• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN PROGRAM STUDI DALAM PENDIDIKAN POLITIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERAN PROGRAM STUDI DALAM PENDIDIKAN POLITIK"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN PROGRAM STUDI DALAM PENDIDIKAN POLITIK (Studi Komparatif pada FISIP Unud dan BINUS International) Nazrina Zuryani2)

Ikma Citra RantealloKetua)

Ni Luh Nyoman Kebayantini1) 1Prodi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Udayana, Kampus Sudirman,

Denpasar Telp/Fax : 0361 255916, [email protected]

ABSTRAK

Penelitian hibah Program Studi/HUPS Prodi Sosiologi Universitas Udayana ini menggunakan FGD sebagai kerangka membandingkan pendidikan politik hasil pemagangan berbantukan buku ajar

„Akuntabilitas Partai Politik‟ pada FISIP Unud dengan kuliah umum yang mengundang anggota peneliti kedua2) sebagai dosen tamu pada Departemen Komunikasi, Universitas Bina Nusantara Internasional di Jakarta. Universitas Binus International tidak memiliki Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik seperti di UNUD namun sudah dikenal lulusannya memiliki double degree dengan universitas di luar negeri karena Prodi Ilmu Komunikasi bergabung dalam Faculty of Computing and Media pada Binus International University. Menggunakan pendekatan pelembagaan partai politik dari Basedeau dan Stroh (2008), juga kritik Heywood (2013) yang menolak keberhasilan partai memberikan pendidikan politik untuk masyarakat dan kaum muda. Hasil komparasi program pendidikan politik pada FISIP Unud minor daya kritis argumentatif yang sebaliknya menjadi aspek major pada Binus International di Jakarta dilihat dari kondisi politik global. Peserta Focus Group Discussion/FGD pada penelitian Prodi Sosiologi kurang tepat sasaran sementara peserta kuliah umum Binus International menunjukkan perbedaan sikap politik yang tepat, aktif dan argumentatif. Jumlah peserta FGD mahasiswa FISIP maupun peserta kuliah umum Binus International di Jakarta adalah 26 dan 21 orang. Peserta FGD Prodi Sosiologi hampir 85 persen telah mengikuti matakuliah Sosiologi Politik, sementara peserta kuliah Umum „Political Globalization‟

tidak mendapat matakuliah Sosiologi Politik. Hasil FGD menunjukkan mahasiswa FISIP terutama dari Prodi Sosiologi kurang mendalami aspek politik global dan lebih terkonsentrasi pada korelasi matakuliah yang mengajarkan teori dan proses kekuasaan Parpol. Sementara pendidikan politik pada Binus International diarahkan kepada sintesis rekayasa sosial politik menghadapi dilema ultra kanan yang sedang menjangkiti dunia global.

Kata kunci: Prodi Sosiologi, Prodi Ilmu Komunikasi, Pendidikan Politik

ROLE OF STUDY PROGRAMS FOR POLITICAL EDUCATION (Comparative Study at FISIP Unud and Binus International )

ABSTRACT

Research grant/HUPS for Sociology Department from Udayana University utilized FGD to frame the political education by internship and learning via text book of „Political Parties Accountability‟ at FISIP Unud that is compared with general lecture delivered by the research second member2) as guest lecturer at Bina Nusantara International (communication Department) in Jakarta. Bina Nusantara International University has not Faculty of Social and Political Sciences as in UNUD but all the students get double degree with overseas universities and Communication department belongs to Faculty of Computing and Media of Binus International. Political education at Sociology department of UNUD has not yet increase the critical thinking of students by argumentation while Binus International urge their students to be more critical for any social changes and global politics. Utilizing the organizational of political parties by Basedeau dan Stroh (2008), as well as the critics from Heywood (2013) who said that political parties have not yet successfully implementing politic of education for people especially the youth. This research is the result of comparing the political education that has been minor in critical thinking at Sociology department but in contrary, it becomes a major critical thinking for global politics topic at Binus International in Jakarta. Both participants of Focus Group Discussion/FGD were 26 students and 21 students for general lecture. Almost 85% of FGD participants had undertaking subject of Political Sociology while participants of „Political Globalization‟ never undertaking it. The result of FGD shows that most of students unaware of global politics as they focus only at subjects correlations while at Binus International, the general lecture participants shows the ability to synthesize the social and political engineering to face the dilemma of right wings that now are pandemic in the global world.

