PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kegiatan perikanan di Indonesia dapat dibedakan menjadi dua yaitu perikanan penangkapan dan perikanan budidaya. Perikanan penangkapan dilakukan di perairan laut sedangkan perikanan budidaya dilakukan di daerah perairan darat. Kegiatan penangkapan berlebih yang dilakukan diperairan laut menyebabkan overfishing sehingga dalam mengatasi dampak yang ditimbulkan dilakukan kegiatan perikanan budidaya. Salah satu jenis perikanan budidaya adalah pemeliharaan ikan di tambak. Melihat potensi perairan dan sumberdaya manusia serta sumberdaya ikan yang ada, maka budidaya ikan di Indonesia cukup prospektif baik untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri maupun untuk luar negeri (Syah, 2012).
57,7 juta ton per tahun dan baru diproduksi 1,6 juta ton (0,3 persen). Indonesia saat ini merupakan produsen ikan terbesar keenam di dunia dengan volume produksi 6 juta ton. Bila Indonesia mampu meningkatkan produksi perikanannya, terutama yang berasal dari usaha perikanan budidaya, menjadi 50 juta ton per tahun (77 persen dari total potensi), Indonesia akan menjadi produsen komoditas perikanan terbesar di dunia (Perdana, 2008).
Kampung Sentosa Barat Lingkungan 20 Kelurahan Sicanang Kecamatan Medan Belawan terletak pada titik koordinat 3o 44' 55,5" LU dan 98o 38' 19" BT merupakan salah satu lokasi usaha tambak yang memiliki luas 600 ha dengan berbagai jenis komoditi yaitu kepiting bakau (Scylla serrata), udang windu (Penaeus monodon), ikan kakap putih (Lates calcarifer), bandeng (Chanos chanos), dan nila (Oreochromis niloticus). Jenis komoditi yang menjadi mayoritas dibudidayakan adalah kepiting bakau dan yang paling sedikit dibudidayakan adalah kakap putih yang memiliki prospek yang bagus di masa mendatang.
Perumusan Masalah
Kebutuhan masyarakat akan kegiatan budidaya perikanan cenderung meningkat dan merupakan peluang usaha yang positif yang bisa dikembangkan di Kampung Sentosa Barat Lingkungan 20 Kelurahan Sicanang Kecamatan Medan Belawan yang merupakan daerah produktif. Jenis komoditi yang diproduksi yaitu kepiting bakau (S.serrata), udang windu (P.monodon), ikan kakap putih (L.calcarifer), bandeng (C.chanos), dan nila (O.niloticus), namun kepiting bakau menjadi komoditi yang memiliki nilai produksi yang tinggi yang dapat menjadi potensi bagi pendapatan masyarakat setempat sedangkan pada ikan kakap putih merupakan jenis komoditi yang paling sedikit dibudidayakan. Pengembangan usaha budidaya tambak kepiting dan ikan menjadi alternatif untuk mengatasi kendala peningkatan produksi perikanan laut. Namun usaha tambak ikan di Kampung Sentosa Barat Lingkungan 20 Kelurahan Sicanang Kecamatan Medan Belawan masih belum dikaji sistem kelayakan usahanya sehingga berdasarkan uraian tersebut diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pola pemanfaatan dan kegiatan usaha budidaya tambak yang terdapat di Kampung Sentosa Barat Lingkungan 20 Kelurahan Sicanang Kecamatan Medan Belawan?
Kerangka Pemikiran
Penelitian ini dilakukan di Kampung Sentosa Barat Lingkungan 20 Kelurahan Sicanang Kecamatan Medan Belawan dikarenakan kawasan ini merupakan daerah pembudidaya tambak terbesar dengan luas 600 ha yang termanfaatkan sekitar 500 ha. Kegiatan budidaya tambak yang menjadi unggulan adalah jenis komoditi kepiting bakau dan ikan kakap putih. Komoditas ini memiliki peluang pasar dilihat dari peningkatan pendapatan, sehingga usaha ini dinilai memiliki prospek yang baik dimasa mendatang.
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui pola pemanfaatan dan kegiatan usaha budidaya tambak yang terdapat di Kampung Sentosa Barat Lingkungan 20 Kelurahan Sicanang Kecamatan Medan Belawan.
2. Menghitung analisis kelayakan finansial kegiatan usaha tambak kepiting bakau (S.serrata) dan ikan kakap putih (L.calcarifer) yang ada di Kampung
Potensi Perikanan di Kampung Sentosa
Kegiataan Usaha Budidaya Tambak Kepiting Bakau (Scylla serrata) dan Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer)
Pola pemanfaatan dan Kegiatan Usaha Tambak Kepiting
Manfaat Penelitian