• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang diajukan.

Metode penelitian juga merupakan strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan guna menjawab persoalan yang dihadapi. Metode penelitian adalah cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kualitatif, yaitu penelitian yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari fenomena objek yang diteliti dan dibandingkan dengan teori yang sesuai dengan masalah penelitian.

“Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi” (Sugiyono, 2012:1).

Metode ini muncul karena terjadi perubahan paradigma dalam memandang suatu realitas atau fenomena. Dalam paradigma ini realitas sosial dipandang sebagai sesuatu yang utuh, dinamis, dan penuh makna. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data tidak dipandu oleh teori, tetapi dipandu oleh fakta-fakta yang ditemukan pada saat penelitian di lapangan.

Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif, tidak menekankan pada generalisasi tetapi lebih menekankan pada makna.

Objek dalam penelitian kualitatif adalah objek yang ilmiah. Objek yang ilmiah adalah objek yang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti sehingga

(2)

kondisi pada saat peneliti memasuki objek, setelah berada di objek, dan setelah keluar dari objek relatif tidak berubah.

“Pendekatan kualitatif dikenal mempunyai bermacam nama dalam beberapa disiplin ilmu. Antropologi menamakan etnografi kepada pendekatan kualitatif; Sosiologi menyebutkan versthen atau pengamatan terlibat; Psikologi dengan folklor. Linguistik, etnomuskologi, etnometodologi, dan banyak disiplin ilmu lainnya, menggunakan istilah- istilah seperti studi kasus, interpretative inquiry, natural inquiry, dan phenomenology sebagai sebutan dati pendekatan kualitatif” (Patilima, 2011:2).

Dalam metode kualitatif dapat digunakan scope/lingkup yang paling kecil, yaitu satu sisi sosial sampai masyarakat yang luas. Temuan dalam penelitian kualitatif bisa yang sesederhana sampai yang kompleks, terjadi pada peristiwa tunggal maupun majemuk, kecil atau besar. Spradley (1980) dalam Sugiyono (2012:20) mengemukakan lingkup penelitian kualitatif seperti ditunjukan pada gambar 3.1

SCOPE OF RESEARCH SOCIAL UNITS STUDIES

Macro

Micro

Complex Society (masyarakat yang kompleks) Multiple communities (beberapa kelompok masyarakat)

A single community study (sekelompok masyarakat)

Multiple social institutions (beberapa lembaga sosial)

A single social institution (satu lembaga sosial) Multiple social situation (beberapa situasi sosial)

Single social situation (satu situasi sosial)

Tabel 3.1

Scope penelitian kualitatif

(3)

Terbukti bahwa metode penelitian kualitatif dapat digunakan untuk meneliti suatu situasi yang sangat mikro yaitu satu situasional, sampai yang makro masyarakat luas yang komplek.

“Metode kalitatif lebih berdasarkan pada fenomena yang mengutamakan penghayatan. Penelitian deskriptif kualitatif diuraikan dengan kata-kata menurut pendapat responden, apa adanya sesuai dengan pertanyaan penelitiannya, kemudian dianalisis pula dengan kata- kata yang melatarbelakangi responden” (Usman dan Purnomo Setiady Akbar, 2009:130).

Metode pada penelitian ini memberikan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sebagai pertanyaan penelitian bukan hanya mencangkup apa, siapa, dimana, kapan, nbagaimana, dan mengapa tetapi semua yang ada yang ada dalam subjek penelitian tersebut yang termasuk kedalam masalah yang sedang diteliti. Menurut Sudjana dan Ibrahim (2001:197-199) yang menegaskan bahwa ada lima ciri pokok dari penelitian kualitatif, yaitu :

