• Tidak ada hasil yang ditemukan

259855996 Karya Ilmiah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "259855996 Karya Ilmiah"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA ILMIAH (PDGK 4560)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOZAIK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BAHAN ALAM PADA KELOMPOK B

TK PERTIWI 01 NGRINGO KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Disusun oleh :

NAMA : YUNI SULISTYOWATI

NIM : 821018704

PROGRAM STUDI/KODE : S1 PG PAUD/098

MASA REGISTRASI : 2014.1

MATA KULIAH : PEMANTAPAN KEMAMPUAN

PROFESIONAL (PAUD 4501)

PROGRAM S1 PG PAUD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA

(2)

TK PERTIWI 01 NGRINGO KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

(Yuni Sulistyowati 821018704)1 jatencomp@yahoo.co.id

ABSTRAK. Kegiatan mozaik merupakan pembuatan karya seni rupa atau tiga dimensi yang menggunakan materi atau bahan dari kepingan yang sengaja dibuat dengan cara dipotong-potong kemudian disusun dengan ditempelkan pada bidang datar dengan cara dilem.

Kenyataannya kegiatan ini tidak diminati anak sehingga hasilnya belum sesuai dengan harapan yang akan dicapai. Penggunaan model pembelajaran yang menyenangkan dan menuntut anak aktif juga dapat dilaksanakan. Ada banyak pembelajaran yang dapat dipilih, dengan menggunakan bahan yang bervariasi atau yang lainnya. Tujuan penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah untuk meningkatkan kemampuan fisik motorik halus anak melalui kegiatan mozaik dengan media bahan alam pada anak kelompok B TK Pertiwi 01 Ngringo Jaten, Karanganyar tahun 2013/2014.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan bahan alam pada kegiatan mozaik dapat meningkatkan hasil belajar tersebut dapat dibuktikan dengan banyaknya anak yang berkembang sangat baik. Hal ini terlihat pada hasil penelitian dari 10% anak pada prasiklus meningkat menjadi 20% pada siklus 1, dan pada siklus 2 meningkat lagi menjadi 60%.

Kata kunci : bahan alam, motorik halus, mozaik

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah segala pengalaman hidup dalam berbagai lingkungan yang berpengaruh positif bagi perkembangan individu yang berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan berlangsung lebih lanjut bahkan sampai akhir hayat.

Menurut Undang-undang sistem pendidikan nasional (2003). Pada pasal 1 ayat (14) menyatakan bahwa penidikan anak usia dini adalah salah satu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan suai enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

(3)

pendidikan untuk membantu dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Anak usia dini yang rentang anatar usia 4-6 tahun merupakan pertumbuhana manusia secara keseluruhan. Pada masa ini anak sudah memiliki ketrampilan dan kemampuan walaupun belum sempurna. Untuk itu kita harus memahami perkembangan anak usia pra sekolah. Pada masa ini ketrampilan motoriknya mulai berkembang secara pesat dan sangat akrif, sehingga mereka memiliki penguasaan terhadap tubuhnya dan sangat menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri. Otot-otot besar lebih berkembang dari pada kontrol tangan dan kaki, sehingga mereka belum bisa melakukan kegiatan yang rumit, maka dari itu kegiatannya dapat dikembangkan melalui motorik halus.

Berdasarkan survei yang dilakukan penulis di TK Pertiwi 01 Ngringo mengenai proses pembelajaran pada aspek motorik halus, khususnya kegiatan mozaik. Anak-anak kurang tertarik pada kegiatan mozaik, karena media yang digunakan hanya potongan kertas saja, sehingga anak merasa bosan dan tidak tertarik sehingga anak-anak kurang bersemangat dalam melakukan kegiatan ini.

Melihat kondisi demikian, penulis perlu untuk mencoba mencari berbagai macam tehnik dan media untuk meningkatkan kemampuan mozaik dengan menggunakan bahan alam yang ada di sekitar lingkungan anak.

Melalui penggunaan bahan alam pada kegiatan mozaik diharapkan dapat meningkatkan kemampuan fisik motorik halus pada anak kelompok B TK Pertiwi 01 Ngringo Kec. Jaten, Kab. Karanganyar Tahun Pelajaran 2013/2014.

1. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Kurangnya minat dan semangat anak dalam kegiatan mozaik. 2. Masih banyak anak yang tidak dapat menyelesaikan tugas dengan

baik.

3. Hasil belum selesai dengan harapan guru.

(4)

anak yang lainnya sangat berbeda, ini tergantung faktor internal siswa. 2. Analisis Masalah

Masalah yang penting untuk dipecahkan adalah bagaimana anak agar semangat dan tertarik dalam kegiatan mozaik dan menyelesaikan dengan waktu yang telah ditentukan dan hasilnya baik sesuai dengan harapan.

Dalam pemecahannya guru akan memberikan tugas ini dengan menggunakan pola gambar sederhana yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak melalui kegiatan mozaik dengan menggunakan berbagai media bahan alam.

3. Alternatif dan prioritas pemecahan masalah

Dari identifikasi masalah dapat diambil alternatif pemecahan masalah : a. Pada kegiatan ini pembelajaran menggunakan bahan alam yang

bervariasi seperti biji sawit, pasir, kapas, ampas kelapa dan masih banyak yang lainnya.

b. Hal yang ingin ditingkatkan adalah meningkatkan kemampuan fisik motorik halus anak melalui kegiatan mozaik dengan media bahan alam pada anak kelompok B TK Pertiwi 01 Ngringo, Jaten Tahun Pelajaran 2013/2014.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan-permasalahan diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

Bagaimana penggunaan media bahan alam untuk meningkatkan kemampuan mozaik pada anak kelompok B Taman kanak-Kanak 01 Ngringo Kecamatan jaten Tahun Pelajaran 2013/2014?

C. Tujuan Penelitian

(5)

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran 1. Manfaat bagi anak didik

a. Melatih kesabaran dan ketelitian anak b. Meningkatkana motivasi anak

c. Meningkatkan kreatifitas anak 2. Manfaat bagi guru

a. Meningkatkan kreatifitas guru dalam menyajikan pembelajaran yang lebih menarik, dan menyenanglan bagi anak

b. Meningkatkan kreatifitas guru dan pemanfaatan sumber/media bahan alam yang ada di lingkaungan sekitar

3. Manfaat bagi sekolah

a. Menambah model-model pembelajaran yang inovatif

b. Sebagai sarana pengembangan profesionalisme guru guna meningkatkan mutu pendidikan

II. KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Kemampuan Motorik

1. Perkembangan Kemampuan Dasar Motorik Halus

Gerakan motorik halus mempunyai peranan yang sangat penting, motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu yang dilakukan oleh otot-otot kecil saja. Oleh karena itu gerakan didalam motorik halus tidak membutuhkan tenaga akan tetapi membutuhkan koordinasi yang cermat serta teliti.

(Depdiknas : 2007 : 1).

Menurut Dini P dan Daeng Sari (1996 : 72) motorik halus adalah aktivitas motorik yang melibatkan aktivitas otot-otot kecil atau halus gerakan ini menuntut koordinasi mata dan tangan serta pengendalian gerak yang baik yang memungkinkannya melakukan ketepatan dan kecermatan dalam gerak.

(6)

halus adalah ketangkasan, keterampilan, jari tangan dan pergelangan tangan serta penugasan terhadap otot-otot urat pada wajah. Pendapat lain yang dikemukakan oleh Astati (1995 : 4) bahwa motorik halus adalah gerak yang hanya menggunakan otot-otot tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil yang membutuhkan koordinasi gerak dan daya konsentrasi yang baik.

Menurut Lidya (2008) motorik halus yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk melakukan gerakan pada bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. Elizabeth B. Hurlock (1998 : 39) mengemukakan bahwa perkembangan motorik anak adalah suatu proses kematangan yang berhubungan dengan aspek deferensial bentuk atau fungsi termasuk perubahan sosial emosional. Proses motorik adalah gerakan yang langsung melibatkan otot untuk bergerak dan proses persyaratan yang menjadikan seseorang mampu menggerakkan anggota tubuhnya (tangan, kaki, dan anggota tubuhnya).

Berdasarkan kutipan-kutipan diatas, maka pengertian motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan otot-otot kecil seperti jari-jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan koordinasi mata dan tangan.

