BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teory Agency
Menurut Jensen dan Meckling (1976), hubungan agensi didefinisikan sebagai kontrak antara prinsipal dan agen. Proses ini melibatkan pendelegasian sebagian kewenangan pengambilan keputusan kepada agen. Menurut Jensen dan Meckling (1976), jika prinsipal dan agen adalah utility maximizers, maka ada kesempatan yang lebih besar untuk setiap pihak untuk memaksimalkan kepentingan sendiri. Dalam teori agensi ini akhirnya teori ini banyak menghubungkan antara permasalahan konflik kepentingan yang mungkin muncul dari hubungan kontraktual dan dari kedua belah pihak dimana pada hakekat keduanya memiliki akuisisi informasi yang berbeda.
2.1.2 Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2015
perekonomian secara efektif serta memberikan kesempatan lebih luas mengenai praktik yang dilakukan oleh para akuntan publik dan menyangkut dengan pembatasan jasa yang diberikan auditor, peraturan ini berbeda bila dibandingkan dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008. Dalam peraturan pemerintah nomor 20 tahun 2015 juga menyatakan bahwa pembatasan pemberian jasa audit atas informasi keuangan historis berlaku bagi akuntan publik yang merupakan pihak terasosiasi. Pembatasan hanya diberikan kepada seorang akuntan publik pada suatu entitas tertentu. Seorang akuntan publik diberikan batas maksimal memberikan jasa audit sebanyak 5 tahun buku berturut-turut untuk entitas tertentu seperti perusahaan publik, bank, asuransi, dana pensiun, dan BUMN. Sedangkan masa untuk memberikan kembali jasa audit atas informasi keuangan historis terhadap entitas bagi seseorang akuntan publik adalah setelah 2 (dua) tahun buku berturut-turut tidak memberikan jasa tersebut. Akibat dikeluarkannya peraturan-peraturan tersebut, maka timbul pemikiran perusahaan untuk melakukan auditor switching.
2.2 Definisi Variabel
2.2.1 Auditor Switching (Pergantian Auditor)
membatasi pemberian jasa audit yang diatur dalam peraturan pemerintah nomor 20 tahun 2015.
Menurut (Kadir, 1994 dalam Divianto, 2011) menjelaskan dua pendekatan yang dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa perusahaan berpindah KAP, yaitu perspektif auditor dan perspektif perusahaan. Jika suatu pergantian auditor dilakukan bukan karena masa pemberian jasa audit sesuai regulasi telah selesai tetapi karena alasan lain di luar itu maka diistilahkan sebagai pergantian auditor yang disebut auditor switching (Damayanti, 2007:13, dalam Wijaya, 2013). Dalam profesi akuntan publik, terdapat persaingan yang kuat antara kantor akuntan publik dengan kantor akuntan publik lainnya untuk mendapatkan klien. Klien tersebut termasuk klien yang meminta pergantian auditor. Perusahaan-perusahaan yang baru ini melakukan pergantian auditor diantaranya yaitu Bankers Trust, VSI Enterprises, Continental Airlines, dan Toy”R” Us. Auditor harus dapat menjaga kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan dengan mempertahankan independensi, integritas dan objektivitas (Boynton, 2001:234).
2.2.2 Kualitas Audit
Kantor Akuntan Publik (KAP) yang besar akan berusaha untuk menyajikan
kualitas audit yang lebih besar dibandingkan dengan KAP yang kecil
.
Kualitas audit sering dikaitkan negatif dengan audit tenure, sehingga perusahaan disarankan melakukan auditor switching. Kualitas audit yang baik akan menghasilkan informasi yang sangat berguna di dalam melakukan pengambilan keputusan (Dewi, 2014). Kualitas audit mencakup dua dimensi, yaitu independensi dan kompetensi. Peraturan mengenai rotasi auditor dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas audit berdasarkan pada asumsi bahwa semakin lama hubungan antara auditor (baik partner audit (Akuntan Publik) maupun Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan kliennya akan mengurangi independensi auditor. Namun dari segi kompetensi adanya rotasi dapat menyebabkan penurunan kualitas audit. Ketika auditor harus menghadapi perusahaan baru sebagai kliennya maka akan diperlukan lebih banyak waktu baginya untuk mempelajari terlebih dahulu klien barunya daripada ketika auditor melanjutkan penugasan dari klien terdahulunya (Chen et al. 2004, dalam Veronica, 2011).