1. Penelitian kualitatif menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung.

2. Penelitian kualitatif sifatnya deskriptif-analitik.

3. Tekanan penelitian kualitatif ada pada proses bukan pada hasil.

4. Penelitian kualitatif sifatnya induktif.

5. Penelitian kualitatif mengutamakan makna.

Menurut Merriam yang dikutip oleh John W. Creswell dalam bukunya Hamid Patilima (2011:60), ada enam asumsi dalam pendekatan kualitatif yang perlu diperhatika oleh peneliti, yaitu:

1. Peneliti kualitatif lebih menekankan perhatian pad proses, bukan pada hasil atau produk;

2. Peneliti kualitatif tertarik pada makna-bagaimana orang membuat hidup, pengalaman, dan struktur kehidupannya masuk akal;

3. Peneliti kualitatif merupakan instrumen pokok untuk pengumpulan dan analisis data. Data didekati melalui instrumen manusia, bukan melalui inventaris daftar pertanyaan atau alat lainnya;

4. Peneliti kualitatif melibatkan kerja lapangan. Peneliti secara fisik berhubungan dengan orang, latar belakang, lokasi atau institusi, untuk mengamati atau mencatat perilaku dalam latar alamiahnya;

5. Peneliti kualitatif bersifat deskriftif dalam arti peneliti tertarik proses, makna, dan pemahaman yang didapat melalui kata atau gambar; dan 6. Proses penelitian kualitatif bersifat induktif, peneliti

membangunabstrak, konsep, proposisi, dan teori.

(4)

Metode deskriptif digunakan dalam penelitian ini untuk melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu.

Sehingga peneliti hanya bekerja dengan informasi-informasi data dan didalam menganalisanya tidak menggunakan analisa data statistik. Penelitian kualitatif juga sering disebut naturalistik karena karena situasi dilapangan bersifat natural, wajar, apa adanya, tanpa dimanipulasi atau diukur dengan eksperimen atau tes. Peneliti menggunakan metode kualitatif sebenarnya bukan karena selera peneliti atau pembimbing, tetapi sesungguhnya penelitian kualitatif lebih bersifat eksploratif dan peneliti menggunakan pendekatan tersebut untuk mengupas sebuah topik ketika variabel dan dasar teorinya tidak diketahui serta penelitian tersebut bertujuan memahami suatu situasi sosial, peristiwa, peran, interaksi dan kelompok. Serta dikarenakan bahwa peneliti ingin menggambarkan keadaan yang sebenarnya tentang kebiasaan cara mengajar guru pada pembelajaran IPS di Sekolah Dasar khususnya di SDN Sirnasari Kecamatan Sariwangi Kabupaten Tasikamalaya pada keterampilan mengadakan variasi.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi

Lokasi penelitian ini adalah di SDN Sirnasari Kecamatan Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya. Gedung ini dibangun di atas tanah seluas 1720 m2. Sekolah ini memiliki visi dan misi sebagai berikut:

a. Visi:

Mewujudkan peserta didik mandiri, aktif, kreatif, serta berakhlak dilandasi iman dan takwa.

b. Misi:

1. Seluruh warga sekolah memiliki disiplin tinggi dalam melaksanakan tugasnya.

2. Mengembangkan sikap dan semangat kemandirian dalam belajar.

3. Meningkatkan kegiatan ekstra kulikuler.

4. Pelaksanaan budaya nuansa islam bagi seluruh warga sekolah.

(5)

5. Meningkatkan pelaksanaan 5K.

6. Meningkatkan kerjasama dengan orang tua dan komite sekolah.

2. Subjek Penelitian

Pada penelitian ini tidak menggunakan populasi karena berangkat dari kasus yang ditemukan pada saat peneliti mengadakan studi pendahuluan. Menurut Sugiyono (2009:216) memandang populasi untuk penelitian kualitatif adalah sebagai berikut:

“Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari.”