Key Words: Sociology Department, Communication Department, Political Education

(2)

1. PENDAHULUAN

Mengevaluasi penelitian hasil pemagangan mahasiswa tahun 2015 berbasis buku ajar berjudul

“Akuntabilitas Partai Politik” sebagai salah satu cara pendidikan politik menjadi bahan yang menarik untuk dikaji. Apa lagi buku ajar terbitan Udayana University Press edisi 2015 dibagikan secara gratis kepada mahasiswa/i dan kepada khalayak ramai. Salah satu Perguruan Tinggi yang dosennya menerima dua buku ajar hasil penelitian hibah kempetensi ini adalah dua orang dosen dan 5 orang mahasiswa/i Bina Nusantara (dikenal sebagai Binus International). Pada FISIP Unud, tidak saja mahasiswa, dosen-pun diajak ikut serta memahami korelasi politik nasional yang suhunya kadang memanas terkait partai politik dan bagaimana pemagangan di lima lembaga yaitu Ombudsman, Bawaslu, Kesbangpol dan Komisi Pemilihan Umum Provinsi merupakan pengalaman baru bagi civitas dan mahasiswa pemagang pada FISIP Unud.

Pada tanggal 10 November 2016, anggota peneliti Hibah Unggulan Program Studi/HUPS mendapat undangan dari Binus International pada departemen/program studi Ilmu komunikasi untuk memberikan kuliah umum tentang politik global dalam kaitannya dengan perubahan sosial politik nasional dan internasional. Terdapat kesulitan untuk membandingkan dua lembaga pendidikan, yang satu di Bali dan yang satu di Jakarta. Sementara di Jakarta, pada Binus International, departemen ilmu komunikasi masuk pada Faculty of Computing and Media, mereka para mahasiswa bergabung dari berbagai Negara (Perancis, German, Turki, Korea, Jepang dan Indonesia) sebanyak 20 orang untuk mendengarkan topik terkait politik global (political globalization) yang dikaitkan dengan tendensi politik nasional.

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana pada tanggal 2 Oktober 2016, dua orang anggota peneliti Hibah Unggulan Program Studi Sosiologi melaksanakan Focus Group Discussion terkait evaluasi pemagangan berbantuan buku ajar dalam mencari format pendidikan politik pada FISIP. FGD diikuti oleh 26 mahasiswa dengan tujuan untuk menemu-kenali masalah inheren yang membelit partai politik.Pertanyaan-pertanyaan tentang pendidikan politik, pentingnya ilmu politik dan seputar keterhubungan matakuliah dengan pemahaman politik menjadi bagian sesi pertama yang sifatnya elementer. Ketika memasuki sesi kedua yaitu diskusi kelompok, dengan tiga pertanyaan yang sama, topik ini menjadi menarik.

Makalah ini mendeskripsikan perbedaan pendekatan dalam penelitian HUPS Prodi Sosiologi yang mengundang 31 mahasiswa/i peserta pemagangan dari tiga Program Studi untuk mengikuti FGD/Focus Group Discussion dengan kuliah Umum pada Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Bina Nusantara International dalam mendalami pendidikan politik. Perbedaan pendekatan tentunya sangat terkait pada satu sisi memahami apa yang dimaksud dengan akuntabilitas prosedural partai politik dan bagaimana pemilihan umum di Negara Amerika Serikat telah menonjolkan ideologi ultra kanan yang mendenominasi kepentingan politik global saat ini.