2. Pengertian Mozaik

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, mozaik adalah seni dekorasi bidang dengan kepingan bahan kertas berwarna yang disusun dan ditempelkan dengan perekat (Depdiknas, 2001:756)

(7)

dengan ditempelkan pada bidang datar dengan cara dilem. Kepingan benda-benda antara lain : kepingan pecahan keramik, potongan kaca, potongan kertas,potongan daun, potoangan kayu.

3. Tahapan dalama membuat mozaik

Ide pembuatana karya mozaik berbeda dengan kolase. Untuk karya mozaik dapat dilakukan dengan merancang idenya dahulu, yaitu tema apa yang akan dibuat. Setelah tema digambar ditentukan kemudian membuat pola yang diteruskan dengan material apa yang ditempel sebagai media mozaik tersebut.

Proses imajinasi anak berawal dari bermain, karena bermain itu adalah dunia anak-anak. Agar kegiatan bermainnya itu dapat menghasilkan karya, maka perlu dipilih bahan dan alat yang menarik agar diamati anak-anak. Dalam hal ini penggunaan alat dan bahan haruslah diperhatikan segi keamanannya.

B. Hakikat Media Bahan Alam 1. Pengertian Media

Menurut Molenda dan Russell (1993) media merupakan saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa latin dan berbentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah perantara yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver).

Media adalah bahan yang dapat digunakan untuk menuangkan gagasan seseorang, media tersebut mudah dijumpai dilingkungan sekitar kita sehingga melancarkan proses pembuatan karya rupa. Sesuai dengan tujuan pembelajaran mozaika yaitu : a) fungsi oraktis, b) fungsi edukatif, c) fungsi ekspresi, d) fungsi psikologi, e) fungsi sosial.

2. Pengertian bahan alam

Bahan adalah merupakan asal dari benda jadi. Secara garis besar bahan terbagi menjadi 2 kelompok yaitu bahan logam dan bahan non logam.

(8)

a. Bahan logam

Bahan logam adalah semua jenis bahan yang mengandung unsur logam, atau hanya sedikit mengandung unsur non logam. Bahan logam dibedakan menjadi:

1).Logam besi (feero) yaitu semua jenis logam yang mengandung unsur besi hinga 100%. Logam besi sendiri dikelompokkan menjadi besi tuang dan baja.

2).Logam bukan besi (non fero) semua logam yang tidak mengandung unsur besi atau hanyab mengandung sedikti mengandung unsur besi.

b. Bahan non Logam

Bahan non logam adalah semua jenis bahan yang tidak mengandung unsur logam. Bahan non logam dibedakan menjadi : 1). Bahan alam : yaitu bahan yanga langsung diperoleh dari alam,

contohnya kayu, batu, pasir, dll

2). Bahan sintetis, yaitu bahana yang dioleha secara sintetis dengan cara mengubah komposisi kimianya. Contoh : plastik, karet sintetis, damar sintetis.

III. PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian

1. Subyek

Subyek penelitian adalah anak didik kelompok B TK Pertiwi 01 Ngringo Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan jumlah 10 anak yang terdiri dari 6 anak laki-laki dan 4 anak perempuan.

2. Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di TK Pertiwi 01 Ngringo Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar. Tempat tersebut dipilih karena lokasi tersebut tempat peneliti mengajar selama ini sehingga efisien waktu dan biaya.

3. Waktu

(9)

a. Siklus 1 : tanggal 18 – 22 Maret 2014 b. Siklus 2 : tanggal 25 – 29 Maret 2014 B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran

Pada kegiatan pengembangan ini menggunakan media bahan alam. Prosedur pelaksanaannya adalah sebagaia berikut :

1) Stimulus pemberian rangsangan / kegiatan apersepsi

a) Sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan, guru perlu memberikan stimulus /rangsangan agar anak tertarik, senang dan antusias, sesuai dengan karakteristiknya anak usia pra sekolah penuh imajinasi.

b) Guru menunjukkan sumber belajar baru media bahan alam seperti biji sawi, cangkang telur, ampas kelapa, serbuk gaji, dll

c) Guru memberikan penjelasan dan arahan

2) Kegiatan inti

Pada dasarnya merupakan kegiatan untuk mencapai kompetensi/indikator yanga tertera dalam RKH. Pada kegiatan ini, anak diminta secara bertahap untuk menggunakan bermacam-macam media yang diambil dari yang termudah hingga tersulit dalam siklus 1.