Sehingga dalam penelitian ini juga tidak mengenal sampel. Karena sampel adalah sebagian dari populasi. “Dalam penelitian kualitatif lebih mengenal istilah ‘informan-narasumber’ dibandingkan dengan istilah sampel” (Juwono, 2007:3). Selanjutnya menurut Raymond (2009:2-3),

“dalam pendekatan kualitatif ada beberapa istilah yang digunakan untuk menunjukan subjek penelitian, diantaranya informan, partisipan, dan tetap dengan istilah subjek”. Dalam penelitian kualitatif, penelitian harus dilakukan secara teliti, mendalam, dan menyeluruh untuk memperoleh gambaran mengenai prinsip-prinsip umum atau pola-pola yang berlaku umum sehubungan dengan gejala-gejala yang ada dalam kehidupan sosial masyarakat yang diteliti sabagai kasus itu sendiri. Apapun yang dipakai istilahnya, yang terpenting adalah hubungan antara peneliti dengan subjek penelitiannya. Subyek bagaimanapun dipandang sebagai seorang individu yang bermartabat dengan pribadi yang utuh, dan bukannya sekedar sumber informasi atau obyek penelitian.

Adapun subjek dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah SDN Sirnasari dan guru-guru yang mengajar dikelas tinggi (kelas 4,5,6) di SDN Sirnasari yang berjumlah 4 orang, 1 orang Kepala Sekolah dan 3 orang guru yang terdiri dari 1 orang guru laki-laki dan 2 orang guru perempuan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

(6)

Tabel 3.2

Nama-nama guru yang mengajar dikelas tinggi (4,5,6) di SDN Sirnasari Tahun Ajaran 2012/2013

No .

Nama NIP dan Tempat, tanggal lahir

Jabatan Pendidikan Mengajar di kelas

Gol/

Rua ng 1.

Euis Badriah, S.Pd 195803051978032001

Tsm, 05 Maret 1958

Kepala

Sekolah S1 - IV/A

2.

Laela Sumiati 196330671984122001

Tsm, 07 Maret 1963

Guru S1 IV IV/A

3.

Cucu Nurlaela 196908122005012013 Grt, 12 agustus 1969

Guru S1 V IV/A

4.

Jajang Supriadi 196103081983051002 Tsm, 08 maret 1961

Guru S1 VI IV/A

Dalam penelitian ini, Kepala Sekolah dan guru-guru yang mengajar dikelas tinggi di SDN Sirnasari merupakan narasumber dari hasil data penelitian. Alasan peneliti mengambil data dari subjek-subjek tersebut ialah agar sujek yang diambil tidak terlalu banyak dan mudah dipahami sehingga peneliti memutuskan untuk mengambil subjek penelitian guru- guru yang mengajar di kelas tinggi dan Kepala Sekolah di SDN Sirnasari.

Patton dalam Raymond (2009:3) mengemukakan bahwa “dalam penelitian kualitatif, tidak ada aturan baku tentang jumlah minimal dari partisipan”.

Adapun jumlah guru yang diambil berdasarkan kepada keterbatasan waktu. Dalam hai ini sependapat dengan pendapat yang dikemukan oleh Raymond (2009:3) bahwa “Pertimbangan yang lebih pragmatis kadang- kadang juga lebih dapat dipertanggungjawabkan. Pertimbangan ini termasuk masalah keterbatsan waktu dan dana”. Sehingga selain dari pembatasan subjek penelitian ditentukan apabila data yang diperoleh sudak tidak lagi ditemukan informasi baru, dapat juga ditentukan dari keterbatsan waktu dan biaya.

(7)

C. Desain Penelitian

“Desain penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti sebagai ancar-ancar kegiatan yang dilaksanakan” (Arikunto, 2006:45).

Sedangkan desain penelitian menurut Mc Millan (Ibnu Hadjar,1999, dalam Fatimah,2011:35) adalah “rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian”. Jadi desain penelitian adalah rancangan atau rencana yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.

