• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implikatur Percakapan dalam Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implikatur Percakapan dalam Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep 2.1.1 Implikatur

Penutur dan mitra tutur dapat secara lancar berkomunikasi karena mereka berdua memiliki kesamaan latar belakang pengetahuan tentang sesuatu yang dipertuturkan itu. Di antara penutur dan mitra tutur terdapat semacam kontrak percakapan tidak tertulis bahwa apa yang sedang dipertuturkan itu saling dimengerti (Rahardi, 2005:42). Jadi, peneliti menyimpulkan bahwa implikatur sangat dipengaruhi oleh konteks yang melatarbelakangi ujaran peserta pembicara. Konteks tersebut memudahkan pembicara untuk menangkap makna implikatur.

2.1.2 Konteks

Konteks berasal dari Bahasa Latin contexerce yang berarti ‘menjalin bersama’. Kata konteks merujuk pada keseluruhan situasi, latar belakang, atau lingkungan yang berhubungan dengan dirinya, yang terjalin bersama.Jadi, peneliti menyimpulkan bahwa konteks merupakan latar belakang pengetahuan yang dimiliki oleh penutur dan lawan tutur.

Hymes (dalam Chaer, 2004:48), seorang pakar linguistik terkenal mengatakan bahwa suatu peristiwa tutur harus memenuhi delapan komponen yang bila huruf-huruf pertamanya dirangkaikan menjadi SPEAKING.

(2)

1. S (Setting and Scane), 2. P (Participants), 3. E (Ends),

4. A (Act Sequence), 5. K (Keys),

6. I (Intrumentalities), 7. N (Norm of Interaction), 8. G (Genres).

Setting berkenaan dengan tempat dan waktu tuturan berlangsung, sedangkan scene mengacu pada situasi tempat dan tempat atau situasi psikologis pembicaraan. Waktu, tempat, dan situasi tuturan yang berbeda dapat menyebabkan penggunaan variasi bahasa yang berbeda. Berbicara di lapangan sepak bola pada waktu ada pertandingan sepak bola dalam situasi yang ramai tentu berbeda dengan pembicaraan di ruang perpustakaan pada waktu banyak orang membaca dan dalam keadaan sunyi. Di lapangan sepak bola, kita boleh berbicara keras-keras, tetapi di ruang perpustakaan harus seperlahan mungkin.

(3)

denganorang tua atau gurunya bila dibandingkan kalau ia berbicara dengan teman sebayanya.

Ends merujuk pada maksud dan tujuan pertuturan. Peristiwa tutur yang terjadi di ruang pengadilan bermaksud untuk menyelesaikan suatu kasus perkara, namun para partisipan di dalam peristiwa tutur itu mempunyai tujuan yang berbeda. Jaksa ingin membuktikan kesalahan terdakwa, pembela berusaha membuktikan bahwa terdakwa tidak bersalah, sedangkan hakim berusaha memberikan keputusan yang adil.

Act sequence mengacu pada bentuk ujaran dan isi ujaran. Bentuk ujaran ini berkenaan dengan kata-kata yang digunakan, bagaimana penggunaannya, dan apa hubungan antara yang dikatakan dengan topik pembicaraan. Bentuk ujaran dalam bentuk umum, dalam percakapan biasa, dan dalam pesta adalah berbeda. Begitu juga dengan isi yang dibicarakan.

Keys mengacu pada nada, cara, dan semangat di mana suatu pesan disampaikan; dengan senang hati, dengan serius, dengan singkat, dengan sombong, dengan mengejek, dan sebagainya. Hal ini dapat juga ditunjukkan dengan gerak tubuh dan isyarat.

Instrumentalities mengacu pada jalur bahasa yang digunakan, seperti jalur lisan, tertulis, melalui telegraf atau telepon. Instrumentalis ini juga mengacu pada kode ujaran yang digunakan, seperti bahasa, ragam dialek atau register.

(4)

Genres mengacu pada jenis bentuk penyampaian, seperti narasi, puisi, pepatah, doa, dan sebagainya.

2.1.3 Novel

Novel adalah jenis prosa yang mengandung unsur tokoh, alur, latar rekaan, yang menggelarkan kehidupan manusia atas dasar sudut pandang pengarang dan mengandung nilai hidup, diolah dengan teknik lisan dan ragaan yang menjadi dasar konvensi penulisan (Teeuw, 1984:136). Jadi, novel adalah jenis prosa baru setelah puisi dan drama yang menyajikan peristiwa kehidupan pada saat novel itu diciptakan. Novel mengandung unsur tokoh, alur, rekaan, yang biasanya disebut dengan unsur intrinsik. Novel mengandung sejarah dan dokumen kehidupan yang diperankan oleh tokoh di dalam novel. Adapun unsur di luar karangan, yaitu berupa faktor sosial, agama, politik, dan ekonomi, disebut dengan unsur ekstrinsik. Unsur ekstrinsik hadir untuk memperkuat sisi kehidupan yang nyata dalam novel.

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Pragmatik

(5)

yang mereka ajak bicara, di mana, kapan, dan dalam keadaan apa. Pragmatik mengkaji lima hal, yaitu deiksis, pranggapan, tindak tutur, implikatur, dan struktur wacana.Jadi, peneliti menyimpulkan bahwa pragmatik adalah cabang ilmu linguistik yang mempelajari tentang penggunaan bahasa di dalam komunikasi khususnya hubungan antara konteks dan situasi tempat kalimat digunakan.

Dalam penelitian ini, pembicaraan mengenai kajian pragmatik lebih dibatasi pada implikatur.

2.2.2 Implikatur

Menurut Grice (dalam Nababan, 1987:28), implikatur adalah maksud suatu ucapan atau apa yang diimplikasi. Jadi, peneliti menyimpulkan bahwa implikatur merupakan penghubung antara yang dikatakan atau dengan yang dimaksudkan. Menurut Gunpers (dalam Lubis, 1993:68), inferensi (implikatur) adalah proses interpretasi yang ditentukan oleh situasi dan konteks. Menurut Grice (dalam Soemarno, 1988:171), ada kaidah yang mencakup peraturan bagaimana percakapan yang dapat dilakukan secara efektif dan efisisen. Kaidah ini terdiri atas dua pokok kaidah, yaitu: (1) prinsip kooperatif yang menyatakan “katakan apa yang diperlukan pada saat terjadinya percakapan dengan memegang tujuan dari percakapan itu”, (2) empat maksim percakapan yang terdiri atas maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim relevan, dan maksim pelaksanaan.

Di bawah ini diuraikan satu persatu Prinsip Kerja Sama (PKS) rumusan Grice (dalam Purba, 2002:49-54), yaitu:

(6)

Setiap peserta percakapan/pembicaraan memberikan kontribusi yang secukupnya atau sesuai dengan yang diperlukan.

(1) Sumbangan Anda seinformatif yang dibutuhkan; dan

(2) Jangan memberikan sumbangan atau keterangan lebih informatif daripada yang diperlukan.

Contoh MKuan adalah:

(1) A: Apakah Anda sudah sarapan? B: Ya, sudah.

Dalam dialog (1) antara A dan B terdapat kerja sama yang baik karena B benar-benar memberikan kontribusi secara kuantitas memadai dan mencukupi. (2) A: Apakah Anda sudah sarapan?

B: Belum. Istri dan anak-anak saya sejak kemarin berlibur di Yogyakarta. Saya bangun kesiangan sehingga saya tidak sempat masak.

Dalam dialog (2) antara A dan B tidak terdapat kerja sama yang baik karena B memberikan kontribusi yang berlebihan. Kontribusi B yang berupa informasi istri dan anak-anak yang berlibur di Yogyakarta, bangun kesiangan, dan tidak sempat masak belum diperlukan oleh A.

2. Maksim Kualitas (MKual)

Setiap peserta pembicaraan harus mengatakan hal yang sebenarnya. Kontribusi peserta pembicaraan harus didasarkan bukti atau fakta yang memadai.

(1) Jangan Anda katakan apa yang Anda anggap salah, dan

(7)

Contoh MKual adalah:

(1) Riza: Sri, Dewi kuliah di mana, ya?

Sri: Dia tidak kuliah di USI seperti kau, tapi di UISU.

Dalam dialog (1) Sri memberikan kontribusi yang melanggar maksim kualitas. Hal itu menimbulkan Riza berpikiran agak lama untuk mengetahui mengapa Sri memberikan kontribusi seperti itu yang ia anggap salah. Riza tidak mengharapkan Sri memberikan kontribusi seperti itu. Dengan bukti-bukti yang memadai akhirnya Riza mengetahui bahwa Sri salah karena membandingkan Riza yang kuliah di UISU sedangkan Dewi di USI. Dari jawaban Sri itu dapat diketahui bahwa kuliah di UISU lebih baik daripada di USI. Dengan demikian, jawaban Sri itu merupakan suatu ejekan bagi Riza. (2) Riza: Sri, Dewi kuliah dimana, ya?

Sri: Dia kuliah di UISU, Universitas Islam Sumatera Utara.

Dalam dialog (2) jawaban Sri dianggap sudah menyatakan atau memberikan kontribusi yang sebenarnya. Dengan demikian, jawaban Sri sudah benar.

3. Maksim Hubungan atau Relevansi (MRel)

Setiap peserta pembicaraan harus memberikan kontribusi yang berhubungan atau relevan dengan masalah pembicaraan.

(1) Perkataan Anda harus relevan atau berhubungan atau sesuai; dan (2) Berikan informasi yang relevan saja.

Contoh MRel adalah:

(8)

Firman: Di kamar belajarmu.

Dalam dialog (1), informasi yang disampaikan Firman ada relevansinya dengan pertanyaan Fajar. Jawaban Firman, “Di kamar belajarmu” ada relevansinya dengan pertanyaan Fajar, “Di mana kotak permenku?”.

(2) Fajar: Dimana kotak permenku?

Firman: Anak-anak masuk ke dalam kamar belajarmu pagi tadi.

Dalam dialog (2), informasi yang disampaikan Firman ada relevansinya dengan pertanyaan Fajar dengan nalar sebagai berikut. Walaupun Firman tidak mengetahui jawaban itu dapat membantu Fajar mendapatkan jawaban yang benar karena jawaban yang benar Fiman mengandung implikasi bahwa mungkin anak-anaklah yang memakan permen atau gula-gula tersebut, atau mereka setidak-tidaknya tahu di mana permen itu.

4. Maksim Cara atau Maksim Pelaksanaan (MPel)

Setiap peserta pembicara berbicara secara langsung, tidak kabur, tidak taksa (ambigu), dan tidak berlebihan serta runtut.

(1) Hindari ketidakjelasan atau kekaburan (2) Hindari kesibukan

(3) Hindari kata-kata berlebihan yang tidak perlu (4) Anda harus berbicara teratur.

Contoh MPel adalah:

(1) Ucok: Siapa teman Anda orang Korea itu? Ujang: K-I –M E-O-K S-O-O.

(9)

Dalam dialog (1), jawaban Ujang merupakan jawaban yang kabur atau tiddak jelas karena jawabannya dilakukan dengan mengeja. Nama orang itu KIMEOKSOO dalam bahasa Korea yang ditulis dengan huruf Hanggul, tetapi pengucapannya dieja sehingga mengaburkan bagi pendengarnya, yaitu Ucok. (2) Ucok: Itu dia, guru baru datang.

Ujang: Dia guru baru? Ucok: Bukan.

Dalam dialog (2), kalimat yang disampaikan Ucok, “Guru baru datang” menimbulkan ketaksaan atau mengandung makna lebih dari satu, yaitu “Guru, baru datang” dan “Guru baru, datang.”

(3) Orang tua murid: Atas perhatian, kebijaksanaan, dan kemurahan hati Bapak, saya ucapkan beribu banyak terima kasih.

Guru: Sama-sama.

Dalam dialog (3) dapat dilihat bahwa sebenarnya pernyataan yang disampaikan oleh orang tua murid itu berlebihan. Dia mengatakan “Atas perhatian, kebijaksanaan, dan kemurahan hati Bapak, saya ucapkan beribu banyak terima kasih.” Sebenarnya orang tua murid itu cukup dengan mengucapkan, “Atas perhatian Bapak, saya ucapkan terima kasih,” atau “Atas kebijaksanaan Bapak, saya ucapkan terima kasih.” Kalimat-kalimat itu lebih efektif daripada kalimat-kalimat yang diucapkan orang tua murid itu.

(4) Tini: Bagaimana rumah yang baru Anda beli?

Tono: Alhamdulillah, cukup memuaskan bagi keluarga saya.

(10)

dibelinya dengan menggunakan bahasa yang efektif, bahasa yang digunakan bersesuaian dengan konsep yang ingin disampaikan, yaitu tentang rumah yang baru dibelinya sehingga menimbulkan kejelasan bagi Tini.

2.2.3 Prinsip Kesantunan (PS)

Prinsip kesantunan juga termasuk kaidah yang perlu diperhatikan oleh setiap peserta percakapan agar komunikasi berjalan dengan nyaman dan penuh kesantunan. Prinsip kesantunan yang sampai dengan saat ini dianggap paling lengkap, paling mapan, dan relatif paling komprehensif telah dirumuskan oleh Leech (1983). Kemudian Tarigan (dalam Rahardi, 2005:59) menerjemahkan maksim-maksim dalam PS yang dirumuskan oleh Leech (1983) sebagai berikut.

1. Maksim Kebijaksanaan (MKb) (1) Kurangi kerugian orang lain. (2) Tambahi keuntungan orang lain.

2. Maksim Kedermawanan (MKd) (1) Kurangi keuntungan diri sendiri. (2) Tambahi pengorbanan diri sendiri.

(11)

4. Maksim Kesederhanaan (MKh) (1) Kurangi pujian pada diri sendiri. (2) Tambahi cacian pada diri sendiri.

5. Maksim Permufakatan (MPf)

(1) Kurangi ketidaksesuaian antara diri sendiri dengan orang lain. (2) Tingkatkan persesuaian antara diri sendiri dengan orang lain.

6. Maksim Kesimpatian (MKs)

(12)

2.3 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka dilakukan untuk mendukung penelitian yang sedang dilakukan. Berdasarkan tinjauan pustaka yang dilakukan oleh peneliti, maka ada beberapa sumber yang relevan untuk membantu penelitian ini.

Tresnawati (2005), dalam skripsinya yang berjudul “Implikatur Percakapan Sebagai Unsur Utama Pengungkapan Humor dalam Wacana Komedi Situasi Bajai Bajuri”, membahas tentang perwujudan prinsip kerja sama, prinsip kesantunan, dan tipe-tipe humor atas dasar motivasi, topik, dan teknik penciptaannya sebagai penyebab timbulnya implikatur percakapan yang menjadi unsur utama pengungkapan humor. Metode yang digunakan dalam penelitiannya ini adalah metode deskriptif bersifat kualitatif. Untuk mengumpulkan data, dia menggunakan metode simak dan data dianalisis dengan menggunakan metode padan. Dia menggunakan teori implikatur percakapan yang diungkapkan Grice dan prinsip kesantunan yang diungkapkan Leech. Dari hasil analisis penelitiannya diperoleh temuan bahwa ternyata bukan hanya pelanggaran yang menimbulkan implikatur percakapan, namun bentuk pematuhan terhadap prinsip kerja sama Grice, prinsip kesantunan Leech, dan tipe-tipe humor berdasarkan topik, motivasi, dan teknik penciptaannya pun dapat menimbulkan implikatur percakapan dengan maksud menerangkan apa yang mungkin diartikan, disiratkan, atau dimaksudkan oleh penutur di dalam suatu percakapan yang berfungsi sebagai unsur utama pengungkapan humor. Penelitiannya ini memberi sumbangan bagi peneliti dalam menganalisis prinsip kesantunan/sopan santun.