3) Kegiatan istirahat

Peneliti menemani anak makana bekal dan bermain saat beristirahat sambila mengamati anak didik. Kegiatan ini merupakan kegiatan pengembangan karena dapat diamati ketercapaian kompetensi anak didik sewaktu istirahat berlangsung.

4) Kegiatan penutup

Bertujuan untuk memeriksa pemahaman anak dan menindak lanjuti hasil belajar. Pada kegiatan penutup peneliti mengulas kegiatan dalam satu hari dan memberi pertanyaan seputar kegiatan yang telah dilaksanakan.

(10)

Refleksi, perencanaan perbaikan, tindakan perbaikan dan observasi: 1) Refleksi bertujuan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan

merumuskana masalah

2) Perencanaan perbaikan meliputi ; mencari solsui masalah, membuat rancangan satu siklus, membuat RKH dan membuat skenario perbaikan. 3) Tindakan perbaikan meliptui pelaksanaan dari rencana perbaikan

dengan langkah-langkah ayang telah ditetapkan

4) Observasi membuat laporan pengamatan berupa hasil pelaksanaan tindakan dan pengamatan respon anaka terhadap kegiatan perbaikan.

Prosedur kegiatan penelitian dapat digambarkan sebagai berikut : Refleksi

Perencanaan Perbaikan Observasi Siklus I

Tindakan Perbaikan

Refleksi

Perencanaan Perbaikan Observasi Siklus II

(11)

C. Teknik Analisis Data a. Data dan sumber data

Data penelitian perbaikan yang dikumpulkan berupa informasi dan data penelitian anak tentang kemampuan mozaik menggunakan media bahan alam, rencana perbaikan pembelajaran, tindakan perbaikan, pengamatan proses dan hasil perbaikan serta refleksi dari tindakan. Data penelitian perbaikan dikumpulkan dari berbagaai sumber yang meliputi :

 Narasumber yaitu guru dan siswa

 TK Pertiwi 01 Ngringo sebagai tempat dan peristiwa berlangsungnya aktifitas kegiatan pembelajaran

 Dokumen /arsip yaitu kurikulum 2004,KTSP, daftar apenilaian dan rencana pembelajaran

b. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang ditempuh untuk memperoleh data yang diperlukan dengan menggunakan alat-alat atau instrumen pengumpulan data-data tertentu yang selanjutnya digunakan untuk mengukur variabel-variabel penelitian.

Pada penelitian perbaikan ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1) Metode observasi

(12)

2) Metode Dokumentasi

Merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghipun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar 3) Indikator kinerja

Adalah tolok ukur keberhasilan penelitian yang dilakukan sebagai indikatora kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan dalam menentukan keberhasilan dan keefektifan penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Diskripsi Hasil Penelitian Pembelajaran 1. Hasil penelitian sebelum melakukan siklus 1

Sebelum melakukan siklus 1, guru mengamati dan mengevaluasi hasil sebelum tindakan perbaikan, kemudian mengumpulkan data dan memperoleh data sbb :

Tabel 4.1. Hasil belajar sebelum perbaikan

Nilai Anak Sebelum Perbaikan keterangan

Jumlah Anak %

2 5 2 1

20% 50% 20% 10%

Hasil sebelum Perbaikan rata-rata masih

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Gambar 4 .1. Grafik hasil belajar anak sebelum perbaikan

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pada kondisi awal anak-anak belum tertarik dan termotivasi dengan media pembelajaran yang guru gunakan karena hasil belajar anak pada kondisi belum berkembang ( ) 20%, mulai berkembang ( ) 50%, sedangkan berkembang sesuai

(13)

harapan ( ) 20% dan 10% berkembang sangat baik ( ) sehingga perlu diadakan perbaikan melalui siklus 1. 2. Siklus 1

Setelah melakukan siklus 1, teknis analisis yang digunakan untuk menganalisis data-data yang telah berhasil dikumpulkan antara lain yang dengan teknis analisis kritis. Teknis analisis tersebut mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja anak dan guru dalam proses belajar-mengajar sehingga dari data tersebut dapat dibuat tabel dan grafik sbb :

Tabel 4.II. Hasil belajar anak pada siklus 1

Nilai Anak Siklus 1 Keterangan

Jmlh Anak %

-6 2 2

-60% 20% 20%

Hasil belajar anak meningkat yang semula masih ada nilai ( ) sebesar 20% sekarang sudah tidak ada lagi dan nilai ( ) semula 50% meningkat menjadi 60%

Gambar 4.2. Grafik hasil belajar anak dalam penggunaan media bahan alam pada siklus 1.