Maka desaian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan suatu keadaan alami tanpa ada manipulasi. Desain penelitian ini bersifat umum, fleksibel, berkembang, dan muncul dalam proses penelitian. Deskriptif adalah menggambarkan atau melukiskan. Penelitian kualitatif dilakukan dalam kondisi yang wajar dan data yang dikumpulkan bersifat kualitatif. Desain deskriptif digunakan dalam penelitian ini untuk melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu. Sehingga peneliti hanya bekerja dengan informasi-informasi data dan didalam menganalisanya tidak menggunakan analisa data statistik. Desain deskriptif memiliki tujuan untuk menguraikan sifat atau karakteristik dari suatu fenomena tertentu. Dalam menggunakan desain ini, tidak boleh melakukan kesimpulan yang terlalu jauh atas data yang ada. Oleh karena itu, desain ini pun bertujuan melakukan kajian secara induktif yang berkaitan erat dengan permasalahan yang hendak dipecahkan yaitu mengenai kebiasan mengajar seorang guru saat pembelajaran IPS khususnya keterampilan mengadakan variasi di kelas tinggi.

D. Definisi Operasional Variabel

Pada dasarnya guru mengajar memilih kebiasaan masing-masing dalam mengaplikasikannya, kebiasaan mengajar merupakan kegiatan atau perilaku lazim dan sering dilakukan oleh guru tersebut saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar dan pada akhirnya menimbulkan karakteristik

(8)

seorang guru tersebut. Untuk mengetahui kebiasaan mengajar guru khususnya keterampilan mengadakan variasi dalam pembelajaran IPS di SDN Sirnasari di kelas tinggi, digunakan instrumen penelitian berupa lembar observasi, wawancara, dan dokumentasi tentang kebiasaan mengajar guru khususnya kebiasaan mengadakan variasi dalam pembelajaran IPS di kelas tinggi.

1. Pengertian Kebiasaan

Pada dasarnya guru mengajar memilih kebiasaan masing-masing dalam mengaplikasikannya. Kebiasaan adalah pola perilaku yang diperoleh melalui pengulangan sepanjang kehidupan seseorang.

2. Pengertian Belajar, Mengajar dan Pembelajaran a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuaninteraksi, baik yang bersifat eksplisit maupun implisit (tersembunyi). Menurut Hernawan, dkk dalam bukunya Belajar dan Pembelajaran SD (2007:2) “Belajar adalah proses perubahan perilaku, dimana perubahan perilaku tersebut dilakukan secara sadar dan bersifat menetap, perubahan perilaku tersebut meliputi perubahan dalam hal kognitif, afektif, dan psikomotor”.

b. Pengertian Mengajar

“Mengajar adalah mengorganisasikan aktivitas siswa dalam arti yang luas” (Sagala, 2003:61). Mengajar adalah suatu aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidikan dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga terjadi proses belajar dan tujuan pengajaran tercapai.

c. Pengertian Pembelajaran

“Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses komunikasi transaksional antara guru dan siswa dimana proses tersebut bersifat timbal balik, proses transaksional juga terjadi antara siswa dengan siswa”. (Hernawan, dkk 2007:3). Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asa pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.

(9)

3. Pembelajaran IPS

Menurut Sapriya, dkk dalam bukunya yang berjudul Konsep Dasar IPS ”merupakan gabungan dari sejumlah mata pelajaran atau didiplin ilmu”. Sedangkan menurut Kurikulum SD 2004, ‘Pengetahuan sosial merupakan mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan’ (Tim Dosen Pengajar IPS 2011:11).

4. Pengertian Guru

Guru adalah sebagai pendidik dan pengajar anak, guru diibaratkan seperti ibu kedua yang mengajarkan berbagai macam hal yang baru dan sebagai fasilitator anak supaya dapat belajar dan mengembangkan potensi dasar dan kemampuannya secara optimal,hanya saja ruang lingkupnya guru berbeda, guru mendidik dan mengajar di sekolah negeri ataupun swasta.

5. Keterampilan Mengadakan Variasi

“Keterampilan mengadakan variasi adalah keterampilan dalam membuat perubahan-perubahan cara (inovasi) dalam kegiatan proses pembelajaran” (Hernawan, dan dkk. 2007:121).

