• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Perbandingan Kalsium Karbonat (CaCo3) dan Air (H2O) Terhadap Proses Pemisahan Kernel dan Cangkang pada Unit Claybath di PKS PT. Multimas Nabati Asahan-Kuala Tanjung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Perbandingan Kalsium Karbonat (CaCo3) dan Air (H2O) Terhadap Proses Pemisahan Kernel dan Cangkang pada Unit Claybath di PKS PT. Multimas Nabati Asahan-Kuala Tanjung"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERBANDINGAN KALSIUM KARBONAT (CaCO

3

) DAN

AIR (H

2

O) TERHADAP PROSES PEMISAHAN KERNEL DAN

CANGKANG PADA UNIT CLAYBATH DI PKS.PT.MULTIMAS

NABATI ASAHAN – KUALA TANJUNG

TUGAS AKHIR

HOTMA RUMAHORBO

112401094

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KIMIA

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PENGARUH PERBANDINGAN KALSIUM KARBONAT (CaCO

3

) DAN

AIR (H

2

O) TERHADAP PROSES PEMISAHAN KERNEL DAN

CANGKANG PADA UNIT CLAYBATH DI PKS.PT.MULTIMAS

NABATI ASAHAN

KUALA TANJUNG

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli

Madya

HOTMA RUMAHORBO

112401094

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KIMIA

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : PENGARUH PERBANDINGAN KALSIUM KARBONAT

(CaCO3) DAN AIR (H2O) TERHADAP PROSES

PEMISAHAN KERNEL DAN CANGKANG PADA UNIT CLAYBATH DI PKS.PT.MULTIMAS NABATI ASAHAN- KUALA TANJUNG

Kategori : KARYA ILMIAH

Nama : HOTMA RUMAHORBO

Nomor Induk Mahasiswa : 112401094

Program Studi : DIPLOMA (D3) KIMIA

Departement : KIMIA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

(FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA (USU)

Disetujui di

Medan, Mei 2014 Diketahui

Ketua Program studi D3 Kimia FMIPA USU

KetuaDepartemen Kimia FMIPA – USU

(4)

PERNYATAAN

PENGARUH PERBANDINGAN KALSIUM KARBONAT (CaCO

3

) DAN

AIR (H

2

O) TERHADAP PROSES PEMISAHAN KERNEL DAN

CANGKANG PADA UNIT CLAYBATH DI PKS.PT.MULTIMAS

NABATI ASAHAN – KUALA TANJUNG

KARYA ILMIAH

Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Mei 2014

(5)
(6)
(7)
(8)

ABSTRAK

Pada analisa ini data dikumpulkan melalui metode uji coba perbandingan penggunaan kalsium karbonat (CaCO3) dan air (H2O) dalam pembuatan larutan

(9)

EFECT OF CALCIUM CARBONATE AND WATER RATIO ON THE SEPARATION KERNEL AND SHELL ON THE UNIT CLAYBATH

AT PKS. PT. MULTIMAS NABATI ASAHAN- KUALA TANJUNG

ABSTRACT

(10)

DAFTAR ISI

1.2. Identifikasi Permasalahan... 2

1.3.Perumusan Masalah... 3

1.4.Tujuan... 3

1.5.Manfaat... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 5

2.1. Sejarah Kelapa Sawit... 5

2.1.1. Sejarah Perkebunan Kelapa Sawit... 6

2.1.2 Pengembangan Industri Kelapa Sawit Di Indonesia... 8

2.2. Varietas Kelapa Sawit ... 9

2.2.1. Pembagian Varietas Berdasarkan Ketebalan Tempurung Dan Daging Buah... 10

2.2.2. Pembagian Varietas Berdasarkan Warna Kulit Buah... 11

2.3. Minyak Sawit... 12

2.3.1. Sifat Fisik Dan Kimia Kelapa Sawit ... 12

(11)

2.4. Standart Mutu Minyak Kelapa Sawit... 15

2.4.1. Mutu Minyak Kelapa Sawit... 16

2.4.2. Mutu Inti Sawit... 16

2.5. Faktor-faktor Yang Mempegaruhi Proses Pencampuran... 18

2.6. Pengolahan Kelapa Sawit... 19

2.6.1. Stasiun Timbangan (Weight Bridge) ... 19

2.6.2. Stasiun Sortasi... 19

2.6.3. Stasiun Loading Ramp... 21

2.6.4. Stasiun Sterilizer... 21

2.6.5. Stasiun Tipler... 22

2.6.6. Stasiun Press And Thresser... 23

2.6.6.1.Thresser... 23

2.6.6.2. Fruit Elevator... 23

2.6.6.3. Digester... 23

2.6.6.4. Screw Press... 24

2.6.7. Stasiun Kernel... 25

2.6.7.1. CBC ( Cake Breaker Convayer) ... 26

2.6.7.2. Polishing Drum... 26

2.6.7.3. Destoner... 27

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN... 32

3.1. Alat dan Bahan... 32

3.2. Bahan... 32

3.3. Prosedur Percobaan... 33

(12)

4.1. Data... 38

4.2. Perhitungan... 41

4.3. Pembahasan... 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 47

5.1. Kesimpula... 47

(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Perbandingan sifat minyak kelapa sawit (CPO) 12

Dan Minyak Inti (PKO)

Tabel 2.2. Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit (CPO)

Dan Minyak Inti Kelapa Sawit (PKO)

Tabel 2.3. Standart Mutu Minyak Sawit,Minyak Inti Sawit Dan Inti Sawit.

Tabel 4.1.Perbandingan Berat Hasil Pengamatan

Tabel 4.2. Pengamatan dan perhitungan looses kernel dan kotoran kernel

(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1 Grafik pengaruh perbandingan kalsium karbonat (CaCO3) Dan Air

Terhadap Berat Jenis 46

Gambar 4.2 Grafik pengaruh perbandingan kalsium karbonat dan air terhadap

(15)

ABSTRAK

Pada analisa ini data dikumpulkan melalui metode uji coba perbandingan penggunaan kalsium karbonat (CaCO3) dan air (H2O) dalam pembuatan larutan

(16)

EFECT OF CALCIUM CARBONATE AND WATER RATIO ON THE SEPARATION KERNEL AND SHELL ON THE UNIT CLAYBATH

AT PKS. PT. MULTIMAS NABATI ASAHAN- KUALA TANJUNG

ABSTRACT

(17)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Perusahaan Terbatas MULTIMAS NABATI ASAHAN ( PT.MNA) merupakan

perusahaan milik swasta di bidang pengolahan buah kelapa sawit,untuk memperoleh

minyak kelapa sawit (CPO) dan inti sawit (PK).

Didalam pabrik kelapa sawit,pengoperasiannya berada dalam suatu rantaian proses yang

kontiniu dan umumnya proses pengolahannya ialah merupakan proses-proses pemisahan

atau proses untuk mengambil bahan yang telah telah tersedia.Hasil dari proses awal akan

dilanjutkan oleh instalasi berikutnya tanpa dapat merubah mutu.Jadi hasil yang dicapai

akan sangat bergantung pada bagaimana bahan baku tandan buah segar yang tersedia dan

pengolahan.

Adapun tahapan pengolahan tandan buah segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit

(CPO) dan inti sawit (PK) di PT.MNA secara garis besar ialah:

penimbangan,perebusan,penebahan,pelumatan,pengempaan,pemurnian,dan pengutipan

inti.Dalam setisp proses pengolahan buah kelapa sawit menginginkan agar kehilangan

minyak ( oil looses) dan kehilangan kernel (kernel looses) dapat ditekan sekecil

mungkin.Hal ini akan dapat dicapai apabila proses pengolahan berjalan lancar dan

ditunjang dengan cara kondisi pengoperasian yang tepat serta pemahan terhadap

sifat-sifat buah kelapa sawit yang diolah.

Proses pemisahan cangkang dan kernel pada claybath harus diperhatikan.Penggunaan

(18)

mengakibatkan tingginya kehilangan kernel (kernel looses) dan juga kotoran pada

kernel.Proses pemisahan cangkang dan kernel pada claybath dilakukan berdasarkan

perbedaan berat jenis (ρ),dimana berat jenis dari kernel yaitu : 1,09 g/cm3

dan berat jenis

dari cangkang yaitu : 1,15 g/cm3.

Oleh karena itu berat jenis larutan kalsium karbonat (CaCO3) yang digunakan harus

berada diantara berat jenis kernel dan berat jenis cangkang.Jika berat jenis larutan

kalsium karbonat (CaCO3) lebih rendah dari pada berat jenis kernel maka kehilangan

kernel (kernel looses) akan meningkat,sebaliknya jika berat jenis larutan kalsium

karbonat lebih tinggi dari pada berat jenis cangkang,maka cangkang akan ikut terapung

sehingga kotoran kernel meningkat.

Berdasarkan uraian diatas penulis ingin mengadakan pengamatan dengan judul

“Pengaruh Perbandingan Antara Kalsium Karbonat (CaCO3) dan Air (H2O)

Terhadap Proses Pemisahan Cangkang dan Kernel Pada Unit Claybath di

PKS.PT.MULTIMAS NABATI ASAHAN”.

1.2. Identifikasi permasalahan

Salah satu proses yang berperan terhadap pengolahan kelapa sawit adalah proses

pemisahan cangkang dan kernel,dimana jika cangkang dan kernel tercampur akan

menimbulkan :

1. Meningkatnya kehilangan kernel ( kernel looses) dan meningkatnya kotoran pada

kernel.

2. Mempersulit pemisahan cangkang dan kernel pada proses selanjutnya.

Pada proses ini,bahan kimia yang dipakai sebagai bahan penolong adalah

(19)

1.3. Perumusan Masalah

Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Penentuan berat jenis yang sesuai pada proses pemisahan cangkang dan kernel

sehingga kehilangan kernel ( looses kernel ) dan kotoran pada kernel sedikit.

2. Menghitung looses kernel pada setiap perbandingan larutan.

3. Menghitung kotoran kernel pada setiap perbandingan larutan.

1.4.Tujuan

1. Untuk mengetahui perbandingan CaCO3 dan air (H2O) yang sesuai pada larutan

CaCO3 yang digunakan.

2. Untuk mengetahui jumlah looses kernel yang paling rendah.

3. Untuk mengetahui kadar kotoran pada kernel yang paling rendah.

1.5. Manfaat

1. Sebagai masukan bagi industri,sehingga dapat diketahui perbandingan CaCO3 dan air

(H2O) yang sesuai untuk mengurangi kadar looses kernel dan kadar kotoran pada

kernel.

2. Sebagai bahan dan informasi kepada mahasiswa Kimia Industri Universitas Sumatera

(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sejarah Kelapa Sawit

Kelapa sawit bukanlah tanaman asli di Indonesia. Tanaman ini dimasukkan pertama

sekali dari afrika sebagai sentra plasma nutfah pada tahun 1848,ditanam di kebun raya Bogor.

Percobaan-percobaan banyak dilakukan diberbagai tempat di Jawa dan Sumatera.Di sumatera

misalnya Selatan misalnya ditanam di Muara Enim (1869).

Tanaman kelapa sawit ( quinencis jacq) merupakan tumbuhan tropis golongan palma

yang termasuk tanaman tahunan. Kelapa sawit yang dikenal ialah jenis Dura,Pesifera dan

Tenera. Ketiga jenis ini dapat dibedakan berdasarkan penampang irisan buah, yaitu jenis

Dura memiliki tempurung yang tebal, jenis Pesifera memiliki biji yang kecil dengan

tempurung yang tipis, sedangkan Tenera yang merpakan persilangan Dura dan Pesifera

menghasilkan buah bertempurung tipis dan inti yang besar. Buah sawit berukuran kecil antara

12-18 gr/butir yang duduk pada bulir.

Tanaman kelapa sawit sudah mulai menghasilkan pada umur 24-30 bulan.buah yang

pertama keluar masih dinyatakan dengan buah pasir artinya belum dapat diolah dalam pabrik

karena masih mengandung minyak yang rendah.

Dalam satu pohon dijumpai bunga betina dan bunga jantan yang terbentuk dipengaruhi oleh

sifat tanaman dan pengaruh lingkungan seperti penyinaran,pemupukan dan perlakuan

(21)

yang telah dapat dipanen setelah berumur 6 bulan terhitung sejak penyerbukan (Naibaho,P.M

1898).

2.1.1. Sejarah Perkebunan Kelapa Sawit

Menurut hunger (1924) pada tahun 1869 Pemerintah Kolonial Belanda

mengembangkan tanaman kelapa sawit di Muara Enim dan pada tahun 1970 di Musi Hulu.

Bapak kelahiran industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah seorang Belgia

bernama Adrien Hallet.Beliau pada tahun 1911 membudidayakan kelapa sawit secara

komersial dalam bentuk perkebunan disungai Liput (Aceh) dan Pulu Raja (Asahan).

Pada masa penjajahan Belanda pertumbuhan perkebunan besar kelapa sawit telah

berjalan sangat cepat sehingga sangat menguntungkan perekonomian pemerintah Belanda.

Pada masa pendudukan Jepang 1942,pemerintah pendudukan meneruskan perkebunan kelapa

sawit ini dan hasilnya dikirim ke Jepang sebagai bahan mentah industri perang.Kemudia

semua terhenti karena terjadinya serangan sekutu pada tahun 1943.

Pada tahun 1947 pemerintah Belanda merebut kembali dua pertiga dari perkebunan

yang pernah dikuasai kelaskaran (Stoler,1985).Kemudian menjelang akhir tahun 1948

maskapai-maskapai perkebunan asing hampir memperoleh perkebunan mereka

masing-masing dan menjadi milik mereka kembali.

Pada akhir tahun 1957 seluruh perusahaan milik maskapai Belanda diambil alih oleh

pemerintah Indonesia.Namun milik perusahaan Inggris,Perancis,Belgia,dan Amerika

(22)

Pada masa pemerintahan orde lama relatif perkebunan kelapa sawit sangat

terlantar,karena tidak ada peremajaaan dan rehabilitasi pabrik.Akibatnya produksi sangat

menurun drastis dan kedudukan Indonesia di pasaran Internasional sebagai pemasok minyak

sawit nomor satu terbesar sejak tahun 1966 digeser oleh Malaysia hingga sekarang ini.

Pada masa pemerintahan orde baru telah mulai membangun kembali perkebunan

kelapa sawit secara besar-besarn dengan mengadakan peremajaan dan penanaman

baru.Selanjutnya pemerintah telah bertekad pula membangun perkebunan kelapa sawit

dengan mengembangkannya melalui berbagai pola.

2.1.2 Pengembangan Industri Kelapa Sawit Di Indonesia

Minyak sawit merupakan produk perkebunan yang memiliki prospek yang cerah

dimasa mendatang.Potensi tersebut terletak pada keragaman kegunaan dari minyak

sawit.Minyak sawit disamping digunakan sebagai bahan mentah industri pangan,dapat pula

digunakan sebagai bahan mentah industri nonpangan.