(14)

Selama pelaksanaan kegiatan perbaikan siklus 1 sudah ada peningkatan, namun belum dapat ditemukan peningkatan yang signifikan dalam kemampuan menyusun mozaik. Kekuatan dalam tindakan perbaikan ini adalah dengan menggunakan media bahan alam yang ada disekitar anak sehingga dapat membuat anak lebih semangat dalam meningkatkan kemampuan menyusun mozaik.

Sehingga dari data diatas dapat diketahui bahwa pada awalnya anak yang mempunyai kemampuan menyusun mozaik sebelum menggunakan media bahan alam ada 2 anak (20%) yang belum berkembang ( ) namun setelah diadakan kegiatan perbaikan pada siklus 1 ternyata meningkat menjadi mulai berkembang ( ) sebanyak 6 anak (60%) akan tetapi peningkatan ini belum memenuhi standart pencapaian agar bisa berkembang sesuai harapan ( ) sehingg kegiatan perbaikan ini perlu ditindak lanjuti dengan siklus 2. 3. Siklus 2

Setelah melakukan siklus 2, teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data-data yang telah berhasil dikumpulkan antara lain dengan teknis analisis kritis. Teknik analisis tersebut mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja anak dan guru dalam proses belajar mengajar. Sehingga dari data diatas dapat diperoleh tabel dan grafik sbb :

Tabel 4 .III. Hasil belajar anak pada siklus 2

Nilai Anak Siklus 2 Keterangan

Jumlah Anak % 0

0 4 6

0 0 40% 60%

(15)

Gambar 4.3. Grafik hasil belajar anak dalam penggunaan media bahan alam pada siklus 2.

Dari data di atas dapat diketahui bahwa pada perbaikan pembelajaran telah mengalami peningkatan yang signifikan dari siklus 1 pencapaian berkembang sesuai harapan (BSH) dan berkembang sangat baik (BSB) menunjukkan angka 20% menjadi 60%.

Selama pelaksanaan kegiatan perbaikan siklus 2 sudah ada peningkatan yang signifikan dalam kemampuan menyusun mozaik dengan menggunakan media bahan alam.

Kekuatan dalam tindakan perbaikan ini adalah dengan menggunakan media bahan alam yang ada disekitar anak sehingga dapat membuat anak lebih semangat dalam meningkatkan kemampuan menyusun mozaik.

Keberhasilan telah ditujukan dengan adanya kemampuan anak dengan nilai ( ) pada perbaikan siklus 1 sebanyak 2 anak menjadi 3 anak dan nilai ( ) dari 2 anak sekarang menjadi 7 anak.

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

(16)

anak. Hal tersebut dapat dilihat pada perolehan nilai kemampuan mozaik pada siklus 1 dan siklus 2.

Hasil analisis dan pengolaha data perkembangan penggunaan media bahan alam dalam meningkatkan kemampuan mozaik pada anak kelompok B TK Pertiwi 01 Ngringo tahun pelajaran 2013 – 2014 dapat dilihat dari tabel dan grafik sebagai berikut :

Tabel 4.IV. Hasil belajar anak sebelum perbaikan, siklus 1, siklus2

Nilai Anak

Sebelum Perbaikan Siklus 1 Siklus 2 Jmlh Anak % Jmlh Anak % Jmlh Anak % 2 5 2 1 20% 50% 20% 10% 0 6 2 2 0% 60% 20% 20% 0 0 4 6 0% 0% 40% 60%

Gambar 4. 4. Grafik hasil belajar anak dalam penggunaan media bahan alam pra siklus, siklus 1 dan siklus 2.

Dari data di atas dapat diketahui bahwa ada perbaikan pembelajaran telah mengalami peningkatan yang signifikan, dari siklus 1 ke siklus 2. Hal ini menunjukkan bahwa media bahan alam mempunyai pengaruh besar sekali terhadap pencapaian kemampuan mozaik anak, terbukti telah mencapai pencapaian berkembang sesuai harapan (BSH) dan berkembang sangat bai (BSB) menunjukkan angka 40% menjadi 60%.