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Dalam kualitatif yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan data melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara. Sehubungan dengan hal tersebut, Moleong (2007:169-172) mengemukakan peneliti sebagai instrumen memiliki beberapa kelebihan, antara lain :

1. Ia akan bersikap responsif terhadap lingkungan dan pribadi-pribadi yang menciptakan lingkungan.

(10)

2. Dapat menyesuaikan diri dengan keadaan dan situasi lapangan penelitian terutama jika ada kenyataan ganda.

3. Mampu melihat persoalan dalam suatu keutuhan dalam konteks suasana, keadaan, dan perasaan.

4. Mampu memproses data secepatnya setelah diperolehnya, menyusunnya kembali, mengubah arah inkuiri, merubah hipotesis sewaktu berada di lapangan, dan mengetes hipotesis tersebut pada responden.

Sugiyono, (2012:60) mengemukakan bahwa “rancangan penelitian masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki objek penelitian”. Ketika melakukan penelitian, peneliti sebagai intrumen utama dibantu oleh intrumen lain yakni pedoman wawancara dan lembar observasi dan dokumentasi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis observasi non partisipasi, yaitu dalam observasi ini pengobservasi tidak ikut terlibat dalam kegiatan yang diobservasi dan hanya sebagai pengamat independen. Wawancara yang dilakukan yaitu dengan cara wawancara tertulis kepada responden untuk dijawab. Dan dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa foto tentang kebiasaan mengajar guru. Penelitian kualitatif menggunakan istilah yang berbeda dengan penelitian kuantitatif dalam pengujian keabsahan data. Berbeda dengan istilah dalam penelitian kualitatif, seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono (2009: 366), “Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif ini terdiri dari uji credibility, dependability, dan confirmability”. Untuk mengetahui nilai kebenaran data dalam penelitian kualitatif maka dilakukan uji kredibilitas (credibility). Ada beberapa cara yang digunakan untuk menguji kredibilitas data pada penelitian kualitatif seperti pada bagan dibawah ini.

(11)

Gambar 3.1

Macam-macam cara uji kredibilitas data dalam penelitian kualitatif

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan Triangulasi, member check, dan diskusi dengan teman. Triangulasi yaitu gabungan dari Observasi, Wawancara, dan Dokumentasi. Member check adalah pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data (Sugiyono, 2009: 375). Tujuan member check adalah mengetahui seberapa jauh kesesuaian data yang ditemukan peneliti dengan apa yang diberikan oleh sampel sumber data.

Sedangkan diskusi dengan teman merupakan sarana yang sangat penting yang mempunyai fungsi seperti halnya kita bisa mendapatkan informasi dan pengetahuan baru, saling bertukar pikiran, dan juga saling mengisi, mengoreksi serta saling memotivasi.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Ridwan (2009:69) menjelaskan: “metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang

Uji Kredibilitas

Perpanjangan Pengamatan Penigkatan Ketekunan Triangulasi

Diskusi

dengan Teman Analisis Kasus Negatif

Member Check

(12)

Macam- macam teknik pengumpulan data

Observasi

Wawancara Dokumentasi

Triangulasi/Gabungan

dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data”. Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi dan juga gabungan ketiganya atau triangulasi.

Gambar 3.2

Macam-macam Teknik Pengumpulan Data

Data kemudian dikelompokkan menjadi data primer dan data sekunder. Data primer berasal dari hasil observasi dan wawancara guru, sedangkan data sekunder didapat dari studi dokumentasi.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan tiga instrumen penelitian, diantaranya observasi, wawancara, dan dokumentasi.

