• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kelompok Referensi Terhadap Pengambilan Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Batu Akik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kelompok Referensi Terhadap Pengambilan Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Batu Akik"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perhiasan yang menjadi trend akhir-akhir ini adalah memakai perhiasan

yang dihiasi dengan batu akik yang marak diberbagai kalangan yang tidak

membedakan usia, jenis kelamin, latar belakang pendidikan, dan pekerjaan.

Sebagian orang membeli batu akik tersebut tidak hanya untuk penggunaan

pribadi melainkan untuk dijual kembali kepada orang lain (Mutiara, 2015).

Fenomena batu akik ini hampir sama dengan fenomena yang terjadi

beberapa tahun sebelumnya yaitu fenomena tanaman hias yang dikenal

dengan tanaman Anthurium atau bunga gelombang cinta. Tanaman ini juga

pernah digemari semua lapisan masyarakat, mulai dari pelajar hingga pejabat

tinggi (Ambarita, 2015). Sama halnya dengan fenomena anthurium tersebut,

peminat batu akik pun beragam mulai dari pejabat, pengusaha, sampai

kalangan pelajar juga ikut membicarakan batu akik. Hampir disetiap jalan

dapat ditemukan usaha tempat mengasah batu akik dan tempat tersebut ramai

dikunjungi dari berbagai kalangan. Setiap orang yang memakai batu akik

memiliki alasannya tersendiri, ada yang memakai batu akik untuk mengagumi

(2)

jenis tertentu memiliki khasiat dan kekuatan gaib, ataupun sekedar ikut-ikutan

saja (KabarMedan.com, 2015).

Batu akik ini adalah jenis batu permata yang berasal dari campuran

mineral alam (Mutiara, 2015).Batuan jenis ini memiliki komposisi kimia

alam yang berbeda-beda. Komposisi yang terkandung akan mempengaruhi

struktur kristal didalamnya, sehingga akan mempengaruhi tingkat kepadatan

masing-masing batu (Mutiara, 2015). Batu akik harus dipoles terlebih dahulu

sebelum dijadikan perhiasan. Pemolesan ini bertujuan untuk memperhalus

bagian luar sehingga akan tampak berkilau (Loop Kita, 2015). Perubahan

yang terjadi pada batu akik, mulai dari bongkahan hingga menjadi kristal

yang indah, menjadi daya tarik tersendiri. Proses tersebut yang kemudian

membuat batu akik ini mempunyai harga jual yang tinggi. Harga batu akik ini

cukup beragam tergantung pada tingkat keindahan serta kelangkaannya.

Harga batu akik berkisar mulai dari puluhan ribu rupiah sampai puluhan juta

rupiah (Rosyadi, 2015).

Mahalnya harga batu akik sepertinya tidak menjadi masalah bagi

konsumen, misalnya Jayus, seorang warga pontianak yang memiliki batu akik

dengan corak ikan arwana 3 dimensi yang diperolehnya dari seorang teman.

Batu akik Jayus tersebut langsung mendapatkan respon yang luar biasa dari

konsumen batu akik. Jayus (dalam DetikNews, 2015) mengungkapkan bahwa

batu akikk miliknya tersebut pernah ditawar dengan harga 24 juta rupiah,

namun Jayus memilih untuk tidak menjualnya karena bagi Jayus nilai yang

(3)

tersebut. Konsumen lainnya, Kabul (dalam Solopos.com, 2015) memiliki batu

akik jenis bulu macan. Kabul mengungkapkan bahwa batu tersebut dibelinya

seharga tiga juta rupiah hingga lima juta rupiah.

Produk yang ditawarkan oleh pasar dapat menjadi salah satu

pembentukan motivasi, persepsi dan sikap konsumen dalam melakukan

pengambilan keputusan pembelian (Wahyuni, 2008). Menurut Engel (1995),

proses pengambilan keputusan membeli mengacu pada tindakan konsisten

dan bijaksana yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan. Konsumen akan

melalui serangkaian tahapan hingga akhirnya memutuskan untuk melakukan

pembelian. Pada tahap pertama merupakan pemahaman terhadap adanya

kebutuhaan. Pada tahap kedua konsumen akan melakukan pencarian

informasi terkait dengan kebutuhannya, kemudian terjadi evaluasi terhadap

alternati-alternatif yang ada dan yang paling sesuai dengan kebutuhan akan

dipilih. Tahap berikutnya adalah pembelian, pilihan, ataupun keinginan yang

dinyatakan dalam tindakan. Produk yang telah dibeli akan digunakan dan

konsumen akan melakukan evaluasi mengenai keputusan yang telah

diambilnya (Setiadi, 2003). Konsumen yang pada akhirnya memutuskan

untuk membeli tentu telah melalui serangkaian tahapan-tahapan tersebut,

seperti pencarian informasi (Engel, 1995).

Perspektif pengambilan keputusan menekankan pendekatan pemrosesan

informasi yang rasional terhadap perilaku pembelian konsumen (Mowen &

Minor, 2002). Konsumen tidak selalu melalui proses keputusan yang panjang

(4)

variasi dalam pengambilan keputusan yang merupakan suatu kontinum yang

berjajar dari tinggi ke rendah. Ketika proses pengambilan keputusan yang

dilakukan sangat kompleks, maka disebut dengan pengambilan keputusan

diperluas, sedangkan pengambilan keputusan terbatas direpresentasikan

sebagai tingkat kompleksitas yang rendah.

Menurut Engel (1995), proses pengambilan keputusan membeli pada

konsumen dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat

individual (internal) maupun yang berasal dari lingkungan (eksternal). Faktor

individual (internal) terdiri dari sumber daya konsumen, keterlibatan dan

motivasi, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi.

Sedangkan faktor lingkungan (eksternal) terdiri dari budaya, kelas sosial,

serta pengaruh kelompok dan keluarga.

Kotler & Armstrong (2008) juga mengungkapkan bahwa keputusan

pembelian sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya kelompok

referensi. Kelompok referensi adalah semua kelompok yang mempunyai

pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang

tersebut (Kotler & Keller, 2008). Dalam mengambil keputusan pembelian,

seorang konsumen membutuhkan berbagai sumber informasi yang akan

dijadikan sebagai referensi dalam menetapkan keputusan pembelian. Sumber

informasi tersebut dapat berasal dari kelompok referensi yaitu, keluarga,

mayoritas teman, dan kelompok keanggotaan (Engel, 1995). Sejalan dengan

(5)

kelompok referensi berfungsi sebagai sumber informasi produk dan merek

terkait.

Kecenderungan individu untuk mengikuti perilaku kelompok mengacu

pada teori konformitas. Baron & Byrne (2005) mengungkapkan bahwa

konformitas adalah bentuk pengaruh sosial dimana individu mengubah sikap

dan/atau perilakunya untuk mengikuti norma kelompok. Kecenderungan

seseorang untuk melakukan konformitas untuk disukai oleh orang lain dan

adanya keinginan untuk menjadi benar atau tepat (Baron & Byrne, 2005).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam fenomena batu akik ini apabila

seseorang tidak ikut memakai batu akik maka akan dianggap ketinggalan

jaman.

Menurut Anoraga (2005) kelompok dapat menjadi faktor yang mampu

mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Hal ini terjadi karena

konsumen ingin mengikuti perilaku orang lain dan ingin menjadi bagian dari

kelompok yang dijadikannya sebagai referensi (Solomon, 2004). Sehingga,

individu sebagian besar akan mendengarkan rekomendasi dari orang lain dan

mendapatkan informasi mengenai suatu produk.

Kelompok referensi ini dapat berfungsi sebagai titik perbandingan dan

sumber informasi bagi seorang individu. Semakin tinggi kepercayaan

individu terhadap kelompok sebagai sumber informasi yang benar, semakin

besar pula kemungkinan untuk mengikuti pendapat kelompok. Jika individu

(6)

mengikuti apapun yang dilakukan oleh kelompok. Sehingga perilaku

konsumen tersebut akan berubah agar lebih sesuai dengan tindakan dan

pendapat para anggota kelompok.Dalam situasi ini, referensi dari orang lain

menjadi hal penting untuk menentukan perilaku pembelian konsumen

(Solomon, 2004).

Minauli (dalam KabarMedan.com, 2015) mengungkapkan bahwa

fenomena batu akik merupakan demam sesaat yang membuat orang merasa

kepanasan dan berupaya untuk mendapatkan benda yang dianggap dapat

membuat dirinya tidak ketinggalan. Ia juga menambahkan bahwa masyarakat

juga cenderung akan mengikuti apa yang dimiliki orang-orang disekitarnya.

Jamal & Goode (2001) melakukan penelitian terkait evaluasi pembelian

perhiasan dengan melibatkan 500 orang konsumen perhiasan di lima kota

besar di Inggris. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa secara umum,

atribut subjektif (berupa pandangan konsumen lain terhadap perhiasan) lebih

penting dalam pembelian perhiasan daripada atribut objektif (berupa bentuk

fisik dari perhiasan tersebut). Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam

pembelian perhiasan, konsumen akan lebih mengutamakan atribut subjektif

berupa saran, pendapat, dan rekomendasi yang diberikan oleh orang lain

sebagai informasi yang dapat dipercaya.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bearden dan Etzel (1982)

mengungkapkan bahwa kelompok referensi berpengaruh signifikan terhadap

(7)

seseorang dalam memilih produk karena kelompok tersebut dipercaya

sarannya, dan dianggap memiliki pengetahuan yang lebih baik.

Oleh sebab itu, berdasarkan penjelasan yang ada di atas, peneliti tertarik

untuk meneliti pengaruh kelompok referensi terhadap pengambilan keputusan

konsumen dalam pembelian batu akik.

B. Rumusan Masalah

“Apakah ada pengaruh positif kelompok referensi terhadap

pengambilan keputusan konsumen dalam pembelian batu akik?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh

kelompok referensi terhadap pengambilan keputusan konsumen dalam

pembelian batu akik.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi tambahan referensi di

bidang psikologi industri dan organisasi khususnya dalam kajian

(8)

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tingkat

kelompok referensi terhadap pengambilan keputusan konsumen dalam

pembelian batu akik.

E. Sistematika Penulisan

Penelitian ini disajikan dalam beberapa bab dengan sistematika

penulisan sebagai berikut :

1. BAB I : Pendahuluan

Bab ini berisi penjelasan mengenai latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika

penulisan.

2. BAB II : Tinjauan Pustaka

Bab ini berisi teori tentang kepustakaan yang digunakan sebagai

landasan dalam penelitian. Teori yang digunakan adalah teori kelompok

referensi, pengambilan keputusan, dan batu akik.

3. BAB III : Metode Penelitian

Bab ini berisi identifikasi variabel penelitian, definisi operasional,

subjek penelitian, metode pengambilan data, validitas dan reliabilitas alat

ukur, prosedur penelitian, dan metode analisis data.

4. BAB IV : Analisis Data dan Pembahasan

Dalam bab ini akan dibahas gambaran umum subjek penelitian, uji

(9)

5. BAB V : Kesimpulan dan Saran

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dan didapat dari

Referensi

Dokumen terkait

Akibat hukum yang timbul bagi pihak kreditur yang melakukan eksekusi fidusia kendaraan bermotor di bawah tangan yaitu dapat dikenakan sanksi administratif oleh

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada orangtua pasien anak-anak dengan leukemia yang menjalani kemoterapi di ruang melati RSUD Dr.Moewardi Surakarta pada

Dari hasil kuesioner tersebut didapatkan hasil bahwa 38 dari 40 responden merasa dibutuhkan adanya perangkat saji jamu tradisional untuk masyarakat perkotaan Serta

1) Pada indikator untuk menguji para pedagang di pasar Sleman terhadap perbedaan produk pinjaman yang ditawarkan Bank Konvensional dengan Bank Syariah, hanya

Kuesioner 1 ini dilaksanakan untuk menentukan variabel risiko-risiko apa saja yang memiliki pengaruh terhadap proyek pembangunan jaringan pipa gas, karena tidak semua

berusaha merubah pandangan masyarakat terhadap polisi utamanya polisi lalu lintas dengan cara merepresentasikan polisi Salah satu yang paling sering ditampilkan adalah

Proses yang telah dilaksanakan oleh mahasiswa kuliah kerja sibermas Universitas Negeri Gorontalo tahun 2015 adalah dengan melaksanakan berbagai Pelatihan pengelolaan

Untuk mengetahui persepsi berjilbab siswa putri di MA YIC Bandar, maka peneliti menggunakan metode angket dalam memperoleh data yang dibutuhkan. Dalam angket