BAB 1
BAB 1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1
1.1 LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG
Pada era perkembangan dan kemajuan teknologi yang terjadi saat ini, Pada era perkembangan dan kemajuan teknologi yang terjadi saat ini, banyak
banyak ditemukan ditemukan jenis jenis - - jenis jenis konstruksi konstruksi dengan dengan berbagai berbagai spesifikasi, spesifikasi, fungsifungsi serta pemanfaatannya, seperti bangunan tingkat tinggi, jalan layang, jembatan, serta pemanfaatannya, seperti bangunan tingkat tinggi, jalan layang, jembatan, bendungan dan
bendungan dan bangunan konstruksi bangunan konstruksi lainnya. Dasar lainnya. Dasar dari dari sebuah sebuah bangunan adalahbangunan adalah pondasi sebagai
pondasi sebagai dasar dasar untuk memikul untuk memikul seluruh beban seluruh beban bangunan dan selbangunan dan seluruh bebanuruh beban yang ada diatasnya, maka diperlukan sebuah pondasi yang kuat dan kokoh. yang ada diatasnya, maka diperlukan sebuah pondasi yang kuat dan kokoh. Pondasi
Pondasi yang yang umum dumum digunakan igunakan adalah ponadalah pondasi tiang dasi tiang pancang. Pondpancang. Pondasi iniasi ini merupakan salah satu jenis pondasi dalam yang memiliki fungsi untuk merupakan salah satu jenis pondasi dalam yang memiliki fungsi untuk menyalurkan beban struktur ke lapisan tanah keras yang mempunyai kapasitas menyalurkan beban struktur ke lapisan tanah keras yang mempunyai kapasitas daya dukung tinggi yang letaknya cukup dalam di dalam
daya dukung tinggi yang letaknya cukup dalam di dalam tanah.tanah.
Pondasi dalam adalah pondasi yang kedalamannya lebih dari 2 meter dan Pondasi dalam adalah pondasi yang kedalamannya lebih dari 2 meter dan digunakan untuk menyalurkan beban bangunan melewati lapisan tanah yang digunakan untuk menyalurkan beban bangunan melewati lapisan tanah yang lemah dibagian atas ke lapisan bawah yang lebih keras, serta biasa digunakan lemah dibagian atas ke lapisan bawah yang lebih keras, serta biasa digunakan pada
pada bangunanbangunan – – bangunan bertingkat. Pondasi dalam memiliki fungsi untuk bangunan bertingkat. Pondasi dalam memiliki fungsi untuk melimpahkan beban ke tanah dibawahnya, utamanya untuk tanah lunak atau melimpahkan beban ke tanah dibawahnya, utamanya untuk tanah lunak atau beban
beban berat. berat. Pondasi Pondasi dalam dalam terdapat terdapat beberapa beberapa jenis jenis antara antara lain lain pondasi pondasi tiangtiang pancang dan pondasi sumuran.
pancang dan pondasi sumuran.
Pondasi setiap bangunan harus direncanakan dengan baik, karena jika Pondasi setiap bangunan harus direncanakan dengan baik, karena jika pondasi
pondasi tidak tidak direncanakan direncanakan dengan dengan benar benar akan akan ada ada bagian bagian yang yang mengalamimengalami penurunan
penurunan yang yang lebih lebih besar besar dari dari bagian bagian sekitarnya. sekitarnya. Penurunan Penurunan yang yang terjaditerjadi tersebut terjadi karena penambahan beban diatas suatu permukaan tanah sehingga tersebut terjadi karena penambahan beban diatas suatu permukaan tanah sehingga mengalami pemampatan.
mengalami pemampatan.
Oleh karena itu perlu adanya pemahaman lebih mengenai apa itu pondasi Oleh karena itu perlu adanya pemahaman lebih mengenai apa itu pondasi tiang, jenis pondasi tiang, dan bagaimana penurunan pondasi tiang. Diharapkan tiang, jenis pondasi tiang, dan bagaimana penurunan pondasi tiang. Diharapkan
1.2
1.2 TUJUANTUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1.
1. Mengetahui pengertian dari pondasi tiang serta fungsinya.Mengetahui pengertian dari pondasi tiang serta fungsinya. 2.
2. Mengenal jenisMengenal jenis – – jenis dari pondasi tiang. jenis dari pondasi tiang. 3.
3. Mengetahui terjadinya penurunan elastis dan konsolidasi pondasiMengetahui terjadinya penurunan elastis dan konsolidasi pondasi kelompok tiang.
kelompok tiang. 4.