1. Observasi

Mengutip pendapat Sutrisno Hadi dari buku yang ditulis Sugiyono (2007:310) mengemukakan bahwa “observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikilogis”. Sedangkan menurut Mulyatiningsih, (2012:26) “Observasi merupakan metode pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan perilaku subjek penelitian yang dilakukan secara sistematik”. Alat yang digunakan dalam observasi dapat berupa lembar pengamatan atau check list. Observasi digunakan karena banyak kejadian penting yang hanya dapat diperoleh melalui observasi. Observasi memiliki beberapa keunggulan yaitu, “dapat mengumpulkan banyak informasi yang dapat

(13)

diselidiki dengan observasi, hasilnya lebih akurat dan tidak dapat disangkal” (Mulyatiningsih, 2012:27). Terdapat dua macam observasi, yaitu observasi partisipan dan observasi non partisipan. Observasi partisipan adalah dalam observasi ini peneliti terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sedangkan observasi non partisipan adalah dalam observasi ini pengobservasi tidak ikut terlibat dalam kegiatan yang diobservasi dan hanya sebagai pengamat independen. Yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi non partisipan, yang peneliti tidak ikut terlibat dalam kegiatan yang sedang diteliti. Peneliti hanya mengamati dan memperhatikan objek yang ditelitinya. Adapun gambaran lembar observasi yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Lembar observasi keterampilan mengadakan variasi

LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI PADA PEMBELAJARAN IPS

Nama Pengajar : ……… Hari/Tanggal : ………

NIP : ……… Kelas : ………

Topik : ………

Komentar Variasi dalam gaya mengajar guru

1. Suara

Guru member variasi dalam nada suara, volume suara, kecepatan bicara

2. Mimik dan gerak

Guru mengadakan perubahan mimic dan gerak (tangan dan badan) untuk memperjelas penyajiaannya

3. Kesenyapan

Guru dengan sengaja

(14)

Lanjutan dari tabel 3.3

memberikan waktu senyap atau hening dalam pembicaraannya 4. Kontak pandang

Guru melayangkan pandang dan melakukan kontak pandang dengan siswanya

5. Perubahan posisi

Guru bergerak di dalam kelas untuk maksud yang berbeda- beda

6. Memusatkan

Guru memberikan tekanan pada butir-butir yang penting dari penyajiannya dengan menggunakan bahasa lisan (seperti “dengar baik-baik”,

“perhatikan ini”, dll.) dan isyarat yang cocok (seperti mengangkat tangan atau menunjuk dengan jari)

Variasi penggunaan media dan alat bantu pengajaran

7. Variasi Visual

Guru menggunakan alat bantu yang dapat dilihat (menulis di papan tulis, menunujukan gambar atau benda, dsb.) 8. Variasi Aural

Guru menggunakan berbagai suara langsung atau rekaman dalam pengajarannya

9. Variasi alat bantu yang dapat dipegang dan manipulasi Guru memberikan kesempatan kepada siswa memegang atau memanipulasi benda-benda atau alat bantu pegajaran

Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa

(15)

Lanjutan dari tabel 3.3

10. Guru memperkenalkan perubahan dalam pola interaksi antara dia dengan siswa dan juga menganekaragamkan kegiatan belajar siswa yang terlibat

2. Wawancara

“Wawancara merupakan sebuah percakapan antara dua orang atau lebih, yang pertanyaannya diajukan oleh peneliti kepada subjek atau sekelompok subjek penelitian untuk dijawab” (Danim, 2002:130).

Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2012) “wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu”.

Wawancara digunakan sebagai instrumen penelitian apabila ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dari responden yang lebih mendalam. Data hasil wawancara tersebut sebagian digunakan untuk pembahasan hasil penelitian.

Wawancara juga sering digunakan untuk melengkapi data hasil observasi.

Mulyatiningsih (2012:32) wawancara memiliki beberapa keunggulan, yaitu “peneliti dapat memperoleh informasi yang luas dan mendalam tentang sikap, pikiran, harapan, dan perasaan responden yang ingin diketahuinya”. Wawancara merupakan metode pengumpulan data utama dalam penelitian kualitatif. Untuk menambah keabsahan data hasil wawancara dapat dilakukan triangulasi, yaitu melakukan cross check dengan mewawancarai narasumber lain yang memiliki kedekatan hubungan dengan subjek penelitian.