Dalam perekonomian Indonesia kompditas kelapa sawit memegang peranan yang

cukup strategis karena komoditas ini punya prospek yang cerah sebagai sumber devisa.Di

samping itu,minyak sawit merupakan bahan baku utama minyak goreng yang banyak dipakai

di seluruh dunia,sehingga secara terus-menerus mampu menjaga stabilitas harga minyak

sawit.Komoditas inipun mampu pula menciptakan kesempatan kerja yang luas dan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia hingga tahun 1933 diperkirakan telah

mencapai 1,6 juta hektar dan jumlah produksi minyak sawit Indonesia pada tahun 1993 dalam

(23)

Penggunaan minyak kelapa sawit sebagai minyak goreng pada tahun 1985 tercatat

telah mencapai 55,3% atau meningkat 27% pertahun.Saat ini minyak goreng merupakan

penyerap utama konsumsi minyak dalam negri yaitu mencapai 70% dari jumlah yang

dipasarkan dalam negri.Industri lain yang menggunakan minyak kelapa sawit ini adalah

industri mrgarine,sabun,dan industri kimia lainnya.

Dengan data-data tersebut diatas,maka stratwgi pengembangan industri kelapa sawit

di Indonesia di masa mendatang harus mengacu pada potensi keragaman yang dimiliki oleh

minyak sawit itu sendiri.

Dan industri minyak sawit Indonesia dapat diperkokoh strukturnya dengan mengembangkan

diversivikasi vertikel kearah pengembangan industri hilir.Pemerintah Indonesia dewasa ini

telah bertekad untuk menjadikan komoditas kelapa sawit ini sebagai salah satu industri non

migas yang handal.

Penghasil minyak sawit terbesar di dunia saat ini adalah Malaysia dan disana kelapa

sawit merupakan sumber devisa utama sejak tahun 1970-an sehingga kedudukanya cukup

mantap.Pemasok terbesar kebutuhan minyak sawit dunia hingga 1933 adalah Malaysia (50%

dari produksi dunia),sedangkan Indonesia hanya 20% dari produksi dunia.

Indonesia yang menempati posisis kedua setelah Malaysia relatif masih jauh ketinggalan

terutama dari segi teknologi budidaya,pengolahan,dan pemasaran.Sampai saat ini ekspor

minyak sawit Indonesia masih dalam bentuk minyak mentah atau Crude Palm Oil (CPO),dan

sebagian kecil dalam bentuk produk olahan yang merupakan hasil sampingan dan pembuatan

minyak goreng,sehingga nilai tambah yang diperoleh relatif kecil. ( Suyatno Risza,1994).

(24)

Ada beberapa varietas tanaman kelapa sawit yang telah dikenal .Varietas-varietas itu

dapat dibedakan berdasarkan tebal tempurung dan daging buah atau berdasarkan kulit

buahnya.

Selain varietas-varietas tersebut,ternyata dikenal juga beberapa varietas unggul yang

mempunyai beberapa keistimewaan,antara lain mampu menghasilkan produksi yang lebih

baik dibandingkan dengan varietas lain.

2.2.1. Pembagian Varietas Berdasarkan Ketebalan Tempurung Dan Daging Buah

Berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah,ada tiga varietas yang dikenal

yaitu :

1. Dura

Tempurung cukup tebal antara 2-8 mm dan tidak terdapat lingkaran sabut pada bagian

luar tempurung.Daging buah relatif tipis dengan persentase daging buah terhadap

buah bervariasi antara 35 – 36 %.Kernel (daging biji) biasanya dengan kandungan

minyak yang rendah.

Dari empat pohon induk yang tumbuh di kebun Raya Bogor,varietas ini

kemudian menyebar ketempat lain,antar lain kem Negara Timur Jauh.Dalam

persilangan,varietas dura dipakai sebagai pohon induk betina.

2. Pisifera

(25)

tipis.Jenis pisifera tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan dengan jenis yang

lain.Varietas ini dikenal sebagai tanaman betina yang steril sebab bunga betina gugur

pada fase dini.

Oleh sebab itu,dalam persilangan dipakai sebagai pohon induk jantan.Penyerbukan

silang antara Pisifera dengan Dura akan menghasilkan varietas Tenera.

3. Tenera

Varietas ini mempunyai sifat-sifat yang berasal dari kedua induknya,yaitu Dura dan

Pisifera.Varietas inilah yang banyak ditanam di perkebunan-perkebunan saat

ini.Tempurung sudah menipis,ketebalanya berkisar antar 0,5 – 4 mm dan terdapat

lingkaran serabut di sekelilingnya.

Persentase daging buah terhadap buah tinggi,antar 60 – 96%.Tandan buah yang

dihasilkan oleh Tenera lebih banyak dari pada Dura,tetapi ukuran tandanya relatif

lebih kecil.

2.2.2. Pembagian Varietas Berdasarkan Warna Kulit Buah

Ada tiga varietas kelapasawit yang terkenal berdasarkan perbedaan warna

kulitnya.Varietas-varietas tersebuat adalah :

1. Nigrescens

Buah berwarna ungu nsampai hitam pada waktu muda dan berubah menjadi

jingga kehitam-hitaman pada waktu masak.Varietas ini banyak ditanam di

perkebunan.

2. Virescens

Pada waktu muda buahnya berwarna hijau dan ketika masak warna buah berubah

menjadi jingga kemerahan,tetapi ujungnya tetap kehijauan.Varietas ini jarang

(26)

3. Albescens

Pada waktu muda buah berwarna keputih-putihan,sedangkan setelah masak

menjadi kekuning-kuningan dan ujungnya berwarna ungu kehitaman. ( Tim

Penulis.2007)

2.3. Minyak Sawit

Minyak sawit yang sekarang banyak ditemukan dipasar sebagai minyak goreng itu

diperoleh dari daging buah dan inti ( kernel sawit).Dengan demikian minyak sawit

didapatkan dengan memproses daging buah beserta memecah tempurung inti atau kernel.

2.3.1. Sifat Fisik Dan Kimia Kelapa Sawit

Sifat fisika dan kimia kelapa sawit meliputi warna, bau,bobot jenis, dan indeks bias.

a. Minyak sawit (CPO)

Minyak sawit diperoleh dari lapisan serabut kulit buah kelapa sawit melalui proses

pengolahan sawit. Pada suhu kamar kelapa sawit adalah minyak setengah padat (semi

solid).Warna minyak sawit adalah merah jingga oleh adanya pengaruh warna karoten

dalam jumlah minyak yang banyak. Minyak sawit memiliki bau yang khas dan

sangat tahan terhadap proses oksidasi. Sifat ini disebabkan adanya zat tecoferol.

b. Minyak inti sawit (PKO)

Minyak inti sawit (PKO) dihasilkan dari inti kelapa sawit. Minyak inti sawit memiliki

rasa dan bau sangat kuat dank has sekali.

Nilai sifat fisika – kimia minyak sawit (CPO) dan minyak inti sawit (PKO) dapat

(27)

Tabel 2.1. Perbandingan sifat minyak kelapa sawit (CPO) dan minyak inti (PKO)

Sifat Minyak sawit Minyak inti sawit

Bobot jenis pada suhu

kamar

9,900 0,900-0,913

Indeks bias 1,4565-1,44585 1,395-1,415

Bilangan iodium 48-56 14-20

Bilangan penyabunan 196-205 244-254

Sumber: Ketaren S, Minyak Dan Lemak Pangan

2.3.2. Komposisi Minyak Sawit

Kelapa sawit mengandung kurang lebih 80 persen perikarp dan 20 persen buah yang

dilapisi kulit yang tipis, kadar minyak dalam perikarp sekitar 34-40 persen. Minyak

kelapa sawit adalah lemak semi padat yang mempunyi komposisi yang tetap.

