• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Sistem Pengaku (Stiffener) pada Gelagar Pelat Girder Penampang - I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisa Sistem Pengaku (Stiffener) pada Gelagar Pelat Girder Penampang - I"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Baja adalah salah satu bahan konstruksi yang memiliki kekuatan tarik

yang tinggi. Salah satu sifat baja adalah sifat keliatannya (ductility). Keliatan

(ductility) adalah kemampuan untuk berdeformasi secara nyata baik dalam

tegangan maupun dalam kompresi sebelum terjadi kegagalan

{ Joseph E. Bowles, 1985 }.

Suatu struktur dikatakan aman atau kuat apabila struktur mampu menahan

gaya – gaya yang terjadi pada struktur, lendutan ataupun tegangan yang mungkin

timbul akibat adanya pembebanan pada struktur tersebut. Oleh sebab itu, dalam

mendesain sebuah struktur konstruksi bangunan perencana harus merancang

dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas dengan sebaik mungkin. Biasanya

struktur dirancang memiliki kekuatan yang tinggi, sehingga struktur mampu

memikul beban yang sudah direncanakan dan berada pada kondisi yang aman.

Dalam tugas akhir ini yang ditinjau adalah pengaku (stiffener) pada

gelagar pelat girder. Apabila sebuah batang lurus mendapatkan gaya tekan aksial,

semakin lama semakin besar gaya tekan aksialnya maka batang tersebut akan

mengalami deformasi (perubahan bentuk). Perubahan bentuk tersebut menjadi

melengkung, hal ini dinamakan tekuk. Baja juga memiliki kelemahan. Baja lemah

terhadap gaya tekan, sehingga sering terjadi permasalahan konstruksi yaitu

(2)

Profil yang digunakan pada gelagar pelat girder adalah pelat yang tersusun

sehingga membentuk tampang – I. Profil ini memiliki ketebalan badan (web) yang

tidak terlalu tebal. Sehingga bagian badan profil (web) akan lebih cenderung

mengalami tekuk. Hal ini yang menyebabkan dipasangnya pengaku (stiffener)

pada gelagar pelat girder yang bertujuan untuk membuat gelagar pelat girder

menjadi lebih kaku (rigid).

Dengan berkembangnya teknologi sesuai dengan perkembangan zaman,

perhitungan mengenai tekuk (buckling) juga dapat dihitung dengan bantuan

program. Dalam tugas akhir ini program yang digunakan adalah program ANSYS.

ANSYS merupakan salah satu perangkat lunak yang dipakai untuk menganalisa

masalah rekayasa di bidang engineering.

1.2Rumusan Masalah

Suatu struktur pengaku (stiffener) pada gelagar pelat girder akibat beban

yang bekerja berupa beban mati (berat sendiri gelagar), beban mati tambahan dan

beban hidup maka ditentukan berapa ukuran gelagar pelat girder dan pengaku

yang memenuhi syarat yang dapat menahan beban yang bekerja sesuai dengan

peraturan SNI 03 – 1729 – 2002 serta menganalisis tekuk badan dan tekuk sayap

yang terjadi pada gelagar pelat girder dan membandingkan hasilnya dengan

bantuan program ANSYS.

1.3 Tujuan dan Manfaat

Adapun maksud dan tujuan penulisan tugas akhir ini adalah:

(3)

2. Untuk menganalisa perilaku pengaku (stiffener) untuk mengatasi tekuk

badan dan tekuk sayap yang terjadi pada gelagar pelat girder.

3. Untuk mengetahui penggunaan program ANSYS terhadap analisa tekuk

badan dan tekuk sayap yang terjadi pada gelagar pelat girder.

1.4 Pembatasan Masalah

Dalam analisa ini banyak permasalahan yang akan ditinjau, maka untuk

memudahkan analisa pada penulisan ini diadakan pembatasan – pembatasan dan

penyederhanaan masalah sebagai berikut :

1. Pendimensian balok girder berpenampang – I.

2. Perletakan sederhana (sendi – rol).

3. Pendimensian ukuran, tebal dan jarak antar pengaku (stiffener).

4. Tidak diperhitungkan adanya gaya gempa dan angin yang bekerja pada

gelagar pelat girder.

5. Perhitungan berdasarkan rumus – rumus yang terdapat di dalam SNI

03 – 1729 – 2002.

6. Menggunakan bantuan program ANSYS sebagai pengontrol hasil

perhitungan manual.

1.5 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah metode

studi literatur, yaitu dengan menggunakan aplikasi rumus – rumus yang sudah ada

yaitu dengan metode LRFD (Load and Resistance Factor Design) serta SNI 03 –

(4)

MULAI

PERUMUSAN MASALAH

STUDI LITERATUR

TAHAP DESAIN DATA :

 Perhitungan pembebanan pada gelagar  Pendimensian balok girder tampang - I  Beban mati (berat sendiri gelagar),

beban mati tambahan dan beban hidup saja yang diperhitungkan

PENGOLAHAN DATA :

A. Analisa Struktur Manual Dengan Metode LRFD

B. Analisa Dengan Menggunakan Program ANSYS

HASIL DAN PEMBAHASAN :

Membandingkan hasil

perhitungan secara manual dan dengan bantuan program ANSYS

(5)

1.6 Sistematika Penulisan

Penulisan tugas akhir ini terdiri dari lima dengan sistematika penulisan

sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini berisi tentang penjelasan tentang latar belakang, rumusan

masalah, tujuan dan manfaat, pembatasan masalah, metodologi penelitian

serta sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab ini menjelaskan tentang teori-teori serta rumus-rumus yang digunakan

dalam perhitungan.

Bab III Pendimensian Pelat Girder Dengan Metode LRFD

Pada bab ini berisi penjelasan tentang tahap-tahap perhitungan dalam

mendesain sebuah gelagar pelat girder dengan menggunakan metode LRFD.

Bab IV Penggunaan ANSYS Dalam Analisa Tekuk Dan Geser

Pada bab ini berisi penjelasan tentang analisa tekuk dan geser yang terjadi

pada pelat girder yang telah didesain menggunakan metode LRFD dengan

bantuan program ANSYS.

Bab V Kesimpulan Dan Saran

Bab ini berisi tentang kesimpulan yang dapat diambil dari hasil dan

pembahasan tugas akhir ini, serta saran yang dapat menunjang dalam

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa cara untuk mengurangi atau mengatasi bahaya tekuk dari kolom profil C adalah dengan memberikan pengaku baja tulangan yang menghubungkan antara sayap atas dan bawah

lampiran 3, diperoleh rasio Inersia (Ix) gelagar V/1 =1,05... Perhitungan Beban Secara Teoritis Berdasarkan Tegangan Geser Gaya geser yang dapat dipikul oleh badan pada gelagar

Dimana pada tugas akhir ini penulis akan menganalisa kehilangan gaya prategang yang terjadi pada girder dan membandingkan perilaku struktur terhadap pilar persegi

Perhitungan balok atau girder dengan pelat hadap yang amat lebar, seperti misalnya pelat yang berpenegar, tidak dapat lagi dilaksanakan berdasar pada teori lenturan

Pemecahan tekuk lateral torsi pada balok pelat badan kaku berpengaku vertikal dengan momen konstan dicoba menggunakan beda hingga.. Hasilnya

Pada perencanaan girder terserbut ada beberapa kondisi yang bisa dikatakan ekstrim karena perbandingan antara tegangan yang terjadi dengan tegangan izin

 Untuk mengetahui harga/nilai laju korosi yang terjadi pada pelat karbon type A36 dengan diberikan luasan goresan (Scratch) pada HAZ, Weld metal dan Base metal dengan

Girder didesain dengan sistem prategang penuh yang berarti komponen struktur didesain pada beban kerja tidak terjadi tegangan tarik.. Namun dalam pelaksanaannya