• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknologi Blockchain dan Potensinya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Teknologi Blockchain dan Potensinya"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

B

lockchain merupakan suatu teknologi yang pertama kali sukses digunakan dalam pengembangan cryptocurrency.

Dalam implementasinya terhadap cryptocurrency, teknologi blockchain memungkinkan terjadinya suatu transaksi secara peers to peers (P2P) secara aman, meskipun tanpa menggunakan perantara (bank/lembaga keuangan). Teknologi blockchain hingga saat ini masih terus dikembangkan.

Tidak hanya dalam cryptocurrency, teknologi blockchain ini juga mengalami pengembangan sehingga dapat

diaplikasikan ke berbagai sektor, mulai dari industri keuangan, hingga ke sistem pemerintahan.

Hingga kini, berbagai negara telah menggunakan dan mengaplikasikan teknologi blockchain dalam berbagai sektor, mulai dari kesehatan,

infrastruktur, tata kelola kota, manajemen aset dan data, serta pendidikan. Sebagai contoh

penerapan di sektor kesehatan yaitu di Amerika Serikat, Swiss, Jepang dan Brazil, teknologi blockchain digunakan untuk mengatur produk

Teknologi Blockchain dan Potensinya

oleh

Riza Aditya Syafri*) Azizah Ulfa**)

Abstrak

Blockchain merupakan suatu teknologi yang pertama kali sukses digunakan dalam pengembangan cryptocurrency. Dalam implementasinya terhadap cryptocurrency, teknologi blockchain memungkinkan terjadinya suatu transaksi secara peers to peers (P2P) secara aman, meskipun tanpa menggunakan perantara (bank/lembaga keuangan). Tidak hanya dalam cryptocurrency, teknologi blockchain ini juga mengalami pengembangan sehingga dapat diaplikasikan ke berbagai sektor, mulai dari industri keuangan, hingga ke sistem pemerintahan.

Teknologi blockchain ini kemudian dianggap sebagai suatu inovasi dan terobosan baru yang akan mendorong perubahan. Pemerintah perlu merespons terhadap perubahan/disrupsi yang mungkin ditimbulkan oleh sistem blockchain ini.

*) Analis APBN, Pusat Kajian Anggaran, Badan Keahlian Dewan DPR RI. e-mail: [email protected]

medis dan mencanangkan program pengolahan data medis dengan tujuan mengeksplorasi data catatan medis secara elektronik, uji klinis, dan data kesehatan lainnya yang dapat diolah dengan baik serta saling terintegrasi.

Dengan teknologi blockchain tersebut akan menghasilkan data yang

akuntabel dan transparan dalam proses pertukaran data. Di Korea Selatan, teknologi blockchain digunakan untuk pengembangan infrastruktur dengan mendirikan pembangkit listrik virtual, pembangkit listrik tersebut berbasis cloud dan mengintegrasikan berbagai sumber daya energi untuk mengoptimalkan pembangkit listrik tersebut. Sementara di Malaysia, sistem blockchain digunakan untuk sektor pariwisata khususnya di kota Melaka, dengan teknologi blockchain pemerintah dapat menelusuri mulai dari visa turis asing, hingga kegiatan yang mereka lakukan selama di Malaysia (James et al, 2020).

Dalam berbagai kajian literatur,

teknologi blockhain dipandang sebagai suatu teknologi yang dianggap dapat mendisrupsi industri kedepannya.

(2)

Gambar 1. Mekanisme Transaksi Pada Sistem Blockchain

Untuk itu, dalam tulisan ini ingin memperlihatkan potensi yang mungkin ditimbulkan dalam penerapan teknologi blockchain, serta langkah yang

perlu dilakukan pemerintah terkait perkembangan teknologi blockchain, terutama untuk sektor keuangan dan perpajakan.

Blockchain dan Potensi Dampak yang ditimbulkan

Blockchain diperkenalkan sebagai suatu database jaringan yang terdistribusi (distributed ledger technology) dengan menggunakan sistem yang kompleks, dimana memungkinkan terjadinya suatu transaksi yang aman tanpa menggunakan perantara.

Keunggulan utama sistem blockchain ini adalah mekanisme kriptografi yang memungkinkan terjadinya distribusi atas database, sehingga setiap pihak dalam jaringan dapat melakukan verifikasi atas transaksi yang terjadi. Dengan kata lain, tidak ada entitas tunggal yang dapat mengontrol maupun mengubah data dalam sistem blockchain tersebut.

Teknologi tersebut menjadikan suatu transaksi menjadi lebih transparan, aman, cepat, dan efisien/murah (World Bank, 2019). Lebih transparan karena setiap aliran transaksi tercatat dalam sistem blockchain dan tidak pernah terhapus, serta dapat diverifikasi oleh pihak-pihak terkait. Lebih aman karena sistem verifikasi yang terdistribusi menjadikannya tidak bisa di-hack.

Lebih cepat karena menggunakan platform digital, sehingga transaksi

lintas negara dapat terjadi real-time, dan lebih murah karena tidak membutuhkan pihak perantara (perbankan/lembaga keuangan).

Dalam Kajian World Bank (2019) menyatakan bahwa sistem blockchain merupakan suatu inovasi teknologi yang sangat berpotensi memicu terjadinya revolusi industri yang akan mendisrupsi model ekonomi dan bisnis yang ada.

Sistem ini berpotensi mendorong peningkatan produktivitas ke berbagai industri, dimulai dari transformasi terhadap sistem keuangan yang ada saat ini, hingga ke berbagai sektor industri lainnya. Kemampuannya untuk disintermediation akan meningkatkan transparansi, meningkatkan verifikasi secara akurat, mengurangi biaya transaksi, dan mengefisiensi rantai nilai dari proses bisnis yang ada saat ini.

Disrupsi teknologi blockchain terhadap industri keuangan sudah mulai terjadi sejak tahun 2016. Tingginya biaya operasional pada sistem konvensional akibat fraud, cyber-crime, dan biaya transaksi lintas negara yang tinggi, mendorong sebagian perbankan dan industri keuangan mulai menggunakan teknologi blockchain. Berdasarkan hasil kajian McKinsey (2019) menyebutkan bahwa perbankan mengeluarkan hingga USD15 miliar - USD20 miliar per tahun untuk penanganan fraud, dan sekitar USD8 miliar untuk penanganan Anti- Money Laundering (AML). Dengan implementasi teknologi blockchain diperkirakan akan menghemat biaya

(3)

Gambar 2. Perbankan dan Lembaga Keuangan yang Telah Mengadopsi Teknologi Blockchain

Sumber: CBInsight, 2021.

operasional perbankan hingga USD1 miliar, dan USD7 – USD9 miliar

terhadap kemungkinan kerugian akibat fraud. Selain itu, teknologi blockchain juga diperkirakan akan menghemat biaya atas transaksi lintas negara yang tinggi hingga USD4 miliar per tahun.

Maka tidak heran jika sebagian bank dan lembaga keuangan telah mengakui dan menggunakan teknologi blockchain ini.

Selain industri keuangan, teknologi blockchain ini juga diperkirakan akan mendisrupsi sektor-sektor lainnya, termasuk pemerintahan dan perpajakan. Hal tersebut dapat menjadi potensi tersendiri bagi pemerintah untuk mengoptimalkan penerimaan perpajakan. Dalam perkembangan tahun 2015-2019, tax buoyancy Indonesia cenderung berada di bawah 1, dengan rata-rata dalam 5 tahun terakhir berada di angka 0,65. Dalam 5 tahun terakhir, hanya pada tahun 2018 tax buoyancy Indonesia berada di atas 1, yakni berada pada angka 1,56.

Rendahnya tax buoyancy di Indonesia tersebut berkaitan erat dengan relatif tingginya shadow economy dan belum maksimalnya tingkat kepatuhan wajib pajak (DDTC, 2020).

Berbagai literatur telah mengkaji bagaimana kemungkinan dampak teknologi blockchain akan memengaruhi sistem perpajakan ke depan. Dalam kajian Delloite (2017) menjelaskan bahwa sistem blockchain ini setidaknya akan memengaruhi 3 jenis perpajakan

ke depannya, yakni Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan transfer pricing. Terkait pajak penghasilan, implementasi teknologi blockchain akan mendorong efisiensi dalam penghitungan PPh.

Validasi dan verifikasi perhitungan PPh dapat dilakukan tersistem secara otomatis, dan penerima upah tidak lagi perlu melaporkan pembayaran pajaknya. Terkait PPN, implementasi sistem blockchain akan meningkatkan penerimaan pajak bagi pemerintah, karena semua dilakukan secara tersistem sehingga sulit untuk melakukan fraud. Selain itu, dengan sistem distribusi ledger pada blockchain, akan mendorong penerapan PPN dalam transaksi internasional (lintas negara) yang selama ini sulit, dimana data transaksi wajib pajak di negara lain sulit diperoleh.

Dengan sistem perpajakan yang saling terintegrasi dengan teknologi blockchain, diharapkan dapat meningkatkan

efektivitas dan efisiensi terutama dalam administrasi perpajakan melalui sistem data yang lebih reliabel dan akuntabel, serta diharapkan mampu mengurangi shadow economy yang selama ini belum mampu tertangkap dalam sistem pajak konvensional, baik yang muncul akibat transaksi lintas negara, maupun akibat upaya penghindaran pajak.

Sejalan dengan kajian Delloite, EY Global juga memberikan pandangan serupa. Teknologi blockchain dianggap berpotensi merevolusi praktik

akuntansi dan cara menghitung serta mengumpulkan pajak lebih efisien, lebih cepat, dan real-time (EY, 2020).

Dalam studi empiris yang dilakukan IMF tahun 2020 juga menjelaskan bahwa digitalisasi dapat mengurangi kesalahan pelaporan, sehingga membantu

meningkatkan pendapatan perpajakan.

Teknologi blockchain dan digitalisasi dapat membantu mengamankan keaslian informasi, serta meningkatkan keakuratan dalam pelaporan transaksi lintas negara.

(4)

Rekomendasi

Berdasarkan paparan analisis di atas, maka penulis merekomendasikan bahwa implementasi teknologi blockchain diharapakan dapat menjadi salah satu alternatif bagi pemerintah dalam mengatasi permasalahan data yang selama ini menjadi persoalan di Indonesia. Dengan teknologi yang mampu mendistribusikan dan memverifikasi data melalui teknologi cryptography diharapkan mampu mendorong terciptanya Indonesia one data yang akan saling terintegrasi. Lebih jauh lagi, dampak yang akan ditimbulkan terhadap perkembangan sistem keuangan maupun industri kedepannya menjadi suatu hal yang perlu menjadi perhatian juga bagi pemerintah. Oleh karenanya, pemerintah sudah harus mempelajari dan menelaah sedini mungkin mengenai dampak maupun pemanfaatan teknologi blockchain, baik untuk pemerintahan maupun sektor lainnya.

Berdasarkan berbagai literatur yang telah ditampilkan, memperlihatkan bahwa blockchain dianggap sebagai salah satu inovasi teknologi yang akan berdampak terhadap perekonomian kedepannya. Sistem keuangan dan perpajakan hanya dua dari sekian sektor yang akan terdisrupsi oleh teknologi blockchain. Dalam kajian CBInsight tahun 2021 menyebutkan bahwa hingga tahun 2023, investasi dalam pengembangan teknologi blockchain diperkirakan mencapai USD16 miliar per tahun, dan diperkirakan akan ada 58 industri yang berpotensi terdisrupsi oleh perkembangan teknologi blockchain tersebut. Oleh karena itu, pemerintah diharapkan aware dan dapat mengkaji lebih lanjut mengenai potensi-potensi yang mungkin timbul dan dapat

dimaksimalkan dari penerapan teknologi blockchain kedepannya.

Langkah yang Perlu dilakukan Pemerintah

Dengan kemungkinan disrupsi yang ditimbulkan ke berbagai sektor, pemerintah Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan diri dengan perkembangan teknologi di masa mendatang. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pemerintah diantaranya, pertama, blockchain merupakan tren global yang akan berdampak besar terhadap keberlangsungan bisnis ke depan, kemampuan blockchain sebagai suatu database yang canggih,

untuk mengatur, memverifikasi, dan mendistribusikan informasi dianggap dapat mengoptimalkan proses bisnis.

Penerapan sistem blockchain di pemerintahan sangat tergantung pada political will pemerintah, terutama soal transparansi dan desentralisasi database. Pemerintah perlu mengkaji lebih lanjut mengenai cost and benefit yang mungkin ditimbulkan dari sistem blockchain ini, terutama terhadap pelaksanaan pemerintahan, serta menganalisis dan mengidentifikasi sektor-sektor yang sekiranya dapat terintegrasi dengan menggunakan sistem blockchain ini. Kedua, meskipun ketertarikan terhadap teknologi

blockchain cukup tinggi, namun tidak mudah untuk mengimplementasikan teknologi tersebut di Indonesia, karena regulasi pemerintah terhadap teknologi blockchain belum ada. Sebagai sebuah teknologi yang baru, antusiasme dari pelaku industri tentunya perlu ditopang oleh regulasi yang akomodatif sehingga dapat memaksimalkan manfaat

teknologi blockchain itu sendiri. Ketiga, terkait dampaknya terhadap sistem keuangan, Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan dapat menjadi trigger untuk menjadi jembatan terutama dalam pengembangan sistem blockchain yang dapat mengintegrasikan sistem pembayaran secara digital

yang efisien, bahkan untuk mengatasi transaksi antar negara.