Rata-rata komposisi asam lemak minyak kelapa sawit dapat dilihat pada tabel

(28)

Tabel 2.2. Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit (CPO) Dan Minyak

Inti Kelapa Sawit (PKO)

Asam lemak Minyak kelapa sawit (%) Minyak inti sawit (%)

Asam kaprilat - 3-4

Asam kaproat - 3-7

Asam laurat - 46-52

Asam meiristat 1,1-2,5 14-17

Asam palmitat 40-46 6,5-9

Asam stearat 3,6-4,7 1-2,5

Asam oleat 39-45 13-19

Asam linoleat 7-11 0,5-2

Sumber: Eckey,S.W.(1955)Vegetable Fat And Oil

Kandungan karotene dapat mencapai 1000 ppm atau lebih. Tetapi dalam

minyak jenis Tenera kurang lebih 500-700 ppm;kandungan tocoferol bervariasi dan

dipengaruhi oleh penanganan selama produksi.

2.3.3. Kegunaan Dan Komposisi Minyak Inti Sawit

Minyak inti sawit yang baik,berkadar asam lemak bebas yang rendah dan berwarna

kuning terang serta mudah di pucatkan.

Pemakaian utama minyak inti sawit disamping sebagai minyak yang bisa dimakan.Minyak

inti sawit banyak juga digunakan pada pembuatan sabun,terutama sabun mandi bermutu

tinggi.

(29)

Komponen Jumlah

2.4. Standart Mutu Minyak Kelapa Sawit

Minyak sawit memegang peranan penting dalam perdagangan dunia,oleh karena itu

syarat mutu harus menjadi perhatian utama dalam perdagangannya.

Istilah mutu minyak inti sawit dapat dibedakan menjadi dua arti yang sangat penting yaitu :

pertama,benar-benar murni yang tidak bercampur dengan minyak nabati lain.Mutu minyak

sawit tersebut dapat ditentukan dengan menilai sifat-sifat fisiknya,yaitu dengan mengukur

nilai titik lebur angka penyabunan dan bilangan iodium.Kedua,pengertian mutu sawit

berdasarkan ukuran.Dalam hal ini syarat mutu diukur berdasarkan spesifikasi standart mutu

internasional yang meliputi kadar asam lemak

bebas,air,kotoran,logam,tembaga,peroksida,dan ukuran pemucatan.

2.4.1. Mutu Minyak Kelapa Sawit

Standart mutu minyak kelapa sawit adalah merupakan hal yang penting untuk

menentukan minyak yang bermutu baik.Ada beberapa faktor yang menentukan standart mutu

yaitu:

(30)

b. Kandungan asam lemak bebas

c. Warna,dan bilangan peroksida

Mutu minyak kelapa sawit yang baik mempunyai kadar air kurang dari 0,1% dan kadar

kotoran lebih kecil dari 0,01%.Kandungan asam lemak bebas serendah mungkin (

±2%),bilangan peroksida dibawah 2,bebas warna merah dan kuning ( harus warna

pucat,tidak berwarna hijau,jernih dari kandungan logam serendah mungkin,atau bebas dari

ion logam.

2.4.2. Mutu Inti Sawit

Inti sawit (palm kernel) merupakan hasil kedua setelah minyak sawit.Dari inti sawit

dapat diperoleh minyak sawit (PKO) dan sebagai hasil samping ialah bungkil inti kelapa

sawit yang telah mengalami proses ekstraksi dan pengeringan.

Mutu minyak inti sawit sangat dipengaruhi oleh perlakuan-perlakuan selama proses

pengolahannya,sehingga penting diperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi mutu

inti sawit adalah :

a. Air dan Kotoran

b. Asam lemak bebas

c. Bilangan peroksida dan daya peemucatan

Untuk memperoleh minyak inti sawit yang baik,berkadar asam lemak bebas yang

rendah dan berwarna kuning serta mudah dipekatkan,juga diperlukan kadar inti pecah yang

rendah dengan kadar air yang rendah.

Pengeringan inti sawit dilakukan sampai kadar air yang setimbang dengan

(31)

Tabel 2.3. Standart Mutu Minyak Sawit,Minyak Inti Sawit Dan Inti Sawit.

2.5. Faktor-faktor Yang Mempegaruhi Proses Pencampuran

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pencampuran,dalam arti mempengaruhi

derajat pencampuran,waktu pencampuran dan energi yang diperlukan untuk pencampuran

adalah :

1. Aliran

Aliran yang turbulen dan laju air bahan yang tinggi biasanya menguntukan

proses pencampuran.Alat pencampur diusahakan agar tidak mempunyai ruang

(32)

Alat pencampur putar (rotated equipment) atau yang memiliki bagian yang berputar

biasanya dilengkapi dengan penggerak yang terkendali.Pengendalian dimaksudkan untuk

dapat mengatur kecepatan putaran,yang berarti juga mengatur laju alir bahan supaya sesuai

dengan masalah pencampuran yang dihadapi.

2. Ukuran Partikel atau Luas Permukaan

Semakin luas permukaan kontak bahan-bahan yang haris dicampur,yang

berarti semakin kecil partikel dan semakin mudah gerakanya didalam

campuran,maka proses pencampuran semakin baik.Perbedaan yang besar dalam

ukuran ( dan kerapat) patikel dari bahan-bahan yang akan dicampur mempersukar

proses pencampuran.

3. Kelarutan

Semakin besar kelarutan bahan-bahan yang akan dicampur satu terhadap yang

lainnya,semakin baik pencampurannya.

4. Viskositas

Semakin tinggi nilai Viskositas suatu bahan maka pencampuran

semakin lama begitu juga sebaliknya semakin rendah nilai viskositas suatu zat

maka pencampuran semakin mudah. ( Ketaren,1986 ).

2.6. Pengolahan Kelapa Sawit

2.6.1. Stasiun Timbangan (Weight Bridge)

Timbangan berfungsi untuk menimbang buah yang masuk kedalam pabrik sekaligus

untuk menimbang produksi yang diangkut keluar pabrik.Penimbangan ini bertujuan untuk

(33)

saat truk berisi buah yang akan masuk kepabrik dan pada saat truk kosong ( keluar dari

loading ramp).Kapasitas timbangan di pabrik kelapa sawit PT.MNA adalah maksimal 50 ton.

2.6.2. Stasiun Sortasi

Sortasi berfungsi untuk memilih buah-buah yang masak yang diterima di

PKS.PT.MNA ini.Pembagian rendemen jenis buah berdasarkan :

a. Berdasarkan Berat Janjangan

Jenis Buah Berat Persentase Rendemen

Dura Tenera

Kastrasi <3kg 6% 9%

Kecil 3kg s/d 5,99kg 10% 13%

Sedang 6kg s/d 11,99kg 14% 17%

Besar >12kg 19% 22%

b. Berdasarkan Varietas

Jenis Buah Mesacarps Cangkang Inti Rendemen

Dura 20 – 65% 25 – 50mm 4- 20mm 18 – 19%

Fisifera 92 – 97% - 3 – 8mm 28 – 29%

(34)

Berdasarkan Fraksi Panen

Fraksi Persentase Rendemen

Dura Tenera

00 7 – 8% 10 – 11%

0 12 – 13% 15 – 16%

I 18 – 18,5% 20,5 – 21%

II 19% 21,75 – 22%

III 18 -18,5% 20,5 – 21%

IV 18 – 18,5% 20,5 – 21%

V 17 – 18% 20 – 20,5%

2.6.3. Stasiun Loading Ramp

TBS yang telah ditimbang kemudian buahnya dituang kedalam loading ramp.Loading

ramp adalah suatu bangunan bidang T dengan sudut kemiringan 45o .pada loading ramp dilengkapi dengan pintu pintu sebanyak 52 pintu dimana samping kiri /kanan yaitu 14/14 dan

depan 24 pintu yang digerakkan secara hidrolik agar memudahkan memasukkan TBS

kedalam lori.