4. Memahami contoh kasus penurunan pondasi tiang.Memahami contoh kasus penurunan pondasi tiang.
1.3
1.3 RUMUSAN MASALAHRUMUSAN MASALAH
Makalah ini disusun beberapa rumusan masalah sebagai berikut: Makalah ini disusun beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1.
1. Apakah pengertian pondasi tiang serta fungsinya?Apakah pengertian pondasi tiang serta fungsinya? 2.
2. Apa saja jenisApa saja jenis – – jenis dari pondasi tiang? jenis dari pondasi tiang? 3.
3. Bagaimana terjadinya penurunan pondasi tiang?Bagaimana terjadinya penurunan pondasi tiang? 4.
4. Bagaimana contoh kasus penurunan dari Bagaimana contoh kasus penurunan dari pondasi tiang?pondasi tiang?
1.4
1.4 SISTEMASISTEMATIKA TIKA PENULISANPENULISAN
Sistematika penulisan laporan makalah ini akan ditulis sebagai berikut: Sistematika penulisan laporan makalah ini akan ditulis sebagai berikut: BAB
BAB 1 1 PENDAHULUANPENDAHULUAN Bab ini berisi tentang
Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan latar belakang, tujuan penulisan, rumuspenulisan, rumusan an masalahmasalah dan sistematika laporan.
dan sistematika laporan. BAB
BAB 2 2 TEORI TEORI DASARDASAR
Bab ini berisi tentang pengertian serta fungsi dari pondasi tiang dan Bab ini berisi tentang pengertian serta fungsi dari pondasi tiang dan jenis- jenis pondasi tiang.
jenis pondasi tiang. BAB
BAB 3 3 PEMBAHASANPEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang pembahasan tentang penurunan elastis dan Bab ini berisi tentang pembahasan tentang penurunan elastis dan konsolidasi pondasi kelompok tiang, dan contoh kasus penurunan dari konsolidasi pondasi kelompok tiang, dan contoh kasus penurunan dari pondasi tiang.
pondasi tiang. BAB
BAB 4 4 PENUTUPPENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan makalah. Bab ini berisi tentang kesimpulan makalah.
BAB 2
TEORI DASAR
2.1 PENGERTIAN PONDASI TIANG SERTA FUNGSI
Pondasi tiang adalah pondasi yang mampu menahan gaya orthogonal ke sumbu tiang dengan jalan menyerap lenturan. Pondasi tiang dibuat menjadi satu kesatuan yang monolit dengan menyatukan pangkal tiang yang terdapat di bawah konstruksi, dengan tumpuan pondasi ( Ir. Suyono Sosrodarsono, Kazuto Nakazawa, 2000 ).
Pondasi tiang dipergunakan bila lapisan-lapisan bagian atas tanah begitu lembek, dan kadang-kadang diketemukan keadaan tanah dimana lapisan keras sangat dalam sehingga pembuatan dan pemancangan tiang sampai lapisan tersebut sukar dilaksanakan. Dalam hal ini mungkin dapat dipergunakan friction pile yaitu tiang yang tertahan oleh perlekatan antara tiang dengan tanah, tiang semacam ini disebut juga dengan tiang terapung ( floating piles ).
Fungsi dari pondasi tiang yaitu untuk memikul beban dari struktur atas, menahan gaya angkat (up-lift force) pada pondasi, memadatkan tanah pasiran dengan cara penggetaran. mengurangi penurunan, memperkaku tanah dibawah pondasi mesin, mengurangi amplitudo getaran dan frekuensi alamiah dari system,
memberikan tambahan faktor keamanan, khususnya pada kaki jembatan yang dikhawatirkan mengalami erosi, serta menahan longsoran atau sebagai soldier piles.
