TESIS
UPAYA PENINGKATAN KINERJA KADER POSYANDU
BERDASARKAN ANALISIS PEMBERDAYAAN KADER POSYANDU (Studi Kasus di Kabupaten Tulungagung)
FARIDA HANDAYANI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN SURABAYA
2020
TESIS
UPAYA PENINGKATAN KINERJA KADER POSYANDU
BERDASARKAN ANALISIS PEMBERDAYAAN KADER POSYANDU (Studi Kasus di Kabupaten Tulungagung)
OLEH:
FARIDA HANDAYANI NIM 101814453029
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN SURABAYA
2020
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
UPAYA PENINGKATAN KINERJA KADER POSYANDU
BERDASARKAN ANALISIS PEMBERDAYAAN KADER POSYANDU (Studi Kasus di Kabupaten Tulungagung)
TESIS
Untuk memperoleh gelar Magister Kesehatan Minat Studi Manajemen Pelayanan Kesehatan Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
Oleh:
FARIDA HANDAYANI NIM 101814453029
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN SURABAYA
2020
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
25 Juni 2020
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas Karunia dan Hidayah-Nya penyusunan tesis dengan judul “Upaya Peningkatan Kinerja Kader Posyandu Berdasarkan Analisis Pemberdayaan kader Posyandu (Studi Kasus di Kabupaten Tulungagung)” ini dapat terselesaikan.
Tesis ini berisikan tentang kinerja kader posyandu dan pemberdayaan kader posyandu sehingga hasil temuan dapat membantu para stake holder dalam meningkatkan kualitas pemberdayaan kader posyandu yang sebelumnya kurang optimal dalam proses pemberdayaan.
Ucapan terima kasih yang tak terhingga saya sampaikan kepada Bapak Dr. Setya Haksama, drg., M.Kes., selaku pembimbing ketua yang dengan kesabaran dan perhatiannya dalam memberikan bimbingan, semangat, dan saran hingga tesis ini bisa terselesaikan dengan baik. Ucapan terima kasih yang tak terhingga juga saya sampaikan kepada Ibu Dr. Ratna Dwi Wulandari, S.KM., M.Kes., selaku pembimbing kedua yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, motivasi, dan saran demi kesempurnaan tesis ini.
Dengan terselesainya tesis ini, perkenan saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Moh. Nasih, S.E., M.T., Ak., selaku Rektor Universitas Airlangga.
2. Prof. Dr. Tri Martiana, dr., M.S., selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga beserta seluruh jajaran yang telah memberikan layanan dan fasilitas akademik secara tulus kepada penulis selama menempuh proses endidikan.
3. Dr. Djazuly Chalidyanto, S.KM., M.ARS, selaku Koordinator Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan.
4. Dr. Ratna Dwi Wulandari, S.KM., M.Kes., selaku Ketua Minat Studi Manajemen Pelayanan Kesehatan.
5. Dr. Setya Haksama, drg., M.Kes., selaku Pembimbing Ketua, atas kesabaran serta senantiasa memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis.
6. Prof. Dr. Stefanus Supriyanto, dr., M.S., selaku Ketua Penguji, Dr. Setya Haksama, drg., M.Kes., Dr. Ratna Dwi Wulandari, S.KM., M.Kes., Dr.
Taufan Bramantoro, drg., M.Kes., Dr. Desi Lusiana Wardhani, S.KM., M.Kes., Priyo Santoso, S.KM., M.Kes., selaku anggota penguji, atas kesediaan menguji dan membimbing dalam perbaikan tesis ini.
7. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, beserta seluruh staf yang telah memberikan ijin, fasilitas dan kesempatan kepada penulis melakukan penelitian.
8. Kepala Puskesmas Ngunut, Puskesmas Bandung, Puskesmas Kedungwaru, dan Puskesmas Tiudan, beserta staf yang telah banyak membantu penulis melakukan penelitian.
9. Suami Marjuki, SH tercinta dan putra putri terkasih, Mochammad Zharif Asyam Marzuqi, Mochammad Rifqi Aulia Marzuqi, Mochammad Hasan Athiyah Marzuqi, Zhafira Difa Azzahra yang telah merelakan sebagian waktu kebersamaan, tidak pernah berhenti mendoakan, mendukung dan mendampingi penulis selama menempuh pendidikan hingga menyelesaikan masa studi.
10. Agung Dwi Laksono, S.KM., M.Kes., yang telah memberikan bimbingan dalam penulisan artikel.
11. Teman-teman seperjuangan program magister program studi Manajemen Pelayanan Kesehatan angkatan tahun 2018 yang mampu menumbuhkan semangat luar biasa untuk menjalani dan menyelesaikan studi ini.
12. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam bentuk apapun kepada penulis selama proses pendidikan dan penelitian.
Demikian, semoga tesis ini bisa memberi manfaat bagi diri sendiri dan semua pihak yang menggunakan.