2.2.3 Pergantian Manajemen
Manajemen mempunyai fungsi diantaranya yaitu mengawasi aktivitas-aktivitas demi memastikan segala sesuatu terselesaikan sesuai rencana (Robbins, 2010:19). Dalam memenuhi fungsinya manajemen harus menyajikan laporan keuangan dengan benar, agar tidak dapat menyesatkan para pengguna laporan keuangan. Oleh karena itu, maka diperlukan adanya pengawasan yang dilakukan oleh auditor berupa suatu pemeriksaan. Pemeriksaan dilakukan agar para pengguna dapat percaya mengenai laporan keuangan yang disajikan.
Menurut Mulyadi (2002:15) jika dalam audit, auditor tidak menyetujui penyajian unsur tertentu dalam laporan keuangan yang material jumlahnya, maka auditor dapat membicarakan dengan manajemen dengan menyertakan penjelasan mengenai dasar pemikiran atau alasan ketidaksetujuan auditor terhadap penyajian unsur tesebut. Apabila manajemen menyetujui, maka unsur tersebut disajikan dalam laporan keuangan sesuai dengan saran auditor. Jika manajemen menolak alasan auditor, maka auditor tidak mempunyai wewenang untuk megubah informasi yang disajikan dalam laporan keuangan sesuai dengan pendapatnya, tetapi auditor dapat memberikan pengecualian dalam pendapatnya.
direksi berhenti karena kemauan sendiri. Apabila perusahaan mengubah dewan direksi, baik direktur maupun komisaris, akan menimbulkan adanya perubahan dalam kebijakan perusahaan dalam bidang akuntansi, keuangan, dan pemilihan KAP (Wahyuningsih, 2013).
Perubahan kebijakan suatu perusahaan mungkin akan terjadi setelah adanya manajemen yang baru dan perusahaan akan mencari Kantor Akuntan Publik (KAP) yang bisa diajak bekerja sama yang sejalan dengan kebijakan dan laporan keuangan perusahaannya.
Pergantian manajemen dapat terjadi secara rutin dan tidak rutin. Pergantian manajemen yang terjadi secara tidak rutin lebih cenderung dilakukan, dibandingkan dengan yang terjadi secara rutin. Pergantian manajemen yang dilakukan secara tidak rutin dilakukan karena adanya pertimbangan terhadap kondisi perusahaan, dimana struktur manajemen yang ada ternyata tidak mampu mengelola perusahaan dengan baik sehingga kondisi perusahaan menjadi kurang baik, untuk itu struktur yang ada kemudian diganti dengan struktur manajemen yang baru dengan harapan akan membawa perbaikan pada pengelolaan perusahaan (Wijaya, 2013). 2.2.4 Pertumbuhan Perusahaan
(Wijayanti, 2010 dalam Suarjana, 2015). Tingkat pertumbuhan perusahaan menjadi salah satu hal yang perlu dipertimbangkan bagi investor untuk membuat keputusan terhadap investasinya. Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa bisnis yang dijalankan oleh perusahaan tidak mengalami stagnancy. Pada beberapa penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti dikatakan bahwa pertumbuhan perusahaan ini seringkali diukur dengan presentase kenaikan sales atau presentase kenaikan asset (Wijaya et al., 2013).
Permasalahan pada pertumbuhan perusahaan dapat terjadi di negara berkembang dengan cepat, lambat, ataupun tidak mengalami perkembangan. Jika didalam satu sektor atau industri perusahaan mengalami pertumbuhan yang semakin pesat, maka perusahaan tersebut akan mengalami persaingan yang semakin ketat juga.
Dalam penelitian ini pertumbuhan perusahaan difokuskan pada rasio penjualan. Rasio pertumbuhan penjualan mengukur seberapa baik perusahaan mempertahankan posisi ekonominya, baik dalam industrinya maupun dalam kegiatan ekonomi secara keseluruhan (Weston dan Copeland, 1992 dalam Putri, 2015).
pertumbuhan akan cenderung menggunakan KAP yang lebih besar untuk menangani kebutuhan akan spesialisasi. Kondisi perusahaan yang terus tumbuh juga kemungkinan akan mengakibatkan pergantian auditor.
2.2.5 Kondisi Keuangan Perusahaan
2.3 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti
Hasil Penelitian
1 Aprilia, Ekka independen: Pergantian dan Ukuran KAP.
Analisis Regresi Logistik.
Hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa keempat variabel yang diteliti secara simultan berpengaruh terhadap auditor switching. Independen: Pergantian distress, Fee audit
Analisis Regresi Logistik.