2.2 JENIS-JENIS DARI PONDASI TIANG
Pondasi tiang di klasifikasikan dalam dua jenis antara lain sebagai berikut:
2.2.1 Pondasi Tiang Pancang
Pondasi tiang pancang dipergunakan pada tanah yang lembek,tanah berawa dengan kondisi daya dukung tanah kecil, kondisi air tanah tinggi dan tanah keras pada posisi yang sangat dalam. Bahan yang digunakan dalam pondasi tiang pancang bambu. Kayu besi, baja maupun beton bertulang.
Gambar 2.1 Pondasi Tiang Pancang
2.2.2 Pondasi Tiang Bor
Pondasi Tiang bor merupakan salah satu jenis pondasi yang merupakan bagian dari konstruksi yang terbuat dari beton dan tulangan baja. Sebuah tiang bor dikonstruksikan dengan cara penggalian sebuah lubang bor yang kemudian diisi dengan memberikan penulangan terlebih dahulu.
Jika tiang pancang dipasang dengan cara dipukul ke dalam tanah, tiang bor dipasang ke dalam tanah dengan cara mengebor tanah terlebih dahulu, baru
kemudian dimasukkan tulangan yang telah dirangkai ke dalam lubang bor dan kemudian dicor beton. Untuk memperoleh tahanan ujung yang tinggi, kadang-kadang tiang bor diperbesar pada ujungnya. Tiang bor semacam ini disebut belled pier atau belled caisson.
Fungsi pondasi ini untuk mentransfer beban-beban dari atas kelapisan tanah. Bentuk distribusi beban dapat berbentuk beban vertikal melalui dinding tiang. Dengan kata lain daya dukung tiang dapat dikatakan merupakan kombinasi tahan selimut dengan tahanan ujung tiang.
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 PENURUNAN PONDASI TIANG
Suatu pondasi dapat terjadi penurunan jika lapisan tanah akibat adanya beban luar, pemompaan air, adanya deformasi partikel tanah, relokasi partikel,
keluarnya air atau udara didalam pori dari tanah yang disertai berkurangnya volume. Begitu pula dengan pondasi tiang, jika daya dukung tiang lebih kecil dibandingkan tanah maka terjadi penurunan. Tiang dimasukkan dalam lapisan lempung maka perlawanan ujung akan jauh lebih kecil daripada perlawanan akibat perlekatan antara tiang dan tanah maka perlawanan ujung akan jauh lebih kecil daripada perlawanan akibat perlekatan antara tiang dan tanah.
Daya dukung tiang adalah kombinasi tahanan selimut dan tahanan ujung tiang, untuk mendukung konstruksi, bila lapisan tanah kuat terletak sangat dalam, juga untuk mendukung bangunan yang menahan gaya angkat ke atas, terutama bangunan tingkat yang dipengaruhi gaya – gaya penggulingan akibat beban angin
(Hardiyatmo,2002).
Terdapat 2 komponen yang harus dipertimbangkan dalam masalah penurunan pada pondasi tiang, yaitu (a) penurunan elastik dan (b) penurunan
konsolidasi. Penurunan elastik mencakup sifat elastik tanah maupun tiang itu sendiri. Oleh karena itu penurunan elastik tiang kelompok bergantung pada penurunan elastik tiang tunggal. Penurunan total pondasi tiang merupakan jumlah penurunan tiang kelompok baik elastik maupun konsolidasi.
3.1.1 Pondasi Tiang Tunggal
Penurunan Elastis Tiang Tunggal
Penurunan tiang di bawah beban kerja vertikal (Qw) disebabkan oleh tiga faktor berikut ini:
dimana
s = penurunan tiang total s1 = penurunan batang tiang
s2 = penurunan tiang akibat beban titik
s3 = penurunan tiang akibat beban yang tersalur sepanjang batang
Adapun langkah untuk menentukan s1, s2, dan s3 adalah sebagai berikut Jika diasumsikan bahwa bahan tiang adalah elastik, maka deformasi batang tiang dapat dievaluasi dengan menggunakan prinsip-prinsip mekanika bahan:
Besarnya bergantung pada sifat distribusi tahanan kulit sepanjang
batang tiang. Jika distribusi f adalah seragam atau parabola, seperti diperlihatkan pada Gambar 1(a) dan (b), adalah 0.5. Namun untuk distribusi f dalam bentuk
segitiga [Gambar 1(c)], nilai sekitar 0.67 (Vesic, 1977).
Penurunan tiang yang ditimbulkan oleh beban pada ujung tiang dapat dinyatakan dalam bentuk yang sama seperti yang diberikan dalam pondasi dangkal:
Untuk tujuan praktis, Iwp dapat ditentukan sama dengan r
sebagaimana digunakan pada penurunan elastik pondasi dangkal. Dalam keadaan tidak adanya hasil eksperimen, nilai modulus Young dan nisbah Poisson dapat diperoleh dari Tabel 2.1
Tabel 2.1 Parameter elastik tanah
Vesic (1977) juga mengajukan suatu metode semiempiris untuk menentukan besarnya penurunan s2 . Metode itu dapat dinyatakan dalam rumus
Nilai-nilai Cp untuk berbagai jenis tanah diberikan pada Tabel 2.2
Tabel 2.2 Nilai tipikal Cp (dari Design pf Pile Foundation by A.S. Vesic, 1977)
Penurunan tiang yang ditimbulkan oleh pembebanan pada kulit tiang dapat diberikan dengan rumus berikut:
Perlu dicatat bahwa suku Qws / pL pada persamaan di atas adalah nilai rata-rata f disepanjang batang tiang. Faktor pengaruh Iws dapat dinyatakan dengan sebuah hubungan empiris yang sederhana sebagai (Vesic, 1977)
Vesic (1977) juga mengajukan sebuah hubungan empiris seder hana untuk menentukan s3 sebagai
Dimana Cs =
Sedangkan nilai Cp didapat dari tabel 2.2
3.1.2 Pondasi Kelompok Tiang
Penurunan sebuah tiang pancang kelompok didefinisikan sebagai perpindahan titik tiang pancang yang diakibatkan oleh peningkatan tegangan pada lapisan dasar sedalam pemancangan tiang pancang dengan sifat elastisitas tanahnya ditambah pemendekan elastis tiang akibat pembebanan. Untuk tiang pancang gesekan perpindahan titik merupakan kuantitas penting yang
Gambar 2.3 Skema Pondasi Tiang Kelompok
Untuk tiang pancang dukung titk maka perpindahan titik relatif lebih kecil sedangkan perpindahan utama adalah pemindahan elastis dari tiang pancang. Metodologi yang digunakan untuk mencari nilai penurunan berikut memberikan sejumlah kontrol terhadap analisis ( Joseph E. Bowles, Analisis dan Desain Pondasi ) :
- Menentukan sistem tanah – tiang pancang untuk menghitung tegangan tanah dengan menggunakan pemecahan Mindlin. Di sini diasumsikan bahwa sepanjang tiang, tiang pancang mengalami gesekan kulit yang kontan. Sehingga dapat digunakan tabel koefisien tegangan untuk gesekan kulit konstan
Gambar 2.4. Sistem tanah tiang pancang untuk menghitung tegangan tanah dengan menggunakan pemecahan Mindlin untuk kasus gesekan kulit yang
Dimana:
N = perbandingan persebaran terhadap dalamnya pemancangan r = besar penyebaran tegangan
D = dalam pemancangan
S = jarak antara tiang pancang
M = z / D Dimana:
z = kedalaman yang ditinjau akibat pengaruh tekanan tiang D= kedalaman pemancangan
Dengan nilai N dan beberapa nilai M = z / D kita mendapakatka tabel untuk mengetahui nilai Kz pada suatu titik tengah antara dua pancang dengan interpolasi tabel yang ada. Dengan memperkirakan nilai Poisson tanah untuk lanau = 0.3 ( Bowles,1977 ).
Tabel 2.3. Nilai – nilai koefisien untuk gesekan kulit uniform – nilai banding poisson = 0.3
Menghitung tegangan rata – rata untuk kedalaman D di bawah tiang pancang dan penurunan yang bersangkutan. Diasumsikan bahwa hanya ada dua tiang pancang.
σ = 2 P Kz/D2
Dimana:
σ = tegangan rata – rata D = kedalaman pemancangan
Kz = nilai nilai koefisien untuk gesekan kulit P = beban akibat berat sendiri trucuk bambu
Penurunan Elastik Kelompok Tiang
Hubungan yang paling sederhana untuk penurunan tiang kelompok diberikan oleh Vesic (1969) sebagai
Untuk tiang kelompok di dalam pasir atau kerikil, Meyerhof (1976) menggagas hubungan empiris berikut untuk penurunan elastik.
Dengan cara yang sama, penurunan tiang kelompok dapat juga dihubungkan dengan CPT sebagai
Penurunan Konsolidasi Kelompok Tiang
Penurunan konsolidasi kelompok tiang di tanah lempung dapat dihitung dengan menggunakan metode distribusi tegangan 2:1. Prosedur perhitungan menggunakan langkah-langkah berikut ini:
1. Misalkan panjang tiang yang tertanam adalah L. Kelompok tiang menderita beban total Qg . Jika kepala tiang berada di bawah permukaan tanah asli, Qg adalah sama dengan beban total dari bangunan atas (superstructure) yang diterima tiang dikurangi dengan berat efektif tanah di atas tiang kelompok yang dibuang oleh penggalian.
2. Asumsikanlah bahwa beban Qg akan disalurkan ke tanah mulai dari kedalaman (2/3 L) dari puncak tiang, seperti ditunjukkan dalam Gambar 2.5 Puncak tiang adalah pada kedalaman z = 0. Beban Qg tersebar sepanjang garis 2 vertikal : 1 horizontal dari kedalaman ini. Garis aa’ dan bb’ adalah garis 2:1.
3. Hitunglah peningkatan tegangan yang timbul di tengah-tengah setiap lapisan tanah dengan beban Qg:
Sebagai contoh, dalam Gambar 2 untuk Lapisan No. 2, zi = L1/2 .
Sama juga halnya dengan Lapisan No. 3, zi = L1 + L2 / 2 ; dan untuk
Lapisan No. 4, zi = L1 + L2 + L3/2. Namun tidak akan ada peningkatan
tegangan pada Lapisan No. 1, karena berada di atas bidang horizontal (z = 0) dimana distribusi tegangan pada tanah dimulai.
4. Menghitung penurunan untuk masing-masing lapisan akibat adanya peningkatan tegangan pada lapisan itu. Besarnya penurunan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan penurunan konsolidasi satu dimensi untuk lempung terkonsolidasi normal dan terkonsolidasi le bih. Untuk lempung terkonsolidasi normal:
Untuk lempung terkonsolidasi lebih dengan:
Penurunan konsolidasi total tiang kelompok menjadi
5. Penurunan konsolidasi tiang disamping yang sudah diuraikan di atas bisa juga dipicu oleh pengisian tempat di sebelah konstruksi, beban di dekat
lantai, dan juga turunnya muka air tanah.
3.2 CONTOH KASUS PENURUNAN PONDASI KELOMPOK TIANG 3.2.1 Contoh Kasus Penurunan Konsolidasi Pondasi Kelompok Tiang
Tiang kelompok di dalam tanah lempung seperti pada Gambar 1. Tentukanlah penurunan konsolidasi tiang kelompok. Semua lapisan lempung adalah terkonsolidasi normal.
Penyelesaian:
a. Perhitungan penurunan lapisan lempung 1 Untuk lempung terkonsolidasi normal
b. Perhitungan penurunan lapis 2
c. Perhitungan penurunan lapis 3
3.2.2 Contoh Kasus Penurunan Elastis Pondasi Kelompok Tiang
Kelompok tiang (10 x 7) disusun satu sama lain dengan jarak 1 m. Panjang tiang 14 m dan ujung atas tiang terletak di permukaan. Beban kelompok tiang Qg = 28000 kN. Tiang berdiameter 0,40m dipancang ke dalam tanah
lempung yang didasari oleh lapisan tanah keras. Kondisi lapisan tanah sebagai berikut :
Kedalaman : 0 – 13,3m : Lempung I, γsat = 19,8 kN/m3, mv = 0,06 m2/MN
Eu = 39 MN/m2,µ = 0,5
13,3 – 17,3m : Lempung II, γsat = 19,8 kN/m3, mv = 0,03 m2/MN Eu = 52
MN/m2,µ = 0,5
Muka air tanah di permukaan.
Hitung penurunan elastis kelompok tiang
Penyelesaian :
± 0,00
14 m 9,3 m Lempung I
- 13,3 m
Dasar pondasi rakit ekivalen
- 17,3 m Lempung II
Lapisan keras
Kondisi kelompok tiang diatas ekivalen dengan pondasi rakit yang berdimensi, BR = Bkel. tiang + (2 x ¼ x 9,33) = ((6 x 1) + 0,4) + 4,65 =
11,05 m LR = Lkel. tiang + (2 x ¼ x 9,33) = ((9 x 1) + 0,4) +
4,65 = 14,05 m
Tekanan netto pada dasar pondasi rakit : qn =
28000
= 180,35 kN/m2 11,05 x 14, 05
Hitungan Penurunan elastis : ± 0,00 9,3 m Lempung I Eu = 39 MN/m2 µ = 0,5 - 13,3m 11,05 m Lempung II Eu = 52 MN/m2 - 17,3m µ = 0,5
Karena Lempung pada kondisi µ = 0,5, maka dalam hitungan penurunan elastis dipakai Cara Janbu: Si = µ0 µ1 qn B = Eu Df / BR = 9,3/11,05 = 0,84
LR / BR = 14,05/11,05 = 1,27 dari grafik didapat nilai µ0 = 0,77
Lapisan Lempung I: H/BR = 4/11,05 = 0,36 diperoleh nilai µ1 = 0,25 Si = µ0 µ1 qn B = 0,77 x 0,25 x 180,35 x 11,05 = 0,0098 m Eu 39000 Lapisan Lempung II : H/BR = 8/11,05 = 0,72 diperoleh nilai µ1 = 0,4
Penurunan elastis lapisan Lempung I saja : H/BR = 4/11,05 = 0,36 diperoleh nilai µ1 = 0,25 Si = µ0 µ1 qn B = 0,77 x 0,25 x 180,35 x 11,05 = 0,0074 m Eu 52000
Penurunan elastis Lapisan Lempung II : Si = 0,0112 – 0,0074 = 0,0038 m
Jadi Penurunan elastis total :
BAB 4
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pondasi tiang adalah pondasi yang mampu menahan gaya orthogonal ke sumbu tiang dengan jalan menyerap lenturan. Pondasi tiang dibuat menjadi satu kesatuan yang monolit dengan menyatukan pangkal tiang yang terdapat di bawah konstruksi, dengan tumpuan pondasi.
Fungsi dari pondasi tiang yaitu untuk memikul beban dari struktur atas, menahan gaya angkat (up-lift force) pada pondasi, memadatkan tanah pasiran dengan cara penggetaran. mengurangi penurunan, memperkaku tanah dibawah pondasi mesin, mengurangi amplitudo getaran dan frekuensi alamiah dari system,
memberikan tambahan faktor keamanan, khususnya pada kaki jembatan yang dikhawatirkan mengalami erosi, serta menahan longsoran atau sebagai soldier piles.
Terdapat 2 komponen yang harus dipertimbangkan dalam masalah penurunan pada pondasi tiang, yaitu (a) penurunan elastik dan (b) penurunan
konsolidasi. Penurunan elastik mencakup sifat elastik tanah maupun tiang itu sendiri. Oleh karena itu penurunan elastik tiang kelompok bergantung pada penurunan elastik tiang tunggal. Penurunan total pondasi tiang merupakan jumlah penurunan tiang kelompok baik elastik maupun konsolidasi.
Penurunan sebuah tiang pancang kelompok didefinisikan sebagai perpindahan titik tiang pancang yang diakibatkan oleh peningkatan tegangan pada lapisan dasar sedalam pemancangan tiang pancang dengan sifat elastisitas tanahnya ditambah pemendekan elastis tiang akibat pembebanan. Untuk tiang pancang gesekan perpindahan titik merupakan kuantitas penting yang
atau sama dengan tahanan ujung tiang, penurunan yang terjadi akan sangat kecil. Sebaliknya, bila beban per tiang sangat melebihi tahanan ujung tiang, maka penurunan yang terjadi akan besar.
Pada tiang yang dipancang dalam lapisan pendukung yang relatif keras dan tidak mudah mampat, penurunan yang terjadi adalah akibat pemendekan badamn tiangnya sendiri ditambah penurunan tanah yang berada dibawah dasar tiang. Pada keadaan ini, penurunan kelompok tiang akan kurang lebih sama dengan penurunan tiang tunggal.