2.6.4. Stsiun Sterilizer

Tahap selanjutnya setelah TBS yang telah ditimbang dan dimasukkan kedalam lori

adalah tahap perebusan. Kapasitas satu unit rebusan adalah 6 lori berarti 60 ton. Steam yang

digunakan untuk merebus adalah BPV header dengan ketentuan sebagai berikut:

(35)

Dalam perebusan ada 3 puncak (triple peak)

1.puncak I :dengan tekanan 1,50 bar dengan temperature 120oc dan dilakukan pembuangan kondesat serta tekanan akan kembali seperti semula o. Tujuan

pembuangan kondensat pada puncak 1 adalah untuk membuang daerasi yang terjebak

didalam sterilizer, membuang kondensat karena udara adalah konduktor terburuk

dalam perebusan buah serta membuang air, dan menonaktfkan enzim lipase.

2.puncak 2 :dengan tekanan 2,5 bar dan temperatur 135oC dan dilakukan pembuangan kondesat sampai tekanan kembali seperti semula 0,0. Tujuan pembuangan kondesat

pada puncak 2 adalah untuk membuang air.

3.puncak 3 :dengan tekanan 2,8 bar dan temperature 140oC dan dilakukan penahanan sebelum pembuangan kondensat selama selama 17-20 menit yang bertujuan

mempermudah lepasnya inti dari cangkang.

2.6.5. Stasiun Tipler

Tippler adalah alat untuk membantu menuangkan buah ke bunch scrapper, dalam hal

ini lori yang berisi TBS yang telah direbus dituangkan perlahan-lahan. Alat ini berkapasitas 1

lori saja dan waktu yang dibutuhkan untuk menuang buah ke bunch scrapper adalah ± 7-8

menit dengan sudut putar 185°C.Untuk menjaga keamanan, tippler dilengkapi beberapa alat

penuangan.

2.6.6. Stasiun Press And Thresser

2.6.6.1.Thresser

Thresser berfungsi untuk melepaskan atau memisahkan buah dari janjangan yang

(36)

buah yang dibawa oleh bunch scrapper, sedangkan thresser 3 berfungsi untuk memipil

berondolan yang masih ada pada janjangan.

Sebelum masuk ke thresser 3, janjangan masuk kedalam double crusher agar proses

pemipilan berjalan dengan sempurna. Pada thresser terdapat lifting bar yang berfungsi untuk

melempar janjangan.Janjangan berada didalam thresser selama ± 3 menit.Putaran thresser

adalah ± 23 rpm.

2.6.6.2. Fruit Elevator

Alat ini digunakan untuk mengangku buah/berondolan dari fruit bottom cross coveyor

ke toop cross conveyor untuk kemudian dibawa ke distribusi conveyor.

Alat ini terdiri dari sejumlah elevator yang diikat pada rantai yang digerakkan oleh

elektromotor.

2.6.6.3. Digester

Digester berfungsi untuk melumatkan brondolan sehingga daging buah tercacah.

Tujuan utama digester adalah untuk mempermudah pada saat pengepresan minyak sehingga

kelebihan minyak/lossis minyak akan.

Digester ada 7 buah dengan kapasitas muat sekitar 3 ton, dan kapasitas produksi 15 ton per

jam dengan volume 3500 L dan putaran gear box nya 10-11 rpm, putaran motornya 1500

rpm.

Temperature yang digunakan pada digester adalah 90-950C berguna untuk mempermudah melumatkan daging buah, pada suhu tersebut minyak sudah mencair dan

mudah keluar agar perajangannya semakin baik sehingga meringankan kerja screw press.

(37)

1. Kondisi pisau pengaduk digester (aus)

2. Volume buah digester

3. Temperature

4. Kematangan buah saat direbus

5. Kondisi digester.

Pembukaan pintu digester bergantung pada jumlah digester yang

dipakai.Pencacahan dilakukan selama 15 menit. Minyak yang terdapat dalam adonan

dipisahkan dengan mengalirkannya karena apabila masuk ke dalam screw press akan

menurunkan kapasitas pengepresan.

2.6.6.4. Screw Press

Screw press berfungsi untuk mengambil/mengeluarkan minyak dari

daging buah. Screw press terdiri dari sepasang worm screw dan hidrolic. Tekanannya

43-45 bar.

Alat ini terdiri dari press cage yang berlubang-lubang dan didalamnya

terdapat 2 buah ulir (screw) yang berputar berlawanan arah. Kapasitas screw press

adlah 15 ton /jam ,putaran screw press 10-13 rpm.

Tekanan kempa diatur oleh 2 buah konus ,berada pada bagian ujung pengempa

yang dapat digerakkan maju-mundur secara hidrolis .minyak hasil pressan akan

mengalir ketalang oli gutter. Sementara fiber dan nut akan dilewatkanb kadalam CBC

dan selanjutnya diproses didepericarper. Oil losses pada screw press max 4% on

sample atau 0,64 pada FFB.

2.6.7. Stasiun Kernel

Buah setelah dilakukan pengepresan di screw press menghasilkan minyak kasar dan

(38)

terdiri dari serabut (fiber) nut ini yang di produksi pada stasiun kernel. Untuk mendapatkan

2.6.7.1. CBC ( Cake Breaker Convayer)

CBC ( Cake Breaker Conveyor ) terdoro dari satu talang dimana pada bagian tengah

terdiri dari diameter talang terdapat as screw yang mempunyai pisau-pisau pemecah. Alat ini

berfungsi untuk :

1. Memecah cake ( ampas press ) menjadi fiber dan biji serta menghantarkan ke

depericarper.

2. Mengeringkan / mengurangi kadar air fiber sebagai bahan bakar dan untuk

memudahkan kerja blower pada depericarper.

(39)

Polishing drum merupakan suatu alat yang berbentuk silinder, didalamnya terdapat

plat-plat pembawa yang dipasang miring pada dinding. Alat ini berfungsi supaya fiber halus

yang masih melekat pada nut akan terlepas. Putaran Polishing Drum ± 50 rpm.

Prinsip kerja pada polishing drum ialah nut yang keluar dari proses derpericarper masuk ke

polishing drum, didalam polishing drum nut akan berputar sehingga nut akan

berguling-guling pada bagian dinding drum dan jatuh ke nut augher, sedangkan fiber halusnya akan

dihisap derpericarper kembali dan diteruskan keboiler melalui fiber cyclone.

2.6.7.3. Destoner

Destoner merupakan alat yang berfungsi untuk membersihkan nut yang diteruskan

oleh nut augher. Dimana nut akan dipisahkan dari batu-batu, kayu, besi yang terikut pada

proses pengolahan.

Prinsip kerja pada destoner ialah berdasarkan perbedaan berat dimana berat yang

lebih ringan akan terhisap dan naik keatas melalui top wet nut conveyor, sedangkan yang

lebih berat seperti besi, batu-batu, kayu dan nut yang besar akan jatuh ke bak penampungan.

2.6.7.4. Ripple Mill

Ripple Mill berfungsi untuk memecahkan nut sehingga mempermudah proses

pemisahan antara biji dengan cangkangnya.

Pada ripple mill terdapat air lock yang berfungsi sebagai pengatur umpan yang masuk

keripple mill, dan magnet trap yang berfungsi untuk menangkap besi yang terikut. Setelah

(40)

menghantarkan ke top CM conveyor. Top CM Conveyor berfungsi untuk menghantarkan nut

yang telah ke LTDS (Light Tenera Duss Separator).

2.6.7.5. Claybath

Claybath alat yang berfungsi untuk memisahkan cangkang dengan kernel dengan

menggunakan air dan calcium.

Prinsip kerja Claybath ialah dalam sistem pemisahan cangkang dengan kernel

dilakukan dengan perbedaan density ( berat jenis), dimana berat jenis dari cangkang yaitu

1,15 gr/cm3 dan berat jenis dari kernel adalah 1,08 gr/cm3 . Proses ini dilakukan dengan menggunakan larutan kalsium karbonat ( CaCo3) dengan berat 1,10gr/cm3 yang dilarutkan

dengan air dengan perbandingan 1 : 3.

Dengan penggunaan larutan CaCo3 maka yang memiliki berat jenis yang lebih besar dari

larutan kalsium karbonat akan tenggelam dan akan jatuh ke Wet Shell Conveyor dan masuk

ke Shell Hopper untuk dijadikan bahan bakar boiler,sedangkan berat jenis yang lebih kecil

dari larutan kalsium karbonat akan terapung dan akan jatuh ke Wet Kernel Conveyor.

Kemudian kernel yang basah/terapung akan dikirim dengan menggunakan Wet Kernel

Elevator dan naik ke Top Wet Kernel Conveyor menuju Silo Kernel.

Mutu kalsium yang baik untuk digunakan yaitu:

1. Berwarna putih

2. Tidak berbuih jika dipakai

3. Baunya normal

(41)

2.6.7.6. Kernel silo

Silo kernel adalah alat yang berfungsi sebagai pemanasan untuk mengurangi kadar air

yang terdapat pada kernel. Suhu yang digunakan pada kernel silo ialah 600C – 80 0C.

Prinsip kerja pada kernel silo ialah dengan steam heater yang dihembuskan oleh fan

kedalam ruang kernel silo. Temperatur udara yang dihembuskan kebagian atas, tengah, dan

bawah kernel silo berbeda-beda.Untuk masing-masing bagian secara berurutan yaitu:

Untuk bagian atas 600C Untuk bagian tengah 700C

Untuk bagian bawah 800C

Hal ini menyebabkan udara panas dapat terbagi secara merata didalam ruang kernel silo.

Pengeringan pada kernel silo dilakukan selama ± 4 jam, dengan pemberian panas yang

kontiniu diharapkan akan mengurangi kadar air ± 90%. Sehingga kadar air pada kernel yang

akan dimasukkan kedalam kernel bulk silo yaitu ± 7-8%. Setelah kadar air pada kernel

berkurang,kernel akan masuk ke Dry Kernel Conveyor dan dikirim dengan menggunakan

Dry Kernel Pneumatic Transport menuju kernel bulk silo.

2.6.7.7. Kernel Bulk Silo

Kernel Bulk Silo sering disebu Bunker dan Kernel produksi yaitu sebagai tempat

penyimpanan terakhir kernel sebelum dikirim ke PK Plant dan despact by truck untuk diolah

(42)

2.7. Kalsium Karbonat (CaCO3)

Kalsium adalah logam putih perak yang agak lunak,melebur pada suhu 8450c.Kalsium terserang oleh oksigen atmosfir dan udara lembab,pada reaksi ini terbentuk kalsium oksida

atau kalsium hidroksida dan hydrogen.

Ca2+ + CO32- CaCO3

Endapan

Dengan mendidihkan larutan maka endapan menjadi bentuk kristal.Endapan larut

dalam air yang mengandung karbonat berlebih (misalnya air soda yang baru dibuat),karena

pembentukan kalsium hidrogen karbonat yang larut.

CaCO3 + H2O + CO2 Ca2+ + 2HCO3

-Dengan mendidihkan endapan muncul lagi,karena karbondioksida keluar selama proses itu

sehingga reaksi berlangsung kearah kiri.Endapan larut dalam asam asetat :

CaCO3 + 2H+ Ca2+ + H2O +CO2

CaCO3 + 2CH3COOH Ca2+ + H2O + 2CH3COO-

Sebagai kation kesadahan Ca2+ selalu berhubungan dangan anion alkali.

Kalsium dapat bereaksi dengan HCO3- akan membentuk garam karbonat yang larut sampai

batas kejenuhan dimana titik jenuh berubah dengan nilai pH.Bila titik jenuh didahului terjadi

endapan CaCO3 dan membentuk kerak yang terlihat pada dinding pipa.Namun dalam proses

pelunakan keadaan ini harus dibuat,dimana titik jenuh didahului terjadinya endapan CaCO3

(43)

Prinsip Pemisahannya :

Berdasarkan perbedaan berat jenis,dimana kernel yang memiliki berat jenis lebih

rendah dari pada cangkang akan diikat oleh suspensi CaCO3 kemudian

mengapung,sedangkan cangkang yang memiliki berat jenis lebih besar akan diikat oleh

suspensi CaCO3 kemudian tenggelam.

Claybath separator di desain untuk memisahkan antara kernel dan cangkang yang

bercampur,dengan menggunakan air dan kalsium karbonat (CaCO3) untuk proses

pemisahannya.Uji pengendapan dan pengapungan dilakukan terhadap setiap perbandingan

penggunaan kalsium karbonat (CaCO3) dan air.

Berat jenis untuk kernel basah sekitar 1,09 sedangkan untuk cangkang 1.15 dan bila

larutan campuran kalsium karbonat mempunyai berat jenis 1,12-1,14 maka kernel akan

terapung kernel akan terapung dan cangkang akan tenggelam.Berat jenis dapat diukur dengan

menggunakan densitimeter.

(44)

BAB 3

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan

3.1.1. Alat

1. Gelas ukur 250 ml pyrex

2. Densitymeter 15 g/cm3 pyrex

3. Ember

4. Besi Pengaduk

5. Saringan

6. Neraca Analitik Digital

7. Plastik Sampel

8. Saringan

3.2. Bahan

1. Kalsium Karbonat (CaCO3)

2. Air

(45)

3.3. Prosedur Percobaan

1. Menentukan Berat Jenis Larutan CaCO3 perbandingan 1:2

a. Diambil kalsium karbonat (CaCO3) sebanyak 1kg.

b. Diambil air sebanyak 2L.

c. Dimasukkan kalsium karbonat ( CaCO3) kedalam ember.

d. Dimasukkan air kedalam ember.

e. Diaduk kalsium karbonat dan air sampai tercampur rata.

f. Dimasukkan larutan kalsium karbonat kedalam gelas ukur

sebanyak 250ml.

g. Dimasukkan densitimeter kedalam gelas ukur yang berisi larutan

kalsium karbonat (CaCO3).

h. Dilihat berapa berat jenis.yang ditunjukkan densitimeter,

kemudian dicatat hasilnya.

2. Menentukan Berat Jenis dari Larutan CaCO3 Perbandingan 1 : 2,5

a. Diambil kalsium karbonat (CaCO3) sebanyak 1kg.

b. Diambil air sebanyak 2,5L.

c. Dimasukkan kalsium karbonat ( CaCO3) kedalam ember.

d. Dimasukkan air kedalam ember.

(46)

f. Dimasukkan larutan kalsium karbonat kedalam gelas ukur sebanyak 250ml.

g. Dimasukkan densitimeter kedalam gelas ukur yang berisi larutan kalsium karbonat

(CaCO3).

h. Dilihat berapa berat jenis.yang ditunjukkan densitimeter,kemudian dicatat hasilnya.

3. Menentukan Berat Jenis dari Larutan CaCO3 Perbandingan 1 : 3

a. Diambil kalsium karbonat (CaCO3) sebanyak 1kg.

b. Diambil air sebanyak 3L.

c. Dimasukkan kalsium karbonat ( CaCO3) kedalam ember.

d. Dimasukkan air kedalam ember.

e. Diaduk kalsium karbonat dan air sampai tercampur rata.

f. Dimasukkan larutan kalsium karbonat kedalam gelas ukur

sebanyak 250ml.

g. Dimasukkan densitimeter kedalam gelas ukur yang berisi larutan

kalsium karbonat (CaCO3).

h. Dilihat berapa berat jenis.yang ditunjukkan densitimeter,

kemudian dicatat hasilnya.