2. METODE PENELITIAN

Kartowagiran (2015) memperjelas suatu penelitian aksi yang mengutamakan subjek penelitian, para informan kemudian menjadi pelaku utama. Terutama peran Program Studi melakukan evaluasi pendidikan politik, berbagai lapis kepentingan dapat masuk. Apakah kepentingan subjek penelitian yang semuanya mahasiswa atau wacana pemahaman pendidikan politik itu sendiri. Penelitian Hibah Unggulan Program Sudi Sosiologi mengevaluasi pelaksanaan pemagangan pada tahun 2015 yang menyasar 85 orang peserta pemagangan. Pada saat penelitian HUPS berlangsung tidak satupun dari 85 orang peserta pemagangan hadir. Sehingga metode aksi dalam memahami pendidikan politik menggunakan kriteria tematik yang disajikan baik dalam FGD di FISIP Unud ataupun kuliah umum di BINUS International di Jakarta. Topik yang disajikan dalam FGD untuk penelitian HUPS menyasar pemahaman akan apa arti pendidikan politik. Baik pendidikan politik dalam nuansa nasional maupun global.

Makalah ini membahas lebih lanjut tema dan isi yang diwacanakan dalam bangunan kognisi mahasiswa tentang pendidikan politik pada setiap Program Studi (di FISIP UNUD diikuti oleh 26 orang mahasiswa dari Prodi Sosiologi, Ilmu Politik dan Administrasi Negara) pada saat FGD untuk penelitian HUPS Sosiologi. Serta bagaimana kuliah umum tentang Perubahan Politik Nasional dan Global menjadi tema pada kuliah umum di BINUS International yang diikuti oleh 20 orang mahasiswa dari departemen Ilmu Komunikasi.

(3)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Kajian Teori dan Temuan Lapangan

Di Indonesia peran partai politik dalam pendidikan politik sangatlah minor. Berbicara mengenai peran utama dari partai politik, Heywood (2013:398-405) mencatat beberapa hal penting. Pertama, Fungsi Perwakilan. Fungsi ini sering dipandang sebagai fungsi utama partai politik dalam kemampuannya merespon dan mengartikulasikan pandangan anggota maupun para pemilihnya. Pada konteks teori sistem, partai politik dianggap sebagai input utama yang menjamin bahwa Pemerintah memperhatikan kebutuhan dan keinginan masyarakat luas. Jadi fungsi ini dianggap akan berjalan baik apabila sistem politik yang berjalan sifatnya terbuka dan kompetitif sehingga mendorong peran partai politik merespon segenap pilihan-pilihan masyarakatnya.

Kedua, Pembentukan dan Rekruitmen Elite. Pada fungsi ini, partai politik berperan menyediakan kandidat bagi pemimpin-pemimpin negaranya. Pada peran ini parpol membentuk calon kandidat dari kader terbaik yang faham dalam menerjemahkan ideologi partainya. Partai politik secara ideal harus menjadi kawah candradimuka bagi politisi dengan membekali mereka keterampilan, pengetahuan dan pengalaman, termasuk melibatkan mereka dalam struktur karier partai politik bersangkutan. Pada konteks ini, Heywood (2013) mengecualikannya pada kondisi terbalik, dimana partai politik hanya dijadikan sebagai kendaraan politik para politisi kuat untuk memobilisasi dukungan pada suatu proses pemilihan. Fungsi inilah yang kerap dilalui partai politik dimana para pejabat pemerintah direkrut dari sekelompok kecil orang berbakat atau figur senior yang sebelumnya bernaung dari partai besar.

Ketiga, Perumusan Tujuan. Pada fungsi ini partai politik melalui kadernya yang terpilih sebagai pimpinan di level lokal atau nasional merumuskan program pemerintahan Peran partai politik disini tidak saja sebatas sekedar mendorong untuk menginisiasi kebijakan tertentu, melainkan juga merumuskan rangkaian opsi-opsi kebijakan yang dianggap koheren dan populis untuk meraih simpati massa pemilih.

