• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus Tentang Komplikasi Diabetes Melitus di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Medan Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus Tentang Komplikasi Diabetes Melitus di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Medan Tahun 2015"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan seksresi insulin, kerja insulin atau keduanya. World Health Organization (WHO) Diabetes Melitus merupakan suatu kumpulan masalah anatomi dan kimiawi dari sejumlah faktor dimana didapati defisiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan fungsi insulin (Gustian, 2012). Diabetes Melitus merupakan suatu gangguan kronis yang ditandai dengan metabolisme karbohidrat dan lemak yang relative kekurangan insulin. Diabetes melitus yang utama di klasifikasikan menjadi diabetes melitus tipe I Insulin Dependen Diabetes Melitus (IDDM) dan tipe II Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM) (Hasdianah, 2012).

(2)

Di Indonesia berdasarkan penelitian epidemiologis didapatkan prevalensi Diabetes Melitus sebesar 1,5-2,3% pada penduduk yang usia lebih 15 tahun, bahkan di daerah urban prevalensi Diabetes Melitus sebesar 14,7% dan daerah rural sebesar 7,2%. Prevalensi tersebut meningkat 2-3 kali dibandingkan dengan Negara maju, sehingga Diabetes Melitus merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius, dan dapat terjadi pada lansia (Riyadi, S & Sukarmin, 2008).

Di Indonesi menurut International Diabetes Foundation (IDF) terdapat 1785 penderita diabetes melitus yang mengalami komplikasi neuropati (63,5%), retinopati (42%), nefropati (7,3%), makrovaskuler (16%), mikrovaskuler (6%), luka kaki diabetik (15%). Banyaknya komplikasi yang ditimbulkan, maka tindakan pencegahan yang dapat dilakukan oleh penderita diabetes melitus untuk mencegah timbulnya komplikasi, yaitu dengan melakukan kontrol kadar gula darah, latihan jasmani, konsumsi obat anti diabetik, dan perawatan kaki diabetik yang penting dilakukan oleh penderita diabetes melitus (Purwanti, 2013).

Komplikasi Diabetes melitus jangka lama termasuk penyakit kardiovaskuler (risiko ganda), kegagalan kronis ginjal (penyebab utama dialisis), kerusakan retina yang dapat menyebabkan kebutaan, serta kerusakan saraf yang dapat menyebabkan impotensi dan ganggren dengan risiko amputasi. Komplikasi yang lebih serius lebih umum bila kontrol kadar gula darah buruk (Purnamasari, 2009).

(3)

melitus, kadang-kadang anaknya tidak ada yang menderita penyakit tersebut (Tjokroprawiro, 2011).

Angka kesakitan dan kematian pada diabetes melitus meningkat diberbagai negara, hal ini dikaitkan dengan insidensi yang sangat cepat meningkat dan progresivitas penyakitnya juga disebabkan faktor ketidaktahuan penderita sendiri, atau penderita pada umumnya datang sudah disertai dengan komplikasi yang lanjut dan berat. Kalau ditinjau lebih dalam lagi, ternyata hiperglikemia ini merupakan awal bencana bagi penderita diabetes, hal ini terbukti dan terjadi juga pada penderita dengan gangguan toleransi glukosa yang sudah terjadi kelainan komplikasi vaskuler (Permana, 2006).

Berdasarkan hasil-hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa upaya pencegahan harus dimulai sejak awal, yaitu saat Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) ataupun sejak ditemukannya faktor risiko diabetes melitus yang dapat diperbaiki. Upaya perubahan gaya hidup yang meliputi penurunan berat badan dengan mengurangi asupan kalori dan meningkatkan aktivitas fisik, harus selalu ditekankan mengingat tingkat keberhasilan yang cukup baik, biaya yang rendah serta hampir tanpa risiko (Soewondo, 2006).

(4)

Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa peningkatan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan non formal saja, akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang suatu obyek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan obyek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap obyek tertentu (Notoatmodjo, 2014). Di Sumatera Utara, menurut Profil RSUD dr. Pirngadi penyakit diabetes melitus merupakan jenis penyakit yang paling banyak diderita pasien yang melakukan kunjungan ke RSUD dr. Pirngadi Medan selama Januari-Desember Tahun 2014 Diabetes melitus menduduki peringkat pertama diantara 10 besar penyakit sepanjang tahun 2014 di RSUD dr. Pirngadi Medan sebanyak 1050 pasien dari 11779 kunjungan (Profil RSUD dr. Pirngadi Medan 2014).

(5)

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah pengetahuan pasien diabetes melitus tentang komplikasi diabetes melitus di RSUD dr.Pirngadi Medan Tahun 2015 ?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan pasien diabetes melitus tentang komplikasi diabetes melitus di RSUD dr.Pirngadi Medan Tahun 2015.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan bagi Mahasiswa keperawatan Universitas Sumatera Utara dan juga sebagai bahan kajian bagi Mahasiswa yang tertarik untuk meneliti tentang pengetahuan pasien diabetes melitus tentang komplikasi diabetes melitus.

1.4.2 Bagi Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber data dasar, dan sumber informasi dalam upaya peningkatan pelayanan keperawatan, terutama untuk pemberian pendidikan kesehatan berupa pengetahuan tentang penyakit dan komplikasi diabetes melitus.

1.4.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

Referensi

Dokumen terkait

bahwa untuk pelaksanaan pekerjaan Rehabilitasi Rusak Berat Ruang Kelas MTsN Dana Optimalisasi Pagu Defenitif pada MTsN Panti Kabupaten Pasaman Tahun 2012, perlu ditunjuk

a. Media komunikasi ini tergolong unik dan sangat populer digunakan oleh bangsa Indian di Amerika. Asap dapat digunakan untuk mengirimkan informasi rahasia kepada teman maupun

[r]

Dalam hal ini, Penulis mencoba membuat aplikasi Penjualan dan stok barang pada Softcore Distro menggunakan Visual Basic 6 dan Microsoft Access, agar data-data barang yang keluar

dalam arahannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada jajaran Polda Bali yang telah mengantisipasi peningkatan aktivitas Gunung Agung dengan Operasi Aman Nusa II yang sudah dari

Menurut AKP Masri indak pidana pencurian barang berupa besi Rantai alat stasim mill (alat untuk mengilas tebu) yang bukan haknya di dalam lokasi pabrik gula PTPN VII Cinta Manis

Aplikasi yang dibuat ini adalah sebuah aplikasi untuk memantau dan mengontrol data buku yang masuk dan buku yang keluar pada perpustakaan, sehingga informasi tentang buku yang masuk

Polda Bali - Para pengungsi berasal dari Banjar Dinas Batu Dawe, Tulamben, Kubu yang menempati pos pengungsian di Banjar Babakan, Purwakerti, Abang, Karangasem diajak berakti tas