(13)

tentang prinsip kerja sama dalam maksim percakapan yang dilanggar ataupun yang sulit dihindari dalam debat kandidat calon kepala daerah DKI Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitiannya adalah metode deskriptif bersifat kualitatif. Untuk mengumpulkan data, dia menggunakan metode simak dan data dianalisis dengan menggunakan metode padan. Dia menggunakan teori implikatur percakapan yang diungkapkan Grice dalam penelitiannya. Dari hasil analisis penelitiannya diperoleh temuan bahwa telah terjadi pelanggaran maksim percakapan yang dilakukan oleh para calon cagub dan cawagub yaitu maksim kualitas, maksim relevansi, maksim kuantitas, dan maksim cara. Pelanggaran terjadi disebabkan tanggapan-tanggapan yang dikemukakan para kandidat tidaklah relevan terhadap pertanyaan panelis, tidak jelas, kurang memiliki bukti, dan memberikan informasi lebih dari yang ditanyakan. Tesis ini bermanfaat bagi penulis dalam memahami prosedur penelitian deskriptif-kualitatif, mengetahui cara menganalisis data, dan menggunakan teori implikatur pada data yang akan dianalisis.

(14)

pelanggaran maksim relevansi, 10 pelanggaran maksim kuantitas, 8 pelanggaran maksim kualitas, dan 7 pelanggaran maskim cara. Berdasarkan analisis data implikatur-implikatur tersebut muncul untuk alasan, (1) Penutur ingin memberikan informasi kepada mitra tutur, (2) penutur ingin mengalihkan pembicaraan, (3) Penutur ingin menjaga kesopanan, (4) Penutur ingin menutupi sesuatu yang tidak ingin diketahui oleh mitra tutur, (5) Penutur ingin menolak secara halus, (6) Penutur ingin meminta sesuatu kepada mitra tuturnya, (7) Penutur ingin memperoleh informasi dari mitra tutur. Penelitiannya ini memberi sumbangan bagi peneliti dalam memahami penggunaan teori implikatur percakapan pada data percakapan di novel.

(15)

tindak tutur ilokusi yang dikemukakan Searle, disimpulkan bahwa bahasa iklan produk kosmetik di televisi mengandung ilokusi representatif jenis mengusulkan, direktif jenis menyuruh, komisif jenis menawarkan, dan ekpresif jenis memuji. Penelitiannya ini memberi sumbangan bagi peneliti dalam memahami teori implikatur percakapan.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penulisan skripsi ini adalah menghasilkan produk instrumen aspek sikap sosial pada pembelajaran tematik siswa kelas 4 dengan tema 8 subtema 2

Esensi pertahanan dan keamanan adalah perlawanan rakyat semesta untuk menghadapi setiap bentuk ancaman terhadap keselamatan bangsa dan negara, yang penyelenggaraanya disusun

Batasan masalah dalam penelitian ini hanya difokuskan kepada upaya pencapaian target penerimaan pajak yakni melalui kepatuhan pajak yang akan diteliti dengan

Dampak nyata pembangunan sektor pariwisata bagi daerah adalah sebagai salah satu sumber bagi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Provinsi Kalimantan Barat

Dengan demikian informasi rencana pembelian kembali saham ( buyback ) diterima oleh pasar dan dipandang sebagai good news ditandai dengan adanya perubahan harga saham yang

Berdasarkan hasil analisis tentang perbandingan organoleptik dalam pengolahan kue dengan menggunakan bahan biasa dan bahan instant, maka dapat diambil beberapa kesimpulan: Aroma dari

Dengan kegiatan membaca nyaring, siswa mampu mengidentifikasi kalimat yang di dalamnya terdapat kosakata berkaitan dengan peristiwa siang/malam hari

akan dilakukan berjudul “ Implementasi Sebagian Self-Regulated Learning Untuk Meningkatkan Kognitif Siswa SMK Berbantuan Multimedia.