Keempat, artikulasi dan agregasi kepentingan. Pada fungsi ini, partai politik menyuarakan dan mengumpulkan beragam kepentingan yang terdapat di masyarakatnya, termasuk kelompok bisnis, pekerja, keagamaan, etnis atau kelompok-kelompok lain yang sifatnya dianggap bisa memajukan atau membela berbagai kepentingan mereka.

Kelima, sosialisasi dan mobilisasi. Pada fungsi ini setiap kegiatan debat, diskusi internal, maupun kompetisi kampanye dalam pemilihan yang diadakan partai politik secara langsung dianggap berperan sebagai agen pendidikan dan sosialisasi politik. Isu yang dipilih partai politik bisa dalam konteks membantu menyusun agenda politik, atau sebaliknya menolak kebijakan tertentu.

Pengukuran Dimensi Pelembagaan Partai Politik

Kelima peran diatas hanya bisa berjalan apabila pada kapasitas kelembagaan partai politik memiliki kapabilitas kuat sekaligus berkinerja secara baik. Konsep Basedau dan Stroh (2008) menekankan untuk menuju pada kapabilitas yang baik, perlu adanya pengukuran atas dimensi pelembagaan partai politik, antara lain :

Dimensi Pelembagaan Partai Politik versi Basedau dan Stroh

Dimensi Pelembagaan Indikator

Pengakaran di masyaraat : Partai memiliki akar yang satbil dalam masyarakat

- Relativitas umur partai terhadap kemerdekaan;

- Relativitas umur partai terhadao permulaan periode multipartai;

- Perubahan dukungan elektoral dalam pemilu terakhir atau dua pemilu terakhir;

- Hubungan dengan organisasi

(4)

masyarakat sipil.

Otonomi :

Sekalipun berakar dalam masyarakat, partai relative independen dari individu di dalam kelompok dari laur partai

- Jumlah pergantian kepemimpinan partai;

- Pergeseran dukungan electoral setelah pergantian kepemimpinan partai;

- Otonomi keputusan dari individu dan kelompok;

- Apresiasi rakyat atas partai tertentu.

Organisasi : Aparatus organisasi hadir konsisten di semua level administrasi dan bertindak dalam kerangka kepentingan partai

- Kekuatan anggota;

- Kongres partai teratur;

- Sumber daya personal dan material;

- Kehadiran organisasional di seluruh negara, aktifitas tidak sekedar kampanye pemilihan.

Koherensi : Tindakan partai sebagai sebuah kesatuan organisasi; tingkat tertentu toleransi partai atas perselisihan dalam partai

- Koherensi kelompk parlemen (tidak meninggalkan partai atau lompat pintu).

- Relasi moderat antara pengelompokan dalam partai (tidak ada disfungsi faksionalisme);

- Toleransi vis a vis perselisihan dalam partai.

Sumber : Pamungkas (2011: 75)

Pada tabel di atas, Basedau dan Stroh menyebutkan empat aspek pelembagaan Partai Politik, meliputi pengakaran di masyarakat, aspek otonomi, organisasi serta koherensi. Pengakaran partai politik di masyarakat merujuk pada sejauh mana partai memiliki akar stabil dalam masyarakat; otonomi merujuk sejauh mana partai politik independen dari individu dari dalam sekaligus dari luar partai; dimensi organisasi merujuk sejauh mana aparatus organisasi partai politik hadir secara konsisten di semua level administrasi sekaligus tindakan mereka yang mendukung kepentingan partai; sedangkan koherensi menunjuk pada sejauh mana perilaku partai politik sebagai sebuah kesatuan organisasi.

Pada saat mahasiswa mendalami ilmu politik melalui kondisi nasional maupun global, peran partai politik amatlah penting. Pemikiran Basedau dan Stroh oleh Pamungkas (2011: 75) dikaitkan dengan perilaku partai politik kurang kuat akarnya pada anak muda. Oleh sebab itu dalam FGD Mahasiswa/i FISIP Universitas Udayana pertanyaan mengenai pendidikan politik tidak dikaitkan dengan partai politik. Berbeda dalam kuliah umum yang dilaksanakan oleh Binus International, diskusi berlangsung hangat dengan topik pemenangan presiden Amerika Serikat yang berasal dari partai Republik. Tentunya akar pelembagaan Negara konstitusional federal Amerika sangat mempengaruhi pemenangan partai republik oleh electoral college yang artinya melalui pemilihan tidak langsung oleh rakyat tetapi oleh para elector yang jumlahnya 538 orang. Para mahasiswa Binus International memahami „serangan fajar‟ yang mengenai calon presiden tidak terpilih. Partai republik di USA mengapai pemenangan yang koheren dari para elector-nya. Bahwa mahasiswa Binus International mampu mengkritisi dimensi kelembagaan pada sistem pemilihan umum di Amerika menjadikan tematik pendidikan politik meluas yaitu situasi global pasca keluarnya Negara Inggris dari Uni Eropa. Bahasan ini menarik dan cukup mendalam.

Tendensi Ultra Kanan

Publik di Indonesia pernah dibuat tercengang oleh kunjungan ketua DPR beserta staff parlemen ke Negara Amerika Serikat. Waktu itu kandidat Presiden DT memberi kesempatan para peserta studi banding untuk bertemu dengannya. Pertanyaan kandidat presiden apakah rakyat Indonesia mengenalnya? Dijawab oleh ketua DPR RI ya dan pemberitaan ini menjadi trending topic selama berhari-hari.

Salah seorang mahasiswi Binus International memaparkan kecendrungan politik ultra kanan yang melanda Inggris baru-baru ini, Akibatnya Inggris melepaskan diri dari Uni Eropa.

Tendensi ini bukan tanpa sebab yang berasal dari tudingan Uni Eropa secara ekonomi telah

(5)

menghancurkan pilar ekonomi Eropa dengan membantu Negara bangkrut seperti Yunani dan juga Turki. Ketidak-sukaan warga London menerima pendatang dari Uni Eropa mendapat tendangan final dengan pemilihan (voting) untuk tidak lagi ikut perserikatan Negara eropa tersebut. Paparan mahasiswa Binus International yang memahami apa itu ideologi ultra kanan memperlihatkan daya kritis pendidikan politik global yang telah dipelajarinya dalam Ilmu Komunikasi.

Tentunya peran Program Studi dalam memberikan pendidikan politik sangatlah penting bagi peningkatan kompetensi mahasiswa/i di Indonesia. Oleh sebab itu bentuk pilihan matakuliah perlu mendapat kajian yang lebih mendalam agar mahasiswa ilmu sosial dan politik kelak dapat lulus dan mampu bersaing.

4. KESIMPULAN

Para mahasiswa/i FISIP Universitas Udayana yang ikut dalam FGD pada penelitian hibah program studi Sosiologi ini terdiri atas mahasiswa/i pada program studi Sosiologi, Ilmu Politik dan Administrasi Negara yang jumlahnya 26 orang. Namun sayangnya mereka bukanlah mahasiswa yang melaksanakan pemagangan pada tahun 2015. Pengalaman di lapangan pada lembaga Ombudsman, Kesbangpol, Bawaslu, KPU dan Kantor Akuntan Publik itu yang berorientasi pada human capital deepening yaitu pendalaman peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai modal hidupnya menjadi pilihan pembelajaran yang bermakna dan meningkatkan daya kritis pada peran partai politik. Karena terlihat mereka yang tidak pernah mengikuti pemagangan atau tidak mendalam situasi politik global maupun lokal maka pertanyaan yang menyangkut pendidikan politik mendapat respon yang datar dan kurang tajam. Sementara itu pada kuliah umum di kampus Binus International, pada kelas Ilmu Komunikasi, mahasiswa yang hadir 21 orang mendapat pengalaman belajar secara berkesinambungan pada politik global terutama pada orientasi partai republik di Amerika Serikat. Hampir sebagian mahasiswa yang hadir dalam kuliah umum yang aktif melakukan tanya jawab memahami bahwa peran partai di Amerika membentuk ideologi partisan. Mereka yang memihak pada kelompoknya saja atau partai oposan yang secara demokrasi menerima perbedaan dan afiliasi politik yang lebih terbuka.

UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada pihak-pihak yang mendukung penulisan makalah ini terutama LPPM Universitas Udayana dalam penyediaan dana penelitian unggulan Program Studi. Kepada Rektor, wakil rektor hingga staf di fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unud yang ikut mendukung penelitian program studi, terima kasih. Kepada para mahasiswa yang terlibat di FISIP Unud dan di Binus International serta dosen-dosen yang tak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih dan mohon maaf bila penelitian ini

(6)

masih jauh dari sempurna. Penulis adalah anggota peneliti ke dua dana HUPS Prodi Sosiologi FISIP Universitas Udayana.

5. DAFTAR PUSTAKA

Anon. 2015. Buku Pedoman Akademik FISIP UNUD 2015-2016

Anzar, Dahnil. 2011. Akuntabilitas Keuangan Partai Politik di Banten. Tangerang : Proceeding Simposium Nasional Otonomi Daerah. Diakses dalam Portal Garuda.org 4 Februari 2015;

Basedau, Mathias and Alexander, Stroh. 2008. Measuring Party Institutionalism in Developing Countries : A New Research Instrument, African Political Parties. Giga- hamburg.de/workingpapers;

Heywood, Andrew. Edisi Keempat. 2013. Politik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar;

Imawan, Riswandha. 1996. Sistem Kepartaian dan Pemilihan Umum di Indonesia : Bahan Kuliah SKPI FISIPOL UGM. Yogyakarta : Fisipol UGM;

Pamungkas, Sigit. 2011. Partai Politik : Teori dan Praktik di Indonesia. Yogyakarta : IDW;

World Bank. 1996. The World Bank Participation Source Book.

Zuryani, N, Arjawa, IGPB, Azhar, MA. 2016. Penduduk & Pajak, Buku Ajar Hasil Penelitian Pemagangan di Bali. Denpasar: Udayana University Press

Zuryani, N, Arjawa, IGPB, Azhar, MA. 2016. Akuntabilitas Partai Politik, Buku Ajar Hasil Penelitian Pemagangan di Bali. Denpasar: Udayana University Press

Zuryani, N. Arjawa, IGPB, Azhar, MA. 2016. Laporan Tahun Kedua Penelitian Hibah Kompetensi Ditbinlitabmas, Kemenristek RI, Denpasar: LPPM UNUD, tidak dipublikasikan.

Referensi

Dokumen terkait

Kendala-kendala tersebut diantaranya yakni, adanya karakter pekerja yang masih pilih- pilih pekerjaan serta kurangnya motivasi pencari kerja untuk bekerja di luar

Angkutan Multimoda adalah angkutan barang dengan menggunakan paling sedikit 2 (dua) moda angkutan yang berbeda atas dasar 1 (satu) kontrak sebagai dokumen

penulis tegaskan bahwa yang dimaksud dengan judul skripsi ini adalah suatu penelitian yang membahas tentang bentuk komunikasi yang terjadi dalam sebuah desa, yaitu

[r]

Untuk mempermudah serta mempercepat proses penerbitan hingga penyelesaian transaksi Resi Gudang, Pusat Registrasi telah mengembangkan suatu sistem informasi yang mengintegrasikan

Dalam bidang jasa, relationship marketing merupakan hal yang utama, jika relationship marketing dibina dengan baik maka akan memberikan gambaran yang baik terhadap

Struktur organisasi yang terkait langsung dengan RPIJM adalah: Bidang Tata1. Ruang dan Tata Bangunan, Bidang Pengawasan dan

Saldo hutang yang timbul sehubungan dengan transaksi tersebut pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 masing- masing sebesar 0,44% dan 0,52% dari jumlah liabilitas