4. Menentukan Berat Jenis dari Larutan CaCO3 Perbandingan 1 : 3.5

(47)

b. Diambil air sebanyak 3,5L.

c. Dimasukkan kalsium karbonat ( CaCO3) kedalam ember.

d. Dimasukkan air kedalam ember.

e. Diaduk kalsium karbonat dan air sampai tercampur rata.

f. Dimasukkan larutan kalsium karbonat kedalam gelas ukur

sebanyak 250ml.

g. Dimasukkan densitimeter kedalam gelas ukur yang berisi larutan

kalsium karbonat (CaCO3).

h. Dilihat berapa berat jenis.yang ditunjukkan densitimeter,

kemudian dicatat hasilnya.

5. Menentukan Berat Jenis dari Larutan CaCO3 Perbandingn 1 : 4

a. Diambil kalsium karbonat (CaCO3) sebanyak 1kg.

b. Diambil air sebanyak 4L.

c. Dimasukkan kalsium karbonat ( CaCO3) kedalam ember.

d. Dimasukkan air kedalam ember.

e. Diaduk kalsium karbonat dan air sampai tercampur rata.

f. Dimasukkan larutan kalsium karbonat kedalam gelas ukur

sebanyak 250ml.

(48)

kalsium karbonat (CaCO3).

h. Dilihat berapa berat jenis.yang ditunjukkan densitimeter,

kemudian dicatat hasilnya.

6. Menentukan Looses Kernel Pada Larutan CaCO3

a. Diambil sampel dari keluaran ripple mill sebanyak 1kg.

b. Dimasukkan Sampel kedalam ember yang berisi larutan CaCO3

1 : 2.

c. Diaduk hingga pemisahan kernel dan cangkang rata dengan

dengan menggunkan besi pengaduk.

d. Dipisahkan kernel dan cangkang dengan menggunakan saringan.

e. Dikeringkan kernel dan cangkang.

f. Ditimbang berat kernel dan cangkang.

g. Dipisahkan kernel yang terdapat pada cangkang.

h. Ditimbang berat kernel yang terdapat pada cangkang (W1).

i. Dilakukan perlakuan yang sama untuk larutan CaCO3 dengan perbandingan

1:2,5,1:3,1:3,5,1:4.

7. Menentukan Kadar Kotoran Kernel Pada Larutan CaCO3

a. Diambil sampel dari keluaran ripple mill sebanyak 1kg.

(49)

c. Diaduk hingga pemisahan kernel dan cangkan rata dengan

menggunakan besi pengaduk.

d. Dipisahkan cangkang dan kernel dengan menggunakan saringan.

e. Dikeringkan kernel dan cangkang.

f. Ditimbang berat kernel dan cangkang.

g. Dipisahkan cangkang yang terdapat pada kernel.

h. Ditimbang berat cangkang yang terdapat pada kernel (W2).

i. Dilakukan perlakuan yang sama pada larutan CaCO3 dengan

(50)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. DATA

Dari data hasil pengamatan dan perhitungan didapat tabel 4.1 – 4.4 tentang

perbandingan kalsium karbonat (CaCO3) dan air (H2O) ,berat jenis larutan kalsium

karbonat,berat sampel,berat kernel + kotoran,berat kernel bersih,berat cangkang + looses

kernel,berat cangkang bersih,berat looses kernel,berat kotoran kernel.

Berikut ini tabel 4.1.Tabel pengamatan dan perhitungan berat jenis larutan kalsium

karbonat dalam setiap perbandingan kalsium karbonat (CaCO3) dan air (H2O) dapat dilihat

(51)

Tabel 4.1.Perbandingan Berat Hasil Pengamatan

Berikut ini tabel 4.2.pengamatan dan perhitungan berat looses kernel dan kadar

kotoran kernel dalam setiap perbandingan kalsium karbonat (CaCO3) dan air (H2O) dapat

(52)

Tabel 4.2. Pengamatan dan perhitungan looses kernel dan kotoran kernel

NO Perbandingan Kalsium

Karbonat (CaCO3) Dan

kotoran kernel dapat dilihat dibawah ini:

Tabel 4.3.Pengamatan Dan Perhitungan % Looses Kernel Dan % Kotoran Kernel

NO Perbandingan Kalsium

(53)

4.2. Perhitungan

Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai kernel looses dan kadar kotoran

kernel adalah sebagai berikut :

a. Berat Looses Kernel

1. Berat Looses Kernel untuk perbandingan 1:2

Berat Looses Kernel = (Berat Cangkang +Looses Kernel) –

( Berat Cangkang Bersih)

Berat Looses Kernel = 40 gr – 38,9979 gr

Berat Looses Kernel = 1,0021 gr

2. Berat Looses Kernel untuk perbandingan 1:2,5

Berat Looses Kernel = (Berat Cangkang +Looses Kernel) –

( Berat Cangkang Bersih)

Berat Looses Kernel = 60 gr – 58,437 gr

Berat Looses Kernel = 1,563 gr

3. Berat Looses Kernel untuk perbandingan 1:3

Berat Looses Kernel = (Berat Cangkang +Looses Kernel) –

( Berat Cangkang Bersih)

Berat Looses Kernel = 590 gr – 587,6704 gr

Berat Looses Kernel = 2,3296 gr

(54)

Berat Looses Kernel = (Berat Cangkang +Looses Kernel) –

( Berat Cangkang Bersih)

Berat Looses Kernel = 550 gr – 500 gr

Berat Looses Kernel = 50 gr

5. Berat Looses Kernel untuk perbandingan 1:4

Berat Looses Kernel = (Berat Cangkang +Looses Kernel) –

( Berat Cangkang Bersih)

Berat Looses Kernel = 580 gr – 510 gr

Berat Looses Kernel = 70 gr

b. Berat Kotoran Kernel

1. Berat Kotoran Kernel untuk perbandingan 1:2

Berat Kotoran Kernel =( Berat Kernel + Kotoran) –

(Berat Kernel Bersih)

Berat Kotoran Kernel = 980 gr – 740 gr

Berat Kotoran Kernel = 240 gr

2. Berat Kotoran Kernel untuk perbandingan 1:2,5

Berat Kotoran Kernel =( Berat Kernel + Kotoran) –

(Berat Kernel Bersih)

Berat Kotoran Kernel = 940 gr – 760 gr

Berat Kotoran Kernel = 190 gr

3. Berat Kotoran Kernel untuk perbandingan 1:3

(55)

(Berat Kernel Bersih)

Berat Kotoran Kernel = 460 gr – 440,7604 gr

Berat Kotoran Kernel = 19,2396 gr

4. Berat Kotoran Kernel untuk perbandingan 1:3,5

Berat Kotoran Kernel =( Berat Kernel + Kotoran) –

(Berat Kernel Bersih)

Berat Kotoran Kernel = 510 gr – 480 gr

Berat Kotoran Kernel = 30 gr

5. Berat Kotoran Kernel untuk perbandingan 1:4

Berat Kotoran Kernel =( Berat Kernel + Kotoran) –

(Berat Kernel Bersih)

Berat Kotoran Kernel = 430 gr – 429 gr

Berat Kotoran Kernel = 1 gr

c. % Looses Kernel

1. % Looses Kernel untuk Perbandingan 1 :2

% Looses Kernel = x 100%

% Looses Kernel = x 100%

% Looses Kernel = 0,10 %

2. % Looses Kernel untuk Perbandingan 1: 2,5

(56)