Signifikan ini terealisasi karena adanya perbedaan dan perubahan ke arah peningkatan yang tinggi seperti yang diterapkan pada :

(17)

a) Pada rencana kegiatan siklus 1 kondisi anak kurang termotivasi, namun pada siklus 2 anak sudah benar-benar termotivasi dengan adanya media baru yang ada dilingkungan sekitar mereka.

b) Pelaksanaan proses kegiatan pada siklus 1 guru menggunakan bahan alam yang biasa, sebenarnya anak sudah termotivasi tetapi belum maksimal.

c) Dari hasil pengamatan menunjukkan keterlibatan anak dan motivasi anak pada siklus 2 jauh lebih maksimal dari pada siklus 1. d) Sehingga hasil akhir yang berupa perkembangan kemampuan mozaik

anak menunjukkan peningkatan yang signifikan dari siklus 1 ke siklus 2.

Perbaikan Hasil akhir per Siklus (%)

Peningkatan dalam

Jmlh anak %

Siklus 1 Siklus 2

20% 60%

2 6

0,2% 3,6% 2. Rincian hasil perkembangan kemampuan mozaik anak sbb :

a) Pada perbaikan siklus 1 dengan penggunaan kemampuan media bahan alam meningkat dari sebelum perbaikan 10% meningkat menjadi 20% pada siklus 1 dan meningkatkan lagi 60% pada siklus 2.

b) Pada perbaikan siklus 2 penggunaan media bahan alam dalam meningkatkan kemampuan mozaik anak meningkat dari perbaikan siklus 1 sebesar 20% menjadi 60% jadi peningkatannya 40%. 3. Penyebab peningkatan tersebut antara lain

a) Pada anak

1. Anak menjadi lebih termotivasi dengan media yang baru. 2. Pada proses pembelajaran siklus 2 sebagai bukti pemahaman

dan ketelitian anak dalam kegiatan mozaik.

3. Anak lebih dapat mengenal macam-macam media lingkungan yang dapat digunakan dalam pembelajaran.

b) Guru sebagai moderator yang membantu anak dalam melaksanakan kegiatan.

c) Metode pembelajaran

1. Penggunaan metode ceramah diubah menjadi metode demontrasi dan pemberian tugas.

2. Proses pembelajaran yang awalnya dengan media yang monoton diubah dengan menggunakan media bahan alam yang bervariasi.

(18)

Pengamatan dilakukan secara menyeluruh, artinya aspek yang diamati dan dinilai meliputi :

1. Rencana perbaikan pembelajaran. 2. Kegiatan guru.

3. Kegiatan anak. 4. Proses pembelajaran. 5. Alat dan hasil penilaian. e) Refleksi

1. Kelemahan pada siklus 1 diminimalisir pada siklus ke 2.

2. Kekuatan pada siklus 1 dipertahankan dan ditingkatkan pada siklus ke 2.

3. Kekuatan dan kelemahan guru menjadi bahan pertimbangan pada proses pembelajaran berikutnya untuk mencapai ketuntasan pembelajaran yang maksimal.

4. Dengan adanya kerjasama yang baik, pembelajaran peningkatan kemampuan mozaik pada siklus 1 dan 2 mengalami peningkatan yang signifikan pada akhir hasil evaluasi siklus 1 terbukti 2 anak mendapat nilai ( ), 2 anak mendapat nilai ( ), dan 6 anak mendapat nilai ( ). Sedangkan pada pembelajaran siklus 2 terbukti 6 anak mendapat nilai ( ), 4 anak mendapat nilai ( ). Dalam penyampaian materi pembelajaran guru mempelajarkan, guru memperbaiki dari yang menggunakan media yang monoton diubah menggunakan media bahan alam yang beragam.

Perkembangan kemampuan mozaik pada siklus 2 yang melebihi indikator sebanyak 60%.

Presentase peningkatkan kemampuan mozaik setelah siklus 2 adalah 40%, perbaikan yang terjadi adalah :

1) Dengan merubah pembelajaran dari penggunaan media yang monoton menjadi menggunakan media bahan alam yang beragam. 2) Keterlibatan anak lebih optimal.