Surabaya, 25 Juni 2020
Penulis
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SUMMARY
Efforts to Improve Posyandu Cadre Performance Based on Analysis of Empowerment of Posyandu Cadres (Case Study in Tulungagung District)
The role of cadres in the implementation of Posyandu is very important because in addition to providing health information to the community as well as community mobilizers to come to Posyandu and implement Clean and Healthy Behavior. The problem of weighing in Tulungagung Regency over the past three years experienced a downward trend of 80.48% (2016), down to 78.58% (2017), and decreased again to 74.73% (2018) while the target the government that is 80%. This means that the level of community participation in posyandu is not optimal, meaning that not all infants are weighed regularly and their nutritional status is detected.
The performance of posyandu cadres in Tulungagung Regency has not been optimal in accordance with the Posyandu cadre duties, that is, tasks outside the open posyandu days. Efforts that have been made by the Health Service are training posyandu cadres for toddlers in implementing Emotional Demonstration as an innovation in toddlers' posyandu. Emo Demo is a very participatory activity guide aimed at conveying simple messages in a fun or emotional way, using props so that they are easier to remember and innovative when compared to previous health promotion strategies. While the efforts undertaken by the puskesmas are fostering and increasing the capacity of toddler posyandu cadres in the form of refreshing activities for toddlers posyandu cadres, both in terms of counseling toddlers, weighing, filling in MCH books and Towards Health Card as well as recording the reporting of toddlers posyandu.
The performance of posyandu cadres is influenced by the empowerment process of toddler posyandu cadres which can be studied using an empowerment approach consisting of the Alignment, Capacity and Trust stages which then influences the performance of posyandu cadres (Participation), adapted from the theory of Tenner and Detoro in 1992 in Total Quality Management (TQM) ) (Supriyanto and Wulandari, 2011). Based on this background it is necessary to conduct research aimed at developing an effort to improve the performance of posyandu cadres based on an analysis of empowerment of posyandu cadres in Tulungagung Regency.
This type of observational research with cross sectional study design was conducted in January-March 2020. Data collection techniques using questionnaires. The method of selecting samples with multistage sampling. The total sample was 32 posyandu with 32 posyandu cadres and 160 toddlers. Data was collected in Kedungwaru Village, Bangoan Village, Bendungan Village, Notorejo Village, Kromasan Village, Pulotondo Village, Bandung Village, and Talunkulon Village Tulungagung Regency. Data were analyzed using linear regression test with a significance level (α = 0.05).
The results of the analysis showed that posyandu cadres had received the role of the Village / Kelurahan The role of the Village category was quite 68.8%;
the role of puskesmas officers in the good category was 62.5%; the availability of adequate category facilities is 71.9%; the development of posyandu cadres in the good category at 84.4%; posyandu cadre training of 62.5%; the alignment category is 59.4%, the capability of the good category is 84.4%; good category trust by 68.8%; and the performance of posyandu cadres in the good category at 84.4%.
The process of empowering Alignment is influenced by the role of the Village (sig. = 0.002) and posyandu cadre training (sig. = 0.019); Capability is influenced by the role of the Village (sig. = 0.018), the role of the puskesmas officer (sig. = 0.019), the availability of facilities (sig. = 0.008), and the development of the posyandu cadre (sig. = 0.014); Trust is influenced by the role of the Village (sig. = 0.026) and posyandu cadre training (sig. = 0.005). The performance of posyandu cadres is influenced by the empowerment process including alignment, capability, and trust (sig. P = 0.001).
The conclusion of this study is that the performance of posyandu cadres is influenced by the empowerment process carried out by Puskesmas and Village, so that efforts to improve the performance of posyandu cadres, namely by fostering integrated facilitative supervision methods; posyandu minilokakarya; activate discussion groups of mothers of toddlers; cadre training methods on the job training; capacity building training for officers; guidance of communication techniques learning by doing methods; complete Posyandu facilities in the form of extension media; prepare a Regional Action Plan for the revitalization of posyandu involving all relevant sectors.
Suggestions for the Health Service and Puskesmas, the need for Standard Operating Procedures in terms of community empowerment; for the village government, it is necessary to have a comparative study to an independent posyandu; for posyandu cadres, it is necessary to have an internship at the puskesmas in order to improve the quality of service to the posyandu target.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
RINGKASAN
Upaya Peningkatan Kinerja Kader Posyandu Berdasarkan Analisis Pemberdayaan Kader Posyandu (Studi Kasus di Kabupaten Tulungagung)
Peran kader dalam penyelenggaraan Posyandu sangat penting karena selain sebagai pemberi informasi kesehatan kepada masyarakat juga sebagai penggerak masyarakat untuk datang ke Posyandu dan melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Permasalahan cakupan penimbangan (D/S) di Kabupaten Tulungagung selama tiga tahun terakhir mengalami trend penurunan yaitu sebesar 80,48% (2016) menurun menjadi 78,58% (2017), dan menurun kembali menjadi 74,73% (2018) sedangkan target pemerintah yaitu 80%. Hal ini berarti bahwa tingkat partisipasi masyarakat terhadap posyandu belum optimal artinya belum semua balita ditimbang secara rutin dan terdeteksi status gizinya.
Kinerja kader posyandu di Kabupaten Tulungagung belum optimal sesuai dengan tugas kader posyandu, yaitu tugas diluar hari buka posyandu. Upaya yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan yaitu melatih kader posyandu balita dalam pelaksanaan Emotional Demonstration (Emo Demo) sebagai inovasi di posyandu balita. Emo Demo adalah panduan kegiatan yang sangat partisipatif bertujuan menyampaikan pesan sederhana dengan cara menyenangkan atau menyentuh emosi, menggunakan alat peraga sehingga lebih mudah diingat dan inovatif apabila dibandingkan dengan strategi promosi kesehatan sebelumnya. Sedangkan upaya yang dilakukan oleh puskesmas yaitu pembinaan dan peningkatan kapasitas kader posyandu balita berupa kegiatan refreshing kader posyandu balita, baik dalam hal penyuluhan ibu balita, penimbangan, pengisian buku KIA dan Kartu Menuju Sehat (KMS) maupun pencatatan pelaporan posyandu balita.
Kinerja kader posyandu dipengaruhi oleh proses pemberdayaan kader posyandu balita yang dapat dipelajari dengan menggunakan pendekatan pemberdayaan yang terdiri dari tahap Alignment, Capacity dan Trust yang kemudian mempengaruhi kinerja kader posyandu (Participation), diadaptasi dari teori Tenner dan Detoro tahun 1992 dalam Total Quality Management (TQM) (Supriyanto and Wulandari, 2011). Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menyusun upaya peningkatan kinerja kader posyandu berdasarkan analisis pemberdayaan kader posyandu di Kabupaten Tulungagung.
Jenis penelitian observational dengan rancang bangun penelitian cross sectional yang dilakukan pada Januari-Maret 2020. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Metode pemilihan sampel dengan multistage sampling.
Total sampel sebanyak 32 posyandu dengan responden 32 kader posyandu dan 160 balita. Pengambilan data dilakukan di Desa Kedungwaru, Desa Bangoan, Desa Bendungan, Desa Notorejo, Desa Kromasan, Desa Pulotondo, Desa Bandung, dan Desa Talunkulon Kabupaten Tulungagung. Data dianalisis menggunakan uji regresi linier dengan level signifikansi (α=0,05).
Hasil analisis menunjukkan bahwa kader posyandu pernah mendapatkan peran Desa/Kelurahan peran Desa/Kelurahan kategori cukup sebesar 68,8%; peran petugas puskesmas kategori baik sebesar 62,5%; ketersediaan sarana kategori cukup sebesar 71,9%; pembinaan kader posyandu kategori baik sebesar 84,4%;
pelatihan kader posyandu sebesar 62,5%; alignment kategori cukup sebesar 59,4%, capability kategori baik sebesar 84,4%; trust kategori baik sebesar 68,8%;
serta kinerja kader posyandu kategori baik sebesar 84,4%.
Proses pemberdayaan Alignment dipengaruhi oleh peran Desa/Kelurahan (sig.= 0,002) dan pelatihan kader posyandu (sig.= 0,019); Capability dipengaruhi oleh peran Desa/Kelurahan (sig.= 0,018), peran petugas puskesmas (sig.= 0,019), ketersediaan sarana (sig. = 0,008), dan pembinaan kader posyandu (sig. = 0,014);
Trust dipengaruhi oleh peran Desa/Kelurahan (sig.= 0,026) dan pelatihan kader posyandu (sig.= 0,005). Kinerja kader posyandu dipengaruhi oleh proses pemberdayaan meliputi alignment, capability, dan trust (sig.P = 0,001).
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu kinerja kader posyandu dipengaruhi oleh proses pemberdayaan yang dilakukan oleh Puskesmas dan Desa/Kelurahan, sehingga upaya untuk meningkatkan kinerja kader posyandu, yaitu dengan pembinaan terpadu metode supervisi fasilitatif; minilokakarya posyandu;
mengaktifkan diskusi kelompok ibu balita oleh kelompok dasa wisma; pelatihan kader metode on the job training; pelatihan capacity building bagi petugas;
bimbingan teknik komunikasi metode learning by doing; melengkapi sarana posyandu berupa media penyuluhan; menyusun Rencana Aksi Daerah (RAD) revitalisasi posyandu melibatkan semua sektor terkait.
Saran bagi Dinas Kesehatan dan Puskesmas, perlu adanya Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam hal pemberdayaan masyarakat; bagi Pemerintah Desa/Kelurahan, perlu adanya kegiatan kaji banding ke posyandu mandiri; bagi kader posyandu, perlu adanya kegiatan magang di puskesmas dalam rangka peningkatan mutu pelayanan kepada sasaran posyandu.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA