• Tidak ada hasil yang ditemukan

Vol. 3 No. 1 Hal April, 2022 e-issn :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Vol. 3 No. 1 Hal April, 2022 e-issn :"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

35

Vol. 3 No. 1 Hal. 35-42 April, 2022 e-ISSN : 2797-5894

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN IBU HAMIL TENTANG PENTINGNYA PEMENUHAN GIZI SEIMBANG PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN (HPK) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ABELI

KOTA KENDARI TAHUN 2021

Albrina Roza Rezkillah

1

Hartati Bahar

2

Paridah

3

1,2,3Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Halu Oleo Kendari [email protected]1[email protected]2 [email protected]3

Abstrak

Seribu hari pertama kehidupan terdiri dari 270 hari selama kehamilan dan 730 hari kehidupan pertama sejak bayi lahir. Seribu hari pertama kehidupan disebut juga dengan golden period karena pada masa ini, pertumbuhan dan perkembangan anak berlangsung dengan cepat dan apabila tidak dimanfaatkan, dampak yang terjadi akan sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak hingga dewasa. Data Profil Dinas Kesehatan Kota Kendari (2020) menunjukkan bahwa prevalensi gizi kurang pada balita 0-59 bulan di Puskesmas Kota Kendari adalah 0,32%. Puskesmas dengan prevalensi tertinggi gizi kurang adalah Puskesmas Abeli yaitu 1,38%. Prevalensi balita pendek atau stunting usia 0-59 bulan di Kota Kendari yaitu 0,80%. Puskesmas Abeli merupakan Puskesmas dengan persentase tertinggi yaitu 7,03%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan tindakan ibu hamil tentang pentingnya pemenuhan gizi seimbang pada 1000 hari pertama kehidupan di wilayah kerja Puskesmas Abeli Kota Kendari Tahun 2021. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Sampel dalam penelitian sebanyak 59 orang dengan teknik pengambilan sampel secara proportionate stratified random sampling. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) responden memiliki pengetahuan yang cukup yaitu 30,5% dan pengetahuan kurang yaitu 69,5%; (2) Sikap positif yaitu 39,0% dan sikap negatif yaitu 61,0% (3) Tindakan baik yaitu 37,3% dan tindakan kurang yaitu 62,7%. Dapat disimpulkan bahwa responden masih memiliki pengetahuan yang kurang, sikap yang negatif, serta tindakan yang kurang dalam pemenuhan gizi seimbang pada seribu hari pertama kehidupan.

Kata kunci: gizi seimbang, pengetahuan, seribu hari pertama kehidupan, sikap, tindakan

Abstract

The first thousand days of life consists of 270 days during pregnancy and the first 730 days of life since the baby is born. The first thousand days of life are also called as the golden period because during this time, both the growth and development of children takes place rapidly and if not utilized, the impact that occurs will greatly affect the growth and development of children to their adulthood. Data from the Kendari City Health Office Profile (2020) showed that the prevalence of malnutrition in children aged 0- 59 months at the Kendari City Public Health Center was 0,32%. Public Health Center with the highest prevalence of malnutrition was Abeli Public Health Center, which is 1,38%. The prevalence of stunted children aged 0-59 months in Kendari City was 0,80%.

Abeli Public Health Center was a health center with the highest percentage of 7,03%. This research was aimed to describe the knowledge, attitudes, and actions of pregnant women about the importance of fulfilling balanced nutrition in the first 1000 days of life in the working area of Abeli Public Health Center, Kendari City in 2021. This research was a quantitative descriptive research.

The sample in this research was 59 people with the sampling technique of proportionate stratified random sampling. The instrument used in this research was a questionnaire. The results of this study indicated that (1) respondents who had sufficient knowledge were 30,5% and insufficient knowledge were 69,5%; (2) Positive attitudes were 39,0% and negative attitudes were 61,0%

(3) Good action was 37,3% and insufficient action was 62,7%. It can be concluded that respondents were still lack of knowledge, have negative attitudes, and actions in fulfilling balanced nutrition in the first thousand days of life.

Keywords: balanced nutrition, knowledge, first thousand days of life, attitudes, actions

(2)

36

Vol. 3 No. 1 Hal. 35-42 April, 2022 e-ISSN : 2797-5894

PENDAHULUAN

Seribu hari pertama kehidupan adalah gerakan yang sejalan dengan upaya untuk mengatasi masalah gizi global yang diprakarsai oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan dikenal dengan Scalling Up Nutrition (SUN). Seribu hari pertama kehidupan terdiri dari 270 hari selama kehamilan dan 730 hari kehidupan pertama sejak bayi lahir. Seribu hari pertama kehidupan disebut juga dengan masa emas karena pada masa ini, pertumbuhan dan perkembangan anak berlangsung dengan cepat dan apabila tidak dimanfaatkan, dampak yang terjadi akan sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak hingga dewasa1.

Kegagalan pertumbuhan pada masa ini dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan fisik seperti Stunting, Wasting, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), gangguan perkembangan otak, kecerdasan, juga akan menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat memicu munculnya penyakit tidak menular seperti stroke, obesitas, diabetes, disabilitas, dan penyakit jantung koroner. Dampak jangka panjang yang terjadi adalah gangguan kognitif, performa belajar, dan penurunan imunitas tubuh sehingga tubuh rentan terhadap penyakit. Serta kualitas kerja yang tidak kompetitif menyebabkan rendahnya produktivitas ekonomi2.

Prevalensi overweight, stunting dan wasting di dunia tahun 2019 berdasarkan data United Nations Children’s Fund (UNICEF), menunjukkan bahwa 5,9 % balita mengalami overweight, 21,9 % balita mengalami stunting dan 7,3 % balita mengalami wasting. Sebagian besar balita di dunia yang mengalami overweight, stunting dan wasting berasal dari Benua Afrika dan Asia3.

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 didapatkan bahwa persentase BBLR di Indonesia sebesar 6,2 %, anak balita pendek sebesar 19,3 %, anak balita kurus sebesar 6,7 %, anak balita gizi kurang sebesar 13,8 %4. Prevalensi balita gizi kurang Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2019 yaitu sebesar 4,76 %. Prevalensi tertinggi terdapat di 3 kabupaten/kota yaitu Kota Baubau 10,15 %, Muna Barat 13,70 %, dan Buton 19,03 %. Prevalensi balita pendek Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu 4,77 %. Dimana Kabupaten Buton dengan penemuan kasus tertinggi yaitu 30,02%. Prevalensi balita kurus Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu 4,83 %, dimana Kabupaten Buton Selatan dengan penemuan kasus tertinggi yaitu 30,57 %5.

Berdasarkan data Profil Dinas Kesehatan Kota Kendari tahun 2020, menunjukkan bahwa prevalensi gizi kurang pada balita 0-59 bulan di Puskesmas Kota Kendari adalah sebesar 0,32%. Puskesmas dengan prevalensi tertinggi gizi kurang adalah Puskesmas Abeli yaitu 1,38%. Prevalensi balita pendek atau stunting usia 0-59 bulan di Kota Kendari yaitu 0,80%.

Puskesmas Abeli merupakan Puskesmas dengan persentase tertinggi yaitu 7,03% 6.

Kebutuhan nutrisi pada tahap awal kehidupan anak sangatlah penting. Kekurangan gizi pada anak dapat

memberikan konsekuensi buruk yang tak terhindarkan, dampak terburuknya adalah kematian. Faktor penyebab kurang gizi pada anak yaitu yang pertama adalah ketersediaan makanan dan penyakit infeksi yang dapat diderita anak, kedua adalah ketahanan pangan dalam keluarga, pola pengasuhan anak, pelayanan kesehatan, dan kesehatan lingkungan. Ketiga faktor tingkat pendidikan, pengetahuan, dan keterampilan7.

Selain faktor yang mempengaruhi secara langsung, status gizi bayi juga dipengaruhi oleh status gizi ibu selama kehamilan. Riwayat status gizi ibu hamil menjadi faktor penting untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu kehamilan adalah pemenuhan gizi yang cukup8.

Pengetahuan, sikap dan tindakan seribu hari pertama kehidupan menjadi hal penting terutama ibu pada masa pertumbuhan dan perkembangan anak yang terhitung mulai dari 0 hari kehamilan sampai berusia 2 tahun. Pengetahuan ini akan meningkat seiring dengan sikap dan tindakan ibu terkait pemenuhan gizi seimbang8.

Permasalahan gizi yang terjadi baik pada ibu dan anak cenderung disebabkan karena pengetahuan ibu yang kurang tentang gizi pada saat periode seribu hari pertama kehidupan.

Pengetahuan adalah salah satu faktor internal yang merupakan bagian yang penting untuk melihat kecukupan gizi pada seribu hari pertama kehidupan. Hasil penelitian sebelumnya menjelaskan bahwa tingkat pengetahuan ibu dalam pemenuhan gizi seribu hari pertama kehidupan sangat berpengaruh pada status gizi ibu dan bayi yang akan dilahirkan9.

Sikap ibu terhadap pemenuhan gizi seimbang juga sangat berpengaruh. Hasil penelitian sebelumnya mengenai edukasi gizi gerakan seribu hari pertama kehidupan terhadap pola makan ibu hamil menunjukkan bahwa sebanyak 81,6%

pada kelompok eksperimen tidak setuju bahwa ibu hamil mengkonsumsi Fe selama kehamilan, sedangkan Fe ini bermanfaat untuk meningkatkan kadar Hb selama masa kehamilan9.

Tindakan ibu dalam pemenuhan gizi seimbag pada seribu hari pertama kehidupan juga berpengaruh. Penelitian sebelumnya mengenai hubungan perilaku ibu dalam pemenuhan gizi pada anak seribu hari pertama kehidupan menunjukkan bahwa sebesar 51,0% mempunyai perilaku yang kurang dalam pemenuhan gizi pada anak seribu hari pertama kehidupan10.

Fakta ilmiah menjelaskan bahwa kelalaian atau kelengahan memperbaiki gizi pada awal kehidupan, yaitu seperti pemenuhan asupan gizi seimbang (makro dan mikro), mulai dari pertumbuhan dalam kandungan, menyusui (ASI) eksklusif sampai 6 bulan, dan diteruskan dengan ASI dan makanan peralihan ASI (MP-ASI), akan menentukan masa depan anak di kemudian hari. Tumbuh kembang anak yang sehat akan menjadikannya anak yang sehat dan produktif.

Anak akan terus berkembang menjadi orang dewasa yang

(3)

37

Vol. 3 No. 1 Hal. 35-42 April, 2022 e-ISSN : 2797-5894 mampu membangun keluarga yang juga sehat dan produktif

11.

Informasi yang diperoleh tentang objek kesehatan tertentu akan mempengaruhi pengetahuan, sikap dan tindakan seseorang untuk membentuk perilaku yang tepat jika didukung dengan pengawasan yang baik. Perilaku kesehatan pada seribu hari pertama kehidupan meliputi pemeriksaan kehamilan, nutrisi selama kehamilan, dan pemberian makanan pendamping ASI 12. Ibu hamil tentunya harus memiliki pengetahuan yang cukup, sikap positif dan tindakan atau perilaku yang baik dalam pemenuhan gizi selama kehamilan maupun pemberian makan pada anak agar kecukupan gizi saat periode seribu hari pertama kehidupan terpenuhi 9.

Berdasarkan uraian tersebut, maka kami tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Ibu Hamil tentang Pentingnya Pemenuhan Gizi Seimbang Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) di Wilayah Kerja Puskesmas Abeli Kota Kendari Tahun 2021”.

METODE

Penelitian ini adalah jenis penelitian Deskriptif Kuantitatif. Populasiadalam penelitianaini adalah seluruh ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Abeli, Kota Kendari yang berjumlah 394 ibu hamil. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan proportionate stratified random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 59 ibu hamil. Agar karakteristik responden tidak menyimpang dalam penelitian ini, maka dilakukan pula teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Karakteristik responden merupakan ciri khas yang melekat pada diri responden. Karakteristik responden dalam penelitian ini terdiri dari umur, pekerjaan, tingkat pendidikan, gravida, usia kehamilan, dan jumlah anak.

Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada pada kelompok umur 25-29 tahun yaitu sebanyak 30 responden (50.9%). Hampir seluruh responden adalah ibu rumah tangga yaitu sebanyak 54 responden (91.5%). Tingkat pendidikan responden sebagian besar adalah SMA/SMK yaitu 28 responden (47.5%). Gravida atau total kehamilan ibu sebagian besar adalah kehamilan kedua yaitu 34 responden (57.6%). Usia kehamilan responden sebagian besar pada trimester kedua yaitu 33 responden (55.9%). Jumlah anak sebagian besar responden adalah 1-2 anak yaitu 52 responden (88.1%). Distribusi responden berdasarkan karakteristik responden dalam penelitian ini disajikan pada tabel berikut:

Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan karakteristik responden di Wilayah Kerja Puskesmas Abeli Tahun 2021

Karakteristik responden Jumlah (n) Persentase (%)

Umur (Tahun)

15-19 1 1.7%

20-24 11 18.6%

25-29 30 50.9%

30-34 13 22.0%

35-39 3 5.1%

40-44 1 1.7%

Pekerjaan

lbu Rumah Tangga 54 91.5%

Wiraswasta 1 1.7%

Pegawai Swasta 2 3.4%

PNS 2 3.4%

Tingkat Pendidikan

SD/Sederajat 6 10.2%

SMP/Sederajat 17 28.8%

SMA/SMK 28 47.5%

S1 8 13.5%

Gravida

Kehamilan Kedua 34 57.6%

Kehamilan Ketiga 18 30.5%

Kehamilan Keempat 4 6.8%

Kehamilan Kelima 3 5.1%

Usia Kehamilan

Trimester 1 7 11.9%

Trimester 2 33 55.9%

Trimester 3 19 32.2%

Jumlah Anak

1-2 52 88.1%

3-4 7 11.9%

Pengetahuan

Pengetahuan dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan ibu hamil terhadap pemenuhan gizi seimbang pada seribu hari pertama kehidupan. Distribusi responden berdasarkan pengetahuan dalam penelitian ini disajikan pada tabel berikut:

Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan di Wilayah Kerja Puskesmas Abeli Tahun 2021

No Pengetahuan Jumlah (n) Persentase (%)

1 Cukup 18 30.5%

2 Kuranga 41 59.5%

Total 59 100%

Tabel 2 menunjukkan bahwa responden dengan pengetahuan cukup yaitu 18 responden (30.5%) dan pengetahuan kurang yaitu 41 responden (59.5%).

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan itu terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga 13.

Pengetahuan sangat penting dalam segala hal terutama kesehatan karena pengetahuan adalah sebuah proses dalam mencapai suatu perilaku kesehatan. Perubahan perilaku atau tindakan tersebut dilihat berdasarkan pengetahuan dan kesadaran yang dilalui sehingga diharapkan dapat menjadi

(4)

38

Vol. 3 No. 1 Hal. 35-42 April, 2022 e-ISSN : 2797-5894 pembelajaran untuk lebih baik kedepannya. Hal tersebut

menunjukkan bahwa betapa pentingnya pengetahuan seseorang terutama bagi seorang ibu mengenai gizi seimbang seribu hari pertama kehidupan.a

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil memiliki pengetahuan kurang terhadap pemenuhan gizi seimbang pada seribu hari pertama kehidupan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya di Kelurahan Sukamanah Kecamatan Cigeureung Kota Tasikmalaya menunjukkan bahwa pengetahuan ibu hamil terhadap pemenuhan gizi seribu hari pertama kehidupan sebagian besar termasuk kategori kurang yaitu sebesar 52,5% 14.

Pengetahuan ibu yang kurang dalam penelitian ini karena berdasarkan karakteristik responden menunjukkan bahwa tingkat pendidikan ibu sebagian besar adalah SMP dan SMA yang masih dalam kategori rendah dan menengah.