(5)

Daftar Pustaka:

Blockchainmedia.id. (2018). Kebijakan Pemerintah Soal Blockchain

Dinantikan. Diakses melalui: https://

blockchainmedia.id/kebijakan-

pemerintah-soal-blockchain-dinantikan/

pada 14 Juni 2021.

Coinmarketcap.com. (2021). Bitcoin vs The Biggest Companies and Assets in The World by Market Cap. Diakses melalui: https://coinmarketcap.com/

largest-companies/ pada 12 Juni 2021.

DDTC. (2020). Pemerintah Sebut 6 Faktor Ini Bisa Persulit Pencapaian Target Pajak. Diakses melalui: https://

news.ddtc.co.id/pemerintah-sebut-6- faktor-ini-bisa-persulit-pencapaian- target-pajak-23745 pada 13 Juni 2021.

Delloite. (2017). Blockchain Technology and its potential in taxes. Delloite:

Poland

Duniafintech.com. (2017). Sepak Terjang Teknologi Blockchain Di

Negara-Negara Maju. Diakses melalui:

https://duniafintech.com/sepak-terjang- teknologi-blockchain-di-negara-negara- maju/ pada 14 Juni 2021

EY Global. (2020). How Blockchain Will Transform Tax, Accounting, and more.

Diakses melalui: https://www.ey.com/

en_cn/tax/how-blockchain-will-transform- tax-accounting-and-more pada 13 Juni 2021.

IMF. (2020). Tax Evasion from Cross- Border Fraud: Does Digitalization Makes a Difference?. IMF Working Paper.

James et al. (2020). Blockchains for Government: Use Cases and

Challenges. Digit. Gov.: Res. Pract. 1, 3, Article 22: Washington DC.

McKinsey. (2019). Blockchain and Retail Banking: Making the Connection.

Diakses melalui: https://www.mckinsey.

com/industries/financial-services/our- insights/blockchain-and-retail-banking- making-the-connection pada 14 Juni 2021.

World Bank. (2019). Blockchain:

Opportunities for Private Enterprises in Emerging Markets. World Bank:

Washington DC.

World Bank. (2018). Cryptocurrencies and Blockchain. World Bank:

Washington DC.

Referensi

Dokumen terkait

Proses pembelajaran diperkaya dengan model pembelajaran sekolah unggul dari negara anggota OECD atau negara maju lainnya (seperti penerapan standar belajar, standar

Mata kuliah ini membahas tentang pengelolaan biaya yang meliputi perencanaan biaya, pengendalian biaya, dan pengambilan keputusan yang berpengaruh terhadap pengukuran kinerja.

Penelitian-penelitian tersebut menjadi dasar bagi penelitian ini dalam membangun implementasi teknologi blockchain pada rantai pasokan penelusuran produk komputer

Hasil penelitian dan pengujian sistem yang dilakukan pada sistem blockchain untuk kelas belajar online memiliki kesimpulan bahwa jaringan blockchain bisa dibuat

Hasil dari penelitian ini: upaya guru PKn dalam meningkatkan moral siswa dapat membentuk dan membangun sikap siswa kearah yang lebih baik dengan memberikan

Nilai R Kuadrat-nya adalah 0.148 yang berarti Developer hanya dapat menjelaskan 14.8% Keputusan Pembelian, sisa 85.2% dapat dijelaskan oleh faktor lain yang tidak

Kesimpulan penelitian ini menunjukan bahwa ekspansi perusahaan yang dilakukan Telin ke Hong Kong berkaitan dengan peraturan wilayah penerima, kondisi pasar di Hong Kong, serta

siswa yang berpikir dependen (B1) dengan siswa yang berpikir independen (B2); atau Kedua gaya berpikir berpengaruh secara tidak signifikan terhadap hasil kuis