Kualitas audit mempunyai pengaruh yang signifikan, sedangkan pergantian manajemen, qualified audit opinion, ukuran klien, kualitas audit, financial distress dan fee audit tidak berpengaruh signifikan.
3 Kistini, Dewi Sri and Joicenda
Variabel Dependen :
Nahumury (2014) Auditor
bahwa selama enam tahun pengamatan (2007-2012)
di perusahaan manufaktur
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), yang
variabel ukuran kantor akuntan publik memiliki efek yang signifikan pada perpindahan auditor. Sedangkan
ukuran KAP, financial
distress, intitutional
ownership, dan pergantian dan tingkat pertum
Analisis Regresi Logistik.
buhan klien
Hasil pengujian menunjukkan bahwa ukuran KAP, pergantian manajemen berpengaruh signifikan terhadap
pergantian KAP. Sedangkan komite audit tidak
berpengaruh signifikan terhadap
pergantian KAP.
6 Susan dan
Trisnawati (2011)
Variabel Dependen:
Auditor Switching.
Variabel Independen: Pergantian manajemen dan ukuran KAP berpengaruh signifikan terhadap keputusan melakukan auditor switch.
2.4 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu kerangka yang dapat menggambarkan antara variabel satu dengan variabel lainnya. Namun menurut Noor (2011) kerangka konseptual adalah konseptual mengenai bagaimana satu teori berhubungan diantara berbagai faktor yang telah diidentifikasikan penting terhadap masalah penelitian. Dalam kerangka pemikiran, peneliti harus menguraikan konsep atau variabel penelitiannya secara lebih rinci.
Berdasarkan telaah pustaka dari penelitian sebelumnya, dalam penelitian ini variabel independen yang digunakan adalah kualitas audit, pergantian manajemen, pertumbuhan perusahaan, dan kondisi keuangan perusahaan. Sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah auditor switching. Kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
H1
H2
H3
H4
Gambar 2.4.1 Kerangka Konseptual Kualitas Audit (X1)
Pergantian
Manajemen (X2)
Auditor
Switching
(Y)
Pertumbuhan Perusahaan (X3)
2.5 Hipotesis Penelitian
Menurut Sekaran (2009 : 235) mendefinisikan hipotesis sebagai perkiraan ilmiah tentang hubungan yang diperkirakan secara logis antara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. Pada bagian ini akan ditunjukkan pengaruh variabel independen terhadap pengaruh variabel dependen. Berdasarkan kerangka konseptual diatas, pada penelitian ini dapat diuraikan hipotesis-hipotesis sebagai berikut:
2.5.1 Pengaruh Kualitas Audit terhadap Auditor Switching
oleh kliennya. Namun jika KAP memiliki reputasi dengan nilai baik yang dianggap dapat memberikan kemajuan serta pengembangan perusahaan dan mempunyai kualitas yang tinggi, maka perusahaan yang go public tidak akan melakukan auditor switching
H1 : Kualitas audit berpengaruh negatif terhadap auditor switching.
2.5.2 Pengaruh Pergantian Manajemen terhadap Auditor Switching Pergantian manajemen adalah pergantian direksi perusahaan sebagai akibat dari keputusan Rapat Umum Pemegang Saham atau direksi berhenti karena dengan adanya kemauan sendiri (Endina Sulistiarini dan Sudarno, 2012 dalam Kistini, 2014). Menurut Nagy (2005) dalam Ari Juliantari (2013) perusahaan akan mencari auditor yang sejalan dengan kebijakan perusahaan dan pelaporan akuntasinya. Sehingga dapat diasumsikan bahwa pergantian manajemen dapat dilakukan untuk memilih auditor yang baru yang sepakat dengan kebijakan akuntansi perusahaan.Berdasarkan pernyataan tersebut, maka hipotesis dirumuskan sebagai berikut:
H2 : Pergantian manajemen berpengaruh positif terhadap auditor switching.
Secara umum pertumbuhan perusahaan dapat mengukur kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perusahaan dan akan berdampak pada permintaan KAP yang dapat mempengaruhi agency cost. Salah satu indikator tingkat pertumbuhan perusahaan adalah penjualan, karena penjualan merupakan kegiatan operasi yang utama dalam auditee. Pada umumnya, jika auditee yang memiliki tingkat pertumbuhan penjualan yang positif, maka perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Oleh sebab itu penelitian ini mempunyai tujuan untuk membuktikan apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap auditor switching.
H3
2.5.4 Pengaruh Kondisi Keuangan Perusahaan terhadap Auditor Switching
: Pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap auditor switching.