% Looses Kernel = x 100%

% Looses Kernel = 0,15 %

3. % Looses Kernel untuk Perbandingan 1: 3

% Looses Kernel = x 100%

% Looses Kernel = x 100%

% Looses Kernel = 0,23 %

4. % Looses Kernel untuk Perbandingan 1: 3,5

% Looses Kernel = x 100%

% Looses Kernel = x 100%

% Looses Kernel = 5 %

5. % Looses Kernel untuk Perbandingan 1: 4

% Looses Kernel = x 100%

% Looses Kernel = x 100%

% Looses Kernel = 7 %

d. % Kadar Kotoran Kernel

1. % Kadar Kotoran Kernel untuk perbandingan 1:2

(57)

% Kadar Kotoran Kernel = x 100%

% Kadar Kotoran Kernel = 24 %

2. % Kadar Kotoran Kernel untuk perbandingan 1:2,5

% Kadar Kotoran Kernel = x 100%

% Kadar Kotoran Kernel = x 100%

% Kadar Kotoran Kernel = 19 %

3. % Kadar Kotoran Kernel untuk perbandingan 1:3

% Kadar Kotoran Kernel = x 100%

% Kadar Kotoran Kernel = x 100%

% Kadar Kotoran Kernel = 1,92 %

4. % Kadar Kotoran Kernel untuk perbandingan 1:3,5

% Kadar Kotoran Kernel = x 100%

% Kadar Kotoran Kernel = x 100%

% Kadar Kotoran Kernel = 3 %

5. % Kadar Kotoran Kernel untuk perbandingan 1:4

% Kadar Kotoran Kernel = x 100%

% Kadar Kotoran Kernel = x 100%

(58)

4.3. PEMBAHASAN

Berdasarkan data pengamatan dan perhitungan pada tabel diatas dapat dibuat data

pengaruh perbandingan kalsium karbonat (CaCO3) dan air (H2O) terhadap looses kernel dan

kotoran kernel dengan melihat berat jenis.Untuk lebih jelas mengenai data perhitungan nilai

looses kernel dan kotoran kernel pada setiap perbandingan kalsium karbonat (CaCO3) dan

air,dapat dilihat pada tabel 4.3

Tabel 4.3.Pengamatan Dan Perhitungan % Looses Kernel Dan % Kotoran Kernel

NO Perbandingan

Dari data perhitungan nilai looses kernel dan kotoran kernel terhadap perbandingan

penambahan kalsium karbonat (CaCO3) dan air dapat dibuat grafik antara perbandingan

kalsium karbonat (CaCO3) dan air terhadap berat jenis,losses kernel,dan kotoran kernel.

Berikut ini grafik pengaruh perbandingan kalsium karbonat (CaCO3) terhadap berat

(59)

Gambar 4.1 Grafik pengaruh perbandingan kalsium karbonat (CaCO3) Dan Air

Terhadap Berat Jenis

Dari grafik diatas,pengaruh perbandingan kalsium karbonat (CaCO3) dan air terhadap nilai

berat jenis dapat dianalisa bahwa perbandingan kalsium karbonat dan air berpengaruh

terhadap nilai berat jenis.Ini dapat dilihat dari grafik dilihat dari grafik diatas,semakin sedikit

perbandingan air maka semakin tinggi nilai berat jenis larutan.Hal ini dikarenakan larutan

kalsium karbonat terebut sangat kental sehingga berat jenisnya tinggi.Oleh karena itu

perbandingan kalsium karbonat dan air harus dipeerhatikan.

Berikut ini gambar grafik perbandingan kalsium karbonat dan air terhadap losses

kernel dan kotoran kernel.

Perbandingan 1 Kg Kalsium Karbonat : Air (Liter)

(60)

Gambar 4.2 Grafik pengaruh perbandingan kalsium karbonat dan air terhadap %

losses kernel dan % kotoran kernel

Dari grafik diatas,pengaruh perbandingan kalsium karbonat dan air terhadap % losses

kernel dan % kotoran kernel dapat dianalisa bahwa apabila perbandingan air yang digunakan

semakin menurun maka,% losses kernel semakin menurun sedangkan % kotoran kernel

semakin meningkan. Apabila perbandingan air yang digunakan semakin meningkat maka %

losses kernel semakin meningkat dan % kotoran kernel semakin menurun.Hal ini disebabkan

karena perbedaan berat jenis pada setiap perbandingan kalsium karbonat dan air pada

larutan.Apabila larutan semakin kental maka berat jenis semakin meningkat dan apabila

larutan semakin encer maka berat jenis semakin menurun.

Dari data percobaan yang telah dilakukan dilaboratorium dapat diketahui yaitu :

Perbandingan yang sesuai antara kalsium karbonat dan air yaitu 1 : 3 dengan berat jenis 1,13

dengan % losse kernel 0,23 dan % kotoran kernel 1,92.Dari hasil analisa yang telah

1 kg Kalsium Karbonat : Air (Liter)

Pengaruh Perbandingan Kalsium Karbonat : Air

terhadap % loses kernel dan % kotoran kernel

%loses kernel

(61)

perusahaan,sehingga apabila dilihat dari % losses kernel perusahaan akan mendapatkan

keuntungan yang tinggi dan

% kotoran kernel sesuai dengan standart perusahaan,sehingga apabila dilihat dari % kotoran

(62)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Perbandingan penggunaan kalsium karbonat (CaCO3) dan air (H2O) jika ditinjau

terhadap looses kernel dan kadar kotoran cangkang sesuai dengan data analisa yang

saya lakukan yaitu:

Tabel 4.3.Pengamatan Dan Perhitungan % Looses Kernel Dan % Kotoran Kernel

2. Dari hasil pengamatan yang saya lakukan hasil looses kernel yang paling rendah

yaitu: 0,10% pada perbandingan penggunaan kalsium karbonat (CaCO3) dan air

(H2O) yaitu 1:2.

3. Dari hasil pengamatan yang saya lakukan kadar kotoran kernel yang paling rendah

yaitu: 0,1% pada perbandingan penggunaan kalsium karbonat (CaCO3) dan air (H2O)

yaitu 1:4.

5.2. Saran

1. Diharapkan operator pada unit claybath lebih memperhatikan perbandingan

penggunaan kalsium karbonat (CaCO3) dan air (H2O).

2. Hendaknya para pekerja memperhatikan jadwal pergantian larutan kalsium karbonat

(CaCO3) agar jumlah losses kernel dan kotoran kernel semakin sedikit.

3. Hendaknya supervisor lebih mengawasi operator dan pekerja agar pada saat proses

(63)

DAFTAR PUSTAKA

Ketaren,S.,1986.Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak.Jakarta UI-Press.

Naibaho,P.1998.Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit.Medan:Pusat Penelitian

Kelapa Sawit.

Pardamean,M.,1997.Pengolahan Kelapa Sawit dan Pengolahan Limbah Pabrik

Kelapa Sawit.Jakarta ; Direktorat Jendral Perkebunan.

Risza,S.1994.Kelapa Sawit.Yogyakarta;Penerbit Kanisius.

Sunarko.2007.Petunjuk Praktis Budi Daya Pengolahan Kelapa Sawit.Cetakan

Pertama.Jakarta.Agromedia Pustaka.

Tim Penulis,P.S.1997.Kelapa Sawit Usaha Budi Daya – Pemanfaatan Hasil Dan

Aspek Pemasaran.Cetakan ke – 8.Jakarta:Penerbit Swada

Vogel.1985.Buku Teks Analisa Anorganik Kualitatif Makro Dan Semi

(64)
(65)

Gambar

Tabel 2.1. Perbandingan sifat minyak kelapa sawit (CPO) dan minyak inti (PKO)
Tabel 2.2. Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit (CPO) Dan Minyak
Tabel 2.3. Standart Mutu Minyak Sawit,Minyak Inti Sawit Dan Inti Sawit.
Tabel 4.1.Perbandingan Berat Hasil Pengamatan
+5

Referensi

Dokumen terkait