Wawancara yang dilakukan yaitu dengan cara wawancara tertulis kepada responden untuk dijawab. Pada penelitian ini peneliti melakukan wawancara kepada Guru-guru yang mengajar di kelas tinggi dan kepala sekolah. Pada penelitian ini wawancara digunakan sebagai alat pengumpul data untuk memperoleh data dari responden mengenai bagaimana kebiasaan mengajar guru dalam pembelajaran IPS.

(16)

Tabel 3.4

Transkrip wawancara dengan Kepala Sekolah

TRANSKRIP WAWANCARA

Objek tujuan : Kepala Sekolah

Nama :

NIP :

Hari dan Tanggal :

Tempat :

Pewawancara :

Item Pertanyaan

1. Bagaimana kondisi sekolah SDN Sirnasari?

2. Berapa jumlah tenaga pengajar disini?

3. Berapa jumlah siswa ditahun ini dan bagaimana cara pengelolaan siswanya?

4. Bagaimana kegiatan pembelajaran disini?

5. Bagaimana hubungan sekolah dengan masyarakat sekitar?

6. Bagaimana keadaan sarana prasarana dan fasilitas sekolah yang mendukung dalam kegiatan pembelajaran?

7. Bagaimana pengelolaan kurikulum di SDN Sirnasari?

8. Bagaimana cara pengelolaan siswa di SDN Sirnasari ini?

9. Berapa alokasi waktu untuk pembelajarn IPS di SDN Sirnasari?

10. Apakah alokasi waktu tersebut sudah cukup untuk menyampaikan target materi?

11. Apakah semua guru disini menguasai keterampilan dasar mengajar?

12. Apakah semua guru disini menguasai keterampilan mengadakan variasi?

13. Apakah guru di SDN Sirnasari selalu menggunakan keterampilan mengadakan variasi saat KBM berlangsung?

14. Keterampilan variasi apa saja yang sering digunakan oleh guru di SDN Sirnasari?

15. Menurut Ibu apa tujuan dari mengadakan variasi dalam pembelajaran khususnya pembelajaran IPS?

16. Metode dan strategi apa saja yang selalu digunakan para guru dalam menyampaikan materi kepada siswa?

17. Media apa saja yang selalu digunakan disini?

18. Apakah guru melakukan evaluasi setelah pembelajaran IPS selesai?

(17)

Tabel 3.5

Transkrip wawancara dengan guru kleas tinggi

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN GURU DI KELAS TINGGI

Objek tujuan : Guru Kelas …..

Nama :

NIP :

Hari dan Tanggal :

Tempat :

Pewawancara :

Item Pertanyaan

1. Bagaimana kegiatan pembelajaran IPS di SDN Sirnasari ini?

2. Sudah cukupkah fasilitas dan alat peraga disini dalam mendukung pembelajaran terutama pada pembelajaran IPS?

3. Bagaimana pengembangan kurikulum dan program mengajar di kelas khususnya pada pembelajaran IPS?

4. Berapa alokasi waktu untuk pembelajarn IPS di SDN Sirnasari?

5. Apakah alokasi waktu tersebut sudah cukup untuk menyampaikan target materi?

6. Metode dan media apa saja yang selalu digunakan dalam menyampaikan materi kepada siswa?

7. Apakah Bapak/Ibu mengetahui keterampilan dasar mengajar khususnya keterampilan mengadakan variasi?

8. Apakah Bapak/Ibu selalu menggunakan keterampilan mengadakan variasi saat KBM berlangsung, khususnya pada pembelajaran IPS?

9. Keterampilan variasi apa saja yang sering Bapak/Ibu gunakan dalam mengajar?

10. Menurut Bapak/Ibu apa tujuan dari mengadakan keterampilan variasi dalam pembelajaran khususnya pembelajaran IPS?

11. Apakah Bapak/Ibu selalu melakukan evaluasi setelah pembelajaran IPS selesai?

12. Bagaimana upaya Bapak/Ibu dalam memahami siswa?

13. Bagaimana usaha Bapak/ibu supaya membuat siswa lebih aktif?

(18)

Lanjutan dari tabel 3.5

14. Adakah kendala yang Bapak/Ibu hadapi dalam mengajar IPS dengan menggunakan keterampilan mengadakan variasi?

15. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu atas kendala atau kesulitan tersebut?

16. Menurut Bapak/Ibu sudah cukupkah materi pembelajaran IPS yang ada dalam buku paket yang Bapak/Ibu gunakan?

3. Dokumentasi

“Dokumentasi adalah kegiatan khusus berupa pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penemuan kembali, dan penyebaran dokumen yang dapat dipakai sebagai bukti atau keterangan”. (wawan- junaedi.blogspot.com/2011/12/pengertian-dokumentasi.html). Penggunaan studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Adapun alat-alat yang akan digunakan dalam studi dokumentasi diantaranya yaitu berupa tulisan/dokumen dari sekolah, kamera digital sebagai dokumen berupa gambar. Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa foto tentang kebiasaan mengajar guru. Fotografi mempunyai nilai cukup tinggi dan tautan yang kuat dengan penelitian kualitatif sebab fotografi memuat data deskriptif yang dapat digunakan untuk memahami subjek melalui proses analisis secara deduktif.

G. Teknik Analisis Data

Menurut Patton dalam Lexy dalam Mulyatiningsih (2012:43) “analisis data dalam kualitatif adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian”. Data kualitatif berupa sekumpulan hasil wawancara, obervasi atau pengamatan, dan dokumentasi. Menurut Sugiyono (2009:245), “analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan”. Pernyataan itu menunjukkan Penelitian kualitatif diharapkan sejak awal pengumpulan data sudah langsung diadakan

(19)

analisis data dengan mengadakan interpretasi untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

Tahapan-tahapan dalam aktivitas analisis data meliputi:

1) Data reduction (reduksi data),

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, menfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. “Reduksi merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi” (Sugiyono, 2012:92).

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari data penelitian di lapangan. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Pada penelitian ini. setelah data terkumpul maka akan dilakukan tahap reduksi yaitu memilih data pokok dan memisahkan dengan data-data yang kurang penting untuk penelitian. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

2) Data display (penyajian data)

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah penyajian data.

Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan uraian singkat dalam menyajikan data yang telah diperoleh, sehingga didapat gambaran yang mudah dipahami dari data yang telah terkumpul. Dengan mendisplaykan data maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya bertdasarkan apa yang telah dipahami. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya (Sugiono, 2012: 249).

3) Conclusion drawing (penarikan kesimpulan).

Menarik kesimpulan merupakan langkah terakhir dalam analisis data. Hal ini dilakukan setelah data direduksi dan disajikan sehingga mudah dipahami.

(20)

Dengan adanya langkah ini maka data yang sudah dikumpulkan melalui bukti- bukti yang kuat akan semakin jelas dan dapat mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

H. Hasil Analisis data

Data yang diperoleh dari hasil analisis kemudian akan diolah terlebih dahulu dengan mendeskripsikan data sekunder dan data primer. Pertama-tama data akan diklasifikasikan, diverifikasi, diinterpretasi, lalu dianalisis sehingga diperoleh kesimpulan yang sistematis mengenai kebiasaan cara mengajar guru pada pembelajaran IPS di Sekolah Dasar khususnya pada keterampilan mengadakan variasi di kelas tinggi di SDN Sirnasari Kecamatan Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya.

Referensi

Dokumen terkait

“Penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti

Menurut Sugiyono (2016: 1) “metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya

Metode penelitian kualitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti

Metode penelitian kualitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah

Penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti

Penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana