PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN DAN PUSKESMAS 2018

JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS 2018

BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS 2018

CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS 2018

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS 2018

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS 2018

CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS 2018

CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B <7 HARI DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN,KECAMATAN DAN PUSKESMAS 2018

CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB3/DPT-HB-Hib3, POLIO, CAMPAK DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS 2018

CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN BOYOLALI 2018

(7)

TABEL 45 TABEL 46 TABEL 47 TABEL 48 TABEL 49

TABEL 50 TABEL 51 TABEL 52 TABEL 53 TABEL 54 TABEL 55 TABEL 56 TABEL 57 TABEL 58 TABEL 59 TABEL 60 TABEL 61 TABEL 62 TABEL 63 TABEL 64 TABEL 65 TABEL 66 TABEL 67 TABEL 68 TABEL 69 TABEL 70 TABEL 71 TABEL 72

JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS 2018

CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS 2018

JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS 2018

CAKUPAN KASUS GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN 2018

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD &

SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS 2018PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS 2018

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS 2018

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS 2018

CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN MENURUT JENIS JAMINAN, DAN JENIS KELAMIN 2018

JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN 2018

ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT 2018 INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT 2018

PROSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS 2018

PROSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS 2018PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS 2018 PROSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN 2018

PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS 2018

DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT 2018PROSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS 2018

TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) MENURUT STATUS HYGIENE SANITASI 2018

TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK 2018 PROSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN 2018

JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN 2018

PROSENTASE SARANA KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR) LEVEL I 2018

JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECAMATAN DAN PUSKESMAS 2018

JUMLAH UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN 2018

JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KECAMATAN 2018 JUMLAH TENAGA MEDIS DI SARANA KESEHATAN 2018

(8)

TABEL 73 TABEL 74 TABEL 75 TABEL 76 TABEL 77 TABEL 78 TABEL 79 TABEL 80 TABEL 81 TABEL 82

JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN 2018 JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DI FASILITAS KESEHATAN 2018

JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN 2018

JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN 2018

JUMLAH TENAGA KETERAPIAN FISIK DI FASILITAS KESEHATAN 2018 JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN 2018 JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS KESEHATAN 2018 JUMLAH TENAGA NON KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN 2018 ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA 2018

KASUS PENYAKIT TIDAK MENULAR DI PUSKESMAS DAN RUMAH SAKIT 2018

(9)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1 GAMBAR 2.2 GAMBAR 2.3 GAMBAR 2.4 GAMBAR 2.5 GAMBAR 3.1 GAMBAR 3.2 GAMBAR 3.3 GAMBAR 3.4 GAMBAR 3.5 GAMBAR 3.6 GAMBAR 3.7 GAMBAR 3.8 GAMBAR 3.9 GAMBAR 3.10 GAMBAR 3.11 GAMBAR 3.12 GAMBAR 3.13 GAMBAR 3.14 GAMBAR 3.15 GAMBAR 3.16 GAMBAR 3.17 GAMBAR 3.18 GAMBAR 3.19 GAMBAR 3.20 GAMBAR 3.21 GAMBAR 3.22 GAMBAR 3.23 GAMBAR 4.1 GAMBAR 4.2 GAMBAR 4.3 GAMBAR 4.4 GAMBAR 4.5 GAMBAR 4.6 GAMBAR 4.7 GAMBAR 4.8 GAMBAR 4.9 GAMBAR 4.10 GAMBAR 4.11 GAMBAR 4.12

KOMPOSISI PENDUDUK MENURUT UMUR DI KABUPATEN BOYOLALI 2018PENDUDUK KABUPATEN BOYOLALI USIA 15 TAHUN KE ATAS MENURUT LAPANGAN PEKERJAAN UTAMA 2018

PENDUDUK KABUPATEN BOYOLALI USIA 10 TAHUN KEATAS YANG MELEK HURUF 2018

KONDISI PHBS RUMAH TANGGA 2018 PROPORSI POSYANDU AKTIF 2018

ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) DI KABUPATEN BOYOLALI 2014-2018 PROPORSI KEMATIAN IBU BERDASARKAN MASA KEJADIAN KABUPATEN BOYOLALI 2018

KEMATIAN IBU BERDASARKAN PENYEBAB 2018 KEMATIAN IBU BERDASARKAN ASAL PUSKESMAS 2018 KEMATIAN BAYI (AKB) 2018

KEMATIAN BAYI BERDASARKAN PENYEBAB 2018 ANGKA KEMATIAN BALITA (AKABA) 2014-2018

CASE NOTIFICATION RATE (CNR) KASUS BARU TB PARU BTA (+) 2018 CASE NOTIFICATION RATE (CNR) SELURUH KASUS TB PER PUSKESMAS 2018ANGKA KESEMBUHAN (CR) TB PARU BTA (+) PER PUSKESMAS 2018 KASUS BARU HIV-AIDS DAN KEMATIAN PER TAHUN 2016-2018 PROPORSI PENDERITA HIV/AIDS MENURUT JENIS KELAMIN 2018 PROPORSI PENDERITA HIV/AIDS PER GOLONGAN UMUR 2018

CAKUPAN PENEMUAN DIARE YANG DITANGANI PER PUSKESMAS 2018 INCIDENT RATE (IR) DBD PER PUSKESMAS 2018

ANGKA KEMATIAN (CFR) DBD PER PUSKESMAS 2018 PROPORSI PENDERITA DBD MENURUT JENIS KELAMIN 2018 JUMLAH KASUS PTM TERBANYAK 2018

PENGUKURAN TEKANAN DARAH PENDUDUK >18 TAHUN PER JENIS KELAMIN 2018

PEMERIKSAAN OBESITAS PENDUDUK >15 TAHUN PER JENIS KELAMIN 2018PROSENTASE KASUS BBLR 2014-2018

PROSENTASENTASE KASUS BBLR DI PUSKESMAS 2018 PROSENTASENTSE KASUS GIZI BURUK DI PUSKESMAS 2018 CAKUPAN K4 IBU HAMIL 2014-2018

CAKUPAN K4 PER PUSKESMAS 2018 CAKUPAN PELAYANAN NIFAS 2014-2018

CAKUPAN PEMBERIAN TABLET BESI PERTAMA (Fe-1) 2018 CAKUPAN PEMBERIAN TABLET BESI KE 3 (Fe-3) 2018

CAKUPAN NEONATAL RESTI DITANGANI BERDASARKAN PERKIRAAN JUMLAH NEONATAL RISTI 2014-2018

CAKUPAN KN3 2014-2018

CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI 2014-2018

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA 2014-2018 CAKUPAN DESA UCI 2014-2018

CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI 2014-2018

CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WUS DAN IBU HAMIL 2014-2018

(10)

GAMBAR 4.13 GAMBAR 4.14 GAMBAR 4.15 GAMBAR 4.16 GAMBAR 4.17 GAMBAR 4.18 GAMBAR 4.19 GAMBAR 4.20 GAMBAR 4.21 GAMBAR 4.22 GAMBAR 4.23 GAMBAR 4.24 GAMBAR 4.25 GAMBAR 4.26 GAMBAR 4.27 GAMBAR 4.28 GAMBAR 4.29 GAMBAR 4.30 GAMBAR 4.31 GAMBAR 4.32 GAMBAR 4.33

RASIO TAMBAL CABUT GIGI TETAP 2014-2018

CAKUPAN SISWA SD YANG MENDAPAT PERAWATAN GIGI 2014-2018 PROSENTASENTASE LANJUT USIA MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN 2013-2018

CAKUPAN PESERTA KB BARU MKIP DAN NON MKIP 2014-2018 CAKUPAN PESERTA KB AKTIF 2014-2018

CAKUPAN KOMPLIKASI KEBIDANAN YANG DITANGANI 2014-2018 CAKUPAN NEONATUS DENGAN KOMPLIKASI YANG DITANGANI 2014- 2018CAKUPAN KUNJUNGAN KASUS GANGGUAN JIWA 2014-2018

PROPORSI KEPESERTAAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN MASYARAKAT 2018

GRAFIK CAKUPAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF BAYI (0-6 BULAN) 2018

GRAFIK CAKUPAN PEMBERIAN KAPSUL VIT A ANAK BALITA (UMUR 6-59 BULAN) 2018

GRAFIK CAKUPAN BALITA DITIMBANG (D/S) 2018

GRAFIK KASUS GIZI BURUK MENDAPAT PERAWATAN 2018

GRAFIK HASIL PEMANTAUAN GARAM BERYODIUM TINGKAT MASYARAKAT 2018

JUMLAH RUMAH DIBINA DAN RUMAH MEMENUHI SYARAT 2018 JUMLAH SARANA AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT 2018

KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA YANG MEMENUHI SYARAT 2018PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK 2018TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN 2018

TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN YANG MEMENUHI SYARAT HYGIENE SANITASI 2018

TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN YANG TIDAK MEMENUHI SYARAT HYGIENE SANITASI 2018

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Visi Kabupaten Boyolali yang ditetapkan adalah “Pro Investasi Mewujudkan Boyolali yang Maju dan Lebih Sejahtera”. Visi tersebut bermakna bahwa Boyolali sebagai Kabupaten yang berkembang akan menjadi kabupaten yang siap menerima semua investasi baik dari dalam negeri maupun luar negeri, dengan dukungan infrastruktur yang memadai serta tetap menjadi daerah yang kondusif untuk meningkatkan kesejahteraan warganya dengan dukungan pengembangan bidang politik, keamanan, sosial, ekonomi dan budaya. Dari definisi PRO INVESTASI dikandung pemahaman bahwa Visi tersebut ingin mewujudkan kondisi masyarakat yang semakin sejahtera, serta kondisi yang semakin kondusif dan modern dengan tetap memperhatikan lingkungan berkelanjutan demi kemajuan perindustrian, perdagangan dan jasa, dan hal ini tidak lepas dari masyarakat yang sehat. Segenap komponen bangsa bertangggung jawab untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan individu, keluarga, masyarakat beserta lingkungannya. Setiap program Kesehatan harus mampu membangkitkan peran serta individu, keluarga dan masyarakat sedemikian rupa sehingga setiap individu, keluarga dan masyarakat dapat menolong dirinya sendiri. Dengan dasar ini, setiap individu, keluarga dan masyarakat melalui program kesehatan difasilitasi agar mampu mengambil keputusan yang tepat ketika membutuhkan pelayanan kesehatan. Warga masyarakat harus mau bahu membahu menolong siapa saja yang membutuhkan pertolongan agar dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang sesuai kebutuhan dalam waktu yang sesingkat mungkin. Di lain pihak, fasilitas pelayanan kesehatan yang ada perlu terus diberdayakan agar mampu memberikan pertolongan kesehatan yang berkualitas, terjangkau, sesuai dengan norma sosial budaya setempat serta tepat waktu, adil dan merata Setiap individu, keluarga dan masyarakat mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkan sehingga

(12)

dapat mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Kesempatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas, terjangkau dan tepat waktu, tanpa memandang perbedaan ras, golongan, agama, dan status sosial individu, keluarga dan masyarakat. Pembangunan kesehatan harus terus diimbangi dengan upaya-upaya kesehatan yang bersifat rujukan, bersifat luar gedung maupun yang bersifat satelit pelayanan. Dengan demikian pembangunan kesehatan dapat menjangkau kantong-kantong penduduk beresiko tinggi yang merupakan penyumbang terbesar kejadian sakit dan kematian. Kelompok-kelompok penduduk inilah yang sesungguhnya lebih membutuhkan pertolongan karena selain lebih rentan terhadap penyakit, kemampuan membayar mereka jauh lebih sedikit.

Pengutamaan dan Manfaat Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan tekhnologi kedokteran dan atau kesehatan dalam program kesehatan harus mengutamakan peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit. Program kesehatan diselenggarakan agar memberikan manfaat yang sebesar- besarnya bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Program kesehatan diselenggarakan dengan penuh tanggung jawab, sesuai dengan standar profesi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh kebutuhan dan kondisi spesifik daerah.

Tujuan Penyusunan Profil Kesehatan Tahun 2018 1. Umum

Tujuan disusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali Tahun 2018 adalah tersedianya data/informasi yang relevan, akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna sebagai upaya menuju Kota Boyolali yang Sehat.