Tingkat pendidikan ibu diklasifikasikan menjadi tiga yaitu tingkat pendidikan rendah (SD dan SMP), tingkat pendidikan menengah (SMA), dan tingkat pendidikan tinggi (Perguruan tinggi)15. Ibu yang memiliki tingkat pendidikan rendah cenderung memiliki kesadaran yang kurang dalam mencari informasi tentang gizi seimbang, hal ini tentu saja akan berpengaruh pada pengetahuan ibu.

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian sebelumnya tentang hubungan tingkat pendidikan dengan pengetahuan ibu menunjukkan bahwa pengetahuan gizi seimbang berhubungan erat dengan tingkat pendidikan ibu.

Peneliti juga mengemukakan bahwa ibu yang berpendidikan SMA akan mempunyai respon yang kurang dibandingkan dengan ibu berpendidikan S1. Ibu yang mempunyai pendidikan tinggi mudah termotivasi untuk mempelajari lebih dalam terkait dengan gizi terbaik untuk anaknya 16.

Namun, walaupun seseorang memiliki tingkat pendidikan yang rendah apabila orang tersebut rajin mencari informasi mengenai pemenuhan gizi seimbang, tingkat pengetahuan tentang pememenuhan gizi seimbangnya pun akan meningkat. Ibu yang rajin membaca informasi tentang gizi atau turut serta dalam penyuluhan gizi bukan mustahil akan memiliki pengetahuan tentang gizi yang lebih baik walaupun memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Namun, faktor tingkat pendidikan seseorang menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami informasi mengenai pengetahuan gizi seperti yang dikemukakan oleh penelitian sebelumnya17.

Ibu yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan lebih mudah dalam menerima pesan dan informasi kesehatan. Dalam kepentingan gizi keluarga, pendidikan sangat diperlukan agar seseorang lebih tanggap terhadap adanya masalah gizi di dalam keluarga dan bisa mengambil tindakan secepatnya 18.

Selain tingkat pendidikan, pekerjaan dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Orang yang bekerja akan memiliki akses yang lebih baik terhadap berbagai

informasi. Bagi yang tidak bekerja apabila informasi dari lingkungannya kurang maka pengetahuannya pun kurang apalagi jika tidak aktif dalam berbagai kegiatan sehingga informasi yang diterima akan lebih sedikit 19. Berdasarkan karakteristik responden dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah ibu yang tidak bekerja (ibu rumah tangga), hal ini tentu saja menjadi penyebab kurangnya pengetahuan ibu tentang gizi seimbang karena aktifitas ibu sangat terbatas dan lebih sering dirumah sehingga ibu kurang memperoleh informasi tentang pemenuhan gizi seimbang pada seribu hari pertama kehidupan.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa ibu memiliki pengetahuan cukup, karena berdasarkan karakteristik responden dalam penelitian ini ibu yang memiliki pengetahuan cukup memiliki tingkat pendidikan tinggi. Seperti yang dikemukakan oleh peneliti sebelumnya bahwa tingkat pendidikan ibu berbanding lurus dengan tingkat pengetahuannya, karena semakin tinggi tingkat pendidikan formal ibu akan sejalan dengan peningkatan wawasan berfikirnya yang akan menyebabkan lebih banyak informasi yang diserap 20. Selain itu berdasarkan karakteristik responden dalam penelitian ini, responden juga merupakan ibu yang bekerja, ibu yang memiliki aktifitas selain dirumah akan memperoleh akses informasi yang lebih banyak mengenai pemenuhan gizi seimbang seribu hari pertama kehidupan.

Perilaku yang muncul diawali dengan pengalaman seseoramg yang akan melahirkan suatu bentuk persepsi sehingga menimbulkan motivasi, niat untuk bertindak 20.

Faktor umur ibu juga dapat berpengaruh terhadap pengetahuan ibu, berdasarkan karakteristik responden dalam penelitian ini sebagian besar ibu berada pada usia antara 20- 35 tahun. Usia berpengaruh erat dengan kematangan berfikir seseorang yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan untuk menentukan jenis aktifitas yang paling tepat. Pada usia tersebut ibu akan lebih mudah memahami dan mengerti tentang informasi atau pengetahuan baru mengenai pemenuhan gizi seimbang pada seribu hari pertama kehidupan 20.

Agar pengetahuan ibu menjadi lebih baik maka salah satu upaya pendidikan kesehatan bisa dilakukan oleh ibu yaitu mengikuti kegiatan posyandu, mengikuti kelas ibu hamil, mengikuti penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan untuk menambah pengetahuan gizi dan kesehatan. Sehingga para petugas kesehatan setempatpun penting untuk mengadakan kegiatan-kegiatan yang dapat memberikan pendidikan gizi kepada ibu, sebab dirasa akan sangat bermanfaat 19. Penyajian dan penyampaian informasi juga dapat melalui berbagai macam media antara lain, surat kabar, majalah, media elektronik, televisi, dan radio serta film. Semua media ini merupakan media komunikasi yang efektif dan secara langsung berhubungan atau menyentuh masyarakat 21.

(5)

39

Vol. 3 No. 1 Hal. 35-42 April, 2022 e-ISSN : 2797-5894 Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan bertahan

lama dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

Dengan kata lain pengetahuan mempunyai pengaruh sebagai motivasi awal bagi seseorang berperilaku. Ketika seorang ibu hamil memiliki pengetahuan gizi seimbang pada seribu hari pertama kehidupan maka akan melahirkan anak yang normal, sehat dengan tumbuh kembang yang baik sesuai usianya 22.

Sikap

Sikap dalam penelitian ini adalah tanggapan atau reaksi ibu hamil dalam pemenuhan gizi seimbang pada seribu hari pertama kehidupan. Distribusi responden berdasarkan sikap dalam penelitian ini disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap di Wilayah Kerja Puskesmas Abeli Tahun 2021

No Sikap Jumlah (n) Persentase (%)

1 Positif 23 39.0%

2 Negatifa 36 61.0%

Total 59 100%

Tabel 3 menunjukkan bahwa responden dengan sikap positif yaitu 23 responden (39.0%) dan sikap negatif yaitu 36 responden (61.0%).

Sikap sering mencerminkan kepribadian seseorang, hal ini dikarenakan sikap tidak pernah terpisah dari pribadi yang mendukung. Oleh karena itu, dengan melihat sikap terhadap objek tertentu, seseorang dapat mengetahui kepribadian orang tersebut. Jadi sikap merupakan pernyataan kepribadian.

Sikap memiliki komponen utama yaitu kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek dan kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek serta kecenderungan untuk bertindak (trend to behave). Faktor yang mempengaruhi perubahan sikap diantaranya adalah pengalaman pribadu, pengaruh orang yang dianggap penting, lingkungan atau budaya 23.

Sikap adalah suatu pandangan tetapi dalam hal ini masih berbeda dengan suatu pengetahuan yang dimiliki orang.

Pengetahuan tentang suatu objek tidak sama dengan sikap terhadap objek itu. Pengetahuan saja belum menjadi penggerak, seperti halnya sikap. Pengetahuan mengenai suatu objek baru menjadi sikap apabila pengetahuan itu disertai kesiapan untuk bertindak dengan pengetahuan terhadap objek tersebut. Sikap tidak sama dengan perilaku dan perilaku tidak selalu mencerminkan sikap seseorang. Individu sering memperlihatkan tindakan yang bertentangan dengan sikapnya. Sikap seseorang dapat berubah dengan di perolehnya tambahan informasi tentang objek tertentu melalui presuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya. Oleh karena itu sikap yang baik belum tentu dapat diiringi dengan perilaku yang baik pula, terdapat hal-hal lain yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang. Akan tetapi sikap dapat menibulakan pola-pola cara berfikir yang dapat mempengaruhi tindakan seseorang 24.

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

sebagian besar ibu memiliki sikap negatif terhadap pemenuhan gizi seimbang pada seribu hari pertama kehidupan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya tentang sikap ibu dalam seribu hari pertama kehidupan di Banda Raya Kota Banda Aceh memiliki sikap negatif yaitu sebanyak 52,3% 25.

Sikap responden yang mayoritas negatif dalam penelitian ini, karena peneliti mendapatkan bahwa informasi yang didapatkan ibu hamil adalah informasi yang negative dari keluarga dan lingkungan tempat tinggalnya, seperti larangan minum tablet tambah darah serta ibu memberikan susu formula pada bayi < 6 bulan. Berdasarkan karakteristik responden dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah ibu rumah tangga. Aktifitas keseharian ibu rumah tangga berada dirumah sehingga pengaruh keluarga masing sangat kuat seperti kebiasaan- kebiasaan yang ada dalam keluarga yang dapat mempengaruhi pemberian nutrisi kepada anak 26.

Faktor dukungan keluarga dari sekitar ibu juga mempunyai peran yang sangat penting terhadap sikap ibu dalam pemenuhan gizi seimbang, bentuk dukungan keluarga seperti dukungan informatif dengan memberikan saran atau masukan serta nasehat kepada ibu hamil tentang pemenuhan gizi seimbang. Menurut teori Lawrence Green tahun 1980, dukungan keluarga merupakan salah satu faktor pendorong yang dapat mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang 27.

Informasi negatif yang didapatkan ibu berhubungan erat dengan tingkat pengetahuan ibu, berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu memiliki pengetahuan yang kurang dalam pemenuhan gizi seimbang pada seribu hari pertama kehidupan. Salah satu komponen pembentuk sikap adalah komponen kognitif atau pengetahuan, komponen tersebut sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan seseorang. Pengetahuan yang positif dan negatif akan mempengaruhi sikap dan tindakan yang positif dan negatif pula 18. Tingkat pengetahuan seorang ibu dapat mempengaruhi sikap ibu tersebut terhadap pemenuhan gizi 28. Faktor lain yang mempengaruhi sikap adalah status ekonomi, berdasarkan karakteristik responden dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah ibu yang tidak bekerja. Kemampuan keluarga untuk membeli bahan makanan tergantung pada besar kecilnya pendapatan ibu atau keluarganya, keluarga dengan pendapatan terbatas kemungkinan besar kurang dapat memenuhi kebutuhan gizi dalam tubuhnya 29. Sehingga hal tersebut tentunya akan sangat berpengaruh pada sikap negatif ibu dalam pemenuhan gizi seimbang pada seribu hari pertama kehidupan.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa ibu memiliki sikap positif, karena ibu merasa bahwa pemenuhan gizi harus dilakukan karena penting bagi kesehatan ibu dan bayinya. Sikap positif juga dapat dipengaruhi oleh seseorang yang kita anggap penting akan banyak mempengaruhi

(6)

40

Vol. 3 No. 1 Hal. 35-42 April, 2022 e-ISSN : 2797-5894 pembentukan sikap kita terhadap sesuatu. Diantara orang

yang biasanya dianggap penting adalah orangtua dan anak 24. Sikap responden yang mayoritas negatif dalam penelitian perlu mendapatkan intervensi pendidikan gizi seimbang seribu hari pertama kehidupan agar dapat merubah sikap ibu hamil yang negatif tersebut menjadi positif. Pendidikan kesehatan membantu agar orang mengambil sikap yang bijaksana terhadap kesehatan dan kualitas hidup. Pendidikan kesehatan diberikan kepada ibu hamil melalui penyuluhan. Penyuluhan merupakan metode dalam pendidikan kesehatan yang dapat merubah sikap ibu hamil menjadi lebih baik lagi, yaitu merubah merubah sikap ibu hamil yang negatif menjadi positif19.

Tindakan

Tindakan dalam penelitian ini adalah praktik ibu hamil dalam pemenuhan gizi seimbang pada seribu hari pertama kehidupan. Distribusi responden berdasarkan tindakan dalam penelitian ini disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan di Wilayah Kerja Puskesmas Abeli Tahun 2021

No Tindakan Jumlah (n) Persentase (%)

1 Baik 22 37.3%

2 Kuranga 37 62.7%

Total 59 100%

Tabel 4 menunjukkan bahwa responden dengan tindakan baik yaitu 22 responden dan tindakan kurang yaitu 37 responden (62.7%).

Tindakan merupakan kecenderungan untuk bertindak (praktik), sikap belum tentu terwujud dalam tindakan, sebab untuk terwujudnya tindakan perlu faktor lain, yaitu seperti adanya fasilitas atau sarana dan prasarana. Pada pemenuhan gizi pada anak, ibu memegang peranan yang sangat penting.

Ibu adalah orang yang paling dekat dengan anak, orang yang pertama kali berhubungan dengan anak, dan orang yang menghabiskan banyak dalam pengasuhan anak. Perilaku pemenuhan gizi yang baik dapat meningkatkan status gizi anak pula 10.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu memiliki tindakan yang kurang terhadap pemenuhan gizi seimbang pada seribu hari pertama kehidupan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya di Kabupaten Malang menunjukkan bahwa mayoritas bayi pernah diberi ASI, namun lebih dari separuh bayi diberi makanan prelakteal dan makanan pendamping asi sejak dini. Sehingga pada akhirnya, kurang dari 30% bayi diberi ASI Eksklusif. Alasan pemberian makanan pendamping asi dini karena ibu merasa ASI yang diproduksi kurang. Kemudian penelitian sebelumnya yang dilakukan di Wilayah kerja Puskesmas Kedung Mundu Kota Semarang menunjukkan bahwa meskipun jenis makanan yang bergizi sudah diketahui responden namun dalam praktiknya responden masih kurang menerapkan pola makan atau kebiasaan yang baik dan porsi makan yang cenderung tidak

lengkap dan sedikit jumlahnya30. Penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa ibu sebagian besar mempunyai perilaku yang kurang didalam pemenuhan gizi seimbang padaseribu hari pertama kehidupan/golden period yaitu 51,0% 10.

Tindakan ibu yang mayoritas kurang karena berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu memiliki pengetahuan yang kurang dan sikap yang negatif dalam pemenuhan gizi seimbang pada seribu hari pertama kehidupan. Hasil penelitian juga menunjukkan ibu memiliki tindakan yang baik karena berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian ibu juga memiliki pengetahuan cukup dan sikap yang positif sudah melakukan tindakan yang baik pula dalam pemenuhan gizi seimbang seribu hari pertama kehidupan.

Menurut Lawrence Green tahun 1980 mengatakan bahwa pengetahun yang baik berhubungan dengan praktik atau tindakan yang baik pula, sikap yang positif akan membentuk praktik atau tindakan yang baik pula. Maka baik atau buruknya pengetahuan, positif atau negatifnya sikap ibu dalam hal gizi, akan mempengaruhi pula praktik atau tindakan ibu dalam pemenuhan gizi 31. Sehingga hal tersebut tentunya akan sangat berpengaruh pada tindakan ibu dalam pemenuhan gizi seimbang pada seribu hari pertama kehidupan.

Tindakan yang harus dilakukan ibu dalam pemenuhan gizi seimbang pada seribu hari pertama kehidupan dapat dilakukan sejak dari ibu hamil hingga anak berusia 2 tahun.

Anak yang sehat hanya mungkin dilahirkan dari seorang ibu yang menjaga kehamilannya dari asupan gizi yang cukup (gizi mikro dan protein). Ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi kronik sejak masa kehamilannya akan berisiko melahirkan anak yang kurang sehat, atau berat badan lahir rendah.

Perilaku ibu dalam pemenuhan gizi pada seribu hari pertama kehidupan/golden period selama kehamilan dapat tinjau dari makan lebih banyak dibandingkan sebelum hamil dan beraneka ragam lauk pauk, sayur dan buah, agar kebutuhan gizi janin terpenuhi dengan cukup sejak awal dan selama masa kehamilan, dan minum tablet tambah darah 1 butir sehari, maka total minimal 90 butir selama masa kehamilan ibu, jangan merokok dan jangan minum minuman bersoda, beralkohol, jangan makan mie instan sebagai makanan pokok, hindari makanan berpengawet, dan jangan minum obat tanpa resep dokter, rajin mengikuti kelas ibu hamil, dan melakukan perawatan payudara untuk menjamin keberhasilan pemberian ASI, serta melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan ke Bidan, minimal empat kali selama masa kehamilan untuk memantau pertumbuhan janin. Kebutuhan gizi akan meningkat selama kehamilan yaitu seperti pertambahan energi sekitar 330 kkal per hari, pertambahan ini diperlukan untuk pertumbuhan jaringan ibu seperti penambahan volume darah, uterus dan payudara serta pertumbuhan janin10.

(7)

41

Vol. 3 No. 1 Hal. 35-42 April, 2022 e-ISSN : 2797-5894

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan dari penelitian ini adalah pengetahuan ibu hamil mengenai pemenuhan gizi seimbang pada seribu hari pertama kehidupan menunjukkan bahwa sebagian besar ibu memiliki pengetahuan yang kurang, sikap ibu hamil mengenai pemenuhan gizi seimbang pada seribu hari pertama kehidupan menunjukkan bahwa sebagian besar ibu memiliki sikap yang negatif, dan tindakan ibu hamil mengenai pemenuhan gizi seimbang pada seribu hari pertama kehidupan menunjukkan bahwa sebagian besar ibu memiliki tindakan yang cukup.

Diharapkan bagi petugas kesehatan setempat agar lebih meningkatkan perannya dalam kegiatan-kegiatan kesehatan untuk masyarakat khususnya tentang pemenuhan gizi seimbang pada seribu hari pertama kehidupan. Sebaiknya juga dapat didukung dengan media promosi kesehatan seperti booklet yang berisi penjelasan dan gambar yang menarik sehingga pesan yang disampaikan dapat lebih mudah diterima.

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar hasil penelitian ini dapat dikembangkan lagi dengan melakukan penelitian yang belum dilakukan oleh peneliti sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Kementerian Kesehatan RI. (2019). Kemenkes Tingkatkan Status Gizi Masyarakat. 2019 [cited 2021 Oct 3]. Available from:https://www.kemkes.go.id/article/view/1908160000 4/kemkes-tingkatkan-status-gizi-masyarakat.html

2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. (2013).

Kerangka Kebijakan Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi Dalam Rangka Seribu Hari Pertama Kehidupan. Jakarta Pusat: Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat. 1-60.

3. UNICEF. (2019). Levels And Trends In Child Malnutrition [Internet]. [cited 2021 Oct 3]. p. 1–16. Available from:

https://www.unicef.org?reports/joint-child-malnutrition- estimates-levels-and-trends-child-malnutrition-2019 4. Kementerian Kesehatan RI. (2018). Hasil Utama Riset

Kesehatan Dasar. 1-220.

5. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara. (2019). Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara.

6. Dinas Kesehatan Kota Kendari. (2020). Profil Kesehatan Tahun 2020. Kendari.

7. Juniar A. D., Dinar R. P., dan M. (2019). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Bayi Usia 0-6 Bulan (Studi Kasus Di Wilayah Kerja Puskesmas Gebang, Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo). Jurnal Kesehatan Masyarkat, 7:289–96.

8. Julaecha. (2020). Edukasi Periode Emas 1000 Hari Pertama Kehidupan. Jurnal Abdimas Kesehatan, 2(3):163–6.

9. Arumsari T. (2019). Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Tentang Gizi Seribu Hari Pertama Kehidupan Di Wilayah Kerja Puskesmas Jatinagor. Skripsi. Universitas

Padjajaran.

10. Mubasyiroh L, Aya Z. C. (2018). Hubungan Perilaku Ibu Dalam Pemenuhan Gizi Pada Anak 1000 Hari Pertama Kehidupan/ Golden Period Dengan Status Gizi Balita Di Desa Sitanggal Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes Tahun 2018. Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada, 09(01):18–28.

11. Amdadi A, Zulaeha F.S dan A. (2021). Edukasi Tentang 1000 Hari Pertama Kehidupan Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalate Makassar. Media Kesehatan Politek Kesehat Makassar, XVI(1):29–36.

12. Fasihah S.I., M. L. H., dan Anatasia Y. (2019). Hubungan Antara Pendampingan 1.000 Hari Pertama Kehidupan Dengan Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Ibu Menyusui Mengenai Nutrisi Di Puskesmas Cimahi Selatan. Media Kartika Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 3(1):25–36.

13. Navianti D., Damanik H.D.L. (2021). Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun Pada Siswa Di Sekolah Dasar. SALINK (Jurnal Sanitasi Lingkungan), 1(1):1–6.

14. Iklima A.L. (2019). Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pentingnya 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) Di Kelurahan Sukamanah Kecamatan Cigeureung Kota Tasikmalaya Tahun 2019. Skripsi. Universitas Galuh Ciamis.

15. Gulo M. (2016). Pengaruh Jenis Sekolah Mahasiswa dan Tingkat Pendidikan Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah Angkatan 2012- 2014. Skripsi. Universitas Sanata Dharma.

16. Putri Mahaji, Lasri. (2016). Pekerjaan, Tingkat Pendidikan dan Ibu Pra Sekolah Tentang Gizi Seimbang. Jurnal Care, 4(3):78–87.

17. Majestika Septikasari. (2018). Status Gizi Anak dan Faktor Yang Mempengaruhi. Skripsi. Yogyakarta: UNY Press.

18. Istibakti N. (2019). Pengaruh Pendidikan Gizi Seimbang 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) Dengan Media Booklet Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Wanita Usia Subur Di Desa Sumoroto. Skripsi. Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun.

19. Handayani B. A. N. (2016). Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Primigravida Tentang Program 1000 Hari Pertama Kehidupan Bayi Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Siti Fatimah Makassar. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar..

20. Sunarsih T, Amanta D, Dewi K, Ratih A, Putri S. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Program 1000 Hari Pertama Kehidupan Dengan Stimulasi Anak Dalam Kandungan. MKMI (Media Kesehat Masy Indones Kesehat Masy Indones. 2020;19(1):83–9.

21. Nuryati, S., & Yanti RD. Efektifitas Penggunaan Media Sosial Terhadap Peningkatan Pengetahuan Perawatan Nifas dan Kepatuhan Kunjungan Ulang Pada Ibu nifas di

(8)

42

Vol. 3 No. 1 Hal. 35-42 April, 2022 e-ISSN : 2797-5894 Kota Bogor. J Bidan. 2017;3(01):52–9.

22. Fristika O. Y. (2021). Gambaran Pengetahuan Sikap Dan Tindakan Ibu Tentang Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan. Skripsi. OJS. STIK Siti Khadijah Palembang.

23. Astini P. S. N., Hartati N.N. (2019). Pengaruh Program 1000 Hari Pertama Kehidupan Terhadap Prilaku Ibu Dalam Perawatan Anak. Jurnal Gema Keperawatan, 12:103–13.

24. Jamil A, Yusuf S., dan Sabril M. (2017). Gambaran Pengetahuan, Sikap, Tindakan Dan Identifikasi Kandungan Pemanis Buatan Siklamat Pada Pedagang Jajanan Es Di Kecamatan Kadia Kota Kendari Tahun 2017.

JIMKESMAS, 2(6):1–11.

25. Dhirah U. H, Rosdiana E., dan Anwar C. (2020). Hubungan Perilaku Ibu Tentang 1000 Hari Pertama Kehidupan Dengan Status Gizi Baduta Di Gampong Mibo Kecamatan Banda Raya Banda Aceh. Jurnal Healthc Technol Media, 6(1):549–61.

26. Ningsih Sucanti. (2016). Hubungan Perilaku Ibu Dengan Status Gizi Kurang Anak Usia Toddler. Jurnal Pediomaternal, 3(1):58–65.

27. Jannah F. N., Elida U., dn Sylvia D. W. (2020). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Perilaku Ibu Dalam Melaksanakan Program Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) Pada Kasus Balita Dengan Kurang Gizi. Jurnal Keperawatan Komunitas, 5(2):88–94.

28. Sumanto A., P., R., Lita L., dan Khamidun. (2018).

Perubahan Perilaku Anak Prasekolah dalam Pemenuhan Asupan Gizi Seimbang Melalui Penerapan PAUD Sadar Gizi di TK-IT Mutiara Hati Kota Semarang. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2(2):1–6.

29. Yeni E. (2016). Faktor-Fakto Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Ibu Hamil Di Puskesmas Sidorejo Kota Lubuklinggau. Jurnal Media Kesehatan, 9(1):001–1113.

30. Pratama P. A., Emmy R., dan Kusyogo C. (2017). Pengaruh Edukasi Gerakan 1000 HPK Terhadap Perbaikan Pola Makan Ibu Hamil Risti Di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang. JKM (Jurnal Kesehat Masyarakat), 5(5):926–38.

31. Shaluhiyah Z., Aditya K., Ratih., Bagoes W., dan Besar T.

H. (2020). Pengetahuan, Sikap dan Praktik Ibu Dalam Pemberian Makanan Sehat di Kota Semarang. Jurnal Gizi Indonesia, 8(2):92–101.

Referensi

Dokumen terkait

lot Sa/.e yang tcrmasuk baaya mteger dari kebutuhan per periode.. Yang palmg lazim adalah var1asi dan permintaan dan lt:ad tml&lt;.'. Variasi tcrscbut diserap oleh ketctapan dari

Tujuan dari penelitian ini adalah membuat nanopartikel dari ekstrak etanol rimpang temu kunci (Boesenbergia pandurata) pada berbagai varisi komposisi konsentrasi

Pada Tabel 1, baik senyawa pembanding mau- pun senyawa tersubstitusi berinteraksi melalui ikatan hidrogen dengan pola yang sama dari gu- gus yang sama dengan asam amino Glu500 dan

Lampiran 6 Hasil Pengolahan Data dengan SPSS Descriptive Statistics.. N Minimum Maximum Mean

Di Irak, Turki memberikan dukungan logistik yang luas kepada pasukan Amerika Serikat di Turki, perbatasan darat yang melintasi antara Turki dan Irak di Gerbang Habur

Penggunaan komputer untuk proses e-learning menggunakan moodle dan geogebra dalam belajar matematika memegang peranan penting sebagai media untuk menciptakan belajar mengajar

Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek antiinflamasi ekstrak etanol daun suji (Dracaena angustifolia Roxb.) terhadap edema kaki tikus putih jantan galur wistar

Sementara itu untuk persediaan pengaman dan titik pemesanan kembali menurut kebijakan perusahaan tidak ada, hal ini menyebabkan perusahaan bisa saja tidak