3) Penggunaan media bahan alam dioptimalkan dalam proses kegiatan.

Berdasarkan pada hasil siklus 1 dan siklus 2 dengan penggunaan media bahan alam yang beragam sangat efektif dalam meningkatkan kemampuan mozaik pada anak kelompok B TK Pertiwi 01 Ngringo tahun pelajaran 2013/2014.

(19)

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini maka dapat disimpulkan:

1. Dengan menggunakan media bahan alam dalam meningkatkan kemampuan mozaik anak kelompok B pada TK Pertiwi 01 Ngringo Tahun Pelajaran 2013/2014 sangatlah efektif jumlah siswa yang melebihi indikator yaitu pada siklus 1 yang mendapatkan nilai (****) ada 2 anak (20%) dan pada perbaikan siklus II yang mendapatkan nilai (****) 6 anak (60%) dari jumlah keseluruhan 10 anak. Dengan demikian ada peningkatan dan perubahan hasil yang meningkat. 2. Melalui media yang bermacam-macam anak kelihatan lebih tertarik

dan berminat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran yang mana akan mengaktifkan indera dan fisik anak sehingga fisik motorik anak akan lebih berkembang.

B. Saran

1. Dalam memberikan kegiatan kepada anak-anak hendaknya guru lebih kreatif dan inovatif menggunakan dan memanfaatakan media yang ada di sekitar anak.

2. Kepada pihak sekolah hendaknya lebih memberikan fasilitas pengadaan media bahan alam untuk perubahan ke arah yang lebih baik. 3. Anak-anak hendaknya selalu diberi motivasi agar anak merasa

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Amirin, Tatang M. 2000. Menyusun Rencana Penelitian.Jakarta : Raja Grafindo Persada

Fridani, Lara. Wulan, Sri.Pujiastuti, Sri indah (2012). Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka

http://eprints.uny.ac.id (diakses pada tanggal 17 Maret 2014)

http://karnen22.blogspot.com/2012/10/deinisi-bahan.html (diakses pada tanggal 17 Maret 2014)

Iskandar Agung. 2010. Meningkatkan Kreatifitas Pembelajaran Bagi Guru. Jakarta : Bestari Buana Murni

Pamadi, Hajar. Sukardi S. Evan. (2012). Seni Ketrampilan Anak. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka.

Suharsimi Arikunto.1993. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rieneke Cipta

Tim PG-PAUD. (2012). Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka.

Tim PG-PAUD. (2013). Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka.

Wijana, Widarmi D. (2012). Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka.

Gambar

Gambar 4 .1. Grafik hasil belajar anak sebelum perbaikan
Tabel 4.II. Hasil belajar anak pada siklus 1
Tabel 4 .III. Hasil belajar anak pada siklus 2
Tabel 4.IV. Hasil belajar anak sebelum perbaikan, siklus 1, siklus2

Referensi

Dokumen terkait

Karakter jumlah tandan per tanaman pada hibrida ‘Gamato 3’ × CLN4046 memiliki fenotipe lebih baik dari rerata kedua tetuanya pada nilai heterosis sebesar 18,92% dan

Mutu, harga dan kemasan berpengaruh terhadap minat beli kripik bayam elma dikecamatan IV jurai kabupaten pesisir selatan, karena hasil analisi data dengan analisis

Ekstrak MB merupakan ekstrak yang paling potensial sebagai antioksidan sekaligus sebagai inhibitor karena mampu meredam radikal DPPH, anion superoksida, dan hidroksil

Pengelolaan kas, piutang dan persediaan secara efektif dan efisien sangatlah penting bagi perusahaan dalam menentukan besarnya modal kerja yang akan diinvestasikan

Hasil observasi terhadap kreativitas mahasiswa dalam mengembangkan paragraph, meliputi (1) pengembangan paragraf dengan memaparkan hal-hal khusus, (2) pengembangan

Aktivitas yang dilakukan warga di ruang – ruang publik perumahan Mlaten seperti bertanam, beternak (ayam), mandi, mencuci (MCK) serta menjemur pakaian merupakan

17 Hal ini terjadi karena pada penelitian ini didapatkan trombositopenia pada 4 (9%) penderita LES yang berat dan tidak ditemukan trombositopenia pada 23