2. Khusus

Secara khusus tujuan penyusunan Profil Kesehatan adalah:

a. Diperolehnya data/informasi umum dan lingkungan yang meliputi lingkungan fisik dan biologi, perilaku masyarakat yang berkaitan

(13)

dengan kesehatan masyarakat, data kependudukan dan sosial ekonomi

b. Diperolehnya data/informasi tentang status kesehatan masyarakat yang meliputi angka kematian, angka kesakitan dan status gizi masyarakat;

c. Diperolehnya data/informasi tentang upaya kesehatan, yang meliputi cakupan kegiatan dan sumber daya kesehatan.

d. Diperolehnya data/informasi untuk bahan penyusunan perencanaan kegiatan program kesehatan;

e. Tersedianya data untuk pemantauan dan evaluasi tahunan program- program kesehatan;

f. Tersedianya wadah integrasi berbagai data yang telah dikumpulkan oleh berbagai sistem pencatatan dan pelaporan yang ada di Puskesmas, Rumah Sakit maupun Unit-Unit Kesehatan lainnya;

B. SISTEMATIKA PENYAJIAN

Sistematika penyajian Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali Tahun 2018 terdiri dari 6 Bab sebagai berikut:

BAB I. Pendahuluan BAB II. Gambaran Umum

BAB III. Situasi Derajat Kesehatan BAB IV. Situasi Upaya Kesehatan BAB V. Situasi Sumber Daya Kesehatan BAB VI. Kesimpulan

Lampiran. Pada lampiran ini berisi tabel resume/angka pencapaian Kabupaten Boyolali.

(14)

BAB II GAMBARAN UMUM

A. KEADAAN GEOGRAFIS

Kabupaten Boyolali merupakan salah satu dari 35 Kabupaten / Kota di Provinsi Jawa Tengah, terletak antara 110°22' - 110° 50' Bujur Timur dan 7° 7' - 7° 36' Lintang Selatan, dengan ketinggian antara 75 - 1500 meter di atas permukaan laut. Adapun batas wilayah Kabupaten Boyolali adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Semarang.

Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen dan Kabupaten Sukoharjo.

Sebelah Selatan : Kabupaten Klaten dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sebelah Barat : Kabupaten Magelang dan Kabupaten Semarang.

Jarak bentang wilayah Kabupaten Boyolali adalah sebagai berikut:

1) Barat - Timur : 48 Km 2) Utara - Selatan : 54 Km

Struktur tanah di wilayah Kabupaten Boyolali terdiri dari berbagai macam sebagai berikut:

1) Bagian timur laut sekitar wilayah Kecamatan Karanggede dan Simo pada umumnya tanah lempung.

2) Bagian tenggara sekitar wilayah Kecamatan Banyudonodan Sawit pada umumnya tanah galih.

3) Bagian barat laut sekitar wilayah Kecamatan Musuk danCepogo pada umumnya tanah berpasir.

4) Bagian utara sepanjang perbatasan dengan wilayah Kabupaten Grobogan padaumumnya tanah berkapur.

Menurut ketinggian dari permukaan laut, wilayah Kabupaten Boyolali dibagi dalam kelompok sebagai berikut:

1) 75 - 400 DPL : Kecamatan Mojosongo, Teras, Sawit, Banyudono, Sambi, Ngemplak, Simo, Nogosari, Karanggede,

(15)

Andong, Klego, Kemusu, Wonosegoro, Juwangi dan sebagian Boyolali.

2) 400 - 700 DPL : KecamatanBoyolali, Musuk, Ampel danCepogo.

3) 700 - 1000 DPL : KecamatanMusuk, Ampel dan Cepogo.

4) 1000 - 1300 DPL : Sebagian KecamatanCepogo, Ampel dan Selo.

5) 1300 - 1500 DPL : Sebagian KecamatanSelo.

Di Kabupaten Boyolali terdapat 2 gunung yang berada di wilayah kecamatan Selo, Cepogo, Ampel dan Musuk yaitu:

1) Gunung Merapi 2) Gunung Merbabu

Luas wilayah Kabupaten Boyolali 101.510,1955 Ha, terdiri dari:

1) Tanah sawah : 22.710,1595 Ha 2) Tanah kering : 78.800,0360 Ha

B. KEADAAN ADMINISTRATIF

Data administratif Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali tahun 2018 ini berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Boyolali Tahun2018 yang sah. Di diskripsikan dalam nama dan jumlah kecamatan, jumlah puskesmas, jumlah desa dan kelurahan, jumlah Rukun Warga (RW), jumlah Rukun Tetangga (RT) serta jumlah rumah tangga sebagaimana tampak pada tabel dibawah.

Tabel 2.1.

Jumlah Kecamatan, Puskesmas, Desa dan Kelurahan, RW, RT dan Rumah Tangga di Kabupaten Boyolali Tahun 2018.

NO KECAMATAN JUMLAH

PUSKESMAS

JUMLAH DESA / KELURAHAN

JUMLAH RW

JUMLAH RT

JUMLAH RUMAH TANGGA

1 Selo 1 10 52 214 8.769

2 Ampel 2 20 154 547 22.545

3 Cepogo 1 15 92 406 15.400

4 Musuk 2 20 93 513 19.701

5 Boyolali 2 9 114 487 22.819

6 Mojosongo 1 13 89 390 16.847

(16)

7 Teras 1 13 47 306 14.091

8 Sawit 1 12 43 180 9.389

9 Banyudono 2 15 57 260 22.013

10 Sambi 1 16 60 337 14.056

11 Ngemplak 1 12 109 445 18.355

12 Nogosari 1 13 67 405 18.176

13 Simo 1 13 77 300 11.662

14 Karanggede 1 16 64 275 17.377

15 Klego 2 13 67 294 14.402

16 Andong 1 16 79 343 15.589

17 Kemusu 2 13 62 282 13.554

18 Wonosegoro 2 18 92 364 16.658

19 Juwangi 1 10 43 219 11.438

Jumlah 26 267 1.461 6.567 302.841

Sumber Data: Buku Data Agregat Kependudukan Kabupaten Boyolali Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Boyolali 2018

C. KEADAAN PENDUDUK

Data kependudukan yang digunakan dalam penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali Tahun 2018 ini adalah data penduduk yang bersumber dari Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Boyolali 2018.

1. Kepadatan, Penyebaran dan Pertumbuhan Penduduk Tabel 2.2.

Kepadatan, Penyebaran dan Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Boyolali Tahun 2018

NO KECAMATAN LUAS ( KM2 )

JUMLAH PENDUDUK

KEPADATAN PENDUDUK

( KM2 )

RATA-RATA JIWA/RUMAH

TANGGA

1 Selo 56,08 28.728 512.27 3.28

2 Ampel 90,39 80.253 887.85 3.56

3 Cepogo 53,00 58.173 1097.60 3.78

(17)

4 Musuk 65,04 60.063 923.48 3.05

5 Boyolali 26,25 70.500 2685.71 3.09

6 Mojosongo 43,41 56.079 1291.85 3.33

7 Teras 29,94 47.882 1599.27 3.40

8 Sawit 17,23 32.382 1879.40 3.45

9 Banyudono 25,38 51.448 2027.11 2.34

10 Sambi 46,49 46.510 1000.43 3.31

11 Ngemplak 38,53 86.414 2242.77 4.71

12 Nogosari 55,08 70.057 1271.91 3.85

13 Simo 48,04 48.715 1014.05 4.18

14 Karanggede 41,76 45.305 1084.89 2.61

15 Klego 51,88 47.390 913.45 3.29

16 Andong 54,53 60.414 1107.90 3.88

17 Kemusu 99,08 44.558 449.72 3.29

18 Wonosegoro 93,00 56.123 603.47 3.37

19 Juwangi 79,99 35.040 438.05 3.06

Jumlah 1.015,1 1.026.034 1.011 3.39

Sumber Data: Buku Data Agregat Kependudukan Kabupaten Boyolali Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Boyolali 2018

Berdasarkan data kepadatan penduduk dari Data Agregat Kabupaten Boyolali, jumlah penduduk di Kabupaten Boyolali tercatat sebesar 1.026.034jiwa, dengan luas wilayah 1.015,1 km2, artinya rata-rata kepadatan penduduk di Kabupaten Boyolali adalah 1.011 jiwa/km2. Penyebaran penduduk di Kabupaten Boyolali tidaklah merata. Penduduk terpadat berada di Kecamatan Boyolali yaitu 2.685.71 jiwa/km2 dan kecamatan yang paling jarang penduduknya adalah Kecamatan Juwangi yaitu 438.05 jiwa/km2

Pada tabel 2.2 di atas, terlihat bahwa Kecamatan Juwangi memiliki pertumbuhan penduduk yang paling kecil. Ini menunjukkan adanya pengaruh kelahiran, kematian dan migrasi. Dimana migrasi itu sendiri merupakan pencerminan perbedaan pertumbuhan ekonomi dan ketidakmerataan pembangunan fasilitas antara daerah yang satu dengan

(18)

yang lain. Penduduk dari daerah yang tingkat pertumbuhan ekonominya kurang menentu akan tertarik menuju ke daerah yang mempunyai tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.

2. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Komposisi penduduk menurut jenis kelamin, menggunakan dasar dari Buku Data Agregat Kependudukan Kabupaten Boyolali Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Boyolali 2018. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin adalah pengelompokan penduduk berdasarkan jenis kelaminnya.Komposisi ini untuk mengetahui perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan dalam satu wilayah tertentu. Perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di daerah/negara tertentu disebut dengan perbandingan jenis kelamin atau rasio jenis kelamin atau sex ratio.

Tabel 2.3

Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Boyolali Tahun 2018

NO KECAMATAN

PENDUDUK SEX RATIO

LAKI-LAKI PEREMPUAN

1 Selo 14.819 13.909 106.5

2 Ampel 40.159 40.094 100.2

3 Cepogo 29.232 28.941 101.0

4 Musuk 30.176 29.887 100.9

5 Boyolali 34.915 35.585 98.1

6 Mojosongo 27.900 28.179 99.0

7 Teras 23.865 24.026 99.2

8 Sawit 16.119 16.263 99.1

9 Banyudono 25.656 25.792 99.4

10 Sambi 23.068 23.442 98.4

11 Ngemplak 43.516 42.898 101.4

12 Nogosari 35.263 34.794 101.3

13 Simo 24.538 24.177 101.4

14 Karanggede 22.694 22.611 100.3

15 Klego 23.989 23.401 102.5

(19)

16 Andong 30.296 30.118 100.5

17 Kemusu 22.677 21.881 103.6

18 Wonosegoro 28.387 27.736 102.3

19 Juwangi 17.789 35.040 103.1

Jumlah 515.049 510.985 100.80

Sumber Data: Buku Data Agregat Kependudukan Kabupaten Boyolali Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Boyolali 2018

Berdasarkan data di atas, di dapatkan sex ratio sebesar 100.79.

Artinya, dalam setiap 100 penduduk perempuan, terdapat 101 penduduk laki-laki.

3. Komposisi Penduduk Menurut Umur

Komposisi penduduk menurut umur menunjukkan rasio ketergantungan. Rasio ketergantungan yaitu angka perbandingan yang menunjukkan besar beban tanggungan dari kelompok usia produktif. Usia produktif (usia 15-64 tahun) selain menanggung kebutuhan hidup dirinya, juga menanggung kebutuhan hidup golongan usia muda (usia 0-14 tahun) dan golongan tua (usia>65 tahun). Makin besar rasio ketergantungan, makin besar beban yang ditanggung oleh kelompok usia produktif.

Usia 0-14 tahun ( jiwa ),

225,486

Usia 15-64 tahun ( jiwa ),

703,389 Usia > 65 tahun ( jiwa ),

97,159

Grafik2.1

KOMPOSISI PENDUDUK MENURUT UMUR DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2018

(20)

Berdasarkan data di atas, jumlah penduduk golongan usia muda sebesar 225.486 jiwa, golongan usia produktif sebesar 703.389 jiwa serta golongan usia tua sebesar 97.159 jiwa. Dari data tersebut dapat dihitung bahwa rasio ketergantungan muda sebesar 21.98 rasio ketergantungan tua sebesar 9.47dan rasio ketergantungan total sebesar 31.45. Rasio ketergantungan total 31.45 artinya, setiap 100 orang yang berusia kerja (dianggap produktif) mempunyai tanggungan sebanyak 31 orang yang belum produktif dan dianggap tidak produktif lagi.

D. KEADAAN EKONOMI

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, namun pada hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor ekonomi dan faktor nonekonomi. Faktor ekonomi yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi diantaranya adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, dan keahlian atau kewirausahaan.

Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional melalui jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar merupakan pasar potensial untuk memasarkan hasil-hasil produksi, sementara kualitas penduduk menentukan seberapa besar produktivitas yang ada.

Faktor non ekonomi mencakup kondisi sosial kultur yang ada di masyarakat, keadaan politik, kelembagaan, dan sistem yang berkembang dan berlaku.

E. KEADAAN PENDIDIKAN

Pendidikan merupakan salah satu indikator yang kerap ditelaah dalam mengukur tingkat pembangunan manusia. Melalui pengetahuan, pendidikan berkontribusi terhadap perubahan perilaku kesehatan.

Pengetahuan merupakan salah satu yang dapat mempengaruhi keputusan seseorang untuk berperilaku sehat. Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) juga

(21)

dilaksanakan di sekolah-sekolah mulai dari tingkat TK sampai dengan Perguruan Tinggi.

Di wilayah Kabupaten Boyolali penduduk berumur 10 tahun ke atas yang mempunyai ijasah dari tingkat SD sampai Perguruan Tinggi 80.93% atau sebanyak 715.220 jiwa dan sebanyak 100.706 jiwa (11.40%) belum tamat SD untuk yang tidak atau belum sekolah sebanyak 67.779 jiwa (7.67%). dengan gambaran tersebut maka penduduk di Kabupaten Boyolali lebih mudah untuk diajak berperilaku hidup bersih dan sehat dengan banyak kegiatan- kegiatan promosi kesehatan.

F. KEADAAN PERILAKU MASYARAKAT

Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh terhadap kesehatan akan disajikan beberapa indikator sebagai berikut:

1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

PHBS merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran agar seseorang dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Ada 16 indikator PHBS tatanan

LAKI-LAKI, 364144 PEREMPUAN,

351076

Grafik2.2

KEPEMILIKAN IJASAH MENURUT JENIS KELAMIN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2018

(22)

rumah tangga, yaitu persalinan oleh tenaga kesehatan, memeriksakan kehamilan minimal 4 kali selama masa kehamilan, ASI eksklusif, penimbangan balita dan gizi seimbang, air bersih, jamban sehat, sampah dan lantai kedap air, aktifitas fisik, tidak merokok, cuci tangan pakai sabun, menggosok gigi, tidak mengkonsumsi miras/narkoba, jaminan pemeliharaan kesehatan dan pemberantasan sarang nyamuk.

Tahun 2018 menurut Sumber data dari Seksi Promosi Kesehatan 283.256 rumah tangga yang tercatat di Kabupaten Boyolali dan dilakukan pemantauan sebanyak 254.430 Rumah Tangga (89.82%). Dari jumlah rumah tangga yang dipantau tersebut, terdapat 211.835 rumah tangga yang memenuhi syarat PHBS atau 83.26% (Strata Utama dan Paripurna). Tahun 2018 sudah melebihi target RPJMD untuk PBHS rumah tangga sebesar 80 %.

2. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)

Perwujudan nyata Peran serta masyarakat dalam bidang Kesehatan yaitu dengan tumbuh dan berkembangnya UKBM. Indikator peran serta masyarakat dalam UKBM berupa desa siaga aktif, Posbindu, Posyandu dan PKD. Dalam desa siaga aktif, masyarakatnya dapat mengakses pelayanan kesehatan dasar yang difungsikan oleh PKD, mengembangkan UKBM dan menerapkan PHBS di rumah tangganya.

memenuhi syarat PHBS,

211,835 tidak

memenuhi syarat PHBS,

42,595

Grafik2.3

KONDISI PHBS RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2018

(23)

Di Kabupaten Boyolali, terdapat 261 desa dan 6 kelurahan 100%

desa nya telah menjadi desa siaga aktif dengan rincian 15 desa/kelurahan aktif pratama, 68 desa/kelurahan aktif madya, 90desa/kelurahan aktif purnama dan 94 desa/kelurahan aktif mandiri.

Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) merupakan kegiatan yang diselenggarakan secara terintegrasi oleh kelompok aktif masyarakat dalam upaya preventif dan promotif penyakit tidak menular. Pada tahun 2018 Posbindu sudah ada di 26 Puskesmas sebanyak 126 kelompok.

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan kegiatan yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar. Pada saat ini telah terdapat 1.817 posyandu yang terbagi menjadi strata pratama berjumlah 2 posyandu (0.11%), strata madya berjumlah 277 posyandu (15.14%), strata purnama berjumlah 788 (43.06%), strata mandiri 763 posyandu (41.69%). Sehingga untuk Posyandu Aktif di Kabupaten Boyolali berjumlah 1551 posyandu (84.75%) terdiri dari posyandu strata purnama dan mandiri (lampiran tabel 69).

2

277

788 678

Grafik 2.4 PROPORSI POSYANDU AKTIF DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2018

Aktif Pratama Aktif Madya Aktif Purnama Aktif Mandiri

(24)

G. KEADAAN LINGKUNGAN

Dalam rangka memperkuat upaya penyehatan lingkungan guna mengurangi faktor risiko penyebaran penyakit berbasis lingkungan pada masyarakat, antara lain dengan upaya meningkatkan akses air minum dan sanitasi dasar yang layak. Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Kabupaten Boyolali dilaksanakan dengan meningkatkan lingkungan yang kondusif, peningkatan kebutuhan sanitasi dan peningkatan penyediaan akses sanitasi. Di tahun 2017 telah dideklarasikan sebanyak 267 desa Stop Buang Air Besar Sembarang (SBS) dan terus berlanjut hingga tahun 2018. Kegiatan upaya penyehatan lingkungan guna mengetahui rumah sehat dilakukan inspeksi kesehatan lingkungan dan dilakukan pembinaan khususnya pada rumah yang belum memenuhi syarat, demikian juga pada sarana sanitasi untuk akses air minum layak berkualitas, tempat tempat umum (TTU), tempat pengelolaan makanan (TPM) juga dilakukan uji petik dan pembinaan.

(25)

BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang berasal dari faktor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan maupun yang berasal dari luar kesehatan seperti faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan dan faktor lainnya.

Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 disebut sebagai Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemeratan pelayanan kesehatan.

Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional:

1) Pilar Paradigma Sehat di lakukan dengan strategi pengarus utamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan promotif preventif dan pemberdayaan masyarakat;

2) Penguatan Pelayanan Kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan, menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko kesehatan;

3) Jaminan Kesehatan Nasional dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan benefit serta kendali mutu dan kendali biaya.

A. ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS)

Secara umum kejadian kematian pada manusia berhubungan erat dengan permasalahan kesehatan sebagai akibat dari gangguan penyakit atau akibat dari proses interaksi berbagai faktor yang secara sendiri-sendiri atau bersama-sama mengakibatkan kematian dalam masyarakat.

Salah satu indikator untuk menilai keberhasilan program pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan selama ini adalah dengan melihat perkembangan angka kematian dari tahun ke tahun. Besarnya

(26)

tingkat kematian dan penyakit utama yang terjadi pada periode terakhir dapat dilihat dari berbagai uraian berikut :

1. Angka Kematian Ibu ( AKI)

Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dll.

Pada tahun 2018, jumlah kematian ibu di Kabupaten Boyolali sebesar 15 orang atau AKI 108/100.000 KH. Angka ini sudah mencapai target Nasional RPJMN 2015-2019 target 2019 adalah 306/100.000 KH.

a. Kematian Ibu Berdasarkan Masa Kejadian

Dominasi kematian ibu pada tahun 2018 terjadi pada kematian ibu masa nifas, yaitu 6 kasus atau 40%; kematian ibu masa bersalin sebanyak 5 kasus atau 33.3% dan kematian ibu masa hamil sebanyak 4 kasus atau 26.7%

93.06

142.81

111.10

112.00

108.00

0 20 40 60 80 100 120 140 160

2014 2015 2016 2017 2018

Grafik 3.1 ANGKA KEMATIAN IBU

DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013-2018

(27)

b. Kematian Ibu Berdasarkan Penyebab

Tahun 2018 akar penyebab kematian ibu paling banyak dikarenakan oleh penyakit lain misalnya infeksi, penyakit jantung, penyakit paru sebanyak 40% yang disebabkan eklamsi yaitu sebanyak 33.4%, karena perdarahan sebanyak 13.3% , dan oleh karena emboli ketuban 13.3%.

c. Kematian Ibu Berdasarkan Asal Puskesmas

Pada tahun 2018 ini, kasus kematian ibu dilaporkan oleh Puskesmas Ngemplak 4 (empat), Puskesmas Andong sebanyak 2 (dua) kasus kematian ibu. Di Puskesmas Ampel 2, Puskesmas Cepogo,

Ibu hamil, 26.70%

Ibu bersalin, 33.30%

Ibu nifas, 40.00%

Grafik 3.2

PROPORSI KEMATIAN IBU BERDASARKAN MASA KEJADIAN DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2018

Pendarahan, 13.30%

Eklamsia, 33.40%

Lain-lain, 40.00%

Emboli, 13.30%

Grafik 3.3

KEMATIAN IBU BERDASARKAN PENYEBAB DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2018

(28)

Puskesmas Boyolali 2, Puskesmas Banyudono 1, Puskesmas Sambi, Puskesmas Simo, Puskesmas Kemusu 1, Puskesmas Wonosegoro 1, Puskesmas Juwangi masing-masing memberikan kontribusi 1 (satu) kasus kematian ibu, sedangkan ada 15 puskesmas tidak terdapat angka kematian ibu.

2. Angka Kematian Bayi (AKB)

Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun.

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 1 1 1 1 1 1 1 1

2 4

15

0 2 4 6 8 10 12 14 16

SELO AMPEL 1 MUSUK 1 TERAS MOJOSONGO BANYUDONO 2 SAWIT KEMUSU 2 KLEGO 2 WONOSEGORO 2 BOYOLALI 1 NOGOSARI KARANGGEDE KLEGO 1 MUSUK 2 CEPOGO SIMO SAMBI JUWANGI KEMUSU 1 BANYUDONO 1 WONOSEGORO 1 BOYOLALI 2 AMPEL 2 ANDONG NGEMPLAK KABUPATEN

Grafik 3.4

KEMATIAN IBU BERDASARKAN ASAL PUSKESMAS KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2018

(29)

Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu. Pada tahun 2018, jumlah kematian bayi di Kabupaten Boyolali sebanyak 122 bayi atau AKB 9/1.000 KH. Jika dibandingkan tahun 2017 dengan AKB 9/1.000KH jumlah kasus tahun 2017 sebanyak 135 kematian bayi. Target RPJMN 2019 24/1.000 KH dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan.

Ada 2 Puskesmas yang tidak terdapat kasus kematian bayi yaitu Puskesmas Musuk 2 dan Puskesmas Klego 1. Kematian bayi terbanyak di Kabupaten Boyolali di laporkan oleh Puskesmas Nogosari 13 bayi, Puskesmas Mojosongo 12 bayi, Puskesmas Ampel 1 dan Banyudono 1 masing-masing 10 bayi.

Penyebab kematian bayi paling besar karena BBLR 31.2%, asfiksia 11.5%, sepsis 5.7%, Pneumonia 6.5%, kelainan bawaan 9 dan lain-lain 36.1%. Akar penyebab masih tingginya kematian bayi karena masih banyaknya ibu hamil anemi dan KEK sehingga melahirkan bayi BBLR.

143

127 113

135

122

0 20 40 60 80 100 120 140 160

2014 2015 2016 2017 2018

Grafik3.5

ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB ) DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014-2018

(30)

Tabel 3.6.

KEMATIAN BAYI (AKB) KAB. BOYOLALI TAHUN 2018 BERDASARKAN JENIS KELAMIN

NO PUSKESMAS Kematian Laki-laki

kematian

Perempuan Total

1 SELO 3 2 5

2 AMPEL 1 7 3 10

3 AMPEL 2 4 6 8

4 CEPOGO 6 3 9

5 MUSUK 1 0 1 1

6 MUSUK 2 1 0 0

7 BOYOLALI 1 0 1 1

8 BOYOLALI 2 0 1 1

9 MOJOSONGO 10 5 12

10 TERAS 6 3 9

11 SAWIT 0 4 3

12 BANYUDONO 1 11 0 10

13 BANYUDONO 2 1 4 5

14 SAMBI 5 1 1

15 NGEMPLAK 1 2 3

16 NOGOSARI 12 2 13

17 SIMO 1 1 2

18 KARANGGEDE 2 2 4

19 KLEGO 1 0 0 3

20 KLEGO 2 0 1 0

21 ANDONG 2 1 1

22 KEMUSU 1 0 1 1

23 KEMUSU 2 3 2 5

24 WONOSEGORO 1 0 3 3

25 WONOSEGORO 2 2 4 5

26 JUWANGI 3 4 7

JUMLAH 81 57 138

(31)

3. Angka Kematian Balita (AKABA)

Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan jumlah anak yang meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan dalam angka per 1.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2018, jumlah kematian balita di Kabupaten Boyolali sebesar 138 balita atau AKABA 10/1.000 KH. Jumlah ini mengalami penurunan dibanding tahun 2017 dengan 158 kematian balita atau AKABA 11/1.000 KH. Angka ini sudah dibawah target penurunan angka kematian balita secara Nasional yaitu 40/1.000 KH dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019.

143 140

126

158

138

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180

2014 2015 2016 2017 2018

Grafik 3.7

ANGKA KEMATIAN BALITA ( AKABA ) DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014-2018

BBLR, 31.20%

Asfiksia, 11.50%

Kelainan bawaan, 9.00%

Lain-lain, 36.10%

Pneumonia, 6.50%

Sepsis, 5.70%

Grafik 3.6

KEMATIAN BAYI BERDASARKAN PENYEBAB DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2018

(32)

Sebanyak 26 Puskesmas di Kabupaten Boyolali melaporkan kematian balita. Untuk Puskesmas yang tidak ada kematian balita adalah Klego 1.

Kematian balita terbanyak di laporkan oleh Puskesmas Mojosongo sebanyak 15 balita, diikuti Puskesmas Nogosari 14 balita.

B. ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS) 1. Penyakit menular

Penyakit menular dapat didefinisikan sebagai sebuah penyakit yang dapat ditularkan (berpindah dari orang satu ke orang yang lain, baik secara langsung maupun dengan perantara), yang disebabkan oleh sebuah agen biologi berupa virus, bakteria atau parasit (seperti penyakit TBC dan Infulenza), tempat makan dan minum yang kurang bersih pencuciannya (seperti penyakit Hepatitis, atau tifus), jarum suntik dan transfusi darah (seperti HIV AIDS dan Hepatitis ), bukan disebabkan faktor fisik (seperti luka bakar) atau kimia (seperti keracunan).

a. TB BTA Positif

1) Case Notification Rate (CNR) Kasus Baru TB Paru BTA positif

NCR tertinggi di Puskesmas Boyolali 1 yaitu sebanyak 349 penderita dan ada 1 Puskesmas yang tidak menemukan kasus baru TB yaitu Puskesmas Musuk 2. Angka Kesakitan TB paru BTA positif Kabupaten Boyolali pada tahun 2018 sebesar 84.40 per 100.000 penduduk (866 kasus baru), sedangkan angka kesakitan TB seluruh kasus sebesar 109.06 per 100.000 penduduk (1.119 kasus) yaitu terdiri dari TB paru dan TB non paru sebagaimana terlihat pada grafik berikut ini :

(33)

0.00 0.10 0.10 0.10 0.19 0.29 0.39 0.49 0.49 0.68 0.68 0.68 0.88 0.97 1.17 1.27 1.27 1.27 1.46 2.34 2.73 4.29

4.68 5.95

17.93

34.01

84.40

0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 MUSUK 2

SELO MUSUK 1 BANYUDONO 2 AMPEL 2 BANYUDONO 1 KEMUSU 1 KLEGO 1 JUWANGI TERAS SAWIT WONOSEGORO 2 KLEGO 2 NOGOSARI KEMUSU 2 CEPOGO NGEMPLAK WONOSEGORO 1 KARANGGEDE AMPEL 1 MOJOSONGO ANDONG BOYOLALI 2 SAMBI SIMO BOYOLALI 1 KABUPATEN

Grafik 3.8

CASE NOTIFICATION RATE (CNR) KASUS BARU TB PARU BTA (+) PER PUSKESMAS DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2018

(34)

Jumlah penderita TB Resisten Obat adalah sebanyak 6 pasien, yang tersebar di 4 wilayah yaitu di Boyolali (1 kasus) dalam pengobatan, Andong (3 orang) dalam pengobatan, Mojosongo (1 orang) dalam pengobatan dan Sambi (1 orang) meninggal dunia. Angka keberhasilan pengobatan pasien TB Resisten Obat adalah sebesar 83.3%.

Pada tahun 2018 CNR seluruh kasus TB sebesar 109.06%, mengalami kenaikan dibanding tahun 2017 sebesar 54.76%.

Permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan ini adalah:

a. Rendahnya kesadaran masyarakat tentang TB, yang terlihat dari kecenderungan untuk menganggap remeh persoalan TB sehingga sulit diedukasi agar mau memeriksakan dahak jika batuk lama.

0.00 0.09 0.09 0.09 0.18 0.27 0.45 0.54 0.63 0.63 0.71 0.89 1.16 1.25 1.34 1.52 1.52 1.61 1.88 2.68 2.77 5.63

7.15 9.38

21.89 35.66

109.06

0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 MUSUK 2

SELO MUSUK 1 BANYUDONO 2 AMPEL 2 BANYUDONO 1 KEMUSU 1 JUWANGI TERAS KLEGO 1 WONOSEGORO 2 KLEGO 2 SAWIT WONOSEGORO 1 NOGOSARI CEPOGO KEMUSU 2 KARANGGEDE NGEMPLAK AMPEL 1 MOJOSONGO BOYOLALI 2 ANDONG SAMBI SIMO BOYOLALI 1 KABUPATEN

Grafik 3.9

CASE NOTIFICATION RATE (CNR) SELURUH KASUS TB PER PUSKESMAS DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2018

(35)

b. Selain itu pula untuk kaderisasi pengelola TB di Puskesmas maupun di Rumah Sakit kurang berjalan dengan baik karena risiko penularan TB yang tinggi.

c. Prosedur pemeriksaan TBC dengan menggunakan laboratorium mikroskopis terlalu rumit dan membutuhkan skill yang tinggi 2) Angka Kesembuhan (CR) dan angka keberhasilan pengobatan (SR)

Keberhasilan pengobatan penderita TB diukur berdasarkan hasil pencapaian Angka Kesembuhan (Cure Rate) dan Angka Sukses Pengobatan (Succes Rate). Target angka kesembuhan TB adalah sebesar 85% dan terealisasi sebesar 74.12%. Sedangkan target angka sukses pengobatan sebesar 90% dan terealisasi sebesar 95.77%.

Distribusi per Puskesmas sebagaimana terlihat pada grafik dibawah ini:

60.87 61.54 62.96 68.57

73.33 73.33 74.29 75.00 77.78 78.57 78.57 80.00 80.00 81.82 83.33 85.07 86.67

100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

200.00 74.12

0.00 50.00 100.00 150.00 200.00 250.00 AMPEL 1

JUWANGI BOYOLALI 1 KARANGGEDE KEMUSU 2 WONOSEGORO 1 SIMO BANYUDONO 2 TERAS SAMBI NGEMPLAK NOGOSARI KLEGO 1 CEPOGO BANYUDONO 1 ANDONG MOJOSONGO SELO AMPEL 2 MUSUK 1 MUSUK 2 BOYOLALI 2 SAWIT KLEGO 2 WONOSEGORO 2 KEMUSU 1 KABUPATEN

Grafik 3.10

ANGKA KESEMBUHAN (CR) TB PARU BTA (+) PER PUSKESMAS DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2018

(36)

b. HIV/AIDS

Orang yang dilakukan tes HIV di tahun 2018 adalah sebanyak 14.568 orang, dan yang positif sebanyak 67 orang. Dari 14.568 orang tersebut semuanya menerima hasil dan dari 67 orang yang positif diterapi sesuai standard dan 4 orang meninggal dunia. Dari 67 penderita HIV positif, 34 orang pada fase HIV dan 33 orang sudah pada fase AIDS.

Bila dilihat dari golongan umur, sebagian besar penderita baik HIV-AIDS dan Sipilis didominasi pada usia produktif 25-49 tahun dengan prosentase sebesar 62.70%.

LAKI-LAKI, 62.69 PEREMPUAN,

37.31

Grafik 3.12

PROPORSI PENDERITA HIV/AIDS MENURUT JENIS KELAMIN DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2018

2016 2017 2018

45 31 34

23 39 33

6 2 4

KEMATIAN AIDS HIV

Grafik 3.11

KASUS BARU HIV-AIDS DAN KEMATIAN PER TAHUN DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2016-2018

(37)

c. ISPA

Pada tahun 2018 perkiraan penderita pneumonia pada balita sebanyak 10.244 balita. Sementara cakupan penderita pneumonia yang ditemukan dan ditangani sebesar 0.7% (72 kasus). Bila dibandingkan pada tahun 2017 kasus pneumonia menurun yaitu sebesar 208 kasus.

Cakupan penemuan penderita pneumonia pada balita paling banyak ditemukan di puskesmas Musuk 2 dengan jumlah penderita sebanyak 21 kasus.

d. Diare

Pada tahun 2018 penderita diare seluruh penduduk Kabupaten Boyolali sebanyak 21.957 kasus, sementara cakupan penemuan penderita yang ditangani sebesar 49.55% (10.879 kasus). Rendahnya cakupan penemuan diare, antara lain disebabkan karena belum semua kasus diare dilaporkan baik dari Rumah Sakit Negeri/Swasta, laporan dokter praktek serta laporan dari kader. Paling tinggi jumlah penemuan kasus diare di wilayah Puskesmas Musuk 2 yaitu 141.89% dari Perkiraan jumlah temuan kasus, diperkirakan kasus sebanyak 498 kasus realisasinya 707 kasus diare. Distribusi prosentase penemuan diare per Puskesmas dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

1.47

1.47 0.00 13.32

62.70 21.03

Grafik 3.13

PROPORSI PENDERITA HIV/AIDS PER GOLONGAN UMUR DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2018

≤ 4 TAHUN 5 - 14 TAHUN 15 - 19 TAHUN 20 - 24 TAHUN 25 - 49 TAHUN ≥ 50 TAHUN

(38)

e. Kusta

Prosentase penderita kusta diberi pengobatan lengkap (RFT) ditargetkan 85%. Jumlah penderita kusta yang ditemukan tahun 2018 adalah sebanyak 12 penderita yang tersebar di 7 kecamatan yaitu Ampel, Teras, Banyudono 1, Ngemplak, Simo, Karanggede dan Wonosegoro 2. Dari 12 pasien, semuanya sudah diobati sesuai standar. Ini berarti realisasi pengobatan lengkap 100%. Program eliminasi kusta di Kabupaten Boyolali perlu dilakukan lebih optimal dalam memahami cara deteksi dini, laboratorium, serta penanganan

0.00 0.00 0.00

10.38 15.21

19.65 32.14

35.21 36.94 37.40

42.95 43.78

49.77 54.87

65.81 67.41 67.63

75.03 75.55 76.07

89.87

110.70 117.90 118.05 119.31

141.89 49.55

0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00 160.00 MOJOSONGO

BANYUDONO 2 SIMO NGEMPLAK NOGOSARI ANDONG KEMUSU 2 JUWANGI AMPEL 1 AMPEL 2 WONOSEGORO 2 CEPOGO SELO KARANGGEDE MUSUK 1 BOYOLALI 2 TERAS KLEGO 2 SAMBI KEMUSU 1 BOYOLALI 1 WONOSEGORO 1 SAWIT BANYUDONO 1 KLEGO 1 MUSUK 2 KABUPATEN

Grafik 3.14

CAKUPAN PENEMUAN DIARE YANG DITANGANI PER PUSKESMAS DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2018

Gambar

Grafik 2.4 PROPORSI POSYANDU AKTIF DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2018
Grafik Cakupan Pemberian Tablet Besi Ke-3 (Fe-3)
Tabel 4.2 Cakupan ASI Eksklusif NO INDIKATOR TAHUN Dibandingkan Dengan Tahun Sebelumnya20142015201620172018 1 ASI Eksklusif 51,2 62.0 45.2 58,4 61,98 ( 3,58%)
GRAFIK CAKUPAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF BAYI (0-6 BULAN) DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2018
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pondasi dalam adalah pondasi yang kedalamannya lebih dari 2 meter dan Pondasi dalam adalah pondasi yang kedalamannya lebih dari 2 meter dan digunakan untuk menyalurkan beban

Peneliti akan melakukan penelitian dengan batasan sebagai berikut: - Subjek Penelitian ini adalah anggota barongsai MAKIN Boen Bio Surabaya yang berbeda etnis (Tionghoa, Jawa, dan

Responden kajian ini terdiri daripada wakil pihak pengurusan dan kakitangan yang terlibat dengan pengurusan dan pelaksanaan tugas penyenggaraan aset tak alih

Penggunaan media dari program “iLook” yaitu frekuensi, intensitas, durasi, serta hubungan dengan media tidak terlalu berperan dalam mempengaruhi minat penonton

Untuk sahabat- sahabat saya di tropical club, buat mas agung yang selama ini banyak memberi nasihat buat saya, buat mas ridwan yang selama ini sudah banyak memberi

Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian akhir Program Studi D3 Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Pada penelitian ini, permasalahan psikologis yang dirasakan pasien gagal ginjal yaitu kecemasan karena gagal ginjal merupakan penyakit terminal sehingga membuat pasien

Sokletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif